Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

https://stikes-nhm.e-journal.

id/NU/index

Article
STUDI KASUS: PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN
NEONATUS DI RUANG NEONATUS RSUD MANOKWARI
YAYUK NURYANTI 1, OKTOVIANDI SAWASAMARIAY 2
Prodi D III Keperawatan Manokwari, Poltekkes Kemenkes Sorong

SUBMISSION TRACK A B S T R A C T

Recieved: February 18, 2020


Background: Neonatal period is the period from the birth of
Final Revision: February 28, 2020
the baby to 4 weeks (28 days) after birth. Neonates are
Available Online: March 13, 2020
babies aged 0 (newborn) up to 28 days after birth. Nutrition
is the process of entering and processing food for the body
KEYWORDS that is used for energy. Compared with adults, the
nutritional needs of infants are smaller. However, when
Neonates, nutritional needs
measured by percentage of body weight, babies' need for
CORRESPONDENCE nutrients is almost double that of adults. Purpose: This
study was to determine how to fulfill the nutritional needs of
E-mail: yayuk.nuryanti@yahoo.com neonates. Descriptive research method, with a population
of all neonates in the neonate room, the samples taken
were 2 neonates on the first day. Actions taken to meet
nutritional needs for 3 days. Results: the results of the study
obtained data that support the nursing diagnosis of
disorders of meeting nutritional needs less than body
requirements related to poor suction reflexes. After 3 days
of nursing action, nutritional needs are met, the problem is
resolved, and the patient can go home. Conclusion: the
problem of nutritional needs in neonates can be resolved
by carrying out nursing care starting from assessment,
formulating diagnoses, preparing action plans, and
evaluating the actions that have been given, Suggestion:
Nurses are expected to continue to pay attention to the
nutritional needs of babies according to body weight, and
provide information to the baby's mother on how to meet
the nutritional needs of infants.
YAYUK NURYANTI/ JURNAL NURSING UPDATE VOL. 11 NO. 2 (2020)

I. INTRODUCTION banyak terjadi pada anak. Kekurangan gizi


bisa ditimbulkan karena kurangnya
Masa neonatal adalah masa sejak asupan gizi atau ketidakmampuan tubuh
lahir sampai 4 minggu (28 hari) sesudah dalam menyerap serta memetabolisir zat
kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur gizi (Irianto, 2014). Gizi buruk merupakan
0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan status kondisi anak yang kekurangan
sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi nutrisi, atau anak dengan keadaan nutrisi
berusia 0-7 hari.Neonatus lanjut adalah di bawah standar rata-rata (Alamsyah dan
bayi berusia 7-28 hari.(Muslihatun, 2017). Ratna, 2013).
Nutrisi merupakan proses pemasukan Data Riskesdas tahun 2018 status
serta pengolahan zat makanan bagi tubuh gizi buruk dan gizi kurang pada bayi di
yang bermanfaat menciptakan energy dan Provinsi Papua Barat pada tahun 2013
dimanfaatkan dalam aktivitas tubuh sebanyak 35% sedangkan pada tahun
(Hidayat, 2006). Dibandingkan dengan 2018 sebanyak 15%. Dari data ini dapat
orang dewasa, kebutuhan bayi akan zat dilihat bahwa terjadi penurunan angka gizi
gizi boleh dibilang sangat kecil. Namun, buruk sebesar 20%. Hasil pengambilan
jika diukur berdasarkan persentase berat data awal yang di RSUD Manokwari
badan, kebutuhan bayi akan zat gizi diperoleh data bayi lahir normal periode
ternyata melampaui kebutuhan orang Oktober-Desember 2019 berjumlah 145.
dewasa, nyaris dua kali lipat (Arisman, Hasil wawancara dengan perawat tentang
2010) pemenuhan kebutuhan nutrisi neonatus di
Maslow dalam (Hariyanto, 2010), ruang neonatus didapatkan bahwa bayi
menyatakan ada lima kebutuhan dasar lebih banyak diberikan PASI dibandingkan
yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan ASI, hanya sekitar 25% ibu yang
fisiologis, kebutuhan keamanan, memberikan ASI pada bayinya di ruang
kebutuhan cinta aman dan kepemilikan, neonatus. Jadi bayi lebih banyak diberikan
kebutuhan ekstern dan kebutuhan dengan menggunakan botol susu, hanya
aktualisasi diri. Kebutuhan fisiologis salah beberapa bayi yang menyusu langsung
satunya kebutuhan nutrisi, merupakan pada ibunya. Berdasarkan data diatas,
kebutuhan paling dasar yang memiliki penulis tertarik untuk melakukan
prioritas tertinggi dalam hierarki Maslow penelitian bagaimana pemenuhan
untuk mempertahankan hidup. kebutuhan nutrisi pada neonatus di Ruang
Kekurangan nutisi merupakan salah satu Neonatus RSUD Manokwari.
penyebab kematian dan kesakitan yang

