Professional Documents
Culture Documents
Sop Pemeriksaan Fisik & Pemasangan NGT
Sop Pemeriksaan Fisik & Pemasangan NGT
Sop Pemeriksaan Fisik & Pemasangan NGT
Kep
Pemeriksaan mata
a. Inspeksi
1. Anjurkan pasien menghadap ke depan
2. Bandingkan mata kanan dan kiri
3. Amati bentuk dan keadaan kulit dan kelopak mata
dan catat kelainan yang ada
4. Amati pertumbuhan rambut pada kelopak mata dan
posisi mata
5. Inspeksi kelopak mata bawah, minta pasien untuk
membuka mata perhatikan reflex kedip mata
b. Test Rine
1) Getarkan garputala
Dosen : Anna Mariance Taeteti, S.Kep.,Ns.,M.Kep
c. Pemeriksaan weber
1) Getarkan garputala
2) Letakan tangkai garputala di tengah puncak kepala
pasien
3) Tanyakan kepada pasien apakah bunyi terdengar
lebih jelas pada salah satu telinga
4) Catat hasil pemeriksaan pendengaran tersebut
(normalnya, getaran garputala sama pada telinga kanan
dan kiri)
kurus)
5) Minta pasien untuk mereflekan leher dengan dagu
kemudian hiperekstensikan leher dengan sedikit
kebelakang kemudian gerakan menyamping ke sisi
kanan, kiri sampai telinga kearah bahu
Palpasi
1) Pemeriksaan nodus limfe
a) Posisikan pemeriksa dihadapan klien dan bahu klien
merasa rileks dengan kepala sedikit menunduk atau
menghadap ke sisi yang akan diperiksa untuk
melemaskan jaringan dan otot.
b) Gunakan bantalan jari Anda untuk mempalpasi
masing-masing jaringan limfe dengan gerakan
memutar.
c) palpasi kelenjar lmphe apakah ada pembesaran.
b. Palpasi
1) Pegang leher pasien bagaian trachea, semitris atau
tidak
2) Berdiri di depan pasien dan letakkan telapak tangan
secara datar pada dinding dada pasien
3) Anjurkan pasien untuk menarik nafas
4) Rasakan gerakan dinding dada dan bandingkan sisi
kanan dan sisi kiri (ekskursi dada)
5) Pemeriksa berdiri di belakag pasien. Letakkan
tangan pemeriksa pada sisi dada belakang perhatikan
pengembangan dada pasien saatt bernafas
c. Taktil fremitus
1) Letakkan telapak tangan pada bagian depan dinding
dada dekat apek paru
2) Instruksikan pasien untuk mengucapkan “tujuh
puluh tujuh” u Sembilan puluh sembilan
3) Ulangi gerakan tersebut dengan telapak tangan
sampai bagian dasar paru paru dan bagian posterior
4) Minta pasien untuk berbicara lebih keras atau nada
lebih rendah. Jika di temukan fremitus redup
d. Perkusi
1) Atur posisi pasien supine/terlentang atau duduk
2) Untuk perkusi paru anterior, perkusi di mulai dari
atas klavikula ke bawah spasium interkostalis dengan
interkostalis denga interval 4-5 cm mengikuti pola
sistematis
3) Bandingkan sisi kiri dan sisi kanan
4) Anjurkan pasien untuk duduk
5) Untuk perkusi paru posterior lakukan perkusi mulai
dari puncak paru ke bawah
6) Bandingkan sisi paru kiri dan kanan
7) Instruksikan pasien untuk tarik nafas panjang dan
menahannya untuk menderminasikan gerakan
diafragmanya
8) Lakukan perkusi sepanjang garis skapula sampai
Dosen : Anna Mariance Taeteti, S.Kep.,Ns.,M.Kep
d. Auskultasi paru
1) Gunakan stetoskop untuk dewasa dan bell untuk
anak-anak
2) Letakkan stetoskop di interkostalis
3) Instruksikan pasien untuk bernafas secara perlahan
dan dalam dengan mulut sedikit menutup
4) Mulai askultasi dengan urutan dengan benar dri ICS
