Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

TANGGUNG JAWAB HUKUM PENGURUS KOPERASI ATAS

KERUGIAN KOPERASI (STUDI KASUS PADA KUD BERKAT RIDHO


DESA KIJANG MAKMUR KECAMATAN TAPUNG HILIR KABUPATEN
KAMPAR TAHUN 2005-2012)

Oleh : Restu Dwi Kismawati


Pembimbing I : Dr. Evi Deliana HZ, S.H.,LL.M
Pembimbing II : Dasrol, S.H.,M.H
Alamat : Jl. Handayani,Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru
Email : Restudwikismawati.rd@gmail.com. Telepon/HP: 082172336902

ABSTRACT
The object of study in this study is about the legal responsibilities of
cooperative managers for cooperative losses. Where legal responsibility here is
not only the responsibility to replace the losses suffered by the cooperative, but
also the responsibility to be examined and tried if the case is legally verified.
Various cases and previous studies have illustrated that often a legal entity such
as a cooperative suffers losses, including due to errors in terms of management.
But as long as the author's observations, often these losses are borne jointly by all
members, even though these losses are caused by mismanagement by the
cooperative management. The purpose of this study is to get an overview of how
the KOPSA management's responsibilities form Thanks to Ridho for cooperative
losses. In addition, how was the effort to complete the law against the KOPSA
management, Thanks to Ridho, who had made a loss to the cooperative. The
research method used in this study is the Sociological method. The data obtained
is data that describes how the losses incurred in the cooperative are also how the
responsibilities of the cooperative management and how the legal settlement of
the management has made a loss to the cooperative.
Then the data will be analyzed based on existing regulations and concluded
in a description. Through in-depth research, this research gets results, that there
are deviations in management, borrowing money without considering the
feasibility and ability of the borrower. The existence of these deviations caused a
loss to the KOPSA Thanks to Ridho, but the management was not responsible and
resigned from the management. The second thing found in this study, namely the
management does not hold the principle of healthy lending, because the
knowledge and abilities of the management are very weak. Legal settlement
efforts are not carried out and an internal resolution is chosen, namely through
Case Bleaching, which is expected to make the cooperative develop again
regardless of the shadow of the problem. From this, it can be concluded that the
losses caused by management errors by the management, but here the board did
not want to be responsible at all. Legal remedies can actually be made due to
these deviations, but eventually the case is resolved internally, by carrying out
Case Bleaching.

Keywords: Responsibility, Administrator, Cooperative and Cooperative Losses

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VI No 2 Juli-Desember 2019 Page 1


PENDAHULUAN Koperasi dalam pelaksanaan
A. Latar Belakang kegiatan usahaya selain kerjasama dari
Menurut Undang-Undang Nomor 25 anggota juga harus dilakukan secara terus
Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 1 Tentang menerus, terang-terangan, berhubungan
Perkoperasian menyatakan bahwa koperasi dengan pihak ketiga dan melakukan
adalah “badan usaha yang beranggotakan pencatatan kedalam suatu pembukuan.
orang seorang atau badan hukum koperasi Pengelolaan koperasi harus layak secara
dengan melandaskan kegiatannya ekonomi, artinya bahwa usaha tersebut
berdasarkan prinsip koperasi dan sekaligus dikelola secara efisien dan mampu
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang menghasilkan keuntungan usaha dengan
berdasar atas asas kekeluargaan”.1 memperhatikan faktor-faktor tenaga kerja,
Koperasi merupakan salah satu modal dan teknologi dengan tetap
wadah dan wahana yang sesuai bagi mempertimbangkan untuk memperoleh
pelaksanaan pembangunan nasional sisa hasil usaha yang wajar.4
dibidang perekonomian, terutama dalam Koperasi sebagai badan hukum,
usaha meningkatkan kemampuan yang perbuatannya diwakili oleh organnya
lebih besar bagi golongan ekonomi lemah dalam hal ini adalah pengurus, pengawas
untuk berpartisipasi dalam proses dan rapat anggota. Namun dalam
pembangunan. Selain itu koperasi pengelolaannya organ menjalankan dan
sekaligus menjadi suatu organisasi mewakili koperasi adalah pengurus seperti
ekonomi yang penting dalam rangka yang ditetapkan dalam Pasal 30 Undang-
peningkatan tabungan dan produksi.2 Pasal Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
33 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 Perkoperasian. Dalam hal melakukan
menentukan bahwa: “Perekonomian pengelolaan dan upaya bagi kepentingan
disusun sebagai usaha bersama serta kemanfaatan koperasi, sesuai
berdasarkan asas kekeluargaan.” tanggungjawabnya dan sesuai dengan
Dalam Pasal 33 tercantum dasar keputusan rapat anggota.5
demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan Dalam menjalankan amanah untuk
oleh semua untuk semua dibawah mengelola koperasi, pengurus dibebani
pimpinan atau pemilikan anggota-anggota tanggung jawab seperti diatur dalam Pasal
masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah 31 bahwa pengurus bertanggung jawab
yang diutamakan, bukan kemakmuran mengenai segala kegiatan pengelolaan
orang seorang. Oleh sebab itu, koperasi dengan usahanya kepada rapat
perekonomian disusun sebagai usaha anggota atau rapat anggota luar biasa.
bersama berdasarkan usaha kekeluargaan. Apabila pengurus dalam mengelola
Bangun perusahaan yang sesuai dengan itu koperasi menimbulkan kerugian maka
adalah koperasi.3 harus bertanggung jawab untuk kerugian

1 4
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor Ika Armyta, N.A dkk, Tanggung Jawab
25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian, BAB I, Pengurus Koperasi Terhadap Pembubaran
Pasal 1, Ayat (1). Koperasi Di Indonesia Ditinjau Dari Undang-
2
Kartasapoetra, dkk, Koperasi Indonesia, undang Nomor 25 Tahun 1992, Diponegoro Law
Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 106 Journal, Volume 5 Nomor 3, Tahun 2016, hlm. 2
3 5
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Hukum
Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2010, hlm. Koperasi Indonesia, Raja Grafindo Persada,
151 Jakarta, 2001, hlm. 87

