Professional Documents
Culture Documents
5 GK Feridus Welak Ancaman Populisme Reaktualisasi Pancasila 62 70
5 GK Feridus Welak Ancaman Populisme Reaktualisasi Pancasila 62 70
Abstract
This paper focuses on the theme of populism in Indonesia that threatens the integrity of society.
The phenomenon of populism in Indonesia affiliated with certain identity politics (religions-
cultures) has the potential to accompany the society and or the state to divide with each other.
Actualizing Pancasila as a basic foundation to overcome the occurrence of divisions in society in
particular and Indonesia at large. Populism movements that facilitate religious-culture-based
identity propositions for their political strategies and maneuvers have an effect on the integrity of
society. Religious-cultural issues are able to burn sentimental societies and mobilize political
forces. Based on Pancasila as the basis of the state, Indonesia has committed to overcoming
identity-based politics. Pancasila as the basis of the state is believed to be born and formed by the
existence of the same life values among the Indonesian people. Pancasila wraps and established
the plurality of Indonesia without any discrediting and discriminating behavior against each other.
The reactualization of Pancasila is an inevitability and a fundamental step to re-crystallize
pancasila values and stem the identity politics movement that divides society. This critical study
is intended to investigate the impact of populism on the integrity of society. Pancasila was
appointed as a basis for overcoming identity politics and maintaining community unity. As for the
findings in this paper that the identity politics of populism is contrary to the spirit of Pancasilais
and Indonesianness. Actualizing Pancasila is very urgently needed to stem the phenomenon of
populism for the integrity of society.
Abstrak
Tulisan ini meletakkan fokus pada tema populisme di Indonesia yang mengancam integritas
masyarakat. Fenomena populisme di Indonesia yang berafiliasi dengan politik identitas (agama-
budaya) tertentu berpotensi menggiring masyarakat dan atau negara pada perpecahan satu sama
lain. Mereaktualisasikan Pancasila sebagai landasan dasar mengatasi terjadinya perpecahan dalam
masyarakat secara khusus dan keindonesiaan secara luas. Gerakan populisme yang memfasilitasi
dalil-dalil identitas berbasis agama-budaya untuk strategi dan manuver politiknya sungguh
berpengaruh terhadap integritas masyarakat. Isu agama-budaya mampu membakar sentimental
masyarakat dan memobilisasi kekuatan politik. Berlandaskan Pancasila sebagai dasar negara,
Indonesia telah berkomitmen untuk mengatasi politik berbasis identitas. Pancasila sebagai dasar
negara diyakini lahir dan dibentuk oleh adanya nilai-nilai hidup yang sama di antara suku bangsa
Indonesia. Pancasila membungkus dan mendaulatkan pluralitas Indonesia tanpa adanya perilaku
saling mendiskreditkan dan mendiskriminasi satu dengan yang lain. Reaktualisasi Pancasila
merupakan keniscayaan dan langkah fundamen untuk mengkristalkan kembali nilai-nilai Pancasila
dan membendung gerakan politik identitas yang memecahbelahkan masyarakat. Studi kritis ini
dimaksudkan untuk menyelidiki dampak dari populisme terhadap integritas masyarakat. Pancasila
62
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 02, No. 01, April 2022, halaman 62-70
Populisme di Indonesia: Ancaman bagi Integritas Masyarakat dan Reaktualisasi Pancasila
diangkat sebagai dasar untuk mengatasi politik identitas dan tetap menjaga kesatuan masyarakat.
Adapun temuan dalam tulisan ini bahwa politik identitas populisme bertolak belakang dengan
semangat pancasilais dan keindonesiaan. Mereaktualisasikan Pancasila sangat urgen diperlukan
untuk membendung fenomena populisme untuk menjaga integritas masyarakat.
63
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 02, No. 01, April 2022, halaman 62-70
Populisme di Indonesia: Ancaman bagi Integritas Masyarakat dan Reaktualisasi Pancasila
64
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 02, No. 01, April 2022, halaman 62-70
Populisme di Indonesia: Ancaman bagi Integritas Masyarakat dan Reaktualisasi Pancasila
65
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 02, No. 01, April 2022, halaman 62-70
Populisme di Indonesia: Ancaman bagi Integritas Masyarakat dan Reaktualisasi Pancasila
dan menciptakan keadilan-kebaikan bersama prinsip baik itu hukum, norma, ideologi,
justru bertolak belakang dengan realitas. pandangan hidup maupun kontrak sosial
Kesenjangan terus tercipta baik dalam yang mampu mengintegerasikan masyarakat.
