1 SM

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

MAKNA KOMUNIKASI NON VERBAL DI KALANGAN GIGOLO KOTA

PEKANBARU

Oleh:
Adhitya Putra Ruli
ulie_aditya28@yahoo.com
Pembimbing:Nova Yohana, S.Sos M.I.Kom

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Riau, Pekanbaru
Kampus Bina Widya Jl.HR Subrantas Km. 12,5 Simpang Baru Pekanbaru
28293
Telp/Fax 0761-63272

Abstract

Non-verbal communication is a communication process in which the message was


delivered did not use words. Examples of non-verbal communication is to use gestures, body
language, facial expressions and eye contact, the use of objects such as clothes, haircuts,
symbols, as well as how to talk like intonation, emphasis, sound quality, style emotion and style
of speaking. Dimensions of non-verbal communication that is primarily behavioral kinesic,
paralinguistic, proxemics, and artifacts. The purpose of this study was to determine how the
meaning of a message from kinesic behavior, paralinguistic messages, proxemic, and the
meaning of the artifacts used by gigolo as a non-verbal communication to get customers /
clients.
This research is expected to contribute to the academic enrichment of activities that
apply non-verbal communication. This research was conducted at the Social Department of
Riau Province where located in the Sudirman. This study took place in December 2015 to June
2016. This study used descriptive qualitative research methods that explain and interpret the
data collected and used. The data were collected by observation, interview, and documentation.
The data validity checking carried out by the extension of participation and triangulation.
The results of this study indicate that gigolo apply non-verbal communication
profesionally, namely in terms of the behavior of kinesic, paralinguistic, proxemic message, and
artifacts. In terms of behavior kinesic gigolo apply illustrator and display effect in attracting
clients. All the actors created paralinguistic actions are an attempt to make prospective clients
feel comfortable around him. They practice Proxemic behavior not just as a courtesy, but more
than that they use as a tool to get the attention and interest of his client. While the artifacts do to
stimulate in order to become more effective in communication.

Keyword : Non Verbal Communication, Kinesic, Gigolo

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 Page 1


PENDAHULUAN dilakoni oleh kaum wanita sebagai pemberi
layanan kepuasan. Banyak bentuk praktek
Sebagaimana diketahui bahwa komersialisasi seks yang dilakukan melalui
permasalahan sosial yang terkait dengan beragam media dan bahkan lokasi khusus
gaya hidup bebas yang mengarah kepada untuk pelaksanaannya. Banyak para penjaja
praktek komersialisasi seks biasanya seks yang memanfaatkan media sosial
dilakoni oleh kaum wanita sebagai pemberi sebagai alat untuk menawarkan layanan
layanan kepuasan. Banyak bentuk praktek kepada kaum pria atau ada juga yang
komersialisasi seks yang dilakukan melalui beroperasi secara kolektif melalui seorang
beragam media dan bahkan lokasi khusus germo yang menjadi tukang jual produk seks
untuk pelaksanaannya. Banyak para penjaja sehingga pria-pria yang menginginkan
seks yang memanfaatkan media sosial layanan seks hanya butuh menghubungi
sebagai alat untuk menawarkan layanan germo tersebut saja.
kepada kaum pria atau ada juga yang
beroperasi secara kolektif melalui seorang Praktek semacam ini merupakan
germo yang menjadi tukang jual produk seks salah satu praktek dengan gaya baru yang
sehingga pria-pria yang menginginkan berupaya untuk menghindarkan pelayanan di
layanan seks hanya butuh menghubungi lokalisasi. Sebagaimana diketahui bahwa
germo tersebut saja. pemerintah pada saat ini gencar untuk
melaksakanan penghapusan daerah lokalisasi
Dewasa ini praktek pekerja seks yang menampung tenaga seks komersial. Hal
komersial tidak hanya dilakoni oleh kaum ini tertuang dalam sebuah gerakan yang
hawa saja, namun juga dilakukan oleh pria diusung oleh Kementerian Sosial RI tahun
yang jarang diketahui ataupun 2016. Gerakan yang dinamakan gerakan
diperbincangkan oleh publik. Seperti halnya Indonesia Bebas ini mengusung tujuan agar
pelacuran perempuan, pelacuran laki-laki Indonesia bebas pasung, Indonesia bebas
adalah praktik melakukan tindakan seksual anak jalanan, serta Indonesia bebas
untuk mendapatkan uang. Dibandingkan lokalisasi. Dengan adanya gerakan ini
dengan pekerja seks perempuan, pekerja seks diharapkan pada tahun 2017 hingga 2019
laki-laki jauh lebih sedikit dipelajari oleh para Penyandang Masalah Kesejahteraan
para peneliti, dan sementara studi Sosial (PMKS) ini dapat berkurang dan
menunjukkan bahwa ada perbedaan antara diharapkan bisa dihapuskan. Salah satu
cara kedua kelompok ini melihat pekerjaan upaya tersebut dengan melakukan penutupan
mereka. Pelacur pria dikenal dengan lokalisasi, mulai dari tahun 2015 telah
berbagai nama dan eufemisme termasuk dilaksanakan penutupan sebanyak 38
laki-laki pendamping, gigolo, anak laki-laki lokalisasi dari 171 lokalisasi yang ada di
sewaan, model, pemijat dan preman. Istilah Indonesia.
"anak laki-laki sewaan" berasal dari fakta
bahwa anak-anak menyewakan diri mereka Dengan berkembangnya Kota
sendiri kepada orang lain. Seorang pria yang Pekanbaru yang memiliki kemajuan
tidak menganggap dirinya sebagai gay, pembangunan yang tinggi serta juga menjadi
namun yang bersedia berhubungan seks salah satu wilayah perkembangan praktek
dengan klien pria untuk uang, kadang- gigolo. Praktek-praktek layanan seksual oleh
kadang disebut "gay untuk bayaran" atau pria telah banyak terjadi. Salah satu yang
"perdagangan kasar". Pelacur pria yang paling hangat adalah pelaku gigolo yang
menawarkan layanan kepada pelanggan berasal dari pekerja imigran yang mencari
wanita kadang-kadang dikenal juga sebagai suaka di Pekanbaru. Ada indikasi yang
gigolo. menyebutkan bahwa para imigran yang
berasal dari timur tengah tersebut berlaku
Sebagaimana diketahui bahwa sebagai gigolo dengan memberikan layanan
permasalahan sosial yang terkait dengan seks. Hal ini didukung dengan postur
gaya hidup bebas yang mengarah kepada tubuhnya yang menarik bagi tipikal
praktek komersialisasi seks biasanya penduduk Indonesia.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 Page 2


