Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

SeNSosio

Unram
Peran Perempuan Terhadap Pengambilan Keputusan Rumah Tangga di
Desa Mamben Daya, Lombok Timur

Rukyatul Aini162, Nuning Juniarsih, Oryza Pneumatica Inderasari


Universitas Mataram

Abstract

Women in patriarchal culture are often considered as weak creatures, often


positioned as second beings after men so that this does not harm women in various aspects
such as education, economy, socio-culture, even in the institution of marriage. Differences
between men and women also occur in the family environment, such as in determining
decisions in the household, whether related to the domestic or public sphere. However, along
with the development of technology and information, women have begun to appear who play
a role not only in the domestic sphere but also in the public sphere. So, from the role of
women, it is possible for women to have influence in determining decisions in their
households related to the domestic and public spheres.
This study aims to determine the effect of women's roles on household decision
making in Mamben Daya village, East Lombok. The method used is a quantitative method
with associative type. Collecting data using questionnaires, and documentation. The results
obtained are that there is an influence between the role of women on decision making in the
household by 31,6% the remaining 68,4% is influenced by other variables outside the
research variables. Meanwhile, household decision-making in the domestic sphere is
included in the Very Good category, while household decision-making in the public domain is
included in the Good category. Based on the Nature and Nurture gender theory, women's
decision making is still based on Nature/biology.
Keywords: Patriarchy, Women's Role, Decision Making in the Household

1
Rukyatulaini04@gmail.com

|266| Seminar Nasional Sosiologi | Vol. 2 Tahun 2021


SeNSosio
Unram
Abstrak

Perempuan di dalam budaya patriarki seringkali dianggap sebagai makhluk yang


lemah, seringkali juga diposisikan sebagai makhluk kedua setelah laki-laki sehingga hal
tersebut tidak sedikit merugikan perempuan di berbagai aspek seperti pendidikan, ekonomi,
sosial budaya, bahkan dalam institusi pernikahan. Perbedaan antara laki-laki dan perempuan
juga terjadi dalam lingkungan keluarga, seperti dalam hal menentukan keputusan dalam
rumah tangga baik itu yang berkaitan dengan ranah domestik ataupun publik. Akan tetapi,
seiring perkembangan teknologi dan informasi saat ini sudah mulai bermunculan perempuan-
perempuan yang berperan tidak hanya di ranah domestik tetapi juga di ranah publik.
Sehingga dari adanya peran perempuan memungkin perempuan memiliki pengaruh dalam
hal menentukan keputusan di dalam rumah tangganya yang berkaitan dengan ranah domestik
dan ranah publik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perempuan terhadap pengambilan
keputusan rumah tangga di desa Mamben Daya, Lombok Timur. Metode yang digunakan
adalah metode kuantitatif dengan jenis asosiatif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner,
dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh yaitu terdapat pengaruh antara peran perempuan
terhadap pengambilan keputusan dalam rumah tangga sebesar 31,6% sisianya sebesar 68,4%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel penelitian. Adapun pengambilan keputusan
dalam rumah tangga di ranah domestik termasuk dalam kategori Sangat Baik, sedangkan
pengambilan keputusan rumah tangga di ranah publik sudah termasuk dalam kategori Baik.
Berdasarkan teori gender Nature dan Nurture, pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
perempuan masih berdasarkan secara Nature/biologis.

Kata Kunci: Patriarki, Peran Perempuan, Pengambilan Keputusan dalam Rumah Tangga

|267| Seminar Nasional Sosiologi | Vol. 2 Tahun 2021


SeNSosio
Unram
Pendahuluan

Budaya Patriarki merupakan suatu nilai-nilai yang dianut dan diyakini oleh masyarakat
tertentu yang menganggap bahwa posisi laki-laki lebih tinggi dari pada posisi perempuan.
Patriarki berasal dari kata patriarkat, berarti struktur yang menempatkan peran laki-laki
sebagai penguasa tunggal, sentral, dan segala-galanya (Alfian, R 2013).

