Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal EduMatSains, 3 (1) Juli 2018, 21-32

Pengaruh Perlakuan Panas terhadap Sifat Magnetik, Permitivitas dan


Permukaan Komposit Ba(2-x)La(x)Fe2O5 ( x = 0,3 dan 0,5 )
Patricius Purwanto * , Ade Mulyawan dan Yosef Sarwanto

Pusat Sain dan Teknologi Bahan Maju -BATAN,


Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan-15413,

*e-mail: ppurwanto88@gmail.com

Abstract
Composite of Ba(2-x)La(x)Fe2O5 has been made by powder metallurgy techniques. Ba(2-x)La(x)Fe2O5
were made with mixing of BaCO3, La2O3 and Fe2O3 with a specific weight ratio. The materials
composite tobe made with the technique of powder metallurgy with milling method for 2 hours and
heat treatment at 800 °C, 900 °C and 1000 °C for 5 hours. After the heat treatment tobe done
characterization with using Scanning Electron Microcope ( SEM ) to observe the surface morphology
and magnetic properties with Vibrating Sample Magnetometer (VSM) to study the magnetic
properties. The composite of Ba(2-x)La(x)Fe2O5 show that the magnetic moment and the magnetic field
strength decrease with increasing temperature sintering. Permittivity of Ba(2-x)La(x)Fe2O5 relatif stable
af frequence 1 Hz to 100 kHz. The results of surface morphology is known that the morphology of the
granulars of composite Ba(2-x)La(x)Fe2O5, regular grains with increasing temperature of sintering, the
spectrum EDS (Energy Dispersive Spectroscopy) showed some dominant element indicate that is have
same phase of analysis and formation composite magnetic. The composite of Ba(2-x)La(x)Fe2O5 show
that the magnetic moment and the magnetic field strength decrease with increasing temperature
sintering

Keywords: Composite Ba(2-x)La(x)Fe2O5, magnetic, pearmitivity, surface.

PENDAHULUAN yang disebut hematite dan magnetite


Penelitian bahan magnet yang telah (Fe3O4). Hematite digunakan sebagai bahan
dilakukan oleh peneliti sebelumnya, magnet keras, sedangkan magnetite sebagai
meliputi paramter magnet yaitu kuat medan bahan magnet lunak (M.J. Molaei et al.
(Hc), momen magnet rimanen (Mr) dan 2012; A. Singh et al.2010). Efek temperatur
momen magnet jenuh (Ms). (P. Sebayang & sintering terhadap sifat magnet dan struktur
Mulyadi. 2011; A. Katoch et al.2013). kristal serta sifat listrik telah dipelajari
Ketidakmurnian fasa pada bahan magnet (Novizal et al.2014; P. Purwanto et al.2016).
tergantung pada proses pembuatan dan Sifat struktur bahan komposit magnet telah
kehomogenitas fasa dan perlakuan panas dipelajari dan diteliti oleh peneliti untuk
( S.I. Srikrishna Ramya & C.K. mendapat bahan komposit yang dapat
Mahadevan.2014). menyerap gelombang atau dikenal dengan
Bahan magnet ferrite yang terdapat bahan absorber (A. Singh et al. 2010; N.K.
pada besi dalam bentuk oksida besi (Fe2O3) Singh; Sameer Duggal & Gagan Deep Aul.

21
Patricius Purwanto, et al Jurnal EduMatSains, Juli 2018|Vol.3|No.1

2014). Untuk mengetahui bahan komposit Parameter yang akan diteliti untuk
yang baik, perlu dilakukan penelitian bahan mengetahui sifat bahan magnet dilakukan
komposit pada permukaan bahan untuk dengan VSM dan SEM yang
mengetahui morfologi permukaan. Dengan mengidentifikasikan sifat magnet dan
mengetahui morfologi permukaan bahan morfologi permukaan. Hasil yang
komposit dapat mengetahui secara visual diharapkan dari bahan campuran berupa
tentang serapan gelombang serta komposit berbasis bahan magnet yang
karakterisasi sifat magnet dan listrik dapat dimanfaatkan untuk absorber dengan
(Priyono & Azwar Manaf. 2010; Ashima et memenuhi persyaratan yang sudah
al. 2012). ditentukan.
Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan peneliti sebelumnya, selanjutnya METODE PENELITIAN
dilakukan pembuatan magnet untuk Tata Kerja.
absorber, digunakan bahan sebagai berikut : Komposit Ba(2-x)La(x)Fe2O5 dibuat
Fe2O3, BaCO3 dan La2O3. Dengan dengan metode metalurgi serbuk dengan
perbandingan persen berat didapat perbandingan berat. Bahan yang diperlukan
komposisi bahan Fe2O3, BaCO3 dan La2O3. sebagai berikut : BaCO3 (Aldrich,
Pembuatan magnet untuk absorber anti kemurnian 99,9 %), La2O3 (Aldrich,
radar masih banyak dikembangkan, salah kemurnian 99,9 %) dan Fe2O3 (Aldrich,
satunya adalah komposit Ba(2-x)La (x)Fe2O5. kemurnian 99,9 %). Perbandingan
Pembuatan komposit magnet Ba(2-x)La komposisi berat ditunjukkan pada Tabel 1.
(x)Fe2O5 dengan menggunakan metode Persamaan kimia untuk pembuatan
metalurgi serbuk. Proses pembuatan bahan komposit adalah :
magnet meliputi proses preparasi serbuk, (2-x)BaCO3 + (x/2)La2O3 + Fe2O3
milling, sintering, dan pendinginan lambat. Ba(2-x)La(x)Fe2O5 + (2-x)CO2+ ( x/4)O2
Proses metalurgi serbuk dengan
menggunakan milling lebih baik Ketiga bahan tersebut dicampurkan
dibandingkan penggerusan dengan mortal. kedalam wadah Vial sebanyak 10 gr dan
Kelebihannya dengan milling waktu lebih dilakukan milling selama 2 jam. Setelah
lama dan diperoleh serbuk lebih homogen. milling dipanaskan selama 5 jam pada suhu
800 oC, 900 oC dan 1000 oC didinginkan

