Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Global Political Studies Jurnal 124

Vol. 1 No.2 Oktober 2017

PERANAN PARTNERSHIPS IN THE ENVIRONMENTAL MANAGEMENT FOR SEAS OF


EAST ASIA (PEMSEA) MELALUI PROGRAM INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT
(ICM) DALAM PENGENDALIAN KERUSAKAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI
INDONESIA (STUDI KASUS: PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI- JAWA
BARAT)

Rizki Rakhmawati

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia, Jl.
Dipatiukur No. 116, Bandung, 40132, Indonesia

e-mail: rizki.rakhmawati@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the role of the Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA)
through Integrated Coastal Management Program (ICM) for Controlling the Damages of the Coral Reefs Ecosystem in
Palabuhanratu, Sukabumi Regency, West Java. Researcher attempted to analyze the purpose of doing damage control
program in coral reef ecosystems that occur in coastal areas Palabuhanratu, Sukabumi Regency, West Java. Author of the
research methods used in this study is descriptive analysis method. Most of the datas have been gathered through library
research, online data retrieval, documentation, interviews and observation. The results showed that the implementation of
ICM in Palabuhanratu, Sukabumi, West Java has involved many sectors related to the management of the Marine and
Coastal regions in Palabuhanratu Sukabumi, West Java, with the implementation of several development projects in the
coastal region of Palbuhanratu since 2003. But technically still have not made a direct attempt to address the damage to
the coral reefs that occur in Palabuhanratu because of the constraints faced. Efforts made in the control of coral reef damage
is in the form of outreach to the local community Palabuhanratu coast of Kenya, West Java since 2004.

Key words: PEMSEA, ICM, Damage Controlling, Coral Reefs Ecosystem

ABSTRAK

Penelitian ini adalah untuk mengetahui Peranan Partnerships in the Environmental Management for the Seas of East Asia
(PEMSEA) melelui Program Integrated Coastal Management (ICM) dalam Pengendalian Kerusakan Ekosistem Terumbu
Karang di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Peneliti berusaha untuk menganalisis dari tujuan program
dalam melakukan pengendalian kerusakan ekosistem terumbu karang yang terjadi di wilayah pesisir Palabuhanratu,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analitis. Sebagian besar data yang dkumpulkan melalui studi kepustakaan, penelusuran data online, dokumentasi,
wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program ICM di Palabuhanratu, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat telah melibatkan banyak sektor yang berhubungan dengan pengelolaan wilayah Pesisir dan Laut di
Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dengan dilaksanakannya beberapa proyek pengembangan di wilayah
pesisir Kabupaten Sukabumi sejak tahun 2003. Namun secara teknis masih belum dilakukan upaya langsung untuk
mengatasi kerusakan terumbu karang yang terjadi di Palabuhanratu oleh karena kendala-kendala yang dihadapi. Upaya
yang dilakukan dalam pengendalian kerusakan terumbu karang masih dalam bentuk sosialisasi kepada masyarakat lokal
pesisir Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sejak tahun 2004.

Kata Kunci: PEMSEA, ICM, Pengendalian Kerusakan, Ekosistem Terumbu Karang


Global Political Studies Jurnal 125
Vol. 1 No.2 Oktober 2017

I. Pendahuluan Kerusakan terumbu karang yang terjadi di


Palabuhanratu dapat dikatakan sebagai gejala
1.1 Latar Belakang yang terlihat dengan kasat mata dari hasil
interaksi antara manusia dengan sumberdaya
Indonesia merupakan negara pemilik
pesisir yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah
terumbu karang terluas di dunia (setelah
kelestarian dan daya dukung lingkungannya.
Australia) dengan luas 42.000 kilometer persegi
Sehingga persoalan yang mendasar adalah
atau 17 persen dari luas terumbu karang dunia
mekanisme pengelolaan pesisir wilayah pesisir
(Tropicana Coasts Magazine vol.16 No.2, 2010).
dan pulau-pulau kecil tidak efektif untuk
Ekosistem terumbu karang tersebut tersebar di
memberi kesempatan kepada sumberdaya hayati
hampir dua per tiga garis pantai Indonesia yang
pesisir yang dimanfaatkan pulih kembali atau
panjangnya 81.000 km
pemanfaatan sumberdaya non-hayati disubstitusi
(SECEM, 2009:7) merupakan potensi
dengan sumberdaya alam lain dan mengeliminir
sumberdaya alam yang tidak ternilai harganya.
faktor-faktor penyebab kerusakannya (SECEM,
Terumbu karang yang merupakan tempat
2009:2).
pembibitan (nursery) dan makanan (feeding
ground) bagi banyak populasi organisme laut dan Berangkat dari permasalahan yang terjadi di
terancam kepunahan bagi spesies yang daerah pesisir Palabuhanratu, Kabupaten
dikategorikan langka.Dengan keadaan ekosistem Sukabumi maka diperlukan pengelolaan daerah
terumbu karang yang rusak tentunya dapat pesisir dan laut yang terpadu melalui sistem
manajemen kelautan yang apik guna untuk
mengancam keberlangsungan geliat
mengatasi masalah manajemen yang kompleks di
perekonomian negara disektor perikanan yang
daerahpesisir dan laut di Kabupaten Sukabumi.
nantinya akan berkorelasi dengan kesejahteraan
Baik itu mengenai pengelolaan sumberdaya laut
masyarakat pesisir.
yang berdampak langsung pada
Pesisir Kabupaten Sukabumi memiliki
perekonomian negara ataupun dalam
potensi sumberdaya pesisir dan laut yang
pengendalian kerusakan ekosistem laut yang
melimpah. Akan tetapi sumberdaya tersebut
termasuk salah satu didalamnya ialah ekosistem
masih belum terkelola dengan baik. Salah satu
terumbu karang. Karena terumbu karang menjadi
yang menjadi perhatian utama dalam penelitian
salah satu bagian daripada ekosistem wilayah
ini adalah kerusakan terumbu karang di beberapa
pesisir. Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi
tempat di wilayah Sukabumi. Saat ini
berinisiatif untuk menjalin kerjasama dengan
diperkirakan kawasan terumbu karang tersebut
pihak swasta yakni Organisasi Internasional yang
mengalami kerusakan dengan kondisi kurang
bergerak di bidang kelautan khususnya dalam
baik sekitar 50% dalam keadaan rusak dengan
pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan laut.
tutupan kurang dari 10% (Dinas Kelautan dan
Partnership in Environmental Management for
Perikanan Kabupaten Sukabumi). Kerusakan
Seas East Asia (PEMSEA) sebuah Organisasi
tersebut terjadi dapat disebabkan oleh prilaku
Internasional Pemerintahan yang bersifat
manusia. Sebagian besar penduduk lokal pesisir
regional, membangun kemitraan bagi negara-
umumnya memiliki tingkat pendidikan yang
negara yang berdekatan dengan wilayah perairan
masih minim sehingga pola pikir terhadap
laut di Asia Timur untuk bekerjasama dalam
pengelolaan dan menjaga kelestarian wilayah
menyelamatkan Laut-laut yang ada di Asia Timur
pesisir dan laut masih terabaikan. Sehingga
menjadi partner dalam pengelolaan wilayah
kerusakan-kerusakan yang terjadi acapkali
pesisir dan laut di Kabupaten Sukabumi. Fokus
menjadi hal yang lumrah.
PEMSEA adalah dalam bidang pengelolaan laut.
PEMSEA
Global Political Studies Jurnal 126
Vol. 1 No.2 Oktober 2017

membuat framework berupa Sustainable karang di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi


Development untuk Laut Asia Timur yang
Jawa Barat?
selanjutnya disebut sebagai Sustainable
Development Strategy for Seas East Asia
(SDSSEA). Strategi pembangunan ini terus
1.3 Maksud dan Tujuan
digalakkan kepada seluruh negara yang
tergabung dalam PEMSEA yakni Filipina,
Penelitian ini memiliki tujuan, antara lain:
Brunei Darussalam, Jepang, Korea Selatan,
1. Untuk mengetahui, memahami, dan
Korea Utara, Cina, Indonesia, Malaysia,
menganalisa kondisi ekosistem terumbu
Myanmar, Kamboja, Vietnam dan Thailand.
karang di Palabuhanratu, Kabupaten
PEMSEA menjalin kemitraan khusus secara
Sukabumi-Jawa Barat
langsung dengan pemerintah lokal di suatu
2. Untuk mengetahui, memahami, dan
negara yang tergabung sebagai anggota
menganalisa program yang dilaksanakan
PEMSEA yang disebut sebagai PEMSEA
PEMSEA dalam pengendalian kerusakan
Network of Local Governments for Sustainable
ekosistem terumbu karang di
Coastal Development (PNLG) yang bertujuan
Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi-
untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah
Jawa Barat
untuk merencanakan, mengembangkan dan
3. Untuk mengetahui, memahami, dan
mengelola sumber daya pesisir dan laut untuk
menganalisa kendala yang dihadapi
pemanfaatan secara berkelanjutan.
PEMSEA dalam menjalankan program
Kabupaten Sukabumi dan PEMSEA yang
Integrated Coastal Management(ICM) di
saat itu masih menjadi program regional dari
Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi-
International Maritime Organization (IMO)
Jawa Barat.
sehingga penandatangan dilakukan oleh IMO
4. Untuk mengetahui, memahami, dan
sendiri bersama Pemerintah Kabupaten
menganalisa hasil pelaksanaan dari
Sukabumi. Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa
program Integrated Coastal Management
Barat menjadi proyek kerjasama antara PEMSEA
(ICM)dalam pengendalian kerusakan
dan Pemerintah Daerah Sukabumi dalam
ekosistem terumbu karang di
pengelolaan terpadu wilayah pesisir yang disebut
Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi-
sebagai Integrated Coastal Management (ICM)
Jawa Barat.
yang bertujuan untuk melindungi sistem
penyangga kehidupan dan sumber daya pesisir
dan konservasi laut untuk pembangunan 1.4 Kegunaan Penelitian
berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat
Kabupaten Sukabumi. Bagi Peneliti, diharapkan dapat menambah
wawasan, ilmu pengetahuan, pengalaman dan
kemampuan peneliti dalam menyusun skripsi di
1.2 Rumusan Masalah
bidang Ilmu Hubungan Internasional Untuk
Bagaimana upaya yang dilakukan memperkaya dan mengembangkan khasanah
ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Hubungan
Partnership in Environmental Management for
Internasional dalam kajian Lingkungan Hidup
Seas East Asia (PEMSEA) melalui program Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna
dan dapat dijadikan masukan untuk keperluan
Integrated Coastal Management (ICM) dalam
referensi akademis bagi yang berminat
pengendalian kerusakan ekosistem terumbu mengadakan penelitian lanjutan untuk
Global Political Studies Jurnal 127
Vol. 1 No.2 Oktober 2017

masalah yang sama. Sebagai salah satu syarat 3. Isu-isu empiris—globalisasi dan isolasi,
wajib untuk meraih gelar kesarjanaan (S-1) pada hak asasi manusia, intervensi dan
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional kedaulatan, bantuan, pengungsi, etnis,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas persoalan perempuan, konservasi
Komputer Indonesia. lingkungan, aids, narkoba, kejahatan
terorganisir;
4. Isu-isu filsafat — permasalah
II. Tinjauan Pustaka dan
epistemologi, ontologi dan metodologi,
Kerangka Pemikiran
perspektif gender, perdebatan antar
2.1 Tinjauan Pustaka
paradigma, etika dan kebijakan luar
negeri (Burchill& Linklater, 2009:12).
Dalam mendapatkan dan memperoleh
pijakan dan referensi ilmiah untuk penelitian ini,
peneliti tidak hanya menggunakan referensi 2.2.2 Organisasi Internasional
khusus dari keilmuan Hubungan Internasional,
tetapi referensi dilihat juga dari bidang-bidang Organisasi internasional adalah suatu proses;
keilmuan lainnya. Peneliti menggunakan organisasi internasional juga menyangkut aspek-
beberapa sumber dari hasil penelitian terdahulu aspek perwakilan dari tingkat proses tersebut
yang memiliki tema yang sama yaitu mengenai yang telah dicapai pada waktu tertentu.
terumbu karang yang ada di pesisir Indonesia. Organisasi internasional diperlukan dalam rangka
kerjasama, menyesuaikan dan mencari kompromi
2.2 Kerangka Pemikiran untuk meningkatkan kesejahteraan serta
2.2.1 Hubungan Internasional memecahkan persoalan bersama, serta
mengurangi pertikaian yang timbul. Organisasi
Hubungan Internasional adalah disiplin ilmu juga diperlukan dalam menjajagi sikap bersama
yang tidak lepas dari politik yang memiliki dan mengadakan hubungan dengan negara lain.
sejumlah fokus kajian antara lain: Dapat dicatat bahwa ciri organisasi internasional
1. Hubungan— saling ketergantungan yang mencolok ialah merupakan suatu organisasi
(interdependensi) ekonomi, hutang dan yang permanen untuk melanjutkan fungsinya
ketergantungan Dunia Ketiga, yang telah ditetapkan. Organisasi itu mempunyai
perdagangan internasional, ketidak instrumen dasar (constituent instrument) yang
setaraan, identitas politik dan akan memuat prinsip-prinsip dan tujuan, struktur
kewarganegaraan model baru, rezim, maupun cara organisasi itu bekerja. Organisasi
komunitas negara-negara internasional, internasional dibentuk berdasarkan perjanjian,
anarki, kerjasama ekonomi regional, dan biasanya agar dapat melindungi kedaulatan
keseimbangan kekuasaaan, negara, organisasi itu mengadakan kegiatannya
demokratisasi, keamanan pasca Perang sesuai dengan persetujuan atau rekomendasi serta
Dingin; kerjasama, dan bukan semata-mata bahwa
2. Aktor— negara-bangsa, perusahaan kegiatan itu
transnasional, pasar modal, organisasi haruslah dipaksakan atau dilaksanakan
non-pemerintah, masyarakat politik (Suryokusumo, 1987:10).
supra-nasional dan sub-nasional, pasukan
penjaga perdamaian PBB, gerakan sosial
baru, G7, IMF-Bank Dunia;
Global Political Studies Jurnal 128
Vol. 1 No.2 Oktober 2017