II. METHODS
Metode penelitian deskriptif, dengan
populasi seluruh pasien neonatus di
ruang neonatus, sampel yang diambil 2
pasien neonatus hari pertama. Tindakan
yang dilakukan memenuhi kebutuhan
nutrisi selama 3 hari.
YAYUK NURYANTI/ JURNAL NURSING UPDATE VOL. 11 NO. 2 (2020)

III. RESULT
A. Hasil Studi Kasus Data Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
Identitas Klien Klien 1 Klien 2
Nama Bayi By. Ny. N By. Ny. Y
Tanggal Lahir 1-1-2020 2-1-2020
Jenis Kelamin Laki-laki laki-laki
Nama Orang tua Ny. N Ny. Y
Umur 36 th 30 tahun
Pekerjaan IRT IRT
Alamat Anggrem Arowi
Tanggal Pengkajian 2-1-2020 3-1-2020
Cara lahir Spontan Spontan

b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Klien 1 Klien 2
Pemeriksaan APGAR SKOR
Menit 1 4 5
Menit 5 7 8
Pemeriksaan Antropometri
Lingkar Kepala 34 cm 35 cm
Lingkar Lengan Atas 11 cm 11 cm
Lingkar Dada 32 cm 31 cm
Lingkar Perut 35 cm 36 cm
Panjang Badan 50 cm 51 cm
Berat Badan 3500 gram 3600 gram
YAYUK NURYANTI/ JURNAL NURSING UPDATE VOL. 11 NO. 2 (2020)

Pemeriksaan Fisik
Kepala Rambut hitam dan Rambut hitam dan bersih,
bersih, tidak ada lesi tidak ada lesi

Mata kedua mata bersih dan Kedua mata bersih dan


simetris simetris

Telinga Kedua telinga simetris Kedua telinga Simetris

Tidak terdapat cuping Tidak terdapat cuping


Hidung hidung, tidak terdapat hidung, terdapat sedikit
kotoran kotoran

lembab, refleks hisap lembab, minum dnegan


Mulut belum baik, Terpasang dot, refleks menelan
OGT kurang baik

Leher Tidak terdapat Tidak terdapat


pembesaran tiroid Pembesaran tiroid

Dada Bentuk dada simetris Bentuk dada simetris

Abdomen Perut kembung, tali Tidak terjadi kembung,


pusar basah tali pusar basah

Genetalia Bersih, jenis kelamin Bersih, jenis kelamin laki-


laki-laki, memakai popok laki, memakai popok

Terdapat lubang anus Terdapat lubang anus


Anus
Bersih, akral hangat, Bersih, akral hangat,
Kulit warna kulit kemerahan warna kulit kemerahan

c. Jadwal pemberian ASI / Asupan nutrisi

Jumlah Nutrisi yang Klien 1 Klien 2


diperlukan

Hari Pertama 50-60 cc / 3 jam 50-60 cc / 3 jam


Hari Kedua 90 cc / 3 jam 90 cc / 3 jam
Hari Ketiga 120 cc / 3 jam 120 cc / 3 jam
YAYUK NURYANTI/ JURNAL NURSING UPDATE VOL. 11 NO. 2 (2020)

d. Klasifikasi Data

Klien 1
Data Subjektif Data Objektif
Tidak ada 1. Terpasang OGT,
2. Refleks isap belum baik
3. Bayi kembung
4. BB : 3500 gram
5. Klien memakai popok
6. Tali pusar basah

Klien 2
Data Subjektif Data Objektif
Tidak ada 1. Bayi minum PASI dengan dot
2. Refleks menelan kurang baik
3. BB : 3600 gram
4. Klien memakai popok
5. Tali pusar basah

e. Analisa Data

Data Etiologi Masalah


Klien 1
DS : - Refleks isap kurang Gangguan pemenuhan
DO : nutrisi kurang dari
1. Terpasang OGT kebutuhan tubuh
2. Refleks isap belum baik
3. Bayi kembung
4. BB : 3500 gram

