Professional Documents
Culture Documents
2019-Article Text-4799-1-10-20190815
2019-Article Text-4799-1-10-20190815
Rizki Rakhmawati
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia, Jl.
Dipatiukur No. 116, Bandung, 40132, Indonesia
e-mail: rizki.rakhmawati@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to determine the role of the Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia (PEMSEA)
through Integrated Coastal Management Program (ICM) for Controlling the Damages of the Coral Reefs Ecosystem in
Palabuhanratu, Sukabumi Regency, West Java. Researcher attempted to analyze the purpose of doing damage control
program in coral reef ecosystems that occur in coastal areas Palabuhanratu, Sukabumi Regency, West Java. Author of the
research methods used in this study is descriptive analysis method. Most of the datas have been gathered through library
research, online data retrieval, documentation, interviews and observation. The results showed that the implementation of
ICM in Palabuhanratu, Sukabumi, West Java has involved many sectors related to the management of the Marine and
Coastal regions in Palabuhanratu Sukabumi, West Java, with the implementation of several development projects in the
coastal region of Palbuhanratu since 2003. But technically still have not made a direct attempt to address the damage to
the coral reefs that occur in Palabuhanratu because of the constraints faced. Efforts made in the control of coral reef damage
is in the form of outreach to the local community Palabuhanratu coast of Kenya, West Java since 2004.
ABSTRAK
Penelitian ini adalah untuk mengetahui Peranan Partnerships in the Environmental Management for the Seas of East Asia
(PEMSEA) melelui Program Integrated Coastal Management (ICM) dalam Pengendalian Kerusakan Ekosistem Terumbu
Karang di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Peneliti berusaha untuk menganalisis dari tujuan program
dalam melakukan pengendalian kerusakan ekosistem terumbu karang yang terjadi di wilayah pesisir Palabuhanratu,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analitis. Sebagian besar data yang dkumpulkan melalui studi kepustakaan, penelusuran data online, dokumentasi,
wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program ICM di Palabuhanratu, Kabupaten
Sukabumi, Jawa Barat telah melibatkan banyak sektor yang berhubungan dengan pengelolaan wilayah Pesisir dan Laut di
Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dengan dilaksanakannya beberapa proyek pengembangan di wilayah
pesisir Kabupaten Sukabumi sejak tahun 2003. Namun secara teknis masih belum dilakukan upaya langsung untuk
mengatasi kerusakan terumbu karang yang terjadi di Palabuhanratu oleh karena kendala-kendala yang dihadapi. Upaya
yang dilakukan dalam pengendalian kerusakan terumbu karang masih dalam bentuk sosialisasi kepada masyarakat lokal
pesisir Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sejak tahun 2004.
masalah yang sama. Sebagai salah satu syarat 3. Isu-isu empiris—globalisasi dan isolasi,
wajib untuk meraih gelar kesarjanaan (S-1) pada hak asasi manusia, intervensi dan
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional kedaulatan, bantuan, pengungsi, etnis,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas persoalan perempuan, konservasi
Komputer Indonesia. lingkungan, aids, narkoba, kejahatan
terorganisir;
4. Isu-isu filsafat — permasalah
II. Tinjauan Pustaka dan
epistemologi, ontologi dan metodologi,
Kerangka Pemikiran
perspektif gender, perdebatan antar
2.1 Tinjauan Pustaka
paradigma, etika dan kebijakan luar
negeri (Burchill& Linklater, 2009:12).
Dalam mendapatkan dan memperoleh
pijakan dan referensi ilmiah untuk penelitian ini,
peneliti tidak hanya menggunakan referensi 2.2.2 Organisasi Internasional
khusus dari keilmuan Hubungan Internasional,
tetapi referensi dilihat juga dari bidang-bidang Organisasi internasional adalah suatu proses;
keilmuan lainnya. Peneliti menggunakan organisasi internasional juga menyangkut aspek-
beberapa sumber dari hasil penelitian terdahulu aspek perwakilan dari tingkat proses tersebut
yang memiliki tema yang sama yaitu mengenai yang telah dicapai pada waktu tertentu.