2.2.2.1 Teori Peranan Organisasi kelangsungan hidup bagi generasi di masa yang
Internasional akan datang. Dengan meningkatnya kesadaran
lingkungan masyarakat dunia umumnya dan
Stuktur yang terdapat dalam organisasi yang kalangan pemerintahan ditingkat negara-bangsa
memiliki fungsi-fungsi yang harus mereka khususnya dan bertambahnya persoalan
jalankan agar tercapai tujuan dari pembentukan kemerosotan lingkungan hidup yang sudah
organisasi tersebut, dan apabila semua fungsi menyentuh kehidupan kita sehari-hari, seperti
tersebut dijalankan dengan baik maka organisasi memanasnya suhu bumi dan meningkatnya jenis
tersebut dapat dikatakan telah menjalankan dan kualitas penyakit akibat berlubangnya
peranan. Peranan tersebut selain ditentukan oleh lapisan ozon, maka isu lingkungan hidup
harapan pihak lain, termasuk juga kemampuan, diangkat dalam agenda percaturan internasional
keahlian , serta kepekaan pelaku peran tersebut (Rudy, 2011: 58).
terhadap tuntutan dan situasi yang mendorong Masalah utama dari lingkugan hidup adalah
dijalankannya peranan. Peranan juga bersifat pencemaran. Pencemaran atau polusi adalah
dinamis, di mana dia akan menyesuaikan diri suatu kondisi yang telah berubah bentuk asal pada
terhadap kedudukan yang lebih banyak agar keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk
kedudukannya dapat diakui oleh masyarakat tatanan dari kondisi asal pada kondisi yang buruk
(Soekanto, 1981:221). ini dapat terjadi sebagai akibat masuknya bahan-
Suatu organisasi internasional yang bersifat bahan pencemar atau polutan. Bahan polutan
fungsional sudah tentu memiliki fungsi dalam tersebut umumnya mempunyai sifat racun
menjalankan aktivitasnya. Fungsi ini bertujuan (toksin) yang berbahaya bagi organisme hidup.
untuk mencapai kepentingan yang hendak Toksinitas daya racun dari polutan itulah yang
dicapai, berhubungan dengan pemberian bantuan kemudian menjadi pemicu terjadinya
dalam mengatasi masalah yang timbul terhadap pencemaran.Ancaman yang muncul terhadap
pihak yang terkait. Fungsi organisasi lingkungan hidup berasal dari dua jenis, yaitu
internasional itu antara lain: ancaman yang alamiah dan ulah tangan manusia.
1. Menyediakan hal-hal yang dibutuhkan Siklus dari unsur-unsur yang terdapat dalam
bagi kerja sama yang dilakukan antar lingkungan hidup membentuk keseimbangan
negara dimana kerja sama itu tersendiri dan keseimbangan itu akan berubah
menghasilkan keuntungan yang besar ketika mendapat pengaruh dari dua jenis ancaman
bagi seluruh bangsa. itu (Rudy, 2011: 58).
2. Menyediakan banyak saluran-saluran
komunikasi antar pemerintahan sehingga
ide-ide dapat bersatu ketika masalah 2.2.3.1 Green Political Theory (Teori Politik
muncul ke permukaan (Perwita & Yani, Hijau)
2005:97).
Teori Hijau (Green Theory) muncul sebagai
kekuatan politik yang signifikan sejak 1970an
2.2.3 Perkembangan Isu Lingkungan Hidup
sampai sekarang. Sejarah yang menjelaskan
dalam Hubungan Internasional
tentang lingkungan hidup telah diwariskan sejak
abad 12. Hal ini dibuktikan dengan penebangan
Isu lingkungan hidup menjadi perbincangan
kayu hutan Babilonia, Yunani dan Italia ketika
hangat di kancah dunia internasional pasca
peradaban manusia baru berkembang serta
terjadinya perang dingin. Beberapa negara mulai
adanya konservasi minyak di Mediterania dan
menyadari pentingnya lingkungan untuk
peradaban Cina. Green Politics bermakna
Global Political Studies Jurnal 129
Vol. 1 No.2 Oktober 2017

ideologi politis, yang sangat kental dengan 2.2.5 Ekosistem


nuansa ekologis, kelestarian lingkungan
hidup,dan demokrasi partisipatoris. Konsep Berbicara mengenai Lingkungan Hidup tentu
green politics mulai dibangun dalam bentuk tidak terlepas dari sistem ekologi yang
gerakan konservatif sejak lahirnya Sierra Club di merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
San Fransisco, tahun 1892. Klub tersebut dari kehidupan manusia yang mempengaruhi
menitikberatkan pada upaya-upaya konservasi kelangsungan perikehidupan manusia dengan
dan preservasi alam. Politik lingkungan juga tak makhluk hidup lainnya.
terlepas dari gerakan environmentalis Jerman, Ekosistem menurut Benny Joseph dalam
ditandai dengan berdirinya German Green Party bukunya ―Environment Studies‖
(GGP) tahun 1980 (Matthew, 2001: 238). menngemukakan ekosistem sebagai:
―Ekosistem adalah kumpulan biotik tanaman,
hewan, dan mikroba, bila digabungkan dalam
lingkungan fisik kimia. Dalam ekosistem terdapat
2.2.4 Lingkungan Hidup
pngelolaan kehidupan secara biologis oleh tiga
kelompok, yakni produsen, konsumen, dan
Menurut Undang-undang No.32 Tahun 2009
dekomposer/daur ulang‖ (Joseph,2005:73).
tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, mendefinisikan Lingkungan
2.2.5.1 Ekosistem Laut
Hidup sebagai : ―Lingkungan hidup merupakan
kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
Ekosistem laut sebagai salah satu ekosistem
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia
di dunia, merupakan suatu dunia sendiri, di mana
dan perilakunya yang mempengaruhi
ada di dalamnya terdapat proses dan komponen-
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan
kompenen kehidupan yang serupa dengan proses
manusia serta makhluk hidup lainnya‖.
yang terjadi pada ekosistem daratan Indonesia
salah satunya pemilik ekosistem laut terbesar,
2.2.4.1 Lingkungan Hidup sebagai merupakan sebuah Negara Kepulauan yang
daerah perairannya lebih luas daripada
Transboundary Issues
daratannya. Ekosistem air laut dibedakan atas
ekosistem lautan, ekosistem pantai, ekosistem
Isu lingkungan menjadi sebuah isu yang estuari (muara), dan ekosistem terumbu karang
lintas batas, hal ini disebabkan karena: (1) (Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup Propinsi
sumber daya yang ada bergerak melalui banyak Sulawesi Selatan dari website resmi
negara, (2) kegiatanyang dilakukan di lingkungan http://pplhpuntondo.org/program/ekosiste m-
laut, seperti pengiriman barang, memancing dan laut/ diakses pada 8 Febuari 2012).
pergerakan migrasi spesies asing dan, melibatkan
beberapa negara, dan (3) laut adalah media
2.2.5.1.1 Ekosistem Terumbu Karang (Coral
dimana polutan relatif mudah menular. Penyebab
Reefs)
dan / atau dampak dari pada pergerakan yang
terjadi melibatkan lebih dari satu negara dan
Sebagian besar wilayah Indonesia adalah
respon yng dilakukan harus multilateral atau
lautan, sehingga dengan demikian secara alamiah
regional.
bangsa Indonesia merupakan bangsa bahari. Hal
ini ditambah lagi dengan letak wilayah Indonesia
yang strategis di wilayah
Global Political Studies Jurnal 130
Vol. 1 No.2 Oktober 2017

