Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Manusia Dan Agama - Kelompok 2
Jurnal Manusia Dan Agama - Kelompok 2
Diajukan sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama yang Diampu
oleh Iwan Sanusi, S.Pd.I., M.Pd.
Gilang Febriana Pratama, Kiagus Muhamad Hilmi Asyadillah, Iwan Sanusi S.Pd.I., M.Pd.
gilang.tptl20@polban.ac.id
Kp. Sukamaju RW 02/ RT 01 Kec. Samarang, Kab. Garut
kiagus.muhamad.tptl20@polban.ac.id
Jl. Cijerah 2 Blok 22 No. 50 Bandung
ABSTRACT
Humans are endowed with reason as their privilege compared to other creatures. One of the advantages of humans
that can be compared to other creatures is called nature. Namely, a natural tendency from birth. Since the beginning of
its birth, humans have had a built-in religion, namely the religion of monotheism. However, there are many factors that
can distort human nature. Therefore, understanding the nature of religious nature is very important in order to achieve
religious humans in accordance with the guidance of His Messenger.
This study aims to reveal how the nature of human nature and religion in an Islamic perspective based on primary
sources, namely the verses of the Al-Qur'an and Al-Hadith. In this study, researchers used a qualitative research model
with a literature review. Qualitative research aims to obtain a complete picture of something according to the human
perspective being studied.
The results of this study indicate that the nature of religion is an innate potential that gives humans the ability to
submit, obey to carry out God's commands as the creator, ruler and guardian of the universe. There are so many people
who come out of their nature that they should hold even though Allah SWT has instilled a straight fitrah. in him from
birth. This is a sign of the instability of the human condition from the point of view of the Qur'an, especially from the
letter Ar-Ruum verse 30. To prevent the instability of human nature, it is confirmed by the existence of the verse of the
Qur'an, Surat Ali-Imron verse 19. That Islam is the only religion that is pleased by Allah.
Keywords : Humans, Nature , Religion, Islam
ABSTRAK
Manusia dikaruniai akal sebagai keistimewaanya dibanding makhluk-makhluk yang lain. Salah
satu keunggulan manusia dapat dibandingkan dengan makhluk lainnya disebut dengan fitrah. Yakni
kecenderungan alamiah bawaan sejak lahir. Sejak awal kelahirannya manusia telah memiliki agama
bawaan yakni agama tauhid. Namun banyak faktor-faktor yang dapat membelokkan fitrah manusia
tersebut. Oleh karena itu pemahaman terhadap hakikat fitrah beragama sangat penting guna mencapai
manusia beragama yang sesuai dengan tuntunan Rasul-Nya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana hakikat fitrah manusia dan agama dalam
perepektif islam dengan dilandaskan pada sumber primer yakni ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan model penelitian kualitatif dengan kajian literatur. Penelitian
kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan
manusia yang diteliti.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fitrah beragama merupakan potensi bawaan yang
memberikan kemampuan kepada manusia untuk tunduk, taat melaksanakan perintah Tuhan sebagai
pencipta, penguasa dan pemelihara alam semesta. Banyak sekali manusia yang keluar dari fitrahnya
yang semestinya ia pegang padahal Allah SWT telah menanamkan fitrah yang lurus dalam dirinya sejak
lahir. Hal ini merupakan suatu tanda ketidakstabilan kondisi manusia dilihat dari sudut pandang Al-
Qur’an, khususnya dari surat Ar-Ruum ayat 30. Untuk mencegah ketidakstabilan fitrah manusia
tersebut ditegaskan dengan adanya ayat Al-Qur’an Surat Ali-Imron ayat 19 bahwa Islam sebagai satu-
satunya agama yang diridhai oleh Allah.
Kata Kunci : Manusia, Fitrah, Agama, Islam
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yang sangat istimewa. Karena manusia dikaruniai akal sebagai
keistimewaanya dibanding makhluk-makhluk yang lain. Manusia merupakan makhluk yang mulia dari
semua makhluk yang ada di bumi ini. Allah yang memberikan manusia dengan berbagai keutamaan
dengan ciri khas yang membedakan makhluk satu dengan makhluk yang lainnya.
Islam menyatakan bahwa kemampuan dasar dan keunggulan manusia dapat dibandingkan
dengan makhluk lainnya disebut dengan fitrah. Secara global fitrah merupakan kecenderungan alamiah
bawaan sejak lahir. Penciptaan terhadap sesuatu ada untuk pertama kalinya dan struktur alamiah
manusia sejak awal kelahirannya telah memiliki agama bawaan secara alamiah yakni agama tauhid.