Imaturitas Sistem Imun Resiko Infeksi

Klien 2
DS :-. Refleks menelan kurang Gangguan pemenuhan
DO : baik nutrisi kurang dari
1. Bayi minum PASI dari kebutuhan tubuh
dot
2. Refleks menelan
kurang baik
3. BB : 3600 gram

Imaturitas Sistem Imun Resiko Infeksi


YAYUK NURYANTI/ JURNAL NURSING UPDATE VOL. 11 NO. 2 (2020)

2. Diagnosa Keperawatan
Klien 1 :
a. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan refleks isap belum baik, ditandai
dengan
DO : Terpasang OGT, Refleks isap kurang baik, Bayi
kembung, BB : 3500 gram
b. Resiko infeksi behubungan dengan imanuritas sistem Imun

Klien 2 :
a. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan refleks menelan kurang baik,
ditandai dengan DO : Bayi minum PASI dengan dot,
refleks menelan kurang baik, BB : 3600 gram
b. Resiko infeksi berhubungan dengan imanuritas sistem
imun
YAYUK NURYANTI/ JURNAL NURSING UPDATE VOL. 11 NO. 2 (2020)

3. Perencanaan Keperawatan

Klien 1 dan 2
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Gangguan pemenuhan Setelah di lakukan 1. Kaji intoleransi minum (kembung, 1. Untuk mengetahui keinginan
nutrisi Kurang dari tindakan keperawatan muntah ) minum bayi
kebutuhan tubuh selama 3x24 jam di 2. Berikan ASI dan PASI setiap 3 jam 2. Untuk memenuhi kebutuhan
berhubungan dengan refleks harapkan kebutuhan sesuai kebutuhan nutrisi bayi.
isap kurang baik, ditandai nutrisi pasien terpenuhi 3. Timbang berat badan setiap hari 3. Untuk mengetahui berat badan
dengan dengan kriteria : bayi normal atau tidak.
DO : 1. Bayi tidak muntah 4. Gunakan OGT jika refekls 4. Untuk membantu pemenuhan
Klien 1: Terpasang OGT, dan kembung menghisap dan menelan belum nutrisi bayi
refleks isap belum baik, 2. Refleks hisap baik baik. 5. Agar mulut bayi bersih dan bayi
Minum 30 cc / 3 jam, Bayi 3. Berat badan stabil 5. Lakukan perawatan mulut sebelum menyusu dengan nyaman.
kembung, BB : 3500 dari lahir pemberian minum. 6. Agar ibu tahu cara menyusui
gram 4. Bisa menyusu 6. Ajarkan cara menyusui yang benar
Klien 2 : Bayi minum PASI ibunya 7. Agar ibu mau mengonsumsi
dengan dot, refleks 7. Berikan health education pada ibu makanan bergizi untuk produksi
menelan kurang baik, untuk mengonsumsi makanan yang ASI
minum 30 cc/3 jam, BB : TKTP agar ASI yang dipeoduksi
3600 gram baik untuk bayi.
YAYUK NURYANTI/ JURNAL NURSING UPDATE VOL. 11 NO. 2 (2020)

4. Implementasi Perawatan

Diagnosa Tanggal : Tanggal : Tanggal :


Keperawatan 2-1-2020 3-1- 2020 4-1- 2020
Klien 1
Jam Implementasi Jam Implementasi Jam Implementasi
Gangguan pemenuhan 09.3 1. Mengkaji intoleransi 09.0 1. Mengkaji intoleransi 09.0 1. Mengkaji intoleransi minum (kembung,
nutrisi Kurang dari 0 minum (kembung, 0 minum (kembung, muntah 0 muntah )
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan muntah ) ) Hasil : Bayi tidak kembung
refleks isap kurang baik, Hasil : Bayi Kembung Hasil : Bayi tidak 2. Melakukan perawatan mulut
ditandai dengan 2. Melakukan perawatan kembung Hasil: mulut bayi bersih
DO : Terpasang OGT, mulut sebelum 2. Melakukan perawatan 3. Menimbang berat badan
Refleks isap belum baik,
Bayi kembung,
pemberian minum. mulut sebelum pemberian Hasil : berat badan 3450 gr
BB : 3500 gram Hasil : mulut bayi bersih minum. 4. Mengecek residu
3. Menimbang berat Hasil : mulut bayi bersih 10.0 Hasil : residu tidak ada
badan 3. Menimbang berat badan 0 5. Mengecek reflek hisap
Hasil : BB Bayi 3500 10.0 Hasil : BB bayi 3500 gr Hasil : bayi bisa dapat menghisap dot
gram 0 4. Mengecek residu 6. Memberikan PASI
10.0 4. Mengecek residu Hasil : tidak ada residu Hasil : bayi minum PASI 120 ml
0 Hasil : tidak ada rresidu 5. Memberikan PASI dengan dot
5. Memberikan PASI Hasil : bayi minum PASI 7. Mencoba mengecek reflek hisap
Hasil : bayi minum PASI 60 ml lewat OGT dengan dot
60 cc lewat OGT 13.0 6. Mengecek residu 13.0 Hasil : reflek hisap masih lemah
0 Hasil residu 5 cc 0 8. Memberi minum bayi
6. Mengajarkan cara 7. Mengecek refleks hisap Hasil : bayi bisa minum 180 cc dengan
10.3 menyusui Hasil : bayi sudah bisa dot
0 Respon : Ibu telah menghisap dot, tetapi 9. Mengajarkan ibu menyusui bayi
mengerti cara menyusui masih lemah 16.0 Hasil : ibu bisa menyusui bayi, bayi
7. Memberikan health 8. Memberikan PASI 0 dapat menyusu dengan perlahan,
education pada ibu untuk Hasil : bayi minum 110 cc selama 20 menit.
13.0 mengonsumsi makanan lewat OGT
0 yang TKTP agar ASI
YAYUK NURYANTI/ JURNAL NURSING UPDATE VOL. 11 NO. 2 (2020)