tropis. Hamparan laut yang luas merupakan suatu perubahan sifat fisik dan atau hayati terumbu
potensi bagi bangsa Indonesia untuk karang yang dapat ditenggang; Status kondisi
mengembangkan sumberdaya laut yang memiliki terumbu karang adalah tingkatan kondisi
keragaman baik sumberdaya hayati maupun terumbu karang pada suatu lokasi tertentu dalam
sumberdaya lainnya. waktu tertentu yang dinilai berdasarkan kriteria
tertentu kerusakan terumbu karang dengan
2.2.6 Pembangunan Berkelanjutan menggunakan prosentase luas tutupan terumbu
(Sustainable Development) karang yang hidup‖.

Pembangunan yang sekarang sedang marak


3. Objek dan Metode Penelitian
adalah pembangunan yang hanya bersifat
3.1 Gambaran Umum International Maritime
sementara. Dengan tuntutan globalisasi,
Organization (IMO)
Indonesia mengikuti perkembangan jaman tanpa
melihat prospek kedepan. Perkembangan
International Maritime Organization (IMO)
masyarakat yang serba instan dan asal jadi,
merupakan organisasi internasional yang
budaya konsumtif telah mendarah daging pada
memiliki kepentingan dalam mengembangkan
sebagian besar masyarakat Indonesia. Sedang
dan mengimplementasikan konvensi
sebenarnya, hakikat pembangunan adalah
internasional yang berkaitan dengan pencemaran
pembangunan yang berkelanjutan yang tidak
laut. IMO dibentuk pada tahun 1958 saat
parsial, instan dan pembangunan kulit.
konferensi internasional Genewadiadakan
mengenai tindakan efektif bagi negara-negara
2.2.7 Pengendalian Pencemaran dan/ atau maritim untuk permasalahan pencemaran
Perusakan Laut laut.Tujuan Organisasi, seperti yang dirangkum
oleh Pasal 1 (a) Konvensi, adalah "untuk
Pengelolaan sumberdaya alam merupakan menyediakan mesin untuk kerjasama antara
agenda 21 Indonesia. Tiga sub- agenda Pemerintah di bidang regulasi pemerintah dan
dirumuskan dalam agenda ini yakni: (1) praktik yang berkaitan dengan masalah teknis
Konservasi keanekaragaman Hayati, (2) dari semua jenis pengiriman yang mempengaruhi
Pengembangan bioteknologi, dan (3) terlibat dalam perdagangan
Pengelolaan Terpadu wilayah pesisir dan lautan internasional, untuk mendorong dan
(Mitchell, et al, 2007: 33). memfasilitasi adopsi umum dari standar tertinggi
dalam hal-hal praktis tentang keselamatan
maritim, navigasi dan efisiensi pencegahan dan
2.2.7.1 Pengendalian Kerusakan Terumbu
pengendalian pencemaran laut dari kapal ".
Karang
(http://www.imo.org/About/History
OfIMO/Pages/Default.aspx diakses pada 30
Menurut Keputusan Menteri Negara
Agustus 2012).
Lingkungan Hidup No.04 Tahun 2001 Tentang
Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang
3.2 Gambaran Umum Partnership in
mendefinisikan pengendalian kerusakan terumbu
Environmental Management for the Seas of
karang sebagai: ―Bahwa salah satu upaya untuk
East Asia (PEMSEA)
melindungi terumbu karang dari kerusakan
tersebut dilakukan berdasarkan kriteria baku
Fungsi laut tidak terlepas dalam
kerusakan; Kriteria Baku Kerusakan Terumbu
menjembatani aktivitas-aktivitas yang dilakukan
Karang adalah ukuran batas
Global Political Studies Jurnal 131
Vol. 1 No.2 Oktober 2017

antara daratan satu ke daratan lainnya baik yang akses ke pasar regional dan global; perlindungan
kepemilikannya bersifat nasional atau bahkan untuk persediaan makanan yang sehat dan aman;
teritori milik negara lain. Maka dari itu perlu penghidupan yang layak; kemakmuran ekonomi
adanya kerjasama atau interaksi antar negara untuk eksistensi generasi yang akan datang‖.
yang memiliki kepentingan dalam jalur perairan
yang menjadi kebutuhan bersama dan secara
3.2.2 Integrated Coastal Management (ICM)
geografis juga menjadi bagian wilayah negara,
hal ini berfungsi sebagai bentuk tanggungjawab
Strategi pembangunan berkelanjutan untuk
bersama dalam menjaga kelestarian wilayah
wilayah perairan di Asia Timur (SDS-SEA)
perairan. Seperti halnya wilayah laut diAsia
memiliki kerangka strategi yang berdasarkan
Timuryangberbatasan langsung denganbeberapa
pada Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa
negara meliputi Cina,Korea Selatan,Korea Utara,
pada tentang Lingkungan dan Pembangunan
Jepang, Filipina, Indonesia, Brunei Darussalam,
(United Nations Conference on Environment and
Malaysia,Singapura, Thailand, Kamboja, dan
Development-UNCED) pada tahun 1992 di Rio
Vietnam.Wilayah ini meliputi serangkaian
de Janeiro, Brasil dengan aksi globalnya yang
ekosistem laut yang besar, sub regional laut,
dikenal dengan Agenda 21, khususnya Bab 17
daerah pesisir, dan lembah sungai yang terkait
tentang rencana aksi ―Protection of Oceans, All
yang saling terhubung dalamskala besar, sebagai
kind of Seas, Including Closed and Semi-Closed
tempat perubahan iklim kelautan dan proses alam
Seas, and Coastal Areas and the Protection,
berupa fenomena, misalnya siklus angin
Rational Uses and Development Their Living
topan,dan migrasispesies yang membuat wilayah
Resources‖ telah melahirkan
perairan di Asia Timur begitu dinamis.
kesepakatan bahwa menangani dan
menyelesaikan permasalahan yang bersifat multi
3.2.1 Sustainable Development Strategy for dimensi (sosial, ekonomi, budaya dan
The Seas of East Asia (SDS-SEA) lingkungan) di wilayah pesisir, diperlukan suatu
pendekatan yang bersifat menyeluruh (holistic)
Keputusan untuk menyiapkan Strategi dan terpadu (integrated).
Pembangunan Berkelanjutan untuk wilayah
perairan Asia Timur muncul dari pertemuan 3.2.3 Sejarah Perkembangan PEMSEA dalam
intergovernmental meeting dari 11 negara Asia Isu Lingkungan Hidup untuk Wilayah
Timur yang diselenggarakan di Dalian pada Juli Perairan Asia Timur
2000. Negara yang ikut serta adalah Brunei
Darussalam, Kamboja, Indonesia, Timor Leste, Berawal sejak dari intervensiGlobal
Laos, Cina, Korea Selatan, Singapura,Filipina, Environment Facility (GEF) sebuah lembaga
Thailand dan Vietnam. independen yang bergerak dalam pendanaan
untuk kegiatan atau projek di bidang lingkungan
hidup pada Desember 1993, ketika proyek air
3.2.1.1 Visi, Misi dan Framework SDS-SEA
internasional yang pertama diluncurkan oleh GEF
di wilayah Asia Timur dengan fokus utama pada
Dalam melaksanakan tujuannya, SDS-SEA
pencegahan dan pengelolaan pencemaran laut
memiliki visi sebagai berikut: "Sistem sumber
dengan mendirikan situs terpadu pengelolaan
daya dari Pembangunan berkelanjutan di wilayah
pesisir percontohan di Xiamen,Cina dan di
perairan Asia Timur adalah warisan alam bagi
Batangas Bay, Filipina; juga berupaya
masyarakat di wilayah ini; media
memobilisasi subregional yang masih
Global Political Studies Jurnal 132
Vol. 1 No.2 Oktober 2017

