Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

AKUNTANSI BIAYA

PROCESS COSTING- LANJUTAN

DOSEN PENGAJAR
Dr. I Ketut Sujana, SE., Ak., M.Si., CA

OLEH :
KELOMPOK 6
PUTU ANANDAM CEMPAKA PRADNYA DEWI (2007531208)
IDA AYU JAYANTI KUSUMAWARDANI (2007531267)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
PEMBAHASAN

1. Metode Harga Pokok Proses


Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan oleh
perusahaan yang mengolah produknya secara massa.
Didalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu,
dan biaya produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam periode
tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu yang
bersangkutan.
Apabila pada awal periode terdapat persediaan awal barang dalam proses maka timbul masalah untuk
menentukan harga pokok barang jadi. Hal ini tiimbul karena persediaan barang dalam proses
tersebut telah mempunyai harga pokok yang berasal dari periode sebelumnya. Ada dua metode
penentuan harga pokok produk dalam metode harga pokok proses yang akan dibahas kali ini yaitu,
metode harga pokok rata-rata tertimbang dan metode masuk pertama, keluar utama (FIFO).

2. Metode Harga Pokok Rata-Rata Tertimbang


Dalam metode ini, jumlah harga pokok produk dalam proses awal ditambahkan dengan biaya
produksi yang dikeluarkan periode sekarang dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk
menghasilkan harga pokok rata-rata tertimbang.Harga pokok produk yang dihasilkan oleh
departemen setelah departemen pertama merupakan harga pokok kumulatif, yaitu merupakan
penjumlahan harga pokok dari departemen satu ditambahkan dengan departemen berikutnya yang
bersangkutan.
2.1 Proses Pemberlakuan Metode Rata-rata
A. Di departemen Pertama :
• Dihitung total biaya untuk masing-masing jenis biaya produksi, yaitu : biaya bahan,
biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dengan cara biaya yang melekat pada
persediaan barang dalam proses awal ditambah biaya-biaya periode berjalan.
• Dihitung jumlah unit ekuivalen produksi yang dihasilkan dalam periode yang
bersangkutan, Barang jadi (yang ditransfer ke departemen berikutnya) ditambah
barang dalam proses akhir menurut unit ekuivalen.Harga pokok rata-rata kemudian
dihitung berdasarkan total biaya dibagi jumlah unit ekuival
B. Di Departemen Lanjutan
• Dihitung harga pokok rata-rata yang berasal dari departemen sebelumnya.Harga
pokok tersebut terdiri dari ; harga pokok persediaan awal danharga pokok yang
diterima pada periode yang bersangkutan.
• Dihitung harga pokok rata-rata per satuan yang ditambahkan dalam departemen yang
bersangkutan.
• Menghitung harga pokok rata-rata per satuan di departemen yang bersangkutan
dengan cara, harga pokok rata-rata dari departemen yang mendahului ditambah harga
pokok rata-rata di departemen yang bersangkutan.
2.2 Penerapan Metode Rata-Rata Tertimbang

Contoh 1
PT Risa Rimendi memproduksi produknya melalui dua departemen produksi. Departemen 1 dan
Departemen 2. Data produksi dan biaya produksi bulan Januari 20X1 di kedua departemen
produksi tersebut.
2.3 Metode Harga Pokok Rata – Rata Tertimbang – Departemen Pertama
PT RISA RIMENDI
Data Produksi dan Biaya Produksi
Bulan Januari 20X1
Departemen 1 Departemen 2
Data Produksi :
Produk dalam proses awal :
BBB 100% , BK
40% 4,000 kg
BTK 20%, BOP
60% 6,000 kg
Dimasukkan dalam proses bulan ini 40,000 kg
Unit yang ditransfer ke Dept. 2 35,000 kg
Unit yg diterima dari Dept. 1 35,000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 38,000 kg
Produk dalam proses akhir :
BBB 100%, BK
70% 9,000 kg
BTK 40%, BOP
80% 3,000 kg