yang dipeoduksi baik


untuk bayi.
Hasil : Ibu mengerti dan
akan melakukan

Implementasi Klien 2
Diagnosa Keperawatan Jam Tanggal : 3-1-2020 Jam Tanggal : 4-1-2020 Jam Tanggal : 5-1-2020
Gangguan pemenuhan 08.00 1. Mengkaji intoleransi 08.001. Mengkaji intoleransi 08.00 1. Mengkaji intoleransi minum (kembung,
nutrisi kurang dari minum (kembung, minum (kembung, muntah muntah )
kebutuhan tubuh
berhubungan dengan muntah) ) Hasil : Bayi tidak Kembung
refleks menelan kurang Hasil : Bayi kembung Hasil : Bayi tidak kembung 2. Menimbang berat badan setiap hari
baik, ditandai dengan 2. Melakukan perawatan adan tidak muntah Hasil : berat badan 3500 gram .
DO : Bayi minum PASI mulut sebelum 2. Melakukan perawatan 3. Membersihkan mulut bayi
dengan dot, refleks
menelan kurang baik, BB :
pemberian minum. mulut sebelum pemberian Hasil : mulut bayi bersih
3600 gram Hasil : mulut bayi bersih minum. 4. Memberikan PASI
08.30 3. Menimbang berat badan 08.30 Hasil : mulut bayi bersih 11.30 Hasil : bayi minum PASI 120 cc dengan
Hasil : berat badan 3600 3. Menimbang berat badan dot
gram. Hasil : berat badan 3600 5. Mendampingi ibu menyusui
12.00 12.00
4. Memberikan PASI gram. Hasil : Ibu telah mengerti cara
Hasil : bayi minum PASI 4. Memberikan ASI menyusui, anak saya bisa menyusu
dengan dot 60 ml Hasil : bayi minum ASI 90 selama 30 menit
5. Memberikan health ml dengan dot
education pada ibu untuk 5. Mengajarkan cara
mengonsumsi makanan menyusui
yang TKTP agar ASI Hasil : Ibu telah mengerti
yang diproduksi baik cara menyusui, anak saya
untuk bayi. mencoba untuk menyusu
Hasil : Ibu mengerti dan selama 30 menit
akan melakukan
YAYUK NURYANTI/ JURNAL NURSING UPDATE VOL. 11 NO. 2 (2020)

