Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

OLAHRAGA, EKONOMI, DAN POLITIK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
X-IPA 5

 Ade Yulianda Putra


 Adzra Vidia Ginting
 Anugrah Telaumbanua
 Tiara Salsalbilla
 Yudika May Deo Purba
 Zuleika

SMA NEGERI 6 BINJAI


TAHUN AJARAN 2022/2023
GURU PEMBIMBING: PAK WANUL

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat


Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang "Olahraga, ekonomi, dan politik" dengan baik dan
tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok


(ulangan harian) yang diberikan oleh Pak Wanul. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari
bantuan banyak pihak dan narasumber sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih


jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan
pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang bersifat membangun. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

2
ABSTRACT

The purpose of writing this article is to describe the relationship


between sports, economics and politics. Where this article focuses on the
sport of football, with an emphasis on politics, especially democratic
politics. This means that football is not a sport, but has long been a
political tool as well as an inspiration and learning in politics. When a
country or region organizes a sporting event, it will likely require large
funds.However, it could be that these sports activities are able to
encourage economic growth, and even bring profits. This statement
provides evidence that sports if managed professionally can bring
economic benefits. Football and politics both provide lessons in many
ways, especially about strategy in combat. In other words, football in its
development is not only a political tool or the legitimacy of power politics
but also as a medium for learning democratic politics, especially those
related to politics and its constituents.

This means that as long as football is still played on the "field" then
it's safe to say that politics will play on the "green grass". The conclusion
is that sport, which in fact is a unifying medium for the nation and as a
symbol of national character and identity, is never separated from the
political power in it. However, sport in the future must become a unifying
tool for the nation. Because sport contains many elements, including
education, culture, tourism, economy, and of course health. Thus, in
order to advance sport, a spirit of sportsmanship must be instilled from
an early age as well as practical politics that can injure the essence of it.

3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................ 2
ABSTRACT ..................................................................... 3
DAFTAR ISI ..................................................................... 4

BAB I PENDAHULUAN .................................................. 5


1. Latar Belakang ......................................................... 5
2. Pengertian Olahraga, Ilmu Ekonomi dan Ilmu Politik 6
3. Tujuan Pembahasan ................................................ 8

BAB II ILMU EKONOMI DAN ILMU POLITIK DALAM DUNIA


OLAHRAGA .................................................................... 9
1. Ekonomi Olahraga .................................................... 9
2. Politik Olahraga ........................................................ 13

BAB III KESIMPULAN .................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 18

4
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang
terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh
berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan
kebugaran jasmani. Olahraga merupakan sebagian
kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari karena
dapat meningkatkan daya tahan tubuh seseorang.
Olahraga dapat dimulai sejak usia dini hingga usia lanjut
dan dapat dilakukan setiap hari.

Olahraga pada saat sekarang ini, tidak hanya diartikan


sebagai suatu permainan atau suatu pertandingan saja,
namun telah menjadi barometer perkembangan suatu
negara dan diperhitungkan dalam hubungan internasional.
Sebagai contoh, banyak negara-negara yang baru
merdeka mendaftarkan diri menjadi negara anggota FIFA
(Federation of International Football Assosiation). bahkan
jumlah negara anggota FIFA lebih banyak dari pada
jumlah negara anggota PBB. Olahraga menjadi alat bagi
negara untuk menunjukkan eksitensinya dan alat untuk
mendapatkan pengakuan internasional."

2. PENGERTIAN OLAHRAGA,
ILMU EKONOMI DAN ILMU POLITIK.

A. PENGERTIAN OLAHRAGA
Secara umum pengertian olahraga adalah sebagai
salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang yang
5
berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas
kesehatan seseorang setelah olahraga.

Siedentop (1991), seorang pakar pendidikan jasmani


dari Amerika Serikat, mengatakan bahwa dewasa ini
pendidikan jasmani dapat diterima secara luas sebagai
model “pendidikan melalui aktivitas jasmani”, yang
berkembang sebagai akibat dari merebaknya telaahan
pendidikan gerak pada akhir abad ke-20 ini dan
menekankan pada kebugaran jasmani, penguasaan
keterampilan, pengetahuan, dan perkembangan sosial.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa:" pendidikan
jasmani adalah pendidikan dari, tentang, dan melalui
aktivitas jasmani".

