Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

FORENSIK LINGKUNGAN

PERTEMUAN 2

IDENTIFIKASI KASUS
CASE B
___

By Vido Khaizuran Gumilar

FIGURE 3.7 In 1959, the treated (dark-colored) wood at this wood treatment plant in the

southeastern United States was mostly stored on the east side of the plant. A new drainage

ditch had just been dug on the west edge of the facility
2

INFORMASI KASUS
Although creosote used to treat wood is a natural product and relatively involatile,

only transmitted in sediments slowly, it is susceptible to transport in water. This can

occur when treated wood is stored outdoors (which of course it must be) and subjected

to rainfall. Figures 3.7 and 3.8 show a wood treatment plant in the southeastern United

States in 1959 and 1965. At issue in this case was the question of when wood treatment

chemicals from the plant could have entered the wood is stored outdoors (which of

course it must be) and subjected to rainfall. Figures 3.7 and 3.8 show a wood treatment

plant in the southeastern United States in 1959 and 1965. At issue in this case was the

question of when wood treatment chemicals from the plant could have entered the

new drainage ditch, designated as such on the 1959 aerial photo.

Untreated wood piles are light-colored, almost white, in the aerial photos, and

treated wood is dark. In 1959 (Figure 3.7), there was little treated wood near the new

drainage ditch, but in 1965 (Figure 3.8) the practice seems to have been to have stored

more treated wood along the ditch, from which rainfall-washed chemicals could have

drained into it.


3

FIGURE 3.8 Storage of large piles of treated wood adjacent to the western edge of the wood

treatment plant by 1965 allowed creosote-laden runoff to enter the drainage ditch there

and flow into nearby neighborhoods.

Penjelasan terkait kasus yang terjadi :

NOTE : Informasikan pencemaran yang terjadi, metode apakah yang digunakan untuk
membantu dalam proses identifikasi

Dari pemaparan kasus diatas terindikasi adanya kemungkinan pencemaran air akibat kegiatan
industri pengolahan kayu di Amerika Serikat. Diketahui industri ini memanfaatkan penggunaan
4

kreosot alami sebagai bahan pengawet kayu. Walaupun demikian, kreosot itu sendiri pasti
mengandung unsur-unsur senyawa yang dapat membahayakan lingkungan dengan
karakteristiknya yang diketahui rentan bertransportasi dalam air. Dilihat dari tempat
penyimpanan kayu yang berdekatan dengan konstruksi baru parit drainase, sangat
memungkinkan masuknya aliran air kayu olahan yang terkena hujan sebagai kontaminan
kedalam saluran drainase. Disamping itu, sebagian besar kegiatan perindustrian pasti berkaitan
dengan senyawa kimia. Dalam pemaparan kasus juga disebutkan bahwa bahan kimia yang
dicuci dengan air hujan mungkin saja dialirkan langsung kedalam saluran drainase. Dengan
demikian dibutuhkan proses identifikasi secepat mungkin terhadap industri pengolahan kayu
ini. Metode yang dapat digunakan diantaranya sebagai berikut :

1. Investigasi : Dari data pemaparan kasus, diketahui adanya kontaminan cairan kayu
olahan yang terkena hujan dan cairan senyawa kimia yang langsung teralirkan ke
saluran drainase. Maka data ini dapat dijadikan fokus utama sebagai parameter yang
akan ditelaah lebih lanjut mengenai sifat alami kontaminan tersebut, dampaknya
terhadap lingkungan, serta resiko bahaya bagi kesehatan manusia dan ekologi.
2. Hipotesa : Karena data awal telah didapatkan, maka studi literatur terhadap kasus
dapat masuk kedalam tahap hipotesa untuk mempersingkat ruang lingkup proses
identifikasi. Dimana hasil dari tahap investigasi dijadikan kesimpulan sementara.
3. Observasi : Setelah data dan informasi telah didapatkan, maka perlu dilakukan
penelitian langsung ke lapangan untuk memperkuat data, mendapatkan bukti sebagai
informasi langsung, serta mengetahui kondisi wilayah tersebut.
4. Fingerprint : Pada tahap ini, hasil pengambilan data dilapangan akan memasuki tahap
uji laboratorium untuk diketahui sejauh mana bahaya yang dapat ditimbulkan dari
kontaminan tersebut dan kebenaran hipotesa terhadap kasus yang terjadi.

Tujuan dilakukannya proses identifikasi (metode forensik lingkungan) diatas adalah untuk
merekonstruksi kasus agar penyebab kebenaran kasus dapat segera diungkap. Dilihat dari
informasi kasus, tidak hanya pencemaran air yang dapat terjadi, melainkan pencemaran tanah
juga mungkin saja dapat terjadi. Karena aliran air yang telah terkontaminasi mengalir langsung
ke lingkungan terdekat. Hal ini memiliki dampak negative bagi kesehatan ekologi dan manusia.
Sebagai contoh kecil pertumbuhan tanaman akan terganggu dan air yang mengalir di sungai
atau badan air lainnya telah terkontaminasi dan dapat beracun apabila dikonsumsi oleh
manusia atau hewan. Dengan begitu diharapkan proses identifikasi cepat ini dapat dilakukan
untuk mencegah atau mengurangi dampak pencemaran di wilayah tersebut.

You might also like