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VI No 2 Juli-Desember 2019 Page 2


seperti yang diatur dalam Pasal 34 dengan pembubaran atau banyak koperasi
Undang-Undang Perkoperasian.6 yang namanya tetap ada tetapi tidak
Tanggung jawab pengurus koperasi berfungsi sama sekali. Kesemuanya ini
diatur dalam Pasal 34 Undang-Undang menurut pengamatan bahwa adanya
Perkoperasian yang menyatakan bahwa kejanggalan dari pihak pengurus koperasi,
“Pengurus, baik bersama-sama, maupun karena pengurusnya tidak atau kurang
sendiri-sendiri, menanggung kerugian memiliki kecakapan atau kemampuan
yang diderita Koperasi, karena tindakan dalam mengelola koperasi.
yang dilakukan dengan kesengajaan atau Hal seperti ini terjadi pada KOPSA
kelalaiannya” (ayat 1). Dan “disamping Berkat Ridho, dimana pengurus koperasi
penggantian kerugian tersebut, apabila tidak memiliki kecakapan atau
tindakan itu dilakukan dengan kesengajaan kemampuan dalam pengelolaan koperasi
tidak menutup kemungkinan bagi penuntut yang akhirnya mengakibatkan kerugian
umum untuk melakukan penuntutan” (ayat pada koperasi.
2). Permasalahan tersebut muncul pada
Sekalipun tidak ditentukan bahwa tahun 2005, saat anggota mempertanyakan
pengurus harus hati-hati dalam melakukan keberadaan koperasi yang dianggap tidak
tindakan dan upayanya (seperti halnya dapat berproduksi lagi karena memang
ketentuan yang berlaku bagi direksi pada saat itu koperasi mengalami
perseroan terbatas) namun adanya kata keterpurukan. Koperasi Berkat Ridho
“melakukan tindakan dan upaya bagi mengalami keterpurukan ditandai dengan
kepentingan dan kemanfaatan koperasi” tidak terbayarnya gaji masyarakat selama
mengandung arti bahwa tindakannya tidak berbulan-bulan yang mengakibatkan
merugikan koperasi. Hal ini tampak jelas kepercayaan anggota pun terus menurun
jika dikaitkan dengan kewajiban yang kepada pengurus.
diharuskan pada pengurus sebagai Dikarenakan kepercayaan anggota
pengelola koperasi, seperti diatur dalam yang terus menurun mulai terjadilah
Pasal 14 PP No. 9 Tahun 1995, bahwa pelanggaran yang dilakukan anggota yang
pengurus wajib memperhatikan aspek memilih menjual hasil produksinya kepada
permodalan, likuiditas, solvabilitas dan pihak lain demi mendapatkan pembayaran
rentabilitas guna menjaga kesehatan usaha secara langsung, hal ini juga menjadi
dan menjaga kepentingsn semua pihak penyebab yang memperburuk keadaan
terkait.7 koperasi pada saat itu. Selain itu juga
Pertumbuhan dan perkembangan dikarenakan kurangnya pengawasan dari
koperasi di Indonesia ternyata tidak sedikit pihak koperasi dilapangan, sehingga
jumlahnya koperasi yang terpaksa harus pendapatan koperasi juga terus menurun.
bubar. Banyak koperasi yang mempunyai Adanya penyalahgunaan kewenangan
modal cukup tetapi selanjutnya merosot pengurus dalam koperasi disebabkan
ketingkat kehancuran yang berakhir adanya tindakan pengurus yang tidak
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6
Widiastuti, “Tanggung Jawab Pengurus Pengurus koperasi, dalam hal ini memiliki
Koperasi Simpan Pinjam Berbadan Hukum tanggung jawab dalam pengelolaan
Terhadap Penyimpanan Dana”, Wacana Hukum,
keuangan koperasi secara terbuka,
Volume VIII Nomor 2, Tahun 2009, hlm. 89
7
Ibid. mengingat keseluruhannya merupakan

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VI No 2 Juli-Desember 2019 Page 3


milik bersama demi meningkatkan 2. Kegunaan Penelitian
kesejahteraan anggota koperasi. a. Kegunaan bagi penulis, yaitu dapat
Ketidakmampuan pengurus menyelesaikan tugas akhir
mengelola kas, piutang dan simpanan sarjananya serta memberikan
wajib ini akan berdampak pada kinerja pemahaman bagi penulis terhadap
koperasi yaitu menurunnya efektifitas suatu penulisan karya tulis ilmiah
pencapaian tujuan organisasi/koperasi yang baik dan benar.
dalam bentuk manajemen yang buruk dan b. Kegunaan Akademis, hasil
menurunnya sisa hasil usaha. Penurunan penelitian ini diharapkan dapat
sisa hasil usaha ini akan berdampak pada memberikan sumbangan pemikiran
penurunan kesejahteraan anggota dan dalam upaya pengembangan
penurunan kepercayaan anggota pada wawasan dibidang ilmu hukum
pengurus. Hal ini akan berdampak konflik perdata mengenai tanggung jawab
antara anggota koperasi dengan pengurus pengurus dalam hal kerugian
koperasi. koperasi. Hasil penelitian ini juga
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dijadikan sebagai referensi
penulis tertarik untuk melakukan dan perbandingan untuk penelitian-
penelitian dengan judul “Tanggung penelitian selanjutnya yang
Jawab Hukum Pengurus Koperasi Atas berkaitan dengan Tanggung Jawab
Kerugian Koperasi (Studi Kasus Pengurus Koperasi atas Kerugian
KOPSA Berkat Ridho Desa Kijang Koperasi.
Makmur, Kec. Tapung Hilir, Kab. c. Kegunaan bagi instansi terkait,
Kampar Pada Tahun 2005-2012)”. penelitian ini diharapkan
B. Rumusan Masalah memberikan gambaran mengenai
1. Bagaimana tanggung jawab hukum tanggung jawab pengurus koperasi
pengurus koperasi atas kerugian terhadap kerugian koperasi baik
KOPSA Berkat Ridho pada tahun karena kelalaian ataupun karena
2005-2012? kesengajaan. Hasil penelitian ini
2. Bagaimana upaya penyelesaian juga diharapkan dapat memberikan
hukum terhadap pengurus koperasi informasi dan pengetahuan kepada
atas kerugian KOPSA Berkat Ridho masyarakat mengenai tanggung
pada tahun 2005-2012? jawab pengurus koperasi dan juga
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian mengetahui hak haknya dalam suatu
1. Tujuan Penelitian koperasi.
Adapun tujuan yang hendak penulis D. Kerangka Teori
capai dalam penelitian ini adalah sebagai 1. Teori Tanggung Jawab Hukum
berikut: Menurut Hans Kelsen dalam
a. Agar diketahui bentuk teorinya tentang tanggung jawab hukum
pertanggungjawaban pengurus menyatakan bahwa seseorang bertanggung
terhadap kerugian yang diderita jawab secara hukum atas perbuatan
koperasi. tertentu atau bahwa dia memikul tanggung
b. Agar diketahui bentuk penyelesaian jawab hukum, subjeknya berarti bahwa dia
hukum terhadap pengurus koperasi bertanggung jawab atas suatu sanksi dalam
yang membuat kerugian.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VI No 2 Juli-Desember 2019 Page 4