sebagai kontak. Dari sinilah kemudian proses
Praktek penawaran layanan seks tawar menawar mulai dilakukan dan
oleh gigolo ini biasanya dilakukan di tempat- berlanjut kepada praktek. Proses yang
tempat umum seperti di mall, hotel, tempat dilakukan oleh gigolo ini untuk mencari
gym, dan kafe-kafe. Walaupun belum pelanggan merupakan suatu proses yang
dilakukan secara rapi dan berskala besar berbeda dengan proses jual beli layaknya
sebagaimana halnya yang dilakukan di kota- yang dilakukan sehari-hari terhadap barang
kota besar lainnya seperti Jakarta, menurut atau jasa. Mereka melakukan suatu upaya
informasi awal yang peneliti kumpulkan komunikasi juga, sehingga ada hubungan
diketahui bahwa para gigolo ini memilih antara penjual dan pembeli, namun gaya
lokasi-lokasi tersebut sebagai tempat komunikasi yang dilakukan berbeda dan
menawarkan jasanya untuk memudahkan hanya diketahui oleh orang-orang tertentu
kontak dengan konsumennya yang biasanya saja. Gaya komunikasi yang dilakukan
banyak ditemukan di sana. Para konsumen adalah non verbal yang mengandung makna
biasanya adalah kalangan ibu-ibu muda usia yang dikenali dengan alat yang sederhana
30 hingga 50 tahun atau biasa disebut tante- tanpa banyak bicara.
tante oleh kalangan gigolo.
Salah satu hal yang menarik untuk
Dalam menawarkan layanannya, diteliti sebagaimana dijelaskan diatas adalah
para gigolo ini tidak serta merta membuka cara para gigolo tersebut dalam mencari
jati dirinya kepada khalayak umum, namun klien/pelanggannya. Sebagaimana diketahui
menggunakan trik-trik tertentu yang hanya bahwa pekerja seks komersial pria lebih sulit
diketahui oleh segelintir orang yang untuk diamati dibandingkan dengan pekerja
berkecimpung di bidang ini saja dan para seks wanita yang biasanya sudah ditentukan
konsumen yang sudah terbiasa dengan pada tempat-tempat tertentu. Dengan
metode ini. Secara penampilan, mereka demikian, keuntungan bagi mereka adalah
memang tidak dapat dibedakan dengan praktek mereka susah untuk diketahui
orang-orang pada umumnya, berpenampilan publik, sehingga apabila ada orang-orang
rapi, casual, didukung oleh fisik yang tertentu berani menjudge praktek yang
menarik. Namun untuk menandakan diri mereka lakukan maka mereka dapat dengan
biasanya mereka memiliki perilaku tersendiri mudah menyangkal apa yang dituduhkan
sebagai penanda. kepada mereka karena tidak ditemukan bukti
yang menjelaskan. Untuk kasus gigolo ini,
Pada era tahun 80an, biasanya para mereka melakukan praktek pencarian klien
gigolo beroperasi di tempat-tempat umum dengan cara yang cukup menarik yang dalam
mencari pelanggannya dengan menandakan ilmu komunikasi disebut dengan komunikasi
diri dengan mengapit koran di lengannya dan non verbal.
berjalan di tempat-tempat umum. Namun
pada saat ini ciri seperti itu tidak lagi Komunikasi nonverbal merupakan
dijalankan karena sudah banyak diketahui proses komunikasi dimana pesan
oleh masyarakat banyak. Dewasa ini untuk disampaikan tidak menggunakan kata-kata.
menandakan dirinya sebagai penjaja seks Contoh komunikasi nonverbal ialah
komersial, para gigolo biasanya mengisap menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh,
rokok di mulut namun tidak dihidupkan, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan
sambil duduk-duduk di tempat fasilitas objek seperti pakaian, potongan rambut, dan
umum seperti kafe-kafe dan mall. Sedangkan sebagainya, simbol-simbol, serta cara
untuk di tempat fitnesa biasanya mereka berbicara seperti intonasi, penekanan,
duduk di kursi tamu atau ruang tunggu kualitas suara, gaya emosi, dan gaya
namun tidak ikut kegiatan kebugaran di berbicara.
tempat tersebut, hanya duduk saja sambil
bercakap dengan yang lainnya. Biasanya jika Para ahli di bidang komunikasi
telah menandakan pelanggan yang dianggap nonverbal biasanya menggunakan definisi
berminat, mereka akan mengedipkan mata "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 Page 3