Harag Pokok Produk dalam Proses Awal


Harga pokok dari Dept. 1 Rp 11,150,000
Biaya Bahan Baku Rp 1,800,000
Biaya Tenaga Kerja Rp 1,200,000 Rp 1,152,000
Biaya Overhead Pabrik Rp 1,920,000 Rp 4,140,000

Biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku Rp 20,200,000
Biaya Tenaga Kerja Rp 29,775,000 Rp 37,068,000
Biaya Overhead Pabrik Rp 37,315,000 Rp 44,340,000

*BBB = Biaya bahan baku BTK = Biaya tenaga kerja


BOP = Biaya overhead pabrik BK = Biaya konversi
Rumus Perhitungan Harga Pokok Per Unit Produk Dept. Pertama dengan Menggunakan
Metode Harga Pokok Rata – Rata Tertimbang

(1) Biaya bahan baku yang Biaya bahan baku yang


Biaya melekat pada produk dalam dikeluarkan dalam
bahan = proses awal + periode sekarang
baku per
unit Unit ekuivalensi biaya bahan baku

(2) Biaya tenaga kerja yang Biaya tenaga kerja yang


Biaya = melekat pada produk dalam dikeluarkan dalam
tenaga proses awal + periode sekarang

kerja per
unit Unit ekuivalensi biaya tenaga kerja

(3) Biaya overhead pabrik yang Biaya overhead pabrik


Biaya melekat pada produk dalam yang dikeluarkan dalam
overhead = proses awal + periode sekarang
pabrik
per unit Unit ekuivalensi biaya overhead pabrik
Perhitungan Biaya Produksi Per Satuan Departemen 1 Bulan Januari 20X1

Unit
Unsur Biaya Produksi Yang Dikeluarkan Total Biaya
Yang Melekat pada dalam Periode Ekuivalensi Biaya Produksi
Produk Dalam Proses Sekarang per kg
(2) + (3) (4) : (5)
(1) (2) (3) ( 5)
(4) -6

Biaya Bahan Baku Rp 1,800,000 Rp 20,200,000 Rp 22,000,000 44,000* Rp 500


Biaya Tenaga Kerja Rp 1,200,000 Rp 29,775,000 Rp 30,975,000 41,300** Rp 750
Biaya Overhead Pabrik Rp 1,920,000 Rp 37,315,000 Rp 39,235,000 41,300** Rp 950

* (100% x 35,000) + (100% x 9,000) = 44,000


**(100% x 35,000) + (70% x 9,000) = 41,300

Atas dasar perhitungan diatas, dapat dihitung harga pokok produk selesai yang ditransfer oleh
Departemen 1 ke Departemen 2 dan harga pokok persediaan produk dalam proses di Departemen
1 pada akhir bulan Januari 20X1.

Perhitungan Harga Pokok Produk Selesai dari Persediaan Produk Dalam Proses
Departemen 1

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Dept. 2


35,000 unit @ Rp 2,200 Rp 77,000,000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir
Biaya bahan baku = 100% x 9,000 unit x Rp 500 Rp 4,500,000
Biaya tenaga kerja = 70% x 9,000 unit x Rp 750 Rp 4,725,000
Biaya Overhead pabrik = 70% x 9,000 unit x Rp 950 Rp 5,985,000
Rp 15,210,000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam Dept. 1 Rp 92,210,000
Laporan Biaya Produksi Departemen Pertama – Metode Harga Pokok Rata – Rata
Tertimbang

PT RISA RIMENDI
Laporan Biaya Produksi Departemen 1
Bulan Januari 20X1
Data Produksi

Produk dalam proses awal 4,000 kg

Dimasukkan dalam proses 40,000 kg

Jumlah produk yang diolah dalam bulan April 44,000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke Dept. II 35,000 kg

Produk dalam proses akhir 9,000 kg

Jumlah produk yang dihasilkan 44,000 kg

Biaya yang dibebankan dalam Dept. 1

Total Per Unit


Biaya bahan baku Rp 22,000,000 Rp 500
Biaya tenaga kerja Rp 30,975,000 Rp 750
Biaya Overhead pabrik Rp 39,235,000 Rp 950
Jumlah biaya yang dibebankan Dept. 1 Rp 92,210,000 Rp 2,200

