Bab Ii

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 43
BABII KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Pendidikan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran kepada peserta didik secara aktif menyumbangkan potensi dirinya untuk memilili keluatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akblal mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyeraket, bangsa dan negara (UU Nomor 20 Tahun 2003) Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didi agar dapat mengembanglan baket, potensi, dan keterampilan yang dimilild dalam menjalani kehidupan Pendidikan seharusnya didesain guna memberikan pemahaman serta meninglatkan prestasi peserta didik/siswa (Daryanto, 2016-1). Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian pendidikan di atas dapat disimpullcan bahwa dalam dunia pendidikan diharapkan pengajar atau guru untuk berusaha memberikan pemahaman materi pembelajaran yang baile untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didile Selain itu pendidilan juga dapat membantu Bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan sesuai yang tertuang dengan pembukaan UUD 1945, Penyelenggaraan pembelajaran harus berjalan dengan perencanaan dan pelaksanaan yang matang a. Pendidikan Abad 21 Salah satu ciri yang menonjol dani era Abad 21 adalah semakin bertautnya dunia ilmu dan telnologi, sehingga sinergi di antaranya menjadi semakin cepat 2 Terkait dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunilasi (Jiyormation and Communication Technology/ICT) di dunia pendidiken, telah mengakibatian semakin menyempitnya dan bahikan melebumya dimensi “ruang dan waktu” yang selama ini menjadi faktor penentu kecepatan dan keberhasilan penguasaan ilma dan telnologi oleh umat manusia (Mulaninan, 2014) Menurut Daryanto (20171), perkembangan abad 21 ditandai dengan pemanfeatan telmologi informasi dan komunikasi dalam segala segi kehidupan, termasulc dalam proses pembelajaran, Teknologi menghubungkan dunia yang melampaui sekat-sekat geografis sehingga dunia menjadi tanpa batas Tujuan pendidikan abad 21 adalah cita-cita setiap bangsa untuk mewujudian kesejahteraan dan kebahagiaan bagi seluruh rakyatnya, dan hidup sejajar dan terhormat di Italangan bangsa-bangsa lain. Demilian pula bangsa Indonesia bercita-cita untuk hidup dalam Kesejahteraan dan kebahagiaan, dudule sama rendah dan tegak sama tingg) serta terhormat i kalangan bangsa-bangsa lain di dunia global dalam abad 21 ini, Semua ini dapat dan harus dicapai dengan kemauan dan kemampuan sendiri, yang hanya dapat ditumbuh-kembangkan melalui pendidilsan yang harus diileuti oleh seluruh anak bangsa. Kata kunci dalam pendidilsan ini adalah kemandirtan (BSNP, 2010-39) National Education Association (n.d) telah mengidentifikasi keterampilan abad ke-21 sebagai keterampilan “The 4Cs.” “The 4Cs” meliputi berpikir icitis, kreativitas, Komunikasi, dan kolaborasi. Keterampilan berpikir kritis merupaken keterampilan untuk melakukan berbagai analisis, penilaian, evaluasi, rekonstrulsi, pengambilan keputusan yang mengarah pada tindakan yang rasional dan logis, 2B (King, et al, 2010). Kegiatan berpilir mengenai subjek, isi, dan masalah dilakukan melalui aktivitas analisis, penilaian, dan rekonstruksi (Papp, et al., 2014). Kreativitas merupakan keterampilan untule menemuken hal baru yang belum ada sebelumnya, bersifat orisinil, mengembangkcan berbagai solusi baru untuk setiap masalah, dan melibatkan kemampuan untuk menghasillan ide-ide ‘yang baru, bervariasi, dan unik (Leen, et al., 2014). Keterampilan berkomunikasi merupalan keterampilan untuk ~mengungkapkan pemikiran, gagasan, pengetahuan, ataupun informasi baru, baile secara tertulis maupun isan Keterampilan kolaborasi merupakan Kketerampilan bekerja bersama secara efektif dan menunjukkan rasa hormat kepada anggota tim yang beragam, melatih kelancaran dan kemavan dalam membuat keputusan yang diperlukan untuk ‘mencapai tujuan bersama (Greenstein, 2012) Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan abad 21 merupalsan inovasi peningkatan kualitas pembelajaran dengan kemudahan akses techadap berbagai pusat pembelajaran melalui pemanfaatan telmolog informasi dan komunikasi b. Revolusi 4.0 Terminologi Revolusi Industri 4.0 pertama kali dilenal di Jerman pada 2011, Pada Industri 4.0 ditandai dengan integrasi yang Iuat terjadi antara dunia digital dengan produksi industri Revolusi industri 4.0 merupakan era digital ketika semua mesin terhubung melalui sistem intemet atau cyber system. Salah satu. karalsteristik nik dari Industri 4.0 adalah pengaplikasian kecerdasan buatan atau artificial mtelligence (Tjandrawinata, 2016) 14 Era digital merupakan terminologi bagi masa yang segala sesuatunya dihiduplan dengan teknolog. Freud Pervical dan Henry Ellington (1988) menyataken inovasi pembelajaran yang dilalcukan di era berkembangnya telmolog) informasi digital adalah memanfaatkan sarana teknologi informasi yang berkembang pesat di era revolusi industri 4.0 ini untule meningkaatkan mute pembelajaran. ‘Menurut Reigeluth (2011) mengartikan tahwa inovasi pendidilen dalam metode pembelajaran mencakup rumusan tentang pengorganisasian bahan ajar, strategi penyampaian dan pengelolaan kegiatan dengan memperhatikan tyjuan, hambatan, dan karakteristike peserta didile sehingga diperoleh hasil yang efeltif, efisien, dan menimbulkan daya tarik pembelajaran, Pendapat Reigeluth tersebut diduloung oleh Jerome Brunner (dalam Conny Semiawan, 1997) dengan menyebut metode pembelajaran induktif atau berpikir indultif Kemudian Mauch JE. (2014) menggunakannya untuk mengelompokan pola mengajar dan belajar yaitu Kasikal, mandiri, dan interaksi guru-peserta didik atau pengajaran kelompok. Detipiter (2019) mengemukalan bahwa Pendidikan 40 adalah respons tethadap Kebutuban revolusi industi 40 di mana manusia dan teknologi diselaraskan untuk menciptakan peluang-peluang baru dengan kreatif dan inovatif, Fokus pembelajaran pada era pendidilcan 4 0 adalah pembelajaran berbasis proyele dan pembelajaran berbasis pengalaman lapangan Siswa sudah hanus berkenalan dengan pembelajaran berbasis proyele di sekolah menengeh Inilah saatnya keterampilan mengorganisasi, Kolaborasi, dan manajemen waktu diajarkan kepada 45 peserta didik untuk kemudian dapat digunakan setiap siswa dalam learir akademile merela selanjutnya Kemajuan telknologi memungkinkan pembelajaran secara efektif, sehingga memberi lebih banyak ruang untuk memperoleh keterampilan yang melibatkan pengetabuan siswa dan interaksi tatap muka Sekolah akan memberikan lebih banyalc kesempatan bagi siswa untuk memperoleh keterampilan dunia nyata yang mewalili pekerjaan mereka Menunjulan tahwa desain kuriloalum peru memberi lebih banyak ruang bagi siswa untuk lebih banyak belajar secara Jangsung melalui pengalaman lapangan seperti magang, proyek dengan bimbingan dan proyek kolaborasi Berbagai pendapat di atas, menunjukkan bahwa inovasi penggunaan media telmologi informasi dalam pembelajaran mempemudah siswa mempelajani pembelajaran yang diberikan oleh seorang guru. Ketepatgunaan dalam melalculcan inovasi pendidikan memilili peluang dalam pembelajaran yang kondusif, menyenangken dan berlangsung secara efetif dan efisien selama pelajaran berlangsung c. Generasi Z Generasi Z disebut juga dengan iGeneration, Generasi Net atau Generasi Internet adalah mereka yang hidup pada masa digital. Seorang Psikolog, Elizabeth T. Santosa (2015: soni) dalam buleanya yang berjudul Raising Children in Digital Era menyebutlan bahwa: Generasi