Salah satu yang masih kental dengan budaya patriarki yaitu negara Indonesia. Hal ini
dapat ditemukan pada berbagai aspek kehidupan masyarakat dimana laki-laki memiliki peran
sebagai kontrol utama di dalam masyarakat ataupun keluarga. Sedangkan perempuan hanya
memiliki sedikit pengaruh atau bisa dikatakan tidak memiliki hak pada wilayah-wilayah
umum dalam masyarakat, baik secara ekonomi, sosial, politik, bahkan dalam institusi
pernikahan.

Seperti dalam bidang pendidikan lebih mengutamakan pendidikan untuk anak laki-laki
dari pada anak perempuan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2018 menunjukkan
persentase penduduk usia 15 tahun ke atas menurut daerah tempat tinggal, jenis kelamin dan
pendidikan yang di tamatkan, yakni pada daerah perkotaan jumlah penduduk perempuan
yang tidak tamat SD 15,31%, laki-laki 10,86%, tamat SD perempuan 20,85%, laki-laki
19,34%, tamat SMP perempuan 20,92%, laki-laki 20,97%, tamat SMA ke atas perempuan
42,92%, laki-laki 48,83%. Sedangkan di wilayah perdesaan jumlah penduduk perempuan
yang tidak tamat SD sebanyak 27,46%, laki-laki 20,78%, tamat SD perempuan 31,91%, laki-
laki 33,06%, tamat SMP perempuan 20,98%, laki-laki 22,22%, tamat SMA ke atas
perempuan 19,65%, laki-laki 23,93%.

Berdasarkan data BPS tersebut menunjukkan perbedaan yang signifikan antara laki-
laki dan perempuan dimana tamatan laki-laki cenderung lebih banyak dari pada perempuan
artinya tingkat partisipasi perempuan dalam hal pendidikan masih rendah. Padahal di dalam
Undang-Undang Hak Asasi Manusia (HAM) No. 39 Tahun 1999 Pasal 48 mengatakan
wanita berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran di semua jenis, jenjang dan jalur
pendidikan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

Perbedaan antara laki-laki dan perempuan juga terjadi dalam lingkungan keluarga,
seperti dalam hal menentukan keputusan dalam rumah tangga baik itu yang berkaitan dengan
ranah domestik ataupun publik. Akan tetapi, seiring perkembangan teknologi dan informasi
peran perempuan dalam keluarga sudah mulai bermunculan terutama dalam hal menentukan

|268| Seminar Nasional Sosiologi | Vol. 2 Tahun 2021


SeNSosio
Unram
keputusan dalam rumah tangga. Hal ini berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Ardianto, Iqbal (2015) yang berjudul: Peran Perempuan dalam Pengambilan Keputusan
Rumah Tangga Di Kecamatan Kraton Kota Yogyakarta. Hasilnya menunjukkan bahwa
sebanyak 44,7% perempuan menentukan keputusan di ranah domestik, 36,2% menentukan
keputusan di ranah publik, dan sebanyak 19,1% menentukan keputusan di ranah domestik
dan publik.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, meskipun mayoritas perempuan menentukan


keputusan dalam rumah tangga di ranah domestik, tapi patut juga diperhitungkan perempuan
yang sudah mampu menentukan keputusan rumah tangga di ranah domestik dan publik. Hal
ini membuktikan bahwa meskipun perempuan dibayang-bayangi oleh budaya patriarki tetapi
mereka mampu merubah stereotip yang selama ini disematkan kepada perempuan. Bahwa
perempuan memiliki kemampuan untuk melakukan peran yang hanya mampu dilakukan oleh
laki-laki sebagaimana menurut budaya patriarki yakni menentukan keputusan di ranah publik.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada peran perempuan juga terjadi di desa Mamben
Daya Kabupaten Lombok Timur. Masyarakat desa Mamben Daya memiliki suatu tradisi atau
budaya yang khas dalam melakukan prosesi pernikahan. Salah satunya, ketika perempuan
yang berasal dari desa Mamben Daya ketikan akan dinikahi oleh laki-laki yang berasal dari
luar desa Mamben Daya biaya pernikahan umumnya di tanggung oleh pihak laki-laki. Tidak
seperti masyarakat Jawa dimana biaya untuk pernikahan ditanggung oleh laki-laki dan
perempuan atau tidak hanya laki-laki saja yang mengeluarkan biaya tetapi juga pihak
perempuan.

