Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

CLINICAL INSTRUCTURE TRAINING PROGRAM UNTUK

PERAWAT PELAKSANA
RUMAH SAKIT MITRA SIAGA
1
Wisnu Widyantoro, 2Firman Hidayat, 3Ratna Widyastuti
Stikes Bhakti Mandala Husada Slawi
123
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Ners
Korespondensi
Email: Oominyu@gmail.com

Abstract

Learning in clinical practice is a process of transforming a student to become a professional nurse. Improving the
quality of clinical practice learning can be achieved by improving the performance of clinical supervisors. Good
clinical learning must be supported by clinical instructors who are capable of being role models. The clinical
instructor is authorized and responsible for managing the clinical learning process in the practice vehicle.
Therefore, training is needed to increase the understanding and readiness of clinical instructors in carrying out
their roles and responsibilities. This activity aims to provide clarity on the role of the clinical instructor's
functions and responsibilities in guiding students in a clinical setting. Providing material through Clinical
Learning education, interactive discussions and clinical learning simulations. The purpose of this training is that
clinical supervisors can provide guidance for students so that the growth and development of the nursing
profession can develop. The method used is lectures, discussions and demonstrations of the implementation of
preceptorship.The results of the interviews showed the results of understanding and increasing skills regarding
clinical guidance activities. Meanwhile, based on the observation of the executive nurse who is appointed as the
clinical supervisor, he can use the preceptorship technique well.

Keywords; Clinical instructure, preceptorship

Abstrak

Pembelajaran dalam praktik klinik adalah suatu proses transformasi seorang mahasiswa untuk menjadi perawat
profesional. Peningkatan kualitas pembelajaran praktik klinik dapat dicapai dengan meningkatkan kinerja
perawat pembimbing klinik. Pembelajaran klinik yang baik harus didukung oleh instruktur klinik yang mampu
menjadi role model. Instruktur klinik berwenang dan bertanggung jawab untuk mengatur proses pembelajaran
klinik di wahana praktik. Oleh sebab itu dibutuhkan pelatihan untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan
instruktur klinik dalam melaksanakan peran dan tanggung jawabnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan
kejelasan akan peran fungsi dan tanggung jawab instruktur klinis dalam membimbing peserta didik di tatanan
klinik. Pemberian materi melalui pendidikan Pembelajaran Klinik, diskusi interaktif dan simulasi pembelajaran
klinik. Tujuan pelatihan ini yaitu pembimbing klinik dapat melakukan bimbingan bagi para mahasiswa sehingga
tumbuh kembang profesi perawat dapat berkembang. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan
demonstrasi pelaksanaan preceptorship. Hasil wawancara menunjukan hasil pemahaman dan peningkatan
ketrampilan tentang kegiatan bimbingan klinik. Sedangkan berdasarkan observasi perawat pelaksana yang
ditunjuk sebagai pembimbing klinik dapat menggunakan teknik preceptorship dengan baik.

Kata kunci; Pembimbing klinik, preceptorship


I. PENDAHULUAN pengalaman yang kaya kepada perawat dalam
Bimbingan klinik untuk perawat melakukan bimbingan kepada para mahasiswa
merupakan bagian penting dalam program dalam cara belajar yang sebenarnya.
pendidikan keperawatan karena memberikan Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien

