Professional Documents
Culture Documents
Turnip PDF
Turnip PDF
Turnip PDF
[1] Cai, Zi- Zhe., Yong Wang, Ying-Tai Tang, Ka-Man Chong, Jia- Wei Wang,
Jie-Wen Zhang, De Po Yang. “A Two-Step Biodiesel Production Process from
Waste Cooking Oil via Recycling Crude Glycerol Esterification Catalyzed by
Alkali Catayst”. Fuel Processing Technology, 137 : 186-193. 2015.
[2] Huang, Jinjin., Ji Xia, Wei Jiang, Ying Li, dan Ji Lun. “Biodiesel Production
From Microalgae Oil Catalyzed By A Recombinant Lipase.” Bioresource
Technology, 180 : 47-53. 2015.
[3] Marnoto, Tjukup., dan Abdullah Efendi. “Biodiesel dari Lemak Hewani (Ayam
Broiler) dengan Katalis Kapur Tohor”. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas
Teknologi Industri. Yogyakarta : Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”
Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam
Indonesia. ISSN 1693 – 4393. 2011.
[4] HS, Syamsidar. “Pembuatan dan Uji Kualitas Biodiesel dari Minyak Jelantah”.
Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Makassar : UIN Alauddin
Makassar. 2010.
[5] Haryono, Sirin Fairus, Yavita Sari, Ika Rakhmawati. “Pengolahan Minyak
Goreng Kelapa Sawit Bekas menjadi Biodiesel Studi Kasus: Minyak Goreng
Bekas dari KFC Dago Bandung”. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia
“Kejuangan”Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya
Alam Indonesia. ISSN 1693 – 4393. Bandung : Jurusan Teknik Kimia, Institut
Teknologi Nasional.2010.
[6] Stamenkovic´, Olivera S., Ana V. Velicˇkovic´, Vlada B. Veljkovic´. “The
production of biodiesel from vegetable oils by ethanolysis: Current state and
perspectives”. Fuel 90 : 3141–3155. 2011.
[7] N.W.G, Astarina., Astuti,K.W., Warditiani,N.K. “Skrining Fitokimia Ekstrak
Metanol Rimpang Bangle”. Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Denpasar: Universitas Udayana
[8] Zhu, Wei-Wei., Zhi-Min Zong, Hong-Lei Yan, Yun-Peng Zhao, Yao Lu, Xian
Yong Wei, dan Dongke Zhang. “Cornstalk Liquefaction in Methanol/Water
Mixed Solvents”. Fuel Processing Technology.Vol 117:1–7. 2014.
[9] Avramovic´,Jelena M., Ana V. Velicˇkovic´, Olivera S. Stamenkovic´,
Katarina M. Rajkovic´, Petar S. Milic´,Vlada B. Veljkovic´. “Optimization of
sunflower oil ethanolysis catalyzed by calcium oxide:RSM versus ANN-GA”.
Energy Conversion and Management 105 : 1149–1156. 2015.
[10] Sirisomboonchai ,suchada., maidinamu abuduwayiti., Guoqing guan., chanatip
samart., shawket Abliz., xiaogang hao., katsuki kusakabe., abuliti
abudula.”Biodiesel production from waste cooking oil using calcined scallop
shell as catalyst”. Energy conversion and management, 95 : 242-247. 2015.
[11] Ofori-Boateng,Cynthia and Keat Teong Lee.2013. The potential of using cocoa
pod husks as green solid base catalysts for the transesterification of soybean
oil into biodiesel: Effects of biodiesel on engine performance. School of
Chemical Engineering, University Sains Malaysia.
40
41
13
14
19 4 9:1 65
20 4 12:1 65
21 4 15:1 65
22 5 9:1 65
23 4 Jam 5 12:1 65
24 5 15:1 65
25 6 9:1 65
26 6 12:1 65
27 6 15:1 65
3.4.4 Analisa Free Fatty Acid (FFA) Bahan Baku WCO dengan Metode AOCS
ca5a-40
Untuk analisa kadar FFA bahan baku WCOsesuai dengan AOCS Official
Method ca5a-40 dengan prosedur sebagai berikut :
1. Bahan baku WCO sebanyak 20 gram dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
2. Etanol 95% ditambahkan sebanyak 150 ml (v/v)
3. Campuran dikocok kuat dan diambil 10 ml untuk dilakukan titrasi dengan
NaOH 0,1 N dengan indikator fenolftalein (10 g/l dalam 95% etanol) 3 tetes.