22
Pengaruh Perlakuan Panas terhadap sifat

dengan lambat. Dilanjutkan dengan magnet jenuh tidak teratur seiring dengan
pengujian sifat magnetik dan morfologi naiknya suhu sinter, sedangkan kuat medan
permukaan. Peralatan yang digunakan yaitu magnet (Hc) tidak teratur seiring dengan
VSM merek OXFORD, LCR-meter merek naiknya suhu sintering. Dari gambar 1(a-b)
HIOKI-3523-50 dan SEM merek JEOL- dihitung nilai momen magnet Ms, Mr dan
JSM-6510-LA, peralatan ini berada di Hc yang ditunjukkan pada Tabel 2.
PSTBM-BATAN. Pada Tabel 2, menunjukkan bahwa
moment magnetik jenuh ( Ms) dan momen
Tabel 1. Komposisi Ba(2-x)Sr(x)Fe2O5 magnet remanen ( Mr ) serta kuat medan
X BaCO3 La2O3 Fe2O3 magnet ( Hc ) pada bahan Ba(2-x)La(x)Fe2O5
(gr) (gr) ( gr) naik naiknya suhu sinter.
0,3 6,2825 0,8711 2,8463
0,5 5,6326 1,4753 2,8901 Tabel 2. Parameter Ba(2-x)La(x)Fe2O5
X T Ms Mr Hc

HASIL DAN PEMBAHASAN (˚C ) (emu/g) (emu/g) (10 k.Oe)


0,3 800 0,263 0,069 0,071
a. Sifat Magnet Ba(2-x)La(x)Fe2O5.
900 2,526 1,190 0,256
Gambar 1, menunjukkkan hubungan
1000 0,572 0,001 0,009
antara momen magnet terhadap kuat medan
0,5 800 1,811 0,964 0,235
magnet pada bahan Ba(2-x)La(x)Fe2O5 untuk
900 3.753 2,017 0,283
x= 0,3 dan 0,5.
1000 2,059 0,609 0,192
Pada gambar 1a, kurva histerisis yang
baik yaitu pada suhu sinter T3 = 1000 ˚C,
b. Permitivitas Ba(2-x)La(x)Fe2O5
sedangkan pada suhu sinter T1 = 800 ˚C
Permitivitas listrik pada bahan
dan T2=900 ˚C belum terbentuk kurva
komposit Ba(2-x)La(x)Fe2O5 turun seiring
histerisis yang berati pada x=0,3 pada suhu
dengan naiknya frekuensi, ditunjukkan
sinter bahan tersebut bersifat paramganetik.
pada Gambar 2. Permitivitas pada
Gambar 1b, kurva histerisis sudah
komposit pada Ba(2-x)La(x)Fe2O5
terbentuk seiring dengan naiknya suhu
menggunakan model persamaan :
sinter, dari kurva histerisis tersebut bahwa
ε = Cp.t/εoA
momen magnet remanen dan momen