5. Evaluasi

Klien 1
No Diagnosa Hari Pertama : 2-1-2020 Hari Kedua : 3-1- 2020 Hari Ketiga : 4-1- 2020
Keperawatan Jam : 16.30 wit Jam : 16 : 30 wit Jam : 16 : 30
1.Gangguan DS : Ibu pasien mengatakan DS : - DS : Ibu pasien
pemenuhan nutrisi mengerti cara menyusui DO : mengatakan sudah bisa
Kurang dari DO : 1. Bayi Masih kembung 1. Bayi tidak kembung dan mencoba menyusui
kebutuhan tubuh 2. Refleks isap 2. Refleks isap belum DO :
berhubungan dengan belum baik baik 1. Bayi mulai mengisap
refleks isap kurang payudara ibu selama
baik, ditandai dengan 3. 3x pemberian 3. 3x pemberian 20 menit
DO klien 1: Terpasang PASI bayi PASI bayi 2. 3x pemberian
OGT, Refleks isap menghabiskan menghabiskan PASI bayi
belum baik, Bayi 180ml PASI 180ml PASI
kembung, BB : 3500 menghabiskan
gram
melalui OGT melalui OGT 180 ml PASI
4. BB bayi : 3500 4. BB Bayi : 3500 3. BB bayi 3450
gram gram gram
A : masalah pemenehuan A : masalah pemenuhan
A : masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien kebutuhan nutrisi pasien
kebutuhan nutrisi pasien belum terpenuhi terpenuhi
terpenuhi P : Intervensi dilanjutkan P : Intervensi dihentikan
P : intervensi dilanjutkan

Evaluasi Klen 2
Diagnosa Hari Pertama : 3-1-2020 Hari kedua : 4-1- 2020 Hari ketiga : 5-1- 2020
Jam : 16.00 Jam : 16.00 Jam : 16.00
keperawatan

Gangguan pemenuhan DS : - DS : ibu pasien mengatakan DS : ibu pasien mengatakan


nutrisi kurang dari telah mengerti cara menyusui, telah menyusui, dan anak saya
kebutuhan tubuh DO : dan anak saya sudah mencoba sudah bisa menyusu selama
berhubungan dengan 1. Refleks menelan menyusu selama 20 menit 30 menit
refleks menelan kurang bayi belum baik
baik, ditandai dengan 2. 3x minum PASI DO : DO :
DO : Bayi minum PASI dari bayi hanya 1. Bayi mulai menysu 1. Bayi sudah bisa
dot dengan pelahan, refleks ibunya, refleks menyusu menyusu ibunya, refleks
kurang baik, BB : 3600 mengahabiskan masih lemah menelan bayi mulai
gram 60 ml 2. 3x minum PASI bayi baik.
3. BB bayi 3600 hanya 2. 3x minum PASI bayi
gram mengahabiskan 90 mengahabiskan
A : Masalah pemenuhan 120 ml
kebutuhan nutrisi pasien
ml
belum terpenuhi 3. BB bayi 3600 gram 3. BB bayi 3500gram
A : masalah pemenuhan A :masalah pemenuhan
P : intervensi kebutuhan nutrisi pasien
kebutuhan nutrisi pasien
dilanjutkan terpenuhi terpenuhi
P : intervensi dilanjutkan P :intervensi dihentikan
YAYUK NURYANTI/ JURNAL NURSING UPDATE VOL. 11 NO. 2 (2020)

dalam kandungan nutrisi terpenuhi


IV. DISCUSSION dari ibu, setelah lahir nutrisi harus
terpenuhi lewat oral.
Pembahasan hasil studi kasus 2. Diagnosa Keperawatan
dengan metode asuhan keperawatan Diagnosa keperawatan yang
meliputi pengkajian, diagnosa didapatkan pada kedua klien
keperawatan, rencana keperawatan, sama, yaitu gangguan pemenuhan
implementasi keperawatan dan kebutuhan nutrisi berhubungan
evaluasi keperawatan sebagai dengan reflek menelan kurang
berikut. baik, dan resiko infeksi
1. Pengkajian berhubungan dengan imaturitas
Analisis data pengkajian sistem imun.
didapatkan data pada klien 1: Gordon (1982, dalam
terpasang OGT, refleks hisap Dermawan, 2012), menjelaskan
belum baik, bayi kembung, BB : bahwa diagnosa keperawatan
3500 gram. Klien 2 : Bayi minum merupakan pernyataan yang jelas,
PASI dengan dot, refleks menelan singkat dan pasti tentang masalah
kurang baik, berat badan : 3600 pasien yang nyata serta
gram. penyebabnya dapat dipecahkan
Bayi baru lahir akan atau diubah melalui tindakan
mengalami adaptasi karena keperawatan menurut. Masalah
semuala berada dalam uterus, keperawatan yang mungkin
ketika lahir atau keluar dari uterus muncul pada bayi baru lahir adalah
akan berada di dunai yang : Ketidakseimbangan nutrisi
berbeda kondisinya. Noorbaya kurang dari kebutuhan tubuh,
(2019) menjelaskan bahwa pada ketidakefektifan termoregulasi,
waktu kelahiran, sejumlah dan risiko infeksi
adaptasi fisik dan psikologis mulai Diagnosa keperawatan yang
terjadi pada tubuh bayi baru lahir, didapat dalam penelitian studi
karena perubahan ini bayi kasus ini sesuai dengan
memerlukan pemantauan ketat penjelasan teori Gordon, dimana
untuk menentukan bagaimana ia masalah utama yang ditemukan
membuat suatu transisi yang baik adalah ketidakeimbangan nutrisi
terhadap kehidupannya di luar sehingga terjadi gangguan
uterus. Termasuk adaptasi pemenuhan nutrisi kurang karena
terhadap pemenuhan kebutuhan reflek menelan yang kurang baik.
nutrisi. Merujuk pada penjelasan
Hasil pengkajian pada kedua Maryunani (2015), salah satu
klien didapatkan hal yang berbeda tanda bahaya neonatus yang
dimana klien 1 menggunakan OGT mungkin terjadi yaitu tidak mau
untuk memenuhi nutrisi, sedang minum/menyusu atau
klien 2 menggunakan dot. Hal ini memuntahkan semua. Neonatus
menunjukkan bahwa adaptasi fisik yang mengalami kondisi reflek
pada kedua klien berbeda seperti yang kurang baik dapat
yang dijelaskan Noorbaya (2019) menyebabkan dia tidak mau
bahwa pada waktu lahir ada menyusu, sehingga bisa
beberapa adaptasi fisik pada bayi. mengganggu pemenuhan
Sesuai studi hasil kasus ini bayi nutrisinya.
harus beradaptasi dalam 3. Perencanaan
memenuhi nutrisi yang semula di
YAYUK NURYANTI/ JURNAL NURSING UPDATE VOL. 11 NO. 2 (2020)