Titik akhir tercapai jika warna larutan berwarna merah rosa
4. Dicatat volume NaOH 0,1 N yang terpakai.
T x V x BM
Kadar FFA=
berat sampel x 10
6
8
4
2
5 3
Gambar 3.1 Rangkaian Peralatan Pembuatan Biodiesel dari Waste Cooking Oil
(WCO) Secara Transesterifikasi Menggunakan Metanol dan Katalis Kulit Kakao
Keterangan gambar:
1. Statif dan klem
2. Stirrer
3. Termometer
4. Labu leher tiga
5. Heater
6. Refluks kondensor
7. Air dingin masuk
8. Air dingin keluar
19
3.4.8.2 Analisa Viskositas Biodiesel yang dihasilkan dengan Metode Tes ASTM
D 445
Adapun Prosedur Analisis viskositas kinematik dilakukan dengan
mengadopsi prosedur yang dilakukan oleh Agus dalam Donny and Allen [18] yaitu :
μmetilester = k x sg metilester x t
Dimana :
Viskositas Dinamik
Viskositas kinematik (cSt) =
Massa Jenis Sampel
20
3.4.8.3 Analisa Densitas Biodiesel yang dihasilkan dengan Metode Tes OECD
109
Untuk analisa densitas menggunakan Metode Tes OECD 109. Untuk
pengukuran densitas ini menggunakan peralatan utama yaitu piknometer. Perbedaan
berat kosong dan penuh dihitung pada suhu 20oC.
Mulai
Selesai
3.5.2 Flowchart Analisa Free Fatty Acid (FFA) Bahan Baku WCO
Mulai
Selesai
Gambar 3.3 Analisa Free Fatty Acid (FFA) Bahan Baku WCO
23
Mulai
Selesai
Mulai
Dimasukan WCO dan Metanol dengan rasio molar yang telah ditentukan
dari metanol terhadap WCO ke dalam labu leher tiga yang dilengkapi
dengan pendingin refluk, termometer dan magnetic stirrer diatas hot plate.
Dimasukkan K20 dengan berat tertentu dari berat total WCO dan
metanol ke dalam campuran didalam labu leher tiga
Apakah sudah
terbentuk 2 lapisan Tidak
?
Ya
25
Ya
Dikeringkan biodiesel dengan menggunakan oven untuk mengurangi
kadar air
Selesai
Mulai
Dihisap air dengan karet penghisap sampai melewati batas atas viskosimeter
Cairan dibiarkan turun dan diukur waktu saat air turun dari
batas atas ke batas bawah viskosimeter
Selesai
Mulai
Selesai
28
29
Karakteristik Nilai
Densitas 0,907 kg/m3
ALB 0,82 %
Kadar Air 0,48
Warna Terang, Jernih
sampel minyak jelantah terletak pada puncak ke 7 yaitu asam lemak tidak jenuh
berupa asam oleat sebesar 44,1591%, pada puncak ke 4 yaitu asam lemak jenuh
berupa asam palmitat sebesar 41,0134% dan pada puncak ke 8 yaitu asam lemak
tidak jenuh berupa asam linoleat sebesar 8,7113%. Dari hasil analisa gas
kromatografi diperoleh kandungan asam lemak jenuh pada sampel minyak jelantah
adalah 46,725% dan asam lemak tidak jenuh sebesar 53,257%.
Berdasarkan data komposisi asam lemak dari minyak jelantah, maka diperoleh
berat molekul rata rata FFA Waste Cooking Oil adalah 270,005 gr/mol dan berat
molekul rata rata Waste Cooking Oil (dalam bentuk trigliserida) adalah 848,1908
gr/mol.
