Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Joko Sutrisno : Keabsahan Dan Akibat Hukum Perkawinan Transseksual……..

69

KEABSAHAN DAN AKIBAT HUKUM PERKAWINAN TRANSSEKSUAL

Joko Sutrisno

Advokat
E-mail: joko3069@gmail.com

Abstract :
The aims of this research are to study and analyze the legality of a marriage conducted by someone
who has changed his sex (transsexual) and to study and analyze the legal consequence of a marriage
conducted by someone who has changed his sex (transsexual). This is normative legal research, analyzed
qualitatively, by using statute approach, conceptual approach, and case approach.

The results of the research show that firstly, transsexual marriage without legality/ stipulation
concerning change of sex decided by the District Court based on Article 2 paragraph (1) jo Article 1 of
Act Number 1 of 1974 concerning Marrige is illegal because the change of the sex has not been legalized
and the registry document has not been changed. While transsexual marriage in which the change of sex
has been stipulated by the District Court is legal. Particularly transsexual for a Moslem, the law is illegal
to change sex without medical reason, and thus the transsexual marriage is also illegal because it is
considered as a marriage of the same sex. Secondly, the legal consequence of a transsexual marriage is
that it is considered having non legality and without legalization of the change of sex by the District
Court: a) the marriage is not registered (considered as unregistered), and b) the status of the sex at the
time of the distribution of inheritance in the stipulation of the District Court is based on the status prior
to the change of the sex.

Keywords: Legalidity, Consequence, Marriage, Transsexual

Abstrak :
Tujuan Penelitian tesis ini adalah untuk menganalisis keabsahan perkawinan yang dilakukan
seseorang yang telah melakukan ganti kelamin (transseksual) dan meng-analisis akibat hukum
perkawinan yang dilakukan seseorang yang telah melakukan ganti kelamin (transseksual). Penelitian ini
merupakan penelitian hukum normatif, dengan menginventarisir peraturan perundang-undangan terkait
keabsahan dan akibat hukum perkawinan transseksual, dan dianalisis secara kualitatif dengan
pendekatan peraturan perundang-undangan, pendekatan konsep dan pendekatan kasus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pertama, perkawinan transseksual tanpa legalitas/penetapan


pergantian kelamin dari Pengadilan Negeri berdasarkan Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 1 Undang Undang
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan adalah tidak sah, karena pergantian kelamin belum disahkan
dan belum diubah dokumen kependudukanya. Sedangkan perkawinan transseksual yang telah ditetapkan
pergantian kelamin dari Pengadilan Negeri berdasarkan Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 1 Undang Undang
Nomor 1 Tahun 1974 adalah sah, karena pergantian kelamin telah disahkan dan telah diubah dokumen
kependudukanya. Khusus transseksual yang beragama Islam, haram hukumnya mengganti kelamin tanpa
alasan medis, dan perkawinan transseksual juga tidak sah dan haram hukumnya, karena dianggap nikah
sesama jenis. Kedua, akibat hukum perkawinan transseksual tanpa legalitas/penge-sahan pergantian
kelamin dari Pengadilan Negeri yaitu berakibat terhadap : a) tidak dicatatnya perkawinannya (dianggap
kawin dibawah tangan), dan b) status kelamin saat pembagian kewarisan dalam penetapan Pengadilan
Negeri berdasarkan status sebelum pergantian kelamin. Sedangkan akibat hukum perkawinan
transseksual yang telah mendapat legalitas pergantian kelamin oleh pengadilan negeri yaitu berakibat
status kelamin saat pembagian kewarisan dalam penetapan Pengadilan Negeri berdasarkan status
setelah pergantian kelamin. Khusus yang beragama Islam, penggantian kelamin yang belum ditetapkan
atau telah ditetapkan Pengadilan Negeri, didasarkan kepada status/kelamin sebelum dilakukannya
operasi kelamin. Kemudian akibat hukum perkawinan transseksual tanpa maupun telah adanya legalitas
pergantian kelamin, yaitu sama-sama tidak mendapat keturunan yang merupakan salah satu tujuan
perkawinan.

Kata kunci: Keabsahan, Akibat, Perkawinan, Transseksual


70 Badamai Law Journal, Vol. 4, Issues 1, Maret 2019

PENDAHULUAN Nama yang digunakan setelah dilakukannya


A. Latar Belakang operasi perubahan kelamin tersebut adalah
Transseksual menurut kamus besar Vivian Rubianti Iskandar. Iwan Rubianto
bahasa Indonesia mempunyai arti orang melakukan operasi perubahan kelamin di
yang menginginkan. Sedangkan menurut rumah sakit di Singapura.3
istilah ialah keinginan yang sangat kuat Kemudian akhir-akhir ini di Indonesia
untuk mengganti gender anatomi seseorang. dihebohkan pula dengan fenomena Lesbian,
Beberapa transseksual memang merupakan Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).
kesalahan jenis kelamin sejak awal, Lesbian merupakan fenomena perempuan
misalnya lahir sebagai pria namun yang mengarahkan orientasi seksual kepada
dibesarkan layaknya wanita baik untuk sesama jenisnya, gay merupakan lawan dari
tujuan tertentu maupun karena anatomi yang lesbi, yaitu orientasi seksual antara pria
tidak jelas. 1 dengan pria, kemauan biseksual adalah
Masalah transseksual mulai muncul di ketertarikan romantis, emosi, maupun
dalam dunia kedokteran sejak terjadinya orientasi seksual pada kedua jenis (pria dan
pergantian kelamin yang dilakukan di wanita), artinya biseksual menonjolkan
negara-negara barat sekitar tahun 1950-an. ketertarikan seksualnya kepada pria dan
Salah satunya adalah operasi pergantian sekaligus wanita. Sedangkan transgender
kelamin dari pria menjadi wanita oleh salah adalah ketidaksamaan identitas gender
seorang prajurit Angkatan Darat Amerika seseorang terhadap jenis kelamin yang
Serikat bernama George Jorgensen.2 George ditunjuk padanya, atau dengan bahasa
melakukan operasi perubahan kelamin di sederhananya adalah orang yang biasanya
Denmark pada tahun 1952 dengan berpenampilan atau berperilaku yang
mengangkat organ kelamin prianya. Setelah berbeda, tidak sesuai dengan jenis
proses operasi tersebut, George merubah kelaminnya, misalnya wanita berpenampilan
namanya menjadi Christine. seperti pria atau pria yang berpenampilan
Sedangkan di Indonesia, transseksual seperti wanita (waria).
mulai dikenal pada tahun 1973 diawali kasus Polemik dan isu keberadaan LGBT di
Iwan Rubianto Iskandar. Iwan Rubianto tanah Air semakin meluas setelah mendapat
Iskandar telah menjalani operasi perubahan dukungan konseling yang diberikan oleh
kelamin, dimana pada awalnya berjenis aktivis Support Group and Resource Center
kelamin laki-laki dan menjadi perempuan.
1 3
William C. Shiel. 2010. Kamus Kedokteran Rosa Agustina. 27 Februari 20017. Judge Made
Webster’s New World. Jakarta: PT. Indeks, hlm. 545 Laws In Indonesia As Civil Law Country. Makalah
2
Mawar. http://berita-dunia.infogue.com/, Asal disampaikan pada Current Issues In Indonesia Law.
Usul Operasi Ganti Kelamin Jakarta : Pasca Sarjana Universitas Indonesia, hlm 62
Joko Sutrisno : Keabsahan Dan Akibat Hukum Perkawinan Transseksual……..71