Net adalah generasi yang lahir setelah tahun 1995, atau lebih tepatnya setelah tahun 2000. Generasi ini lahir saat intemet mulai masuk dan berkembang pesat dalam kehidupan manusia. Generasi ini tidak mengenal masa 16 saat telepon genggam belum diproduksi, saat mayoritas mainan sehari-hani masih tradisional Hellen Chou P. (2012: 35) memberikan pengertian terhadap istilah generasi Z: Generasi Z atau yang kemudian banyak dikenal dengan generasi digital merupalan generasi muda yang tumbuh dan berkembang dengan sebuah ketergantungan yang besar pada telnologi digital Berdasarken apa yang dikemulakan oleh Hellen Chou P. tersebut maka tidal mengheranken apabila pada usia muda, siswa telah terampil dalam penguasaan telmologi Generasi Z memiliki karakteristik yang Khas dimana intemet mulai berkembang dan tumbuh sejalan dengan perkembangan media digital Siswa generasi Z ini mampu menguasai media digital dengan cepat dan menyulsai pemanfeatan media digital dalam pembelajaran Menurut Diyah Puspita Rini (2016), Siswa adalah subyek belajar dan mereka yang seat ini tengah menempuh pendidilan pada jenjang sekolah ‘menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK) merupaken anak- anak yang lahir pada era Generasi Z. Siswa era Generasi Z cenderung lebih tertarile untule mencari bahan belajar melalui media elektronikc dengan bantuan search engine, yang sering disebut sebagai browsing. Anak-anale yang tumbuh pada Generasi Z. ini juga Ieurang menyulcai proses, mereka pada umumnya Kurang sabar dan lebih menyukai hal-hal yang sifatnya instan. Padahal dalam belajar dan proses pembelajaran yang terpenting adalah prosesnya, bagaimana siswa melewati proses-proses yang nantinya menjadikan mereka menjadi tahu dan paham. Menurt Ranny Rastati (2018), generaci Z memilili larakter yang menggemari teknologi, fleksibel, lebih cerdas, dan toleran pada perbedaan w7 budaya. Mereka juga terhubung secara global dan berjejaring di dunia virtual. Meskipun demilian, generasi ini adalah generasi yang menyukai budaya instan dan kkurang peka terhadap esensi privat karena secara Konstan mengunggah hidupnya di media sosial. Selain itu, generasi Z dilcenal sebagai generasi yang berpikiran global. Mereka menggunalcan media sosial untuk berhubungan dengan orang-orang di seluruh dunia 2. Pembelajaran Menurut Saniky (2013) dalam Ega Rima Wati (2016), Pembelajaran adalah proses komunilasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Kemudian Miarso (2014) dalam Nunule Suryani (2018) menjelasian bahwa pembelajaran merupalcan istilah yang digunakan untuk menunjukan usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanalan Pembelajaran merupakan proses komunikasi dan interaksi sebagai bentuk usaha pendidikan yang mengkondisiken terjadinya proses belajar dalam diri peserta didik. Sedangkan proses pembelajaran adalah sebuah proses ‘yang melibatkan beberapa unsur, diantaranya guru sebagai fasilitator belajar, siswa sebagai subyek belajar, dan sarana/prasarana sebagai salah satu fasilitas dalam proses pembelajaran (Martubi, 2009:89) Menurut Ega Rima Wati (2016), proses pembelajaran merupakan suatu perpaduan yang tersusun rapi, Perpaduan tersebut meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling ‘mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Proses pembelajaran halikatnya 18 adalah proses omunilsi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan melalui saluran atau media tertentu. Menurut Akmad Rohani dan Abu Ahmadi (1991:1), pembelajaran merupalcan aktivitas yang sistematis dan terdapat komponen-komponen dimana masing-masing Komponen pembelajaran tersebut, tidak bersifat terpisah tetapi harus berjalan secara teratur, saling tergantung, Kkomplementer dan berkesinambungan. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses belajar yang memilild aspek penting yaitu bagaimana siswa dapat aktif mempelajari mater, pelajaran yang disajikcan sehingga dapat dikuasai dengan baile Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas dapat diketamui bahwa pelaksanaan Kegiatan pembelajaran sangat erat kaitannya dengan istilah pendidilcan, media dan pembelajaran. Materi pembelajaran akan dikuasai dengan baik jika siswa dapat aktif mempelajari materi pembelajaran yang telah isampaitan. 3. Proses Belajar Mengajar Pembentukan pibadi dan perilalu seseorang salah satu faktomya dipengaruhi oleh proses belajar Sebagian besar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Menurut Rusman (2012-7), belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis maupun secara fisiologis Aktivitas yang bersifat psikologis, yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya aktivitas berpikir, memahami, menyimpulian, menyimal, menelazh, membandingkan, membedakan, menganalisis, dan sebagainya, Sedangkan altivitas fisiologis yaitu 19 altivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, membuat karya (produls), apresiasi dan sebagainya. Menurut Sudjana (2002-28), belajar pada halikatnya adalah proses interaksi tethadap semua situasi yang ada diselatar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman Belajar juga proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Burton dalam Rusman (2012:8) mengartilan tahwa belajar sebagai perubahan tingkah lalcu pada dint individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan linglungannya. Interalcsi ini memiliki makna sebagai sebuah proses. Seseorang yang sedang melalnukan kegiatan secara sadar untuk mencapai tujuan perubahan tertentu, maka orang tersebut dilsatakan sedang belajar. Mengajar merupakan suatu kegiatan atau suatu aktivitas dalam rangkca menciptakan suatu Kondisi dan situasi belajar siswa yang kondusif Secara sederhana mengajar dapat diartikan sebagai proses interaksi antara guru dan siswa. Menurut Wina Sanjaya (2007:101), mengajar dalam konteks standar pendidilsan tidale hanya sekadar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga dimalmai sebagai proses pengatur linglungan supaya siswa belajar. Pengaturan linglungan adalah proses menciptalcan iklim yang bail seperti penataan linglungan, penyediaan alat, dan sumber pembelajaran, dan hal-hal lain yang memngkinkan siswa betah dan merasa seang belajar seingga mereka dapat 20 berkembang secara optimal sesuai dengan bakat, minat, dan potensi yang dimilikinya Berdasarkan beberapa pengertian tentang mengajar diatas maka dapat disimpulkan bahwa mengajar merupakan proses membimbing menolong siswa agar dapat belajar serta membentule Kepribadian siswa, Guru berusaha untule memberikan bantuan termasuk memfasilitasi siswa agar dapat megembangkan potensinya yang mencaleup potensi kognitif, afektif, maupun psikomotor 4, Metode Pembelajaran a. Pengertian Metode Pembelajaran Menurst Suryosubroto (2009:141), metode adalah carayang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan, semakin tepat metode yang digunalan maka semakin efeltif pula pencapaian tujuan tersebut. Sedangkan menurut Syaifil Bahri Djamrah & Aswan Zain (2010: 72) mengemulaken kedudukan metode sebagai salah satu Komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2009: 147), metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru untuk mengimplementasilan renoana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Nana Sudjana (2005:76) mengemulakan bahwa metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadaken hubungan dengan siswanya pada saat berlangsungnya pengajaran Menurut Sugiyono (2012: 76), metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran a b. Manfaat Metode Pembelajaran