Miskonsepsi Jaringan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342328258

Analisis Miskonsepsi Materi Jaringan Tumbuhan dan Jaringan Hewan Siswa


Kelas XI di Jawa Timur

Conference Paper · April 2020

CITATIONS READS

0 8,152

3 authors:

Putri Fitria Sartika Herawati Susilo

4 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   
State University of Malang
176 PUBLICATIONS   915 CITATIONS   
SEE PROFILE
SEE PROFILE

Sulisetijono Sulisetijono
Universitas Negeri Malang (State University of Malang)
52 PUBLICATIONS   61 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Improving Malang High School Biology Teachers' Competence in Teaching and Learning during Disruptive Era through Professional Learning Community View project

Teaching Biology Education Students Life Based Learning through Quantitative Research Methods Course View project

All content following this page was uploaded by Herawati Susilo on 12 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ISBN : 978-602-470-170-3 e-ISBN : 978-602-470-171-0

ANALISIS MISKONSEPSI MATERI JARINGAN TUMBUHAN DAN JARINGAN


HEWAN SISWA KELAS XI DI JAWA TIMUR

Putri Fitria Sartika1, Herawati Susilo1, Sulisetijono1


1
Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Malang
Jalan Semarang Nomor 5 Malang

Email: herawati.susilo.fmipa@um.ac.id

Abstract: high school students in East Java often have difficulty understanding concepts in
studying biology. Difficulty understanding the concept allows an impact on the occurrence
of misconceptions. This study aims to analyze the misconceptions students of grade XI in
East Java on the material of plant tissue and animal tissue. The research used is quantitative
descriptive research. The sample used was as many as 165 students spread across six schools
in Kediri and Trenggalek districts. Data were collected using a two-tier diagnostic
instrument. The results showed that students who experienced misconceptions on plant
tissue material by 40.52%; while in animal tissue material is 40.71%. Follow-up that can be
done for further research is to develop a three-tier diagnostic test to analyze misconceptions
more accurately and also add the samples.
Keywords: understanding of concepts, misconceptions, diagnostic instruments.

Abstrak: siswa SMA di Jawa Timur sering kali mengalami kesulitan pemahaman konsep
dalam mempelajari biologi. Kesulitan pemahaman konsep tersebut memungkinkan
berdampak pada terjadinya miskonsepsi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
miskonsepsi siswa kelas XI SMA di Jawa Timur pada materi jaringan tumbuhan dan jaringan
hewan. Penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel yang
digunakan adalah sebanyak 165 siswa tersebar di 6 sekolah yang ada di kabupaten Kediri
dan Trenggalek. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen diagnostik two tier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mengalami miskonsepsi pada materi
jaringan tumbuhan sebesar 40,52%; sedangkan pada materi jaringan hewan sebesar 40,71%.
Tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk penelitian selanjutnya adalah dengan
mengembangkan instrumen diagnostik three tier untuk menganalisis kejadian miskonsepsi
secara lebih akurat dan juga menambah sampel penelitian.
Kata kunci: pemahaman konsep, miskonsepsi, instrumen diagnostik.

Pemahaman konsep dalam karena pemahaman tersebut bertujuan


pembelajaran biologi merupakan hal yang untuk membantu siswa mengasimilasi
sangat penting dimiliki oleh siswa kerangka kerja yang terintegrasi dengan
(Kurniawan, 2013). Pemahaman konsep baik sebagai cara untuk mendorong
merupakan suatu proses di mana siswa pemahaman nyata dari fenomena yang ada
dapat menerima dan memahami informasi di lingkungan sekitarnya (Mintzes,
yang diperoleh melalui pembelajaran, Wandersee, & Novak, 2001). Berdasarkan
sehingga memiliki kemampuan untuk hasil program TIMSS (Trends in
berpikir serta bertindak (Mutisya, Rotich, Mathematic and Science Study) pada
& Rotich, 2013). Pemahaman konsep tahun 2015, hasil belajar IPA Indonesia
dalam pembelajaran biologi penting menduduki peringkat ke 45 dari 48 negara.

Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Biologi-IPA dan Pembelajarannya ke-4 296
ISBN : 978-602-470-170-3 e-ISBN : 978-602-470-171-0

Miskonsepsi yang terjadi pada siswa


Indonesia terdiri atas 34 provinsi, harus segera diatasi karena jika tidak,
salah satunya adalah provinsi Jawa Timur. maka dapat menghambat perkembangan
Berdasarkan indeks pembangunan pemahaman konsep siswa selanjutnya
manusia, jawa timur menempati urutan ke (Nusantari, 2011). Telah banyak
15 dari 34 provinsi lainya. Lebih lanjut, penelitian sebelumnya yang melakukan
sebuah penelitian menyebutkan bahwa identifikasi miskonsepsi dengan berbagai
siswa SMP di Jawa Timur memiliki teknik yaitu menggunakan wawancara dan
kemampuan dalam menyelesaikan tes open ended (Nusantari, 2011), mapping
sains berpikir tingkat tinggi masih dalam concept (Novak, 1990), multiple choice
kategori cukup dengan rerata nilai C- sederhana hingga bertingkat (Tan, Goh,
(Subekti, 2014). Fakta ini menunjukkan Chia, & Treagust, 2002). Teknik yang
bahwa pemahaman konsep sains belum digunakan untuk mengidentifikasi
sepenuhnya dapat dikelola dengan baik mempunyai kelebihan dan kekurangannya
oleh siswa, sehingga hasil belajarnya pun masing-masing. Teknik wawancara dan
tergolong rendah. Hal ini didukung oleh open ended memiliki kelebihan yaitu
hasil angket yang telah diberikan kepada 6 dapat memperoleh informasi yang
orang guru Biologi SMA yang ada di mendalam, namun kekurangannya adalah
Kabupaten Kediri dan Trenggalek pada sulitnya menganalisis data karena
bulan Januari – Maret bahwa siswa kekhawatiran akan bias peneliti, dan
seringkali mengalami kesulitan membutuhkan waktu yang lama serta
pemahaman konsep pada materi biologi sampel yang banyak agar dapat
seperti sel, jaringan tumbuhan, dan digeneralisasikan (Adadan & Savasci,
jaringan hewan, serta guru belum 2012). Teknik multiple choice test
memiliki strategi khusus untuk merupakan teknik yang cukup mudah
mendeteksi kesulitan pemahaman konsep digunakan namun keterbatasannya adalah
tersebut. Kesulitan siswa dalam teknik pilihan ganda biasa ini tidak dapat
memahami suatu konsep memungkinkan membedakan jawaban yang benar karena
berdampak pada terjadinya miskonsepsi alasan benar dari jawaban benar karena
(A’yun, 2018). alasan salah (Caleon & Subramaniam,
Miskonsepsi merupakan suatu 2010). Teknik identifikasi miskonsepsi
konsep yang tidak sesuai dengan multiple choice sederhana selanjutnya
pengetahuan ilmiah menurut ahli. berkembang menjadi Two-tier multiple-
Kejadian miskonsepsi ini dapat menjadi choice tests, di mana teknik ini dianggap
faktor penghambat pembentukan konsep sebagai bentuk peningkatan dari teknik
ilmiah pada pola berpikir atas sebelumnya karena mempertimbangkan
pengetahuannya (Kose, Pekel, & respon yang dipilih dan mengaitkan
Hasenekoglu, 2009) dan miskonsepsi ini dengan pilihan mereka (Wang, 2004).
telah banyak terjadi mulai dari jenjang Berdasarkan pemaparan yang telah
sekolah dasar hingga perguruan tinggi dijelaskan sebelumnya, belum banyak
(Novak, 1990). Materi biologi yang telah penelitian yang mengkaji tentang kejadian
diidentifikasi kejadian miskonsepsinya miskonsepsi di Jawa Timur khususnya
adalah seperti konsep vertebrata dan pada materi jaringan tumbuhan dan
invertebrata (Tekkaya, 2002), struktur dan jaringan hewan, oleh karena itu penelitian
fungsi sel (Gaol & Sipahuntar, 2014), dan ini bertujuan untuk menganalisis
fotosintesis (Ekici, Ekici, & Aydin, 2007). miskonsepsi siswa kelas XI SMA di Jawa
Penyebab kejadian miskonsepsi antara Timur pada materi jaringan tumbuhan dan
lain siswa, guru, konteks, buku ajar, dan jaringan hewan.
metode mengajar (Sholihat, Samsudin, &
Nugraha., 2017). METODE

Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Biologi-IPA dan Pembelajarannya ke-4 297
ISBN : 978-602-470-170-3 e-ISBN : 978-602-470-171-0