Tabel 4.4 Perbandingan Yield Biodiesel menggunakan Katalis KOH Murni dengan
Abu Kulit Kakao
31
Adapun hubungan antara waktu reaksi dan persen katalis terhadap kemurnian
biodiesel pada kondisi suhu reaksi 65oC dan rasio molar alkohol dan minyak 12 : 1
dapat dilihat pada gambar berikut.
100
95
Kemurnian (%)
90
85
80
75 4%
70 5%
65 6%
60
120 180 240
Waktu (Menit)
Gambar 4.1 Hubungan antara Waktu Reaksi dan Persen Katalis Terhadap
Kemurnian Biodiesel pada Kondisi Suhu Reaksi 65 oC
Pada penelitian ini, berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa semakin lama
waktu reaksi maka kemurnian biodiesel yang di hasilkan akan semakin meningkat
dan akan turun jika waktu reaksi terlalu lama. Seperti yang di tunjukkan gambar 4.1,
pada persen katalis 4% kondisi waktu reaksi 2 jam ke 3 jam dapat dilihat kemurnian
meningkat dari 96,82% menjadi 98,98% , akan tetapi menurun pada saat waktu
reaksi 4 jam yaitu 69,81%.
Ritonga dkk [18] melakukan penelitian tentang produksi metil ester dengan
transesterifikasi minyak sawit menggunakan katalis K2O dari kulit buah kelapa. Pada
32
penelitian ini, jumlah katalis yang diteliti yaitu 1, 2 dan 3 % (b/b). Kondisi
optimumnya didapatkan pada jumlah katalis yaitu pada 1 %, rasio molar 6:1 dengan
o
suhu 65 C pada waktu 2 jam dengan kemurnian tertingginya berada pada 92,99 %.
Kemurnian dari biodiesel akan meningkat dengan seiring bertambah nya waktu
akan tetapi apabila kesetimbangan reaksi sudah tercapai maka kemurnian akan
semakin berkurang [39].
Hasil penelitian ini telah sesuai dengan yang dilaporkan oleh Prasertist [39]
dimana pada katalis 6% kemurnian meningkat seiring bertambahnya waktu reaksi
dari 2 jam ke 3 jam yaitu dari 98,76 menjadi 99,58% akan tetapi menurun pada
waktu reaksi 4 jam yaitu 99,49%. Waktu reaksi yang semakin banyak akan
mengurangi kemurnian dari biodiesel yang dihasilkan.
Penelitian ini lebih baik dari Ritonga,dkk dikarenakan kemurnian biodiesel
sebesar 99,58% pada kondisi reaksi pada suhu 65 0C, rasio molar 12:1, waktu 3 jam
dan persen katalis 6% .
4.4.2 Pengaruh Waktu Reaksi dan Persen Katalis terhadap Yield Biodiesel
Adapun hasil penelitian pembuatan biodiesel dari Waste Cooking Oildengan
variasi waktu reaksi dan persen katalis dapat dilihat pada gambar berikut.
100,00
90,00
Yield (%)
80,00
70,00 4%
60,00 5%
6%
50,00
120 180 240
Waktu (Menit)
Gambar 4.2 Hubungan antara Waktu Reaksi dan Persen Katalis terhadap Yield
Biodiesel pada Kondisi Suhu Reaksi 65 oC
Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu reaksi maka yield
yang dihasilkan semakin banyak dan apabila waktu reaksi terlalu lama maka yield
akan berkurang. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.2 pada persen katalis 6%
33
pada waktu 120 menit didapatkan yield sebesar 79,61% dan meningkat pada waktu
reaksi 180 menit yaitu sebesar 92,68 dan menurun pada waktu 240 menit.
Waktu reaksi yang berlebih dapat menyebabkan penurunan berat metil ester
karena waktu reaksi yang lebih lama mengakibatkan reaksi balik (reversible)
sehingga akan mengurangi produk (biodiesel). Karena adanya reaksi balik, yaitu
metil ester yang terbentuk kembali menjadi trigliserida sehingga tidak menjamin
bahwa semakin lama waktu reaksi akan menghasilkan produk yang lebih banyak.