Rencana yang dibuat untuk melibatkan orang tua klien yaitu


memenuhi kebutuhan nutrisi pada ibu. Kondisi yang terjadi pada
neonatus yaitu: kaji intoleransi kedua klien pada hari pertama
minum (kembung, muntah ), mengalami reflek menyusu dan
berikan ASI atau PASI setiap 3 menelan yang belum baik,
jam sesuai kebutuhan, timbang sehingga upaya dilakukan untuk
berat badan setiap hari, gunakan memenuhi nutrisinya, dengan
OGT jika refekls menghisap dan pemasangan OGT. Karena nutrisi
menelan belum baik, lakukan merupakan zat gizi yang
perawatan mulut sebelum diperlukan untuk mempertahankan
pemberian minum, ajarkan cara hidup. Berbeda dengan klien 2,
menyusui, berikan health yang mempunyai reflek yang
education pada ibu untuk kurang baik, sehingga dicoba
mengonsumsi makanan yang dengan rencana tindakan nurtrisi
TKTP agar ASI yang diproduksi diberikan dengan dot untuk melatih
baik untuk bayi. reflek hisap.
Rencana keperawatan 4. Implementasi
adalah suatu proses dalam Implementasi atau
pemecahan masalah yang pelaksanaan tindakan untuk
merupakan keputusan awal memenuhi kebutuhan nutrisi yaitu
tentang sesuatu apa yang akan mengkaji intoleransi minum
dilakukan, bagaimana dilakukan, (kembung, muntah ), memberikan
kapan dilakukan, siapa yang ASI dan PASI setiap 3 jam,
melakukan dari semua tindakan menimbang berat badan setiap
keperawatan (Dermawan, 2012). hari, menggunakan OGT karena
Salah satu kebutuhan dasar reflek menelan belum baik,
neonatus menurut Maryunani melakukan perawatan mulut
(2015), yaitu “Bonding sebelum pemberian minum,
attachment‟. Tindakan ini mengajarkan cara menyusui,
direncanakan pada neonatus memberikan health education
dengan cara pemberian ASI. ASI pada ibu untuk mengonsumsi
merupakan nutrisi utama untuk makanan yang TKTP agar ASI
bayi. Selin itu dengan pemberian yang diproduksi baik untuk bayi
ASI setelah lahir secara langsung Implementasi keperawatan
bayi akan mengalami kontak kulit adalah pengelolaan dan
dengan ibunya. perwujudan dari rencana
Rencana keperawatan yang keperawatan yang telah disusun
dibuat sejalan dengan penjelasan pada tahap perencanaan (Setiadi,
Dermawan (2012), dimana 2012). Armini (2017) menjelaskan
rencana tindakan yang dilakukan bahwa pemenuhan kebutuhan
untuk memecahkan masalah yang nutrisi bagi neonatus adalah ASI.
ada pada pasien. Masalah fokus ASI merupakan satu-satunya
pada penelitian studi kasus ini sumber makanan dan minuman
adalah pemenuhan kebutuhan yang utama dengan nutrisi yang
nutrisi pada neonatus. Sehingga sebagian besar terkandung di
rencana tindakan yang dibuat dalamnya. ASI mengandung zat
merupakan tindakan untuk gizi yang sangat lengkap, antara
memenuhi nutrisi pada neonatus. lain karbohidrat, lemak, protein,
Dalam rencana ini selain tindakan vitamin, mineral, factor
langsung pada klien juga pertumbuhan, hormone, enzim
YAYUK NURYANTI/ JURNAL NURSING UPDATE VOL. 11 NO. 2 (2020)