Islam sebagai agama fitrah tidak hanya sesuai dengan naluri keberagamaan manusia bahkan menunjang
pertumbuhan dan perkembangan fitrahnya. Hal ini menjadikan eksistensinya utuh dengan
kepribadiannya yang sempurna.
Kata Fitrah yang dalam pengertian etimologi mengandung arti kejadian. Secara umum makna
fitrah dalam Al-Quran dapat dikelompokan kedalam empat makna. Pertama, sebagai proses
penciptaan langit dan bumi. Kedua, proses penciptaan untuk manusia. Ketiga, mengatur alam semesta
dan isinya secara lebih serasi dan seimbang. Keempat, memberikan makna pada agama Allah sebagai
acuan dasar dan pedoman bagi manusia dalam menjalankan setiap tugas dan fungsinya.
Al-Quran yang merupakan sumber utama dalam Islam tak jarang berbicara mengenai fitrah,
yang secara normatif sarat dengan nilai-nilai transendental-ilahiyah dan insaniyah. Artinya, di satu sisi
memusatkan perhatian pada fitrah manusia dengan sumber daya manusianya, baik jasmaniah maupun
rohaniah sebagai potensi yang siap dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya melalui proses humani.
Sehingga keberadaan manusia semakin bermakna. Di sisi lain, pengembangan kualitas sumber daya
manusia tersebut dilaksanakan selaras dengan prinsip-prinsip ketauhidan, baik tauhid rububiyah
maupun tauhid uluhiyah.
Oleh sebab itu, manusia, agama dan islam merupakan masalah yang sangat penting, karena
ketiganya mempunyai pengaruh besar dalam pembinaan generasi yang akan datang, yang tetap beriman
kepada Allah dan tetap berpegang pada nila-nilai spiritual yang sesuai dengan agama- agama samawi
(agama yang datang dari langit atau agama wahyu). Agama merupakan sarana yang menjamin
kelapangan dada dalam individu dan menumbuhkan ketenangan hati pemeluknya.
METODE PENELETIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah model penelitian kualitatif dengan kajian literatur.
Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut
pandangan manusia yang diteliti. Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat,
atau kepercayaan orang yang diteliti, yang tidak dapat diukur dengan angka.
B. Fungsi Agama
Sebagai apa yang dipercayai, agama memiliki peranan penting dalam hidup dan kehidupan
manusia baik secara pribadi maupun secara kelompok. Secara umum agama berfungsi sebagai jalan
penuntun penganutnya untuk mencapai ketenangan hidup dan kebahagian di dunia maupun di
kehidupan kelak. Menurut Hendro Puspito, fungsi agama bagi manusia meliputi :
a) Fungsi Edukatif
Manusia mempercayakan fungsi edukatif pada agama yang mencakup tugas mengajar dan
membimbing. Keberhasilan pendidikan terletak pada pendayagunaan nilai-nilai rohani yang
merupakan pokok-pokok kepercayaan agama. Nilai yang diresapkan antara lain makna dan
tujuan hidup, hati nurani,rasa tanggung jawab dan tuhan.
b) Fungsi Penyelematan
Agama dengan segala ajarannya memberikan jaminan kepada manusia pada keselamatan di dunia
dan akhirat.
c) Fungsi Pengawasan Sosial
Agama ikut bertanggung jawab terhadap norma-norma sosial sehingga agama menyeleksi
kaidah-kaidah sosial yang ada, mengukuhkan yang baik dan menolak kaidah yang buruk agar
selanjutnya ditinggalkan dan dianggap sebagai larangan. Agama juga memberi sanksi-sanksi yang
harus dijatuhkan kepada orang yang melanggar larangan dan mengadakan pengawasan yang
ketat atas pelaksanaannya.
d) Fungsi Memupuk Persaudaraan
Persamaan keyakinan merupakan salah satu persamaan yang bisa memupuk rasa persaudaraan
yang kuat. Manusia dalam persaudaraan bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja,
melainkan seluruh pribadinya juga dilibatkan dalam suatu keintiman yang terdalam dengan
sesuatu yang tertinggi yang dipercaya bersama.