B. PENGERTIAN ILMU EKONOMI


Ilmu Ekonomi adalah suatu bidang studi yang telah ada
seiring adanya kehidupan manusia. Demikian halnya,
pemikiran-pemikiran terkait persoalan-persoalan ekonomi
pun telah hadir seiring berbagai aktivitas kehidupan
manusia terjadi, hanya saja pemikiran-pemikiran saat itu
belum sistematis dan komprehensif terkait pembahasan
persoalan-persoalan ekonomi yang dihadapi masyarakat
bahkan negara.

Tumbuhnya olahraga sebagai suatu budaya populer


seperti saat sekarang ini, dimana hingar bingarnya
perhelatan suatu event olahraga yang mampu menyedot
perhatian masyarakat kedalamnya menjadi sesuatu yang
dipandang "Precious" oleh media massa. Dengan adanya
kecenderungan masyarakat suka terhadap olahraga, dan
bahkan telah menjadi bagian dari gaya hidup olahraga

6
pun mampu dijadikan sebagai industri komoditas bagi
media 3/61 Dengan berbagai kekuatan yang melatar
belakangi media massa dengan kepentingan untuk meraih
pangsa pasar yang tinggi, maka olahraga pun tumbuh
sebagai alat untuk mencari keuntungan di sektor profit.
Media menyajikan space berupa halaman, ataupun hak
siar tertentu khusus olahraga, bahkan tak jarang suatu
media menjadi sponsor langsung dari suatu event
olahraga tersebut.

Sejatinya Hubungan media massa dengan olahraga


memiliki sejarah yang panjang. Bannet, (1983: 273-240)
menjelaskan bahwa media cetak seperti surat kabar telah
melaporkan kegiatan olahraga di inggris dan amerika
serikat, sejak beberapa tahun yang lalu. Tampaknya,
sejak itu pemberitaan dan penyiaran olahraga telah
menjadi ajang bisnis yang menggiurkan, terutama di
negara-negara maju, karena banyaknya sponsor dan
sirkulasi peredaran uang disana. Situasi dan kondisi
media massa seperti itu akan banyak mempengaruhi
kelangsungan hidup dunia olahraga. Dengan demikian,
dunia olahraga memperoleh dampak menguntungkan
karena disiarkan dan diberitakan oleh media massa.

C. PENGERTIAN ILMU POLITIK


Ilmu Politik adalah ilmu yang mempelajari tentang seni
pemerintahan, interaksi publik, kompromi dan konsensus,
serta power dan distribusi sumber-sumber dalam interaksi
publik tersebut. Atau menurut Alfred Apsler, ilmu politik
adalah ilmu mengenai institusi-institusi pemerintah dan
pola perilaku aktor politik yang mengkaji bagaimana

7
kekuatan politik berkembang dan bagaimana proses
pengambilan keputusan berlangsung.

3. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Menjelaskan prinsip-prinsip dasar ekonomi
dan menghubungkan teori ekonomi untuk industri
olahraga
2. Membahas konsep analisis dampak ekonomi dan
hubungannya dengan acara olahraga dan fasilitas.
3. Menggambarkan struktur bisnis organisasi olahraga.
4. Mengidentifikasi prinsip-prinsip dasar dan
alat-alat manajemen keuangan dan menerapkannya
pada industri olahraga.
5. Elemen dasar neraca dan laporan laba rugi untuk
organisasi olahraga.
6. Mengidentifikasi profesi dan peluang karir di industri
olahraga, ekonomi dan manajemen keuangan.
7. Menjelaskan pentingnya etika dan keterampilan
berpikir kritis di bidang olahraga keuangan dan
ekonomi.