terumbu karang yang ada di pesisir Indonesia. Organisasi internasional diperlukan dalam rangka
kerjasama, menyesuaikan dan mencari kompromi
2.2 Kerangka Pemikiran untuk meningkatkan kesejahteraan serta
2.2.1 Hubungan Internasional memecahkan persoalan bersama, serta
mengurangi pertikaian yang timbul. Organisasi
Hubungan Internasional adalah disiplin ilmu juga diperlukan dalam menjajagi sikap bersama
yang tidak lepas dari politik yang memiliki dan mengadakan hubungan dengan negara lain.
sejumlah fokus kajian antara lain: Dapat dicatat bahwa ciri organisasi internasional
1. Hubungan— saling ketergantungan yang mencolok ialah merupakan suatu organisasi
(interdependensi) ekonomi, hutang dan yang permanen untuk melanjutkan fungsinya
ketergantungan Dunia Ketiga, yang telah ditetapkan. Organisasi itu mempunyai
perdagangan internasional, ketidak instrumen dasar (constituent instrument) yang
setaraan, identitas politik dan akan memuat prinsip-prinsip dan tujuan, struktur
kewarganegaraan model baru, rezim, maupun cara organisasi itu bekerja. Organisasi
komunitas negara-negara internasional, internasional dibentuk berdasarkan perjanjian,
anarki, kerjasama ekonomi regional, dan biasanya agar dapat melindungi kedaulatan
keseimbangan kekuasaaan, negara, organisasi itu mengadakan kegiatannya
demokratisasi, keamanan pasca Perang sesuai dengan persetujuan atau rekomendasi serta
Dingin; kerjasama, dan bukan semata-mata bahwa
2. Aktor— negara-bangsa, perusahaan kegiatan itu
transnasional, pasar modal, organisasi haruslah dipaksakan atau dilaksanakan
non-pemerintah, masyarakat politik (Suryokusumo, 1987:10).
supra-nasional dan sub-nasional, pasukan
penjaga perdamaian PBB, gerakan sosial
baru, G7, IMF-Bank Dunia;
Global Political Studies Jurnal 128
Vol. 1 No.2 Oktober 2017
2.2.2.1 Teori Peranan Organisasi kelangsungan hidup bagi generasi di masa yang
Internasional akan datang. Dengan meningkatnya kesadaran
lingkungan masyarakat dunia umumnya dan
Stuktur yang terdapat dalam organisasi yang kalangan pemerintahan ditingkat negara-bangsa
memiliki fungsi-fungsi yang harus mereka khususnya dan bertambahnya persoalan
jalankan agar tercapai tujuan dari pembentukan kemerosotan lingkungan hidup yang sudah
organisasi tersebut, dan apabila semua fungsi menyentuh kehidupan kita sehari-hari, seperti
tersebut dijalankan dengan baik maka organisasi memanasnya suhu bumi dan meningkatnya jenis
tersebut dapat dikatakan telah menjalankan dan kualitas penyakit akibat berlubangnya
peranan. Peranan tersebut selain ditentukan oleh lapisan ozon, maka isu lingkungan hidup
harapan pihak lain, termasuk juga kemampuan, diangkat dalam agenda percaturan internasional
keahlian , serta kepekaan pelaku peran tersebut (Rudy, 2011: 58).
terhadap tuntutan dan situasi yang mendorong Masalah utama dari lingkugan hidup adalah
dijalankannya peranan. Peranan juga bersifat pencemaran. Pencemaran atau polusi adalah
dinamis, di mana dia akan menyesuaikan diri suatu kondisi yang telah berubah bentuk asal pada
terhadap kedudukan yang lebih banyak agar keadaan yang lebih buruk. Pergeseran bentuk
kedudukannya dapat diakui oleh masyarakat tatanan dari kondisi asal pada kondisi yang buruk
(Soekanto, 1981:221). ini dapat terjadi sebagai akibat masuknya bahan-
Suatu organisasi internasional yang bersifat bahan pencemar atau polutan. Bahan polutan
fungsional sudah tentu memiliki fungsi dalam tersebut umumnya mempunyai sifat racun
menjalankan aktivitasnya. Fungsi ini bertujuan (toksin) yang berbahaya bagi organisme hidup.