On Sexuality Studies (SGRC) Universitas tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)


Indonesia (UI). 4 yang bahagia dan kekal berdasarkan
Sebagai negara yang menjunjung tinggi Ketuhanan Yang Maha esa. Apakah makna
nilai-nilai keagamaan dan moralitas serta “seorang wanita” dimaknai seseorang yang
adat ketimuran, operasi plastik terhadap terlahir wanita atau dapat dimaknai pula
kelamin merupakan masalah serius yang sesorang pria transseksual yang telah
tentu saja tidak mudah diterima begitu saja dilegalkan menjadi wanita berdasarkan
oleh masyarakat dan bangsa Indonesia. putusan Pengadilan Negeri.
Terkait dengan keabsahan suatu
Masalah yang muncul terkait
perkawinan, tidak lepas kaitannya dengan
transseksual yaitu dalam hal melakukan
hukum agama. Hal sebagaimana yang diatur
perkawinan. Satu sisi, pasal 28 B UUD
dalam Pasal 2 UU Nomor 1 Tahun 1974
1945 menentukan bahwa “setiap orang
Tentang Perkawinan, yaitu : Perkawinan
berhak membentuk keluarga dan
adalah sah, apabila dilakukan menurut
melanjutkan keturunan melalui perkawinan
hukum masing-masing agamanya dan
yang sah”. Hal serupa juga diatur dalam
kepercayaannya itu.
Pasal 10 ayat (1) UU Nomor 39 Tahun 1999
Selain masalah keabsahan perkawinan
Tentang Hak Asasi Manusia, menentukan
transseksual, hal yang perlu dianalisis yaitu
bahwa “Setiap orang berhak membentuk
akibat hukum dari perkawinan transseksual
suatu keluarga dan melanjutkan keturunan
tersebut, mengingat UU Nomor 1 Tahun
melalui perkawinan yang sah”. Tapi di sisi
1974 tentang perkawinan tidak mengatur
lain, perkawinan transseksual tidak
secara jelas akibat hukum dari perkawinan
diperkenankan dan bahkan dilarang oleh
transseksual. Hal ini penting untuk digali,
agama karena dianggap merupakan
agar mendapatkan kepastian hukum
perkawainan sesama jenis. Lalu bagaimana
berkaitan akibat hukum pasangan
kalau transseksual telah mendapat legalitas
transseksual yang melangsungkan
berdasarkan putusan Pengadilan Negeri ? Hal
perkawinan di Indonesia.
ini perlu penafsiran terhadap “seorang
wanita” dalam definisi perkawinan dalam
B. RUMUSAN MASALAH
Pasal 1 UU Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Berdasarkan latar belakang masalah,
Perkawinan, bahwa Perkawinan ialah ikatan
maka permasalahan dapat dirumuskan
lahir bathin antara seorang pria dengan
sebagai berikut : Bagaimana keabsahan
seorang wanita sebagai suami isteri dengan
perkawinan yang dilakukan seseorang yang
4
Ardian. Transseksualitas: Fakta yang Tertutup telah melakukan ganti kelamin
Misteri. Surat Kabar “Harian Kompas”. 24 Februari 2016,
hlm. 6
72 Badamai Law Journal, Vol. 4, Issues 1, Maret 2019

(transseksual) ? dan Bagaimana akibat perkawinan mereka oleh Undang-undang


hukum perkawinan yang dilakukan Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 telah
seseorang yang telah melakukan ganti diserahkan kepada hukum agamanya dan
kelamin (transseksual) ? kepercayaannya itu.
Terkait dengan operasi penggantian
PEMBAHASAN kelamin, dapat saja dilakukan apabila
KEABSAHAN PERKAWINAN YANG memang terdapat suatu kelainan secara
DILAKUKAN SESEORANG YANG
biologis dalam tubuh seorang tersebut, maka
TELAH MELAKUKAN GANTI
KELAMIN (TRANSSEKSUAL) hal tersebut bukanlah suatu kondisi yang
Suatu perkawinan tidak boleh dikehendaki sendiri oleh seorang, melainkan
menyimpang dari agama atau hukum agama. ia telah terlahir dengan kondisi tersebut.
Sebab agama atau hukum agamalah yang Dikarenakan ia telah terlahir dengan kondisi
menentukan sah tidaknya suatu perkawinan. tersebut, maka tidak ada salahnya apabila
Hal ini secara jelas dan tegas dinyatakan kemudian dilakukan suatu perbaikan
dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang terhadap kondisi dirinya. Apabila
Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dihadapkan pada kondisi semacam ini, maka
yang berbunyi: “Perkawinan adalah sah operasi penggantian kelamin dapat
apabila dilakukan menurut hukum masing- dilakukan sebagai suatu pengobatan atau
masing agamanya dan kepercayaannya itu". usaha, sama halnya dengan kebolehan
Keabsahan suatu perkawinan dalam Pasal 2 dilakukannya operasi kelamin pada
ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun seseorang yang mengalami kondisi
1974 itu dipertegas lagi dalam penjelasan intersex/kelamin ganda.
Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun Dari argumen serta penjelasan tersebut
1974, yang menyatakan, “dengan perumusan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
pada Pasal 2 ayat (1) ini, tidak ada jika dikaitkan dengan operasi kelamin pada
perkawinan diluar hukum masing-masing transseksual yang cenderung mengarah
agamanya dan kepercayaannya itu termasuk kepada keinginan duniawi dan cenderung
ketentuan perundang-undangan yang keinginan pribadi yang disertai dengan nafsu
berlaku bagi golongan agamanya dan semata, maka kasus tersebut di atas yaitu
kepercayaannya itu sepanjang tidak transseksual yang mau melakukan operasi
bertentangan atau tidak ditentukan lain ganti kelamin merupakan tindakan yang
dalam undang-undang ini. Dengan dilarang dalam agama, karena lebih
demikian, bagi penganut agama atau didominasi oleh nafsu birahi yang hanya
kepercayaan suatu agama, maka sahnya untuk kesenangan syahwat duniawi saja dan
Joko Sutrisno : Keabsahan Dan Akibat Hukum Perkawinan Transseksual……..73