Hal ini tentunya mempengaruhi peran perempuan di dalam rumah tangganya, dimana
pihak laki-laki biasanya lebih berperan di dalam keluarga salah satunya di dalam menentukan
keputusan dalam rumah tangga dikarenakan perempuan tidak memiliki kuasa lebih/penuh.
Perempuan tidak memiliki hak penuh atas dirinya untuk memutuskan hal-hal yang berkaitan
dengan rumah tangganya seperti memutuskan keputusan di ranah domestik dan publik.

Meskipun demikian, saat ini sudah mulai bermunculan perempuan-perempuan yang


berperan tidak hanya di ranah domestik tetapi juga di ranah publik. Hal ini berdasarkan hasil
observasi peneliti, yaitu sudah banyak perempuan yang bekerja, perempuan yang mengikuti
kegiatan pengajian, dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ranah publik. Sehingga dari
adanya peran perempuan yang tidak hanya di ranah domestik tetapi juga di ranah publik

|269| Seminar Nasional Sosiologi | Vol. 2 Tahun 2021


SeNSosio
Unram
memungkin perempuan memiliki peran dalam hal menentukan keputusan di dalam rumah
tangganya.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
di desa Mamben Daya yang berjudul “Peran Perempuan Terhadap Pengambilan Keputusan
Rumah Tangga di Desa Mamben Daya, Lombok Timur”. Oleh karena itu, dari uraian
pemaparan permasalahan di atas maka penulis tertarik mengkaji Apakah ada pengaruh peran
perempuan terhadap pengambilan keputusan rumah tangga di desa Mamben Daya, Lombok
Timur?.

Adapun penelitian terdahulu yang mengkaji permasalahan yang hampir serupa yaitu
Peran Perempuan dalam Pengambilan Keputusan Rumah Tangga di Kecamatan Kraton
Yogyakarta tahun 2015 oleh Ardianto, Iqbal, dkk. Penelitian yang dilakukan oleh Ardianto,
dkk di kecamatan Yogyakarta dengan fokus karakteristik perempuan sebagai variabel
pengaruh. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan pendekatan
Geografi yaitu pendekatan ruangan.

Hasil penelitiannya menunjukkan berumur 30-49 tahun, banyak perempuan yang


sudah bekerja sebagaian besar perempuan suah berpendidikan tinggi, perempuan menikah
rata-rata pada usia 23-26 tahun, dan selisih umur suami dan istri sebagian besar kurang dari 1
tahun. Peran perempuan dalam pengambilan keputusan rumah tangga sebagian besar masih
dalam ranah domestik, semua karakteristik responden tidak ada hubungan terhadap peran
perempuan dalam pengambilan keputusan rumah tangga. Peran perempuan dalam
pengambilan keputusan rumah tangga masih dipengaruhi budaya patriarki.

Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini terletak pada fokus variabel
peneliti yaitu ingin mengetahui peran perempuan (reproduktif, produktif) terhadap
pengambilan keputusan rumah tangga (ranah domestik, ranah publik) dengan metode
penelitian kuantitatif jenis asosiatif. Sedangkan pada penelitian sebelumnya ingin melihat
peran perempuan (karakteristik perempuan) terhadap pengambilan keputusan rumah tangga.
Persamaan dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama meneliti tentang sejauh mana
perempuan berperan dalam pengambilan keputusan di dalam keluarga.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis kuantitatif Asosiatif.