1
dibutuhkan bantuan dan bimbingan dari profesionalnya adalah hal yang mutlak dalam
pembimbing klinik baik pembimbing dari rumah pendidikan keperawatan sebagai pendidikan
sakit (Clinical Instructure/CI) maupun profesioanl. Lahan praktek keperawatan adalah
pembimbing klinik dari institusi merupakan komponen pendidikan yang perlu
pendidikan(Suryani et al., 2015). mendapat perhatian bagi para pengelola lahan
Pembimbing klinik memfasilitasi proses praktek. Maka dengan adanya lahan praktek
belajar dengan memberikan kesempatan bagi yang baik akan dapat dikembangkan pengalaman
mahasiswa untuk melakukan asuhan belajar klinik/lapangan dengan benar. Perubahan
keperawatan dibawah pengawasan pembimbing sikap dan keterampilan profesional yang benar
klinik dan secara bertahap menumbuhkan dengan melalui pengalaman belajar lapangan
kepercayaan diri mahasiswa melalui proses yang diselenggarakan dengan benar dalam
belajar(Sitorus and Waluyo, 2017). tatanan pelayanan keperawatan profesioanl.
Praktek klinik keperawatan adalah suatu Maka lingkungan yang kondusif akan sangat
proses transformasi peserta didik untuk menjadi membantu tumbuhnya sikap dan keterampilan
perawat professional yang memberi kesempatan profesional khususnya bagi perawat. Dalam hal
beradaptasi pada perannya sebagai perawat ini sangat diperlukan sarana agar terlaksananya
professional yang di tatanan nyata pelayanan sikap dan keterampilan profesional bagi para
kesehatan klinik atau komunitas untuk perawat(Eley, 2010).
melaksanakan asuhan keperawatan dengan Pembelajaran klinik merupakan hal yang
benar, menerapkan proses keperawatan, sangat penting dalam sebuah pendidikan
menampilkan sikap atau tingkah laku dan keperawatan karena pembelajaran klinik
keterampilan profesional(Asda, 2017). merupakan proses tranformasi mahasiswa untuk
Proses pembelajaran klinik melibatkan menjadi perawat yang professional. Pemikiran
banyak pihak, diantaranya pembimbing klinik, yang kritis, tindakan dan sikap profesionalisme
pasien dan mahasiswa. Peran ketiganya harus diperankan oleh pembimbing klinik, namun pada
jelas sehingga terjadi hubungan yang harmonis kenyataanya pembimbing klinik dilapangan
dalam menempuh proses pembelajaran klinik belum memahami kompetensi yang harus
yang begitu kompleks. Untuk mencapai tujuan dimiliki(Astuti et al., 2016).
pembelajaran klinik diperlukan Manajemen Pembimbing klinik yang memiliki
bimbingan klinik yang baik(Kristianingsih, kemampuan dalam mengajar, kompetensi
2016). keperawatan, evaluasi keperawatan, hubungan
Fungsi dari rumah sakit adalah sebagai interpersonal dan kepribadian dapat
tempat penyelenggaraan pelayanan medis, mempengaruhi kompetensi klinik mahasiswa
penunjang medis, administrasi dan manajemen, profesi Ners. Kemampuan pembimbing dalam
serta dapat digunakan sebagai tempat mendemosntrasikan teknik dan prosedur klinis
pendidikan atau pelatihan dan pengembangan. memiliki nilai tertinggi dalam penelitian ini.
Salah satu cara untuk pengembangan dan Pendemonstrasian prosedur klinis membuat
pengendalian mutu keperawatan adalah dengan mahasiswa cepat menangkap materi yang
cara mengembangkan lahan praktek keperawatan diajarkan dan dapat berlatih keterampilan klinis
disertai dengan adanya pembinaan masyarakat dengan dibawah pengawasan pembimbing,
profesional keperawatan untuk melaksanakan sehingga pengetahuan dan keterampilan
pengalaman belajar di lapangan dengan benar mahasiswa akan meningkat. Pencapaian
bagi peserta didik(Saragih, 2011). kompetensi klinik mahasiswa tidak hanya
Tanggungjawab masyarakat profesional dipengaruhi oleh pembimbing klinik, akan tetapi
keperawatan dalam melaksanakan keperawatan dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti metode
profesional, dengan sistem nilai dan tradisi pembelajaran, fasilitas/peralatan, konten materi,