Penelitian yang dilakukan bulan Januari-Maret 2019 di SMAN 1


merupakan penelitian deskriptif Plemahan, SMAN 1 Kandangan, SMAN 1
kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan Pare, SMAN 1 Tugu, SMAN 1
pada semester genap tahun ajaran Trenggalek, dan SMAS Hasan Munahir
2018/2019 bulan Januari-Maret. Subjek diketahui bahwa materi yang sulit
dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI dipahami oleh siswa antara lain materi sel,
IPA dengan rincian yaitu 35 siswa SMAN jaringan tumbuhan, jaringan hewan,
1 Plemahan, 33 siswa SMAN 1 sistem sirkulasi, sistem ekskresi, dan
Kandangan, 32 siswa SMAN 1 Pare, 28 sistem imun. Kesulitan yang dialami siswa
siswa SMAN 1 Trenggalek, 25 siswa terjadi karena materi tersebut mencakup
SMAN 1 Tugu dan 12 siswa SMAS Hasan serangkaian proses yang rumit, dan siswa
Munahir. Penentuan sampel dilakukan cenderung sulit mengaitkan antara
secara purposive sampling yaitu yang struktur jaringan terhadap fungsi kerja
telah menempuh materi jaringan organ. Kesulitan pemahaman konsep
tumbuhan dan jaringan hewan. dinyatakan oleh guru dapat menyebabkan
Penelitian dilakukan dengan siswa memahami konsep dengan kurang
memberikan tes pilihan ganda two-tier tepat, nemun sejauh ini guru belum pernah
sebanyak 15 butir. Data yang diperoleh mendeteksi terjadinya kesalahan
kemudian dianalisis secara deskriptif pemahaman konsep pada siswa.
kuantitatif untuk mengetahui persentase
miskonsepsi siswa pada materi jaringan Hasil Identifikasi Miskonsepsi
tumbuhan dan jaringan hewan dengan Hasil identifikasi miskonsepsi yang sudah
membandingkan jawaban siswa pada tier dilakukan pada 165 siswa dapat diketahui
pertama dan tier kedua. Analisis data persentase miskonsepsi untuk setiap butir
dilakukan menggunakan bantuan aplikasi soal yang telah dilakukan dapat dilihat
microsoft excel. pada Tabel 1. Rerata persentase
miskonsepsi yang terjadi pada materi
HASIL jaringan tumbuhan adalah sebanyak
Hasil Wawancara dengan Guru Biologi. 40,52%, sedangkan pada materi jaringan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah hewan sebanyak 40,71%.
dilakukan terhadap guru biologi pada

Tabel 1. Persentase Miskonsepsi


Materi Sekolah % Miskonsepsi
SMAN 1 Plemahan 48,00
SMAN 1 Kandangan 32,12
SMAN 1 Pare 43,75
Jaringan
SMAN 1 Tugu 48,00
Tumbuhan
SMAN 1 Trenggalek 37,93
SMAS Hasan Munahir 33,33
Rerata 40,52
SMAN 1 Plemahan 28,57
SMAN 1 Kandangan 36,97
SMAN 1 Pare 37,51
Jaringan Hewan SMAN 1 Tugu 50,40
SMAN 1 Trenggalek 44,14
SMAS Hasan Munahir 46,67
Rerata 40,71

Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Biologi-IPA dan Pembelajarannya ke-4 298
ISBN : 978-602-470-170-3 e-ISBN : 978-602-470-171-0

Berdasarkan data yang telah diperoleh, yang mengalami miskonsepsi adalah


dapat diketahui bahwa miskonsepsi siswa keterkaitan struktur jaringan epitel dengan
pada jaringan tumbuhan banyak terjadi fungsinya, jaringan otot, struktur jaringan
pada konsep mengaitkan struktur jaringan epitel alveolus, struktur otot polos, dan
dan fungsi organ maupun pemanfaatan istilah lain dari sel saraf. Rincian terkait
struktur jaringan tersebut bagi kehidupan konsep jaringan tumbuhan dan jaringan
sehari-hari, struktur jaringan epidermis, hewan yang banyak mengalami
dan aktivitas jaringan yang membentuk miskonsepsi terdapat pada tabel 2.
lingkaran tahun. Konsep jaringan hewan

Tabel 2. Konsep yang Mengalami Miskonsepsi


Materi Konsepsi %Miskonsepsi
Mengaitkan struktur jaringan tumbuhan dan 22,3
pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari
Jaringan Keterkaitan struktur daun terhadap fungsinya sebagai organ 39,3
Tumbuhan transpirasi
Struktur jaringan epidermis 19,7
Aktivitas jaringan yang membentuk lingkaran tahun 22,0
Keterkaitan struktur jaringan epitel dan fungsinya dalam 16,2
melindungi pipi bagian dalam
Jaringan Jaringan otot pada daging 19,1
Hewan Gambar struktur jaringan epitel di alveolus 24,3
Perbedaan otot jantung, otot polos, dan otot lurik 16,2
Jaringan saraf (istilah sel saraf) 24,9