tidak menyamakan komunikasi non-verbal Taylor mengemukakan bahwa dua
dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, pendekatan utama dalam tradisi
bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap fenomenologis adalah interaksi simbolik dan
sebagai komunikasi nonverbal karena etnometodologi (Mulyana, 2001:59).
menggunakan kata, sedangkan intonasi dan
gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi Perspektif interaksi simbolik
nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berusaha memahami perilaku manusia dari
berbeda dengan komunikasi bawah sadar, sudut pandang subjek. Perspektif ini
yang dapat berupa komunikasi verbal menyarankan bahwa perilaku manusia harus
ataupun nonverbal. dilihat sebagai proses yang memungkinkan
manusia membentuk dan mengatur perilaku
Tentunya praktek komunikasi non mereka dengan mempertimbangkan
verbal ini tidak bisa disamakan dengan ekspektasi orag lain yang menjadi mitra
praktek jual beli barang, sehingga orang interaksi mereka. Definisi yang mereka
awam tidak bisa secara langsung berikan kepada orang lain, situasi, objek dan
menetapkan bahwa seseorang tersebut adalah bahkan diri mereka sendirilah yang
pelaku komersialisasi seks sebagaimana menentukan perilaku mereka. Perilaku
halnya perempuan yang berdandan seronok mereka tidak dapat digolongkan sebagai
dan merayu di tepi jalan akan langsung kebutuhan, dorongan impuls, tuntutan
ditetapkan sebagai pelacur dalam pandangan budaya atau tuntutan peran. Manusia
awam. bertindak hanyalah berdasarkan definisi atau
penafsiran mereka atas objek-objek di
Berawal dari pekerjaan seorang sekeliling mereka. Tidak mengherankan bila
teman berikut fenomena yang telah diuraikan frase-frase “definisi situasi” , “realitas
diatas serta beberapa penelitian yang terletak pada mata yang melihat” dan “bila
menjadi latar belakang, maka penulis tertarik manusia mendefinisikan situasi sebagai riil,
untuk mengetahui komunikasi non verbal situasi tersebut riil
dari sikap yang terselubung sebagai seorang dalam konsekuensinya” sering dihubungkan
gigolo dan melakukan penelitian dengan dengan interaksionisme simbolik
judul “Makna Komunikasi Non Verbal di (Mulyana, 2001:70).
Kalangan Gigolo Kota Pekanbaru”.
Komunikasi nonverbal acapkali
Tinjauan Pustaka dipergunakan untuk menggambarkan
perasaan, emosi. Jika pesan yang anda
Perspektif interaksi simbolik terima melalui sistem verbal tidak
sebenarnya berada di bawah perspektif yang menunjukkan kekuatan pesan maka anda
lebih besar yang sering disebut perspektif dapat menerima tanda-tanda nonverbal
fenomenologis atau perspektif interpretif. lainnya sebagai pendukung. Knaap dan
Maurice Natanson menggunakan istilah Tubbs (Liliweri, 2011:107) mengatakan
fenomenologis sebagai suatu istilah yang bahwa perspektif komunikasi nonverbal
merujuk pada semua pandangan ilmu sosial merupakan suatu bagian dari komunikasi
yang menganggap kesadaran manusia dan yang menyeluruh, tidak dapat dipisahkan,
makna subjektifnya sebagai fokus untuk sejauh mana perilaku nonverbal memberi
memahami tindakan sosial. Menurut dukungan bagi perilaku verbal, yang
Natanson, pandangan fenomenologis atas berfungsi sebagai berikut:
realitas sosial menganggap dunia
intersubjekif terbentuk dalam aktivitas Pertama, pengulangan (repeating)
kesadaran yang salah satu hasilnya adalah merupakan komunikasi nonverbal yang
ilmu alam. Ia mengakui bahwa George sangat sederhana, malah lebih sederhana
Herbet Mead, William I.Thomas, dan daripada komunikasi verbal. Katakanlah
Charles H. Cooley, selain mazhaberopa yang anda hendak mengatakan pada seseorang:
dipengaruhi Max Weber adalah representasi Ambillah buku yang terletak di bagian utara
perspektif fenomenologis ini. Bogdan dan ruangan. Perintah itu tidak cukup. Anda