Perhitungan Biaya
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Dept. 2
35,000 unit @ Rp 2,200 Rp 77,000,000
Harga pokok persediaan produk dlm proses akhir (9,000 kg)
Biaya bahan baku Rp 4,500,000
Biaya tenaga kerja Rp 4,725,000
Biaya overhead pabrik Rp 5,985,000
Rp 15,210,000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam Dept. 1 Rp 92,210,000
2.4 Metode Harga Pokok Rata – Rata Tertimbang-Departemen Setelah Departemen
Pertama

Rumus Perhitungan Harga Pokok Per Unit Produk Departemen Kedua dengan
Mneggunakan Metode Harga Pokok Rata – Rata Tertimbang
Biaya tenaga kerja yang
(3) Biaya tenaga dikeluarkan dalam periode
kerja per unit = Biaya tenaga kerja yang melekat + sekarang
pada produk dalam proses awal
Unit ekuivalensi biaya tenaga kerja

Biaya overhead pabrik yang


(4) Biaya Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan dalam periode
overhead pabrik melekat pada produk dalam proses +
= sekarang
per unit awal
Unit ekuivalensi biaya overhead pabrik

(5) Total harga


pokok produksi
=
per satuan
(1) + (2) + (3) + (4)

Dari data harga pokok produksi per satuan tersebut sekarang dapat dihitung harga pokok
produk jadi yang ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam proses di
Departemen 2 pada akhir bulan Januari 20X1.

Perhitungan Harga Pokok Kumulatif Per Satuan Produk Departemen 2 dengan


Menggunakan Harga Pokok Rata – Rata Tertimbang

Yang Melekat pada Yang Dikeluarkan


Unit Biaya
Unsur Biaya Produksi Produk Dalam dalam Periode Total Biaya
Ekuivalensi Produksi
Proses Sekarang
per kg
(2) + (3) (4) : (5)
(1) (2) (3) ( 5)
(4) (6)

Harga pokok yang berasal Rp 11,150,000 Rp77,000,000 Rp 88,150,000 41,000* Rp 2,150


dari Dept. 1

Biaya yang ditambahkan dalam Dept. 2


Biaya Tenaga Kerja Rp 1,152,000 Rp37,068,000 Rp 38,220,000 39,200** Rp 975
Biaya Overhead Pabrik Rp 4,140,000 Rp44,340,000 Rp 48,480,000 40,400*** Rp 1,200
*(100% x 38,000) + ( 100% + 3,000) = 41,000
** (100% x 38,000) + (40 % + 3,000) = 39,200
***(100% x 38,000) + ( 80% + 3,000) = 40,400

Harga Pokok Produk Jadi dan Persediaan Produk dalam Proses Departemen 2

Harga pokok produk selesai yang ditarnsfer ke gudang Rp 164,350,000


38,000 unit @ Rp 4,325
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
Yang berasal dari Dept. 1 : 3,000 unit x Rp 2,150 Rp 6,450,000
Yang ditambah dalam Dept. 2 :
Biaya Tenaga Kerja 40% x 3,000 unit x Rp 975 Rp 1,170,000
Biaya Overhead Pabrik 80% x 3,000 unit x Rp 1,200 Rp 2,880,000
Rp 10,500,000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam Dept. 2 Rp 174,850,000

Laporan Biaya Produksi Departemen 2 Bulan Januari 20X1, dengan Menggunakan Metode
Harga Pokok Rata – Rata Tertimbang

PT RISA RIMENDI
Laporan Biaya Produksi Departemen 2
Bulan Januari 20X1
Data Produksi
Produk Dalam Proses Awal 6,000 kg
Diterima dari Departemen 1 35,000 kg
Jumlah produk yang diolah dalam bulan April 41,000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Departemen 2 38,000 kg
Produk dalam proses akhir 3,000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 41,000 kg