berhubungan dengan wilayah perairan Asia


Timur (Indonesia, Malaysia dan Singapura) SDS-SEA related Legislation, Policies and Plans
untuk mengatasi masalah pencemaran laut di Coastal and Water 1. Act No.7/2004 on
Selat Malaka dan Selat Singapura, dan Resources Management integrated water resources
management at the basin
memperkuat pembangunan kapasitas, terutama di level
negara berkembang seperti Kamboja, Cina, 2. Act No. 32/2004 on
Korea, Indonesia, Filipina, Thailand dan Vietnam decentralization of
(http://beta.pemsea.org/about-pemsea/ history authorities and
diakses pada 5 Mei 2012). responsibilities in coastal
and marine management
3. Act No.27/2007
concerning management of
3.2.4 Kronologis Bergabungnya Indonesia coastal zones and small
dalam PEMSEA islands provides the
framework
Indonesia sebenarnya telah terlibat aktif dalam Development and Spatial 1. NA. 25/2005 (The
forum internasional bersama negara-negara yang Planning Development Plan Act)
memiliki keterhubungan dengan wilayah provides a systematic
process of development
perairan Asia Timur sejak tahun 1993 dalam planning and preparing
pengelolaan pencemaran laut di Selat Malaka multi-year action plans
dengan mengutarakan masalah ini hanya pada from the district, to the
forum-forum informal kepada tiaptiap negara di provincial and national
wilayah Asia Timur. Ternyata respon dari tiap- level.
2. NA Nos. 32 and 33/2004
tiap negara di wilayah Asia Timur juga on development and
merasakan hal yang sama terhadap pengelolaan management of province
wilayah laut yang sifatnya transboundary, tidak and districts.
dapat diatasi oleh negara sendiri melainkan harus 3. National Act (NA)
dan lebih efektif jika melibatkan negara-negara No.26/2007 on Spatial
Planning, including coastal
tetangga yang sama-sama memiliki kepentingan and marine areas.
dalam pengelolaan wilayah pesisir dan laut. Biodiversity and Habitat 1. Indonesian Biodiversity
Protection Strategy and Action Plan
(IBSAP, 2003) guides the
3.2.4.1 Implementasi Sustainable Development implementation of national
Strategy for The Seas of East Asia (SDS-SEA) biodiversity program until
di Indonesia 2020
2. Presidential Instruction
No.16/2005 supporting the
Indonesia telah mengimplementasikan development of marine
konsep pembangunan berkelanjutan dalam tourism and enhancing
bentuk produk hukum. Berikut bentuk management and control of
implementasi SDS-SEA di Indonesia yang National Marine Park
penulis sajikan melalui tabel berikut: sustainability
3. Biodiversity Basic Law
(2008)
Tabel. 3.1 Indonesia’s Contribution to the Fisheries 1. Fisheries law No.
Implementation of the Sustainable 31/2004
Development Strategy for the Seas of East 2. Government regulation
Asia(2003-2011) No.60/2008 on fish
conservation
Global Political Studies Jurnal 133
Vol. 1 No.2 Oktober 2017

3. NA No. 45/2009 on mengikat secara hukum, seperti halnya dengan


Fisheries Management konvensi regional. Sebaliknya, hal tersebut itu
Pollution Reduction and 1. Ministerial Decree No.51
merupakan suatu pengaturan didirikan yang
Waste Management on Seawater Quality
Standard (2004) mengacu pada prinsip-prinsip keanggotaan, dan
2. Ministerial Decree No.75 didedikasikan untuk pencapaian visi bersama dan
on Organization and tujuan dari SDS-SEA.
Management of National
Cleaner Production Center
(2004) 3.2.5.1 Country Partners
3. Municipal Solid
Management Law
No.18/2008 4. National Act
Keanggotaan dalam Country Partners
No.32/2009 Environmental merupakan negara-negara yang berada dalam
Control and Management wilayah perairan Asia Timur yang langsung
Information and Public 1. Walhi, WWF, memilki keterhubungan dengan wilayah perairan
Awareness COREMAP etc Asia Timur baik langsung maupun tidak langsung
2. National Biodiversity yang diresmikan pada tahun 2002 saat Deklarasi
Networks collaboration
between LIPI, Universities Putra Jaya di Malaysia. Saat ini terdapat 11
and BAKOSURTANAL. negara yang tergabung dalam Country Partners
3. National Universities antara lain (Brunei Darussalam, Kamboja, Cina,
Networks in Fisheries and Korea Selatan, Korea Utara, Indonesia, Filipina,
Marine Sciences (F2PT) Jepang, Timor Leste, Laos dan Vietnam). Tiap-
involving 63 universities in
Indonesia tiap negara yang tergabung dalam keanggotaan
Country Partners memiliki National Focal Point
ICM implementation 1. Demonstration Site: Bali yaitu Representatif negara anggota sebagai pusat
Province (2000) informasi mengenai PEMSEA di negaranya yang
2. Parralel Site: Sukabumi biasanya di dudukkan pada kantor Pemerintahan
Regency (2003) and Jakarta
Bay
pusat suatu negara. Untuk di Indonesia National
3. Law: NA 27/2007 on Focal Point ofPEMSEA adalah Kementerian
coastal and small islands Lingkungan Hidup Republik Indonesia
management, NA 32/2009 (PEMSEA, 2003).
on environmental
protection and control, NA
32/2004 for coastal 3.2.5.2 Non-Country Partners
resource management
4. Projects:COREMAP,
MCRMP, BOBLME, Non-Country Partners merupakan keanggota
ATSEA, and CTI. -an yang mendukung, mensponsori dan ikut
(sumber : PEMSEA, 2012) berperan aktif dalam mengimplementasikan
SDS-SEA. Keanggotaannya dari berbagai
macam latar belakang seperti Organisasi
3.2.5 Jaringan Komunikasi Internasional dan Internasional, LSM, ilmuwan, lembaga donatur
Sistem Informasi PEMSEA keuangan dll yang serta merta mendukung dalam
implementasi SDS-SEA yang selanjutnya dapat
Mekanisme koordinasi wilayah yang disebut sebagai PEMSEA Network Local
dilakukan oleh negara-negara anggota Governments (PNLG) (PEMSEA, 2003).
merupakan pendekatan yang unik dan inovatif
untuk pengelolaan laut. Mekanisme ini tidak
Global Political Studies Jurnal 134
Vol. 1 No.2 Oktober 2017