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 Page 4


mengulangi pesan itu dengan menunjukkan Merpakan gerakan wajah atau tangan,
arah. atau anggota tubuh lain yang digunakan
Kedua, yaitu kontradiksi untuk menyampaikan pesan emosional,
(contradicting), dimana perilaku nonverbal seperti tersenyum untuk menunjukkan rasa
bisa berbeda dengan perilaku verbal. Contoh puas, atau mengacungkan tinju ke udara
klasik, seorang ayah dengan suara marah untuk menunjukkan tekad atau menantang
(paralinguistik). Saya sangat mencintai kamu orang lain.
(kemudian mencubit dengan keras). d) Regulators
Merupakan gerakan yang digunakan
Ketiga,subtitusi (subtituting, dimana untuk memonitor, mengkoordinasi,
perilaku nonverbal dapat mengganti pesan mengontrol, atau mempertahankan jalan
verbal. pembicaraan. Anggukan kepala, misalnya,
bisa bermakna agar lawan bicara
Keempat, pelengkap (complementing), meneruskan komentarnya.
yaitu perilaku nonverbal melengkapi pesan e) Adaptors
verbal, bahkan dapat memperbaiki, Merupakan gerakan yang digunakan
memperbaharui pesan verbal agar menjadi untuk memuaskan kebutuhan personal,
lebih lengkap. seperti menggarut kulit tangan yang gatal
Kelima, memberikan tekanan atau menyingkirkan rambut dari pelupuk
(accenting) merupakan hal yang menekankan mata.
pada apa yang telah diucapkan.
2. Karateristik fisik yang meliputi gerakan
Selanjutnya, keenam, relating atau atau keadaan penampilan tubuh secara
regulating, meningkatkan hubungan yang menyeluruh seperti warna kulit, rambut
sudah ada kemudian berusaha agar tetap
mempertahankannya melalui keteraturan- 3.Perilaku meraba, kontak tubuh yang terjadi
keteraturan yang bersifat permanen. antarpribadi yang dibedakan berdasarkan
kelas dan peristiwa.
Dimensi komunikasi nonverbal
mendapat perbedaan dari setiap ahli 4.Paralinguistik:
komunikasi. Namun demikian, perbedaan a) Kualitas suara
tersebut hanya nampak dalam b) Vokalisasi:
pengelompokkan tetapi tidak dalam isinya. 1) Karateristik suara, seperti tertawa
Sebagai contoh Knapp dan Tubbs (Liliweri, dan terisak.
2011:112) mengelompokkan komunikasi 2) Kualifikasi suara, seperti intensitas
nonverbal meliputi: keras lemah dan tinggi rendah.
3) Pemisahan suara, seperti uh, um,
1. Gerakan tubuh atau perilaku kinesik: uhuh.
a) Emblem
Merupakan gerakan tubuh yang 5.Proksemik
langsung membentuk symbol yang setara Proksemik adalah studi yang
dengan symbol verbal, seperti membentuk mempelajari posisi tubuh dan jarak tubuh
lingkaran dengan jari jempol dan telunjuk (ruang antar tubuh sewaktu orang
sebagai simbol “OK“, dan membentuk huruf berkomunikasi antarpersonal).
“V” dengan telunjuk dan jari tengah sebagai
symbol “victory”. 6.Artifacts
b) Illustrator Tindakan memanipulasi penampilan
Berfungsi memperkuat pesan verbal dengan berbagai perangkat untuk
yang disertainya. Sebagai contoh, untuk mempermudah komunikasi antarpribadi.
merujuk sesuatu yang ada disebelah kiri, dia Tindakan “pemalsuan” itu dilakukan untuk
dapat menggerakkan tangan, atau kepala, merangsang efektivitas komunikasi.
atau tubuh kearah kiri. Manipulasi dapat dilakukan melalui parfum,
c) Affect displays pakaian, lipstik, bulu mata palsu dan rambut