23
Patricius Purwanto, et al Jurnal EduMatSains, Juli 2018|Vol.3|No.1

dimana: Cp adalah kapasitan (pF), t listrik tergantung banyak faktor seperti


adalah ketebalan sampel dalam cm, A interstisi, ukuran ion, suhu, struktur kristal,
adalah luas permukaan dalam cm2 dan εo komposisi dan perubahan fasa.
adalah permitivitas dalam ruang hampa Kurva permitivitas terhahap frekuensi
mempunyai nilai 8,854×10-2 pF/cm. tampak pada frekuensi dibawah 1 Hz nilai
Permitivitas suatu bahan naik dan permitivitas tinggi, sedangkan frekuensi
turun banyak faktor dari percobaan yang diatas 1 Hz permitivitas mempunya nilai
telah dilakukan. Menurut ( Padma Kumar P, stabil seiring dengan naiknya frekuensi. Hal
et al.2006), permitivitas pada bahan saling ini ditunjukkan pada Gambar 2, dengan
berhubungan dengan kapasitansi dan komposisi yang berbeda ( x = 0,3 dan x =
konduktivitas, sehingga parameter sifat 0,5 ).

a b

Gambar 1. Hubungan antara momen terhadap kuat medan magnet pada Ba(2-x)La(x)Fe2O5
(a) x=0,3 (b) x=0,5

24
Pengaruh Perlakuan Panas terhadap sifat

a b

Gambar 2. Permitivitas Ba(2-x)La(x)Fe2O5 dengan vaiasi suhu sinter (a) x = 0,3 (b). x = 0,5.

antara butiran. Sedemikian juga pada komposit


c. Permukaan Ba(2-x)La(x)Fe2O5 dengan x = 0,5 morfologi permukaan, tampak
Morfologi permukaan Ba(2-x)La(x)Fe2O5 terlihat tidah jauh berdeda dengan komposit
dengan variasi suhu sinter dan komposisi pada x =0,3 , ditunjukkan pada Gambar 4.
dengan pembesaran 10000 X, Dari Gambar 3 dan Gambar 4, morfologi
diperlihatkan pada Gambar 3 dan Gambar permukaan komposit Ba(2-x)La(x)Fe2O5,
4. perbedaan ukuran butiran tidak tampak jelas,
Dari Gambar 3, tampak morfologi sehingga untuk menjelaskan hubungan antara
permukaan komposit Ba(2-x)La(x)Fe2O5 morfologi permukaan dengan sifat kemagnetan
dengan x = 0,3 tampak butiran sudah dan permitivitas belum dapat dijelaskan secara
terbentuk tetapi masih kelihatan rongga lebih mendalam.

25
Patricius Purwanto, et al Jurnal EduMatSains, Juli 2018|Vol.3|No.1

a b

Gambar 3. Morfologi permukaan pada komposit Ba(2-x)La(x)Fe2O5 untuk x = 0,3 dengan variasi
suhu sinter a). T1 = 800 ˚C b). T2 = 900 ˚C c). T3 = 1000 ˚C

26
Pengaruh Perlakuan Panas terhadap sifat

a b

Gambar 4. Morfologi permukaan pada komposit Ba(2-x)La(x)Fe2O5 untuk x = 0,5 dengan variasi
suhu sinter a). T1 = 800 ˚C b). T2 = 900 ˚C c). T3 = 1000 ˚C

Pada Gambar 5, menunjukkan 1000 °C dengan x=0,5 yang terdeteksi. Unsur


spektrum EDS pada suhu perlakuan panas Cu dan Au terdeteksi merupakan sampel holder.
( suhu sinter ) pada Tsinter = 800 ̊C dan Unsur-unsur lain yang terdeteksi merupkan
Tsinter = 1000 ̊C. Dari analisis spektrum pengotor dalam pembuatan komposit Ba(2-
EDS diperoleh hasil unusr yang terdeteksi x)La(x)Fe2O5. Dari hasil pengamatan dengan
yang ditunjukkan pada Tabel 3a dan 3b. EDS, sedemikian hingga bahwa pengaruh suhu
Dari Tabel 3, unsur La tidak terdeteksi sinter dan proses pencampuran dengan metode
pada x =0,3 dan x=0,5 pada suhu sinter milling.
T= 800 °C, sedangkan pada suhu sinter

27
Patricius Purwanto, et al Jurnal EduMatSains, Juli 2018|Vol.3|No.1

b
a

Gambar 5. EDS permukaan pada komposit Ba(2-x)La(x)Fe2O5 dengan perlakuan panas Tsinter =
800 ˚C, a). x = 0,3 b). x = 0,5

b
a

Gambar 6. EDS permukaan pada komposit Ba(2-x)La(x)Fe2O5 dengan perlakuan panas Tsinter =
1000 ˚C, a). x = 0,3 b). x = 0,5

28
Pengaruh Perlakuan Panas terhadap sifat

Tabel 3a. Hasil EDS Ba(2-x)La(x)Fe2O5 dalam % berat, Tsinter = 800 ˚C.
Unsur x = 0,3 x = 0,5
O 24,67 16,67
Al 0,64 0,61
Cl --- 0,61
Fe 12,75 21,18
Ba 33,20 44,55
La --- ---
Cu 2,00 2,72
C 26,75 13,66

Tabel 3b. Hasil EDS Ba(2-x)La(x)Fe2O5 dalam % berat,Tsinter = 1000 ˚C.


