Professional Documents
Culture Documents
Jumatik Mardha
Jumatik Mardha
Jumatik Mardha
net/publication/353914193
CITATIONS READS
0 44
4 authors, including:
Mardhatillah Sariyanti
Universitas Bengkulu
15 PUBLICATIONS 5 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Mardhatillah Sariyanti on 15 August 2021.
Systematic Riview
Mardhatillah Sariyanti1*, Nur Fitri2, Ety Febrianti3, Annelin Kurniati4, Debie Rizqoh5
1,2,3,5
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Bengkulu
4
Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Rumah Sakit Harapan dan Doa Kota Bengkulu
Abstract
Dengue virus infection (DENV) circulates in various hyperendemic and endemic areas that has
increase mortality year by year. Indonesia is the second-largest country which is endemic to dengue
infection between 30 other countries in the world. There are four circulating dengue virus (DENV)
serotypes, namely DENV-1, DENV-2, DENV-3, and DENV-4. Each serotype shows a different clinical
manifestation and severity. This study is very important to analyze the severity of the disease, especially
in the primary infection of the four dengue virus serotypes. To collected the relevant studies, we
formulated the research question of the review first , then searched the study at Pubmed and Chohrane
database using the keyword based on PICO (patient, intervention, comparison, and outcome)
formulation. The studies were selected by some inclusion and exclusion criterias. To find the relevant
citations, we screened the abstract and fulltext articles and then evaluated the study using the evidence-
based critical appraisal checklist. This systematic review was analyze some studies of the dengue
infection severity, especially primary infection of the fourth dengue serotypes were circulated in
Indonesia. Based on 7 studies were founded, primary infections had a low proportion of 23% of dengue
infections that have been reported in Indonesia. The dominant DENV-3 serotype occurs followed by
DENV-1 and the severity of DF (51%) is higher than that of DHF (47%) or DSS (2%).
Penelitian ini
dilakukan
pada Diantara delapan pasien,
wisatawan gejala dengue yang
lokal dan umum didiagnosis adalah
internasional demam, sakit kepala, dan
yang mialgia. Enam kasus Sejumlah kecil
mengunjungi (75%) didiagnosis sampel infeksi
Bali, dimulai dengan demam dengue bersamaan yang
Concurrent pada 2015- (DD), dua kasus (25%) dijelaskan
infections of Masyeni S, molecula 2017. 190 dari dimanifestasikan dengan mungkin tidak
dengue virus Yohan B, r 260 perdarahan dan cukup untuk
2019
serotypes in Sasmono surveilla wisatawan, didiagnosis dengan menggambarkan
Bali, RT. nce study positif oleh demam berdarah dengue manifestasi
Indonesia DENV RT- (DBD) derajat 1. 3 dari 8 klinis terkait
PCR, dengan kasus merupakan infeksi dengan infeksi
8 pasien (lima primer. Infeksi bersamaan
wisatawan bersamaan DENV DENV
lokal dan tiga melibatkan keempat
wisatawan serotipe DENV yang
internasional) diketahui bersirkulasi di
infeksi Bali.
serotipe
kombinasi
sebanyak 154 (75,9%)
subjek yang berhasil
Sebanyak 161 diidentifikasi, DENV-3
dari 205 (48%) lebih dominan, sejumlah kecil
pasien di diikuti oleh DENV-1, sampel
Dengue in perkotaan DENV-2, dan DENV- dikumpulkan; d
Bali: Denpasar dan 4. Berdasarkan an jangka waktu
Clinical daerah keparahan pengumpulan
Megawati
characteristi prospecti pedesaan penyakit,52,4% terbatas. Adanya
D,
cs and ve cross Gianyar di mengalami DD dan bias seleksi
Masyeni S, 2017 potensial
genetic sectional Bali selama 47,6% mengalami DBD
Yohan B, Berdasarkan
diversity of study musim puncak dan 4 pasien mengalami
et al. kriteria
circulating pada tahun DSS. Serologi
dengue 2015 menunjukkan bahwa rekrutmen
viruses dikonfirmasi infeksi primer 25 kasus
infeksi dengue (16,2%). Serotipe pada
oleh NS1 dan infeksi primer lebih
RT-PCR. banyak pada DENV-3
yang diikuti oleh DENV-
1.
Dari studi tersebut menjelaskan mengenai (Haryanto et al., 2016), dan Bandung, Jakarta,
infeksi dengue dari beberapa wilayah diantaranya Makassar, Semarang, Yogyakarta, Denpasar,
adalah Kalimantan (Sasmono et al., 2019), Jawa Surabaya (Utama et al., 2019). Serotipe dengue
Barat (Kosasih et al., 2016), Surabaya (Wardhani telah dijelaskan pada 7 literatur ini, persebaran
et al., 2017), Bali (Megawati et al., 2017; serotipe dengue dapat diamati pada tabel 2.