tanpa melihat kerusakannya akan lebih besar yang telah memperoleh kekuatan hukum
daripada mashlahat/ manfaatnya, sebab pada tetap.
hakikatnya ia memiliki organ atau jenis Sedangkan yang dimaksud dengan
kelamin yang normal atau sempurna, yang “peristiwa penting lainnya” dijelaskan dalam
jika sampai dilakukan operasi ganti kelamin, Penjelasan Pasal 56 ayat (1) UU
Islam sangat melarang. ADMINDUK No. 24/2013 sebagai berikut:
Adanya pandangan hukum agama “Yang dimaksud dengan "Peristiwa Penting
terhadap operasi kelamin di atas, ternyata lainnya" adalah peristiwa yang ditetapkan
tidak diikuti dengan hukum positif, sehingga oleh pengadilan negeri untuk dicatatkan
bentuk operasi kelamin yang mana yang pada Instansi Pelaksana, antara lain
ditempuh tergantung kepada moralitas yang perubahan jenis kelamin.”
bersangkutan. Berdasarkan Pasal 56 ayat (1) UU
Namun demikian, khusus berkenaan ADMINDUK No. 24/2013 beserta pen-
peristiwa kependudukan termasuk status jelasannya, maka perubahan kelamin pasca
seseorang pasca operasi kelamin, telah ada operasi kelamin merupakan peristiwa
Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang penting yang harus dilakukan pencatatan
Administrasi Kependudukan sebagai-mana yang dilakukan oleh Pejabat Pencatatan
terakhir diubah dengan Undang-Undang No. Sipil atas permintaan Penduduk yang
24 Tahun 2013 (selanjutnya disebut sebagai bersangkutan setelah adanya penetapan
UU ADMINDUK No. 24/2013). Berda- pengadilan negeri yang telah memperoleh
sarkan Pasal 1 angka 17 UU ADMINDUK kekuatan hukum tetap.
No. 24/2013, bahwa dimaksud dengan Persoalan hukum yang muncul terkait
peristiwa penting adalah kejadian yang penetapan pengadilan negeri disyaratkan
dialami oleh seseorang meliputi kelahiran, oleh Pasal 56 ayat (1) UU ADMINDUK No.
kematian, lahir mati, perkawinan, 24/2013 tersebut, yaitu belum adanya
perceraian, pengakuan anak, pengesahan pedoman bagi hakim dalam memeriksa
anak, pengangkatan anak, perubahan nama permohonan perubahan status kelamin
dan perubahan status kewarganegaraan. tersebut, sehingga apa yang mendasari
Kemudian Pasal 56 ayat (1) UU hakim dalam mengabulkan permohonan
ADMINDUK No. 24/2013, diatur bah- perubahan status kelamin didasarkan pada
wa pencatatan peristiwa penting lainnya praktek peradilan.
dilakukan oleh Pejabat Pencatatan Sipil atas Di bawah ini penulis paparkan secara
permintaan Penduduk yang bersangkutan singkat beberapa pertimbangan hukum dan
setelah adanya penetapan pengadilan negeri amar putusan dalam penetapan hakim
74 Badamai Law Journal, Vol. 4, Issues 1, Maret 2019

tentang permohonan perubahan status berkewajiban menggali, mengikuti dan


kelamin, yaitu : memahami nilai-nilai hukum dan rasa
Penetapan Pengadilan Yogya-karta No. Keadilan yang hidup dalam masyarakat,
517/Pdt.P/2012/PN YK
guna “menemukan hukum-hukum”nya,
Pemohon THIO WI KUN, Umur 33
sepanjang tidak bertentangan dengan
tahun, Jl Argolobang No 20 Baciro Rt 27,
hukum, kesusilaan dan kepatutan serta
Rw 07 Kecamatan Gondokusuman Kota
betul-betul didukung oleh alasan dan
Yogyakarta, lahir tanggal 26 Juli 1979
kepentingan hukum yang kuat.
berjenis kelamin laki-laki dengan Akta
Menimbang, bahwa dari keterangan para
Kelahiran No 9 /1979. Dalam
saksi:
perkembangan keseharian Pemohon
1) Wanda Hari Crisnandi, menerangkan
menunjukkan dan sikap perempuan.
bahwa sejak saksi kenal dengan Pemohon,
tanggal 12 April 2012 Pemohon
kondisi Pemohon sudah menunjukkan
melakukan evaluasi psikologi di Rumah
tanda tanda Perempuan, sejak saksi kenal
Sakit Jiwa Grasia untuk memenuhi
dengan Pemohon, pakaian yang dipakai
kebutuhan Pemohon guna melengkapi
Pemohon Pakaian perempuan dan ciri-ciri
persyaratan operasi medis penggantian
Pemohon sebagai Perempuan sudah ada
kelamin, 16 April 2012 Pemohon juga
payudaranya
melakukan test psikologi di Rumah Sakit
2) Linda Asma’ul Husna menerangkan
Jiwa Grasia. Tanggal 2-10 Mei 2012
bahwa saksi kenal dengan Pemohon sejak
Pemohon melakukan operasi ganti
tahun 2005, karena saksi sebagai
kelamin dari laki-laki menjadi perempuan
Costumer di Salon milik Pemohon, sejak
di rumah sakit Bangpakok 9 International
saksi kenal dengan Pemohon, dari luar
Bangkok Thailand.
Pemohon sudah mempunyai ciri-ciri
Hakim MUHAMMAD NURZA-
sebagai Perempuan , tetapi dalamnya saksi
MAN, SH.M.Hum, mempertimbangkan:
tidak tahu.
bahwa oleh karena perubahan status
3) Drs Sumaryanto (saksi ahli)
hukum dari seorang laki-laki menjadi
menerangkan bahwa sepengetahuan ahli,
perempuan belum ada pengaturannya
Pemohon pernah datang ke RS Jiwa
dalam hukum, namun mengingat
Grasia mengajukan Permohonan secara
perkembangan ilmu pengetahuan dan
tertulis bahwa dia sebagai Pasien untuk
teknologi semakin pesat khususnya dalam
evaluasi Psikologi dan perubahan status
bidang ilmu kedokteran serta peradaban
dari laki-laki menjadi Perempuan,
dunia yang semakin maju, maka dalam
kemudian untuk memenuhi kebutuhan
merespon hal tersebut Pengadilan
Joko Sutrisno : Keabsahan Dan Akibat Hukum Perkawinan Transseksual……..75

