5508 16439 1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

p-ISSN: 2598-1218 Volume 5 Nomor 1 Tahun 2022

e-ISSN: 2598-1226 DOI : 10.31604/jpm.v5i1.399-407


PENGHIJAUAN LAHAN NON PRODUKTIF DI KAMPUNG
BERUA OBJEK WISATA RAMMANG-RAMMANG MAROS
Saiful1), Hamid Ismail2), Amran Asriadi3), Erwin Akib4), Rina Asrini Bakri5)
1)
English Education Department, University Muhammadiyah Makassar
2)
English Education Department, STKIP KIE Raha Ternate
3)
Agribisnis Department, University Muhammadiyah Makassar
4)
English Education Department, University Muhammadiyah Makassar
5)
English Education Department, STKIP YPUP Makassar
saiful@unismuh.ac.id, hamidismail1961@gmail.com, Amranasriadi@unismuh.ac.id,
erwinakib@unismuh.ac.id, rinaasrini@yahoo.com

Abstract

Rammang-Rammang looks barren around the Berua village tourist attraction, Pier 3, the final destination
of the boat docking, the barrenness of this area is due to the lack of attention of the local community to
take advantage of the vacant land in the object, so the initiation of the service plans to carry out
reforestation in the Rammang-Rammang tourist attraction area. Rammang uses the existing land to make
it look green. In realizing this service, a persuasive approach of mutual cooperation is needed for the
Rammang-Rammang Ecotourism group in improving the quality of human resources for farmers in
Rammang-Rammang and local residents with breakthroughs in reforesting agricultural land that can be
used as objects for picking vegetables so that it certainly has an impact on the quality of public services
better for foreign and domestic tourists with the nuances of picking vegetables. Servants carry out the
land use socialization process in the form of pilot counseling for land voters starting from land processing
activities, short-term palawija plant selection for rice post-harvest locations, seed nursery techniques, pilot
breeding of ready-to-plant land, planting and transferring seeds to planting areas where hatcheries are
located, post-planting land care, organic fertilization and harvesting. The output of this activity is the
reforestation of land that can be used as an alternative object at the Rammang-Rammang tourism object in
Berua Village, Salenrang Maros.

Keywords: Non-Productive land use, Reforestation, Farming.

Abstrak

Rammang-Rammang terlihat tandus di sepantaran objek wisata kampung Berua dermaga 3 tujuan akhir
perahu berlabuh, tandusnya wilayah ini di sebabkan kurangnya perhatian masyarakat setempat untuk
memanfaatkan lahan kosong yang ada di objek tersebut, sehingga inisiasi dari pengabdi berencana
melakukan penghijauan di daerah objek wisata Rammang-Rammang dengan pemanfaatan lahan yang ada
supaya Nampak hijau dan memiliki tambahan objek dengan penanaman sayur palawija. Dalam
merealisaikan pengabdian ini dibutuhkan pendekatan persuasif kegotongroyongan kepada kelompok
Ekowisata Rammang-Rammang dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia para petani di
Rammang-Rammang dan warga sekitar dengan terobosan penghijauan lahan pertanian yang bisa di
jadikan sebagai objek petik sayur sehingga tentunya berdampak pada kualitas pelayanan publik yang
lebih baik untuk para wisatawan mancanegara dan domestik dengan nuansa objek wisata petik sayur.
Pengabdi melaksanakan proses sosialisasi pemanfaatan lahan berupa penyuluhan percontohan bagi
pemilih lahan di mulai dari kegiatan pengolahan lahan, pemilihan tanaman palawija jangka pendek untuk
lokasi pasca panen padi, Teknik persemaian benih, percontohan pembedengan lahan siap tanam,
penanaman dan pemindahan benih ke areal tanam lokasi pembendengan, perawatan lahan pasca tanam,
pemupukan organik dan panen. Luaran kegiatan ini adalah penghijauan lahan yang bisa di jadikan objek
alternative di objek wisata Rammang-Rammang Kampung Berua Salenrang Maros.

Kata kunci: Pemanfaatan lahan non-produktif, penghijauan, bercocok tanam.

MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat│399


MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 1 Tahun 2022 Hal 399-407

PENDAHULUAN pecahkan dengan solusi yang mumpuni


Rammang-Rammang Desa oleh pengusul dan mitra nantinya.
Salenrang berada di Kecamatan Bontoa Permasalahan dengan lahan kosong
Kabupaten Maros Sulawesi Selatan, yang tidak di manfaatkan oleh
berbatasan langsung dengan Kota masyarakat setempat warga kampung
Makassar di bagian Barat, keadaan berua telah di berikan saran dan solusi
tanah di daerah Rammang-Rammang oleh pengusul dan mitra dengan
relatif berkapur sehingga cocok untuk memanfaatkan lahan ini sebaik baiknya
bercocok tanam dengan jenis palawija sehinnga berinisiatif melakukan
yang cocok untuk tanah kapur sehingga penghijauan di lahan kosong ini dengan
pada pengabdian ini tim pengabdi menambah objek alternatif di Kampung
menentukan 3 jenis tanaman yaitu Berua yaitu melakukan bercocok tanam
kacang tanah, cabe rawit, dan tomat. palawija sayur mayur yang akan
Luas lahan pertanian di daerah melibatkan wisatawan yang datang
Kampung Berua Rammang-Rammang dengan bercocok tanam. Pada musim
mayoritas adalah areal persawahan dan panen wisatawan juga akan disuguhi
tambak, untuk areal sawah luasnya dengan objek alternatif yang tak kalah
mencapai 37 Ha dan tambak mencapai menyenangkan dengan melakukan
32 Ha lahan yang terlihat pada saat panen sayur. Edukasi dan penyuluhan
memasuki objek wisata Kampung pertanian untuk melihat progress
Berua. Jumlah warga yang bermukim di perbaikan dimasa new normal ini di
kampung ini sebanyak 17 kepala harapkan dapat membangkitkan
keluarga yang memiliki mata kembali pariwisata dengan totalitas
pencaharian sebagai petani sekaligus pelayanan di objek wisata dan nuansa
penambak, dan peternak. Tingkat berbeda dengan adanya kegiatan
Pendidikan warga tidak ada yang tamat penghijauan tersebut. Pada pemanfaatan
pada tingkatan sekolah menengah atas, lahan non produktif di daerah
rata-rata warga hanya tamat sekolah Rammang-Rammang Kampung Berua
dasar. Kondisi dan relief Rammang- sebagaimana kesepakaatan bersama
Rammang khususnya di Kampung antara pengusul dan mitra yaitu dengan
Berua terlihat tandus karena sawah melaksanakan penghijauan berupa
tadah hujan yang di garap sekali dalam penanaman tanaman palawija yang juga
setahun dan di biarkan begitu saja oleh di jadikan sebagai salah satu tambahan
pemilik lahan. Lahan kosong ini wisata alternative dan jarang di jumpai
mengurangi nuansa wisata sebelum ke di objek wisata lainya adalah dengan
puncak padang ammarrung. Untuk pelaksanaan bercocok tanam yang
menambah ke khasan daerah Kampung nantinya bisa melibatkan para
Berua perlu dilakukan inovasi baru wisatawan untuk terlibat berpartisipasi
yang bisa membawa masyarakat melakukan penanaman dan
setempat menambah passive income penghijauan. Pengusul dan mitra yakin
mereka dengan menggarap lahan pada awalnya dan membuktikan
kosong tersebut menjadi berguna dan kegiatan wisata yang satu ini akan
bermanfaat. Kajian pertanian ini akan di banyak di gemari pengunjung