untuk mencapai kepentingan yang hendak Toksinitas daya racun dari polutan itulah yang
dicapai, berhubungan dengan pemberian bantuan kemudian menjadi pemicu terjadinya
dalam mengatasi masalah yang timbul terhadap pencemaran.Ancaman yang muncul terhadap
pihak yang terkait. Fungsi organisasi lingkungan hidup berasal dari dua jenis, yaitu
internasional itu antara lain: ancaman yang alamiah dan ulah tangan manusia.
1. Menyediakan hal-hal yang dibutuhkan Siklus dari unsur-unsur yang terdapat dalam
bagi kerja sama yang dilakukan antar lingkungan hidup membentuk keseimbangan
negara dimana kerja sama itu tersendiri dan keseimbangan itu akan berubah
menghasilkan keuntungan yang besar ketika mendapat pengaruh dari dua jenis ancaman
bagi seluruh bangsa. itu (Rudy, 2011: 58).
2. Menyediakan banyak saluran-saluran
komunikasi antar pemerintahan sehingga
ide-ide dapat bersatu ketika masalah 2.2.3.1 Green Political Theory (Teori Politik
muncul ke permukaan (Perwita & Yani, Hijau)
2005:97).
Teori Hijau (Green Theory) muncul sebagai
kekuatan politik yang signifikan sejak 1970an
2.2.3 Perkembangan Isu Lingkungan Hidup
sampai sekarang. Sejarah yang menjelaskan
dalam Hubungan Internasional
tentang lingkungan hidup telah diwariskan sejak
abad 12. Hal ini dibuktikan dengan penebangan
Isu lingkungan hidup menjadi perbincangan
kayu hutan Babilonia, Yunani dan Italia ketika
hangat di kancah dunia internasional pasca
peradaban manusia baru berkembang serta
terjadinya perang dingin. Beberapa negara mulai
adanya konservasi minyak di Mediterania dan
menyadari pentingnya lingkungan untuk
peradaban Cina. Green Politics bermakna
Global Political Studies Jurnal 129
Vol. 1 No.2 Oktober 2017
tropis. Hamparan laut yang luas merupakan suatu perubahan sifat fisik dan atau hayati terumbu
potensi bagi bangsa Indonesia untuk karang yang dapat ditenggang; Status kondisi
mengembangkan sumberdaya laut yang memiliki terumbu karang adalah tingkatan kondisi
keragaman baik sumberdaya hayati maupun terumbu karang pada suatu lokasi tertentu dalam
sumberdaya lainnya. waktu tertentu yang dinilai berdasarkan kriteria
tertentu kerusakan terumbu karang dengan
2.2.6 Pembangunan Berkelanjutan menggunakan prosentase luas tutupan terumbu
(Sustainable Development) karang yang hidup‖.
antara daratan satu ke daratan lainnya baik yang akses ke pasar regional dan global; perlindungan
kepemilikannya bersifat nasional atau bahkan untuk persediaan makanan yang sehat dan aman;
teritori milik negara lain. Maka dari itu perlu penghidupan yang layak; kemakmuran ekonomi
adanya kerjasama atau interaksi antar negara untuk eksistensi generasi yang akan datang‖.