Peningkatan waktu reaksi tidak meningkatkan yield biodiesel. Sedangkan untuk
waktu reaksi yang terlalu singkat menyebabkan trigliserida belum terkonversi
menjadi metil ester sehingga yield yang dihasilkan menjadi kecil [40].
Jumlah katalis yang semakin besar akan menghasilkan yield yang lebih besar
juga [10].
Basumatary [41] juga melakukan penelitian transesterifikasi minyak biji jeruk
bali dengan katalis K2O dari kulit pisang dalam pembuatan biodiesel. Penelitian
tersebut menghasilkan yield biodiesel maksimum 93% dengan kondisi reaksi :
temperature reaksi 320C, waktu 3,5 jam, metanol 20 ml, dan minyak 2 g,persen
katalis 20%, aktivasi katalis pada suhu 4000C.
Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa kondisi terbaik yang didapatkan adalah
pada waktu reaksi 180 menit, persen katalis 6%, suhu reaksi 65oC, dan pada rasio
molar metanol : minyak 12:1 yang memberikan yield biodiesel sebesar 92,68 %.
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh Basumatary [41].
34
880
875
Densitas (Kg/m3)
870
865
860
855 4%
850
845 5%
840 6%
835
120 180 240
Waktu (Menit)
Gambar 4.3 Hubungan antara Waktu Reaksi dan Persen Katalis terhadap Densitas
Biodiesel pada Kondisi Suhu Reaksi 65 oC
Dari gambar 4.3 dapat dilihat bahwa semakin lamawaktu reaksi yang
digunakan maka densitas yang dihasilkan akan semakin kecil.Hal ini disebabkan
karena telah terjadi pemutusan gliserol dari trigliserida sehingga terbentuk senyawa
dengan ukuran molekul yang lebih kecil[42].
Densitas atau massa jenis menunjukan perbandingan berat per satuan volume.
Karakteristik ini berkaitan dengan nilai kalordan daya yang dihasilkan oleh mesin
diesel per satuan volumebahan bakar.Jika biodiesel memiliki massa jenis
melebihiketentuan, akan terjadi reaksi tidak sempurna pada konversi minyak.
Biodiesel dengan mutu seperti ini tidakseharusnya digunakan untuk mesin diesel
karena akanmeningkatkan keausan mesin, emisi, dan menyebabkankerusakan pada
mesin[43].
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 04-7182-2012), densitas biodiesel
pada suhu 40 oC adalah 850-890 kg/m3. Dari hasil penelitian untuk berbagai variasi
yang dilakukan diperoleh densitas berkisar 850-880 kg/m3. Dengan demikian
biodiesel yang diperoleh telah memenuhi standar densitas biodiesel.
35
6,0
5,9
Viskositas (mm2/s)
5,8
5,7
5,6
5,5 4%
5,4
5%
5,3
6%
5,2
120 180 240
Waktu (menit)
Gambar 4.4 Hubungan antara Waktu Reaksi dan Persen katalis terhadap Viskositas Kinematik
Biodiesel pada Kondisi Suhu Reaksi 65 oC dan Rasio Molar Metanol : Minyak 12:1
Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa semakin lamawaktu reaksi yang
digunakan maka viskositas kinematik yang dihasilkan akan semakin rendah. Hal ini
disebabkan karena reaksi transesterifikasi mengubah trigliserida menjadi metil ester
yang memiliki ukuran molekul lebih kecil dan mengakibatkan viskositas juga
semakin rendah [42].
Viskositasmerupakan salah satu parameter penting dalam
kelayakanpenggunaan biodiesel dalam mesin diesel.Viskositas adalah tahanan yang
dimiliki fluida yang dialirkandalam pipa kapiler terhadap gaya gravitasi yang
biasanyadinyatakan dalam waktu yang diperlukan untuk mengalir padajarak tertentu.
Jika viskositas semakin tinggi, tahanan akansemakin tinggi. Hal ini sangat penting
karena mempengaruhikenerja injektor dalam mesin diesel[43].
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 04-7182-2012), viskositas kinematik
biodiesel pada suhu 40 oC adalah 2,3-6,0 mm2/s. Dari hasil penelitian untuk berbagai
variasi yang dilakukan diperoleh viskositas kinematik berkisar 5,0-6,0 mm2/s.