400
Saiful,dkk. Penghijauan Lahan Non Produktif Di Kampung Berua Objek Wisata …

khususnya untuk group sekolah


perkotaan yang dapat langsung praktek
di tempat. Selain itu, pengusul dan
mitra juga memiliki program panen
dengan melibatkan wisatawan tentunya.
Diharapkan hasil dari kegiatan ini bisa
membantu masyarakat sekitar dalam
upaya menambah passive income
mereka, di situasi pandemic sekarang
ini bilamana wisatawan berkurang Gambar 1. Contoh lahan non produktif
berkunjung ke objek wisata Rammang- tempat penanaman palawija sebagai objek
alternatif
Rammang hasil panen dikonsumsi oleh
masyarakat atau di jual langsung. Untuk METODE PENELITIAN
mengukur efektifitas keberhasilan Pada pelaksanaan kegiatan
pengabdian ini maka bisa dengan penghijauan dengan program bercocok
melaksanakan interview langsung tanam palawija akan dilaksanakan
kepada pemilik lahan nantinya perihal dengan metode sebagai berikut;
hasil produksi pertanian dan seberapa 1. Program ini berlangsung
sukses program ini dengan melibatkan mitra pengguna
melaksanakan survey dan dokumentasi. lahan yang di tunjuk
Penerapan IPTEK pada kegiatan langsung oleh Ketua
penghijauan bercocok tanam palawija Ekowisata Rammang-
bisa di laksanakan dengan Rammang mengikuti
memanfaatkan lahan secara produktif, program penyuluhan
penggunaan sistem pengolahan dan mengenai cara bercocok
penggarapan yang sesuai standar teori. tanam, panen dan teknis
Mengikuti dan mengaplikasikan pengolahan lahan.
penyuluhan pertanian dengan baik dan 2. Peserta melaksanakan
benar agar di harapkan hasil maksimal proses pengarapan lahan
dan program ini berhasil menarik dengan pendampingan
perhatian banyak wisatawan beberapa mahasiswa
mancanegara maupun lokal yang akan pertanian beserta ketua
mendatangkan passive income kepada pengusul dan anggota
pemilik lahan dan Bumdes di pengusul.
Rammang-Rammang pada saat keadaan 3. Peserta melaksanakan
pandemic menjadi normal dan penanaman palawija yang
Pariwisata berjalan kembali. Sistem akan tetap di dampingi oleh
pengolahan tanah dan pemupukan, pengusul dan mahasiswa.
persemaian telah diterapkan dan di Persediaan lahan kosong
dampingi langsung oleh pengabdi. dengan beberapa space di
siapkan untuk pengunjung
di Rammang-Rammang
kapanpun dan siap setiap
saat.
4. Pada bulan berikutnya
dilakukan peninjauan dan
refleksi mengukur
keberhasilan dan

401
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 1 Tahun 2022 Hal 399-407

pertumbuhan palawija wisata Kampung Berua Desa salenrang


apakah cocok di daerah Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros
tersebut dan faktor lainya Sulawesi Selatan dengan tahapan
melalui analisis dan survey pelasanaan kegiatan adalah sebagai
langsung. berikut:
5. Tahapan selanjutnya adalah
desain dan dekorasi kebun 1. Melaksanakan
palawija dengan semenarik Pendekatan kepada Tokoh
mungkin untuk mengaet masyarakat dan Petani di
sebanyak mungkin daerah Kampung Berua
wisatawan, dalam hal ini Bentuk pendekatan yang
memberikan stimulus dimaksudkan adalah tim pengabdian
kepada warga pemilik lahan melakukan wawancara terkait izin pada
untuk berinovasi menarik pelaksanaan pengabdian ini terhadap
wisatawan sebanyak proses penghijauan yang dilakukan
mungkin, bisa dengan selain itu pemilihan lahan yang akan
memperadakan foto gratis di dijadikan percontohan oleh masyarakat
tempat dan sebagainya, di kampung Berua. Pada fase ini ketua
6. Pada proses panen tetap pok darwis dan salah satu warga
melangsungkan promosi pemilik lahan Bapak Arsyad melakukan
kepada wisatawan yang pendampingan langsung survei lahan
berkunjung, untuk menunjukkan lokasi lahan yang
7. Setelah panen tahap satu terdapat pada tiga titik lokasi yang
pengusul kembali terdapat di dalam areal kampung berua
menganalisis produktivitas Rammang-rammang, titik lokasi
keberhasilan program pertama yang ditunjukkan adalah areal
tersebut untuk di jadikan lahan yang terdapat pada pinggir
refleksi dan rencana tindak perbukitan di wilayah karst bagian
lanjut. timur kampung yang merupakan relief
perbukitan Karst namun pada pinggiran
Sebagaimana rangkaian program tebing terdapat beberapa space yang
kerja pengabdian di atas akhirnya dapat terdiri dari tanah merah yang dianggap
berjalan dengan lancar sesuai yang telah oleh tim pengabdi layak untuk jenis
di paparkan. Hal ini juga karena cabe, tomat dan kacang-kacangan.
dukungan dari tokoh masyarakat Relief tanah ini berada dalam posisi
setempat yaitu Kepala Desa, Ketua miring dan posisi terjal sehingga dengan
POK Darwis Rammang-Rammang, penanaman palawija akan membantu
informasi kepemilikan lahan yang siap areal tersebut menjadi hijau dan
dijadikan lahan bercocok tanam memberi manfaat kepada petani pemilik
pengabdian, dan antusiasme pemilik lahan di areal tersebut. Selain itu lahan
lahan untuk mengolah lahan tandus yang berada di pinggir perbukitan ini
garapanya sebagai lokasi penanaman juga di dukung oleh sumber air yang
palawija. berada tak jauh dari lokasi karena
memiliki sumur bermata air sehingga di
HASIL DAN PEMBAHASAN musim kemarau pun lahan tersebut bisa
Kegiatan pengabdian ini di di fungsikan.
laksanakan pada bulan juni 2021-
September 2021 di Kawasan objek