hal perbuatan yang bertentangan.8 Lebih ancaman, kejahatan, biaya atau kondisi
lanjut Hans Kelsen menyatakan bahwa: yang menciptakan tugas untuk
Kegagalan untuk melakukan kehati-hatian melaksanakan udang-undang.
yang diharuskan oleh hukum disebut Responsibility berarti hal yang dapat
kekhilafan (negligence); dan kekhilafan dipertanggungjawabkan atas kewajiban,
biasanya dipandang sebagai satu jenis lain dan termasuk putusan, keterampilan,
dari kesalahan (culpa), walaupun tidak kemampuan dan kecakapan meliputi juga
sekeras kesalahan yang terpenuhi karena kewajiban bertanggung jawab atas undang-
mengantisipasi dan mengehendaki, dengan undang yang dilaksanakan.
atau tanpa maksud jahat, akibat yang Berkenaan dengan tanggung jawab
membahayakan.9 pengurus dalam hal manajemen Pasal 31
Hans Kelsen selanjutkan membagi UU Perkoperasian menetapkan, bahwa
mengenai tanggung jawab terdiri dari: pengurus bertanggung jawab mengenai
a. Pertanggungjawaban individu yaitu segala kegiatan pengelolaan koperasi
seorang individu bertanggung jawab dengan usahanya kepada rapat anggota
terhadap pelanggaran yang atau rapat anggota luar biasa. Sedangkan
dilakukannya sendiri; tanggung jawab pengurus berkenaan
b. Pertanggungjawaban kolektif berarti dengan tindakannya menyebabkan
bahwa seorang individu bertanggung kerugian diatur dalam Pasal 34 Undang-
jawab atas suatu pelanggaran yang Undang Perkoperasian, bahwa pengurus
dilakukan oleh orang lain; baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri
c. Pertanggungjawaban berdasarkan menanggung kerugian yang diderita
berdasarkan kesalahan yang berarti koperasi, karena tindakan yang dilaukan
bahwa seorang individu bertanggung dengan kesengajaan atau kelalaiannya.
jawab atas pelanggaran yang Artinya, pengurus harus bertanggung
dilakukannya; jawab jika perbuatannya merugikan
d. Pertanggungjawaban mutlak yang koperasi. Ratio legisnya, pengurus sebagai
berarti bahwa seorang individu pihak yang diberi kekuasaan untuk
bertanggung jawab atas pelanggaran mengelola koperasi berpegang pada asas
yang dilakukannya karena tidak kehati-hatian dalam menjalankan
sengaja dan tidak diperkirakan. kewenangannya.
Ada dua istilah yang menunjuk pada 2. Konsep Penyelesaian Sengketa
pertanggungjawaban dalam kamus hukum, Dean G. Pruitt dan Jeffrey Z. Rubin
yaitu liability dan responsibility. Liability mengemukakan sebuah teori tentang
merupakan istilah hukum yang luas yang penyelesaian sengeketa, ada 5 (lima),
menunjuk hampir semua karakter risiko yaitu: Pertama, contending (bertanding),
atau tanggung jawab, yang pasti, yang yaitu mencoba menerapkan suatu solusi
bergantung atau yang mungkin meliputi yang lebih disukai oleh salah satu pihak
semua karakter hak dan kewajiban secara atas pihak yang lainnya. Kedua, yielding
aktual atau potensial seperti kerugian, (mengalah), yaitu menurunkan aspirasi
sendiri dan bersedia menerima kekurangan
8
Hans Kelsen, General Theory Of Law And dari yang sebetulnya diinginkan. Ketiga,
State, terj. Somardi. (Jakarta: Bee Media Indonesia,
problem solving (pemecahan masalah),
2007), hlm. 81
9
Ibid, hlm. 83 yaitu mencari alternatif yang memuaskan

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VI No 2 Juli-Desember 2019 Page 5


dari kedua belah pihak. Keempat, with Maju mundurnya koperasi
drawing (menarik diri), yaitu memilih tergantung niat baik dari seluruh
meninggalkan situasi sengketa, baik secara anggotanya. Apabila seluruh anggota
fisik maupun psikologis. Kelima, in action koperasi mempunyai niat baik untuk
(diam), yaitu tidak melakukan apa-apa.10 memajukan koperasi dengan jalan
Dalam menyelesaikan sengketa melaksanakan semua kewajibannya
hukum, terdapat dua cara yang dilakukan (melunasi hutang tepat waktu) maka
oleh kedua belah pihak, yaitu dengan cara pengurus juga akan mudah dalam
proses melalui pengadilan (litigasi) dan mengelola keuangan koperasi. Apakah
diluar pengadilan (non litigasi) yang sering dalam hal pembayaran simpanan wajib,
disebut dengan alternatif penyelesaian simpanan sukarela atau pelunasan
sengketa. Alternatif penyelesaian sengketa angsuran hutangnya.
adalah sebuah lembaga penyelesaian Demikian pula pengurus harus
sengketa atau beda pendapat melalui mempunyai kebijakan pengelolaan
prosedur yang disepakati oleh para pihak, keuangan yang baik termasuk didalamnya
yakni dengan penyelesaian diluar kebijakan kredit. Apabila kedua pihak
pengadilan dengan cara konsultasi, sama-sama menyadari hak dan kewajiban
negosiasi, mediasi, konsiliasi atau maka koperasi akan menunjukkan kinerja
penilaian para ahli. yang baik terutama dari sisi keuangan dan
Ketidakpuasan anggota koperasi manajemen. Didalam mencapai kinerja
terhadap kinerja pengurus koperasi akan yang baik pengurus dan anggota sama-
menimbulkan konflik apabila tidak sama mempunyai peran yang seimbang.
secepatnya diselesaikan. Ada beberapa Memecahkan masalah konflik internal
penyebab mengapa kinerja pengurus koperasi dapat dilakukan dengan
koperasi tidak sesuai dengan yang pendekatan kolaborasi yaitu kedua belah
diharapkan. Pertama adalah kurangnya pihak sama-sama berusaha memecahkan
kesadaran anggota koperasi untuk masalah yang menjadi sumber konflik.
mengangsur hutangnya yang telah jatuh Dalam hal ini penyelesaian yang
tempo. Kedua, anggota koperasi telah dipilih harus memperhatikan tata cara dan
mengangsur hutangnya tapi dengan bentuk penyelesaian seperti apa yang dapat
tenggang waktu diluar jadwal pelunasan. dipilih untuk menyelesaikan masalah
Ketiga, banyaknya anggota koperasi yang tersebut. Karena jika penyelesaian konflik
tidak melunasi hutangnya/timbulnya kredit yang tidak tertangani secara adil dapat
macet. Keempat, pengurus terlalu mudah mengganggu hubungan baik dalam suatu
memberikan pinjaman/tidak disesuaikan organisasi.
dengan kemampuan membayar hutang. E. Kerangka Konseptual
Kelima, kurangnya pengurus didalam 1. Koperasi menurut Pasal 1 ayat 1
mengelola pengembalian Undang-Undang No. 25 Tahun 1992
piutang/angsuran. Keenam, kurangnya adalah badan usaha yang
kualitas dan kuantitas sumber daya beranggotakan orang-seorang atau
manusia. badan hukum Koperasi dengan
melandaskan kegiatannya
10 berdasarkan prinsip Koperasi
Salim HS, Perkembangan Teori Dalam Ilmu
Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2012, hlm. 96 sekaligus sebagai gerakan ekonomi

