Abdul Chaer KesantunanBerbahasa

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 22

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/335543231

Kesantunan Berbahasa

Experiment Findings · September 2019


DOI: 10.13140/RG.2.2.15384.75526

CITATIONS READS

0 985

1 author:

Gusnetti Gusnetti
Universitas Bung Hatta
7 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Research View project

All content following this page was uploaded by Gusnetti Gusnetti on 02 September 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PRINSIP KESANTUNAN DALAM BERTUTUR DI LINGKUNGAN SEKOLAH

DI SMK NEGERI 1 PANCUNG SOAL KECAMATAN PANCUNG SOAL

KABUPATEN PESISIR SELATAN

Gusnetti, Pindo FKIP Universitas Bung Hatta Padang

mamagusnetti@gmail.com

Abstract

School is where students major in science. At school they are for seven hours from
07.15 - 13.30. The communication that exists in the school depends on the language
they use everyday and also the guidance and direction of the teachers in the school.
In the learning process, students use formal Indonesian language, after completion
of the learning process, students will use their daily language. The utterances they
use vary in accordance with the material or conversations that occur. Students will
use relatively the same language and have the same values the language users in
the community at large. So also with students of SMK Negeri 1 Pancug Soal
Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan , in communicating them using
Minang dialect Kabupaten Pesisir Selatan when discussing or communicating with
other students outside the classroom. Sometimes the language that the vocational
students say is not in accordance with the principle of politeness. He is seen from the
speech that they say. The results showed that the speeches that emerged from the
students' communication in the school environment assorted in accordance with
their activities. In general can be concluded student speech language SMK Negeri 1
Pancung Soal classified as low.

Abstrak

Sekolah adalah tempat siswa menuntut ilmu. Di sekolah mereka berada selama tujuh
jam mulai pukul 07.15 - 13.30. Komunikasi yang terjalin di sekolah tergantung dari
bahasa yang mereka gunakan sehari-hari dan juga bimbingan dan arahan dari guru di
sekolah. Dalam proses pembelajaran, siswa menggunakan bahasa formal yaitu
bahasa Indonesia, tetapi setelah selesai proses pembelajaran, siswa akan
menggunakan bahasa sehari-hari mereka. Tuturan yang mereka gunakan bermaca-
macam sesuai dengan materi atau percakapan yang terjadi. Siswa akan meggunakan
bahasa yang relatif sama dan mempunyai nilai-nilai yang sama dengan pemakai
bahasa di masyarakat pada umumnya. Begitu juga dengan siswa SMK Negeri 1
Pancug Soal Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan, dalam
berkomunikasi kebanyakan mereka menggunakan bahasa Minang dialek Kabupaten
Pesisir Selatan waktu berdiskusi ataupun berkomunikasi dengan siswa lainnya di luar
kelas. Kadang kala bahasa yang siswa SMK ucapkan tidak sesuai dengan prinsip
kesantunan. Ha ini terlihat dari tuturan yang mereka ucapkan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tuturan yang muncul dari komunikasi siswa di lingkungan
sekolah bermacam-macam sesuai dengan aktivitas yang mereka lakukan. Secara
umum dapat disimpulkan bahwa tuturan siswa SMK Negeri 1 Pancung Soal
tergolong rendah.

Key word: prinsip kesantunan, tindak tutur asertif

Pendahuluan

Masyarakat tutur adalah seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai


kemampuan berkomunikasi yang relatif sama dan mempunyai nilai sama terhadap
pemakaian bahasa yag dilakukan di lingkungan masyarakat. Dalam komunikasi yang
terjadi ada beberapa hal yang terlibat dalam proses komunikasi, yaitu si penutur dan
lawan tutur, pokok pembicaraan, waktu pembicaraan, tempat berlangsungnya
pembicaraan, serta situasi tertentu. Penutur dalam pembicaraan yang mereka
lakukan akan memperhatikan dan memperhitungkan dengan siapa mereka
berbicara. Masalah apa yag dibicarakan, tempat berbicara dan situasi pembicaraan
itu berlangsung.

Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Sumarjono(2002:320), bahwa
tuturan yang terjadi antara seseorang dengan orang lain tergantung dari peristiwa
yang terjadi serta situasi dan tempat tuturan itu berlangsung. Begitu juga

menurut Yule (2006: 82) peristiwa tutur merupakan suatu keadaan di mana si
penutur berharap apa yang mereka tuturkan dengan lawan bicaranya dapat
dipahami dan dimengerti seperti pemahaman dan pengertian yang dimiliki si
penutur. Peristiwa tindak tutur yang terjadi memberikan maksud-maksud untuk
memberikan pemahaman atau dapat mempengaruhi suasana penutur dan mitra
tutur. Tindak tutur terbagi 3 yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi dan perlokusi. Dalam
tulisan ini penulis lebih memfokuskan pada tindak tutur ilokusi. Menurut Leech
(1993: 164-165) tindak tutur ilokusi terbagi 5 yaitu: tindak tutur asertif, direktif,
komisif, ekspresif, dan deklaratif. Tindak tutur ilokusi asertif adalah tuturan yang
mengikat penuturnya kepada apa yang dikatakan misalnya, menyatakan
,mengusulkan, membual, mengeluh, mengemukakan pendapat, dan melaporkan.