402
Saiful,dkk. Penghijauan Lahan Non Produktif Di Kampung Berua Objek Wisata …

Untuk lokasi observasi ke tiga


berupa sebuah lahan kering yang tandus
dan menjadi tempat warga pemilik
lahan untuk mengikat sapi ternak
mereka. Lahan ini juga sangat strategis
karena juga berada dalam Kawasan
yang dilalui jembatan kayu proyek
bantuan kementerian pariwisata di
kampung berua yang mana nantinya
pasti akan di lalui wisatawan dalam
Gambar 2. Survey Lokasi Lahan 1
kondisi panas dan hujan di lokasi
Setelah survei lahan pertama tim tersebut, karena yang menjadi kendala
pengabdi melakukan peninjauan lokasi buat wisatawan memang pada musim
di hari kedua di daerah gua berlian hujan maka tanah di daerah kampung
kampung berua yang letaknya tak jauh berua akan menjadi basah dan objek
dari lokasi peninjauan pertama hanya akan susah untuk di kunjungi namun
berjarak kurang lebih 1 kilometer karena pengadaan jembatan kayu
kearah timur kampung Berua. Lokasi sepanjang 7 Km ini akan sangat bagus
ini berupa areal persawahan yang bagi wisatawan mengelilingi Kawasan
memang dilalui oleh pengunjung ketika kampung berua terutama lokasi ke 3
wisatawan akan berkunjung ke Gua yang juga di lalui oleh jembatan kayu
Berlian tepatnya berada di posisi seblah ini dan akan melintas di lokasi lahan
kiri mulut Gua Berlian. Areal ini adalah yang tentunya akan menambah
lahan yang mana fotonya di ambil pada khasanah baru pemandangan di objek
saat proposal ini akan di ajukan pada wisata tersebut.
kegiatan pengabdian 2020 silam. Lahan
ini pun menjadi alternative kedua
karena selain memang lahan ini telah di
pagari sehingga aman dari gangguan
binatang ternak di sekitar kampung
utamanya sapi ternak masyarakat.
Selain itu lokasi kedua ini juga di
dukung dengan adanya sumur bermata
air yang tentunya akan mendukung dan
membantu masyarakat pemilik lahan Gambar 4. Survey lokasi lahan 3
bila terjadi musim kemarau penyiraman
tanaman. Dari ketiga bakal lokasi yang
akan dijadikan lahan percontohan maka
tim pengabdi melakukan FGD dan
diskusi yang mendalam sehingga di
hasilkan poin-poin sebagai berikut: 1)
pada lokasi pertama di anggap tidak
bisa di jadikan lahan percontohan
karena lokasinya yang jauh berada di
bagian timur kampung berua yang
tentunya akan sulit di jangkau oleh para
Gambar 3. Survey lokasi lahan 2
wisatawan. Yang kedua membutuhkan
banyak beban biaya seperti pompa