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 Page 5


palsu. Hasil manipulasi ialah untuk mewah, sementara kebutuhan seksnya
mengecoh/menambah keindahan/kejelekan tidak terpenihi oleh sang suami. Boleh jadi
penampilan. suaminya jarang di rumah, sering keluar
kota, sibuk kerja, sehingga istrinya kesepian
Pekerja seks komersial adalah atau suami sudah tua tidakbernafsu (tenaga)
seseorang yang menjual dirinya dengan dan sebagainya. Atau seorang wanita janda,
melakukan hubungan seks untuk tujuan tetapi yang tidak mau nikah lagi tetapi punya
ekonomi (Subadara, 2007). Pelacuran atau kesanggupan membayar seorang laki-laki
prostitusi adalah penjualan jasa seksual. untuk memenuhi kebutuhan seksnya.
Pelacuran adalah profesi yang menjual jasa
untuk memuaskan kebutuhan seksual Metode Penelitian
pelanggan, biasanya pelayanan ini dalam
bentuk penyerahan tubuhnya (Wikipedia, Pendekatan yang digunakan dalam
2007). penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009)
Sebelum adanya istilah pekerja seks mendefinisikan metode kualitatif sebagai
komersial, istilah lain yang juga prosedur penelitian yang menghasilkan data
mengacukepada pelayanan seks komersial deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
adalah pelacur, prostitusi, wanita tuna susila dari orang-orang dan perilaku yang dapat
(WTS). Menurut Sarwono (2005: 23) diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar
perilaku seksual adalah segala tingkah laku dari individu tersebut secara holistik (utuh).
yang didorong oleh hasrat seksual, baik Sedangkan jenis penelitian yang digunakan
dengan lawan jenisnya maupun sesama jenis. dalam penelitian ini adalah fenomenologi.
Objek seksual biasa berupa orang lain, orang Husserl (dalam Moleong, 2009) mengartikan
dalam khayalan, atau diri sendiri. fenomenologi sebagai: 1) pengalaman
subyektif atau pengalaman fenomenologikal;
Lain pelacur lain pula gigolo. Pada 2) suatu studi tentang kesadaran dari
pelacur laki-laki yang butuh nafsu seksnya perspektif pokok dari seseorang. Menurut
dipuaskan dan memberikan imbalan uang Bogdan dan Biklen (dalam Alsa, 2004)
pada perempuan. Gigolo sebaliknya wanita peneliti dengan pendekatan fenomenologis
yang haus seks dan ingin dipusakan oleh berusaha memahami makna dari suatu
seorang laki-laki. Atas kesediaan laki-laki peristiwa dan saling pengaruhnya dengan
memenuhi kebutuhan seks si wanita itu, ia manusia dalam situasi tertentu.
menerima imbalan dari wanita tersebut baik Penelitian ini dilakukan di Dinas
berupa uang dengan jumlah tertentu maupun Sosial Provinsi Riau, Dinas Sosial Kota
hadiah lain atas kepuasan seks yang Pekanbaru, dan di beberapa area Kota
diterimanya. Pekanbaru yang diidentifikasikan merupakan
tempat yang biasa disinggahi gigolo seperti
Hasil penelitian ketua pusat Informasi tempat fitness, mall, dan hotel di area kota
AIDS dan UPLEK Fakultas Kedokteran Pekanbaru. Jadwal penelitian dimulai pada
Universitas Udayana Denpasar Muninjaya bulan September 2015 – Februari 2016.
(dalam Tanjung, 2008: 28) menyebutkan Subjek penelitian adalah orang yang
bahwa gigolo yang melakukan kegian menjadi informan dalam suatu penelitian
dikawasan Ubud dan Kuta sasaranya adalah (Alwasilah, 2002:115). Data yang diperoleh
untuk mendapatkan uang dan kepuasan seks. secara langsung dari informan melalui
Sedangkan gigolo di kawasan Nusa Dua wawancara. Dalam menetapkan informan
uang adalah nomer dua yang utama adalah menggunakan teknik snowball sampling.
untuk kepuasan seks kesenangan dan lebih Snowball sampling adalah teknik
menekankan pada hubungan kemitraan. pengambilan sampel dengan bantuan key-
informan, dan dari key informan inilah akan
Umumnya wanita yang berkembang sesuai petunjuknya. Dalam hal
memanfaatkan gigolo adalah wanita-wanita ini peneliti hanya mengungkapkan kriteria
yang memiliki banyak uang, hidup