yang memiliki kepentingan dalam jalur perairan
yang menjadi kebutuhan bersama dan secara
3.2.2 Integrated Coastal Management (ICM)
geografis juga menjadi bagian wilayah negara,
hal ini berfungsi sebagai bentuk tanggungjawab
Strategi pembangunan berkelanjutan untuk
bersama dalam menjaga kelestarian wilayah
wilayah perairan di Asia Timur (SDS-SEA)
perairan. Seperti halnya wilayah laut diAsia
memiliki kerangka strategi yang berdasarkan
Timuryangberbatasan langsung denganbeberapa
pada Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa
negara meliputi Cina,Korea Selatan,Korea Utara,
pada tentang Lingkungan dan Pembangunan
Jepang, Filipina, Indonesia, Brunei Darussalam,
(United Nations Conference on Environment and
Malaysia,Singapura, Thailand, Kamboja, dan
Development-UNCED) pada tahun 1992 di Rio
Vietnam.Wilayah ini meliputi serangkaian
de Janeiro, Brasil dengan aksi globalnya yang
ekosistem laut yang besar, sub regional laut,
dikenal dengan Agenda 21, khususnya Bab 17
daerah pesisir, dan lembah sungai yang terkait
tentang rencana aksi ―Protection of Oceans, All
yang saling terhubung dalamskala besar, sebagai
kind of Seas, Including Closed and Semi-Closed
tempat perubahan iklim kelautan dan proses alam
Seas, and Coastal Areas and the Protection,
berupa fenomena, misalnya siklus angin
Rational Uses and Development Their Living
topan,dan migrasispesies yang membuat wilayah
Resources‖ telah melahirkan
perairan di Asia Timur begitu dinamis.
kesepakatan bahwa menangani dan
menyelesaikan permasalahan yang bersifat multi
3.2.1 Sustainable Development Strategy for dimensi (sosial, ekonomi, budaya dan
The Seas of East Asia (SDS-SEA) lingkungan) di wilayah pesisir, diperlukan suatu
pendekatan yang bersifat menyeluruh (holistic)
Keputusan untuk menyiapkan Strategi dan terpadu (integrated).
Pembangunan Berkelanjutan untuk wilayah
perairan Asia Timur muncul dari pertemuan 3.2.3 Sejarah Perkembangan PEMSEA dalam
intergovernmental meeting dari 11 negara Asia Isu Lingkungan Hidup untuk Wilayah
Timur yang diselenggarakan di Dalian pada Juli Perairan Asia Timur
2000. Negara yang ikut serta adalah Brunei
Darussalam, Kamboja, Indonesia, Timor Leste, Berawal sejak dari intervensiGlobal
Laos, Cina, Korea Selatan, Singapura,Filipina, Environment Facility (GEF) sebuah lembaga
Thailand dan Vietnam. independen yang bergerak dalam pendanaan
untuk kegiatan atau projek di bidang lingkungan
hidup pada Desember 1993, ketika proyek air
3.2.1.1 Visi, Misi dan Framework SDS-SEA
internasional yang pertama diluncurkan oleh GEF
di wilayah Asia Timur dengan fokus utama pada
Dalam melaksanakan tujuannya, SDS-SEA
pencegahan dan pengelolaan pencemaran laut
memiliki visi sebagai berikut: "Sistem sumber
dengan mendirikan situs terpadu pengelolaan
daya dari Pembangunan berkelanjutan di wilayah
pesisir percontohan di Xiamen,Cina dan di
perairan Asia Timur adalah warisan alam bagi
Batangas Bay, Filipina; juga berupaya
masyarakat di wilayah ini; media
memobilisasi subregional yang masih
Global Political Studies Jurnal 132
Vol. 1 No.2 Oktober 2017
3.2.5.2.1 PEMSEA Network Local langsung dengan wilayah perairan laut dan
Governments (PNLG) pesisir termasuk terumbu karang.
Pelaksanaan ICM di Indonesia dalam
Berdasarkan Charter of the PEMSEA Network kerangka PEMSEA telah terapkan di tiga wilayah
Local Governments for Sustainable Coastal di Indonesia yakni Bali, Jakarta dan Sukabumi
Development tahun 2005 PNLG sebelumnya yang merupakan bagian daripada PNLG. Saat ini
bernama Regional Network of Local Government di Indonesia baru tiga wilayah tersebut yang
(RNLG) hingga pada akhirnya diubah menjadi menggunakan Pengelolaan Pesisir Terpadu
PEMSEA Network Local Governments (PNLG) (ICM), hal ini dikarenakan ingin fokus pada titik-
dalam ―Bali Resolution on the Establishment of titik yang memang terjadi banyak kerusakan dan
the PEMSEA Network of Local Governments for memerlukan pengelolaan pesisir secara terpadu
Sustainable Coastal Development‖ pada 27 April (PEMSEA, 2003).