403
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 1 Tahun 2022 Hal 399-407

penghisap air ke lokasi penyiraman bila Ammarrung. Lahan tersebut merupakan


musim panas terjadi dan akan menjadi areal tandus namun bila telah
makanan empuk bagi monyet hutan di melakukan panen padi maka jeda waktu
daerah karst karena jauh dari berada pada kisaran 4 bulan menunggu
pemukiman warga. 2) lahan kedua juga musim hujan kembali. Oleh sebab itu
tidak bisa di jadikan sebagai tempat para pemilik lahan yang merupakan tak
percontohan lahan penghijauan bagi lain warga masyarakat kampung Berua
warga kampung berua karena di sendiri menjadi pasrah akan lahan
sebabkan oleh kondisi cuaca di mereka dan di biarkan menjadi kosong.
Rammang-Rammang yang berubah Inisiasi inilah yang mengetuk hati
ubah yang seharusnya pada pelaksanaan pengabdi untuk melakukan penghijauan
survey lokasi ini sudah seharusnya di lahan ini di samping dengan
musim kemarau malah sering turun banyaknya masukan dari para
hujan. Akibat hujan yang turun dan wisatawan terkait kekosongan lahan
daerah ini adalah sawah tadah hujan yang bisa menjanjikan hasil dan benefit
mengakibatkan areal sawah sudah kepada warga sekitar dan di tambah
tergenangi air sehingga tidak akan memberikan suasana dan nuansa
memungkinkan lagi untuk penanaman alam yang berbeda dan tentunya luar
palawija jenis kacang. 3) untuk lahan biasa karena bila daerah tersebut hijau
ketiga di tempat seluas kurang lebih 200 ditengah-tengah kokohnya gunung dan
meter persegi yang mana tadinya adalah tebing karst pastinya akan semkin
tempat pemilik lahan mengikat sapi menarik para wisatawan untuk datang
menjadi lahan yang cocok untuk di kembali menikmati panorama alam
jadikan percontohan penghijauan kampung Berua Rammang-Rammang.
dengan menanam tanaman jangka Pemilihan lahan harus di sesuaikan
pendek pelawija yang di sepakati dengan jenis tanah,tanah merupakan
setelah mengobsevrasi lahan adalah komponen utama dan penting bagi daya
jenis cabai rawit dan tomat buah. Lahan dukung suatu kemampuan lahan
ini di anggap ideal karena berada juga terhadap pemanfaatannya oleh manusia.
pada spot yang strategis selain tanahnya Tanah adalah lapisan permukaan bumi
banyak mengandung kompos dari yang secara fisik berfungsi sebagai
kotoran ternak juga memudahkan tempat tumbuh dan berkembangnya
pengabdi melakukan mobilitas. Selain perakaran penopang tegak tumbuhnya
itu lahan ini juga menghubungkan objek tanaman dan menyuplai kebutuhan air
padang amarrung dengan gua berlian dan udara; secara kimiawi berfungsi
dan gua kangkong sehingga pasti di itari sebagai gudang dan penyuplai hara atau
oleh wisatawan. nutrisi (senyawa organik dan anorganik
sederhana dan unsur-unsur). Jenis tanah
2. Pelaksanaan Penyuluhan, yang ada di rammang-rammang adalah
diskusi dengan Petani jenis tanah kapur sehingga tergolong
pemilik lahan tanah yang kurang subur. Meskipun
Pelaksanaan penyuluhan pada demikian adanya hal ini justru
kegiatan penghijauan lahan non menyemangati pengabdi untuk
produktif ini telah di pilih areal lahan menanami tanaman palawija jenis
tandus yang terdapat di sekitar Goa kacang-kacangan, cabai dan tomat yg
Kingkong, goa Berlian dan Goa menurut teori pertanian di anggap cocok
terowongan yang menghubungkan ke untuk Lahan tanah kapur. Jenis varian
areal objek lainya yaitu Padang ini menjadi pilihan bersama antara