1 secra semetris sampai ics bawah,
5) Dengarkan inspirasi dan ekspirasi pada setiap
tempat
6) Lakukan auskultasi pada dada anterior dan posterior
7) Bila terdengar bunyi abnormal anjurkan klien untuk
batuk
e. Auskultasi jantung
1) Auskultasi jantung dengan menggunakan stetoskop
pada area yang di tunjuk pada gambar dengarkan S1
dan bunyi S2 dan bunyi jantung tambahan (ICS II
kanan daerah aorta, ICS II kiri daerah pulmonal,ICS
IV daerah tricus) normalnya pada auskultasi, jantung
terkenal terdengar di S1 dan S2
2) Tempelkan stetoskop pada sisi membrane pada
daerah aorta (ICS II kanan) simak bunyi jantung
terutama BJ 2
3) Pada awal systole dengarkan sama untuk
mengetahui adanya bunyi tambahan atau murmur
Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
Dosen : Anna Mariance Taeteti, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Pemeriksaan Ekstermitas
a. Inspeksi bentuk, ukuran, kesimetrisan, edema/tidak
b. Lakukan edema pitting bila tampak edema Inspeksi
daerah edema (simetris apakah ada tanda peradangan).
Lakukan palpasi pitting selama 5 menit dengan cara
menekan bagian tulang keras atau punggung kaki dan
amati waktu kembalinya. Interpretasi : Derajat I :
kedalaman 1-3 mm dan waktu kembalinya 3 detik
Derajat II : kedalamannya 3-5 mm dengan waktu
kembali 5 detik Derajat III : kedalamannya 5-7 mm
dengan waktu kembali 7detik
c. Refleks Biseps Posisi pasien duduk santai, lengan
rileks, pegang lengan pasien dan letakkan tangan
pasien ditas tangan pemriksa dengan posisi fleksi dan
pronasi kemudian pukul tendo branchioradialis.
d. Refleks trisep 1) Sangga lengan pasien dengan
menggunakan telapak tangan non dominan pemeriksa
2) Posisikan lengan bawah pasien dalam posisi antara
fleksi dan ekstensi 3) Meminta pasien
mengistirahatkan/rileks lengan bawah 4) Palpasi trisep
untuk memastikan otot tidak tegang (3 jari diatas
alekranon) 5) Ketuk tendon trisep secara langsung
mengunakan refleks hammer
e. Refleks Patella
1) Pasien tidur Tangan kiri menopang tungkai yang
akan diperiksa dan dorong kaki/tungkai pasien kearah
abdomen dalam posisi fleksi 900 dan tangan kanan
dengan mengunakan refleks patella
2) Pasien duduk Pasien duduk, tangan non dominan
pemeriksa menopang tungkai yang akan diperiksa dan
tangan dominan mengunakan palu refleks pada tendon
patella.
f. Kekuatan otot
Dosen : Anna Mariance Taeteti, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Fase terminasi
1. Mengevaluasi perasaan klien setelah dilakukannya
tindakan keperawatan
2. Mengevaluasi secara subyektif adanya perubahan
saat atau setelah dilakukan tindakan keperawatan
3. Kontak waktu untuk tindak lanjut untuk tindakan
keperawatan selanjutnya (k/p)
4. Mengucapkan salam kepada klien
5. Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang
telah diberikan kepada klien (di ners station)
PEMASANGAN NGT
Pengertian Melakukan pemasangan selang (tube) dari rongga CATATAN
hidung ke lambung (gaster)
Catatan :
Keterangan :
Nilai > 70 % dan point kritikal harus 100 % dinyatakan kompeten
Dosen : Anna Mariance Taeteti, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Mahasiswa Pembimbing
( ……………………………………… ) (………………………………………..)