Tindak tutur siswa SMK Negeri 1 Pancung Soal belum mampu bertindak tutur
dengan baik saat berkomunikasi dalam lingkungan sekolah dan belum menerapkan
prinsip kesantunan berbahasa. Kesantunan berbahasa perlu diperhatikan dalam
komunikasi agar si penerima tuturan merasa senang dan mengerti tentang informasi
yang disampaikan penutur. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Syahrul (2008:
22) kesantunan bahasa adalah usaha untuk membuat adanya keyakinan dan
pendapat yang tidak sopan sekecil mungkin dengan mematuhi prinsip kesantunan
bahasa, di antaranya: (1) prinnsip kesantunan versi negatif, yaittu kurangi atau
gunakan sedikit mugkin tuturan-tuturan yang mengungkapkan pendapat yang tidak
santun, dan (2) prinsip kesantunan versi positif yaitu perbanyak atau gunakan
sebanyak-banyaknya tuturan yang mengungkapkan informasi yang santun sehingga
lawan tutur senang mendengarkan tuturan yang disampaikan. Prinsip kesantunan
terdiri dari, maksim kearifan, maksim murah hati, maksim pujian, maksim
kerendahan hati,maksim kesepakatan, dan maksim simpatik.

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitan kualitatif dengan metode deskriptif..


Penelitian kualitatif menurut Moleong (1994: 2), yaitu penelitian yang melakukan
suatu proses dan tidak mengadakan perhitungan atau angka-angka. Metode
deskriptif adalah metode dengan meneliti sekelompk manusia, suatu objek, suatu
kondisi, suatu sistem pendidikan, ataupun suatu kelas peristiwa (Nazir, 2009- 54).
Penelitian ini dilakukan tentang tindak tutur asertif dan prinsip kesantunan bahasa
di lingkungan sekolah SMK 1 Pancung Soal di luar kelas. Instrumen penelitian berupa
format pengamatan dan dilengkapi dengan alat bantu instrumen yaitu hanphone
untuk merekam tuturan responden serta alat tulis untuk mencatat ujaran
responden pada saat rekaman.

Teknik pengumpulan data dengan mengamati, merekam dan mentraskipkan


tuturan siswa SMK Negeri I Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan. Langkah yang
digunakan dalam menganalisis data dengan cara mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan data secara keseluruhan dan menganalisis tindak tutur asertif
serta membuat kesimpulan. Teknik keabsahan data dilakukan dengan teknik
ketekunan pengamatan. Hal ini sejalan dengan pendapat Moleong (1994: 94) yaitu
teknik ketekunan pengamatan dengan cara mencari ciri-ciri dan unsur unsur dalam
situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan
memusatkan perhatian secara rinci.

D. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini tentang tindak tutur asertif serta prinsip kesantuanan bahasa
siswa kelas X dalam interaksi di lingkungan sekolah SMK Negeri 1 Pancung Soal
Kabupaten Pesisir Selatan saat bermain di luar kelas. Tindak tutur asertif yang diteliti
yaitu tindak tutur menyatakan, percakapan, mengusulkan, membual mengeluh,
mengemukakan pendapat dan melaporkan. Prinsip kesantunan bahasa terdiri dari
maksim kearifan, maksim murah hati, maksim pujian, maksim kerendahan hati,
maksim kesepakatan dan maksim simpatik.

1. Tindak tutur Asertif dan Prinsip Kesantunan Berbahasa

Dari 63 data yang terkumpul tentang tindak tutur asertif siswa SMK Negeri 1
Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Tindak Tutur Asertif Menyatakan

Tindak tutur asertif menyatakan terdapat 9 data. Tuturan asertif menyatakan


dikakukan siswa di depan kelas, di dalam kelas di lingkungan sekolah dan di kantin
sekolah. Dari setiap tuturan yang diucapkan siswa menyatakan ada yang diucapkan
dengan nada yang kasar dan ada diucapkan dengan nada yang lembut. Hal ini ada
yang berdasarkan prinip kesantuan dan ada yang melanggar prinsip kesantunan.

Untuk lebh jelasnya dapatdilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1: Tindak Tutur Asertif Menyatakan

No. Situasi Tuturan Menyatakan Prinsip Kesantunan


Bahasa
1. Saat berada di depan Roza: Tidak santun karena melanggar
kelas pada jam isitirahat maksim kerendahan hati
dan melihat temannya Ngising pulsa tarus yo kamung
selalu mengisi pulsa ko
salah seorang
menyatakan dengan [ƞisiƞ pulsa tarus yo kamuƞ ko]
nada kasar dan tidak
‘kalian ini mengisi pulsa terus’
santun

2. Sedang berada dalam Reka: Santun karena mengikuti


kelas saat jam istirahat. maksim kesepakatan
Seorang teman A ambo itung kirim roting
menyatakan kepada
temannya yang ingin ke [ a ambo ituƞ kirim rotiƞ]
kantin untuk menitipkan
‘Saya mau kirim roti’
makanan dengan nada
lembut

3. di depan kelas saat jam Tidak santun karena melanggar


istirahat, dia maksim kerendahan hati
menyatakan tidak Minyak honda e mak oi, pulsa
mengisi pulsa tetapi kecea weak
mengisi minyak motor
[ miňa? honda e ma? Oi oi
dengan nada kasar
pulsa kecea wea?]
menanggapi perkataan
temannya ‘Minyak motor, pulsa pula
katanya’

4. Berada di dalam kelas Manda dak, kaung paing gai Santun dan mengikuti maksim
saat jam istirahat, saat kesepakatan
temannya [manda da?, kauŋ paiŋ gai]
menitipkanmakanan
kaena dia ke kantn dan ‘ Saya tidak mau, kamu juga
eminta temannya juga harus pergi’
ikut ke kantin bersamaya
dengan nada lembut

5. Berada di halaman Dak ganing dak Santun dan mengikuti maksim


sekolah, ada handphone kesepakatan
yang dirusak temannya [da? ganiŋ da?]
dan dia tidak berani
minta gantinya. ‘Saya tidak berani’

6. Berada di kantin sekolah, Ambo becing yo nengok Tita Tidak santun karena melanggar
seseorang menyatakan maksim simpati
dia juga tidak suka pada [ambo beciŋ yo neno? Tita]
temannya itu dengan
nada kasar ‘Saya juga benci melihat Tita

7. Dalam kelas sebelum E apo kaung ko main gabut- Tidak santun karena melanggar
belajar, seseorang gabut yo, kelak jatuh hp mbo maksim kerendahan hati
menyatakan bahwa lak,yo kurang aja kau ndak
jangan mengambil saja
handphonenya, nanti [e apo kauŋ ko main gabut-
jatuh dengan nada kasar gabut yo k3la?jatuh hp mbo la?
Yo kuraŋ aja kauŋ da?