Metode diharapkan dapat menciptakan interaksi belajar mengajar antara siswa dengan guru dalam proses pembelajaran. Pemiliihan metode yang baik dan tepat sasaran alan semalin menciptakan interaksi edukatif yang semakin baile pula, Menurut Darwyan Syah (2007:134), metode memegang peranan penting dalam pengajaran, meliputi: a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsilc Salah satu komponen pengajaran yang dapat memberikan motivasi belajar kepada siswa adalah guru, keterampilan menggunakan veriasi metode mengajar gum dapat membangkitkan serta memelihara motivasi belajar yang telah dimilikt siswa, Metode mengajar yang digunakan guru harus menimbulkan sikap positif serta membangkitkan semangat belajar siswa b. Metode sebagai strategi pembelajaran Strategi pembelajaran merupaken tindalan nyata dari seorang guru dalam mengajar dengan menggunalan komponen-komponen pengajaran (tujuan, bahan, metode, alat, dan evaluasi) yang bertujuan agar siswa dapat mencapai tujuan belajar yang telah ditetaplan. Salah satu cara agar dapat melaksanakan strategi dengan baik adalah menggunakan metode-metode pengajaran yang bervariasi c. Metode sebagai alat mencapai tujuan Tujuan pembelajaran tidak akan tercapai apabila salah satu komponen pengajaran tidal dilibatkan Salah satu Komponen tersebut adalah metode 2 pembelajaran. Melalui metode pembelajaran guna dapat menghubungkan siswa dengan bahan ajar melalui perantara metode agar tercapai tujuan dant pembelajaran. Berdasarkan pengertian metode pembelajaran yang dilemukalean tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupaken suatu cara atau. strategi yang dilalukan oleh seorang guru agar terjadi proses. belajar pada dirt peserta didile untule mencapai tujuan. Proses belajar mengajar dibedakan menjadi dua yaitu, proses pembelajaran berorientasi pada guru (Teacher Centered Learning) dan proses pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered Learning) 5. Pendekatan pembelajaran Teacher Centered Learning dan Student Centered Learning a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran TCL Teacher Centered Learning (TCL) adalah pembelajaran yang berpusatkan pada guru dimana guru yang menentulcan tujuan pengajaran dan menjaga agar linglcungan belajar di Kelas terarah dan culeup terstrukttur (Arends, 2008: 1). TCL, merupalsan proses belajar yang mengacu pada pembelajaran yang berpusat pada instruksi pendidik, Ketike guru akan merencanakan pembelajaran TCL maka guru perlu mengidentifilas: standar-standar panduan kurilealum negara atau distrile, merancang sasaran-—sasaran tertentu untuk pelajarannya (Jacobsen, 2009: 197) Pendelatan TCL adalah cara yang terbaik untuk mengajarkan keahtian dasar yang membutublen keterampilan yang terstuktur secara jelas (seperti yang 23 dibutuhlcan untuk pelajaran bahasa, matematika, sains, dan membaca). Jadi dalam mengajaran Kkeahlian dasar ini, pendekatan TCL memungkinkan bisa diajarkan secara eksplisit (Santrock, 2008: 482) Dapat disimpulkan bahwa pendekatan TCL adalah suatu pembelajaran yang terpusat sebagai sumber materi pembelajaran dan siswa cenderung bersikap pasif Karena hanya mendengerlan apa yang telah disampaiken oleh guru sehingga reativitas mereka Kurang terpupuk atau bahlan cenderung tidak kreatif’ Namun TCL adalah cara yang terbaik untuk mengajarkan Keablian dasar yang ‘membutubkan keterampilan yang terstrultur dan jelas b. Pengertian Pendekatan Pembelajaran SCL Menurut M. Bruni Triyono (2011). Student Centered Learning (SCL) merupalan metode pembelajaran yang memberdayakan peserta didik menjadi pusat perhatian selama proses pembelajaran berlangsing Pembelajaran yang bersifat kalcu instruksi dari pendidik dirubah menjadi pembelajaran yang memberi kesempatan pada peserta didik menyesuaikan dengan kemampvannya dan berperilala langsung dalam menerima pengalaman belajamya Pendelcatan pembelajaran menunjukken bahwa pembelajaran yang selama ini berlangsung perlu diadakan perbaikan dan pengembangan sehingga lebih dapat memacu Ikreativitas dan kealetfan siswa (Aan Ardian & Sudji Munadi, 2015) Haryanto (2012:21) memberikan pendapat bahwa pendekatan SCL yang berpusat pada siswa memiliki ciri-ciri sebagai berikut - a) siswa secara aktif terlibat didalam mengelola pengetahuan, b) menekankan pada proses pengembangan pengetahuan, ) penekanan pada pencapaian kompetensi peserta 24 didi dan buken tuntasnya materi, dan d) pendekatan SCL menekankan penggunaan berbagai bahan pelajaran dan model pembelajaran interaltif Menurut Pongtuluar (2000: 6), SCL menekankan pada mint, kebutuhan dan kemampuan individu, menjanjilan model belajar yang menggali motivast intrinsile untule membangun masyaralcat yang suka dan selalu belajar. Pendelatan pembelajaran ini sekaligus dapat mengembangkan kualitas sumber daya manusia ‘yang dibutuhian masyarakat seperti kreativitas, kepemimpinan, rasa percaya diri, kemandirian, kedisiplinan, Kekritisan dalam berpikir, kemampuan berkomunilasi dan bekerja dalam tim, keahlian telmis, serta wawasan global untuk dapat selalu beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan, Berdasar pada beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa SCL adalah siswa sebagai pusat kegiatan pembelajaran dimana siswa berperan aktif mengembanglan Kemampuannya untuk berfilir kreatif dan inovatif, karena penekanan pada siswa sebagai pembelajar aktif, mandiri dan dapat memberilcan solusi atas masalah dalam proses belajar dari sumber-sumber yang telah ditemukannya 6. Media Pembelajaran a. Pengertian Media pembelajaran ‘Menurut Daryanto (2013: 5), kata media berasal dari bahasa Latin yaitu bentul jamak dari medium sedangkan menurut Yudhi Munadi (2013: 6), media berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiahnya berarti tengah, pengantar atau perantara. Dalam bahasa Arab, media disebut wasail yang artinya juga tengah. Kata tengah itu sendiri artinya berada di dua sisi, maka disebut juga 25 sebagai perantara (wasilah) atau yang mengantarai Kedua sisi tersebut Media pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu atau pelenglap yang digunalan oleh guru atau pendidile dalam rangka berlcomunilasi dengan siswa atau peserta didik Zainal Arifin dan Adhi Setiyawan (2012: 126) berpendapat media pembelajaran adalah alat yang membantu siswa dalam terjadinya proses belajar Media pembelajaran merupakan alat atau sarana yeng digunakan guru untule menyampaiken materi serta menyelurkan informasi pelajaran kepada peserta didik baik berupa media visual, audio atau audio-visual, dan dapat merangsang peserta didile untuk belajar (Sukoco & Sutiman, 2014). Menurut beberapa definisi tersebut dapat disimpullan media pembelajaran merupakan alat bantu atau perantara bagi pengajar untuk memberikan sumber informasi dengan peserta didi: b. Kedudukan Media Pembelajaran Menurut Zahara Mustike (2015), Kedudukan media dalam komponen pembelajaran sangat penting bahken sejajar dengan metode pembelajaran, karena metode yang digunaken dalam proses pembelajaran biasanya akan menuntut media apa yang dapat diintegrasikan dan dapat diadaptasikan dengan kondisi yang dibadapi Gambar 1. Kedudukan media pembelajaran (Susilana & Riyana, 2009:5) 26 Menurut Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2009-5), Proses perancangan pembelajaran selalu diawali dengan perumusan tujuan instruksional umum, Usaha untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dibanti oleh penggunaan alat bantu pembelajaran yang tepat dan sesuai karakteristilc komponen penggunanya Setelah itu guru menentulan alat dan melaksanakan evaluasi. Hasil dari evaluast dapat menjadi bahan masukan atau umpan balik kegiatan yang telah dilaksanakan, ¢. Manfaat Media Pembelajaran Zainal Arifin dan Adhi Setiyawan (2012: 126) berpendapat bahwa media dalam pembelajaran sangat penting dan Kedudukennya sejajar dengan metode pembelajaran. Media pembelajaran berfungsi untuk membawa pesan dari sumber (pendidile) menuju penerima (peserta didilé). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu peserta didik dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran (Daryanto, 2013: 8) Media pembelajaran dapat memperjelas pesan agar tidal terlalu verbalitas, dan mengatasi Keterbatasan ruang, waltu, tenaga serta daya indra. Selain itu, media dapat menimbulkan gairah belajar, memberilan rangsangan, pengalaman dan persepsi yang sama dalam pembelajaran Media pembelajaran juga memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri (Zainal Anfin dan Adhi Setiyawan, 2012: 128) Menurut Ega Rima Wati (2016: 13-14), manfaat media pembelajaran yaitu: 1) Pembelajaran akan lebih menank perhatian siswa, schingga dapat ‘menumbuhian motivasi belajar siswa 27 2) Mateni pembelajaran akan lebih jelas malmanya, sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa Selain itu, siswa juga memunglinkan menguasai dan ‘mencapai tujuan pembelajaran. 3) Metode yang dipakai akan lebih bervariasi, tidak semata-mata Komunikast verbal penuturan seorang guru. Sehingga siswa tidak mudah bosan dan guru tidale kehabisan energi 4) Siswa dapat lebih banyale melakukan kegiatan belajar tidak hanya mendengarkan guru, aken tetapi juga altif dalam sebuah kegiatan, seperti ‘mengamati, melakukan demonstrasi, dan lain sebagainya d. Jenis Media Pembelajaran Jenis media pembelajaran menurut Ega Rima Wati (2016-4), dibagi menjadi enam Klasifilasi yaitu: (1) media visual, (2) audio visual, (3) komputer, (4) media presentasi, (5) intemet, dan (6) multimedia ‘Menurut Ega Rima Wati (2016-4), Berdasarkan klasifikasinya, setiap media pembelajaran memiliki karakteristile sendiri-sendini. Karakteristik tersebut dapat dilihat metalui tampilan media yang disajikan. Media pembelajaran ditampilkan menurut Kkemampuan media tersebut untuk member atau membangkitkan rangsangen indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, maupun penciuman Berdasarkan Kcarakteristile tersebut, maka guru dapat memilih menggunakan suatu media pembelajaran menyesuailan dengan situasi pembelajaran. 28 e. Pemilihan Media Pembelajaran Sebelum menggunaken media pembelajaran seorang gua perlu memperhatikan bagaimana cara memilih media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran Menurut Zainal Arifin dan Adhi Setiyawan (2012: 133-134), dalam memilih media pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal berieut ini a. Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, b. Ketepatan untule mendulung materi pelajaran dan kedalaman materi yang harus dicapai c. Keterlibatan interaksi media sesuai dengan karalcteristik siswa dan guru. d. Adanya media yang dapat digunaican sebagai perbandingan. Menurut Rudi Susilana dan Cheppy Riyana (2008: 70) keriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media adalah sebagai berilcut 1. Kesesuaian dengan media 2. Kesesuaian dengan meteri pembelajaran 3. Kesesuaian dengan karakteristil siswa. 4. Kesesuaian dengan teor 5. Kesesuaian dengan gaya belajar siswa. 6. Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas, penduleing dan waktu yang tersedia Sedangken menurut Azhar Arsyad (2009: 75-76) lniteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media yang akan digunaken adalah sebagai berilcut 1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 29 Tepat untuk mendulcung isi pelajaran yang sifatnya falta, konsep, prinsip, atau generalisasi 3. Praktis, luwes, dan bertahan 4. Guru terampil menggunalannya. 5. Pengelompokan sasaran, 6. Mutu telenike Berdasarkan pendapat diatas, make kenteria yang harus diperhatilan dalam pemilihan media pembelajaran yaitu sesuai dengan tujuan pengajaran dan tingkat perkembangan siswa, dulcungan terhadap isi dan bahan pelajaran, tersedianya vwalctu untuk menggunakannya, kemudahan dalam memperolehnya, ketrampilan gum dalam menggunakan media, pengelompolan sasaran dan mutu telnis. Pemilihan media mana yang alan digunakan dalam proses pembelajaran harus disesuailcan dengan kriteria yang telah ditentuken sehingga penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Media pembelajaran tidale dilihat dari kecanggibannya melainken fungsi dan peranannya dalam ‘membantu mempertinggi proses pembelajaran. 7. Video pembelajaran 1) Pengertian video pembelajaran Video merupakan salah satu jenis media audio visual, yang berupa kombinasi antara teks, grafil, animasi, suara dan video. Beberapa media tersebut dapat diartikan sebagai media pembelajaran berbasis audio. Salah satu bentuk dari media audio visual adalah video pembelajaran. Media audio-visual 30 adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara (Sanalry, 2011: 105), Azhar Arsyad dalam Rusman (2012: 218) mengemukakan video merupalcan serangaian gambar gerak yang disertai suara yang membentule satu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan-pesan didalamnya untuk kKetercapaian tujuan pembelajaran yang disimpan dengan proses penyimpanan media pita atau disle Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 126), video adalah bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi, rekaman gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan Sedangkan menurut Azhar Arsyad (2006:29), media audio visual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronile untule menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Menurut Iqro’ Al-Firdaus (2010: 13-14), video adalah rangkaian frame gambar yang diputar secara cepat. Masing-masing frame merupakan rekaman dari tahap-tahap dalam suatu gerakan Menurut Cheppy Riyana (2007: 36), media video pembelajaran adalah media yang menyajiken audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampale dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan- pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampalc dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentale BL 2) Tujuan dan Fungsi Video Menurut Cheppy Riyana (2007: 6), media video pembelajaran sebagai bahan ajar bertujuan untuk a Memperjelas dan mempermudah penyampaian pesan agar tidal terlalu vverbalistis. b. Mengatasi Keterbatasan walctu, ruang, dan daya indera peserta didil maupun instruktur c. Dapat digunakan secara tepat dan bervariast Dalam menggunakan media video ini selain mempunyai tyjuan juga ‘mempunyai fungsi sehingga proses dalam pembelajaran akan sesuai dengan yang dibarapkan Fungsi-fungsi dari media video adalah sebagai berilaut a. Dapat menarikc dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi siswa kepada isi pelajaran b. Dapat terlihat dari tingkat Keterlibatan emosi dan sikap siswa pada saat ‘menyimak tayangan materi pelajaran yang disertai dengan visualisasi c. Membantu pemahaman dan ingatan isi materi bagi siswa yang lemah dalam membaca 3) Kelebihan dan kelemahan video Nana Sudjana (2003: 137-138) dan Wasis D. Dwayogo (2013:215-216) mengemulaan kelebihan menggunakan komputer dalam pengajaran. Kelebihan yang idapat dari penggunaan media pembelajaran video antara lain 1. Cara kerja baru dengan komputer alan membangkitkan motivasi kepada siswa dalam betajar 32 2. Mampu menggabungkan teks, gambar, music, suara, gambar bergerale (animasi dan video) dalam satu kesatuan yang saling mendulcung 3. Dapat menvisualisasikan materi yang sulit untuk diterangkan dengan penjelasan atau alat peraga konvensional 4. Kemampuan memori memungkinkan penampilan siswa yang telah lampau direkam dan dipakai dalam merencanakan langkeh-langkah selanjutnya di eemudian hari 5. Melatih siswa untuk belajar mandiri 6. Dapat dilang-ulang bila perlu untule menambah kejelasan Wasis D Dwiyogo (2013:215-216) mengemukalan bahwa media pembelajaran video memilei kelemahan, diantaranya’ 1. Meskipun kelebihan video adalah untuk Konsep-konsep materi yang bergeral, hhal itu mungéin tidal cocok untule topik di mana detail pembelajarannya adalah Konsep materi yang tidak bergerale, misalnya peta, diagram, chart, dan sebagainya 2. Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya untuk menampilkan gambar deri sebuah video di butublan alat penduleang lainnya 3. Memerlukan tenaga listrike 4, Memerlukan peralatan penduleng dalam penyajiannya seperti Koneksi intemet ‘untule menampilin sebuah video pembelajaran yang tersedia dalam bentule online. 33 4) Kriteria Video Pembelajaran Menurut Cheppy Riyana (2007: 11-13) dalam mengembangken video pembelajaran harus mempertimbangkan beberapa kriteria berikut: a. Tipe materi Media video cocok untul materi pelajaran yang bersifat menggambarkan suatu proses tertentu, sebuah alur demonstrasi, sebuah konsep atau mendiskeipsiken sesuatu. ». Durasi waltu Durasi waktu video yang ideal yaitu sekitar 10-15 menit karena dikaitian dengan kemampuan daya ingat dan konsentrasi manusia terbatas antara 15-20 menit, Mengingat kemampuan daya ingat dan kemampuan berkonsentrasi manusia yang cukup terbatas, menjadikan media video mampu memberilan keunggulan dibandingkan dengan film, c. Format sajian video Film pada umumnya disajikan dengan format dialog dengan unsur dramatiknya yang lebih banyak Film bersifet imaginatif dan Kurang ilmiah. Hal ini berbeda dengan kebutuhan sajian untuk video pembelajaran yang ‘mengutamakan kejelasan dan penguasaan materi. Format video yang cocok untulc pembelajaran diantaranya: naratif (narator), wawancara, presenter, format gabungan, 5) Karakteristik Video Pembelajaran Menurut Cheppy Riyana (2007: 8-11), untuk menghasilkan video pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan efeltifitas penggunanya maka pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan karaktenistie dan Intiterianya, Karakteristile video pembelajaran yaitu: a. Clarity of Massage (kejalasan pesan)) Melalui media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya informasi akan tersimpan dalam memori jangka panjang dan bersifat retensi b. Stand Alone (berdiri sendiri), ‘Video pembelajaran yang dlilkembangkan tidak bergantung pada bahan ajar Jain sehingga bisa berdini sendiri sebagai media pembelajaran, Selain itu video dapat digunalcan secara terpisah dan independen. c. User Friendly (bersahabat/akrab dengan pemalainya). Media video menggunalan bahasa yang sedehana, mudah dimengerti dan menggunakan bahasa yang umum Paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengaksses sesuai dengan keinginan. 4. Representasi isi Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi atau demonstrasi. Pada dasamya materi pelajaran baile sosial maupun sain dapat dibuat menjadi media video e. Visualisasi dengan media Materi dilkemas secara multimedia terdapat di dalamnya teks, animasi, sound, dan video sesuai tuntutan materi. Materi-materi yang digunakan bersifat aplilsatif, 35 berproses, sulit terjangkau berbahaya apabila langsung dipraktikian, memilile tingkat kealeurasian tinggi £ Mengggunaican kvalitas resolusi tinggi Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan telnologi rekayasa digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap speech sistem komputer g Dapat digunakan secara klasileal atau individual ‘Video pembelajaran dapat digunalcan oleh para siswa secara individual, tidale hanya dalam setting sekolah, tetapi juga di rumah. Dapat pula digunaken secara Kasikal dengan jumlah siswa maksimal 50 orang, dapat dipandu oleh guru atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia dalam program. ‘Menurut Chee & Wong (2003 : 136-140), kualitas media dapat ditinjau dari tiga hal yaitu a) Appropriateness Materinya harus sesuai dengan karalteristile siswa, sekolah, dan leurieulum setempat. b) Accuracy, Chorency, and Clartty Materinya alourat, up to date, jelas dalam menjelaskan konsep dan contoh sesuai dengan tinglat kesulitan siswa €) Screen Presentation and Design 1. Text Jenis huruf, besar huruf, dan spasi tulisan disesuaikan dengan layar yang ada sehingga mudah dibaca oleh siswa. 36 2. Graphics Penggunaan gambar, diagram, foto dan grafikt harus menduleng proses pembelajaran, sederhana, tanpa membiaskan konsep, dapat memotivasi siswa, dan berhubungan dengan materi yang disampaikan 3. Color Penggunaan komposisi, kombinasi dan resolusi warna yang tepat dan serasi dapat menanik perhatian siswa pada informasi penting yang ingin disampaikan sehingga membuat Iegiatan belajar mengajar menjadi menyenangkan 4. Animation Penggunaan animasi yang tepat dapat memberikan ilustrasi proses terjadinya sesuatu dengan tepat yang tidak dapat dilalculsan dengan pembelajaran tradisional. Penggunaan animasi juga dapat memotivasi siswa untule tertarile mempelajari materi yang disampaiken 5. Audio Komponen ini dapat berasal dant alat musik, suara manusia, hewan, suara alam, atau efel sound. Pengambilan suara yang berasal dari manusia dapat dialnukan menggunakan microphone satu sumber atau dua sumber. Penggungan suara haruslah jelas dan mudah dipahami intonast dan bahasa yang digunakan. Duleungan musile dapat membawa siswa kepada susana belajar mengajar yang menyenangkan. Duleungan suara narasi juga akan memperjelas konsep dan aplikasinya Menurut Arief S Sadiman, dik (2014°99), Untule memaksimalican telmile pengambilan gambar maka digunakanlah tiang penyangga lampu (lightening), pencahayaan yang cukup pada video menjadi lebih baik untule mendapatian kontras wama yang pas saat proses pengambilan gambar. 37 Rusman did (2012:235) mengemulalan bahwa petunjuk pengambilan gambar adalah posisi pengambilan gambar oleh kamera pada objel yang diambil Beberapa istilah tenis mendasar dalam naskah video yaitu 1) Long Shot (LS), yaitu pengambilan gambar yang memperlihatkan latar belakeng secara Keseluruhan dalam segala dimensi dan perbandingannya 2) Medium Shot (MS), yaitu pengambilan gambar yang memperlihatlan pokol sasarannya secara lebih dekat dengan mengesampingkan latar belalang maupun detail yang kurang perlu 3) Close-up (CU), yaitu pengambilan gambar yang memfokuskan pada subjeknya atau bagian tertentu. Lainnya dikesampinglan supaya perhatian tertuju kesitu 4) High Angle, yaite pengambilan gambar yang diambil dari atas. Dilalculan untulc memperoleh gambar yang memberi kesan kecil 5) Low Angle, yaitu pengambilan gambar yang diambil dari bawah. Dilalcukan untulc memperoleh gambar yang memberi kesan berwibawa kuat atau dominan 6) Eye Level, yaitu pengambilan gambar yang menempatkan kamera setinggi mata objel yang difoto. Memberi keesan wajar. Rusman did (2012-235) mengemukakan Ieriteria seorang pemain dalam video untuk menghasillan program media yang mempunyai mutu telmis yang baik Pemain ialah orang-orang yang ditunjuke untuk membacalan naskah, biasanya seorang pemain hanya memegang satu peran saja dalam naskeh tertenta Pemain ini disebut dengan pengisi suara/dubber. Terdapat juga pengertian lain 38 dari pemain yalni seseorang yang bertugas untuk memperagakan perilaku- perilaku tertentu yang akan diambil gambamya sebagai model (talent) Seorang pemain yang telah menyenggupi untuk ilut rekaman berkewajiban mempelajari naskalnya la harus mempelajari benar peran yang alan dibawakannya. la harus melatih dir membaca naskah supaya dalam rekaman nanti tidak terdengar kesan bahwa nastah itu dibaca, melainkan terdengar seperti orang yang bercakap atau bercerita. Karakteristile dari objek media pembelajaran SCL menurut Ristekdikti yaitu G@ berbentuk digital, (b) dapat disimpan dalam database atau repositori, (c) dapat digambarlan dengan menggunaken standar metadata atau spesifikasi, (d) dapat ditemukan melalui pencarian database, i) independen dari hardware, sistem operasi dan jenis browser. ) cenderung, tapi tidal terlalu, kecil atau granular, g) cenderung, tapi tidal selalu memisahkan diri dari konteks, h) dapat digunakan Kembali, i) repurposed untule konteks pendidikan yang berbeda, j) memilild tujuan pendidilsan eksplisit. 8. Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Pertanian Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didi untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu (Lanuihsan, Nur, & Sukainah, 2019). Sekolah menengah kejuruan sebagai sub sistim pendidikan nasional seyogyanya mengutamalan mempersiapkan peserta didiknya untule mampu memilih kerir, memasuld lapangan kerja, berkompetisi, dan mengembangkan dirinya dengan sukses di lapangan Kerja yang cepat berubah dan berkembang (Septiyadi, 2018). SMK Negeri 1 Cangkringan merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang memilil Konsentrasi pendidikan dalam bidang 39 pertanian, petemakan dan perikanan, Salah satu program studi yang tersedia di SMK N 1 Cangkringan adalah Agribisnis pengolahan hasil pertanian Pengolahan hasil pertanian merupakan pembelajaran produktif yang membutuhkan pemahaman konsep, Kemampuan berpikir logis, isitis, analisis, ognitif serta psikomotor. Dengan gaya berpikir seperti inilah munculnya generasi penerus yang berdedikasi tinggi, unggul, handal, bertanggung jawab dan berprestasi (Manullang, 2017). Tujvan pembelajaran produltif pengolahan hasil pertanian secara umum adalah untuk melatih daya pikir siswa, serta kreatifitasnya dalam mengembangkan produl hasil pertanian agar produk hasil pertanian tidale cepat rusak dan meningkat daya produksinya sehingga harga jualnya juga meninglst, dengan demilsian penghasilan produsen meninglat (Manullang, 2017) Program studi Agribisnis Hasil Pertanian adalah program Keahlian yang memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam pengolahan pangan, dasar- dasar pegolahan, Analisis Air Industri Pangan, Sanitasi Industri Pangan, Pengyjian Organoleptile dan Nutrisi pangan. 9. Materi Pembelajaran Produksi Pengolahan Hasil Nabati Sesuai kunikulum 2013 edisi revisi mata pelajaran Pengolahan Hasil Pertanian mengalami perubahan yakni menjadi Produksi Pengolahan Hasil Hewani dan Produksi Pengolahan Hasil Nabati Berdasarkan silabus kuurikulum 2013, Produksi Pengolahan Hasil Nabati mata pelajaran merumusian kompetensi dasar pada Tabel 1 40 Table 1. Kompetensi Daser Meta Pelejaran Produksi Pengolahen Hasil Nabeti Kompetenai Dasar ‘Kompetenai Deser 3 Menerepken pengendalien mute AT Mengendaliken muta bahan baka ‘bahan baku pengolahen nebeti ‘pengolahen nabati 3 Mengdentifikest Buah Seger uatik [42 Menunjukeen buah sega untuk: setuan produksi Setuan produlesi J Mengendlisis kebuhihen det sorta 43 Menentuken kebutihen alat set] cara pengguneannya care penggunsanaya 34 Menerepkan proses pengecilen ‘caren bush 4 Meleioiken pengecilen ulsaren bua 5 Menerapken pengolahenhaal buds [45 Memprodika olehen heal bush] bushan, ‘buahan 76 Mengdentfikes sym sega wahk 46 Menujuken saya segue wat] setuan produkt satuan produkesi 37 Mengandlisis kebutihen det serta [47 Menentuken kebutuhan elat seta cara pengguneannya care penggunsannya TE Mencrepken prosesfementas [48 Mengoperasiken Prose Famentan seywan pada Media Cair 39 Mensepken pengolehen heal 9 Memproduka clean seyaren Seyuren 310 Mengdentifikes saym sega untuk (410 Menmjuken sayw sega until setuan produkt satuan protukesi SHI Mengendlisis kebutuhen det sorta [411 Menentuken kebutuhen alat seit cara pengguneannya care penggunsanaya 312 Menerepken pengolahan heal 712 Memproduka olehen seyawran seyuran. 713 Mengdeniifices umbiumbien |413 Menunjuiken wnbiumbien uate ‘untuk satuan produkst satuan protukesi 14 Mengandlisis kebutuhen det serta [414 Menentuken kebutuhen lat seit cara pengguneannya care pengguneannya 15 Mensrepkan proses pengeclen vuuren umbi-umbien TIS Melanie pengedlen ukwen umbi-umbian 316 Menerepken pengolehan heal Umbivumbian 716 Memprodaka olahen wnbicumbien G17 Mengdeniifikes serealia vatuke TAT Menunjuken serealia vatik satuan setuan produkt produksi GIS Mengendlisis kebutuhen det serta 418 Menentuken kebutuhen lat seit cara pengguneannya cara penggunsenaya TID Menerepken proses pengeclen [419 Melakuken Proses _pengecilen vulvuran seredlia vulcuran serealie aL [Konpetens Dever [Konpetens Dever 320 Menerepien pengolshan heal ]420 Memprodulca clahan sreaie Serelia 3] Mengdetifives eemghacnge |42iMeajuken Treg iacangaa ‘unl satan prods ‘uf stan prods 320 Menganslisis kebutuhen eet seria [422 Menentuleen Eebuthan slat seta cara pengguneennya cara pengganeennye 325 Menerepien proses pengealan [423 Meleiuleen Proses pengealen vlcran kaceng kacengen curen cng eacangen 374 Menerepien pengolehan heal —]424 Memproduka olehan kaceng- ikacengeieacengan Kecengen 325 Mengmalis produka dlahen [425 Menanjuken produka olsen abet Nabati 326 Mengevaluns prod olehan wba, [426 Memperbaik mut prod lean 3.27 Mengevaluesi limba olehan nabati | 427 Mensansten limba olahan Kompetensi dasar pengetahuan 3.5 Menerapkan pengolahan hasil buah- buahan merupakan kompetensi dasar teori pengolahan hasil buah-buahan yang diaplikasikan dalam kompetensi dasar keterampilan 4.5 Memproduksi olahan hasil buah-buahan, sesuai dengan mata pelajaran Produksi Pengolahan Hasil Nabati Kelas XI Agribisnis Hasil Pertanian di SMK Negeri 1 Cangkringan Selama ini kompetensi dasar Keterampilan memproduksi olahan hasil buah- buahan terbatas pada pada produk yang media pengawetannya berupa gula seperti manisan dan sari buah manga, Sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pembuatan sorbet mangga dipilih sebagai altematif lain produk olahan hasil buah- buahan sebagai variasi media pembelajaran bagi siswa 10. Pengolahan Hasil Buah-buahan Pengolahan menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayean (2013: 160) adalah membuat atau menciptakan bahan dasar menjadi produk yang dapat dimanfaatkan untuk kebailan Pada prinsipnya kerja pengolahan adalah a ‘mengubah fungsi bentuk, sifat dan kvalitas bahan, Buah-buahan merupakan bahan hasil pertanian yang banyak dikonsumsi masyarakat Iuas Indonesia memilila beragam jenis buah salah satunya yaitu mangga. Mangga merupaian buah yang tumbuh i daerah yang berildlim tropis dan sangat popular dikalangan masyarakat Selain rasanya yang segar, buah mangga juga kaya kendungan gizi. Nilai kandungan gizi mangga secara umum per 100 g terdiri dari energi 272 IJ (65 kcal), kerbohidrat 17 g, gula 14,8 g, diet serat 1,8 g, lemal 0,27 g, protein 0.51 g, vitamin 27,7 mg (Cahyuni, et al, 2015) Alen tetapi, buah mangga pada umumnya memilili daya simpan yang singkat. Setelah 2-3 hari tekstur buah akan melunale dan mulai rusak Pengolahan merupalcan solusi untuk menangani masalah tersebut. Berbagai