404
Saiful,dkk. Penghijauan Lahan Non Produktif Di Kampung Berua Objek Wisata …

pengabdi dengan mayarakat pemilik


lahan di rammang-rammang. Sosialisasi
penunjukkan lahan menjadi sambutan
yang menggembirakan bagi bapak
Arsyad yang merupakan pemilik lahan.
Nampak pada raut muka mereka
sumringah dan antusias dalam
pelaksanaan kegiatan tersebut.
Gambar 6. Persemaian pada polybag

Di usia kurang lebih dua minggu


usia bibit di persemaian maka siap di
pindahkan pada pembedengan namun
sebelumnya dilakukan pemupukan
kompos lagi agar tanah semakin subur
Gambar 5. Diskusi dengan pemilik lahan menggunakan pemupukan awal berupa
pupuk kompos dan cair dengan
3. Proses pengolahan, perbandingan masing-masing 1:2 atau
persemaian, penanaman, 2:1 dengan melihat dan mengukur PH
perawatan, dan tanah dari unsur hara tanah., setelah
pemupukan lahan non kompos di taburkan maka sehari
produktif sebelum pemindahan persemaian
dilakukan lagi penyemprotan pupuk cair
Pengolahan lahan dilakukan oleh lalu di lakukan penanaman Setelah diuji
para pemilik lahan dengan coba dan dinyatakan cocok maka
pendampingan tim peneliti dengan selanjutnya adalah pemilihan benih atau
mulai melaksanakan pembersihan lahan bibit unggul.
dari rumput liar, tahap selanjutnya
adalah melakukan pengemburan tanah
dengan menggunakan mesin traktor
setelah selesai di tractor maka di
lakukan pembedengan lahan, sambil
melakukan pembedengan maka
dilaksanakan juga persemaian pada
kantong bibit polybag sebelum di
lakukan persemaian maka bibit palawija Gambar 7. Bibit Unggul dan Pembedengan
di rendam menggunakan pupuk organic
jenis cair selama kurang lebih 3 jam Benih tersebut ditanam dengan
lamanya lalu di pindahkan kedalam system persemaian selama 2 minggu
tanah polybag yang di siapkan khusus setelah daunya muncul 3-5 helai lalu di
karena telah melalui proses yang pindahkan ke lahan yang sudah di
canggih untuk dijadikan persemaian. siapkan dengan jarak 25x25 cm oleh
para petani, varietas bibit yang di
tanam adalah jenis Garuda, dan hibrida.
Proses selanjutnya adalah pemupukan
14 hari setelah tanam, pada tahap ini di
berikan pemupukan dosis pupuk
kompos 2-4 kg permeter persegi, dua

405
MARTABE : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 1 Tahun 2022 Hal 399-407

minggu setelah tanam dilakukan Rammang Kampung Berua melalui


pemupukan susulan jenis cair setara bantuan pengabdi. Rencana tindak
dengan 150 kg per hektar atau 15gram lanjut adalah pemanfaatan lahan kering
permeter persegi supaya pemberian ini nantinya akan di jadikan produk
pupuk lebih merata maka pengabdi unggulan khas oleh-oleh Kampung
menyarankan petani melakukan Berua yang akan di tanam dan di
penyemprotan dengan pupuk organik produksi langsung oleh masyarakat
kemudian di berikan di samping barisan sekitar yang higienis, halal,dan sehat,
tanaman, pengabdi juga menambahkan menjadi produk unggulan warga
pupuk cair pada umur 10-20 hari setelah setempat yang akan di kemas langsung
tanam, pupuk cair sebanyak 1 liter melalui pendampingan dinas kesehata
dalam lahan tersebut. Pemeliharaan, setempat. Rencana produk unggulan
pada tahap ini penyiraman pada yang akan di buat nantinya adalah jenis
tanaman di lakukan setiap hari sampai teng-teng dari gula aren dan kacang
tumbuh normal sekitar 8-10 hari, tanah.
kemudian di ulangi sesuai kebutuhan
tanaman masing-masing petani. SIMPULAN
Pengendalian hama dan penyakit OPT, Pelaksanaan kegiatan Program
hama yang sering di temui pada jenis Kemitraan Masyarakat yang telah
tanaman cabai dan tomat dalam proses dilakukan berupa kegiatan penghijauan
pengabdian ini hanyalah jenis kutu abtis lahan non produktif sangat bermanfaat
dan pengerek daun tetapi para petani bagi petani di kampung Berua
bisa mekendalikan dengan Rammang-Rammang utamanya pada
penyemprotan pestisida yang aman dan proses sosialisasi pemanfaatan lahan
mudah terurai disini pengabdi teknini penananaman, perawatan lahan
menyarankan menggunakan jenis dan tanaman. Sebagai saran, sebaiknya
pestisida biologi. Pada masa panen pemerintah dapat memberikan perhatian
dilakukan selama kurang lebih 3 bulan. lebih pada pengembangan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat
di objek wisata tersebut melali system
edukasi penggarapan lahan untuk jenis
tanaman jangka Panjang dan pendek
lainya sehingga nantinya pendapatan
para mitra juga bisa meningkat.