Pemohon guna melengkapi persyaratan pemohon dari Laki–Laki menjadi


operasi medis penggantian kelamin, Perempuan
maka RS Jiwa Grasia mengeluarkan 3. Memerintahkan Dinas Kependu-dukan
Medical Statment dan pada intinya dan Pencatatan Sipil Kabupaten Badung
kejiwaan Pemohon stabil. Bahwa dari untuk memperbaiki / merobah Kutipan
hasil tes status pribadi , emosi tersebut Akta Kelahiran No 9 /1979 atas nama
menurut saksi Pemohon layak untuk ganti THIO WI KUN yang dikeluarkan oleh
kelamin, dan secara psikologis, dan Kantor Catatan Sipil Kabupaten Daerah
emosional pemohon mampu. Tingkat II Badung tertanggal 29 Juli 1979
Menimbang, telah mendengar kata Laki-laki menjadi Perempuan.
keinginan Pemohon untuk merubah 4. Membebankan biaya permo-honan ini
statusnya dari laki laki menjadi kepada Pemohon sebesar Rp. 195.000,-
Perempuan yang akan operasi di (seratus sembulan puluh lima ribu
Thailand. Menimbang, bahwa sebelum rupiah);
Pemohon berangkat ke Thailand telah
Penetapan Pengadilan Ungaran No.
konsultasi dengan Rumah Sakit Jiwa 518/Pdt.P/2013/PN Ung
Grasia dimana Pemohon berhubungan Pemohon Supriyanti, 23 tahun,
dengan petugas yang berkompenten untuk pekerjaan swasta, bertempat tinggal Desa
masalah tersebut yaitu Drs. Sumaryanto, Kaliwungu Kabupaten Semarang, yang
dimana Drs Sumaryanto menerangkan lahir berjenis kelamin perempuan
bahwa karekter dan ciri-ciri Pemohon berdasarkan Akta Kelahiran Nomor :
stabil tidak menunjukkan adanya kelainan 6187/TP/2002. Dalam perkembangan-nya,
jiwa dan dilihat secara lahiriyah memang tumbuh dan besar secara fisik maupun klinis
Pemohon adalah seorang Perempuan yang cenderung menjadi sosok seorang yang
mana Rumah Sakit Jiwa Grasia harus berjenis kelamin laki-laki. Untuk
memberikan pengantar secara Psikologis memperkuat hal tersebut, pada bulan Mei
untuk merubah status Pemohon 2011 Pemohon memeriksakan ke RSUP Dr.
mengoperasi kelamin Pemohon di Kariadi Semarang dan tanggal 20 Nopember
International Hospital Bangkok Thailand. 2012 oleh Tim Penyesuaian Kelamin RSUP
MENETAPKAN : Dr. Kariadi/FK. UNDIP menyatakan secara
1. Menerima dan mengabulkan per- Klinik SUPRIYANTI, berjenis kelamin laki-
mohonan Pemohon laki. Dari kasus ini, hakim
2. Menyatakan sah secara hukum Kadarwoko,S.H.,M.Hum
penggantian identitas jenis kelamin mempertimbangkan berbagai hal, yaitu:
76 Badamai Law Journal, Vol. 4, Issues 1, Maret 2019

a. Pertimbangan Hakim berdasarkan melakukan pemeriksaan awal yaitu


Hukum
melakukan pemeriksaan testis terhadap
Pasal 3 ayat 2 UndangUndang Nomor
Pemohon yang mempunyai dua organ
39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
kelamin ; setelah melakukan pemeriksaan
menerangkan bahwa setiap orang berhak
panjang pada tahun 2004 mengambil contoh
atas pengakuan jaminan, perlindungan dan
testisnya dan ternyata mempunyai
perlakuan hukum yang adil serta mendapat
kromosom menunjukkan 46XY, kemudian
kepastian hukum dan perlakuan yang sama
melakukan pemeriksaan hormon hasilnya
di depan hukum, dan pada pasal 17 Undang-
testoteronnya tinggi 1.053 ng/dl menunjukkan
Undang tersebut menguraikan bahwa setiap 100% generalnya laki-laki, dan dari hasil
orang tanpa diskriminasi, berhak untuk pemeriksaan psikiater menunjukkan 100%
memperoleh keadilan dengan mengajukan hasilnya generalnya laki-laki.
permo-honan, pengaduan dan gugatan, baik c. Pertimbangan Berdasarkan Agama
dalam perkara pidana, perdata maupun Persoalan perubahan jenis kelamin tidak
administrasi serta diadili melalui proses terlepas dari penafsiran agama tentang
peradilan yang bebas dan tidak memihak, perubahan jenis kelamin itu sendiri,
sesuai dengan hukum acara yang menjamin disamping hukum yang dibuat oleh manusia
pemeriksaan yang obyektif oleh Hakim yang untuk menjalankan kehidupan, ada pula
jujur dan adil untuk memperoleh penetapan hukum yang telah ditetapkan oleh Tuhan
yang adil dan benar, serta Pasal 50 dan Pasal yang direpresentasikan dalam Alkitab
5 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 sebagai pedoman hidup manusia. Apabila
tentang Kekuasaan Kehakiman. seseorang telah mempunyai alat kelamin
b. Pertimbangan Hakim berdasarkan ganda, yaitu mempunyai penis dan juga
Aspek Medis
memiliki vagina, maka untuk memperjelas
Dalam penentuan jenis kelamin
dan memfungsikan secara optimal dan
seseorang, sekurang-kurangnya ada 5 aspek
definitif salah satu alat kelaminnya, ia boleh
penting yang dipertimbangkan, yaitu: 1)
melakukan operasi untuk “mematikan” dan
Aspek Kromosom, 2)Aspek alat kelamin
menghilangkan salah satu alat kelaminnya.
primer (organ kelamin dalam yaitu testis dan
Berdasarkan pandangan agama, saksi
ovarium), 3) Aspek alat kelamin sekunder
bernama Ali Qoimun, bahwa perubahan
(organ kelamin luar yaitu penis serta vulva
jenis kelamin dalam agama Islam
dan vagina), 4)Aspek Hormonal, 5)Aspek
diperbolehkan, berdasarkan Keputusan
psikologik.
Muktamar Nahdlatul Ulama ke-26 di
Pemohon bernama Supriyanti sejak
Semarang pada tanggal 10-16 Rajab 1399
tahun 2003 ketika ahli bersama Tim dokter
H/5- 11 Juni 1979 M diantaranya
Joko Sutrisno : Keabsahan Dan Akibat Hukum Perkawinan Transseksual……..77