e) Fungsi Transformatif
Agama mampu melakukan perubahan terhadap bentuk kehidupan masyarakat lama ke dalam
bentuk kehidupan baru. Hal ini dapat berarti pula menggantikan nilai-nilai lama dengan
menanamkan nilai-nilai baru. Transformasi ini dilakukan pada nilai-nilai adat yang kurang
manusiawi. Sebagai contoh kaum Qurais pada jaman Nabi Muhammad yang memilikikebiasaan
jahiliyah karena kedatangan Islam sebagai agama yang menanamkan nilai-nilai baru sehingga
nilai-nilai lama yang tidak manusiawi dihilangkan.
f) Fungsi Pendamaian
Melalui agama seseorang yang berdosa dapat mencapai kedamaian batin melalui tuntunan
agama. Rasa berdosa dan rasa bersalah akan segera menjadi hilang dari batinnya jika seorang
pelanggar telah menebus dosanya melaui tobat, pensucian atau penebusan dosa.
g) Berfungsi Sublimatif
Ajaran agama mengkuduskan segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat duniawi namun
juga yang bersifat ukhrawi. Segala usaha tersebut selama tidak bertentangan dengan norma-
norma agama, dilakukan secara tulus ikhlas karena dan untuk Allah adalah ibadah.
h) Berfungsi Kreatif
Agama mendorong dan mengajak para penganutnya untuk bekerja produktif bukan saja untuk
kepentingan dirinya sendiri, tetapi juga demikepentingan orang lain. Penganut agama tidak hanya
disuruh bekerja secara rutin, akan tetapi juga dituntut melakukan inovasi dan penemuan baru.
SIMPULAN
Agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan yang terkandung dalam kitab suci dan
kekuasaannya mutlak yang harus ditaati tanpa terkecuali dalam segala bentuk peribadatan yang telah
digariskan-Nya dengan penuh rasa ikhlas yang diwujudkan dalam i’tikad (kepercayaan), Akhlaq (budi
pekerti), dan amal salih.
Agama memiliki peranan penting dalam hidup dan kehidupan manusia baik secara pribadi
maupun secara kelompok. Secara umum agama berfungsi sebagai jalan penuntun penganutnya untuk
mencapai ketenangan hidup dan kebahagian di dunia maupun di kehidupan kelak.
Secara umum, ruang lingkup suatu agama meliputi unsur unsur sebagai berikut, yaitu: substansi
yang disembah, kitab suci, pembawa ajaran, pokok-pokok ajaran, dan aliran-alirannya. Selain itu agama
mengandung unsur: pertama, kepercayaan pada adanya tuhan. Kedua, unsur kepercayaan yang
diwujudkan dalam bentuk ibadah. Ketiga, unsur respon yang bersifat emosional dari manusia.
Keempat, unsur paham adanya yang kudus (sacred) dan suci, dalam bentuk kekuatan gaib.
Fitrah memiliki banyak dimensi, tetapi dimensi yang terpenting adalah fitrah agama. Manusia
sejak lahir mempunyai naluri atau insting yang beragama, dan mengakui adanya dzat Allah, namun
ketika dia lahir cendrung pada al-hanif, yakni rindu akan kebenaran mutlak Allah.
Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, berupa keyakinan
perintah dan larangan yang menjamin kebahagiaan didunia dan akhirat. Islam adalah satu-satunya
agama yang diridhai Allah. Kesempurnaan agama islam terletak pada mencakup semua aspek dalam
hal ketauhidan, aqidah, ibadah hingga muamalahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Gholib, Achmad. 2006. Study Islam Pengantar Memahami Agama Al-Qur’an al Hadits dan Sejarah Peradaban
Islam. Jakarta : Faza Media.
Mujib, Abdul. 1999. Fitrah & Kepribadian Islam Sebuah Pendekatan Psikologis. Jakarta : Darul Falah.
Nasution, Harun. 1979. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta : Bulan Bintang.
Nasution, Zakaria. 1991. Asas Ajaran Agama Islam. Medan : Perdana Publishing.
Puspito, Hendro. 1990. Sosiologi Agama. Yogyakarta : Kanisius dan BPK Gunung Mulia.
Raharjo, Dawam. 1999. Pandangan Al-Qur’an tentang Manusia dalam Pendidikan & Persepektif Al-Qur’an.
Yogyakarta : LPPI.
Sodikin, R. Abuy. 2003. Konsep Agama dan Islam. Jurnal Al - Qalam, Vol. 20 (97).