Lokasi penelitian di Desa Mamben Daya kecamatan Wanasaba kabupaten Lombok Timur.

|270| Seminar Nasional Sosiologi | Vol. 2 Tahun 2021


SeNSosio
Unram
Lokasi tersebut dipilih oleh peneliti dikarenakan di Desa Mamben Daya sudah mulai
bermunculan perempuan-perempuan yang berperan di ranah publik meskipun di Desa
Mamben Daya adanya tradisi masyarakat di dalam hal pernikahan, yang mana membebankan
seluruh biaya pernikahan pada pihak laki-laki. Hal tersebut menyebabkan perempuan dalam
keluarganya tidak memiliki pengaruh yang besar. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner dan dokumentasi.

Penelitian ini menggunakan data primer untuk melakukan analisis. Data primer
didapatkan dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder digunakan untuk mendukung data
primer seperti arsip data jumlah KK yang ada di desa Mamben Daya, buku, jurnal, skripsi
sebelumnya yang relevan, internet dan sebagainya. populasi yang digunakan adalah istri.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dua variabel, yakni variabel
pengaruh dan variabel terpengaruh. Variabel pengaruh adalah peran perempuan di wilayah
penelitian seperti, peran reproduktif dan peran produktif. Variabel terpengaruh adalah
pengambilan keputusan oleh perempuan dalam rumah tangga di ranah domestik,
pengambilan keputusan oleh perempuan dalam rumah tangga di ranah publik.
Penelitian ini untuk menganalisis data menggunakan dua cara yaitu dengan analisis
regresi linier sederhana dan mengunakan tabel silang. Analisis regresi linier sederhana
digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel (Y) apabila nilai variabel (X) mengalami
kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui hubungan antar variabel independen dan
variabel dependen, apakah positif atau negatif. Sedangkan tabel silang untuk menganalisis
hubungan variabel pengaruh yaitu peran perempuan terhadap variabel terpengaruh yaitu
pengambilan keputusan dalam rumah tangga di desa Mamben Daya, Lombok Timur.
Hasil dan Pembahasan

A. Deskripsi Pengaruh Peran Perempuan Terhadap Pengambilan Keputusan Rumah Tangga


di Desa Mamben Daya, Lombok Timur.

Hasil penelitian tentang pengaruh peran perempuan terhadap pengambilan


keputusan rumah tangga di desa Mamben Daya, Lombok Timur dengan menggunakan uji
regresi linier sederhana didapatkan hasil bahwa terdapat atau adanya pengaruh peran
perempuan terhadap pengambilan keputusan rumah tangga di desa Mamben Daya,
Lombok Timur. Adapun besarnya pengaruh peran perempuan terhadap pengambilan
keputusan dalam rumah tangga sebesar 31,4%. Peran perempuan dalam pengambilan
keputusan rumah tangga di ranah domestik sudah termasuk dalam kategori sangat baik,

|271| Seminar Nasional Sosiologi | Vol. 2 Tahun 2021


SeNSosio
Unram
sedangkan peran perempuan dalam pengambilan keputusan rumah tangga di ranah publik
termasuk dalam kategori baik.

B. Pengambilan Keputusan dalam Rumah Tangga di Ranah Domestik

Pada bagian ini akan dijelaskan bahwa pengambilan keputusan dalam rumah
tangga di ranah domestik diambil dari tabulasi jawaban responden yang telah
dikategorikan hingga menghasilkan kategori yaitu 45-65 (Kurang Baik), 66-85 (Baik),
86-125 (Sangat Baik). Sehingga dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Pengambilan Keputusan Rumah Tangga di Ranah Domestik


Kategori Jumlah Frekuensi
Kurang Baik 6 6%
Baik 46 46%

Sangat Baik 48 48%


Total 100 100%
Sumber: Data Penelitian diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jumlah dan presentase responden dalam hal
menentukan keputusan di ranah domestik, yakni mayoritas sudah termasuk dalam
kategori sangat baik sebanyak 48 responden. Kemudian kategori baik sebanyak 46
responden, setelah itu kategori kurang baik hanya 6 responden.