Unsur x = 0,3 x = 0,5
O 12,24 23,50
Al 0,79 0,94
Cl 0,44 ---
Fe 22,90 11,01
Ba 49,29 28,35
La --- 13,06
Au 14,33 9,78
Cu --- 2,48
C --- 8,93

KESIMPULAN kompositnya relatif stabil pada kisaran


Komposit Ba(2-x)La(x)Fe2O5 telah dibuat frekuensi 1 Hz sampai 100 kHz. Perubahan
dengan metalurgi serbuk. Hasil pengukuran morfologi permukaan komposit Ba(2-
sifat magnetik komposit Ba(2-x)La(x)Fe2O5 x)La(x)Fe2O5 terutama pada butiran tidak
memperlihatkan bahwa momen magnetik signifikan terhadap suhu sinter. Dari hasil
dan kuat medan magnet turun seiring penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
dengan naiknya suhu sinter. Permitivitas perlakuan panas pada komposit Ba(2-

29
Patricius Purwanto, et al Jurnal EduMatSains, Juli 2018|Vol.3|No.1

x)La(x)Fe2O5. dapat mempengaruhi M.J. Molaei et al. 2012. Synthesis and


perubahan pada parameter magnet, bentuk Characterization of
butiran dan morfologi permukaan. BaFe12O19/Fe3O4 and
BaFe12O19/Fe/Fe3O4 Magntic
UCAPAN TERIMAKASIH Nanocomposite. Powder
Peneliti mengucapkan terima kasih Technology.211: 292-295.
kepada teman-teman di BSBM-PSTBM N.K. Singh, Pritam Kumar, Radheshyam
yang telah membantu dalam penelitian ini. Rai. 2011. Comparative Study of
Peneliti mengucapkan terima kasih atas Structure, Dielecctric and electrical
pemakaian alat VSM dan SEM. Peneliti Behavior of Ba(Fe0.5Nb0.5)O3
mengucapkan terima kasih atas dukungan Ceramics and Their Solid Solution
dana DIPA-2016. With BaTiO3. Advance Materials
Letters.2: 200-205.
Novizal, A. Manaf, M. Hikam.2014. Effect
DAFTAR PUSTAKA
of Temperature on Ba(1-
A. Katoch, T. Singh, B.S. Sandhu.2013.
x)SrxFe11.4Ti0.3Mn0.3O19( x=0.3, 0.7)
Influence of Doping of Rare Earth
Against Crystallite Size
Ion on Structural Electrical and
Characterization and Properties of
Dielectric Properties of SrM-
Sof Magnetic. International Journal
Hexaferrite. International Journal of
of Engineering & Technology.14 :
Research in Advant Technology.1:
88-92.
456-465.
Padma Kumar,P., and S. Yashonath. 2006.
Ashima et al. 2012. Rietveld Refinement,
Ionic conduction in the solid state.
electrical Properties and Magnetig
Journal of chemical Science 118 :
Characteristics of Ca-Sr Substituted
134-154.
Barium Hexaferites. Journal of
P. Purwanto, W.A. Adi and Yunasfi. 2016.
Alloy and Compounds.513: 436-444.
Effect of Heat Treatment on The
A. Singh et al.2010. Electrical and
Crystal Structure, electrical
Magnetic Properties of Rare Earth
Conductivity and surface of
Substituted Strontium Hexaferrites.
Ba(1.5)Sr(0.5)Fe2O5 Composte. The
Journal of Ceramic Processing
4th International Conference on
Research.11: 241-249.
30
Pengaruh Perlakuan Panas terhadap sifat

Advance Material Conference


Science and Technology (ICAMST-
2016). Malang.
P. Sebayang & Mulyadi. 2011. Kajian
Struktur Mikro Terhadap Sifat
Magnetik pada Magnet Permanen
Ba0.6Fe2O3. Telaah Jurnal Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.29 : 55-
62.
Priyono & Azwar Manaf. 2010. Material
Magnetik Barium Heksaferit Tipe-
M Untuk material Anti Radar Pada
Frekuensi S-Band. Jurnal Sains
Materi Indonesia.11: 75-78.
Sameer Duggal & Gagan Deep Aul. 2014.
Review on Effect of Electric
Permittivity and Magnetic Pearbility
Over Microwive Absorbing
Materials at Low Frequencies.
International Journal of
Engineering and Advance
Technology.3: 12-19.
S.I. Srikrishna Ramya & C.K.
Mahadevan.2014. Effect of
Calcination on the Electrical
Properties and Quantum
Confinement of Fe2O3 Nanoparticle.
International Journal of Research In
Engineering and Technology.3:
570-573.

31
Patricius Purwanto, et al Jurnal EduMatSains, Juli 2018|Vol.3|No.1

32

You might also like