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 Page 6


sebagai persyaratan untuk dijadikan sampel. pelaku juga melakukan affect display, yaitu
(Subagyo,2006:31). gerakan wajah yang digunakan untuk
Dalam penelitian ini terdapat menunjukkan pesan emosional dengan cara
informan yang terdiri dari pelaku seks tersenyum dan mengedipkan mata untuk
komersial/gigolo dengan melakukan menarik perhatian. Sedangkan untuk
wawancara yang umum yaitu terdiri dari regulator biasanya dilakukan pelaku setelah
pertanyaan-pertanyaan yang tidak memliki mendapatkan kliennya secara penuh dan saat
alternative respon yang ditentukan bernegosiasi. Tidak jarang juga pelaku
sebelumnya atau yang lebih dikenal dengan menggaruk alis matanya sebagai tindakan
wawancara tidak terstruktur atau wawancara adaptor.
mendalam dan observasi. Kriteria yang Paralinguistik merupakan sebuah
menjadi subjek penelitian adalah gigolo yang studi tentang penggunaan suara dan
sudah lama melakukan praktek seks vokalisasi (misalnya membesarkan dan
komersial ( lebih dari 1 tahun) dan menetap mengecilkan suara). Paralinguistik
di Pekanbaru (penduduk dengan KTP merupakan jenis komunikasi yang berkaitan
Pekanbaru) dan batas usia rentang 20 hingga dengan cara bagaimana seseorang
35 tahun. mengucapkan atau menyampaikan pesan.
Pada penelitian ini yang menjadi untuk mendapatkan perhatian dari calon
objek penelitian adalah komunikasi non klien dan berkomunikasi langsung dengan
verbal yang dilakukan gigolo dalam calon klien, pelaku biasanya berbicara
menjalankan profesinya yang terdiri dari : dengan sopan dan lemah lembut seolah-olah
1) Makna pesan perilaku kinesik yan kata-kata mereka merupakan hipnotis yang
dilakukan gigolo dalam mendapatkan menarik hati target mereka. Kata-kata yang
klien, disampaikan pun lebih banyak berupa pujian,
2) Makna pesan paralinguistik dalam namun pelaku tidak berusaha terlalu intens
komunikasi non verbal gigolo dalam sehingga menyebabkan calon pelanggannya
mendapatkan klien, merasa tertekan dan didesak. Semua
3) Makna pesan proksemik yang dilakukan tindakan paralinguistik yang pelaku ciptakan
gigolo dalam mendapatkan klien adalah upaya untuk membuat calon kliennya
Makna pesan artifacts yang merasa nyaman berada di dekatnya.
dilakukan gigolo dalam mendapatkan klien. Pesan prokesmik berkaitan dengan
jarak tubuh atau ruang yang terbuat pada saat
Hasil Dan Pembahasan seseorang berinteraksi dengan orang lainnya.
Apabila kita berkomunikasi dengan
Hasil Penelitian seseorang, maka biasanya akan tercipta jarak
atau posisi antara diri kita dengan lawan
Salah satu cara untuk menyampaikan bicara. Hal ini juga bisa menunjukkan
pesan dari seseorang kepada orang lainnya tingkat kedekatan atau keintiman kita dengan
adalah menggunakan gerak tubuh. Hal ini lawan bicara. perilaku proksemik benar-
sudah lama sekali digunakan oleh manusia, benar mereka lakukan bukan hanya sebagai
bahkan individu penderita tuna rungu etika kesopanan namun lebih daripada itu
menggunakan bahasa isyarat berupa gerak mereka gunakan sebagai alat untuk
tangan sebagai pengganti kata untuk mendapatkan perhatian dan minat kliennya
berkomunikasi dengan orang lain. Maka dengan catatan bahwa klien tersebut
sudah sewajarnya apabila cara ini dilakukan merupakan klien baru yang belum dikenal
pula oleh gigolo dalam berkomunikasi sebelumnya.
dengan calon pelanggannya. perilaku kinesik Artifacts merupakan istilah dalam
dalam komunikasi non verbal terdiri dari komunikasi non verbal yaitu tindakan
emblem, ilustrator, affect display, regulator, memanipulasi penampilan dengan berbagai
dan adaptor. Untuk kasus ini yang dilakukan perangkat untuk mempermudah komunikasi
oleh pelaku adalah ilustrator berupa gerakan antar pribadi. Tindakan ini dilakukan guna
kepala yang menunjukkan arah kemana merangsang agar komunikasi menjadi lebih
dapat berbincang-bincang lebih. Kemudian efektif, dan upaya tersebut dilakukan dengan