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VI No 2 Juli-Desember 2019 Page 6


rakyat yang berdasar atas asas oleh para pendiri berdasarkan
kekeluargaan. kesepakatan untuk mengatur
2. Perkoperasian menurut Pasal 1 ayat 2 hubungan hukum dalam suatu
Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 organisasi yang akan dijalankan.
adalah segala sesuatu yang 10. Anggaran Dasar Rumah Tangga
menyangkut kehidupan Koperasi. adalah aturan-aturan yang mengatur
3. Tanggung Jawab adalah memikul tentang tata tertib dan tata laksana
tanggung jawab dan mengambil kegiatan koperasi.
resiko atas baik buruknya pekerjaan. 11. Sisa Hasil Usaha Koperasi adalah
4. Tanggung Jawab Hukum adalah pendapatan koperasi yang diperoleh
sesuatu akibat lebih lanjut dari didalam satu tahun buku setelah
pelaksanaan peranan, baik peranan dikurangi dengan penyusuta, dan
itu merupakan hak dan kewajiban biaya-biaya dari tahun buku yang
atau kekuasaan. bersangkutan.14
5. Penyelesaian adalah proses atau cara 12. Simpanan Pokok adalah simpanan
perbuatan untuk menynelesaikan yang besarnya sama diwajibkan
tujuan tertentu. kepada para calon anggota saat
6. Sengketa merupakan perselisihan hendak masuk menjadi anggota
atau pertengkaran dalam suatu koperasi.15
keadaan yang tidak dikehendaki oleh 13. Simpanan wajib adalah simpanan
setiap orang sehat akal dan pikiran yang diwajibkan kepada anggota
manusia.11 untuk menyetorkan dalam waktu dan
7. Koperasi Primer adalah koperasi kesempatan tertentu.16
yang anggotanya ialah orang-orang 14. Simpanan sukarela merupakan suatu
yang memiliki kesamaan kepentingan jumlah tertentu dalam nilai uang yang
ekonomi dan melakukan kegiatan diserahkan pada koperasi mungkin
usaha yang langsung melayani para oleh anggota atau bukan anggota atas
anggotanya tersebut.12 kehendak sendiri.17
8. Koperasi sekunder adalah koperasi 15. Dana Cadangan adalah sejumlah
yang beranggotakan badan-badan uang yang diperoleh dari penyisihan
hukum koperasi karena kesamaan Sisa Hasil Usaha untuk memupuk
kepentingan ekonomis mereka modal sendiri serta menutup kerugian
berfederasi (bergabung) untuk tujuan koperasi bila diperlukan.
efisiensi dan kelayakan ekonomis F. METODE PENELITIAN
dalam rangka melayani para 1. Jenis Penelitian
13
anggota. Jenis penelitian ini termasuk
9. Anggaran Dasar Koperasi adalah Penelitian Sosiologis, menurut Bambang
seperangkat peraturan yang dibuat Waluyo, Penelitian Hukum Sosiologis
11
Evans dan Newham, The Penguin 14
Dictionary of International Relations, Penguins Sudarsono dan Edilius, Koperasi Dalam
Books, Califonia : 1998, hlm. 121 Teori dan Praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2005,
12 hlm. 112
Ninik Widyanti dan Sunindhia, Koperasi dan
15
Perekonomian Indonesia, PT Bina Adiaksara, Ibid, hlm. 116
16
Jakarta, 2003, hlm. 76 Ibid.
13 17
Ibid. Ibid.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VI No 2 Juli-Desember 2019 Page 7


adalah suatu penelitian terhadap efektifitas yang ada relefansinya dengan
hukum yang sedang berlaku.18 Tanggung Jawab Pengurus
Jenis penelitian yang peneliti Koperasi.
gunakan yaitu penelitian lapangan (field c. Data Tersier yaitu, data yang
research), yaitu suatu penelitian yang diperoleh melalui kamus,
meniliti objek dilapangan untuk ensklopedia, dan sejenisnya yang
mendapatkan data dan gambaran yang berfungsi untuk mendukung data
jelas dan konkrit tentang hal-hal yang primer dan sekunder.
berhubungan dengan permasalahan yang 5. Teknik Pengumpulan Data
diteliti. Dalam hal ini penulis melakukan a. Kuisioner
penelitian terhadap tanggung jawab Kuisioner adalah metode
Pengurus Koperasi terhadap kerugian yang pengumpulan data dengan cara
diderita Koperasi. membuat daftar-daftar pertanyaan
2. Lokasi Penelitian yang memiliki korelasi dengan
Dalam pelaksanaan kegiatan permasalahan yang diteliti yang
penelitian, penulis mengambil lokasi diberikan kepada responden yaitu
penelitian di Kabupaten Kampar, tepatnya Anggota Koperasi Berkat Ridho.
di KOPSA Berkat Ridho Berkat Ridho di b. Wawancara
Desa Kijang Makmur, Kecamatan Tapung Wawancara merupakan cara yang
Hilir, Kabupaten Kampar. digunakan untuk memperoleh
3. Populasi dan Sampel keterangan secara lisan guna
a. Ketua Pengurus KOPSA Berkat mencapai tujuan tertentu.19
Rodho Dalam penelitian ini, penulis
b. Pengawas KOPSA Berkat Ridho menggunakan teknik wawancara
c. Anggota KOPSA Berkat Ridho tidak tersturktur, dengan metode
4. Sumber Data tanya jawab antara peneliti dengan
a. Data Primer yaitu, data atau informan, dan berdasarkan
keterangan yang diperoleh dari pertanyaan tersebut peneliti dapat
responden secara langsung yaitu memperoleh informasi lebih banyak
Ketua Pengurus Koperasi, dan lebih jelas dari terkait
Pengawas Koperasi dan Anggota permasalahan yang diteliti. Dalam
Koperasi. Baik melalui wawancara penelitian ini penulis mewawancarai
dengan Ketua Pengurus, Pengawas langsung Ketua Pengurus KOPSA
dan Anggota Koperasi, maupun Berkat Ridho dan Pengawas
kuisioner yang diperoleh dari KOPSA Berkat Ridho.
responden tersebut. c. Kajian Kepustakaan
b. Data Sekunder yaitu, data yang Kajian Kepustakaan mangacu
diperoleh dari jurnal hukum dan kepada kajian terhadap teori-teori
peraturan perundang-undangan yang mendasari sebuah penelitian,
yang mengatur tentang Koperasi baik teori-teori yang tertuang dalam
dan juga buku literatur serta website hasil penelitian dari penelitian