Biaya yang Dibebankan Dalam Depatemen 2


Total Per Kg
Biaya yang berasal dari Dept 1 Rp 88,150,000 Rp 2,150
Biaya yang ditambahkan dalam Dept 2:
Biaya tenaga kerja Rp 38,220,000 Rp 975
Biaya overhead pabrik Rp 48,480,000 Rp 1,200
Jumlah biaya yang dibebankan dalam Dept 2 Rp 174,850,000 Rp 4,325
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang
33,000 unit @ Rp 4,324 Rp 164,350,000
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir :
Yang berasal dari Dept 1 Rp 6,450,000
Yang ditambahkan dalam Dept 2:
Biaya tenaga kerja Rp 1,170,000
Biaya overhead pabrik Rp 2,880,000
Rp 10,500,000
Jumlah biaya produksi yg dibebankan dalam Dept. 2 Rp 174,850,000

3. Metode Harga Pokok Masuk Pertama Keluara Pertama (MPKP)


Dalam metode ini, menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan untuk
menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses, baru kemudian sisanya
digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses periode sekarang.Oleh karena itu
dalam perhitungan unit ekuivalensi tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus
diperhitungkan.
Dalam departemen setelah departemen I, produk telah membawa harga pokok dari periode
sebelumnya digunakan pertama kali untuk menentukan harga pokok produk yang ditransfer ke
departemen berikutnya atau ke gudang.

3.1 Proses Pemberlakuan Metode MPKP


• Proses produksi dianggap untuk menyelesaikan produk dalam proses awalmenjadi
produk selesai.
• Setiap elemen harga pokok produk dalam proses awal tidak digabungkan dengan elemen
biaya yang terjadi dalam periode yang bersangkutan.
• Harga pokok produk dalam proses awal periode tidak perlu dipecah kembali menurut
elemennya ke dalam setiap elemen biaya.
3.2 Penerapan Metode MPKP
Berdasarkan contoh soal 1 Untuk ekuivalen bahan baku Departemen 1 (dalam. Karena tingkat
penyelesaian biaya bahan baku dalam persediaan produk dalam proses awal adalah 100%, maka
biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam periode sekarang sebesar Rp.20.200.000 di Departemen 1
tersebut tidak lagi diserap untuk penyelesaian persediaan produk dalam proses awal. Dengan
demikian biaya bahan baku tersebut hanya digunakan untuk menyelesaikan 31.000 kg (35.000 kg –
4.000 kg) produk selesai yang ditransfer ke Departemen 2 dan 9.000 unit produk yang pada akhir
periode masih dalam proses di Departemen 1

Perhitungan Unit Ekuivalensi Biaya Bahan Baku Departemen 1 dengan Menggunakan


Metode MPKP
Persediaan produk dalam proses awal 0 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Dept. 2 31000
Produk dalam proses akhir 100% x 9.000 9000
Jumlah 40000 kg

Perhitungan Unit Ekuivalensi Biaya Konversi Departrmrn 1 dengan Menggunakan Metode


MPKP

Persediaan produk dalam proses awal (100%-40%)x4000 unit 2400 kg


Produk selesai yang ditransfer ke Dept. 2 31000
Produk dalam proses akhir 70%x9000 unit 6300
Jumlah 39700 kg
Perhitungan Biaya Per Satuan Dengan Menggunakan Metode MPKP

Unsur Biaya Produksi Total Biaya Unit Ekuivalensi Biaya Produksi per Satuan
Biaya bahan baku Rp20,200,000 40000 Rp505
Biaya tenaga kerja Rp29,775,000 39700 Rp750
Biaya overhead pabrik Rp37,315,000 39700 Rp940

Perhitungan Biaya Per Satuan Dengan Menggunakan Metode MPKP

Atas dasar data harga pokok produksi per satuan tersebut, dapat dihitung harga pokok produk
selesai yang ditransfer ke Departemen 2 dan harga pokok persediaan produk dalam proses pada
akhir bulan Januari 20X1 di Departemen 2 yaitu sebagai berikut.

