Professional Documents
Culture Documents
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR INKLUSIF - Rev
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR INKLUSIF - Rev
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR INKLUSIF - Rev
…-…
Muhamad Irham1
1
SMP Negeri 2 Tonjong
ABSTRAK
Bimbingan dan Konseling merupakan layanan pendukung di
sekolah untuk mencapai kemandirian peserta didik. Layanan
BK fokus pada pendampingan pengembangan potensi dan
pengentasan permasalahan peserta didik. Permasalahan
1
2 Jurnal Pamomong, Vol..., No..., Thn, Hal....-....
PENDAHULUAN
Kualitas peserta didik harus dilihat dari standar akademik yang dicapai (penguasaan
kompetensi ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni) serta perkembangan diri yang optimal
(Nurihsan, 2011). Standar akademik terwujud dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan yang
ditunjukkan dengan ukuran nilai ujian, adapun perkembangan peserta didik terlihat dari keyakinan,
nilai-nilai, sikap, dan perilaku yang dimunculkan dalam kehidupan sehari-hari.
Upaya mewujudkan perkembangan peserta didik perlu dilakukan upaya perbaikan dimulai
sejak jenjang pendidikan dasar. Kondisi tersebut sejalan dengan Peraturan Pemerintah (PP) No.
28/1990 tentang Pendidikan Dasar yang menjelaskan bahwa pendidikan dasar bertujuan
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah (Bafadal, 2012). Sekolah
Dasar (SD) sebagai bagian dari Pendidikan dasar memiliki peran strategis dalam membentuk
fondasi pendikan, sehingga perbaikan sistem pembelajaran di SD perlu untuk terus dilakukan.
Pendidikan yang bermutu akan lahir dari sistem perencanaan yang baik (good planning
system), materi dan tata kelola yang baik (good governance system) dan disampaikan oleh guru
yang baik (good teacher) dengan dukungan seluruh komponen pendidikan (Mulyasana, 2012).
Pendapat tersebut menegaskan bahwa sistem pendidikan yang bermutu dapat dibangun jika ada
kepemimpinan yang baik, manajemen yang bagus, dan guru yang berkualitas. Oleh sebab itu,
pendidikan di SD yang bermutu akan terbentuk dengan merealisasikan sistem pendidikan utuh dan
komprehensif sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.22/2006.
Irham – Manajemen Bimbingan dan Konseling... 3
METODE
Penelitian dilakukan di SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah Purwokerto 01 dan 02. Penelitian ini
menggunakan pendekatan studi kasus, karena layanan BK di SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah
Purwokerto merupakan kegiatan yang spesifik, khusus, bahkan unik (Nazir, 2011). Hasil
penelitian disampaikan secara deskriptif sebagai ciri khas dari penelitian kualitatif (Moleong,
2012). Penggunaan multi sumber dalam penelitian digunakan untuk saling mengecek kebenaran
setiap data dan menguatkan setiap data yang diperoleh (Sanjaya, 2013). Oleh sebab itu, sumber
data dalam penelitian ini antara lain: a) kepala sekolah, b) wakil kepala sekolah, c) koordinator
konselor, d) konselor, e) guru kelas atau wali kelas, serta f) guru mata pelajaran yang ditentukan
dengan teknik snowball. Hal tersebut dilakukan karena menurut Yin, data hasil penelitian akan
valid dan reliabel ketika proses pengumpulan data menggunakan lebih dari satu sumber data,
bentuk data, serta semua data tersebut menguatkan satu sama lain (Sarosa, 2012) sebagai sebuah
data penelitian yang utuh.
Penelitian kualitatif menggunakan dokumen, hasil wawancara, dan hasil observasi
(Sanjaya, 2013) sebagai sumber data penelitian. Mengacu pada pendapat tersebut, maka teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain dokumentasi, wawancara, observasi, dan
angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis induktif model Miles and
Huberman yaitu kegiatan data reduction, data display, dan conclution (Bungin, 2001).
Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi satu teknik pemeriksaan keabsahan data
dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2012).
Irham – Manajemen Bimbingan dan Konseling... 5
dan adanya guru pendamping khusus (aide teacher) menunjukkan bahwa layanan BK tidak
berjalan sekadarnya. Hal ini sebagaimana disampaikan Nurihsan dan Sudianto (2005: 35) bahwa
pelaksanan BK yang sesungguhnya akan memperhatikan metode dan teknik layanan, media dan
alat yang digunakan, serta adanya pengaktifan nara sumber. Fokus utama kegiatan BK adalah di
kelas dan terintegrasi dengan KBM. Hal ini diungkapka Wynne bahwa di SD pengembangan
karakter peserta didik lebih banyak didasarkan pada aktivitas kelas (Wuryandani, 2014), dan ruang
kelas akan membentuk perilaku anak selama di sekolah. Oleh sebab itu, aktivitas kelas menjadi
fokus utama layanan BK baik oleh konselor maupun guru mata pelajaran dan wali kelas.