Dengan demikian biodiesel yang diperoleh telah memenuhi standar viskositas
kinematik biodiesel.
36
Ritonga dkk [18] melakukan penelitian tentang produksi metil ester dengan
transesterifikasi minyak sawit menggunakan katalis K2O dari kulit buah kelapa,
dimana jumlah katalis yang diteliti yaitu 1, 2 dan 3 % (b/b) dengan kondisi
optimumnya pada 1 %, rasio molar 6:1 dengan suhu 65 oC pada waktu 2 jam
sehingga kemurnian tertingginya berada pada 92,99 %. Penelitian ini lebih baik dari
Ritonga,dkk dikarenakan kemurnian biodiesel sebesar 99,58% pada kondisi reaksi
pada suhu 65 0C, rasio molar 12:1, waktu 3 jam dan persen katalis 6% .
Basumatary [41] juga melakukan penelitian transesterifikasi minyak biji jeruk
bali dengan katalis K2O dari kulit pisang dalam pembuatan biodiesel. Penelitian
tersebut menghasilkan yield biodiesel maksimum 93% dengan kondisi reaksi :
temperature reaksi 320C, waktu 3,5 jam, metanol 20 ml, dan minyak 2 g,persen
katalis 20%, aktivasi katalis pada suhu 4000C.
Pada penelitian ini, kondisi terbaik yang didapatkan adalah pada waktu reaksi
180 menit, persen katalis 6%, suhu reaksi 65oC, dan pada rasio molar metanol :
minyak 12:1 yang memberikan yield biodiesel sebesar 92,68 %. Hasil penelitian ini
sesuai dengan yang dilaporkan oleh Basumatary [41].
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa kondisi terbaik pada pembuatan
biodiesel menggunakan katalis abu kulit kakao yaitu dengan rasio mol
alkohol:minyak 12:1 ; persen katalis 6% ; waktu reaksi 3 jam sehingga dihasilkan
yield sebesar 92,68 % dengan kemurnian 99,5874%.
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan
adalah :
1. Karakteristik yang dimiliki waste cooking oil tidak layak dilakukan proses
transesterifikasi, sehingga dilakukan pretreatmentdengan menggunakan karbon
aktif untuk menurunkan kadar asam lemak bebas (ALB) dari 3,13 % menjadi
0,82%, sehingga didapat persentase penurunan ALB WCO setelah
pretreatment sebesar 73,80 %.
2. Katalis kulit coklat layak digunakan pada pembuatan biodiesel, karena yield
yang dihasilkan lebih besar dari katalis KOH murni.Kandungan K2O dalam
abu kulit coklat pada temperatur kalsinasi 650oC sebesar 54,38 %.
3. Hasil kemurnian dan yield biodiesel yang tertinggi adalah 99,5874 % dan
92,68% diperoleh pada suhu operasi 65 oC dengan persen katalis 6 %, rasio
molar metanol : WCO sebesar 12:1 selama 3 jam.
4. Penelitian ini telah memenuhi syarat standard biodiesel karena kemurnian yang
tertinggi telah mencapai 99,5874 %, sementara standard kemurnian biodiesel
harus mencapai >96,5 %.
5.2 SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan adalah :
1. Penelitian berikutnya disarankan untuk meneliti lebih lanjut lagi variasi yang
sama, namun dengan penggunaan % katalis yang lebih tinggi, agar diketahui
pengaruh katalis yang lebih jelas.
2. Penelitian berikutnya disarankan untuk mengkaji pengaruh kandungan K2O
kulit coklat dan variasi perbandingan rasio molar metanol : WCO terhadap
yield dan kemurnian biodiesel yang dihasilkan.