2005 di Bali, Indonesia. Berdasarkan Charter
PNLG, PNLG memilki visi: ―Coastal areas
3.3.1 PEMSEA Network Local Government
throughout the East Asian Seas Region are
(PNLG) Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa
managed in sustainable manner‖ (Charter of
Barat
PNLG, 2005: Chapter II). Dan misi:
―The PNLG’s mission shall be to serve as a
Kabupaten Sukabumi terletak di provinsi
network of local governmentin the region, which,
Jawa Barat di pantai selatan Pulau Jawa, sekitar
along with their stakeholders, shall promote the
170km dari ibukota Indonesia, Jakarta. Ini adalah
application of ICM as an effective management
bagian dari kawasan ekonomi berkembang pesat
framework to achieve sustainable coastal
dari Jakarta dan kota-kota serta kabupaten-
development‖ (Charter of PNLG, 2005: Chapter
kabupaten di sekitarnya. Diberkati dengan
II).
keajaiban alam seperti gunung, sungai, pantai dan
Teluk indah yang berdekatan dari Palabuhanratu,
3.3 PEMSEA Network Local Government Kabupaten Sukabumi menyadari potensi besar
(PNLG) di Indonesia dari daerah tersebut dan berkomitmen untuk
mengejar perkembangan ekonomi kota maritim
Integrated Coastal Management (ICM) melalui pengembangan wisata pantai, perikanan
sebagai salah satu program yang dilahirkan dari dan lainnya terkait dengan layanan dan industri.
SDS-SEA. Secara singkat ICM dapat
didefinisikan sebagai sistem manajemen
3.3.1.1 Kronologis bergabungnya Kabupaten
sumberdaya alamdan lingkungan yang
Sukabumi dalam PEMSEA Network Local
mempekerjakan melalui pendekatan integratif
Governments (PNLG)
holistik dan proses perencanaan interaktif dalam
mengatasi masalah manajemen yang kompleks di
Kabupaten Sukabumi bergabung dalam
daerah pesisir dan laut. Baik itu mengenai
PNLG karena melihat bahwa potensi untuk
pengelolaan sumberdaya laut yang berdampak
mengembangkan pengelolaan pesisir terpadu
langsung pada perekonomian negara ataupun
dalam wadah internasional sangat membantu
dalam pengendalian kerusakan ekosistem laut.
untuk pengelolaan wilayah pesisir kabupaten
Manajemen yang diberikan melalui ICM ini
Sukabumi. . Hal tersebut bermula ketika
mencakup seluruh aktivitas yang bersinggungan
Kementerian Lingkungan Hidup di tahun Hal
tersebut bermula ketika Kementerian
Global Political Studies Jurnal 135
Vol. 1 No.2 Oktober 2017
Lingkungan Hidup di tahun 2002 (saat itu masih perairan laut di Kabupaten Sukabumi, tergolong
sebagai Departemen Lingkungan Hidup) bagus yang tercermin dari penampakan air yang
melaksanakan program kerja di bidang bening dan kecerahan (cahaya matahari yang
pengendalian pencemaran dan perusakan wilayah dapat menembus perairan mencapai 6–7 meter),
pesisir berskala nasional. Program tersebut meskipun demikian di beberapa muara sungai
bernama ―Pantai Lestari‖ yang dibuat besar perairannya terlihat coklat terutama pada
berdasarkan ketentuan negara melalui Amanat musim hujan (Dinas Kelautan dan Perikanan
Kebijaksanaan Negara yang tertuang dalam Kabupaten Sukabumi, 2011).
Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang
menyatakan bahwa lingkungan hidup sangat 3.5 Metode Penelitian
penting bagi pembangunan sehingga fungsi
lingkungan harus dilestarikan guna menjamin Metode penelitian yang digunakan penulis
terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dan sebagai perwujudan dari REPELITA analitis, bertujuan untuk mennggambarkan fakta-
(Rencana Pembangunan Lima Tahun) sesuai fakta yang berhubungan dengan masalah yang
pada agenda 21 (Kementerian Lingkungan diteliti. Metode ini bertujuan untuk membuat
Hidup, 2012). deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai hubungan antar fenomena yang
3.4 Kondisi Ekosistem Terumbu Karang di diselidiki, yang kemudian pada akhirnyametode
Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa ini digunakan untuk mencari pemecahan masalah
Barat yang diteliti (Nasir, 1988:63).