produle olahan buah dapat dibuat dengan kriteria buah tertentu untule produ olahan buah yang alan dibuat. Pada pembuatan produle, penelitian ini menggunaken buah mangga sebagai bahan utama pembuatan sorbet. Produlc yang akan dihasilkan dari mata pelajaran Produksi Pengolahan Hasil Nabati khususnya pada Kompetensi Dasar 4.5 memproduksi olahan hasil buah-buahan yaitu sorbet mangga 11. Sorbet Mangga Sorbet sering diartikan sebagai makanan penutup yang terbuat dari hancuran buah (puree) dengan campuran air dan sukrosa, memilikt wujud seperti es kim dan memiliki rasa manis yang menyegarkan (Wahyuni, 2012). Menurut Ida Susilowati (2018), sorbet merupakan salah satu jenis frocen dessert yang biasanya terbuat dari jus buah yang tinggi akan kandungan serat dan vitamin. Tekestur dari 43 sorbet memiliki Icistal-kristal es yang kasar serta mudah meleleh, oleh Karena itu harus ditambahkan bahan penstabil untuk mengatasi masalah tersebut supaya tekstur sorbet lebih homogen, halus dan tidak mudah meleleh (Cahyadi, Widiantara, & Rahmawati, 2017) Sorbet biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan (dessert) dan dikelompolkan dalam makanan cemilan (snack) (Hasanuddin, Harlina, & Fitri, 2011). Sorbet juga disajikan dalam bentulc pelengkap dish atau pendamping cake, seperti lava cake. Sorbet juga dapat dijadikan sebagai topping pada hidangan, seperti pancake dan waffle Kelebihan sorbet dibandingkan dengan produ focen dessert Iainnya seperti es krim memilild kandungan lemake yang rendah yang disebablaan karena sorbet tidale mengandung susu dan rim (Susilowati, Sandhi, & Pratiwi, 2018). Sorbet dapat dibuat dari hampir semua jenis buah, seperti buah naga, strawberry, melon, mangga, sirsak, dan salak Mangga adalah buah yang banyale dijumpai di daerah yang memilild tropis. Rasa khas dari buah mangga adalah asam manis. Umur simpan mangga sangat pendel dan cepat busule sehingga dipertukan teknik pengawetan untuk memperpanjang umur simpan mangga. Mangga dapat diolah menjadi manisan, minuman sari buah, Keripile dan sorbet Sorbet terbuat dari buah yang dihaluskan dan diberi tambahan gula atau madu dan dimodifilasi dengan penambahan penstabil seperti CMC. CMC (Carboxy Methyl Cellulose) merupakcan turunan dari selulosa dan sering dipakai untuk mendapatkan tekstur produle yang bail dalam industri makenan CMC mudah larut dalam keadaan dingin maupun keadaan panas. CMC memiliki fungsi ‘yaitu sebagai pengental, stabilisator, pembentuk gel, dan pengemulsi (Faradisa, et. al (2015). Bahan baku sorbet yaitu buah yang sudah dibekukan selama 8 jam, Tujuan pembeluan buah adalah untuk mempertahankan tekstur buah agar tidale mengeluarkan banyak cairan saat proses penghalusan dan mencegah kxistalisasi saat proses pembeluan. Titik Initis (critical point) dalam pembuatan sobet mangga yang harus diperhatilan a. Titik Imitis yang pertama adalah pemilihan bahan balu, buah yang alan digunalan untuk pembuatan sorbet harus menggunalan buah yang seger, matang dan berkualitas baile b. Titik leritis selanjutnya adalah buah yang digunakcan sebagai bahan bale utama sorbet harus sudah dibelukan selama 8 jam. Proses pembekuan buah bertujuan untuk mempertahankan tekstur buah dan mencegah proses Inristalisasi pada sorbet sehingga tekstur yang dihasillen lembut c. Titik knitis yang juga harus diperhatikan adalah saat menutup kemasan sorbet, kkemasan sorbet harus tertutup rapat sehingga terhindar dari tetesan air dalam freezer yang bisa menyebabkan munculnya bunga es dipermulaan sorbet dan membuat sorbet menjadi keras 4. Titile knitis yang terakchir adalah proses mizing tidak boleh dilakukan terlaly Jama, Karena akan menyebabkan buah mencair, yang akan mengakibatkan tekestur sorbet menjadi keras Supaya lualitas sorbet dapat dipertahankan selama proses penyimpanan, maka perlu dipilih tahan kemasan yang mampu melindung: sorbet dari tetesan air dalam 45 freezer agar tidak menimbulkan bunga es dan mempertahankan tekstur lembut sorbet Kemasan sorbet dapat berupa bahan papercup DPE (Double PE) layer dan plastik berbahan Polipropilen (PP) dengan kode 5. Kemasan papercu DPE (Double PE) layer memiliki kelebihan lebih ramah lingleungan sedangkan plastik Polipropilen (PP) juga memiliki kelebihan yaitu bahan plastile kemasan jenis ini selain kedap air juga aman untuk pengemasan makanan. Kemasan produk dapat berbentule seperti cup, bucket atau kota yang tertutup rapat dan kedap udara, Kemasan perlu dilengkapi dengan label kemasan, agar produk menjadi lebih menanik Alat pembuatan sorbet mangga tidak membutuhkan alat yang khusus. Alat ‘yang digunakan dalam pembuatan sorbet mangga seperti food processor, pisau, cutting board, timbangan, impulse sealer, kemasan pouch plastile, spatula plastilc, sendok stainless steel, gelas ulcur, freezer. Untuk bahan pembuatan sorbet mangga dapat dilihat pada Tabel 2 Table 2. Bahan Pembuatan Sorbet Nama Bahan Satuan | _Jumiah Daging buah mangea z 900 Gula halus g 120 CMC g 3 Madu ‘mi 60 ‘Air perasan jenuk nipis ‘ml 90 46 Buah Mangga Pemotongan Kemasan pouch plastile ———> Gula halus, CMC, madu, air perasan jerule nipis Gambar 2. Diagram Alir Pembuatan Sorbet Mangga — Pengemasan Pembeluan (Siam) dari freeser Penghancuran (dipatah-patahkan) Pencampuran| (meni) Pengemasan Pembelaan 15°C-18°C (jam) J Sorbet Mangga ‘Mangga dikeluarkan ———> Kemasan ouch plastile Saat proses pembuatan sorbet, buah harus dibelcukan hingga belo dan bertekstur keras serta tidak boleh melakuukan proses mixing terlalu lama karena bisa menyebabken adonan mencair dan tekstur sorbet yang dihasilkan menjadi keras, a7 Setelah selesai melakukan pembuatan produl tetlebih dalmlu menghitung rendemen sorbet manga. Rendemen merupakan suatu presentase produk yang didapatkan dari perbandingan berat awal bahan dengan berat althimya. Sehingga dapat diketahui Kehilangan beratnya Ketika mengalami proses pengolahan. Rendemen sorbet dihitung dengan rumus sebagai berilcut berat produk Rendemen = at bahan baka x 100% (berat kemasan berisi sorbet) — (berat kemasan kosong) Rendemen erat daging mangga «100% Sumber: Labsheet Telnologi Pegawetan Makanan (Anggraeni, A.A. dlde, 2017) Kemasan papercup kosong sudah ditimbang sebelumnya untuk mengetahui berat bersih papercup kosong sebelum mengemas adonan sorbet. Sorbet mangga ‘yang baile harus sesuai dengan standar mutu produk Standar mutu produk sorbet mangga adalah wama knuning, aroma khas mangga, tekstur lembut serta rasa Khas mangga yaitu manis asam. Sorbet mangga juga memiliki masa kadaluarsa, masa kadaluarsa adalah masa dimana produ tersebut tidak layak dikonsumsi lagi. Cini- cin sorbet mangga sudah kadaluarsa adalah tekstur yang tidale lembut atau Keras. Produk sorbet mangga memiliki umur simpan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 1. Subu penyimpanan Jka suhu penyimpanan dalam freecer terlalu rendah maka menyebablan tekestur sorbet menjadi keras. 2. Pengemasan 48 Jka proses pengemasan tidak sempuma, maka akan terkena tetesan air dalam freezer. B. PENELITIAN YANG RELEVAN 1. Penelitian Rahmat Hidayat dan Andian Ari Anggraeni (2018) yang berjudul"Pengembangan Video Pembelajaran Pembuatan Soft Ice Cream Dan Kacang Disko Berbasis Student Centered Leaming Pada Mata Pelajaran Pengolahan Hasil Pertanian Untuk Siswa Kelas XI SMKN 1 Salam, ‘Magelang, Jawa Tengah” yang telah mengembangkan video pembelajaran student centered learning materi pembuatan soft ice cream dan kacang disko di SMK Negeri 1 Salam, Magelang dan untuk mengetahui Kelayelcan pengembangan video pembelajaran student centered learning materi pembuatan soft ice cream dan kacang disko di SMK Negeri 1 Salam, ‘Magelang berdasarkan abli materi, abli media, dan calon user. Relevansinya dengan peneliti ini adalah sama-sama mengembangkan media video pembelajaran dengan model pengembangan 4D (define, design develop and dissemiate) di tingkat SMK dan sama penelitiannya dibidang pertanian. Penelitian ini menunjulean bahwa produl media yang dikembangkan layale digunalcan sebagai media pembelajaran. 