Supervisi merupakan upaya perbaikan pendidikan dalam rangka pencapaian tujuan akhir
pendidikan secara umum yaitu pembentukan pribadi anak yang maksimal (Sahertian & Mataheru,
1981). Pengawasan atau supervise layanan BK di SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah Purwokerto
dilakukan secara berjenjang dan bertahap. Hal ini karena penilaian di tingkat sekolah merupakan
tanggungjawab kepala sekolah dibantu konselor dan personel sekolah lainnya, serta pejabat
berwenang di lingkup instansi yang lebih tinggi (Kemendikbud, 2013). Supervisi atau pengawasan
kinerja BK di SD Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto menggunakan pendekatan individual dan
kelompok. Hal tersebut sebagaimana disampaikan Sahertian & Mataheru (1981), bahwa teknik
supervisi dapat dilakukan dalam dua bentuk yaitu model individual dan model kelompok. Teknik
kelompok digunakan antara lain studi kelompok antar guru, diskusi, dan seminar.
Proses evaluasi layanan BK di SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah Purwokerto mengacu pada
dua komponen: 1) aspek terlaksana atau tidaknya sebuah program, dan 2) ada tidaknya perubahan
perilaku siswa sebagai hasil layanan BK. Evaluasi BK merupakan proses menentukan kualitas
kemajuan proses dan hasil layanan BK yang mengacu pada kriteria-kriteria keberhasilan tertentu
sesuai dengan perencanaannya (Sukardi, & Kusmawati, 2008). Menurut Gay, Mills, & Airasin
serta Wheeler & Loesch, evaluasi dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang bermakna
tentang berbagai aspek dari program BK untuk menentukan pengambilan keputusan dan
memastikan efektivitas program (Gladding, 2012).
Model evaluasi di SD Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto dilakukan oleh guru dan
seluruh karyawan menggunakan model pertemuan konselor dan guru lainnya serta model stadium
general atau rapat seluruh manajemen sekolah (Sahertian, & Mataheru, 1981). Sumber informasi
untuk evaluasi diperoleh dari peserta didik, kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, orang
tua peserta didik, dan sebagainya (Kemendikbud, 2013). Proses pengumpulan data evaluasi
program BK dilakukan dengan menggunakan cara observasi terhadap peserta didik, sedangkan
untuk penilaian keterlaksanaan program menggunakan analisis penilaian diri. Hal ini karena
menurut Winkel & Hastuti (2012), serta Rahman (2007) salah satu metode dalam evaluasi BK
adalah observasi. Evaluasi dalam layanan BK sangat diperlukan karena akan membantu
8 Jurnal Pamomong, Vol..., No..., Thn, Hal....-....
Layanan BK di institusi pendidikan secara khusus menurut ASCA adalah mendukung misi
sekolah dengan menekankan pada aspek prestasi akademik, perkembangan pribadi dan sosial, serta
perencanaan karir di masa depan (Gladding, 2012). Keempat komponen bidang layanan tersebut
meruapakan kesatuan utuh pembentuk karakter peserta didik. Dengan demikian, layanan BK di
sekolah bertujuan agar peserta didik mampu memahami diri sendiri dan mampu mengatasi
masalah yang dihadapi sehingga dapat mengembangkan potensi yang dimiliki.
Proses tersebut tidak akan terwujud ketika layanan BK di SD diselenggarakan masih
terintegrasi dengan mata pelajaran dan diberikan oleh guru kelas. Double peran seorang guru
sebagai guru kelas dan guru BK tidak akan pernah maksimal. Sehingga hasil penelitian Widada
serta Puspitaningsih dan Nursalim hakikatnya menunjukkan bahwa layanan BK saat ini di SD
secara masyoritas dilakukan seadanya. Seadanya dalam tanda kutip, yang penting ada layanan BK
sehingga dari sisi tujuan-tujuan layanan BK masih kurang diperhatikan.