39
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan karena diproduksi
dari sumber daya alam. Biodiesel umumnya diproduksi secara transesterifikasi minyak
nabati atau lemak hewan dengan alkohol seperti metanol atau etanol dengan adanya katalis
asam atau katalis alkali [10].Biodiesel dianggap sebagai sumber energi terbarukan untuk
menggantikan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi dan telah menarik begitu banyak
perhatian karena keramahan terhadap lingkungan dan dapat diperbaharui [20]. Biodiesel
yang merupakan pengganti bahan bakar, terbuat dari monoalkil ester rantai panjang asam
lemak yang disiapkan dari minyak sayuran terbarukan atau lemak hewan, telah mampu
menjadi pertimbangan menarik sebagai sebuah bahan bakar terbarukan alternatif untuk
mesin diesel [21]. Berikut adalah tabel syarat mutu biodiesel sesuai standar SNI 04 – 7182-
2006 [22].
Tabel 2.1Syarat Mutu Biodiesel sesuai standar SNI 04 – 7182- 2006
Properties Nilai
Massa jenis 850 – 890 kg/m3
Viskositas Kinematik 2,3 – 6,0 mm2/s
Angka setana <51
Titik nyala >100 0C
Titik kabut >18 0C
Residu karbon < 0,05 %
7
8
Tabel 2.2sifat fisika dan kimia waste cooking oil (WCO) yang digunakan sebagai
pembuatan biodiesel.
2.3 Transesterifikasi
Reaksi transesterifikasi merupakan reaksi antara trigliserida dengan alkohol yang
mana bertujuan untuk mengubah asam – asam lemak dari trigliserida kedalam bentuk ester
yaitu metil ester asam lemak [4].Padaprinsipnya,proses transesterifikasiadalahmengeluarkan
9
Adapun proses transesterifikasi secara umum dapat dilihat dalam gambar berikut [25]
:
Abu dari kulit kakao memiliki titik leleh 8910C, kepadatan 2,29 g/cm3, kelarutan
standar 105,5 g/100g air dan pH 11,4 – 12 [11].
2.6 Metanol
Untuk membuat biodiesel, ester dalam minyak nabati perlu dipisahkan dari gliserol.
Selama proses transesterifikasi, komponen gliserol dari minyak nabati digantikan oleh
alkohol. Alkohol yang paling umum digunakan adalah metanol karena memiliki berat
molekul paling rendah sehingga kebutuhan untuk proses transesterifikasi relatif sedikit,
harganya lebih murah, daya reaksinya lebih tinggi dan lebih stabil dibandingkan dengan
alkohol berantai panjang [34].
Metanolmerupakanpelarut yang bersifat universal yang dapat menarik sebagian besar
senyawa kimia dalam tanaman [7]. Metanol juga merupakan bentuk alkohol yang paling
sederhana, cairan yang mudah menguap,tidak berwarnadengan bau yang khas.Methanol
dapat digunakan sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan
additif bagi etanol industri.Methanol diproduksi alami oleh metabolisme anaerobik oleh
bakteri [35].Metanol secara umum telah digunakan sebagai pelarut atau agen esterifikasi
maupun transesterifikasi dalam pembuatan biodiesel dibawah kondisi supercritical karena
sifatnya yang memiliki titik didih rendah dan tekanan yang rendah pula [8].Alkohol
sepertimetanolatau etanol,bila digunakansebagaiaditifbahan bakarsecara
efektifdapatmenurunkankeseluruhanviskositascampuran bahan bakardan
mempercepatprosespenguapan bahan bakar[36].
12
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
Adapun pengujiaan Analisa yang akan dilakukan pada produksi Biodiesel yang
dihasilkan antara lain:
1. Analisa kadar K2O dari K2CO3 setelah kalsinasi dengan metode AAS.
2. Analisa kadarFree Fatty Acid (FFA) bahan baku WCO dengan metode AOCS
ca5a-40.
3. Analisa komposisi bahan baku WCO dan biodiesel yang dihasilkan dengan
menggunakan GC (Gas Chromatography) type Shimadzu QP 2010 brands.