‘Kenapa kamu ambil saja nanti


hp saya jatuh, kurang ajar
kamu’

8. Saat berada dalam kelas, Matang-matang hp nyu rancak Tidak santun karena melanggar
seseorang mengadu ke maksim kerendahan hati
teman sebelahnya [mataŋ-mataŋ hpňu ranca?]
merasa kesal karena
dimarahi oleh temannya ‘Mentang-mentang hpnya
karena memegang hpnya bagus’

9. Saat berada di kantin ada Iyo-iyo ndak Lok, ambo nengok Tidak santun karena
seseorang membicarakan lapor nyu ngagih lapor kek wali melanggrar maksim simpatik
tentang tahun kelahiiran kelas awak mah, ambo tengok
temannya dengan nada kelahiran kiroa sambilan pek
kasar san

[iyo-iyo nda? Lo?, ambo teŋo?


Lapor nu nagih lapor ke? Wali
kelas, awa? Mah ambo teŋo?
Kelahiran kiroa sambilan mpe?
San]

‘iya benar Lok, saya melihat


lapornya waktu diberikan ke
wali kelas, kelahirannya
ternyata sembilan empat’

B.Tindak tutir Asertif Mengusulkan

Tindak tutur asertif mengusulkan terdapat 10 data dari 63 data yang dianalisis. Hal
ini terlihat dari si penutur menyampaikan usulan kepada lawan tutur. Tuturan
dilakukan ada di depan kelas, dalam kelas maupun di kantin sekolah. Tuturan yang
dilakukan ada dengan nada kasar, dan dengan nada halus. Hal ini ada yang sesuai
dengan prinsip kesantunan bahasa dan ada yang melanggar prinsip kesantunan
bahasa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2: Tindak Tutur Asertif Mengusulkan

No. Situasi Siswa Tindak Tutur Asertif Prindsip Kesantunan


Mengusulkan Bahasa
1. Siswa , sedang bermain Hai, ajak buk Sum wek, ajak Tidak santun karena melanggar
di lingkungan sekolah, buk Sum wek, muh ibuk Sum maksim simpatik.
ada sesorang yang mah
mengusulkan ke
temannya untuk [hai aja? Ibu? Sum we?, ajak
mengajak gurunya ibuk Sum we?, muh ibu? Sum
berfoto dengan cara mah]
mengerolok-olokkan
temannya dengan nada ‘ Hei, coba bawa ibuk Sum
kasar dan kurang santun berfoto, pastti dia mau’

2. Siswa brasda di dalam Painglahh kamung kogai, muh Santun dan mengikuti maksim
kelas, ada seorang teman lak ambo sogang paing yo. kesepakatan.
yang mau ke kantin dan
teman yang lain ramai- [paiŋlah kamuŋ kogai muh la?
ramai menitipkam Ambo sogan paiŋ yo]
makanan dan minuman,
tetapi dia mengusulkan ‘Kalian juga harus ikut, masa
untuk bersama-sama iya saya sendiri pergi’
membelinya ke kantin
dengan nada lembut

3. Berada di luar kelas, Sagalo kapagha, ambik Santun dan mengikuti maksim
salah seorang hondako ballik ka a sagallo murah hati
mengusulkan pada kapagha[ sagalo kapagha,
temannya untuk ambi? honda ko balli? a sagalo
memakai motornya, kapagha]
karena motor dan uang
mereka dibawa oleh ‘Kamu terlalu berlebihan,
temannya dengan nada bawa saja nanti motor saya
yang lembut pulang’

4. Saat berada di depan Masuk, masuk ling Santun dan mengikuti maksim
pintu kelaas, seseorang kesepakatan
mengusulkan kepada [masu?, masu? Lin]
temannya untuk masuk
kelas dengan nada Masuklah lagi
lembut

5. Saat berada di depan Nggung lung sta lainglah,kan Santun dan mengikuti maksim
pintu kelas, seseorang lun kaman dak kesepakatan
mengusulkan kepada
temannya untuk [ŋguŋ luŋ sta laiŋlah kan lun
sebentar lagi masuk kelas kaman da?
karena belum muai
‘Tunggu dulu sebentar lagi, kan
dengan nada lembut belum mulai’

6. Saat berada di depan E, pandi kung mitak gating kek Santun dan mengikuti maksim
kelas waktu jam istirahat, inyu wek, masak iyo hp rancak kesepakatan
seorang siswa di wea mode tung kok ambo
mengusulkan kepada tah lah,cubolah
temannya untuk
meminta ganti [e, pandi kuŋ mita? Gatiŋ ke?
hanndphone yang Inu wea? Masa iyo hp ranca?di
dirusaknya dengan nada wea mode un ko? Ambo tah
lembut. lah, cubolah,

‘Bodoh sekali, kamu minta


ganti saja sama dia,
handphone kamu bagus
dirusaknya, kalau saya
entahlah.