Perhitungan Harga Pokok Produk Selesai dan Persediaan Produk dalam Proses Departemen 1

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Dept. 2:


Harga pokok persediaan produk dalam proses awal Rp 4,920,000
Biaya penyelesaian produk dalam proses awal
Biaya bahan baku 0
Biaya tenaga kerja 60%x4000 kgxRp750 Rp 1,800,000
Biaya overhead pabrik 60%x4000 kgxRp940 Rp 2,256,000
Rp 8,976,000
Harga pokok produk dari produksi sekarang 31.000 kgxRp2.195 Rp 68,045,000
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Dept. 2 Rp 77,019,000*
Harga pokok produk dalam proses akhir
Biaya bahan baku 9000 kgx100%xRp505 Rp 4,545,000
Biaya tenaga kerja 9000 kgx70%xRp750 Rp 4,725,000
Biaya overhead pabrik 9000 kgx70%xRp940 Rp 5,922,000
Rp 15,192,000
Jumlah biaya yang dibebankan dalam Departemen 1 Rp 92,210,000

*) Jumlah sesungguhnya adalah Rp77.021.000. Pencantuman tersebut dikurangi Rp3.000 karena adanya
pembulatan angka pada waktu perhitungan biaya overhead pabrik per kg.

3.3 Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama-Departemen Setelah Departemen


Produksi Pertama
Dalam departemen produksi setelah departemen produksi pertama, produk telah membawa harga
pokok dari departemen sebelumnya. Produk dalam proses yang membawa harga pokok dari
periode sebelumnya digunakan pertama kali untuk menentukan harga pokok produk yang
ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang. Perhitungan harga pokok produksi kumulatif
produk yang dihasilkan Departemen 2 dari contoh soal 1 yaitu sebagai berikut.
Laporan Biaya Produksi Departemen 1 Bulan Januari 20X1- Metode MPKP
PT Risa Rimendi
Laporan Biaya Produksi Departemen 1
Bulan Januari 20X1

Data produksi
Produk dalam proses awal (BBB 100%: BK: 60%) 4000 kg
Dimasukkan dalam proses 40000 kg
Jumlah 44000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Dept. 2 35000 kg
Produk dalam proses (BBB: 100%: BK: 70%) 9000 kg
Jumlah 44000 kg

Biaya yang dibebankan dalam departemen 1


Total biaya Biaya per kg
Harga pokok produk dalam proses awal Rp 4,920,000 -
Biaya yang dikeluarkan sekarang:
Biaya bahan baku Rp 20,200,000 Rp 505
Biaya tenaga kerja Rp 29,775,000 Rp 750
Biaya overhead pabrik Rp 37,315,000 Rp 940
Jumlah biaya produksi Rp 92,210,000 Rp 2,195

Perhitungan biaya
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Dept. 2
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal Rp 4,920,000
Biaya penyelesaian produk dalam proses awal:
Biaya bahan baku Rp -
Biaya tenaga kerja Rp 1,800,000
Biaya overhead pabrik Rp 2,256,000
Rp 8,976,000
Harga pokok produk dari produksi sekarang: 31.000 unitxRp2.195 Rp 68,045,000
Rp 77,019,000 *
Harga pokok produk dalam proses akhir:
Biaya bahan baku Rp 4,545,000
Biaya tenaga kerja Rp 4,725,000
Biaya overhead pabrik Rp 5,922,000
Rp 15,192,000
Jumlah biaya yang dibebankan dalam Departemen 1 Rp 92,210,000
*) Jumlah sesungguhnya yaitu Rp77.021.000. Pencantuman jumlah tersebut dikurangi Rp3.000
karena adanya pembulatan angka pada waktu perhitungan biaya overhead pabrik per kg

Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan Produk yang Dihasilkan Departemen 2
Total Biaya Unit Ekuivalensi Biaya Per Unit
Harga pokok produk yang ditransfer dari Dept. 1 Rp 77,019,000 35000kg Rp 2,201
Biaya yang dikeluarkan Dept. 2 dalam periode sekarang:
Biaya tenaga kerja Rp 37,068,000 38000* Rp 975
Biaya overhead pabrik Rp 44,340,000 36800** Rp 1,205
Jumlah Rp 158,427,000 Rp 4,381

*{(100%-20%) x 6.000 unit} + 32.000 unit + (40% x 3.000 unit)