3.2.5.2.1 PEMSEA Network Local langsung dengan wilayah perairan laut dan
Governments (PNLG) pesisir termasuk terumbu karang.
Pelaksanaan ICM di Indonesia dalam
Berdasarkan Charter of the PEMSEA Network kerangka PEMSEA telah terapkan di tiga wilayah
Local Governments for Sustainable Coastal di Indonesia yakni Bali, Jakarta dan Sukabumi
Development tahun 2005 PNLG sebelumnya yang merupakan bagian daripada PNLG. Saat ini
bernama Regional Network of Local Government di Indonesia baru tiga wilayah tersebut yang
(RNLG) hingga pada akhirnya diubah menjadi menggunakan Pengelolaan Pesisir Terpadu
PEMSEA Network Local Governments (PNLG) (ICM), hal ini dikarenakan ingin fokus pada titik-
dalam ―Bali Resolution on the Establishment of titik yang memang terjadi banyak kerusakan dan
the PEMSEA Network of Local Governments for memerlukan pengelolaan pesisir secara terpadu
Sustainable Coastal Development‖ pada 27 April (PEMSEA, 2003).
2005 di Bali, Indonesia. Berdasarkan Charter
PNLG, PNLG memilki visi: ―Coastal areas
3.3.1 PEMSEA Network Local Government
throughout the East Asian Seas Region are
(PNLG) Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa
managed in sustainable manner‖ (Charter of
Barat
PNLG, 2005: Chapter II). Dan misi:
―The PNLG’s mission shall be to serve as a
Kabupaten Sukabumi terletak di provinsi
network of local governmentin the region, which,
Jawa Barat di pantai selatan Pulau Jawa, sekitar
along with their stakeholders, shall promote the
170km dari ibukota Indonesia, Jakarta. Ini adalah
application of ICM as an effective management
bagian dari kawasan ekonomi berkembang pesat
framework to achieve sustainable coastal
dari Jakarta dan kota-kota serta kabupaten-
development‖ (Charter of PNLG, 2005: Chapter
kabupaten di sekitarnya. Diberkati dengan
II).
keajaiban alam seperti gunung, sungai, pantai dan
Teluk indah yang berdekatan dari Palabuhanratu,
3.3 PEMSEA Network Local Government Kabupaten Sukabumi menyadari potensi besar
(PNLG) di Indonesia dari daerah tersebut dan berkomitmen untuk
mengejar perkembangan ekonomi kota maritim
Integrated Coastal Management (ICM) melalui pengembangan wisata pantai, perikanan
sebagai salah satu program yang dilahirkan dari dan lainnya terkait dengan layanan dan industri.
SDS-SEA. Secara singkat ICM dapat
didefinisikan sebagai sistem manajemen
3.3.1.1 Kronologis bergabungnya Kabupaten
sumberdaya alamdan lingkungan yang
Sukabumi dalam PEMSEA Network Local
mempekerjakan melalui pendekatan integratif
Governments (PNLG)
holistik dan proses perencanaan interaktif dalam
mengatasi masalah manajemen yang kompleks di
Kabupaten Sukabumi bergabung dalam
daerah pesisir dan laut. Baik itu mengenai
PNLG karena melihat bahwa potensi untuk
pengelolaan sumberdaya laut yang berdampak
mengembangkan pengelolaan pesisir terpadu
langsung pada perekonomian negara ataupun
dalam wadah internasional sangat membantu
dalam pengendalian kerusakan ekosistem laut.
untuk pengelolaan wilayah pesisir kabupaten
Manajemen yang diberikan melalui ICM ini
Sukabumi. . Hal tersebut bermula ketika
mencakup seluruh aktivitas yang bersinggungan
Kementerian Lingkungan Hidup di tahun Hal
tersebut bermula ketika Kementerian
Global Political Studies Jurnal 135
Vol. 1 No.2 Oktober 2017

Lingkungan Hidup di tahun 2002 (saat itu masih perairan laut di Kabupaten Sukabumi, tergolong
sebagai Departemen Lingkungan Hidup) bagus yang tercermin dari penampakan air yang
melaksanakan program kerja di bidang bening dan kecerahan (cahaya matahari yang
pengendalian pencemaran dan perusakan wilayah dapat menembus perairan mencapai 6–7 meter),
pesisir berskala nasional. Program tersebut meskipun demikian di beberapa muara sungai
bernama ―Pantai Lestari‖ yang dibuat besar perairannya terlihat coklat terutama pada
berdasarkan ketentuan negara melalui Amanat musim hujan (Dinas Kelautan dan Perikanan
Kebijaksanaan Negara yang tertuang dalam Kabupaten Sukabumi, 2011).
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang
menyatakan bahwa lingkungan hidup sangat 3.5 Metode Penelitian
penting bagi pembangunan sehingga fungsi
lingkungan harus dilestarikan guna menjamin Metode penelitian yang digunakan penulis
terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dan sebagai perwujudan dari REPELITA analitis, bertujuan untuk mennggambarkan fakta-
(Rencana Pembangunan Lima Tahun) sesuai fakta yang berhubungan dengan masalah yang
pada agenda 21 (Kementerian Lingkungan diteliti. Metode ini bertujuan untuk membuat
Hidup, 2012). deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai hubungan antar fenomena yang
3.4 Kondisi Ekosistem Terumbu Karang di diselidiki, yang kemudian pada akhirnyametode
Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa ini digunakan untuk mencari pemecahan masalah
Barat yang diteliti (Nasir, 1988:63).

Kabupaten Sukabumi terletak antara 6057’-7


3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
025’ Lintang Selatan dan 106049’- 107000’
Bujur Timur, dengan batas-batas administrasi
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
antara lain: disebelah utara berbatasan dengan
melalui pendekatan sistem, yang didukung oleh
Kabupaten Bogor, disebelah selatan berbatasan
teknik pengumpulan data: Studi
dengan Samudera Hindia, disebelah timur
Kepustakaan, Penelusuran data online,
berbatasan dengan Kabupaten Cianjur dan
Dokumentasi, Wawancara dan Observasi.
disebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Lebak dan Samudera Indonesia (Samudera
4. Hasil dan Pembahasan
Hindia). Kabupaten Sukabumi menjadi salah satu
wilayah pesisir Indonesia yang terletak di
4.1 Usaha-usaha yang dilakukan PEMSEA
Propinsi Jawa Barat yang memiliki luas sebesar
untuk menjalankan Program Integrated
4.128 km2 atau 14,39 persen dari luas Jawa Barat
Coastal Management (ICM) dalam
atau 3,01 persen dari luas Pulau Jawa dengan
Pengendalian Kerusakan Ekosistem Terumbu
panjang garis pantai sekitar 117 km (Dinas
Karang di Palabuhanratu, Kabupaten
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi,
Sukabumi- Jawa Barat
2011).
Karakteristik umum oseanografi Kabupaten
Pemerintah Sukabumi mengadopsi program
Sukabumi berhadapan dengan Samudera Hindia,
pengelolaan pesisir terpadu atau integrated
namun terlindung karena berbentuk teluk. (Sugiarto
coastal management sejak tahun 2003 yang
dan Birowo, 1975). Tinggi Gelombang di
ditandai dengan penandatanganan Memorandum
Palabuhanratu dapat berkisar antara 1–3 meter
Of Agreement dengan GEF/UNDP/IMO
(Pariwono et. al., 1988). Kondisi kualitas air
Global Political Studies Jurnal 136
Vol. 1 No.2 Oktober 2017