7. Saat berada di luar kelas, Capeaklah a, bialah ambo Santun dan mengikuti maksim
seorang siswa tolong kesepakatan
mengusulkan kepada
temannya bahwa dia [cape?lah a, bia ambo toloŋ]
mau menolong
menyampakan untuk Cepatlah, biar saya bantu
minta ganti karena
handphonenya
dirusakkannya

8. Saat berada di halaman E, kecek kek bak kaug wek Santun dan mengikuti maksim
sekolah, seorang siswa suguh nginang ungeh wek bak kesepakatan
mengusulkan kepada kung
temannya untuk
membuat tugas bersama, [e, kece? ke? ba? Kauŋ we?
salah seorang ada yang Suuh ŋinaŋ uneh we? ba? kuŋ
keberatan karrena dia
ada pekerjaan lain. ‘ Katakan saja sama bapak
kamu suruh saja beliau yang
menghalau burung’

9. Saat berada di kantin Ba om om om Tidak santun karena melanggar


seseorang mengusuklkan maksim pujian
kepada temannya untuk [ba om om om]
memanggil temannya
dengan sapaan om ‘Panggil om saja’
dengan nada mengolok-
olok

10. Saat berada di kantin Dak pak pak pak Tidak santun karena melanggar
seseorang mengusuklkan maksim pujian
kepada temannya untuk [da? Pa? Pa? Pa?]
memanggil temannya
dengan sapaan pak ‘Tidak pak saja’
dengan nada
mengolok,olok

C. Tindak Tutur Asertif Membual.


Tindak tutur membual dilakukan oleh siswa SMK Negeri Negeri1 Pancung Soal
tujuannya untuk memperlihatkan bahwa ia termasuk siswa yang berpengaruh di
sekolah tersebut. Banyak bualan responden dengan nada kasar. Hal ini bertolak
belakang dari prinsip kesantunan, Untuk lebih jelasnya dapat diihat pada tabel di
bawah ini:

Tabel 3. Tindak Turur Asertif Membual dengan Kerinsip Kesantuan Bahasa

N Situasi Tuturan TindakTutur Asertif Prinsip Kesantunan Bahasa


o. Membual
1. Saat berada di oik piak asik karaca Tidak santun karena melanggar
liingkungan sekolah maksim pujian
seseorang membual
kepada temannya yang
sedang asyik berfoto [hoi? pia? asi? karaca]
dengan nada kasar ‘Hei kamu sok cantik’

2. Saat berada di Oi lah mah hoi, taung kamung Tidak santun karena melanggar
lingkungan sekollah ko racak mah lah jadia bafoto maksim pujian
seseorang yang lain mah
membual kepada
temannya yang sedang [oi lah mah oi, tauŋ kamuŋ ko
asyik berfoto dengan raca? mah lah jadia bafoto
nada kasar mah]

‘ Hei, saya tahu kamu


cantik,janganlah berfoto terus’

3. Saat duduk-duduk dalam Tengoklah hp bughuk ko Tidak santun karena melanggar


kelas seseorang maksim pujian
membual kepada [teŋo?lah hp bughu?ko]
temannya denan caara
mengambil handphone ‘Lihatlah handphonenya jelek’
temannya tanpa izin dan
mencaci handphonenya
jelek

4. Saat berada di Taua wak soklak gai, mak mbo Tidak santun karena melanggar
lingkungan sekollah racak lo dak ndak bafoto maksim pujian
seseorang yang lain juga
membual kepada [taua wa? so? la? gai, ma? mbo
temannya yang sedang raca? lo daK nda? bafoto]
asyik berfoto dengan
nada kasar Itulah sok pula, ibu saya juga
cantik tidak mau berfoto
5. Saat berada di Taua sok karacak lah, sok imut, Tindak tutur tidak santun karena
lingkungan sekollah sok cantik melanggar maksim pujian
seseorang yang lain
membual kepada [Taua sok karaca? lah, so?
temannya yang sedang imut, sok canti??
asyik berfoto kalau dia
sok cantik dengan nada
kasa

6. Saat berada di luar Menda honda kaung, honda Tidak santun karena melanggar
kelas, seseorang yang kaung bughuk, honda mbo maksim pujian
lain membual kepada racak pik
temannya kalau motor
temannya jelek dan [menda honda kauŋ, honda
motor dia bagus dengan kauŋ bughu?, honda mbo raca?
nada kasar pi?]

‘ Saya tidak suka honda kamu


karena jelek dan honda saya
bagus’

D. Tindak Tutur Asertif Mengeluh.

Tindak tutur mengeluh yang dilakukan penutur dengan lawan tutur karena adanya
unsur tidak senang dengan perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan dari siswa
atau teman mereka sendiri. Tuturan yang siswa lakukan ada yang sesuai dengan
prinsip kesantuan bahasa dan ada yang melanggar prinsip kesantunan bahasa

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2: Tindak Tutur Asertif Mengeluh

No. Situasi Tindak Tutur Asertif Prinsip Kesantunan


Mengeluh Bahasa
1. Saat berada di E, tung ambo sughang paing Tidak santun karena melanggar
lingkungan sekollah neh, mendak dak Lis jading bek maksim murah hati
seseorang sedang nyamuk ambo sinan mah
mengeluh kepada
temannya katrenna dia [e, tuŋ ambo sughaŋ paiŋ neh,
tidak punya pasangan menda? Da? Lis jadiŋ be?
sedangkan temannya ňamu? ambo sinan mah]
punya pasangan untuk
pergi ‘Jadi saya sendiri yang pergi,
saya tidak mau Lis hanya
menjadi obat nyamuuk di sana
nanti’