UCAPAN TERIMA KASIH


Gambar 8. Cabai dan Tomat siap panen Pada kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih banyak
Dan nanti produk panen ini akan kepada pihak Direktorat Penelitian
di jadikan produk unggulan di dan Pengabdian Kepada Masyarakat
rammang-rammang. Dan bisa di (DRPM) Kemendikbudristek Dikti
pasarkan secara online dan offline dan yang telah memberikan bantuan
natinya sebagai passive income mereka hibah untuk kegiatan program
selain itu tentunya bisa juga untuk pemanfaatan lahan non produktif ini
konsumsi warga menambah ketahanan pada tahun 2021. Ucapan terimakasih
pangan hal ini tentunya juga menambah juga kami tujukan kepada kampus
hijaunya lahan di antara pegunungan tercinta Universitas Muhammadiyah
kast yang kokoh di Rammang- Makassar yang memfasilitasi pengabdi,

406
Saiful,dkk. Penghijauan Lahan Non Produktif Di Kampung Berua Objek Wisata …

Pokdarwis Desa Salenrang yang telah Saiful. 2021. Pelatihan Bahasa Inggris
membangun kerjasama ini sehingga Bagi pedayung Perahu Jolloro di
program pelatihan ini berjalan dengan Objek Wisata Rammang-
baik. Rammang maros. Martabe
Jurnal Vol 4 No 2 2021
Tempo. Kamis, 2016.Terobosan
DAFTAR PUSTAKA Makassar menuju Kota
Antara. 2019. Kawasan Pegunungan Dunia.https://nasional.tempo.co/
Kapur Rammang-Rammang read/766689/terobosan-
Ramai Pengunjung. makassar-menuju-kota-
https://makassar.antaranews.com dunia/full&view=ok, tempo,
/berita/126977/kawasan- kamis , 28 April 2016.
pegunungan-kapur-rammang- Holliday, A. 2013. Understanding
rammang-ramai-pengunjung intercultural communication:
BPS Provinsi Sulsel. 2019. Didominasi negotiating a grammar of
Turis Asia, Kunjungan Wisata culture. London. Oxford
ke Sulsel Naik 5,72 University Press.
persen.https://www.suara.com/li Wutun, A. A., Arafah, B., & Yassi, A.
festyle/2019/09/05/073512/dido H. Local Culture in English
minasi-turis-asia- kunjungan- Language Teaching: Learners’
wisata-ke-sulsel-naik-572- Perspectives.www.ijee.org.
persen
https://www.google.com/maps/place/Ka
mpoeng+Karst+Rammang+Ram
mang/@
https://www.google.com/maps/dir/Unis
muh+Makassar,+Jalan+Talasala
pang,+Gununrst+Rammang+Ra
mmang,+B
ontonlempangan,+Maros+Regen
cy,+South+Sulawesi/@
Kirkpatrick A. 2012. English as an
International Language in Asia:
Implication for
Language Education. London. Springer
Kassim, H., & Ali F. 2010. English
Communicative Events and
Skills needed at the workplace:
Feedback from industry. English
for Specific Purposes, 29(3),
168-182
Saiful. 2014. The Application of
Communicative Approach in
Improving the Students’
Speaking Ability. Jurnal
Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
2(3), 333-346

407

You might also like