4. Analisa viskositas biodiesel yang dihasilkan dengan metode ASTM D 445.
5. Analisa densitas biodiesel yang dihasilkan dengan metode OECD 109.
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
PEMBUATAN BIODIESEL DARI LIMBAH MINYAK JELANTAH
DENGAN KATALIS HETEROGEN K2O YANG BERASAL
DARI LIMBAH KULIT KAKAO : PENGARUH
PERSENKATALIS DAN WAKTU REAKSI
SKRIPSI
OLEH
JEFRY REYALDI TURNIP
120405044
1
2
SKRIPSI
OLEH
JEFRY REYALDI TURNIP
120405044
Demikian pernyataan ini diperbuat, apabila dikemudian hari terbukti bahwa karya ini
bukan karya saya atau merupakan hasil jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai dengan aturan yang berlaku.
NIM. 120405044
i
PENGESAHAN UNTUK UJIAN SKRIPSI
dibuat sebagai kelengkapan persyaratan untuk mengikuti ujian skripsi Sarjana Teknik pada
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
ii
DEDIKASI
Mereka adalah orang tua hebat yang telah membesarkan, mendidik dan
mendukungku dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.
Terima kasih atas pengorbanan, nasehat dan do’a yang tiada hentinya
yang telah kalian berikan kepadaku selama ini.
iii
RIWAYAT HIDUP PENULIS
NIM: 120405044
Tempat/Tgl. Lahir: Sidamanik / 06 November 1994
Nama orang tua: Keben Turnip dan Marlis Hutauruk
Alamat orang tua:
Ambarisan Huta Dipar
•
Asal Sekolah :
SD Negeri No.097363 SIMANTIN III, tahun 2000 - 2006
• SMP SWASTA KARYA SIMANTIN,tahun2006-2009
• SMA RK BINTANG TIMUR P. SIANTAR, tahun 2009-2012
Pengalaman Organisasi/Kerja:
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI i
PENGESAHAN SKRIPSI ii
PRAKATA iii
DEDIKASI v
RIWAYAT HIDUP PENULIS vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
DAFTAR SIMBOL xviii
DAFTAR SINGKATAN xix
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 RUMUSAN MASALAH 4
1.3 TUJUAN PENELITIAN 4
1.4 MANFAAT PENELITIAN 4
1.5 RUANG LINGKUP 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1 BIODIESEL 7
2.2 Waste Cooking Oil (Minyak Goreng Bekas / Jelantah) 7
2.3 Reaksi Transesterifikasi 9
2.4 Katalis 10
2.5 Metanol 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 13
3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 13
3.2 BAHAN DAN PERALATAN 13
vii
viii
Halaman
Gambar 2.1 Skema Proses Transesterifikasi 9
Gambar 2.2 MekanismeKatalisBasaTransesterifikasi 10
Gambar 2.3 HasilKalsinasidari K2CO3 11
Gambar 3.1 Rangkaian Peralatan Pembuatan Biodiesel dari Waste Cooking Oil
(WCO) Secara Transesterifikasi Menggunakan Metanol dan Katalis
Kulit Kakao 18
Gambar 3.2 Flowchart Percobaan Pembuatan Abu 21
Gambar 3.3 FlowchartAnalisa Free Fatty Acid (FFA) Bahan Baku WCO 22
Gambar 3.4 FlowchartProses Proses Penurunan Kadar FFA 23
Gambar 3.5 Flowchart Proses Transesterifikasi WCO 24
Gambar 3.6 Flowchart Analisis Viskositas 26
Gambar 3.7 Flowchart Analisis Densitas 27
Gambar 4.1 Hubungan antara Waktu Reaksi dan Persen Katalis terhadap
Kemurnian Biodiesel pada Kondisi Suhu Reaksi 65 oC 31