2. Saat berada di Tung jading bek nyamuk, Tidak santun karena melanggar
lingkungan sekollah kaung lemak mah sama Ali, maksim murah hati
seseorang yang lain juga ambo jo gian bakawan
mengeluh kepada
temannya karena tidak [tuŋ jadiŋ be? ňamu?, kauŋ
pnya pasangan dengan lema? mah sama Ali, ambo jo
nada kasar gian bakawan]

‘ Pasti jadi obat nyamuk, kamu


enak sama Ali, saya hanya
berteman dengan durian

3. Saat berada di dalam E, payah nian patang diarok lak Tidak santun karena melanggar
kelas seseorang nyo maksim kearifan
mengeluh kepada
temannya karena tidak [e, payah nian pataŋ diaro? la?
mau menitipkan No]
makanan karena dia
ingin pergi ke kantin ‘Susah sekali minta tolong’
dengan nada kasar

4. Saat berada di dalam Ndeh tolong baling tah a, Tidak santun karena melanggar
kelas seseorang payah ling maksim kearifan
mengeluh kepada
temannya karena dia [ndeh toloŋ baliŋ tah a, payah
tidak dapat menitipkan liŋ]
makanan pada temannya
yang akan ke kantin ‘Tolonglah belikan, kok susah
sekali’

5. Saat berada di Ambo sabena dak nyesa masuk Tidak santun karena melanggar
lingkungan sekollah sakola ko ma, haram a maksim pujian
seseorang mengeluh
kepada temannya [ambo sabena da? ňesa masu?
tenntang kondisi sekolah Sakola ko ma, haram a]

‘ Saya sebenarnya menyesal


masuk sekolah ini

6. Saat berada di luar kelas Manda sakola dak, litak ambo Tidak santun karena melanggar
seseorang mengeluh yo sakola, bialah nyo maksim kearifan
kepada temannya
karena dia malas sekolah [Manda sakola da?, lita? ambo
di sini yo sakola, bialah nyo]

Saya tidak mau sekolah, buat


saya letih saja sekolah, biarlah’

7. Saat berada di luar kelas E, kamano ughang neh maok Tidak santun karena melanggar
seorang mengeluh honda ambo neh, e mak oi eh, maksim simpatik
kepada temannya ahwa lah kepeang mbo diambiak,
motor dan uangnya honda mbo dibawoaweak
dibawa oleh temannyar becing mbo nengoaklah, mbo
ndak sukohonda mbo dibawoa
weak ughang neh do

[e, kamano ughaŋ neh mao?


honda amo neh, e ma? oi eh,
lah kepeaŋ mbo diambia?,
honda mbo dibawoa wea?
beciŋ mbo neŋoa?lah, mbo
nda? suko honda mbo dibawoa
wea? ughaŋ

neh do]

‘Kemana mereka membawa


motor saya, uang saya diambil,
motor saya dibawanya, benci
saya

, saya tidak suka motor saya


dibawa-bawa oleh mereka’

Saat berada di dalam Tengok iko paghah yo, ambik Tidak santun karena melanggar
kelas seseorang lah a, pelit nian, sok-sok lak gai maksim simpatik
8. mengeluh kepada
temannya bahwa dia [teŋo? Iko paghah yo, ambi?
tidak dapat memegang Lah a, pelit nian, so?-so? la? gai
handphone yang baru
dibeli temannya ‘Melihat ini saja tidak boleh,
ambil ini, sangat pelit, sok seali

9. Saat berada di luar kelas Lamu nian Tidak santun karena melanggar
seseorang mengeluhl maksim simpatik
kepada temannya bahwa [lamu nian]
motor dan uangnya yang
dibawa beluum kembali. ‘Lama sekali’

10. Saat berada di luar E, mbo bosan balaja ngan ibuk Tidak santun karena melanggar
sekolah seseorang ko haram a, sok karaca, sok maksim pujian
mengeluh kepada imut tah po ndak masuk nyu
temannya kalau dia ling ya Allah, ndak balaja jo
bosan belajar dengan inyo nda
salah seorang guru
mereka [E, mbo bosan balaja ŋan ibu?
ko haram a, so? karaca, so?
imut tah po nda? masu? ňu liŋ
ya Allah, nda? balaja jo inyo
nda]

Saya bosan belajar dengan ibu


itu, sok cantik, sok imut,
entahlah, semoga dia tidak
masuk ya Allah, tidak belajar
dengan dia.

11. Saat duduk di halaman E, ambo banyak tugas a, mulok Tidak santun karena melanggar
sekolah seseorang lung ling maksim kearifan
mengeluh krepada
temannya bahwa {E, ambo bana? tugas a, tugas
tugasnya beluum selesai mulo? luŋ liŋ]
dan dia juga tidak bisa
mengerjakan tugas ‘Saya banyak tugas, tugas
kelompok. Kelompok mmmuatan lokal
juga belum’

12. Saat berada di luar kelas E, mbo ndak bisa dak neh, Tidak santun karena melanggar
seseorang mengeluh ambo nginang unggeh maksim kearifan
kepada temannya
bahwa dia tidak bisa [e, ambo da? bisa da? neh,
membuat tugas ambo ŋinaŋ ungeh]
kelompok karena ada
pekerjaan lain ‘Saya tidak bisa saya
menghalau burung’