8
BAB II
ILMU EKONOMI DAN ILMU POLITIK DALAM
DUNIA OLAHRAGA

1. EKONOMI OLAHRAGA
Perkembangan olahraga di dunia dan Indonesia saat
ini semakin menarik untuk diikuti, salah satu hal yang
menarik adalah bahwa olahraga dapat dimasuki dimensi
lain dalam perkembangannya. Olahraga yang dikenal
sebagai aktivitas yang dilakukan oleh manusia untuk
mengembangkan potensi jasmani dan rohani di dalamnya
memiliki sesuatu energi yang dapat meningkatkan
perkembangan olahraga. Dalam mengembangkan
pembangunan olahraga terdapat beberapa peningkatan
kebijakan yang salah satunya adalah peningkatan di
sektor industri keolahragaan. Kegiatan dalam industri
olahraga di dalamnya terdapat bisnis dalam bidang
olahraga yang didalamnya menyediakan barang ataupun
jasa. Peluang industri olahraga di dunia dan Indonesia
sebagai penguat potensi ekonomi yang luar biasa.
Indonesia yang termasuk negara berkembang dalam
bidang ekonomi telah merintis usaha atau jasa dalam
industri keolahragaan. Kedepannya perlu memikirkan
bagaimana untuk terus meningkatkan industri olahraga
agar industri olahraga di Indonesia seperti negara-negara
yang telah maju sehingga dampak kedepannya nilai
ekonomi Indonesia akan lebih baik.

Perkembangan dunia olahraga saat ini telah memasuki


ranah dunia industri. Hal ini dapat kita lihat dan buktikan
dengan semankin bertambah banyaknya produk barang

9
olahraga seperti sepatu, baju olahraga, peralatan fitness
atau berupa bentuk jasa-jasa dibidang olahraga.
Berkembangnya dunia bisnis olahraga seperti ini menjadi
keuntungan tersendiri bagi masyarakat dalam memuaskan
rasa haus mereka atas kebutuhan-kebutuhan olahraga.
Bukan hanya sebagai konsumen, peluang menjadi bagian
dan turut serta dalam perkembangan bisnis olahraga
terbuka begitu lebar.

Memajukan olahraga rekreasi harus bertumpu pada


konsep pembinaan dan pengembangan, yaitu
dilaksanakan dan diarahkan untuk memassalkan olahraga
sebagai upaya mengembangkan kesadaran masyarakat
dalam meningkatkan kesehatan, kebugaran,
kegembiraan, dan hubungan sosial yang dilaksanakan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat
dengan memanfaatkan potensi sumber daya, prasarana
dan sarana olahraga rekreasi. Penguatan sistem
pembangunan keolahragaan terus ditingkatkan agar
mempermudah perkembangan industri olahraga di
Indonesia. Langkah-langkah yang harus diterapkan antara
lain: mengembangkan kebijakan, manajemen
penyusunan, perencanaan program olahraga,
meningkatkan akses dan partisipasi masyarakat,
meningkatkan sarana dan prasarana olahraga,
meningkatkan upaya pembibitan dan pengembangan
prestasi olahraga, meningkatkan pola kemitraan dan
kewirausahaan dalam upaya menggali potensi ekonomi
olahraga melalui pengembangan industri olahraga,
mengembangkan sistem penghargaan dan meningkatkan
kesejahteraan atlet, pelatih, dan tenaga keolahragaan.

10
Pherson (1975) dalam Kemal Johana dan Supandi
(1990: 83) menyatakan ada enam faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat laju konsumsi olahraga antara lain
sebagai berikut:
1. Seperangkat kesempatan yang berkenaan dengan
waktu dan pencapaian tempat kejadian olahraga.
Secara khusus, bagi konsumsi tak langsung faktor
waktu kejadian merupakan faktor penentu.

2. Situasi ekonomi juga mempengaruhi tingkat


konsumsi olarhaga, khususnya terhadap tingkat laju
penjualan karcis.

3. Jenis kelamin mempengaruhi jumlah konsumen.


Tetapi pada dasarnya, konsumen laki-laki biasanya
lebih besar dari pada dari pada konsumen
perempuan.

4. Marital status atau keadaan kawin dan tidak kawin


turut mempengaruhi tingkat laju konsumsi olahraga.
Pada umumnya, mereka yang sudah menikah
cenderung mengurangi frekuensi menontonnya.

5. Tingkat usia mempengaruhi jumlah konsumen. Ada


kecenderungan laki-laki di bawah umur 35 tahun
menduduki peringkat teratas dalam jumlah penonton.