politik, sosial, ekonomi dan pendidikan. Indonesia memfondasikan Pancasila
Fenomena ini dilihat dan diklaim kaum sebagai dasar dari segala prinsip. Para pendiri
populis sebagai disfungsional demokrasi. bangsa (founding fathers) telah merumuskan
Dalam artian demokrasi yang sedang dan dasar negara Indonesia berdasarkan
berjalan tidak sesuai dengan cita-cita Pancasila. Soekarno salah satu bapak pendiri
“demokrasi sebatas prosedural”. Wajah bangsa mengasalkan Pancasila sebagai dasar
demokrasi sekarang tidak menampilkan cita- negara “dalam pidatonya 1 Juni 1945
cita awali dan keluhuran dari demokrasi itu mengemukakan dasar negara Indonesia
sendiri. Situasi tersebut digunakan kaum (weltanschauung) yang dinamakannya
populis untuk menyerang pemerintah dan Pancasila”. (Sekretariat Negara Republik
institusi demokrasi yang dinilai tidak mampu Indonesia, 1995: 81) Di atas Pancasila itulah
memenuhi tugasnya. Indonesia berdiri. Fondasi bangsa Indonesia
Gerakan populisme Indonesia tidak lain adalah Pancasila; Indonesia
seringkali bertalian dengan politik identitas berhulu dan bermuara pada Pancasila.
(agama-kultur). Politik identitas berarti Seluruh masyarakat Indonesia (yang begitu
menegasikan atau anti terhadap realitas majemuk: budaya, agama, bahasa, dan ras)
pluralitas; mengabaikan civil society. dipersatukan dalam satu dasar yakni
Fenomena politik identitas (agama-kultur) Pancasila. Singkat kata, Pancasila mengikat
dalam demokrasi Indonesia merupakan dan menyatukan seluruh pluralitas bangsa
regresi dari demokrasi Pancasila. Populisme Indonesia tanpa ada pembedaan satu dengan
di Indonesia yang bersenyawa dalam politik lain.
dan agama mampu memobilisasi dan Kenyataan Indonesia sebagai negara
memfasilitasi untuk membentuk sistem plural terbesar di dunia bukanlah hanya
ekslusivisme dalam masyarakat. kesadaran yang lahir dewasa ini tetapi sejak
Konsekuensi lebih jauhnya ialah terjadinya kemerdekaan. Soekarno menyadari hal
perpecahan dalam masyarakat. Agama dan pluralitas Indonesia tersebut; baginya
budaya mendoktrinkan faham dan ajaran Pancasila mampu membingkai pluralitas
yang bersifat eksklusif. Konteks Indonesia, tanpa harus ada penyekatan yang dibalut
“populisme agama sangat kuat untuk berdasarkan identitas tertentu, “kita hendak
memantik sentimental masyarakat dan mendirikan suatu negara ‘semua buat
mampu memobilisasi masa untuk semua’. Bukan buat satu orang, bukan buat
kepentingan atau manuver politik”. satu golongan, baik golongan bangsawan
(Wijanarko, 2021: 5) Gerakan populisme maupun golongan kaya, tetapi ‘semua buat
Indonesia sangaat dipengaruhi dan diperkuat semua”. (Sekretariat Negara Republik
oleh agama dan politik identitas. Indonesia, 1995: 71) Gagasan Indonesia
berdiri di atas Pancasila bukan untuk digiring
3. Pancasila: Asas Fundamen pada faham sektarian, golongan tertentu dan
Keindonesiaan memetakan masyarakat berdasarkan politik
yang berujung pada disintegritas. Indonesia
Asas fundamen merupakan hal yang
memfondasikan negara berdasarkan
mengikat, menjadi pegangan setiap orang.
Pancasila mengungkapkan eksistensinya
Nilai, norma dan pandangan yang mampu
mengarisbawahi keruntuhan sekat-sekat
menyatukan semua. Dengan kata lain, asas
dalam masyarakat dan kehidupan bernegara.
fundamen merupakan roh pengikat dan
Masyarakat dan negara tidak lagi berada
perekat kehidupan suatu bangsa-negara.
dalam terminologi mayoritas-minoritas,
Setiap lembaga dan negara memilki dasar
kelompok-golongan tertentu tetapi semua
atau tolak ukur sebagai dasar dari segala
66
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 02, No. 01, April 2022, halaman 62-70
Populisme di Indonesia: Ancaman bagi Integritas Masyarakat dan Reaktualisasi Pancasila
dalam cakupan dan wilayah yang sama yakni (weltanschauung), serta kontrak sosial
Indonesia. mutlak yang bersumber dan bermuara pada
Keindonesiaan merupakan kenyataan Pancasila”. (Hasan, 2017: 3) Bagi Indonesia
yang merangkum pluralitas yang Pancasila merupakan syarat eksistensial
mengungkapkan kesadaran untuk menjaga untuk membingkai keindonesiaannya.