18 19
Suprapto, Metode Penelitian Hukum dan Burhan Ashshofa, Metode Penelitian
Statistik, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 14 Hukum, Cetakan ke-7, Rineka Cipta, hlm. 95

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VI No 2 Juli-Desember 2019 Page 8


sebelumnya. Teknik pengumpulan yang dilakukan dengan kesengajaan atau
data dengan cara mengkaji, kelalaiannya” (ayat 1). Dan “disamping
menelaah dan menganalisis penggantian kerugian tersebut, apabila
literatur-literatur keperpustakaan tindakan itu dilakukan dengan kesengajaan
yang memiliki korelasi dengan tidak menutup kemungkinan bagi penuntut
permasalahan yang sedang diteliti. umum untuk melakukan penuntutan” (ayat
6. Analsis Data 2).
Analisis data sebagai tindak lanjut Menurut Pasal 1365 KUHPerdata,
proses pengolahan data merupakan yang dimaksud dengan perbuatan melawan
kerja seorang peneliti yang hukum adalah tiap perbuatan yang
memerlukan ketelitian, dan melanggar hukum dan membawa kerugian
pencurahan daya pikir secara optimal. kepada orang lain, mewajibkan orang yang
Dalam penelitian ini analisis data menimbulkan kerugian itu karena
yang digunakan adalah analisis data kesalahannya untuk menggantikan
kualitatif yaitu berdasarkan uraian kerugian tersebut. Singkatnya, perbuatan
kalimat atau data tidak dianalisis yang melawan hukum yang dilakukan oleh
dengan menggunakan statistik atau seorang yang karena salahnya telah
matematika ataupun sejenisnya, yaitu menimbulkan kerugian bagi orang lain.
apa yang dinyatakan reponden secara Dalam ilmu hukum dikenal 3 (tiga)
tertulis atau lisan dan perilaku nyata kategori melawan hukum, yaitu:20
yang diteliti dan dipelajari sebagai 1. Perbuatan melawan hukum karena
sesuatu yang utuh. kesengajaan
HASIL PENELITIAN DAN 2. Perbuatan melawan hukum tanpa
PEMBAHASAN kesalahan (tanpa unsur kesengajaan
A. Tanggung Jawab Pengurus Koperasi atau kelalaian)
Atas Kerugian Koperasi 3. Perbuatan melawan hukum
Dalam menjalankan amanah untuk kelalaian.
mengelola koperasi, pengurus dibebani Salah satu tanggung jawab yang
tanggung jawab seperti diatur dalam Pasal melekat pada pengurus koperasi yang
31 bahwa pengurus bertanggung jawab tercantum dalam Undang-Undang
mengenai segala kegiatan pengelolaan Perkoperasian adalah mengelola koperasi
koperasi dengan usahanya kepada rapat dan usahanya. Mengelola artinya mengatur
anggota atau rapat anggota luar biasa. tentang bagaimana koperasi itu bisa
Apabila pengurus dalam mengelola dijalankan oleh anggota, dan mengatur
koperasi menimbulkan kerugian maka semua kegiatan koperasi. Kegiatan
harus bertanggung jawab untuk kerugian koperasi termasuk pengelolaan sarana dan
seperti yang diatur dalam Pasal 34 prasarana penunjang yang disebut harta
Undang-Undang Perkoperasian. kekayaan koperasi atau aset koperasi.
Tanggung jawab pengurus koperasi Tanggung jawab adalah keadaan wajib
diatur dalam Pasal 34 Undang-Undang
Perkoperasian yang menyatakan bahwa
“Pengurus, baik bersama-sama, maupun
20
Munir Fuady, Perbuatan Melawan Hukum
sendiri-sendiri, menanggung kerugian
Pendekatan Kontemporer, Citra Aditya Bakti,
yang diderita Koperasi, karena tindakan Bandung, 2010, hlm. 3

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VI No 2 Juli-Desember 2019 Page 9