Pengambilan keputusan dalam rumah tangga di ranah domestik oleh perempuan di


desa Mamben Daya berdasarkan teori gender nature dan nurture masih berdasarkan
secara biologis atau nature. Perempuan dalam menentukan keputusan rumah tangga di
ranah domestik memang lebih banyak melibatkan perempuan daripada laki-laki. Seperti
dalam hal menentukan jenis kontrasepsi yang akan digunakan, mayoritas responden
menjawab selalu yaitu 46 responden yang artinya keputusan tersebut lebih banyak
dilakukan oleh perempuan. Hal ini dikarenakan masih kurangnya pengetahuan
masyarakat terkait penggunaan alat kontasepsi. Masih banyak masyarakat beranggapan
bahwa yang menggunakan kontrasepsi hanya perempuan dan laki-laki tidak perlu
menggunakan alat kontrasepsi, karena perempuan yang akan hamil atau mengandung
bukan laki-laki.

|272| Seminar Nasional Sosiologi | Vol. 2 Tahun 2021


SeNSosio
Unram
C. Pengambilan Keputusan dalam Rumah Tangga di Ranah Publik

Pengambilan keputusan rumah tangga oleh perempuan di ranah publik berarti


peran perempuan dalam hal menentukan keputusan yang berkaitan dengan aktifitas di
luar rumah. Pada bagian ini juga akan dijelaskan bahwa pengambilan keputusan dalam
rumah tangga di ranah domestik diambil dari tabulasi jawaban responden yang telah
dikategorikan hingga menghasilkan kategori yaitu 6-8 (Kurang Baik), 9-12 (Baik), 13-15
(Sangat Baik). Sehingga dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Pengambilan Keputusan Rumah Tangga di Ranah Publik
Kategori Jumlah Frekuensi
Kurang Baik 1 1%
Baik 99 99%
Sangat Baik 0 0%

Total 100 100%


Sumber: Data penelitian diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jumlah dan presentase responden dalam hal
menentukan keputusan rumah tangga di ranah publik yaitu, mayoritas sudah termasuk
dalam kategori baik sebanyak 99 responden. Sedangkan hanya 1 responden yang
termasuk dalam kategori kurang baik, kemudian tidak ada responden yang termasuk
dalam kategori sangat baik. Peran perempuan dalam menentukan keputusan rumah tangga
di ranah publik masih berdasarkan pada keputusan-keputusan yang secara umum saja
seperti, keputusan menentukan sendiri tempat bekerja, menentukan sendiri ikut kegiatan
produktif di luar rumah seperti kegiatan PKK, pengajian, ikut arisan, menentukan sendiri
untuk ikut kegiatan politik, menentukan ikut kegiatan sosial kemasyarakatan seperti ikut
membantu tetangga yang sedang mengadakan acara adat pernikahan, akikah, atau adat
kematian, dan lain sebagainya perempuan menentukan sendiri untuk ikut.

Peran perempuan dalam menentukan keputusan rumah tangga di ranah publik


yang mana dalam penelitian ini masuk dalam kategori baik menunjukkan sudah adanya
peran perempuan di ranah publik dalam hal menentukan keputusan di ranah publik. Oleh
karena itu, hal teesebut menunjukkan meskipun perempuan dibayang-bayangi oleh
budaya patriarki tetapi perempuan juga mampu menentukan keputusan di ranah publik.

|273| Seminar Nasional Sosiologi | Vol. 2 Tahun 2021


SeNSosio
Unram
Kesimpulan

Berdasarkan data dan pembahasan dari hasil penelitian, peneliti mendapatkan


kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara variabel peran perempuan terhadap
pengambilan keputusan dalam rumah tangga. Adapun hasil yang dalam model analisis
yakni ditemukan bahwa pengaruh variabel peran perempuan terhadap pengambilan
keputusan dalam rumah tangga sebesar 31,4%.