memutuskan : Seseorang laki-laki atau Kabupaten Semarang pada tanggal 08


perempuan yang kelamin dalamnya normal, Agustus 1990, sebagaimana Kutipan Akta
tetapi kelamin luarnya tidak normal, Kelahiran Nomor : 6187/TP/2002, yang
misalnya kelamin luarnya sama atau cocok dikeluarkan oleh Kepala Dinas
dengan kelamin dalamnya, tetapi bentuknya Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga
tidak sempurna, lalu dioperasi untuk Kerja Kabupaten Semarang tertanggal 02
disempurnakan, hukumnya boleh bahkan Juli 2002, adalah berjenis kelamin laki-laki ;
lebih utama, status jenis kelamin dalam 3. Menyatakan menurut hukum, bahwa
hukum Islam sangat berpengaruh dalam hak nama Pemohon yang tertulis dan terbaca
warisan, maka jika tujuannya untuk warisan SUPRIYANTI, perempuan, lahir di
tidak diperbolehkan, permohonan Pemohon Kabupaten Semarang pada tanggal 08
tujuannya bukan untuk warisan tetapi untuk Agustus 1990, berganti nama menjadi
menegaskan mengenai status yang BAGUS SUPRIYANTO, laki-laki, lahir di
sebenarnya. Kabupaten Semarang pada tanggal 08
d. Pertimbangan Berdasarkan Kete- Agustus 1990, anak dari pasangan suami
rangan Saksi-Saksi
istri SUKIYO dengan SULIYEM ;
Saksi Ibu pemohon, yang menceritakan
4. Memerintahkan kepada Panitera
bahwa pemohon sejak kecil sampai sekarang
Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang di
bergaulnya lebih suka bermain dengan
Ungaran untuk mengirim salinan resmi
teman laki-laki dan cara berpakaiannya pun
Penetapan ini yang telah mempunyai
selalu memakai pakaian laki-laki bercelana
kekuatan hukum tetap tanpa bermeterai
panjang atau pendek, berpakaian perempuan
kepada : Dinas Kependudukan dan
hanya kalau pergi ke sekolah saja. Anaknya
Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang untuk
suka olah raga, yaitu main sepak bola dan
ditulis dan dicatat dalam register yang
Batminton.
bersangkutan ;
Dari pertimbangan-pertimbangan terse-
5. Menolak permohonan selain dan
but, hakim akhirnya menetapkan status
selebihnya;
keperdataan Supriyanti sebagai berikut :
6. Membebankan biaya yang timbul dalam
MENETAPKAN
permohonan ini kepada Pemohon sebesar
1. Mengabulkan permohonan Pemohon
Rp. 196.000,- (Seratus sembilan puluh enam
untuk sebagian;
ribu rupiah) ;
2. Menyatakan menurut hukum, bahwa
Berdasarkan dua penetapan tentang
Pemohon yang bernama SUPRIYANTI,
perubahan kelamin di atas, hakim dinilai
anak ke enam perempuan dari suami istri
telah cukup mempertimbangkan aspek
SUKIYO dengan SULIYEM lahir di
78 Badamai Law Journal, Vol. 4, Issues 1, Maret 2019

hukum, dan aspek medis, bahkan Muhammad Damis menolak permohonan


Penetapan Pengadilan Ungaran No. Ramli dengan alasan belum memiliki bukti
518/Pdt.P/2013/PN.Ung juga mempertim- akurat yang dapat memutuskan ataupun
bangkan aspek agama, sehingga tidak ada menyetujui langsung permohonan dari pria
alasan bagi hakim untuk tidak mengabulkan untuk mengganti status atau riwayat
permohonan perubahan kelamin sebagai- hidupnya dari jenis kelamin pria menjadi
mana yang disyaratkan Pasal 56 ayat (1) wanita.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Setelah adanya penetapan pengadilan
tentang Administrasi Kependudukan negeri, maka berdasarkan Pasal 3 UU
sebagaimana terakhir diubah dengan ADMINDUK No. 24/2013, bahwa “Setiap
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013. Penduduk wajib melaporkan Peristiwa
Oleh sebab itu, terdapat beberapa aspek Kependudukan dan Peristiwa Penting yang
yang harus dipertimbangkan bagi hakim dialaminya kepada Instansi Pelaksana
sebelum mengabulkan permohonan dengan memenuhi persyaratan yang
perubahan kelamin, yaitu: diperlukan dalam Pendaftaran Penduduk dan
1. Adanya dasar hukum Pencatatan Sipil.”
2. Adanya hasil pemeriksaan medis dari Mengingat persoalan operasi kelamin
para dokter yang berkompeten termasuk pergantian kelamin (transeksual)
3. Keterangan Saksi dan Ahli5 belum ada pengaturan memadai di
Dengan demikian suatu permohonan Indonesia, maka untuk memberikan
ganti kelamin, tanpa adanya dasar hukum kepastian hukum bagi warga masyarakat
dan hasil pemeriksaan medis, maka hakim perlu dibentuk suatu aturan khusus dan
tidak akan mengabulkan permohonan ganti lengkap tentang operasi kelamin, sehingga
kelamin, sebagaimana kasus yang pernah masyarakat memiliki dasar hukum yang kuat
terjadi Pengadilan Negeri Makassar tahun dan jelas akibat hukumnya apabila
2015, yang menolak permohonan melakukan operasi kelamin, termasuk dalam
penggantian kelamin, atas nama Ramli C melakukan pergantian kelamin di Indonesia.
Alfian (umur 33), alamat Barombong, Kepastian hukum ini mengandung
Kecamatan Tamalate, Makassar. Hakim makna bahwa hukum yang dibentuk tersebut
haruslah mampu memberikan perlindungan
5
Marina Kurniawati, Herni Widanarti, dan hukum bagi setiap warga negara.
Aminah. 2017. Tinjauan Yuridis Status Keperdataan
Pelaku Transeksual (Studi Kasus Penetapan Pengadilan Perlindungan hukum terhadap warga negara
Negeri Kabupaten Semarang Nomor
518/Pdt.P/2013/Pn.Ung) dalam Diponegoro Law memang terletak pada negara yang
Journal Volume 6 Nomor 2 Tahun 2017. hlm 17-18.
Diunduh Website : http://www.ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/dlr/ tanggal 29 November 2018.
Joko Sutrisno : Keabsahan Dan Akibat Hukum Perkawinan Transseksual……..79