E. Tindak Tutur Asertif Mengemukakan Pendapat.

Tindak tutur mengemukakan pendapat dilakukan siswa SMK Negeri 1 Pancung Soal
untuk mengemukakan pendapat tentang hal-hal yang dilakukan oleh teman mereka.
Tindak tutur aserif mengemukakan pendapat ada yang diucapkan dengan baik dan
ada yang kasar. Hal ini ada yang sesuai dengan prinsip kesantunan berbahasa dan
ada yang tidak sesuai dengan prinsip kesantunan berbahasa. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2: Tindak Tutur Asertif Mengemukakan Pendapat

No. Situasi Tindak Tutur Asertif Prindsip Kesantunan


Mengemukakan Bahasa
Pendapat

1. Saat berada di Apo jading bek nyamuk lak gai, Santun dan mengikuti maksim
lingkungan sekolah, dak agai dak neh kearifan
seseorang
mengemukakan [ apo jadin be? Namu? La? Gai,
pendapat kepada da? Agai da? neh.
temanya membicarakan
tentang kepergian ‘ Kenapa pula harus jadi obat
mereka mencari durian nyamuk, tidak masalah
tidak menjadi obat
nyamuk

2. Saat berada di Dak agai do, awak pueh makan Tidak santun karena melanggar
lingkungan sekolah, maksim kearifan
seseorang [da? agai do, awa? pueh
mengemukakan makan]
pendapat kepada
temanya membicarakan ‘ Tidak apa-apa kita kan puas
tentang kepergian makan’
mereka mencari durian
tidak menjadi obat
nyamuk asakan puas
makan durian

3. Saat berada di luar kelas , Kebersamaanko yang ancak Santun dan mengikuti maksim
seseorang mah kearifan
mengemukakan
pendapat kepada [kebersamaanko yang anca?
temanya membicarakan Mah]
bahwa kebersamaaan itu
baggus saat temannya ‘kebersamaan itu yang bagus
merasa capek untuk tidak
seolah lagi

4. Saat duduk-duduk di Tunglah salah Tina neh Santun dan mengikuti maksim
kantin sekolah, dak,namua yo nyu pintar ta[ia simpatik
seseorang dak bisa diandalkan.
mengemukakan Saharusnyu kepintaran tung
pendapat kepada dibagia-bagia dak, jan lah
temanya kalau cedik-cedik soghang jo
sahabatnya itu mau
berbagi kepintaran [Tunlah salah Tina neh
dengan teman yang lain da?,namua yo nyu pintar tapia
da? bisa diandalkan.
Saharusnyu kepintaran tun
dibagia-bagia d?k, jan lah
cedi?-cedi? soghan jo]

‘Itulah kesalahan Tina, dia


pintar tetapi tidak mau saling
membantu. Seharusnya
kepintaran tu dibagi-bagi .
janganlah kepintaran itu untuk
diri sendiri saja’

5. Saat duduk-duduk di A doalah dak Lok,maso iyo Santun dan mengikuti maksim
kantin sekolah, sambilan pek,beda pek taun. simpatik
seseorang
mengemukakan [A doalah da? Lo? ,maso iyo
pendapat kepada sambilan pe?, beda pe? taun.]
temanya kalau tidak
mugkin Asma Fendi Saya tidak percayalah
temannya kelahiran Lok,masa iya sembilan empat,
sembilan empat dengan bedanya empat tahun.’
lembut yaitu saat
temannya Sinta
mengatakan kalau Asma
Fendi kelahiran sembilan
empat.

6. Saat berad duduk-duduk Ba om jo lah Tidak santun karena melanggar


di kantin sekolah, maksim pujian
seseorang [ba om jo lah]
mengemukakan
pendapat kepada ‘Panggil om sajalah’
temanya untuk
memanggil om kepada
Asma Fendi degan kasar,
karena Asma Fendi lebih
besar usianya dari
mereka.

F. Tindak Tutur Asertif Melaporkan

Tindak tutur asertif melaporkan bertujuan untuk memberikan sesuatu kepada


lawan tutur. Dari 63 data penelitian, terdapat 14 data yang menunjukkan tindak
tutur asertif melaporkan. Dari keempat belas tersebut ada yang dituturkan dengan
nada lembut dan halus dan ada dengan nada kasar dan keras. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2: Tindak tutir Asertif Melaporkan

No. Situasi Tindak Tutur Asertif Prindsip Kesantunan


Melaporkan Bahasa
1. Saat berada di Oi Ja, tengok ughang neh a, Tidak santun karena melanggar
lingkungan sekolah, bafoto-foto a, betuk karacak maksim pujian
seseorang melapor betuk ntahlah soghang-
kepada temanya soghang, ndeh tahlah.
bernama Roza kalau
temannya yang lain asyik [oi Ja, teno? ughaŋ neh a,
berfoto di lingkungan bafoto-foto a, betu? Karaca?
sekolah jua menghina Betu? ntahlah soghaŋ-soghaŋ,
temannya itu dengan ndeh tahlah.
kata kasar.
‘Roza, lihat mereka, asyik
berfoto-foto, seperti cantik
saja mereka, pada hal tidak’.