2. Upaya-upaya yang dilakukan PEMSEA 4. Hasil yang dirasakan dari implementasi ICM
melalui program ICM dalam Pengendalian dalam pengendalian kerusakan terumbu
Kerusakan Ekosistem Terumbu Karang di karang di Palabuhanratu, Kabupaten
Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi antara Sukabumi, Jawa Barat meskipun masih
lain dengan implementasi ICM yang belum dilakukan pada tataran aksi langsung
dilakukan oleh berbagai sektor terkait sebagai dengan mengadakan konservasi namun
Project Coordinating Committee (PCC) dan dengan mulai tertatanya lingkungan wilayah
Program Management Office (PMO) sesuai pesisir Kabupaten Sukabumi dengan
dengan fungsi utama ICM yaitu pertama, ditunjukkannya pembangunan sistem,
sebagai bentuk pengawasan dan perlindungan manajemen dan infrastruktur lingkungan
sumberdaya yang ditunjukkan dengan hidup di wilayah pesisir kabupaten Sukabumi
melakukan rencana zonasi pesisir dan laut untuk mendukung kelestarian ekosistem-
sebagai bentuk langkah awal untuk ekosistem yang saling terhubung satu sama
menempatkan titik-titik atau spot-spot lain di wilayah pesisir dan laut Kabupaten
kawasan yang dilindungi ditahun 2009, Sukabumi. Termasuk turut
melakukan konservasi air, mendukung pengendalian kerusakan
rehabilitasi ekosistem estuari dan ekosistem terumbu karang yang terjadi di
rekonstruksi saluran irigasi di tahun 2004. Palabuhanratu,KabupatenSukabumi
Kedua, sebagai bentuk penyelesaian konflik sebagai upaya pencegahan dan
yang ditunjukkan dengan upaya sosialisasi penanggulangan yang dilakukan.
mengenai ICM oleh Pemerintah Kabupaten
Sukabumi termasuk didalamnya sosialisasi
5.2 Rekomendasi
mengenai arti pentingnya terumbu karang
bagi kehidupan kepada masyarakat lokal
Dalam penelitian ini banyak menemukan
pesisir Kabupaten Sukabumi di tahun 2004.
kekurangan baik karena keterbatasan kapabilitas
Dan melaporkan secara periodik mengenai
penulis, maupun kendala-kendala non teknis.
hasil perkembangan ICM di Kabupaten
Peneliti ingin memberikan saran yang peneliti
Sukabumi kepada PEMSEA melalui
yaitu :
pertemuan-pertemuan rutin PEMSEA seperti
EAS Congress yang dilakukan setiap tiga
1. Pola komunikasi yang dibangun oleh
tahun sekali.
PEMSEA hendaknya bersifat proaktif
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terhadap anggotanya agar upaya dalam
program ICM yang dilaksanakan di
mengimplementasikan program ICM
Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa
dapat lebih mendetail dan spesifik
Barat dalam pengendalian kerusakan
sehingga mengetahui akar
ekosistem terumbu karang telah melibatkan
permasalahannya.
banyak sektor di lingkungan pemerintahan
2. PEMSEA hendaknya membangun
yang berhubungan langsung dengan
sekretariat khusus PEMSEA ditiap
pengelolaan wilayah pesisir Kabupaten
negara-negara anggota agar kedudukan
Sukabumi diantaranya Badan Lingkungan
dan perannya ke masyarakat lebih terlihat
Hidup Kabupaten Sukabumi, Dinas Kelautan
dan agar pula kontrol dapat dilakukan
dan Perikanan Kabupaten Sukabumi, Dinas
dengan proses yang maksimal dan biaya
Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten
yang minim.
Sukabumi).
Global Political Studies Jurnal 139
Vol. 1 No.2 Oktober 2017