**{(100%-60%) x 6.000 unit} + 32.000 unit + (80% x 3.000 unit)

Perhitungan Harga Pokok Produk Selesai dan Persediaan Produk dalam Proses
Departemen 2
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang:
Harga pokok persediaan produk dalam prose awal Rp 16,442,000
Biaya penyelesaian produk dalam proses awal:
Biaya tenaga kerja: 80%x6000xRp975 Rp 4,680,000
Biaya overhead pabrik 40%x6000xRp1205 Rp 2,892,000
Rp 24,014,000
Harga pokok produk dari produksi sekarang 32000 unitxRp1381 Rp 140,192,000
Rp164,204,000 *
Harga pokok produk dalam proses akhir
Harga pokok dari Departemen 1: 3000xRp2201 Rp 6,603,000
Biaya tenaga kerja: 3000 kgx40%xRp975 Rp 1,170,000
Biaya overhead pabrik: 3000 kgx80%xRp1205 Rp 2,892,000
Rp 10,665,000
Jumlah biaya yang dibebankan dalam Departemen 2 Rp 174,869,000

*) Jumlah susungguhnya yaitu Rp164.206.000. Pencantuman jumlah tersebut dikurangi Rp2.000


karena adanya pembulatan angka pada waktu perhitungan biaya per uni
Laporan Biaya Produksi Departemen 2 dengan Menggunakan MPKP

PT Risa Rimendi
Laporan Biaya Produksi Departemen 2
Bulan April 20X1

Data Produksi
Produk dalam proses awal 6000 kg
Diterima dari Departemen 1 35000 kg
Jumlah 41000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke gudang 38000 kg
Produk dalam proses 3000 kg
Jumlah 41000 kg

Biaya yang dibebankan dalam Departemen 2


Total Biaya Biaya pe kg
Harga pokok produk dalam proses awal Rp 16,442,000
Biaya yang dikeluarkan sekarang:
Harga pokok produk yang diterima dari Departemen 1 Rp 77,019,000 Rp 2,201
Biaya tenaga kerja Rp 37,068,000 Rp 975
Biaya overhead pabrik Rp 44,340,000 Rp 1,205
Jumlah biaya produksi yang dibebankan Departemen 2 Rp 174,869,000 Rp 4,381

Perhitungan biaya
Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang:
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal Rp 16,442,000
Biaya penyelesaian produk dalam proses awal:
Biaya tenaga kerja Rp 4,680,000
Biaya overhead pabrik Rp 2,892,000
Rp 24,014,000
Harga pokok produk dari produksi sekarang
32000 unit x Rp4381 Rp 140,192,000
Rp164,204,000*
Harga pokok produk dalam proses akhir:
Harga pokok dari Departemen 1 3000 x Rp2201 Rp 6,603,000
Biaya tenaga kerja Rp 1,170,000
Biaya overhead pabrik Rp 2,892,000
Rp 10,665,000
Rp 174,869,000

*) Jumlah sesungguhnya yaitu Rp164.206.000. Pencantuman jumlah tersebut dikurangi Rp2.000


karena adanya pembulatan angka pada waktu perhitungan biaya produksi per unit
3.4 Tambahan Bahan Baku Dalam Departemen Produksi Setelah Departemen Produksi
Pertama
Umumnya bahan baku diolah pertama kali dalam departemen pertama. Departemen produksi
berikutnya hanya mengolah lebih lanjut dengan mengeluarkan biaya tenaga kerja dan biaya
overhead pabrik. Namun, seringkali bahan baku ditambahkan dalam departemen produksi setelah
departemen produksi pertama. Tambahan bahan baku ini mempunyai dua kemungkinan:
1. Tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang
mengkonsumsi tambahan bahan baku tersebut, sehingga tidak mempengaruhi perhitungan
harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari departemen sebelumnya.
2. Menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang mengkonsumsi
tambahan bahan baku tersebut, sehingga diadakan penyesuaian harga pokok produksi per satuan
produk yang diterima dari departemen sebelumnya, karena total harga pokok produk tersebut
yang semula berjumlah tertentu, menjadi lebih banyak. Akibatnya harga pokok produk per unit
dari departemen sebelumnya menjadi lebih kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. (2015). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: YKPN.

You might also like