menganut prinsip Rechtsstaat (negara seumur hidup dan tidak dapat diputuskan
hukum). begitu saja. Sejalan dengan hal ini, UU
Hal ini sejalan dengan ciri negara Nomor 1 Tahun 1974 menganut prinsip
hukum Pancasila yang salah satunya monogami dan mem-perketat terjadinya
bercirikan religious nation state, kehidupan perceraian.
berbangsa dan bernegara Indonesia didasar- Tujuan perkawinan untuk membentuk
kan atas kepercayaan kepada Tuhan Yang keluarga atau rumah tangga bahagia dalam
Maha Esa, dan cita hukum Pancasila yang Undang-Undang Perkawinan tersebut sama
salah satunya yaitu berKetuhanan Yang dengan tujuan pernikahan yang dirumuskan
Maha Esa. Selain itu juga selaras dengan dalam Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam
Konsep negara hukum kesejahteraan (KHI) yakni membentuk keluarga sakinah
(Welfare State Theory), bagi bangsa (tenang, tenteram dan bahagia) yang dibina
Indonesia telah dituangkan dalam dengan cinta dan kasih sayang (mawaddah
Pembukaan UUD NKRI Tahun 1945 alinea wa rahmah) oleh suami istri dalam keluarga
keempat. bersangkutan. Untuk itu dalam Kompilasi
Hukum Islam Pasal 77 ayat (2), suami-istri,
AKIBAT HUKUM PERKAWINAN YANG demikian disebutkan dalam ayat (3) pasal
DILAKUKAN SESEORANG YANG TELAH
MELAKUKAN GANTI KELAMIN yang sama, memikul kewajiban untuk
(TRANSSEKSUAL) mengasuh dan memelihara anak- anak
1. Akibat Hukum Perkawinan Transseksual
Terhadap Tujuan Perkawinan mereka, baik mengenai pertumbuhan
Berdasarkan Pasal 1 UU Nomor 1 jasmani, rohani maupun kecerdasan serta
Tahun 1974, perkawinan adalah : “ikatan pendidikan agamanya.6
lahir batin antara seorang pria dengan Sedangkan Pengertian perkawinan
seorang wanita sebagai suami istri dengan menurut agama Katolik secara doktriner,
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) diambil dari dua bahan, yaitu (1) Perjanjian
yang bahagia dan kekal berdasarkan Lama, dan (2) Perjanjian Baru. Dalam
Ketuhanan Yang Maha Esa". Dari definisi Perjanjian Lama, perkawinan diartikan
perkawinan ini, terdapat pula tujuan sebagai gambaran dan tiruan dari bimbingan
perkawinan yaitu : “...membentuk keluarga Tuhan. Suami istri menampakkan dan
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal menghadiahkan cinta kasih Tuhan dalam
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa". hidup cinta mereka. Di dalam Perjanjian
Tujuan ini dimaksudkan untuk memperoleh Baru, pernikahan seorang Kristen diartikan
suatu kebahagiaan yang sifatnya bukan
6
Mohammad Daud Ali. 2002. Hukum Islam :
sementara melainkan haruslah berlangsung Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di
Indonesia. Jakarta : Raja Grafindo Persada, hlm 67
80 Badamai Law Journal, Vol. 4, Issues 1, Maret 2019

sebagai suatu ikatan cinta kasih tetap dan pengamalan yang benar dan takut kepada
taat yang menggambarkan, melahirkan dan Allah. Di samping itu, Allah telah
mewujudkan hubungan cinta Kristus dengan menjadikan laki- laki dan perempuan begitu
jemaatnya. rupa supaya bersama-sama secara raga rokh,
Perkawinan bagi umat Katolik mereka itu membentuk suatu persetujuan
dinaikkan menjadi sakramen, karena yang kuat dan benar di dunia ini.7
merupakan ajaran dari gereja dan diakui Hal itu sejalan dengan apa yang
sebagai lembaga suci yang asalnya dari terdapat dalam kitab hukum Gereja yang
Tuhan dan ditetapkan oleh-Nya untuk telah terbit pada tahun 1971, menyebutkan
kebahagiaan masyarakat. Karena itu, negara bahwa tujuan perkawinan, sebagai berikut:
wajib menetapkan supaya dicatat dan diakui (a) tujuan primernya adalah kelahiran dan
sah secara yuridis (Pasal 1 HOCI). pendidikan anak-anak, (b) tujuan sekun-
Adanya lembaga sakramen atas dernya adalah kerja sama suami istri dan
perkawinan ini dapat dilihat dalam rumusan pemenuhan seksual.8 Sifat perkawinan itu
perkawinan menurut hukum gereja Katolik, sendiri dalam agama Katolik ialah
yaitu: "Perjanjian perkawinan, antara pria monogami dan tak terceraikan.
dan wanita membentuk antara mereka Apabila dikaitkan tujuan perkawinan
kebersamaan seluruh hidup menurut sifat berdasarkan agama Islam dan agama Kristen
kodratinya terarah kepada kesejahteraan Katolik di atas, yang salah satunya
suami istri pada kelahiran dan pendidikan mendapatkan keturunan, maka bagi
anak; oleh Kristus Tuhan, perkawinan antara pasangan perkawinan transseksual tidak
orang-orang yang dibaptis diangkat menjadi dapat terpenuhi, karena salah satu pasang
sakramen" (Kanon 1055 Pasal 1) : "Karena “tidak murni/asli” seorang perempuan.
itu, antara orang-orang yang dibaptis tidak Biarpun kelamin diganti dan ditetapkan
dapat ada kontrak perkawinan sah yang sebagai perempuan oleh pengadilan negeri,
tidak dengan sendirinya merupakan namun yang bersangkutan tidak memiliki
sakramen" (Kanon 1055 Pasal 2). rahim sebagai tempat tumbuh kembang
Mengenai tujuan perkawinan, Yesus janin dalam perut perempuan.
sendiri menyebut bahwa Allah mempertang- 2. Akibat Hukum Perkawinan Transseksual
Terhadap Warisan
gungkan kepada manusia suatu tugas yang
Dalam hukum Islam, hukum waris
harus diterima dengan rasa tanggung jawab
menduduki tempat yang amat penting. Ayat
yakni membentuk keluarga. Karena itu
manusia berkewajiban mendidik anak-anak 7
Arso Sosroatmodjo dan Wasit Aulawi. 1981.
yang dikaruniakan kepadanya dalam Hukum Perkawinan di Indonesia. Jakarta : Bulan Bintang,
hlm 28
8
Ibid
Joko Sutrisno : Keabsahan Dan Akibat Hukum Perkawinan Transseksual……..81