Pelaksanaan layanan BK yang baik harus harus disesuaikan dengan tujuan dan jenjang
pendidikan (Winkel & Hastuti, 2007) Tujuan dan jenjang pendidikan SD berbeda dengan sekolah
lain. Pelaksanaan layanan BK di SD menghendaki adanya keterpaduan aspek-aspek program BK,
ketenagaan, teknik pemberian layanan, dan dukungan lingkungan (Kartadinata, dkk., 1999).
Keterpaduan program maksudnya adalah program BK hendaknya dimasukkan dalam program
pembelajaran dan program sekolah lainnya. Keterpaduan tersebut bukan tanpa dasar, karena
hakikatnya setiap pengetahuan (materi pelajaran) di dalamnya tesirat adanya nilai-nilai (Hartono,
2011). Oleh sebab itu, dalam setiap materi pelajaran di SD dipastikan juga terdapat nilai-nilai
layanan BK yaitu pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir yang juga perlu disampiakan
oleh guru-guru selain guru BK atau konselor.
Konsep layanan BK tersebut ternyata lebih dikembangkan dan dimodifikasi di SD Al-
Iryad Al-Islamiyyah Purwokerto menjadi layanan BK yang Komprehensif dan Terpadu. Secara
gamblang, implementasi layanan BK di SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah Purwokerto dapat
digambarkan menjadi sebuah kerangka konseptual keterpaduan layanan BK di Sekolah Dasar
adalah sebagai berikut:
Irham – Manajemen Bimbingan dan Konseling... 11
KESIMPULAN
dilepaskan dari manajemen BK itu sendiri. Oleh sebab itu, untuk menjamin keterpercayaan dan
akuntabilitas layanan, BK SD Al-Irsyad Al-Islamiyyah Purwokerto menjunjung tinggi peran dan
fungsi kepemimpinan, perubahan yang sistematis, kolaborasi dengan berbagai pihak dan
pendampingan yang berkelanjutan.
DAFTAR RUJUKAN
ASCA. (2005). The ASCA National Model: Framework for School Counseling Program.
ASCA:Alexandria:.
Bafadal, I. (2012). Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar: Dari Sentralisasi menuju
Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Bungin, B. (2001). Metode Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis Ke Arah Ragam Varian
Kontemporer. Jakarta: Raja Garafindo Persada.
Evertson, C M. dan Emmer, E T. (2011). Manajemen Kelas untuk Guru Sekolah Dasar. Jakarta:
KENCANA.
Gladding, S T. (2012). Konseling: Profesi yang Menyeluruh. Jakarta: Indeks.
Hanik, U. (2011). Implementasi TQM dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan. Semarang:
RaSAIL.
Hartono. (2011). Pendidikan Integratif. Purwokerto: STAIN Press.
Herawan, E & Hartini, N. 2009. “Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan” dalam
Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Kartadinata, dkk. (1999). Bimbingan di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud.
Kartadinata, S. (2011). “Arah Kebijakan Pengembangan dan Kode Etik Prfesi Bimbingan dan
Konseling Indonesia” dalam Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Kemendikbud. (2013). Modul Impelementasi Program Bimbingan dan Konseling dalam
Kurikulum 2013. Jakarta: PPPPTK Penjas dan BK.
Moleong, L J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: ROSDA.
Muhyidin. (2012). “Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Perubahan: Studi Kepemimpinan Kepala
MIN Tempel Sleman Periode 2003-2012”, Jurnal Dialektika, Vol.2 No.1 Jan-Apr 2012.
Mulyasana, D.(2012). Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: ROSDA.
Nasihin, S dan Sururi. (2012). Manajemen Peserta Didik dalam Majemen Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Nazir, M. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nurihsan, A J. (2011). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung:
Refika Aditama.
Nurihsan, A J dan Sudianto, A. (2005). Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
Jakarta: Grasindo.
Piarce, J A. & Robinson, RB. (2011). Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan
Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat.
Rahman, F. (2007). Modul Ajar Pengembangan dan Evaluasi Program BK. Yogyakarta: UNY.
Sagala, S. (2011). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.
Sahertian, P A. & Mataheru, F. (1981). Prinsip & Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta: Kencana.
Sarosa, S. (2012). Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar. Jakarta: Indeks.
Sukardi, D. K. dan Kusmawati, D. N. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta: Rineka Cipta.
Irham – Manajemen Bimbingan dan Konseling... 13
Winkel & Hastuti. (2007). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media
Abadi.
Wuryandani, W. (2014). “Internalisasi Nilai Karakter Disiplin di Sekolah Dasar”. (Unpublished
doctoral’s disertation). Bandung: UPI.
Yusuf, S. dan Nurihsan, A. J. (2010). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja
Rosda Karya dan UPI.