Persentase miskonsepsi pada konsep selanjutnya. Hal ini didukung dengan hasil
jaringan tumbuhan yang paling banyak penelitian yang menyatakan bahwa
terjadi pada konsep keterkaitan struktur miskonsepsi dapat menghambat
daun terhadap fungsinya sebagai organ kemampuan siswa untuk berpikir dengan
transpirasi yaitu sebesar 39,3%, benar utamanya dalam upaya pemecahan
sedangkan pada konsep materi jaringan suatu masalah (Singh, 2016). Konsep
tumbuhan adalah pada gambar struktur materi jaringan tumbuhan yang ditemukan
jaringan epitel alveolus dan istilah sel mengalami miskonsepsi adalah terkait
saraf. struktur jaringan tumbuhan terhadap isu
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
PEMBAHASAN struktur kuat dari jaringan sklerenkim
Penelitian ini dilakukan dengan tempurung kelapa dan struktur kayu untuk
menggunakan instrumen diagnostik two pembuatan kursi. Konsep yang mengalami
tier untuk menganalisis kejadian miskonsepsi selanjutnya adalah struktur
miskonsepsi siswa di Jawa Timur. Hasil jaringan daun dan fungsinya sebagai organ
analisis miskonsepsi yang terjadi pada transpirasi, struktur jaringan epidermis,
materi jaringan tumbuhan menunjukkan dan aktivitas kambium dalam membentuk
persentase rerata sebesar 40,52% di mana lingkaran tahun. Konsep-konsep yan
miskonsepsi ini termasuk dalam kategori mengalami miskonsepsi tersebut sejalan
sedang (Kurniawan, Suhandi, & Hasanah, dengan hasil penelitian yang menyatakan
2016). Meskipun miskonsepsi yang bahwa miskonsepsi yang terjadi pada
terdapat pada materi jaringan tumbuhan buku teks materi struktur dan fungsi
tergolong kategori sedang, hal ini tetap jaringan tumbuhan sebanyak 16%
perlu segera diatasi agar tidak berdampak (Fajriana, 2016). Hasil persentase
pada pemahaman konsep siswa kejadian miskonsepsi pada materi jaringan

Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Biologi-IPA dan Pembelajarannya ke-4 299
ISBN : 978-602-470-170-3 e-ISBN : 978-602-470-171-0