6. Kemudahan mencapai arena atau stadion akan


makin mudah dan makin banyak penonton, khusus di
Indonesia, tim daerah juga mempunyai pengaruh
terhadap jumlah penonton.

11
Penonton olahraga merupakan sumber utama dari
ekonomi. Secara spekulatif dapat dianggap mengandung
fungsi psiko-sosial. Berikut ini konsep fungsi psiko-sosial
dari Spinrad (1970) dalam Kemal Johana & Supandi
(1990: 84):

a. Berlaku sebagai mekanisme mengkhayali


pertempuran.
b. Memberikan kepuasan psikis melalui identifikasi
dengan pahlawan olahraga dan masyarakat
setempat.
c. Memungkinkan individu berpartisipasi dalam cerita
subkultur melalui sejumlah pengetahuan tentang
sejarah dan strategi suatu olahraga khusus.
d. Merangsang dialog yang nalar tentang pemain atau
tim.
e. Memainkan administrasi kecil dalam mengelola suatu
tim dan menerapkan strategi yang tepat.
f. Memungkinkan individu mengumpulkan seperangkat
statistik sehingga membina minat pada subyek
bersangkutan

12
2. POLITIK OLAHRAGA
Perkembangan olahraga tidak dapat di pisahkan dari
kecenderungan perkembangan olahraga pada tingkat
global, terutama pengaruh dari gerakan Olympiade
sebagai sebuah idealisme, yang sedemikian kuat dalam
memberikan arah, isi dan pengorganisasian kegiatan
olahraga pada umumnya. Di pihak lain perkembangan
olahraga itu sendiri, sepeti halnya perkembangan
Olympiade di pengaruhi oleh perubahan yang
berlangsung dalam lingkungan makro politik. Olahraga
yang pada dasarnya merupakan kegitan yang semata
mata kesenangan belaka, olahraga beralih menjadi upaya
yang dikelola secara sungguh-sungguh, atau dari
kelihatan yang di anggap amat remeh, yang hanya di lihat
sebelah mata oleh pemerintah, menjadi sebuah kebijakan
global yang memerlukan perhatian dari Presiden, Perdana
Menteri, dan Raja. Keseluruhan perubahan itu merupakan
konsekuensi dari perubahan kehidupan manusia yang
diterpa oleh perubahan dan lingkungan hidup.

Sejak lama ada usaha untuk menceraikan kegiatan


olahraga, terutama Olimpiade, dengan politik. Tapi, upaya
itu selalu gagal. Kalau saja dunia mau jujur, sebenarnya
keterkaitan antara keduanya sudah terpatri dalam
peraturan penyelenggaraan Olimpiade itu sendiri.Ambil
saja pengibaran bendera dan pengumandangan lagu
kebangsaan negara asal atlet pemenang salah satu
cabang olahraga sebagai contoh. Itu saja sudah
menunjukkan tentang bagaimana olahraga sudah
terpolusi oleh politik. Sejarah telah beberapa kali merekam
tentang intervensi politik terhadap ajang yang sebenamya
13
dimaksudkan untuk memupuk sportivitas dan
persahabatan antarnegara dan bangsa ini.

Dampak positif:
1. Olahraga menjadi alat pemersatu antar negara karena
membawa nama baik negara

2. Pelaku politik berperan sebagai sponsorship yang:

 Memberikan fasilitas kebutuhan sehari bagi para atlet

 Memberikan produk yang berkaitan langsung dengan


kebutuhan or (sepatu,dl)

 Membuat produk yang tidak bertalian langsung


dengan or (asuransi,dIl)

 Menjadikan olahraga lebih dikenal dan menjadi


hiburan bagi masyarakat luas dengan diadakannya
pertandingan - pertandingan olahraga yang
menghibur, contoh (mendatangkan club -club
sepakbola internasional dan berlatih tanding).