2. Saat berada di dalam Ambo paing ka kantin meling Santun dan mengikuti maksim
kelas, seseorang melapor ale-ale a kearifan
kepada temanya bahwa
dia mau ke kantin saat [ ambo paiŋ ka kantin meliŋ
mereka sedang asyik ale-ale a]
bercerita deanang
lembut ‘ Saya pergi ke kantin membeli
ale-ale ya’

3. Saat berada di halaman Tengoklah, jalan lah mode ko, Tidak santun karena melanggar
sekolah, seseorang sakola mode ko lo. maksim pujian
melapor kepada temanya
[teno?lah, jalan lah mode ko,
kalau jalan dan sakola mode ko lo]
sekolahnya tidak bagus.
‘Lihatlah, sudahlah jalan
seperti ini, sekolah sepeti ini
pula’

4. Saat berada di halaman Aghing paneh kan, racak yo Tidak santun karena melanggar
sekolah, seseorang mah maksim pujian
melapor kepada temanya
tentang kodisi jalan ke [aghiŋ panehkan, raca? yo
sekolah mereka, kalauu mah]
hari panas, baru jalan itu
bagus ‘Hari panas baru bagus’

5. Saat berada di halaman Emang mode ko banyak siswa Santun dan mengikuti maksim
sekolah, seseorang mah masuk sakola ko dennga- pujian
melapor kepada denga
temanya , bahwa banyak
siswa yanng baru masuk [emaŋ mode ko banya? siswa
kesekolah mereka, mah masu? sakola ko deŋa-
meskipun sekolah deŋa]
mereka tidak bagus
‘ Walaupun kondisi sekolah
seperti ini, saya dengar banyak
juga siswa baru masuk sekolah
ini

6. Saat berada di halaman Lah lebih daghing duo ratus Santun dan mengikuti maksim
sekolah, seseorang raca-racak lak lo pujian
melapor kepada temanya
meskipun kondisi sekolah [lah lebih daghiŋ duo ratus
mereka jelek tetapi raca?-raca? la? ko]
bayak juga siswa baru
yang masuk dan cantik- Sudah lebih dua ratus, cantk-
cantik lagi cantik lagi

7. Saat berada di halaman Samantaro cuma yang ditarimo Santun dan mengikuti maksim
sekolah, seseorang duo kelas atau tigo kelas neh, pujian
melapor kepada kepada ikolah banyak ughang masuk
temanyatetang jumlah
siswa baru yang akan [samantaro cuma yan ditarimo
diterima melebihi batas duo kelas atau tigo kelas neh,
penerimaan ikolah bana? ughaŋ masu?]

‘Sementara yang akan diterima


hanya dua kelas atau tiga
kelas, ini saja sudah banyak
orang yang masuk.

8. Saat berada di halaman Nyo poman kelas neh kelas Santun dan mengikuti maksim
sekolah, seseorang awaklah pas, masuk ughangko simpatik
melapor di mana nanti suk poman neh
tempat siswa yang baru
sementara kelas untuk [ňo poman kelas neh kelas
proses pembelajaran awa?lah pas, masu? Uŋaŋko
sudah pas poman neh]

‘bagaimana denngan kelasnya


sementara kelas kita sudah
pas, kalau mereka masuk
bagaimana jadinya.

9. Saat berada di halaman Tapia matambah kelas jadia, Santun dan mengikuti maksim
sekolah, seseorang kek nan deteh neh mah bawek simpatik
melapor kepada duo kelas, kelas satung mah
temanya bahwa sekolah masuk sore anak yang kelas
mereka menambah dua duo masuk pagi
kelas lagi, anak kelas`satu
masuk soe dan anak [tapia matambah kelas jadia,
kelas dua masuk pagi ke? nan deteh neh mah bawe?
duo kelas, kelas satuŋ mah
masu? sore ana? yaŋ kelas duo
masu? Pagi.

‘Tapi kelasnya mau ditambah


bagian atasnya dibuat dua
kelas, kelas`satu masuk soe
dan kelas`dua mask pagi

10. Saat berada di epan Bialah sta laing tibo mah Santun dan mengikuti maksim
kelas, seseorang simpatik
melapor kepada [bialah sta laiŋ tibo mah]
temanya bahwa motor
Ella yang dibawa Biarlah sebentar lagi dia
temannya segera datang datang
dan diharap Ella sabar

11. Saat berada di depan Bialah sta laing inyo tibomah, Santun dan mengikuti maksim
kelas, Ella mendengarkan sta laing awak masuk a, caroa kearifan
laporan temannya bahwa neh?
temannya segera datang,
tetapi Ella bingung [bialah sta laiŋ iňo tibo mah,
karena sebentar lagi akan sta laiŋ awa? masu? a, caroa
masuk neh?

Biarlah sebentar lagi dia


datang dan sebentar lafgi kita
masuk bagaimana ini?

12. Saat berada di halaman E, Nina tengoklah Na a Santun dan mengikuti maksim
sekolah, seseorang handphone mbo a sala kearifan
melapor kepada Nina handphone mbo ko a tegang-
bahwa handphonenya tegang daghing tading, Roza ko
dipegang olleh Roza dan ding mah a nyu magang
handphonenya rusak handphone mbo

[e, nina teŋonlah na a


handphone mbo a sala
handphone mbo ko a tegaŋ-
tegaŋ daghiŋ tadiŋ , Roza ko
diŋ mah a nyu magaŋ
handphone mbo

Nina lihat handphone saya,


kenapa ya dari tadi tidak mau
dimainkan. Roza tadi yang
memegang handphone saya

13. Saat berada di kantin Ndeh kamug ko ndak tau a Tita Tidak santun karena melanggar
sekolah, seseorang neh poman, Tita neh pelit. maksim pujian.
melapor kepada temanya
bahwa temannya Tita [ndeh kamuŋ ko nda? Tau a
pelit tidak mau Tita neh poman, Tita neh pelit.]
menunjukkan masalah
tugas kepada temannya ‘ Kalian tidak tahu bagaimana
yang lain di saat Tita itu orangnya, Tita itu Pelit,
temannya tidak mengerti lain’
tugas itu dan dia minta
tolong ditunjukkan

Saat duduk-duduk di Nyalang hari Sabtu pokoknyu Santun dan mengikuti maksim
sekolah, seseorang kecek pak nehharus kesepakatan
14. melaporkan kepada dikumpuakan, yo mah rumah
temanya bahwa Monik, biloa wak ngarajoa
seseorang melapor paging apo kalak?
kepada temannya bahwa
harus mengumpulkan [ňalaŋ hari Sabtu poko?ňu
tugas hari Sabtu kece? Pa? Neh harus
dikumpuakan, yo mah rumah
Moni? Biloa awa? Ŋarajoa pgiŋ
apo kala?]