keutuhan dan merawat nilai Pancasila Indonesia hanya dapat berdiri kokoh
sebagai dasar dari segala prinsip. Kesadaran apabila kenyataan yang paling esensial
‘aku Indonesia-aku Pancasila’ merupakan dihormati dan dijamin yakni Pancasila
langkah konstruktif dan mendesak. diterima dan dijalankan oleh seluruh
Kesadaran “Aku Indonesia-aku Pancasila masyarakat Indonesia baik dalam bidang
memaksudkan kesadaran mendasar yang sosial, pendidikan, hukum maupun politik.
mengungkapkan seluruh identitas historitas, Singkat kata Pancasila menjiwai seluruh
nilai, pluralitas, dan keharmonisan sebagai bidang kehidupan bangsa-negara Indonesia.
satu bangsa”. (Riyanto, 2017: 70) Aku
Indonesia-aku Pancasila merupakan dua 4. Reaktualisasi Pancasila
kesatuan yang tak terpisahkan. Indonesia-
Indonesia telah berkomitmen
Pancasila mengatributkan bahwa setaip
membangun atau mendirikan negara dengan
masyarakat atau bangsa Indonesia benar-
memfondasikan berdasarkan Pancasila
banar Indonesia yang berlandaskan Pancasila
sebagai dasar eksistensialnya. Pemakluman
bukan Indonesia KTP saja; dalam artian
“Pancasila sebagai dasar negara
mengaku Indonesia tetapi menegasikan
mengungkapkan seluruh kebijakan,
Pancasila sebagai dasar negara.
pandangan, nilai, hukum berlandaskan dan
Keindonesiaan juga mengungkapkan
mengamalkan nilai Pancasila itu sendiri.
fakta sejarah bahwa “manusia Indonesia
Singkat kata Indonesia adalah negara
tidak terbangun atau terdiri dari satu suku,
Pancasila yang mengatributkan paham
budaya, agama dan geografis yang sama
Pancasilais: dari, oleh dan untuk Pancasila”.
tetapi lahir dari keanekaragaman”. (Riyanto,
Dalam hal ini Pancasila merupakan syarat
2017: 70) Fakta sejarah negara plural
mutlak-urgen bagi negara Indonesia. Syarat
memaksudkan semua untuk saling
mutlak menerangkan bahwa Pancasila milik
menjunjung tinggi nilai masing masing dan
semua warga Indonesia tanpa harus
tetap menjaga keharmonisan. Pluralitas tidak
dipetakan satu dengan yang lain. Sebagimana
sama dengan relativisme sebagaimana
“Pancasila ditetapkan dalam pembukaan
kebanyakan orang mendefinisikannya.
UUD NRI Tahun 1945 menerangkan bahwa
Pluralisme menekankan pada kesedian untuk
Pancasila menjadi milik semua warga
menerima dan mengakui perbedaan tetapi
Indonesia tanpa ada diskriminasi berdasarkan
tetap satu yakni Indonesia. Sedangkan
identitas masing-masing”. (Suseno, 2015:
relativisme bertendensi melihat semua nilai,
45) Eksistensi Pancasila sebagai dasar negara
budaya dan ras sama saja; tidak ada yang
membingkai pluralitas dalam kesatuan yakni
beda. Sebagai bangsa plural Indonesia
Indonesia.
membingkaikan semuanya dalam satu wadah
Reaktualisasi Pancasila memaksudkan
kokoh yakni Pancasila. Dalam Pancasila
mengaktualisasikan atau mengaplikasikan
termuat sistem pluralitas yang saling
kembali nilai-nilai Pancasila; Melihat
menjunjung tinggi dan kesedian untuk saling
kembali Pancasila sebagai dasar fundamen
menerima perbedaan tanpa harus ada
ideologi dan dasar hukum Indonesia;
diskriminasi. Pancasila menjadi “dasar
membumikan Pancasila sebagai asas
eksistensial bagi masyarakat dan bangsa
eksistensial Indonesia. Reaktualisasikan
Indonesia: norma dasar, hukum (rechtsidee),
Pancasila tidak lain merupakan menghidupi
filosofis (philosofische grondslaag) ideologi
kembali lima sila yakni (1) Ketuhanan Yang
negara, dan pandangan hidup
Maha Esa ‘toleransi hidup beragama’, (2)
67
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 02, No. 01, April 2022, halaman 62-70
Populisme di Indonesia: Ancaman bagi Integritas Masyarakat dan Reaktualisasi Pancasila
68
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 02, No. 01, April 2022, halaman 62-70
Populisme di Indonesia: Ancaman bagi Integritas Masyarakat dan Reaktualisasi Pancasila
69
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 02, No. 01, April 2022, halaman 62-70
Populisme di Indonesia: Ancaman bagi Integritas Masyarakat dan Reaktualisasi Pancasila
70
Pancasila : Jurnal Keindonesiaan, Vol. 02, No. 01, April 2022, halaman 62-70