menanggung segala sesuatunya.21 teliti dalam memilih pengurus agar badan
Berkewajiban menanggung, memikul usaha yang didirikan akan berkembang
tanggung jawab, menanggung segala dengan baik.
sesuatunya dan menanggung akibatnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan
Pengurus KOPSA Berkat Ridho bapak Misdan selaku Ketua Pengurus
adalah orang-orang yang dipilih dari KOPSA Berkat Ridho, dapat diketahui
kalangan anggota sebagai orang yang bahwa sebagai perangkat organisasi dari
diberi kepercayaan untuk mengelola suatu badan hukum koperasi, yang diberi
koperasi atas nama anggota, pengurus kewenangan untuk melakukan tindakan-
merupakan personifikasi badan hukum tindakan hukum dan upaya-upaya hukum
koperasi, dalam arti pengurus dalam untuk atas nama koperasi, pengurus
melakukan perbuatan hukum untuk dan bertanggung jawab atas terjadinya
atas nama koperasi. perjanjian pinjam meminjam uang yang
Pengelolaan koperasi yang kurang dilakukan dengan anggota koperasi dan
efektif, baik dari segi manajemen maupun perbuatan lainnya, apabila perbuatannya
keuangan menjadi salah satu kendala tersebut menimbulkan resiko kerugian
berkembangnya koperasi. Beberapa pada koperasi.22 Ketentuan ini didasari
kendala pokok yang dihadapi oleh suatu pada Pasal 34 Undang-Undang Nomor
koperasi, yaitu: 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian,
1. Kendala modal usaha yang dijadikan sebagai pedoman dalam
Kendala modal itu bisa jadi karena hal pengaturan pertanggungjawaban
kurang adanya dukungan modal yang pengurus koperasi.
kuat dalam atau bahkan sebaliknya Menurut beberapa doktrin modern,
terlalu tergantungnya modal dan sumber ada beberapa alasan yang dapat digunakan
koperasi itu sendiri. untuk menutut tanggung jawab pribadi
2. Kurangnya partisipasi Anggota pemegang saham atau pengelola
Banyak anggota, pengurus maupun perusahaan, dan salah satunya doktrin
pengelola koperasi kurang bisa Fiduciary Duty. Doktrin Fiduciary Duty
mendukung jalannya koperasi. Dengan adalah doktrin yang menyatakan bahwa
kondisi seperti ini maka koperasi berjalan tugas yang timbul dari hubungan
dengan tidak profesional dalam artian Fiduciary antara direksi atau pengurus
tidak dijalankan dengan kaidah dengan perusahaan yang dipimpinnya,
sebagaimana usaha lainnya. yang menyebabkan direksi berkedudukan
3. Manajemen koperasi sebagai trustee dalam pengertian hukum
Manajemen koperasi harus diarahkan trust.23
pada orientasi strategis dan gerakan Doktrin Fiduciary Duty bila
koperasi harus memiliki manusia- diterapkan dalam pertanggungjawaban
manusia yang mampu menghimpun dan pengurus maka, posisi pengurus sebagai
memobilisasi berbagai sumber daya yang trustee dalam koperasi, mengharuskan
diperlukan untuk memanfaatkan peluang
usaha. Oleh karena itu koperasi harus 22
Wawancara dengan Bapak Misdan Selaku
Ketua Pengurus KOPSA Berkat Ridho, Pada hari
21
Tim Penyusun Pusat Kamus, Kamus Besar Senin 10 Desember 2018, Bertempat di KOPSA
Bahasa Indonesia (KBBI), Balai Pustaka, Jakarta, Berkat Ridho Desa Kijang Makmur.
23
2007, hlm. 154 Widiastiti, Op. cit, hlm. 87

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VI No 2 Juli-Desember 2019 Page 10


seorang pengurus untuk tidak bertindak bapak Iwan Anwar, tidak memberikan
ceroboh dalam melakukan tugasnya (duty pertanggungjawaban apa pun. Hanya saja
of care) dan serta itikad baik, loyalitas pada tahun 2005, kepengurusan ditarik
serta kejujuran terhadap perusahaan oleh pihak Desa Kijang Makmur karena
dengan derajat yang tinggi atau tidak boleh dianggap telah gagal melaksanakan
mengambil keuntungan untuk dirinya kepengurusan di koperasi Berkat Ridho.
sendiri atas perusahaan (duty of loyality). Berdasarkan ketentuan Pasal 34 Undang-
Pelanggaran terhadap kedua prinsip Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
tersebut dalam hubungannya dengan Perkopersian, dapat diketahui bahwa
Fiduciary Duty dapat menyebabkan pengurus secara bersama-sama maupun
pengurus dapat dimintai sendiri-sendiri (pribadi) menanggung
pertanggungjawaban hukumnya secara kerugian yang diderita koperasi.
pribadi terhadap perbuatan yang Apabila kerugian tersebut terjadi
dilakukannya baik kepada para pemegang karena tindakannya yang dilakukan dengan
saham maupun kepada pihak lain.24 sengaja atau sebagai akibat kelalaiannya.
Doktrin/teori Fiduciary Duty bagi Dalam hal ini seharusnya pengurus yang
pengurus diatur dalam UU No. 12 Tahun bersangkutan bertanggungjawab untuk
1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian, menanggung kerugian koperasi. Apabila
yang terjabarkan dalam Pasal 24 dan dalam penentuan pertanggungjawaban
Penjelasan Pasal 30 ayat (1) UU No. 25 pengurus ini tidak terdapat persesuai
Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Pasal pendapat antara Rapat Anggota dan
24 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967 pengurus maupun diantara sesama anggota
tentang Pokok-Pokok Perkoperasian pengurus itu sendiri, maka satu-satunya
berbunyi: jalan keluarnya adalah mencari
“pengurus berwenang melakukan penyelesaian melalui jalur hukum dimuka
tindakan-tindakan dan upaya bagi persidangan pengadilan.
kepentingan dan kemanfaatan koperasi B. Upaya Penyelesaian Sengketa
sesuai dengan tanggung jawabnya dan Terhadap Pengurus Koperasi Yang
keputusan Rapat Anggota” Menyebabkan Kerugian Koperasi
Dalam Penjelasan Pasal 30 ayat (1) Penyelesaian sengketa dapat
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 dilakukan melalui dua proses. Proses
tentang Perkoperasian disebutkan: penyelesaian sengketa tertua melalui
“dalam mengelola koperasi, proses litigasi didalam pengadilan
pengurus selaku kuasa Rapat Anggota kemudian berkembang proses
melakukan kegiatan semata-mata untuk penyelesaian sengketa melalui kerjasama
kepentingan dan kemanfaatan koperasi (kooperatif) diluar pengadilan.25 Para ahli
beserta anggotanya sesuai dengan antropologi hukum mengemukakan
keputusan Rapat Anggota”. pendapatnya tentang cara-cara
Dalam hal ini pengurus koperasi penyelesaian sengketa yang terjadi dalam
Berkat Ridho yang pada saat itu dipimpin masyarakat, baik dalam masyarakat
oleh bapak Alm. Pahlawan Siregar, tradisional maupun modern. Laura Nader
sekretaris bapak Zulfikar dan bendahara dan Harry F. Told Jr menerangkan 7

24 25
Ibid. Ibid, hlm. 5

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VI No 2 Juli-Desember 2019 Page 11