Al-Qur’an mengatur hukum waris dengan Hukum Islam (KHI) juga menentukan
jelas dan terperinci. Hal ini dapat dimengerti demikian dalam Pasal 176, yaitu : “Anak
sebab masalah kewarisan pasti dialami oleh perempuan bila hanya seorang ia mendapat
setiap orang. Selain itu, hukum waris setengah bagian, bila dua orang atau lebih
langsung menyangkut harta benda yang mereka bersama-sama mendapat dua pertiga
apabila tidak diberikan ketentuan pasti, amat bagian, dan apabila anak perempuan
mudah menimbulkan sengketa di antara ahli bersama-sama dengan anak laki-laki, maka
waris.9 bagian anak laki-laki adalah dua berbanding
Dalam hukum kewarisan terdapat tiga satu dengan anak perempuan”.
unsur pokok yang saling terkait yaitu Dalam hukum Kewarisan Islam, asas
pewaris, harta peninggalan, dan ahli waris. keadilan mengandung pengertian adanya
Kewarisan pada dasarnya merupakan bagian keseimbangan antara hak yang diperoleh
yang tak terpisahkan dari hukum, sedangkan dan harta warisan dengan kewajiban atau
hukum adalah bagian dari aspek ajaran beban kehidupan yang harus ditanggungnya
Islam yang pokok.10 Bahkan dalam Al- atau ditunaikannya di antara para ahli
Qur’an, permasalahan mengenai waris waris.12 Arti keadilan dalam hukum waris
dibahas secara detail dan terperinci. Hal Islam bukan diukur dari kesamaan tingkatan
tersebut tidak lain adalah untuk mencegah antara ahli waris, tetapi ditentukan
terjadinya sengketa antara anggota keluarga berdasarkan besar-kecilnya beban atau
terkait dengan harta peninggalan anggota tanggung jawab yang diembankan kepada
keluarga yang telah mati.11 mereka, ditinjau dari keumuman keadaan
Dalam sistem kewarisan Islam, atau kehidupan manusia.
kedudukan perempuan dengan laki-laki Keadilan inilah yang disebut oleh
sama-sama sebagai ahli waris. Janda, anak Aristoteles dengan keadilan distributif.
perempuan, ibu atau saudara perempuan Keadilan distributif tersebut berfokus pada
diakui kedudukannya sebagai ahli waris. distribusi, honor, kekayaan, dan barang-
Perbedaaan terletak pada porsi atau barang lain yang sama-sama bisa didapatkan
besarnya bagian harta waris yang diterima. dalam masyarakat. Dengan mengesamping-
Anak perempuan mendapat separuh kan “Pembuktian” mate-matis, jelaslah
dari bagian anak laki-laki berdasarkan Al- bahwa apa yang ada dibenak Aristoteles
Qur’an surat an-Nisa ayat 11. Kompilasi ialah distribusi kekayaan dan barang
9 berharga lain berdasarkan nilai yang berlaku
Ahmad Azhar Basyir. 2001. Hukum Waris
Islam, Yogyakarta: UII Press, hlm. 3
10
Ali Parman. 1995. Kewarisan Dalam Al-Quran
12
(Suatu Kajian Hukum Dengan Pendekatan Tafsir Tematik), Ahmad Zahari. 2003. Tiga Versi Hukum
Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm.1 Kewarisan Islam: Syafi'i, Hazairin ḍan KHI. Pontianak:
11
Ahmad Azhar Basyir. Op.cit., hlm. 3 Romeo Grafika, hlm 25
82 Badamai Law Journal, Vol. 4, Issues 1, Maret 2019

di kalangan warga. Distribusi yang adil ini Terdapat dua fatwa yang mengatur
boleh jadi merupakan distribusi yang sesuai mengenai Operasi Penggantian Kelamin
dengan nilai kebaikannya, yakni nilainya (Sex Reassignment Surgery) ini yaitu:
bagi masyarakat.13 a) Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tentang
Asas keadilan dalam hukum Kewarisan Operasi Perubahan/Pe-nyempurnaan
Islam mengandung pengertian adanya Kelamin (Musya-warah Nasional II nomor
keseimbangan antara hak yang diperoleh 05/Kep./Munas II/MUI/1980 tanggal 1 Juni
dan harta warisan dengan kewajiban atau tahun 1980), menyatakan:
beban kehidupan yang harus ditanggungnya 1) Mengubah jenis kelamin laki-laki
atau ditunaikannya di antara para ahli menjadi perempuan atau sebaliknya
14
waris. hukumnya haram, karena bertentangan
Terkait dengan akibat hukum dengan Al-Quran surat an-Nisa ayat 19 dan
perkawinan transeksual terhadap warisan, bertentangan dengan jiwa syara;
maka dapat dianalisis sebagai berikut : 2) Orang yang kelaminnya diganti
kedudukan hukum jenis kelaminnya sama
Berdasarkan Agama Islam
dengan jenis kelamin semula sebelum
Walaupun terjadi perbedaan pendapat
diubah;
dari para ulama mengenai hukum dari
b) Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor
operasi penggantian kelamin (Sex
03/MUNASVIII/MUI/2010 tentang
Reassignment Surgery). Namun, semua para
Pengubahan dan Penyempurnaan Jenis
ulama sepakat bahwa transseksual yang
Kelamin, menyatakan:
telah melakukan operasi penggantian
1) Mengubah alat kelamin dari laki-laki
kelamin (Sex Reassignment Surgery) adalah
menjadi perempuan atau sebaliknya yang
haram, biarpun pasca pergantian kelamin
dilakukan dengan sengaja, misalnya dengan
ada legalitas/penetapan dari pengadilan
operasi ganti kelamin, hukumnya haram;
negeri dan telah dirubah dokumen
2) Membantu melakukan ganti kelamin
kependudukannya oleh pihak yang
sebagaimana poin 1 (satu) hukumnya haram;
berwenang. Selain itu, apabila seorang
3) Penetapan keabsahan status jenis kelamin
transseksual melakukan pernikahan, maka
akibat operasi penggantian alat kelamin
pernikahannya tidak sah menurut hukum
sebagaimana poin 1 (satu) tidak dibolehkan
agama atau haram, karena dianggap nikah
dan tidak memiliki implikasi hukum syar’i
sesama jenis yang tergolong dosa besar.
terkait penggantian tersebut;
13 4) Kedudukan hukum jenis kelamin orang
Joachim Friedrich. 2004. Filsafat Hukum
Prespektif Historis. Bandung : Nuansa dan Nusamedia, hlm yang telah melakukan operasi ganti kelamin
18
14
Ahmad Zahari. Op.cit., hlm 33
Joko Sutrisno : Keabsahan Dan Akibat Hukum Perkawinan Transseksual……..83