dan zat kekebalan. Semua zat ini sebagian. Intervensi dilanjutkan


terdapat secara proposional dan orang tua dan perawat ruangan.
seimbang dengan lainnya. ASI Evaluasi keperawatan adalah
merupakan nutrisi yang lengkap kegiatan yang terus menerus
untuk pertumbuhan dan dilakukan untuk menentukan
perkembangan bayi. Bayi baru apakah rencana keperewatan
lahir akan diberi ASI sesuai efektif dan bagaimana rencana
dengan kapasitas lambung antara keperawatan dilanjutkan, merevisi
30-90 ml. Kebutuhan minum pada rencana atau menghentikan
neonatus yaitu : hari ke 1 : 50-60 rencana keperawatan (Manurung,
cc/kg BB/hari, hari ke 2 : 90 cc/kg 2011). Evaluasi dalam asuhan
BB/hari, hari ke 3 : 120 cc/kg BB/ ditulis dalam bentuk SOAP
hari, dan hari ke 4 : 150 cc/kg menurut (Hidayat, 2004 ) yaitu S
BB/hari (subjektif) adalah data yang
Pelaksanaan pemberian diperoleh dari wawancara
nutrisi berupa PASI dan atau ASI langsung. Data ini menyatakan
pada klien 1 dan 2 sesuai bagaimana keadaan pasien
penjelasan teori Armini (2017) setelah diberikan tindakan asuhan.
dimana kebutuhan nutrisi bayi O (objektif) adalah data yang
sekitar 60 cc dalam 3 jam. Klien 1 diperoleh dari hasil observasi dan
dan 2 diberi minum setiap 3 jam pemeriksaan. A (Analisa) adalah
dengan OGT pada klien 1, dan dot pernyataan yang di ambil atau
pada klien 2. Implementasi terjadi atas data subjektif dan
keperawatan yang akan objektif. P (penatalaksanaan)
dilaksanakan sesuai rencana adalah perencanaan yang
keperawatan, dan tidak ada ditentukan sesuai dengan masalah
kesenjangan dengan teori. yang terjadi.
Implementasi keperawatan ini
akan merumuskan respon Evaluasi tindakan keperawatan
terhadap implementasi yang dibuat sesuai penjelasan diatas
diberikan kepada klien untuk dimana evaluasi dilakukan terus
melanjutkan proses keperawatan menerus setiap hari dan dibuat SOAP.
yang telah ada. Tetapi karena kliennya neonatus,
5. Evaluasi sehingga data S (subyektif) ditanyakan
Evaluasi tindakan dilakukan kepada orang tua. Data objektif
setiap hari pada kedua klien. didapat dari hasil observasi tindakan
Evaluasi akhir pada hari ketiga pada klien antara lain reflek hisap,
didapatkan klien 1: Bayi mulai asupan nutrisi, berat badan. Hasil
mengisap ASI 3x pemberian PASI penimbangan berat badan, pada hari
bayi menghabiskan 180 ml PASI, ketiga kedua klien mengalami
BB bayi mengalami kenaikan 20 penurunan berat badan, tetapi tidak
ons, masalah pemenuhan menimbulkan masalah. Karena bayi
kebutuhan nutrisi pasien baru lahir pada minggu pertama akan
terpenuhi. Klien 2 : refleks mengalami penurunan berat 10 % dari
menelan bayi belum baik, 3x berat lahir, sehingga hal ini merupakan
minum PASI bayi hanya hal yang normal.
mengahabiskan 90 ml, BB bayi
3500 gram, masalah pemenuhan V. CONCLUSION
kebutuhan nutrisi pasien teratasi A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan
keperawatan pada neonatus dengan
YAYUK NURYANTI/ JURNAL NURSING UPDATE VOL. 11 NO. 2 (2020)