tumbuhan juga telah diteliti sebelumnya baik pada materi jaringan tumbuhan
dan konsep yang banyak mengalami maupun jaringan hewan. Instrumen
miskonsepsi antara lain struktur jaringan diagnostik ini melibatkan alasan siswa
dewasa dan letak jaringan meristem dalam menjawab soal, sehingga
(Istighfarin, 2015). harapannya dapat meminimalkan siswa
Kejadian miskonsepsi pada materi untuk menebak jawabannya (Gurel,
jaringan hewan menunjukkan rerata 2015). Meskipun instrumen ini dianggap
persentase 40,71% hal ini tergolong sebagai bentuk peningkatan dari teknik
kategori miskonsepsi sedang (Kurniawan sebelumnya karena mempertimbangkan
dkk., 2016). Persentase miskonsepsi pada respon yang dipilih dan mengaitkan
jaringan hewan ini 0,19% lebih tinggi dari dengan pilihan mereka, studi selanjutnya
miskonsepsi yang terjadi pada materi mengkritisi two tier test ini dengan alasan
jaringan tumbuhan. Hasil penelitian bahwa instrumen tersebut tidak dapat
menunjukkan bahwa konsep-konsep membedakan secara pasti tentang
materi yang banyak mengalami kesalahan siswa dalam menjawab yang
miskonsepsi adalah pada keterkaitan terjadi karena kurangnya pengetahuan
struktur jaringan epitel dengan fungsinya, atau karena adanya konsepsi alternatif,
jaringan otot, dan jaringan saraf. Hasil serta tanggapan yang benar karena
temuan ini didukung dengan hasil pengetahuan ilmiah siswa atau siswa
penelitian relevan yaitu miskonsepsi pada hanya menebak jawaban maupun
konsep jaringan epitel banyak terjadi alasannya, sehingga dengan demikian
karena misidentifcations (22,85%) dan insrumen diagnostik two tier menentukan
oversimplification (44,72%) pada unit kesenjangan pengetahuan secara detail
analisis teks dan gambar pada bahan ajar (Chang, Yeh, & Barufaldi, 2010; Peşman
(Wijiningsih, 2016). Miskonsepsi yang & Eryılmaz, 2010).
terjadi baik pada jaringan tumbuhan dan Hasil identifikasi miskonsepsi
jaringan hewan harus segera diketahui dengan two tier yang memiliki
penyebabnya dan diatasi. Hal ini penting keterbatasan dapat dilakukan tindak lanjut
karena miskonsepsi yang terjadi secara dengan menggunakan instrumen
berulang dapat menghambat penerimaan diagnostik three tier. Tes diagnostik three
dan pemahaman siswa terhadap konsep tier dilakukan dengan membangun tes
baru, terlebih konsep-konsep biolpgi pilihan ganda di mana pada tier pertama
merupakan konsep yang saling berkaitan, termasuk tes pilihan ganda biasa, tier
sehingga pemahaman konsep tertentu kedua adalah alasan atas jawaban pada tier
menjadi syarat untuk pemahaman konsep pertama, dan tier ketiga adalah tingkat
selanjutnya (Dikmenli, Çardak, & Özta, kepercayaan siswa atas jawabannya.
2009). Kejadian miskonsepsi pada siswa Instrumen ini dianggap lebih akurat untuk
banyak dilaporkan oleh penelitian mendeteksi miskonsepsi yang terjadi pada
sebelumnya disebabkan oleh (1) tidak siswa (Caleon & Subramaniam, 2010).
lengkapnya informasi yang diterima oleh
siswa baik dari guru maupun buku KESIMPULAN DAN SARAN
teksnya, (2) kesulitan dalam memahami Kesimpulan
konsep dasar (3), kurangnya komunikasi Berdasarkan hasil penelitian yang
yang baik antara guru dan siswa (Erman, dilakukan, persentase siswa kelas XI di
2017). Jawa Timur yang mengalami miskonsepsi
Secara keseluruhan, identifikasi pada materi jaringan tumbuhan sebesar
miskonsepsi yang terjadi pada siswa 40,52%; sedangkan pada materi jaringan
dengan menggunakan instrumen hewan sebesar 40,71%.
diagnostik two tier telah memberikan Saran
gambaran persentase miskonsepsi siswa Penelitian lebih lanjut yang dapat

Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Biologi-IPA dan Pembelajarannya ke-4 300
ISBN : 978-602-470-170-3 e-ISBN : 978-602-470-171-0

dilakukan yaitu dengan mengembangkan International Journal of


instrumen diagnostik three tier yang Environmental & Science
memuat konsep jaringan tumbuhan dan Education. 2(4), 111 – 124. ISSN
hewan lebih mendalam dan sampel 1306-3065
penelitian yang lebih banyak untuk Erman, E. (2017). Factors contributing to
mengidentifikasi miskonsepsi siswa di students’ misconceptions in learning
Jawa Timur. covalent bonds: Factors
Contributing To Students’
DAFTAR RUJUKAN Misconceptions. Journal of
Borg, Walter R. & Gall, M.D. 1992. Research in Science Teaching,
Adadan, E., & Savasci, F. (2012). 54(4), 520–537.
An analysis of 16–17-year-old https://doi.org/10.1002/tea.21375
students’ understanding of solution Fajriana, N. (2016). Analisis Miskonsepsi
chemistry concepts using a two-tier Buku Teks Pelajaran Biologi Kelas
diagnostic instrument. International Xi Semester 1 SMAN Di Kota Banda
Journal of Science Education, 34(4), Aceh. Jurnal Biotik, 4(1), 60-65.
513–544. ISSN: 2337-9812,
https://doi.org/10.1080/09500693.2 Gurel, D. K. (2015). A Review and
011.636084 Comparison of Diagnostic
A’yun, Q. (2018). Analisis Miskonsepsi Instruments to Identify Students’
Siswa Menggunakan Tes Diagnostic Misconceptions in Science. Eurasia
Multiple Choice Berbantuan CRI Journal of Mathematics, Science &
(Certainty Of Response Index). Technology Education, 11(5), 989-
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 1008.
12(1), 2108 – 2117. doi:10.12973/eurasia.2015.1369a.
Caleon, I., & Subramaniam, R. (2010). Istighfarin, L. 2015. Profil Miskonsepsi
Development and Application of a Siswa pada Materi Struktur dan
Three‐Tier Diagnostic Test to Fungsi Jaringan Tumbuhan. Jurnal
Assess Secondary Students’ Ilmiah Pendidikan Biologi. 4(3),
Understanding of Waves. 991-995.
International Journal of Science Kose, E. O., Pekel, O., & Hasenekoglu, I.
Education, 32(7), 939–961. (2009). Misconceptions and
https://doi.org/10.1080/0950069090 alternative concepts in biology
2890130 textbooks: photosynthesis and
Chang, C., Yeh, T., & Barufaldi, J. P. respiration. Journal Of Science
(2010). The Positive and Negative Education, 10(-), 91-93. ISSN 0124-
Effects of Science Concept Tests on 5481
Student Conceptual Understanding. Kurniawan, A. D. (2013). Metode Inkuiri
International Journal of Science Terbimbing Dalam Pembuatan
Education, 32(2), 265–282. Media Pembelajaran Biologi Untuk
https://doi.org/10.1080/0950069080 Meningkatkan Pemahaman Konsep
2650055 Dan Kreativitas Siswa SMP. Jurnal
Dikmenli, M., Çardak, O., & Özta, F. Pendidikan IPA Indonesia. 2(1), 8-
(2009). Conceptual Problems in 11.
Biology-Related Topics in Primary Kurniawan, Y., Suhandi, A., & Hasanah,
Science and Technology Textbooks L. (2016). The influence of
in Turkey. 4(4), 429–440. implementation of interactive
Ekici, F., Ekici, E., & Aydin, F. (2007). lecture demonstrations (ILD)
Utility of Concept Cartoons in conceptual change oriented toward
Diagnosing and Overcoming. the decreasing of the quantity

Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Biologi-IPA dan Pembelajarannya ke-4 301
ISBN : 978-602-470-170-3 e-ISBN : 978-602-470-171-0

students that misconception on the instrument to assess high school


Newton’s first law. Proceedings of students’ understanding of inorganic
International Seminar on chemistry qualitative analysis.
Mathematics, Science, and Journal of Research in Science
Computer Science Education. Teaching, 39(4), 283–301.
https://doi.org/10.1063/1.4941180 https://doi.org/10.1002/tea.10023
Mintzes, J. J., Wandersee, J. H., & Novak, Wang, J.-R. (2004). Development and
J. D. (2001). Assessing Validation of a Two-Tier Instrument
understanding in biology. Journal of to Examine Understanding of
Biological Education, 35(3), 118– Internal Transport in Plants and the
124. Human Circulatory System.
https://doi.org/10.1080/00219266.2 International Journal of Science and
001.9655759 Mathematics Education, 2(2), 131–
Mutisya, S. M., Rotich, S., & Rotich, P. K. 157.
(2013). Conceptual Understanding https://doi.org/10.1007/s10763-
Of Science Process Skills And 004-9323-2.
Gender Stereotyping: A Critical Wijininsih, T., Harjana, T., & Sukiya.
Component For Inquiry Teaching 2016. Analisis Miskonsepsi Materi
Of Science In Kenya’s Primary Struktur-Fungsi Jaringan Hewan
Schools. 2(3), 11. dalam Buku Biologi SMA Kelas XI.
Novak, J. D. (1990). Concept mapping: A Jurnal Pendidikan Biologi. 5(7), 70-
useful tool for science education. 79.
Journal of Research in Science
Teaching, 27(10), 937–949.
https://doi.org/10.1002/tea.3660271
003
Peşman, H., & Eryılmaz, A. (2010).
Development of a Three-Tier Test to
Assess Misconceptions About
Simple Electric Circuits. The
Journal of Educational Research,
103(3), 208–222.
https://doi.org/10.1080/0022067090
3383002
Singh, C. (2016). Effect of Misconception
on Transfer in Problem Solving. AIP
Conference Proceedings, 2(1), 196–
199.
https://doi.org/10.1063/1.2820931
Subekti, H. (2014). Profil Kompetensi
Siswa SMP Di Jawa Timur dalam
Menyelesaikan Tes Berfikir Tingkat
Tinggi Pembelajaran Sains. Jurnal
Biologi. 1(1), 36-40.
https://doi.org/10.25273/florea.v1i1
.370
Tan, K. C. D., Goh, N. K., Chia, L. S., &
Treagust, D. F. (2002).
Development and application of a
two-tier multiple choice diagnostic

Prosiding Seminar Nasional dan Workshop Biologi-IPA dan Pembelajarannya ke-4 302

View publication stats

You might also like