sebagaimana poin 1 (satu) adalah sama seorang transseksual belum mendapat


dengan jenis kelamin semula seperti penetapan dari Pengadilan Negeri dan belum
sebelum dilakukan operasi ganti kelamin, berubah status kelamin dalam dokumen
meski telah memperoleh penetapan kependudukannya, maka seorang
pengadilan. transseksual berstatus sebagaimana yang
Berdasarkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia tertera dalam dokumen kependudukan yang
di atas, maka status jenis kelaminnya adalah ada, biarpun secara fisik telah berubah pasca
sama dengan jenis kelamin sebelum operasi kelamin.
dilakukannya operasi kelamin. Jika
transseksual tersebut sebelumnya adalah PENUTUP
ahli waris anak laki-laki maka ia tetap Berdasarkan uraian yang peneliti
berkedudukan sebagai ahli waris anak laki- kemukakan diatas, maka disimpulkan
laki. Sedangkan, jika transseksual tersebut sebagai berikut :
sebelumnya adalah ahli waris anak Mengenai keabsahannya.
perempuan maka ia tetap berkedudukan Perkawinan transseksual tanpa
sebagai ahli waris anak perempuan. legalitas/penetapan pergantian kelamin dari
Pengadilan Negeri berdasarkan Pasal 2 ayat
Berdasarkan Agama Selain Islam
(1) jo Pasal 1 Undang Undang Nomor 1
Mengingat hukum waris selain yang
Tahun 1974 tentang Perkawinan adalah
beragama Islam tunduk kepada hukum waris
tidak sah, karena pergantian kelamin belum
yang diatur dalam KUH Perdata atau BW,
disahkan dan belum diubah dokumen
dan KUH Perdata atau BW tidak mengatur
kependudukanya.
kedudukan ahli waris transseksual, maka
Sedangkan perkawinan transseksual
status atau kelamin seorang transseksual
yang telah ditetapkan pergantian kelamin
dibuktikan dengan dokumen
dari Pengadilan Negeri berdasarkan Pasal 2
kependudukannya. Apabila seorang
ayat (1) jo Pasal 1 Undang Undang Nomor 1
transseksual telah mendapat legalitas atau
Tahun 1974 adalah sah, karena pergantian
pengesahan dari Pengadilan Negeri untuk
kelamin telah disahkan dan telah diubah
merubah dokumen kependudukannya, dan
dokumen kependudukannya.
status/kelaminnya berubah dari kelamin
Khusus transseksual yang beragama
sebelum pengesahan dan kelamin baru
Islam, haram hukumnya mengganti kelamin
setelah pengesahan Pengadilan Negeri,
tanpa alasan medis, dan perkawinan
maka status yang bersangkutan sebagai ahli
transseksual juga tidak sah dan haram
waris berdasarkan kelamin yang ditetapkan
Pengadilan Negeri. Dan sebaliknya bila
84 Badamai Law Journal, Vol. 4, Issues 1, Maret 2019

hukumnya, karena dianggap nikah sesama disampaikan pada Current Issues


jenis. In Indonesia Law. Jakarta : Pasca
Mengenai akibat hukumnya. Sarjana Universitas Indonesia
Akibat hukum perkawinan transseksual Ali, Mohammad Daud . 2002. Hukum
tanpa legalitas/pengesa-han pergantian Islam : Pengantar Ilmu Hukum
kelamin dari Pengadilan Negeri yaitu dan Tata Hukum Islam di
berakibat terhadap : a) tidak dicatatnya Indonesia. Jakarta : Raja
perkawinannya (dianggap kawin dibawah Grafindo Persada
tangan), dan b) status kelamin saat Ardian. Transseksualitas: Fakta yang
pembagian kewarisan dalam penetapan Tertutup Misteri. Surat Kabar
Pengadilan Negeri berdasarkan status “Harian Kompas”. 24 Februari
sebelum pergantian kelamin. 2016,
Sedangkan akibat hukum perkawinan Basyir, Ahmad Azhar. 2001. Hukum Waris
transseksual yang telah mendapat legalitas Islam, Yogyakarta: UII Press
pergantian kelamin oleh pengadilan negeri Friedrich, Joachim. 2004. Filsafat Hukum
yaitu berakibat status kelamin saat Prespektif Historis. Bandung :
pembagian kewarisan dalam penetapan Nuansa dan Nusamedia
Pengadilan Negeri berdasarkan status Marina Kurniawati, Herni Widanarti, dan
setelah pergantian kelamin. Aminah. 2017. Tinjauan Yuridis
Khusus yang beragama Islam, Status Keperdataan Pelaku
penggantian kelamin yang belum ditetapkan Transeksual (Studi Kasus
atau telah ditetapkan Pengadilan Negeri, Penetapan Pengadilan Negeri
didasarkan kepada status/kelamin sebelum Kabupaten Semarang Nomor
dilakukannya operasi kelamin. 518/Pdt.P/2013/Pn.Ung) dalam
Kemudian akibat hukum perkawinan Diponegoro Law Journal Volume
transseksual tanpa maupun telah adanya 6 Nomor 2 Tahun 2017. hlm 17-
legalitas pergantian kelamin, yaitu sama- 18. Diunduh Website :
sama tidak mendapat keturunan yang http://www.ejournal-
merupakan salah satu tujuan perkawinan. s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
tanggal 29 November 2018.
DAFTAR PUSTAKA Mawar. http://berita-dunia.infogue.com/,
Agustina, Rosa. 27 Februari 20017. Judge Asal Usul Operasi Ganti Kelamin
Made Laws In Indonesia As Civil Parman, Ali. 1995. Kewarisan Dalam Al-
Law Country. Makalah Quran (Suatu Kajian Hukum
Joko Sutrisno : Keabsahan Dan Akibat Hukum Perkawinan Transseksual……..85

Dengan Pendekatan Tafsir


Tematik), Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Shiel, William C.. 2010. Kamus Kedokteran
Webster’s New World. Jakarta:
PT. Indeks
Sosroatmodjo, Arso dan Wasit Aulawi.
1981. Hukum Perkawinan di
Indonesia. Jakarta : Bulan
Bintang
Zahari, Ahmad. 2003. Tiga Versi Hukum
Kewarisan Islam: Syafi'i,
Hazairin ḍan KHI. Pontianak:
Romeo Grafika.

You might also like