Sebelum hari Sabtu kata bapak


tugas harus dikumpulkan, iya
kan di rumah Monik, kapan
kita mengerjakannya besok
apa nantik?

15. Saat berada dalam kelas , Oi oi oi, nok lung ambo patang Tidak santun karena melanggar
seseorang melapor bbeling hp baru,acak hp mbo maksim kerendahan hati
kepada temanya bahwa ndak
dia telah membeli
handphone baru dengan [oi oi oi, no? Luŋ ambo pataŋ
sombongnya beliŋhp baru acak? Hp mbo
nda?]

Hai, diam dulu, kemaren saya


membeli hp baru bagus hp
sayakan?

16. Saat duduk-duduk di Yo Monik nek elok mah, nyu Tidak santun karena melanggar
kantin sekolah, muh nunjuk-nunjuk awak ko maksm pujian.
seseorang melaporkan mah, kok Tita neh ceke mah.
kepada temannya bahwa
ada salah seorang [ yo moni? ne? elo? mah, ňu
temannya yang tidak muh nunju?-nunju? Awa? Ko
mau menunjukkan tugas. mah, ko? Tita neh ceke mah]
Ya, Monik itu orangnya baik,
dia mau menolong kiita, kalau
Tita pelit.

17. Saat duduk-duduk di Nyu asiang lak karjo, sawah Tidak santun karena
halaman sekolah, ambo leh duosuah dakek suah melangggar maksim kearifan
seseorang melaporkan jauah, ambo leh ginang sawah
kepada temannya jauah.
bbahwa dia tidak bisa
ikut diskusi nsanti sore. [ ňu asiang lak karjo, sawah
ambo leh duo seh dakek suah
jauah, ambo leh ginaŋ sawah
jauah]

Dia juga punya kerja , sawah


saya dua ada yang dekat dan
ada yang jauh, saya menghalau
sawah yang jauh.

18. Saat duduk-duduk di Oik taung dak kamu ko, ado Tidak santun karena melanggar
kantin sekolah, Asma Efendi mah kelahiran maksim simpatik
seseorang melaporkan sambilan pek nyu san.
kepada temannya
bbahwa ada temannya [oi? Tauŋ da? Kamu ko, Asma
yang tahun kelahirannya Efendi mah kelahiran sambilan
tahun sembilan puluh pe? Ňu san]
empat dengan nada
kasar. Hoi, kalin tahu tidak, Asma
Efendi ternyata kelahiran
tahun sembilan puluh empat

2. Pembahasan Hasil Penelitian

Tindak tutur asertif dan prinsip kesantunan berbahasa dalam berinteraksi di


SMK Negeri I Pancung Soal Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan
tergolong tidak santun.. Hal ini membuktikan bahwa siswa SMK Negeri 1 Pancung
Soal belum mampu bertindak tutur dengan benar. Dari 63 data, tindak tutur yang
banyak digunakan adalah tindak tutur melaporkan, sedangkan prnsip kesantunan
berbahasa yang banyak digunakan adalah mengikuti maksim kesepakatan dan
melanggar maksim pujian. Hal ini perlu perhatian pihak sekolah teruma kepala
sekolah dan guru bahasa Indonesia untuk memberikan pengarahan dan contoh
kepada siswa mereka agar dalam bertutur di mana saja berada terutama di sekolah
harus santun. Setiap hari dalam bertutur sapa harus diingatkan kepada siswa bahwa
perlu bertutur dengan baik, baik di sekolah ataupun di rumah. Tuturan yang baik dan
sopan tercermin pada sikap dan prilaku yang baik pula.
E. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 63 data yang


terkumpul, 9 tidak tutur asertif menyatakan, 10 tindak tutur asertif mengusulkan, 6
tidak tutur asertif membual, 12 tindak tutur asertif mengeluh, 8 tindak tutur
melaporkan serta 12 tindak tutur melaporkan.

Pronsip kesantunan berbahasa terdiri dari enam maxim yaitu maksim kearifan
sebanyak 11 tuturan, maksim murah hati sebanyak 3 tuturan, maksim pujian
sebanyak 19 tuturan, maksim kesepakatan sebanyak 11 tuturan dan maksim simpati
sebanyak 11 tuturan. Dari hasil analisis data terlihat tuturan siswa SMK Negeri 1
Pacung Soal Kabupaten Pesisir Selatan, mengikuti maksim kesepakatan 11 data dan
melanggar maksim pujian 16 data. Dengan demikian, tindak tutur yang dilakukan
siswa SMK Negeri 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan tergolong belum santun.

F. Daftar Pustaka

Brown,Gillian &George Yule. 1983. Discourse Analysis. Cambridge: Cambridge


University Press.

Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2004. Sosiolinguuistik Perkenalan Awal. Jakarta:
Rineka Cipta

Har, Erman. 2016. The Element of Science Learning: Clasroom Learning Science
Literacy and Availability of Spportig Materials and the Difference Based
on Students’ Demography and Gender. Medwell Journal : The Social
Science 11(18) 4457-4461,2016 ISSN: 1818-5800

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Jakrta: Nusa Indah

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


View publication stats

Moleong, Lexy J. 1994. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Syahrul R. 2008. Prakmatik Kesantunan Berbahasa. Padang: UNP Padang.

You might also like