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 Page 7


penggunaan parfum, pakaian yang modis, 3. Ruang dan jarak dalam awal komunikasi
gaya rambut yang trendi, serta pernak pernik menunjukkan seberapa besarnya gigolo
dan perhiasan. tersebut menghormati calon
Bagi para gigolo hal ini tentu saja pelanggannya namun tanpa member arti
sudah lumrah mereka persiapkan setiap bahwa mereka tidak tertarik. Lebih dari
menjajakan dagangannya. Dari pengamatan itu mereka mencoba untuk menunjukkan
yang peneliti lakukan, dari dua orang gigolo ketertarikan tanpa membuang kesopanan
yang menjadi informan tampak bahwa dan rasa hormat kepada calon
penampilan mereka diatas rata-rata. Artinya pelanggannya.
mereka begitu menjaga penampilan mereka 4. Penampilan adalah utama dalam
bahkan pada saat mereka tidak sedang melancarkan komunikasi non verbal
beroperasi. Peneliti dapat melihat bahwa gigolo. Penampilan merupakan barang
pakaian yang mereka gunakan adalah dagangan mereka yang dengan
pakaian yang bermerk, handphone yang penampilan tersebut mereka berusaha
dipakai adalah handphone keluarah terbaru, untuk menimbulkan ketertarikan dari
dan parfum yang digunakan pun bukan calon kliennya. Tanpa penampilan yang
parfum kualitas biasa. bagus maka tentu saja ketertarikan orang
lain akan berkurang, apalagi jika tidak
Setelah melakukan pembahasan didukung dengan fisik dan wajah yang
terhadap hasil penelitian maka peneliti dapat bagus.
menyimpulkan beberapa hasil penelitian
sebagai berikut :
1. Perilaku Kinesik atau gerakan tubuh
merupakan bahasa yang penting
dilakukan oleh gigolo dalam tahap awal
menentukan targetnya. Kinesik ini pula
yang membuat gigolo aman untuk
menjalankan operasinya tanpa harus
diketahui oleh publik. Adapun perilaku
kinesik yang biasa dilakukan oleh gigolo
dalam mendapatkan pelanggan di Kota
Pekanbaru adalah dengan ilustrator
berupa gerakan kepala yang
menunjukkan arah kemana dapat
berbincang-bincang lebih. Kemudian
pelaku juga melakukan affect display,
yaitu gerakan wajah yang digunakan
untuk menunjukkan pesan emosional
dengan cara tersenyum dan mengedipkan
mata untuk menarik perhatian. Sedangkan
untuk regulator biasanya dilakukan
pelaku setelah mendapatkan kliennya
secara penuh dan saat bernegosiasi. Tidak
jarang juga pelaku menggaruk alis
matanya sebagai tindakan adaptor.
2. Paralinguistik komunikasi non verbal
yang dilakukan oleh gigolo yang
diperhatikan adalah kualitas suara,
vokalisasi yang berupa karakteristik suara
yang merdu , kualifikasi suara yang
tergolong intensitas rendah, serta
pemisahan suara dalam berbicara.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 Page 8