2. Penelitian dari Andian Ari Anggraeni ki (2017) dengan judul “Pengembangan Video Pembelajaran Mata Kuliah Teknologi Pengawetan Makenan Matei Kacang Disko” yang telah mengembanglan video pembelajaran materi kacang disco. Kelayalan produk kacang disco 49 berdasarken penilaian ahli materi menghasilkan 97%, dengan kategori sangat layalc Penilaian abli media menghasilln 89% dengan Kategori sangat layale, penilaian siswa menghasilkan 79% yang termasukc sangat layake Relevansinya dengan penelitian ini adalah sama-sama mengembangken media video pembelajaran dan hasil penilaian kelayakan video juga sama-sama terjadi perbedaan nilai yang culcup jauh antara penilaian dari abli media, ahi materi dengan penilaian calon pengguna Hal tersebut memunjuldkan bahwa perbedaan generasi dalam penggunaan telnologi antara abli materi, ahli media dengan calon pengguna. Calon pengguna lebih akrab menggunalan teknologi dan memililei perspeltif berbeda dalam penilaian kelayakan video yang telah dikembanglan oleh penelit. Penelitian Andian An Anggraeni, Mutiara Nugraheni, Wika Rinawati (2018) dengan judul “Developing Video for Food Analysis Course on the Subject of Effect of Yeast, Sugar, and Gluten to Bread Leavening” yang telah mengembanglan video pembelajaran pada mata lnuliah Pengetahuan Bahan Pangan Relevansi dengan penelitian ini adalah kesamaan dalam mengembanglan media berupa video pembelajaran dengan metode R&D (Research and Development) dan penelitiannya dibidang pertanian serta Video yang diprodulsi juga menerapkan beragam animasi untuk menani perhatian pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa video yang dikembangkan sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran. 50 C. KERANGKA BERPIKIR Perkembangan abad 21 ditandai dengan kemajuan teknologi informasi dan Komunikasi yang sangat pesat dalam segala segi kehidupan, termasule dalam proses pembelajaran. Pada era revolusi pendidilan 4.0 ini mengintegrasikan pendidilan dengan pemanfaatan teknolog) informasi dan kommunikasi (TIK) sehingga dapat mempermudah akses terhadap berbagai pusat pembelajaran dan dapat meningkatkan mutu pembelajaran selain itu pembelajaran dapat dilalcukan tanpa terbatas ruang dan waktu. Sejalan dengan karakter Generasi Z, yang menuntut semua serba cepat dan kehidupan sosial lebih banyak dilalcukan dalam dunia online Kemajvan telnologi informasi dan komunilasi yang pesat di era revolusi 4.0 memunglinkan mereka dapat mengakses berbagai sumber belajar dan membuat pembelajaran menjadi tidak terbatas ruang dan waleta, Kurikulum 2013 pendidikan saat ini siswa dituntut berperilaku mandiri dan proses pembelajaran berpusat pada siswa, maka guru dituntut untule berinovasi dengan mengembanglan kemampuan di bidang teknologi dalam membuat media pembelajaran sebagai alat bantu untuk ~mempermudah penyampailan materi dalam proses pembelajaran. Tujuannya agar pembelajaran lebih menarile dan interaltif antara guru dan siswa. Perkembangan ICT mengubah paradigma teacher center menjadi student center. SCL merupakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran. Guru perannya sebagai motivator, fasilitator, dan inovator. Video merupakan salah satu contoh media pembelajaran Video pembelajaran adalah media yang menyajilan audio dan visual yang berisi pesan- SL. pesan pembelajaran baik yang berisi Konsep, prinsip, prosedur, teori aplilasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran, SMK Negeri 1 Cangkringan belum banyak mengembangkan video pembelajaran sehingga perlu dilakuken pengembangan video pembelajaran Produksi Pengolahan Hasil Nabati khususnya hasil buah-buahan Selama ini pengolahan hasil buah-buahan terbatas pada pembuatan produk yang media pengawetannya berupa gula seperti manisan dan minuman sari buah Olahan sorbet dipilih karena banyak disukta dilalangan analcanak dan remaja serta bahan pembuatan sorbet muda didapat Proses pengembangan video pembelajaran pembuatan sorbet mangga pada Mata Pelajaran Produksi Pengolahan Hasil Nabati untuk siswa SMK dilaleukan dengan mengidentifikesi kebutuhan materi dan media dengan observasi Kelas dan fasilitas serta wawancara dan angket kepada guru Video yang dihasilkan kemudian di uji kelayakannnya oleh abli materi dan abli media sebanyalc dua kali untuk mendapatkan saran perbaikan, setelah perbaikan dilakuken maka video di Uji kelayakannya oleh calon user yaitu siswa kelas XI serta disebarluaskan melalui situs YouTube pada chanel Boga UNY. 52 ‘Abad 21 terjadi kem juan teknolog informasi (TIK) yang sangat pesat dalem semua bidang kebidupan termasuk bidang pendidikan Revolusi pendiciken 40 1. Intregrasi pendidiken dengen TI 2. Kemudehan akses berbagai pusst pembelejaran 3. Pembelajaran tidak terbatas ruang dan waktu © Geneesi Z 1. Menyuikai budaya instant 2. Memiliki kehidupan sosial secara online ¥v Kevikulun 2013 1. Pemanfastenteknolog informesi den komunikes IK) tnt pembelajaren 2, -Mengubeh pendeketen teacher centered leemning menjedi student centered Leeming 3. ‘Siswe citunfut untuk etif dalam pembelajeren 4. Media pembelajeran merupaken komponen penting untuk menunjeng keberhasten pembelejeren a Media penbelajeren: Pemazslahan mated Produk | [ Video dtintemet 1 Mempejelespewen Pengolahan Hal Nabati ous | | betun tee ‘sane touahan) a SMK Negea 1 | | memelasken verbaltes Cengikingsn secere terpeinci 2. Mengstasi Ketesbatasan |] 1-Pengolehen basil tua | | terkait proses rang, wait, tenaga srta || buahan terbates pada produc lg] an hel-hal yang daya inde yong menggmaken ‘media |~ | pera 3. Menimbulken guirah |] pengnwetan gua seperti | | Giperbatien belejer,membenken || manisin dan animman ae | | Glam proses rengrengra, pengdamen || bush pengolehen dan perp 2. Metode belajrceramah produc 4. Memungkinken sieve |] 3 Video. pembelejeren hanye vnc beloier_secwa |] bersumber da internet den J hanya bersifet tutorial Karakteristik vide bel ¥ raters video pembeljaren rakes Pembuaten sorbet manga dapat 2. Melibatian indra penglihatan, menambeh pengeteluan dan wawasan pendengaran sehingga lebih menarik Sisva tentang olehan bush bualan 3. Dapet dulang-ulang sero kebutuan 4. Melati swe untuk belajer mands v Perbeiken Peau pengenbengen vdeo penbuntn sorbet mange i SMECN 1 Canghsingan J} Sa ¥ Peaileian yi keleyaken video pembelajeen |___P v v Video pemtuaten sozbet mangga aap den dapet @gunaken || Publikes: di YouTube sebagai media pembelajaran ci SMK N 1 Cangkzingan cheomel Boga UNY Gamber 3. Kerangke Berpikir 53 D. PERTANYAAN PENELITIAN Berdasarkan kerangka berfilir yang telah diurailan maka penelitian ini dapat dirumuskan pertanyean yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menganalisis data, Pertanyaan penelitian yaitu sebagai Derileut 1. Bagaimanakan pengembangan media pembelajaran audio visual pada Kompetensi produksi pengolahan hasil nabati buah-buahan sebagai sumber belajar untuk siswa SME. Bagaimana kelayakan media pembelajaran audio visual pada kompetensi produksi pengolahan hasil nabati buah-buahan sebagai sumber belajar untule siswa SMK.

You might also like