(tujuh) cara penyelesaian sengketa dalam usaha yang dijalankan oleh anggota
masyarakat, yaitu: mengalami kemunduruan sehingga para
1. Lumpingit (membiarkan saja) anggota yang menjadi debitur meminjam
2. Avoidance (mengelak) uang kekoperasi untuk menutupi
3. Coercion (paksaan) hutangnya tersebut. Hal tersebut terjadi
4. Negotiation (perundingan) terus menerus sehingga menimbulkan
5. Mediation (mediasi) kerugian bagi koperasi.
6. Arbitration (arbitrase) Berdasarkan wawancara dengan
7. Adjudication (pengadilan) Bapak Khairuddin, bahwa badan pengawas
Dalam hal ini proses penyelesaian sebelumnya juga tidak memiliki
sengketa yang dipilih oleh Anggota kemampuan dan pengetahuan untuk
Koperasi Berkat Ridho Negotiation menanggulangi masalah tersebut. Mereka
(negosiasi) dan Lumpingit (membiarkan memberikan kepercayaan kepada pengurus
saja). Berdasarkan wawancara dengan untuk menyelesaikan permasalahan
Bapak Misdan, kesalahan pengelolaan tersebut. Namun pengurus koperasi tidak
yang terjadi pada masa kepengurusan dapat menanggulangi permasalahan
Bapak Alm. Pahlawan Siregar itu tersebut dengan baik dikarenakan keadaan
dikarenakan kelalaian dari pihak pengurus TBS pada saat itu juga menurun diikuti
dan dimungkinkan adanya faktor harga yang juga terus menurun, keadaan
kesengajaan dari ketua pengurus. koperasi semakin diperparah ketika
Pengurus tidak memberikan kepercayaan para anggota juga ikut
kebijakan yang tegas terhadap para menurun, mereka yang tidak memiliki
anggota yang meminjam dikoperasi. Selain hutang kepada bank atau koperasi harus
itu, pengetahuan keterampilan dan ikut merasakan akibat dikarenakan gaji
kemampuan anggota pengurus masih yang diterima tidak sesuai dengan yang
terbilang buruk, sehingga terjadi seharusnya mereka terima akibat biaya
kecerobohan-kecerobohan yang untuk menutup hutang para anggota yang
menyebabkan kerugian pada koperasi. menjadi debitur, bahkan sampai pada
Contohnya adalah tidak adanya bukti akhirnya anggota tidak menerima gaji dari
transaksi peminjaman antara koperasi koperasi.27
dengan anggota.26 Selain itu, pengurus Akhirnya anggota yang lain tersebut
dengan sengaja memberikan akses yang memilih menjual pribadi TBS mereka ke
sebesar-besarnya kepada anggota yang koperasi lain, demi mendapatkan uang
ingin meminjam uang kepada bank secara langsung sehingga penghasilan
kemintraannya. koperasi pun terus menurun. Hal itu juga
Bahkan pengurus tidak segan untuk diikuti oleh anggota lain yang merupakan
membantu memberikan data yang tidak debitur, agar mendapatkan uang secara
akurat demi mendapat kepercayaan langsung dan tidak mendapat potongan
anggota. Namun hal tersebut justru
menimbulkan masalah bagi koperasi ketika 27
Wawancara dengan Bapak Khairuddin
Selaku Pengawas pada KOPSA Berkat Ridho yang
26
Wawancara dengan Bapak Misdan Selaku juga merupakan Anggota sejak Tahun 2000, Pada
Ketua Pengurus KOPSA Berkat Ridho, Pada hari hari Selasa 9 April 2019, Bertempat di SMA
Kamis 4 April 2019, Bertempat di KOPSA Berkat Negeri 2 Tapung Hilir Desa Kijang Makmur.
Ridho Desa Kijang Makmur.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VI No 2 Juli-Desember 2019 Page 12


mereka memilih menjual TBS kepada tidak menutup kemungkinan bagi
pihak lain. Sehingga seiring berjalannya penuntut umum untuk melakukan
waktu koperasi tidak bisa beroperasi tuntutan.
karena kepercayaan masyarakat hampir 5. Mengenai berkakunya ketetapan
hilang kepada pengurus koperasi. didalam ayat (1) pasal ini, masing-
Dengan berbagai permasalahan yang masing anggota pengurus dianggap
terjadi sejak saat itu, bahkan koperasi telah mengetahui segala sesuatu yang
sempat terbengkalai, koperasi Berkat semestinya patut diketahuinya.
Ridho mencoba untuk bangkit dengan Sehubungan dengan doktrin
mengikhlaskan segala kerugian yang Fiduciary Duty menyebutkan bahwa
terjadi. Salah satu bentuk usaha yang diharuskan seorang pengurus untuk tidak
dilakukan koperasi untuk menagani bertindak ceroboh dalam melakukan
masalah tersebut adalah koperasi membuat tugasnya (tugasnya (duty of care) dan serta
kebijakan tidak memberikan fasilitas itikad baik, loyalitas serta kejujuran
peminjaman kepada bank dikarenakan terhadap perusahaan dengan derajat yang
pengurus lebih mengedepankan tinggi atau tidak boleh mengambil
meningkatkan dan memperkuat keadaan keuntungan untuk dirinya sendiri atas
perekonomian koperasi setelah terjadi perusahaan (duty of loyality). Pelanggaran
kerugian tersebut. terhadap kedua prinsip tersebut dalam
Didalam Pasal 25 Undang-Undang hubungannya dengan Fiduciary Duty dapat
Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok- menyebabkan pengurus dapat dimintai
Pokok Perkoperasian juga disebutkan pertanggungjawaban hukumnya secara
mengenai pertanggungjawaban pengurus: pribadi terhadap perbuatan yang
1. Pengurus baik bersama-sama maupun dilakukannya baik kepada para anggota
sendiri-sendiri menanggung kerugian maupun kepada pihak lain. Dalam RAT
yang diderita oleh koperasi karena tahun 2012 terdapat dua pilihan yang dapat
kelalaian atau kesengajaan yang diambil oleh para anggota, yang pertama
dilakukan oleh anggota-anggota adalah meminta tim audit dari akuntan
pengurus. publik untuk membantuk menyelesaikan
2. Jika kelalaian itu mengenai sesuatu permasalahan ini dan yang kedua adalah
yang termasuk pekerjaan beberapa melakukan pemutihan dengan segala
orang anggota pengurus, maka konsekuensi yang harus diterima.
mereka bersama menanggung Didalam hasil perundingan RAT
kerugian itu. pada tahun 2012, Pengurus koperasi
3. Seseorang anggota pengurus bebas Berkat Ridho dibebaskan dari tanggungan
dari tanggungannya, jika ia dapat untuk memberikan pertanggungjawaban
membuktikan bahwa kerugian tadi tersebut dengan berbagai pertimbangan
bukan oleh kelalaiannya, serta ia seperti sanksi sosial, biaya dan memakan
telah berusaha dengan segera dan waktu, sehingga pada RAT Tahun 2012
secukupnya untuk mencegah akibat memutuskan untuk memilih melakukan
dari kelalaian tadi. pemutihan sebagai jalan keluar dari kasus
4. Terhadap pergantian kerugian oleh tersebut. Pemutihan kasus yang dimaksud
anggota/anggota-anggota pengurus disini adalah para anggota mengikhlaskan
yang dilakukan karena kesengajaan, apa yang telah terjadi pada tahun