PEMSEA regional program pada tanggal 24 Terumbu Karang di Palabuhanratu,


Februari 2003 di Palabuhanratu dalam suatu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
kerangka program ―Building Partnerships on
Environmental Protection and Management of Kendala-kendala yang dihadapi yang dapat
the east asian seas‖. MOA tersebut menetapkan peneliti jabarkan sebagai berikut:
kabupaten sukabumi sebagai Parralel Site yang 1. Menyikapi kepindahan ibukota kabupaten
ketiga dalam pengelolaan pesisir dan laut di Asia Sukabumi ke Palabuhanratu pada tahun
Timur. Dalam pelaksanaan program sukabumi 2001 membuat konsentrasi terhadap
ICM, telah dibentuk kelembagaan yaitu program yang sudah dan akan
Programme Coordinating Committee (PCC) dan direncanakan menjadi terganggu.
Programme Management Office (PMO). PCC Perencanaan-perencanaan program yang
beranggotakan para kepala OPD terkait dan sudah dipetakan menjadi sulit untuk
duduk sebagai ketua adalah wakil ditindaklanjuti karena konsentrasi
bupati Sukabumi. Sedangkan PMO terpecah.
beranggotakan unsur teknis dari OPD serta 2. Kurangnya koordinasi antar sektoral
stakeholder lainnya. Duduk sebagai ketua PMO Pemerintahan Kabupaten Sukabumi yang
adalah Badan Lingkungan Hidup (Badan terkait dalam implementasi ICM manjadi
Lingkungan Hidup, 2012). kendala yang cukup signifikan dalam
mengolah data kerusakan terumbu karang
yang sudah ada. Karena ICM tidak
4.2 Kendala-kendala dalam Menjalankan
melibatkan pada satu sektor namun
Program ICM untuk Pengendalian berbagai multisektor yang membutuhkan
Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang di
banyak SDM dan biaya yang tidak
Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi-Jawa
sedikit.
Barat
3. Terkendala dalam Pembiayaan. Laporan-
laporan mengenai kerusakan terumbu
Lazimnya pelaksanaan program dari sebuah
karang yang terjadi di Kabupaten
kerangka kerjasama seringkali ditemukan
Sukabumi tidak diteruskan untuk
berbagai kendala yang menjadi hambatan
ditindaklanjuti karena proses pembiayaan
sekaligus tantangan dalam mewujudkan program
untuk melakukan penelitian kembali
yang disepakati bersama. Seperti halnya dengan
cukup besar dan anggaran yang ada tidak
ICM, pelaksanaan ICM sebagai bentuk upaya
mencukupi sehingga proses eksekusi
pengelolaan terpadu di wilayah pesisir
menjadi terhambat.
Kabupaten Sukabumi menghadapi berbagai
kendala yang bersifat teknis dan nonteknis yang
4.2.2 Kendala-kendala yang dihadapi oleh
berasal dari pihak pelaksana di lapangan yang
PEMSEA dalam Menjalankan Program ICM
melibatkan banyak sektor (Pemerintah
untuk Pengendalian Kerusakan Ekosistem
Kabupaten Sukabumi) dan pihak penggagas atau
Terumbu Karang di Palabuhanratu,
fasilitator dalam kerangka kerjasama
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
(PEMSEA).
Kendala- kendala yang dirasakan instansi
4.2.1 Kendala-kendala yang dihadapi oleh pemerintah yang terlibat langsung dalam
Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam implementasi ICM merupakan kendala PEMSEA
Menjalankan Program ICM untuk secara keseluruhan karena pelaku yang
Pengendalian Kerusakan Ekosistem melaksanakan program ICM untuk PNLG
Global Political Studies Jurnal 137
Vol. 1 No.2 Oktober 2017

Kabupaten Sukabumi adalah pihak-pihak instansi PEMSEA melakukan peranan dalam


pemerintahan daerah kabupaten Sukabumi. pengendalian kerusakan ekosistem terumbu
Ketika program ICM dapat di implementasikan karang dengan program ICM-nya di Kabupaten
tanpa kendala maka PEMSEA akan menerima Sukabumi yang dilakukan oleh berbagai sektor
laporan hasil implementasi ICM juga tanpa terkait, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
kendala baginya, sebaliknya ketika Sukabumi sebagai koordinator untuk program
terjadi banyak kendala dalam ICM di Kabupaten Sukabumi yang merupakan
mengimplementasi- kan program ICM maka konsep pengelolaan secara menyeluruh untuk
PEMSEA akan mendapatkannya juga sebagai menjaga ekosistem yang menunjang bagi
kendala yang harus di evaluasi. pembangunan berkelanjutan. Akan tetapi masih
belum optimal dalam menyentuh langsung aksi
atau upaya tindak lanjut untuk kerusakan
4.3 Hasil Pelaksanaan dari Program terumbu karang yang terjadi di Sukabumi karena
Integrated Coastal Management (ICM) dalam kendala-kendala yang dihadapi masih belum
Pengendalian Kerusakan Ekosistem Terumbu terselesaikan.
Karang di Palabuhanratu, Kabupaten
Sukabumi-Jawa Barat
5. Kesimpulan dan Rekomendasi
5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan dari program Integrated Coastal
Management (ICM) dalam pengendalian
Dari paparan pembahasan dan hasil
Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang di
penelitian yang peneliti lakukan mengenai
Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi- Jawa
Peranan Partnerships in the Environmental
Barat mendapatkan hasil bahwa lingkungan
Management for Seas of East Asia melalui
pesisir Kabupaten Sukabumi saat ini sejak tahun
program Integrated Coastal Management (ICM)
2003 mulai tertata dengan baik dengan
dalam Pengendalian Kerusakan Ekosistem
terlaksananya proyek pengembangan yang
Terumbu Karang di Palabuhanratu Kabupaten
dilakukan berbagai sektor instansi pemerintahan
Sukabumi, Jawa Barat, maka peneliti dapat
Kabupaten Sukabumimelalui pelaksanaan menarik kesimpulan sebagai berikut :
program ICM sebagai sebuah pengelolaan pesisir 1. Luas kawasan terumbu karang yang ada di
terpadu. Dengan dilakukannya berbagai aktivitas
Kecamatan Ciracap, Palabuhanratu
yang mendukung implementasi program ICM ini
Kabupaten Sukabumi sekitar 1.305 Ha.
telah mencakup daripada fungsi utama ICM
Kawasan terumbu karang tersebut mengalami
yakni perencanaan kawasan, promosi
kerusakan dengan kondisi kurang baik sekitar
pengembangan ekonomi, pengawasan dan
50% dalam keadaan rusak dengan tutupan
perlindungan sumberdaya, penyelesaian konflik,
kurang dari 10%. Berdasarkan data terakhir
dan perlindungan keselamatan dan kesehatan
luas terumbu karang yang masih kategori
masyarakat.
bagus sekitar
22,8ha (RTRW Pesisir Kabupaten Sukabumi,
4.4 AnalisaPeranan PEMSEA melalui
2009). Jenis-jenis karang yang teridentifikasi
Program Integrated Coastal Management
terdiri dari karang otak dan karang meja.
dalam Pengendalian Kerusakan Ekosistem
Terumbu karang di Ujung Genteng terdapat
Terumbu Karang di Palabuhanratu,
pada 3 (tiga) titik lokasi (RTRW Pesisir
Kabupaten Sukabumi- Jawa Barat
Kabupaten Sukabumi, 2009).
Global Political Studies Jurnal 138
Vol. 1 No.2 Oktober 2017