2
lingkungan pembelajaran, pengetahuan, Kegiatan IbM dengan judul “Clinical Instructure
keterampilan, sikap, pengalaman, pelatihan, dan Training Program RS Mitra Siaga Kabupaten
motivasi(Bobaya et al., 2015). Tegal” dilakukan melalui beberapa tahap
Peningkatan kemampuan mahasiswa kegiatan diawali dengan kegiatan Penjelasan
dalam pencapaian kompetensi harus didukung Konsep Clinical Instructure Trainning Program
dengan kemampuan Clinical instructure untuk kemudian dilanjutkan dengan Role Play Clinical
mendampingi dan melakukan bimbingan pada Instructure Trainning Program. Peserta mengisi
mahasiswa dengan bahwa clinical instructur presensi kehadiran, kemudian dilanjutkan
adalah perawat berpengalaman, perawat dengan pembukaan acara dan perkenalan dengan
profesional, memahami konsep dan asuhan tim pemateri dan peserta perawat pelaksana.
keperawatan, mampu mendesiminasi ilmu yang Ketua Tm menjelaskan metode dan strategi serta
dimiliki, menjadi role model, berlatar pendidikan melakukan role play secara langsung untuk
minima sama dengan peserta didik. Permasalahan pembimbingan klinik. Kegiatan pengabdian ini
clinical instructure di rumah sakit Mitra Siaga telah dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan
meliputi sebagaian besar berpendiikan diploma rincian yang telah ditetapkan dan disepakati
tiga, sarjana tanpa gelar ners, minimnya sebelumnya yaitu pada tanggal 8-9 Maret 2018.
pengetahuan tentang metode pembelajaran klinik,
belum pernah mengiukuti pelatihan clinical IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
instructure, perbedaan persepsi antara clinical Pelaksanaan kegiatan Pelatihan Clinical
instructure lahan dan akademik, perawat yang Instructure Training Program RS. Mitra Siaga
menjadi clinical instructure berorientasi pada ini dapat berjhasil karena adanya kerjasama yang
pelayanan. baik antara Unit Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat (UP2M) STIKes Bhakti
II. TARGET DAN LUARAN Mandala Husada Slawi dan RS Mitra Siaga Kab.
Pelaksanaan Ipteks bagi masyarakat Tegal.
bertema “Clinical instructure training program
bagi clinical instructure RS Mitra Siaga
Kabupaten Tegal” maka diharapkan:
1. Clinical Instructure (CI) dapat melakukan
proses bimbingan dan pendampingan pada
mahasiswa praktek di rumah sakit, sehingga
tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat
tercapai.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas
mahasiswa terutama mahasiswa STIKes
BHAMADA melalui pendampingan yang
baik dari dosen akademik maupun CI lahan di
RS. Gambar1; Pengisian materi evaluasi
3. 3. Clinical Instructure (CI) yang telah mengikuti pembelajaran klinik
IbM clinical instructure training program Kegiatan yang dilakukan untuk menangani
diberikan sertifikat sebagai salah satu syarat masalah yang dialami oleh mitra yaitu
untuk menjadi Clinical Instructure di rumah pelaksanaan pendampingan dan bimbingan
sakit Mitra Siaga. klinik yang dirasa kurang optimal. STIKes
Bhakti Mandala Husada Slawi memberikan
III. METODE PELAKSANAAN pelatihan untuk menangani masalah tersebut.
Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada bulan
Maret selama dua hari. Kegiatan dilakukan

3
dengan melakukan penyegaran kembali peserta didik, baik dikarenakan beban kerja
mengenai konsep preceptorship pada para CI fungsional yang banyak dalam pelayanan kepada
klinik di RS. Metode pelatihan yang diberikan pasien, komunikasi yang tidak jelas dengan
dengan memberikan materi dalam bentuk institusi pendidikan, atau bahkan kurangnya
ceramah dan diskusi. Selain itu juga dilakukan kepercayaan diri dari pembimbing klinik
role play antar peserta dan aplikasi ke ruangan tersebut. Hal ini yang mendorong pentingnya
dalam penerapan proses bimbingan. pembahasan tentang metode preceptorship di
klinik agar proses bimbingan di lahan praktek
dapat maksimal dan peserta didik dapat
mencapai target pembelajaran sesuai dengan
kompetensi dan tujuan pembelajaran klinik yang
diharapkan.

Faktor yang mempengaruhi metode


pembelajaran klinik secara preceptorship belum
dilaksanakan secara maksimal, diantaranya
perbandingan rasio antara preceptor dengan
jumlah peserta didik yang praktek. Rasio yang
Gambar2: Aplikasi langsung di ruang perawatan baik antara preceptor dengan peserta adalah 1:1.
Namun bila dilihat kenyataan di lahan praktek,
Peserta merasa puas dengan metode dengan banyaknya peserta didik yang praktek
maupun materi yang diberikan secara aplikatif maka rasionya sudah tidak sesuai lagi sehingga,
yang menggambarkan kasus riil yang terjadi metode tersebut sering tidak dapat dijalankan
dalam pembimbingan praktik klinik. Serta dengan maksimal. Akibatnya tujuan
didukung dengan suasan kondusif mulai dari pembelajaran tidak tercapai secara optimal dan
penyambutan peserta, konsumsi serta akomodasi pembelajarannya juga tidak berkualitas karena
yang disediakan berupa tempat yang bimbingan bagi peserta menjadi kurang efektif.
representatif dan nyaman untuk mendukung Faktor pelatihan-pelatihan yang kurang
proses pemberian materi dengan metode bagi seorang pembimbing klinik. Pada
ceramah, diskusi dan demonstrasinserta praktik kenyataannya seseorang bisa saja sudah lama
langsung dengan metode role play cara menjadi seorang pembimbing klinik namun
melakukan bimbingan klinik terhadap informasi dan kompetensinya tidak diperbaharui
mahasiswa. lagi setelah sekian lama, sehingga ilmu,
Kegiatan pengabdian ini dilakukan oleh attitude dan keterampilan tidak sejalan dengan
tim dosen Program Studi Sarjana Keperawatan kebutuhan para peserta didik.
dan Ners STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi Setelah menggunakan metode ceramah,
yang berjumlah 10 orang. Jumlah peserta yang selanjutnya pengajar mengajak peserta untuk
hadir dan mengkuti kegiatan sebanyak 45 orang. aktif dalam diskusi dan tanya jawab. Harapanya
Seorang preceptor harus mempunyai agar peserta dapat lebih leluasa untuk
pengetahuan yang cukup banyak untuk menyampaikan ide-ide baru serta menggali lebih
memberikan saran agar memastikan preceptee dalam tentang hal-hal yang belum dipahaminya.
mendapatkan kemajuan maksimum. Tetapi pada Kelebihan metode ini yaitu: 1). Peserta didik
kenyataannya di lahan praktek sering kita dapat mengembangkan keberanian dan
melihat kondisi yang berbeda dimana seorang ketrampilan dalam menjawab dan
pembimbing klinik tidak maksimal dalam mengemukakan pendapat. 2). Pertanyaan yang
menunjukkan kemampuannya membimbing dilontarkan dapat menarik dan memusatkan