pemenuhan kebutuhan nutrisi di 4. Implementasi keperawatan yang


Ruang Neonatus RSUD Manokwari, dilakukan sesuai rencana yang
maka peneliti dapat menarik sudah dibuat yaitu tindakan
kesimpulan sebagai berikut : keperawatan untuk memenuhi
1. Hasil pengkajian yang didapat kebutuhan nutrisi neonatus.
pada klien 1 : terpasang OGT, 5. Evaluasi pada hari ketiga
refleks isap belum baik, bayi didapatkan kedua masalah klien
kembung, BB : 3500 gram. Klein 2 teratasi sebagian, tindakan
: bayi minum PASI dengan dot, dilanjutkan oleh petugas ruangan
refleks menelan kurang baik, berat dan orang tua klien.
badan : 3600 gram.
2. Diagnosa keperawatan yang
ditemukan setelah pengkajian B. Saran
difokuskan pada Bagi masyarakat
ketidakseimbangan nutrisi kurang Diharapkan masyarakat
dari kebutuhan tubuh. khususnya ibu yang baru melahirkan
3. Rencana keperawatan difokuskan harus memenuhi nutrisi bayi sesuai
pada tindakan untuk memenuhi dengan kebutuhan bayi yaitun
nutrisi pada neonatus yaitu kaji pemberian ASI. ASI diberikan secara
intoleransi minum (kembung, eksklusif yaitu pada enam bulan
muntah ), berikan ASI atau PASI pertama.
setiap 3 jam sesuai kebutuhan,
timbang berat badan setiap hari, Bagi tempat pelayanan kesehatan
gunakan OGT jika refekls Diharapkan rumah sakit sebagai
menghisap dan menelan belum tempat pelayanan kesehatan
baik, lakukan perawatan mulut khususnya tenaga kesehatan yang
sebelum pemberian minum, dinas di ruang neonatus tetap
ajarkan cara menyusui, berikan memberikan pemenuhan kebutuhan
health education pada ibu untuk nutrisi bayi sesuai kebutuhan dan berat
mengonsumsi makanan yang badan bayi.
TKTP agar ASI yang diproduksi
baik untuk bayi.

REFERENCES

Arisman (2010). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : ECG


Armini, N.W, Sriasih, N.G, & Marhaeni, G. A. (2017). Asuhan Kebidanan neonatus, bayi,
balita & anak prasekolah. Denpasar : Andi
Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep & Kerangka. Yogyakarta
: Gosyen Publishing.
Dharma K.K. (2011). Metodologi penelitian keperawatan. Jakarta : Medika Trans Info
Dianningsi, R.R. (2016). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Pada
By.Ny. M Di Ruang Peristi Rumah Sakit Dr. Soedirman Kebumen. Diperoleh tanggal
24 November 2019.http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/200/1/REPTI-
DIANNINGSIH.
Hidayat. A.A.A. (2016) Metodologi penelitian ilmu keperawatan dan kesehatan. Jakarta :
Medika salemba.
Kementrian Kesehatan RI. (2011). Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta
YAYUK NURYANTI/ JURNAL NURSING UPDATE VOL. 11 NO. 2 (2020)

Manurung, S. (2011). Keperawatan Profesional. Jakarta : Media Trans Info


Maryunani . A (2015). Asuhan Ibu nifas dan Asuhan Ibu menyusui. Jakarta : Media
Murfianto, E, N. (2016). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Bayi Berat
Lahir Sangat Rendah (BBLSR) Pada By.Ny. PA IDi Ruang Peristi RSUD Dr.
Soedirman Kebumen. Diperoleh tanggal 24 November
2019.http://s.docworkspace.com/d/AHd7V9_0q-sk4rn3seGmFA/EKA-NANDA-
MURFIANTO.
Muslihatun. W,N. (2017). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya
Noorbaya, S., & Johan, H. (2019). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
Jogyakarta : Gosyen Publishin.
Notoatmojo. S (2016) Metologi penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka
Nursalam. (2017). Metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Medika Salemba.
Riskesdas (2018). Status gizi buruk Riskesdas data. Diperoleh tanggal 24 November
2019. http ://www.kemenkes.go.id/assets/upload/dir 519d48cd98100/files/hasil-
riskesdas-2018 1274.pdf.
Romauli, S. (2011). Asuhan Kebidanan 1 . Yogyakarta : Nuha Medika.
Setiadi. (2012). Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan
Praktek. : Graha Ilmu.
Wartonah, T. (2006). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Jakarta :
Medika Salemba.

You might also like