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VI No 2 Juli-Desember 2019 Page 13


sebelumnya, dan mengubur dalam-dalam Berkat Ridho cenderung
permasalahan tersebut dan menjadikannya menggunakan penyelesaian
pelajaran dikemudian hari. Kemudian pada sengketa melalui negosiasi
tahun 2013, kepengurusan koperasi Berkat (perundingan) untuk mendapatkan
Ridho diambil alih oleh Bapak Misdan. hasil yang baik, namun pada
PENUTUP kenyataannya anggota yang
A. Kesimpulan dirugikan harus mengikhlaskan
1. Berdasarkan Pasal 34 Undang- dengan keputusan yang telah dibuat
Undang Nomor 25 Tahun 1992 demi kebaikan bersama dan
tentang Perkoperasian, kemajuan koperasi kedepannya.
pertanggungjawaban pengurus B. Saran
koperasi selaku pengelola koperasi 1. Seharusnya pengetahuan,
terhadap kerugian koperasi, keterampilan dan kemampuan
bertanggung jawab baik bersama- pengurus koperasi dalam
sama maupun sendirisendiri mengelola koperasi lebih
menanggung kerugian yang diderita diperhatikan, karena hal itu sangat
koperasi apabila kerugian yang berpengaruh bagi perkembangan
diderita koperasi disebabkan karena Koperasi untuk lebih maju dan
kesengajaan ataupun kelalaian yang berkembang dengan baik. Sehingga
dilakukan pengurus koperasi. Hal tidak terjadi kerugian seperti ini.
ini sangatlah erat kaitannya dengan Selain itu wajib bagi para anggota
kewajiban yang dibebankan kepada perangkat koperasi untuk
pengurus koperasi yang harus mengikuti pelatihan yang diberikan
didasarkan atas itikad baik. Dalam supaya pengetahuan pengurus
hal ini Pengurus koperasi Berkat meningkat dan bisa mengantisipasi
Ridho tidak memberikan dan meanggulangi permasalahan-
pertanggungjawaban sebagaimana permasalahan didalam suatu
yang telah diatur dalam Undang- koperasi yang juga terus
Undang. Peran pengawas dalam berkembang.
melakukan pengawasan terhadap 2. Kepada pembina dan instansi
kerja pengurus koperasi terbilang terkait lainnya agar dapat lebih pro-
kurang maksimal, dikarenakan juga aktif dalam melakukan pembinaan
masih kurang memiliki pengetahuan pada koperasi khususnya terhadap
dan kemampuan terhadap tugas dan kepengurusan pada koperasi kecil
kewenangan yang menjadi tanggung guna menigkatkan keefektifan
jawabnya. suatu koperasi dengan
2. Upaya penyelesaian sengketa dapat berlandaskan suatu pengetahuan
dilakukan melalui dua proses. yang memadai, juga memberikan
Proses penyelesaian sengketa tertua penyuluhan kepada anggota agar
yaitu ligitasi didalam pengadilan mengerti hak dan kewajiban yang
kemudian berkembang proses dimilikinya, serta membuat sanksi
penyelesaian sengketa melalui yang tegas terhadap pelanggaran
kerjasama (kooperatif) diuar yang terjadi apabila pelanggaran
pengadilan. Dalam hal ini Koperasi tersebut mempengaruhi

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VI No 2 Juli-Desember 2019 Page 14


berkembangnya suatu koperasi dan Muhammad, Abdulkadir, 2010,
menyangkut tentang Hukum Perusahaan
penyelewengan terhadap ketentuan Indonesia, Citra Aditya
yang berlaku. Bakti, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA Widiyanti, Ninik dan Sunindhia,
A. Buku 1989, Koperasi dan
Ashshofa, Burhan, 2013, Metode Perekonomian Indonesia,
Penelitian Hukum, Cetakan Cetakan Ke-2, Bina
Ke- 7, PT Rineka Cipta, Adiaksara, Jakarta.
Jakarta. Widojowati, Dijan, 2013, Hukum
Asshiddiqie, Jimly dan M. Ali Dagang, CV Andi Offset,
Safa’at, 2012, Teori Hans Yogyakarta.
Kelsen Tentang Hukum, B. Jurnal
Konpress, Jakarta. Ika Armyta, N.A dkk, 2016,
Dasrol dan Hengki Firmanda, 2016, Tanggung Jawab Pengurus
Hukum Perbankan, Alaf Koperasi Terhadap
Riau, Pekanbaru. Pembubaran Koperasi di
Edilius dan Sudarsono, 2002, Indonesia ditinjau dari
Koperasi Dalam Teori dan Undang-Undang Nomor 25
Praktik, PT Rineka Cipta, Tahun 1992, Diponegoro
Jakarta. Law Journal, Volume V
Fuady, Munir, 2010, Perbuatan Nomor 3.
Melawan Hukum Pendekatan Widiastuti, 2009, Tanggung Jawab
Kontemporer, Citra Aditya Pengurus Koperasi Simpan
Bakti, Bandung. Pinjam Berbadan Hukum
Hadhikusuma, R.T. Sutantya R, Terhadap Penyimpanan
2001, Hukum Koperasi Dana, Wacana Hukum,
Indonesia, PT Raja Grafindo Volume VIII Nomor 2.
Persada, Jakarta. C. Undang-Undang
H.S, Salim, 2012, Perkembangan Undang-Undang Dasar Negara
Teori Dalam Ilmu Hukum, Republik Indonesia Tahun
Rajawali Pers, Jakarta. 1945
Kartasapoetra, dkk, 2003, Koperasi Undang-Undang Nomor 12 Tahun
Indonesia, Rineka Cipta, 1967 Tentang Pokok-Pokok
Jakarta. Perkoperasian
Kelsen, Hans, 2007, General Theory Undang-Undang Nomor 25 Tahun
Of Law and State. 1992 Tentang Perkoperasian
Terjemahan oleh Somardi,
Jakarta: Bee Media
Indonesia.
Kamus, Tim Penyusun Pusat, 2010,
Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), Balai
Pustaka, Jakarta.

JOM Fakultas Hukum Universitas Riau Volume VI No 2 Juli-Desember 2019 Page 15

You might also like