4
perhatian peserta didik, sekalipun ketika itu peserta untuk lebih aktif dalam mengikuti proses
peserta didik sedang ribut. 3). Merangsang belajar. 4). Dapat menambah pengalaman
peserta didik untuk berlatih mengembangkan peserta. 5). Bisa membantu peserta ingat lebih
daya pikir, termasuk daya ingatan. 4). lama tentang materi yang di sampaikan. 6).
Pertanyaan yang jelas lebih mudah dipahami Dapat mengurangi kesalahpahaman karena
peserta didik. 5). Situasi kelas menjadi pengajaran lebih jelas dan kongkrit. 7). Dapat
hidup/dinamis, karena peserta aktif berpikir dan menjawab semua masalah yang timbul di dalam
memberikan jawaban atas pertanyaan yang pikiran setiap peserta karna ikut serta berperan
diajukan. 6). Melatih peserta agar berani secara langsung. 8). Menambah keaktifan untuk
mengemukakan pendapat secara argumentatif berbuat dan memecahkan sendiri sebuah
dan bertanggung jawab. 7). Mengetahui permasalahan. 9). Dapat melaksanakan metode
perbedaan pendapat antar peserta dan pengajar ilmiah dengan baik.
yang dapat membawa ke arah diskusi yang Setelah melakukan demonstrasi
positif. 8). Membangkitkan semangat belajar dan kemudian peserta bermain peran. Salah satu
daya saing yang sehat diantara peserta. 9). Dapat peserta menjadi preceptor untuk peserta yang
mengukur batas kemampuan dan penguasaan lain, didampingi oleh pengajar. Kelebihan dari
peserta terhadap pelajaran yang telah diberikan. metode role play yaitu; 1). Melatih peserta didik
10). Hambatan yang ditemui saat melakukan untuk berkreaktif dan berinisiatif. 2). Melatih
Tanya jawab adalah, peserta yang belum siap peserta didik untuk memahami sesuatu dan
dan tidak terbiasa, sehingga membutuhkan mencoba melakukannya. 3). Memupuk bakat
waktu yang lebih banyak. Pengajar peserta didik yang memiliki bibit seni dengan
mengantisipasi dengan memberikan rangsangan baik melalui sosio drama yang sering
berupa ilustrasi kegiatan maupun menampilkan dilakukannya dalam metode ini. 4). Memupuk
kembali materi yang disampaikan. kerja sama antar teman dengan lebih baik pula.
5). Membuat peserta didik merasa senang,
karena dapat terhibur oleh fragmen teman-
temannya. 6). Dapat berkesan dengan kuat dan
tahan lama dalam ingatan peserta. Disamping
merupakan pengaman yang menyenangkan yang
saling untuk dilupakan. 7). Sangat menarik bagi
peserta, sehingga memungkinkan kelas menjadi
dinamis dan penuh antusias. 8). Membangkitkan
gairah dan semangat optimisme dalam diri
peserta serta menumbuhkan rasa kebersamaan
dan kesetiakawanan sosial yang tinggi. 9). Dapat
menghayati peristiwa yang berlangsung dengan
mudah, dand apat memetik butir-butir hikmah
Gambar3; Foto bersama pemateri dengan peserta
yang terkandung di dalamnya dengan
Hari kedua dimulai dengan melakukan role play
penghayatan peserta sendiri. 10). Dimungkinkan
clinical instructure pelaksanaan preceptorship
dapat meningkatkan kemampuan profesional
dimana memiliki kelebihan yaitu: 1). Perhatian
peserta, dan dapat menumbuhkan / membuka
peserta dapat di pusatkan, dan titik berat yang di
kesempatan bagi lapangan kerja.
anggap penting oleh Pengajar. 2). Perhatian
peserta akan lebih terpusat pada apa yang di
Preceptorship merupakan salah satu
demonstrasikan, jadi proses peserta akan lebih
metode pembelajaran klinik yang baik yang
terarah dan akan mengurangi perhatian peserta
dapat diterapkan di lahan praktek untuk
kepada masalah lain. 3). Dapat merangsang