2. Upaya-upaya yang dilakukan PEMSEA 4. Hasil yang dirasakan dari implementasi ICM
melalui program ICM dalam Pengendalian dalam pengendalian kerusakan terumbu
Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang di karang di Palabuhanratu, Kabupaten
Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi antara Sukabumi, Jawa Barat meskipun masih
lain dengan implementasi ICM yang belum dilakukan pada tataran aksi langsung
dilakukan oleh berbagai sektor terkait sebagai dengan mengadakan konservasi namun
Project Coordinating Committee (PCC) dan dengan mulai tertatanya lingkungan wilayah
Program Management Office (PMO) sesuai pesisir Kabupaten Sukabumi dengan
dengan fungsi utama ICM yaitu pertama, ditunjukkannya pembangunan sistem,
sebagai bentuk pengawasan dan perlindungan manajemen dan infrastruktur lingkungan
sumberdaya yang ditunjukkan dengan hidup di wilayah pesisir kabupaten Sukabumi
melakukan rencana zonasi pesisir dan laut untuk mendukung kelestarian ekosistem-
sebagai bentuk langkah awal untuk ekosistem yang saling terhubung satu sama
menempatkan titik-titik atau spot-spot lain di wilayah pesisir dan laut Kabupaten
kawasan yang dilindungi ditahun 2009, Sukabumi. Termasuk turut
melakukan konservasi air, mendukung pengendalian kerusakan
rehabilitasi ekosistem estuari dan ekosistem terumbu karang yang terjadi di
rekonstruksi saluran irigasi di tahun 2004. Palabuhanratu,KabupatenSukabumi
Kedua, sebagai bentuk penyelesaian konflik sebagai upaya pencegahan dan
yang ditunjukkan dengan upaya sosialisasi penanggulangan yang dilakukan.
mengenai ICM oleh Pemerintah Kabupaten
Sukabumi termasuk didalamnya sosialisasi
5.2 Rekomendasi
mengenai arti pentingnya terumbu karang
bagi kehidupan kepada masyarakat lokal
Dalam penelitian ini banyak menemukan
pesisir Kabupaten Sukabumi di tahun 2004.
kekurangan baik karena keterbatasan kapabilitas
Dan melaporkan secara periodik mengenai
penulis, maupun kendala-kendala non teknis.
hasil perkembangan ICM di Kabupaten
Peneliti ingin memberikan saran yang peneliti
Sukabumi kepada PEMSEA melalui
yaitu :
pertemuan-pertemuan rutin PEMSEA seperti
EAS Congress yang dilakukan setiap tiga
1. Pola komunikasi yang dibangun oleh
tahun sekali.
PEMSEA hendaknya bersifat proaktif
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terhadap anggotanya agar upaya dalam
program ICM yang dilaksanakan di
mengimplementasikan program ICM
Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa
dapat lebih mendetail dan spesifik
Barat dalam pengendalian kerusakan
sehingga mengetahui akar
ekosistem terumbu karang telah melibatkan
permasalahannya.
banyak sektor di lingkungan pemerintahan
2. PEMSEA hendaknya membangun
yang berhubungan langsung dengan
sekretariat khusus PEMSEA ditiap
pengelolaan wilayah pesisir Kabupaten
negara-negara anggota agar kedudukan
Sukabumi diantaranya Badan Lingkungan
dan perannya ke masyarakat lebih terlihat
Hidup Kabupaten Sukabumi, Dinas Kelautan
dan agar pula kontrol dapat dilakukan
dan Perikanan Kabupaten Sukabumi, Dinas
dengan proses yang maksimal dan biaya
Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten
yang minim.
Sukabumi).
Global Political Studies Jurnal 139
Vol. 1 No.2 Oktober 2017

3. Untuk Badan Lingkungan Hidup Wawasan Pemikiran dan Kegunaannya.


Sukabumi hendaknya meningkatkan pola Bandung. Eresco
komunikasi dan koordinasi yang lebih
intensif ke semua sektor yang memilki Nasir, Muhammad. 1988. Metodologi
keterhubungan dan kapasitas dengan Penelitian. Jakarta. Galia Indonesia
wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi
agar implementasi ICM dapat Perwita, A.A Banyu, dan Yanyan Moch.
diintegrasikan secara menyeluruh dengan Yani. 2005. Pengantar Ilmu Hubungan
efektif dan efisien. Internasional. Bandung. PT Remaja
4. Untuk pemerintah Indonesia, hendaknya Rosdakarya.
juga bersifat cepat tanggap dalam
mengatasi pengendalian kerusakan Soekanto, Soerjono. 1981. Sosiologi Suatu
terumbu karang dengan menyiapkan Pengantar. Jakarta. Universitas Indonesia
perencanaan yang matang berikut SDM Press.
yang ahli dalam bidang tersebut dan
melakukan upaya-upaya yang efektif Suryokusumo, Sumaryo. 1987. Organisasi
untuk program edukasi bagi masyarakat Internasional. Jakarta. Universitas Indonesia
lokal pesisir. Press.

Daftar Pustaka Acuan dari Internet


International Organization. http://beta.pemsea
Acuan dari buku : .org/. Diakses pada tanggal 27 Januari 2012.

Burchill, Scott and Andrew Linkalter. 2009. About PEMSEA.


Teori-teori Hubungan Internasional. http://beta.pemsea.org/about-pemsea.
Bandung. Nusa Media. Diakses pada tanggal 27 Januari 2012.

Matthew, Patternson. 2001. Theories of History. http://beta.pemsea.org/aboutpemsea/


International Politics. New York. Palgrave history. Diakses pada tanggal 27 Januari
Macmillan 2012. Programs and Projects. http://beta.
pemsea.org/programmes-and-projects.
May,Rudy Teuku. 2011. Hubungan Diakses pada tanggal 27 Januari 2012.
Internasional Kontemporer dan Masalah-
masalah Global. Bandung. PT.Refika Ekosistem Laut-Pusat Pendidikan Lingkungan
Aditama. Hidup Propinsi Sulawesi Selatan.
http://pplhpuntondo.org/program/ekosistem-
______________. 2005. Administrasi dan laut/. Diakses pada Tanggal 8 Febuari 2012.
Organisasi Internasional. Bandung.
PT.Refika Aditama.

______________. 2011. Pengantar Ilmu Politik.


Bandung. PT Refika Aditama

______________. 1993. Pengantar Ilmu Politik:

You might also like