Masyeni, Yohan and Sasmono, 2019), Jambi
Berdasarkan serotipe yang diamati di 7 serotipe yang dominan adalah DENV-1 dan
literatur, dapat dilihat bahwa serotipe yang paling DENV-4. Tingkat keparahan infeksi virus dengue
banyak adalah DENV-3 yang diikuti oleh DENV- dibedakan berdasarkan gambaran klinis infeksi
1, DENV-2, DENV-4 dan kombinasi. DENV-3 dengue sesuai dengan kriteria WHO 2011, yaitu
dijelaskan pada 3 studi dengan kasus tertinggi, menjadi DD, DBD dan DSS. Pada literatur ini
sedangkan 4 studi lain menjelaskan bahwa dapat dilihat pada tabel 3.
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat literatur telah melaporkan jumlah kasus sesuai
dilihat bahwa persentase DD (51%) lebih dengan tingkat keparahannya masing-
tinggi dibandingkan DBD (47%) ataupun masing, namun pada penelitian Megawati et
DSS (2%). Demam dengue menunjukkan al. hanya menjelaskan 147 kasus yang
persentase yang tinggi pada penelitian diklasifikasikan berdasarkan tingkat
Kosasih, et al. yaitu 78%, sedangkan DBD keparahan dari 154 sampel penelitian yang
menunjukkan persentase yang tinggi pada mereka amati.
penelitian Sasmono et al. yaitu 72 %. Semua
Berdasarkan tabel 4 infeksi primer primer juga dikaitkan dengan serotipe. Jumlah
menunjukkan jumlah yang sedikit pada 7 literatur kasus pada infeksi primer banyak pada DENV-1,
yang ditelaah. Infeksi primer pada ketujuh dibandingkan serotipe yang lain (Kosasih et al.,
literatur ini menunjukkan 23% infeksi primer dari 2016). Hal ini sama dengan penelitian di Surabaya
keseluruhan infeksi Virus Dengue. Persentase dan Jambi (Haryanto et al., 2016; Wardhani et al.,
tertinggi ditemukan pada studi Sasmono et al. 2017). Namun berbeda dengan penelitian di Bali
(61%) dan Haryanto et al. (81%). Infeksi primer menjelaskan bahwa kasus infeksi primer banyak
jarang menyebabkan keparahan (Utama et al., pada serotipe DENV-3 yang diikuti oleh DENV-
2019). Hal ini juga dijelaskan oleh Kosasih et al 1 (Megawati et al., 2017).
bahwa infeksi primer memiliki proporsi DBD dan
DSS yang rendah (Kosasih et al., 2016). Namun, Pembahasan
berbeda dengan penelitian Sasmono et al yang Terdapat empat serotipe DENV yang
menjelaskan bahwa infeksi primer memiliki bersirkulasi di Indonesia, yaitu DENV-1, DENV-
jumlah yang tinggi pada kasus DBD 2, DENV-3, dan DENV-4. Keempat serotipe ini
dibandingkan DD (Sasmono et al., 2019). Selain memiliki kemampuan keparahan yang berbeda-
dikaitkan dengan tingkat keparahan, infeksi beda. Dalam studi ini ditemukan bahwa DENV-3
primer juga dikaitkan dengan serotipe. Jumlah dan DENV-1 adalah serotipe yang dominan yang
kasus pada infeksi primer banyak pada DENV-1, bersirkulasi dibeberapa wilayah di Indonesia.
dibandingkan serotipe yang lain (Kosasih et al., Adanya perbedaan serotipe yang dominan di
2016). Hal ini sama dengan penelitian di Surabaya Indonesia ini dikaitkan dengan variasi gambaran
dan Jambi (Haryanto et al., 2016; Wardhani et al., klinis yang parah (Harapan et al., 2019).
2017). Namun berbeda dengan penelitian di Bali Pada studi ini menunjukkan bahwa
menjelaskan bahwa kasus infeksi primer banyak gambaran klinis banyak pada demam dengue.
pada serotipe DENV-3 yang diikuti oleh DENV- Kasus yang parah sering terjadi pada DENV-3
1 (Megawati et al., 2017). dan DENV-1 (Kosasih et al., 2016; Megawati et
Infeksi primer jarang menyebabkan al., 2017; Utama et al., 2019). Perbedaan tingkat
keparahan (Utama et al., 2019). Hal ini juga keparahan terhadap serotipe yang berbeda - beda
dijelaskan oleh Kosasih et al bahwa infeksi disebabkan karena perbedaan efek imunogenik
primer memiliki proporsi DBD dan DSS yang dari serotipe virus berbeda, ditemukan bahwa
rendah (Kosasih et al., 2016). Namun, berbeda NS4A, NS4B, dan peptida E yang disintesis dari
dengan penelitian Sasmono et al yang DENV-2 dan DENV-3 menginduksi respon
menjelaskan bahwa infeksi primer memiliki sitokin total yang lebih tinggi, termasuk TNF-α
jumlah yang tinggi pada kasus DBD dan IFN-γ, dibandingkan dengan serotipe lain.
dibandingkan DD (Sasmono et al., 2019). Selain Sebaliknya, dilaporkan bahwa DENV-4 kurang
dikaitkan dengan tingkat keparahan, infeksi imunogenik (Bashyam et al., 2006). Selain efek