Gambar 4.4 Hubungan antara Waktu Reaksi dan Persen Katalis terhadap
Yield Biodiesel pada Kondisi Suhu Reaksi 65 oC 32
Gambar 4.5 Hubungan antara Waktu Reaksi dan Persen Katalis terhadap
Densitas Biodiesel pada Kondisi Suhu Reaksi 65 oC 34
Gambar 4.6 Hubungan antara Waktu Reaksi dan Persen katalis terhadap
Viskositas Kinematik Biodiesel pada Kondisi Suhu Reaksi 65 oC 35
Gambar LD.1 Hasil Analisis GC Komposisi Bahan Baku Minyak Jelantah LD-1
Gambar LD.2 Hasil Analisis AAS Komposisi Katalis Abu Kulit Kakao LD-1
Gambar LD.3 Hasil Analisis GC Komposisi Biodiesel pada Kondisi Waktu
Reaksi 180 Menit, Perbandingan Mol Metanol terhadap
Minyak 9:1, Suhu Reaksi 65 oC, dan Jumlah Katalis K2O 6% LD-2
Gambar LD.4 Hasil Analisis GC Komposisi Biodiesel pada Kondisi Waktu
Reaksi 120 Menit, Perbandingan Mol Metanol terhadap Minyak
12:1, Suhu Reaksi 65 oC, dan Jumlah Katalis K2O 4% LD-3
Gambar LD.5 Hasil Analisis GC Komposisi Biodiesel pada Kondisi Waktu
x
xi
Halaman
Tabel 1.1 Penelitian – Penelitian Terdahulu 3
Tabel 2.1SyaratMutu Biodiesel sesuaistandar SNI 04 – 7182- 2006 7
Tabel 2.2Sifat Fisika dan Kimia Waste Cooking Oil (WCO) yang digunakan
Sebagai Pembuatan Biodiesel 8
Tabel 3.1Rancangan Penelitian 14
Tabel 4.1 Karakteristik Waste Cooking Oil 28
Tabel 4.2 Karakteristik Waste Cooking OilSetelah Pretreatment 29
Tabel 4.3 Komposisi Asam Lemak dari Waste Cooking Oil(WCO) 29
Tabel 4.4Perbandingan Yield Biodiesel menggunakan katalis KOH Murni
dengan Abu Kulit Kakao 31
Tabel A.1 Komposisi Asam Lemak WCO LA-1
Tabel A.2 Komposisi TrigliseridaWCO LA-1
Tabel A.3 Kadar Free Fatty Acid(FFA) WCO LA-2
Tabel B.1 Hasil Analisis Densitas Biodiesel LB-1
Tabel B.2 Hasil Analisis Viskositas Kinematik Biodiesel LB-2
Tabel B.3 Hasil Analisis Kemurnian danYield Metil Ester LB-3
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A DATA BAHAN BAKU LA-1
LA.1 KOMPOSISI ASAM LEMAK BAHAN BAKU WCO
HASILANALISIS GCMS LA-1
LA.2 KOMPOSISI TRIGLISERIDA BAHAN BAKU WCO LA-1
LA.3 KADAR FREE FATTY ACID (FFA) WCO LA-2
LAMPIRAN B DATA PENELITIAN LB-1
LB.1 DATA DENSITAS BIODIESEL LB-1
LB.2 DATA VISKOSITAS KINEMATIK BIODIESEL LB-2
LB.3 DATA Kemurnian dan YIELD METIL ESTER LB-3
LAMPIRAN C CONTOH PERHITUNGAN LC-1
LC.1 PERHITUNGAN KADAR FFA MINYAK JALANTAH
(WCO) LC-1
LC.1.1 Perhitungan Kadar FFA Minyak Jalantah (WCO)
SebelumPretreatment LC-1
LC.1.2 Perhitungan Kadar FFA Minyak Jalantah (WCO)
Setelah Pretreatment LC-1
LC.2 PERHITUNGANKEBUTUHAN METANOL LC-2
LC.3 PERHITUNGAN YIELD BIODIESEL LC-3
LC.4 PERHITUNGAN DENSITAS BIODIESEL LC-3
LC.5 PERHITUNGAN VISKOSITAS KINEMATIK
BIODIESEL LC-4
LAMPIRAND HASIL ANALISIS KOMPOSISI BAHAN BAKU
MINYAK JELANTAH, KATALIS ABU KULIT KAKAO
DAN BIODIESEL LD-1
LD.1 HASIL ANALISIS KOMPOSISI BAHAN BAKU
MINYAK JELANTAH LD-1
LD.2 HASIL ANALISIS KOMPOSISI KATALIS ABU
KULIT KAKAO LD-1
LD.3 HASIL ANALISIS KOMPOSISI BIODIESEL LD-2
xiv
xv
xvi
DAFTAR SINGKATAN
xvii