5
mengembangkan dan meningkatkan mutu Kompetensi Pembimbing Klinik dalam
pembelajaran klinik, sehingga peserta didik Proses Pembelajaran di Klinik. 2.
memperoleh pengalaman klinik yang baik. BOBAYA, J., KILING, M. A., LAOH, J. M. &
Pengalaman praktek yang maksimal selama di LOSU, N. J. J. I. P. M. 2015. Hubungan
lahan praktek akan dapat mengintegrasikan Persepsi Mahasiswa Tentang
semua pengetahuan, keterampilan dan sikap Pembimbing Klinik Dengan Pencapaian
peserta didik yang akan menjadi bekal bagi Target Praktek Klinik Keperawatan
peserta didik setelah selesai dari institusi Medikal Bedah Di Badan Layanan
pendidikan(Maisza, 2018). Umum Rsup Prof. Dr. Rd Kandou
Program preceptorsip dalam Manado. 4, 20-31.
pembelajaran bertujuan untuk membentuk peran ELEY, S. J. D. D. H. W. M. C. J. O. N. T. P. O.
dan tanggung jawab peserta untuk menjadi P. H. P. T. 2010. The power of
perawat yang profesional dan berpengetahuan preceptorship. 15.
tinggi, dengan menunjukan sebuah pencapaian KRISTIANINGSIH, Y. J. J. P. K. 2016. Persepsi
berupa memberikan perawatan yang aman, Mahasiswa Ilmu Keperawatan Tentang
menunjukan akuntabilitas kerja, dapat dipercaya, Manajemen Bimbingan Klinik. 3, 1-5.
menunjukan kemampuan dalam mengorganisasi MAISZA, D. 2018. GAMBARAN TINGKAT
perawatan pasien dan mampu berkomunikasi KEPUASAN MAHASISWA DIII
dengan baik terhadap pasien dan staf KEPERAWATAN DALAM
lainnya(Omer et al., 2016). PEMBELAJARAN KLINIK
(PRECEPTORSHIP) DI POLTEKES
V. KESIMPULAN BANDUNG. Universitas Pendidikan
Kegiatan pelatihan dilakukan selama dua hari Indonesia.
pada tanggal 8-9 Maret 2018. OMER, T. A., SULIMAN, W. A. & MOOLA, S.
Selama proses kegiatan peserta menyimak, J. N. E. I. P. 2016. Roles and
melakukan diskusi serta mampu mempraktekkan responsibilities of nurse preceptors:
pelaksanaan preceptorship di ruangan Perception of preceptors and preceptees.
16, 54-59.
DAFTAR PUSTAKA SARAGIH, N. J. U. I. 2011. Hubungan program
preceptorship dan karakteristik perawat
dengan proses adaptasi perawat baru di
PKSC, RSB, dan RSPI.
ASDA, P. J. O., PATRIA.“HUBUNGAN SITORUS, R. & WALUYO, A. 2017. Panduan
BIMBINGAN KLINIK OLEH Pelatihan: Modul Bimbingan Klinik
PEMBIMBING KLINIK AKADEMIK Efektif (MBKE).
DENGAN PRESTASI BELAJAR SURYANI, L., HANDIYANI, H. &
KLINIK MAHASISWA SEMESTER HASTONO, S. P. J. J. K. I. 2015.
2017. Hubungan Bimbingan Klinik Oleh Peningkatan Pelaksanaan Keselamatan
Pembimbing Klinik Akademik Dengan Pasien Oleh Mahasiswa Melalui Peran
Prestasi Belajar Klinik Mahasiswa Pembimbing Klinik. 18, 115-122.
Semester V DIII Keperawatan STIKES
Wira Husada Tahun Ajaran 2010/2011.
503.
ASTUTI, V. W., KUSUMAWATI, W. &
AFANDI, M. J. J. P. K. 2016.

6
7

You might also like