Daftar Pustaka

Alfian Rokhmansyah. 2016. Pengantar Gender dan Feminisme: Pemahaman Awal Kritik
Sastra Feminis. Yogyakarta: Garudhawaca
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Azizi, A. dkk, (2012) Peran Gender Dalam Pengambilan Keputusan Rumah Tangga Nelayan
Di Kota Semarang Utara, Provinsi Jawa Tengah, Jurnal Sosek KP, Vol 7, hlmn 113.
Badan Pusat Statistika Indonesia
Bakir, Suyoto R. (2009), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru, Jakarta, Karisma.
Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenadamedia.
Deacon RE, Firebaugh FM. 1988. Family Resources Management : Principles and
Applications (2nd ed). Massachusettes. Allyn and Bacon.
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik (Edisi Ketiga). Jakarta:
EGC
Gozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisi Multivariate Dengan Program SPSS. Universitas
Diponegoro.
Hasanah, Atsna Nur. 2016. Analisis Korelasi Ganda. Surabaya: Universitas Surabaya.
Hubeis, 2010. Pemberdayaan Perempuan dari Masa Ke Masa. IPB press, Bogor.
Humm, Maggie. 2007. Ensiklopedia Feminisme. Edisi Bahasa Indonesia diterjemahkan oleh
Mundi Rahayu. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
Iqbal, dkk (2015). Peran Perempuan Dalam Pengambilan Keputusan Rumah Tangga di
Kecamatan Kraton Yogyakarta: Jurnal Bumi Manusia, Vol.4, No.3
Kemendagri Nomor 132 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarus-
utamaan Gender Dalam Pembangunan Di Daerah.
Lahade, J.R. (2004). Handout Teori-Teori Feminisme dan Teori-Teori Sosiologi Gender.
Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
Manggala, Y (2017) Pengaruh Gender Terhadap Pengambilan Keputusan Rumah Tangga di
Indonesia, Skripsi S-1 Jurusan Pendidikan Sosiologi, FISIP, UNY, hlmn 7.
Mantra, Ida Bagus Dr. 2003. Demografi Umum. Edisi kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Maulina, S. dkk. Peranan Gender dalam Rumah Tangga Perikanan Di Desa Tanjung Pasir
Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Vol. 01, No. 02.
Nanang Martono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder. Depok: PT Rajagrafindo Persada
Nimrah S. & Sakaria. (2015). Perempuan dan budaya patriarki dalam politik(studi kasus
kegagalan caleg perempuan dalam pemilu legislative 2014). The Politics. Vol. 1. (2).
Hlm: 173-182.
Nurcahyo. A. (2016). Relevansi budaya patriaki dengan partisipasi politik dan keterwakilan
perempuan di parlemen. Jurnal Agastya. Vol. 6 (1). Hlm : 25-27

|274| Seminar Nasional Sosiologi | Vol. 2 Tahun 2021


SeNSosio
Unram
Nurmila, N. 2015. Pengaruh Budaya Patriarki terhadapPemahaman Agama dan
Pembentukan Budaya. KARSA. Vol. 23. No. 1 (1-16).
Purwanto, Sulistiyastuti (2017). Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media.
Radarlombok.co.id (2020, 4 September). IPM Perempuan Lombok Timur Peringkat 8 dan
IDG Peringkat 4, diakses pada 25 September dari https://bit.ly/3r09FIK
Riduwan. (2008). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta Bandung
Sastriyani, Siti (2009). Gender dan Politik. Tiara Wacana: Yogyakarta.
Siregar, Sofyan. 2017. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi
Aksara
Soekanto, Soerjono. 2002. Teori Peranan. Jakarta, Bumi Aksara.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.
Suharnan. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya. Srikandi.
Sunarti, E. 2001. Studi Ketahanan Keluarga dan Ukurannya Telaah Kasus Pengaruhnya
Terhadap kualitas Kehamilan. Famili Streght. 1-1
Suprajitno. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktik.Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Umar, Nasaruddin. 1999. Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Qurán, Jakarta:
Paramadina.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia
Widiastuti, Tuti, 2005, “Jurnal KOMUNIKA warta ilmiah populer komunikasi dalam
pembangunan”, VOL.8 NO. 1, 2005, http://books.google.co.id
Yusalia. H. (2014). Pengarusutamaan gender (PUG) dalam tantangan budaya patriarki.
Wardah. Vol. 28. (15). Hlm: 195-201.

|275| Seminar Nasional Sosiologi | Vol. 2 Tahun 2021

You might also like