DAFTAR PUSTAKA Littlejohn, Stephen W dan Foss, Karen A.
2009. Teori Komunikasi. Jakarta :
Anwar, Dessy. 2001. Kamus Lengkap Salemba Humanika
Bahasa Indonesia, Karya Abditama,
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi
Surabaya.
Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
Arep dan Tanjung, 2008. Manajemen Remaja Rosdakarya
Sumber Daya Manusia,Edisi Kedua.
Mudjijono. 2005. SARKEM Reproduksi
Yogyakarta :BPEC
Sosial Pelacuran, Yogyakarta : Gadjah
Alo, Liliweri. 2011. Komunikasi Serba Ada Mada University Press.
Serba Makna. Jakarta. Kencana Prenada
Mulyana, Deddy.2007.Ilmu Komunikasi:
Media Group.
Suatu Pengantar.Bandung: Remaja
Ardarini. 2006. dalam Yanita Hernie.2012. Rosdakarya
WPS (Pekerja Seks
Rahmadi, Agus. 2002. “Teology
Komersial).http:itanieta.com/2012/07/
Pembebasan Untuk
WPS-pekerja-seks-komersial.html.
PSK”http://groups.google.co.id/group/s
Bungan, Burhin. 2003. Analisis Data oc.culture.indonesia
Penelitian Kualitatif : Aktualisasi
Riswandi. 2009. Ilmu Komunikasi. Jakarta:
Metodologis ke Arah Ragam Varian
Graha Ilmu.
Kontemporer. Jakarta : Raja Grafindo
Persada. Ruslan, Rusady. 2005. Manajemen Public
Relations dan Media Komunikasi.
Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada. Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi suatu
Pengantar. Jakarta: P.T.Raja Grafindo.
Efendy,O.U 2005. Ilmu Komunikasi : Teoi
dan Praktek : Bandung. Remaja Subadara, I Nengah. 2007. “Bali Tourism
Rosdakarya Watch : Keberadaan Pekerja Seks
Komersial sebagai dampak negative
Gunarsa, D. Dan Gunarsa, D. 2009.
Pariwisata di
Psikologi Untuk Pembimbing.Jakarta:
Bali”http://www.subadara.wordpress.co
PT BPK Gunung Mulia.
m
Jauhari, Imam B. 2012. Teori Sosial.
Sukandarrumidi.2004. Metodologi
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Penelitian. Yogyajarta : Gajah Mada
Kartini Kartono. 2006. Kenakalan Remaja. University Press.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori
Kasnodihardjo, dkk. 2010. Dinamika Komunikasi. Yogyakarta : Media
Pelacuran di Wilayah Jakarta dan Pressindo.
Surabaya dan Faktor SosioDemografi
Wiryanto.2006. Pengantar Ilmu Komunikasi.
Yang
Jakarta :PT.Grasindo
Melatarbelakanginya.Jakarta,http://www.kal
Yin, Robert K. 2009. Studi Kasus Desain
be.co.id/files/cdk/files/17_151_Dinamik
dan Metode. Jakarta : PT Raja Grafindo
aPelacuran.pdf/17_151_Dinamika
Persada
Pelacuran.html.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 Page 9


Yustinawaty. 2007. “Perempuan &
Kemiskinan”http://www.seputarindones
ia.com/edisicetak/05/07

Sumber lainnya

http://pustaka.unpad.ac.id/archives/129850/
diakses tanggal 4 September 2015

http://www.goriau.com/riauserbaserbi/walik
ota-pekanbaru-ancam-deportasi-
imigran-yang-jadi-gigolo.html diakses
tanggal 6 September 2015

https://id.wikipedia.org/wiki/Pelacuran_pria
diakses tanggal 6 September 2015

https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_no
nverbal diakses tanggal 6 September
2015

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 - Oktober 2016 Page 10

You might also like