 Para pemimpin dunia telah bisa saling melakukan


proses negosiasi dan komunikasi yang berkaitan
dengan masalah olahraga. Seperti contohnya,
hubungan yang baik antar Negara juga dapat
diciptakan dengan menggelar pesta olahraga di
penjuru dunia. Intinya. dengan mensosialisasikan
olahraga dalam kehidupan plotik, baik luar negeri
maupun dalam negeri, akan berdampak baik pada
kehidupan politik dunia, negara khususnya.
14
 Dengan pemerintah melibatkan sponsor dan
mengndalikan olahraga, club club olahraga bisa lebih
berkembang dari segi financial dan secara tidak
langsung pembinaan dibidang sarana dan prasarana
memadahi dan kesejahteraan atlet juga menjadi ikut
terangkat.

15
KESIMPULAN

Secara umum, dapat diartikan bahwa ekonomi adalah suatu


kajian tentang pengelolaan sumber daya material individu,
masyarakat, dan negara tujuannya untuk meningkatkan
kesejahteraan. Secara esensial nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya atau prinsip dasarnya kegiatan ekonomi merupakan
kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi. Bila kita kaji
secara mendalam kegiatan ekonomi tersebut pada prinsipnya
terjadi juga dalam kegiatan olahraga, dimana dalam
kegiatannya bersentuhan baik langsung maupun tidak
langsung dengan prinsip kegiatan ekonomi yaitu, produksi,
konsumsi dan distribusi, contoh yang paling nyata adalah
industri pakaian dan peralatan olahraga, ini sangat kental
dengan prilaku ekonomi.

Faktor yang dapat mempengaruhi tingkat laju konsumsi


olahraga antara lain:

(1) seperangkat kesempatan yang berkenaan dengan waktu


dan pencapaian tempat kejadian olahraga,
(2) situasi ekonomi juga mempengaruhi tingkat konsumsi
olahraga,
(3) jenis kelamin mempengaruhi jumlah konsumen,
(4) marital status atau keadaan kawin dan tidak kawin turut
mempengaruhi tingkat laju konsumsi olahraga,
(5) tingkat usia mempengaruhi jumlah konsumen, dan
(6) kemudahan mencapai arena atau stadion akan makin
mudah dan makin banyak penonton.

16
Beberapa kesimpulan hubungan olahraga dan politik;

1. Olahraga adalah aktivitas gerak manusia menurut teknik


tertentu dalam pelaksanaannya ada unsur bermain : Ada rasa
senang, Dilakukan waktu luang, Aktivitas dipilih (sukarela),
Kepuasan dalam proses, Jika tidak dilaksanakan ada sanksi
dan Nilai positif.

2. Politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu


sistem politik (atau negara) yang menyangkut proses
menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan
tujuan-tujuan itu.

3. Pertalian antara olahraga dan politik atau ideologi, sudah


tampak betapa olahraga dalam peradaban modern, bukan lagi
sekadar kegiatan yang netral, melainkan kental sekali
kandungan multimakna itu. Sebagai contoh: Pertandingan
sepakbola antar bangsa, misalnya, yang didahulukan adalah
kepentingan dan kehormatan bangsa dan negara, kemudian
baru kepentingan pribadi atau klub.

4. Sosiologi olahraga dan politik dapat memberikan dampak


positif seperti mewujudkan perdamain dunia lewat pesta
olahraga dunia, tidak terlepas dari itu dapat pula berdampak
negative seperti suap wisma atlet yang merugikan negara
miliaran rupiah bahkan triliunan.

17
DAFTAR PUSTAKA

SUGITO, MUHAMMAD AKBAR HUSEIN ALLSABAH (2018)


Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan, retrieved Oktober 11, 2022.
Sumber, https://scholar.google.com

NUR ARIEF WAHYUDI (2018) Seminar Nasional Ilmu


Keolahragaan UNIPMA, retrieved Oktober 10, 2022.
Sumber, https://scholar.google.com

HENRY MAKSUM (2014) Olahraga, Ekonomi dan Konsumerisme,


retrieved Oktober 11, 2022.
Sumber, Jurnal Edukasi, Vol. 12, No. 2

ANDRI ARIF KUSTIAWAN (2018) Seminar Nasional Ilmu


Keolahragaan UNIPMA, retrieved Oktober 12, 2022.
Sumber, https://scholar.google.com

18

You might also like