Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 5

Thema : Kunci Kesetiaan Seorang Pelayan Tuhan

Nats : Lukas 5 : 1 – 11

Pendahuluan
Setia atau kesetiaan bisa diartikan sebagai berpegang teguh, patuh dan taat pada janji.
Kesetian juga merupakan salah satu buah Roh yang terdapat di Galatia 5, dan Loyalitas
seorang pelayan sangat berpengaruh pada proses pelayanan yang dilakukan. Tanggung jawab
adalah hal yang wajib dilakukan, rasa tanggung jawab seorang yang percaya kepada Tuhan
dan bahkan seorang pelayan Tuhan adalah dengan cara selalu bersyukur dan menjaga hikmat
yang telah diberikan Tuhan kepada-nya dan dengan cara itu, kita menaati segala perintah
Tuhan dan menjauhi segala hal-hal yang tidak berkenan di hadapan-Nya. Sebelum kita
melangkah pada kesediaan dan tanggung jawab terhadap orang lain, kita harus terlebih
dahulu setia dan bertanggung jawab pada diri kita sendiri. Untuk menjadi pelayan Tuhan
yang setia dan bertanggung jawab, terkadang itu terasa sulit atau sukar kita lakukan.
Pelayanan yang di lakukan kepada Tuhan adalah panggilan bagi setiap manusia, terkhusus
kita yang berada di tempat ini, dan juga Jika kita melihat banyak sekali tokoh-tokoh di
Alkitab yang berlaku setia kepada Tuhan seperti Rasul Paulus, meskipun dia dipenjara,
disiksa, didera hampir mati beberapa kali tapi ia tetap setia kepada Tuhan hingga akhir
kehidupannya…
Dan apa akibatnya kalau kita setia ?
Mari perhatikan di dalam ulangan 32:20 : “Ia berfirman ; Aku hendak
menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan
mereka, sebab mereka itu suatu Angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak
mempunyai kesetiaan.”
Kita bayangkan saudara-saudara jika Tuhan tidak memperhatikan kita, jika Tuhan tidak
berlaku setia kepada kita, apa yang akan kita dapatkan ? ya maka kita akan binasa ! walaupun
kita tidak setia kepada Tuhan, tetapi yang harus kita ingat bahwa Tuhan selalu setia kepada
kita (2 Tesalonika 3:3)
Dan apa yang kita dapat jika kita berlaku setia kepada Tuhan ?
Mari kita perhatikan di dalam kita mazmur 31 : 24 : “TUHAN menjaga orang-orang yang
Setiawan, tetapi orang-orang yang congkak diganjar-Nya dengan tidak tanggung-tanggung.”
Perhatikan saudara-saudara Tuhan akan senantiasa menjaga orang-orang yang setia kepada-Nya,
Tuhan tidak akan pernah meninggalkan orang-orang yang berlaku setia kepada-Nya, dan yang paling
penting jika kita setia kepada Tuhan, Tuhan akan senantiasa memelihara kita…
Amen, saudara-saudara?
Dan apakah kunci kesetian untuk menjadi seorang pelayan Tuhan?
Pembahasan
Poin pertama, kita harus memiliki kepekaan dan taat kepada panggilan Tuhan

 Setelah selesai berbicara, Ia (Yesus) berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang
 4

dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan.” 5 Simon menjawab: “Guru, telah
sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena
Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.
Jika kita memperhatikan di ayat yang pertama hingga ke ayat yang ketiga, menceritakan
panggilan Tuhan Yesus kepada Petrus dan kedua rekannya, yaitu Yohanes dan Yakobus.
Pada waktu itu, Tuhan Yesus melihat mereka sedang membersihkan jala bersama para
nelayan yang lain. Rupanya, semalaman mereka (Simon Petrus, Yohanes dan Yakobus)
berkerja dengan sia-sia, karena malam itu mereka tidak mendapat hasil tangkapan sama
sekali. Lalu Tuhan Yesus naik ke perahu Petrus dan meminta dia untuk menebarkan jalanya.
Sepintas lalu, tidak ada yang salah dalam perintah ini. Tetapi jika kita perhatikan, perintah ini
sungguh sangat janggal.
Secara logis, Petrus bisa saja menolak perintah Tuhan Yesus dalam hal ini. Tentu kita ketahui
bahwa Simon Petrus adalah seorang nelayan, sementara Tuhan Yesus dididik sebagai tukang
kayu seperti ayahnya. Tentu saja, Petrus dari segi pengalaman ia lebih tahu tentang menjala
ikan dibanding Tuhan Yesus, dan lebih paham mengenai situasi serta kondisi di danau
Genesaret tersebut (ingat saudara-saudara, pada waktu itu Petrus belum sepenuhnya tahu
bahwa Yesus adalah Anak Allah). Kemudian, pada saat itu hari juga sudah terang. Jika
malam sebelumnya saja mereka dengan bersusah payah tidak mendapat ikan atau hasil sama
sekali pun, apalagi dalam keadaan yang sudah terang saudara-saudara !
Namun disini kita bisa perhatikan bersama-sama, Petrus tetap saja mau menuruti Perintah
Tuhan Yesus karena dia memiliki kepekaan terhadap Tuhan Yesus (padahal yang kita ketahui
pada saat itu Petrus belum mengenal bahwa Yesus adalah Anak Allah ) serta dia mau taat
mengikuti apa yang di perintahkan oleh Tuhan Yesus, padahal jika kita berfikir secara krisis
bisa saja Petrus disitu emosi ya, karena sudah semalam ia dan rekan-rekannya menjala ikan
tetapi tidak mendapatkan hasil sama sekali pun, lalu tanpa sepengetahuan ada orang yang
menyuruhnya untuk menebarkan jalanya kembali padahal di ayat dua tadi dikatakan bahwa
mereka sudah (membasuh) membersihkan jalanya saudara-saudara , tetapi Petrus tidak
melakukan hal seperti demikian dengan kerendahan hati dia menjawab “Guru, telah
sepanjang malam kami bekerja keras, dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena
Engkau menyuruhnya aku akan menebarkan jala juga.” Dan akhirnya setelah mereka
menebarkan jalanya, di ayat 6 dikatan “Dan setelah mereka melakukannya, mereka
menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka.” Bahkan di ayat yang ke 7 dijelaskan
sangkin banyak ikan yang di dapatkan dua perahu yang diisi oleh ikan itu hampir tenggelam.
Nah disini yang harus kita perhatikan saudara-saudara, kita juga sebagai anak-anak Tuhan
ditempat ini, kita juga harus memiliki rasa peka terhadap panggilan Tuhan ditempat ini,
mungkin kita memiliki keraguan, kebimbangan, kegelisahan, atau apa-pun itu, namun yang
harus kita ketahui ialah, jika kita memiliki rasa peka terhadap panggilan Tuhan serta taat
kepada segala perintah Tuhan selama di proses di tempat ini , saudara-saudara yang di
berkati Tuhan, yakin dan percaya bahwa Tuhan akan mempersiapkan dan memberikan yang
terbaik untuk kita, dan yang paling penting Tuhan tidak akan pernah mempermalukan anak-
anakNya…
Amen, saudara-saudara ?
Jadi apa yang kita dapat jika kita senantiasa taat kepada Tuhan?
Mari kita perhatikan Amsal 12 : 22 : “Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi
TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya.”
Jadi jika kita berlaku setia kepada Tuhan di dalam hidup kita, hidup kita akan berkenan di
hadapan-Nya.
Poin kedua, tetap rendah hati di hadapan Tuhan , saudara-saudara yang di berkati Tuhan,
setelah mendapatkan tangkapan yang begitu banyak, Petrus langsung tersungkur di hadapan
Tuhan Yesus. Bahkan dia “mengusir” Tuhan Yesus. Karena Petrus tahu, Orang yang ada di
hadapannya itu bukan orang biasa. Petrus berfikir bahwa dia tidak layak untuk berdekatan
dengan-Nya karena disitu ia sadar bahwa ia adalah seorang yang berdosa.
Tetapi, dapat kita lihat diayat yang ke 10 , Tuhan Yesus berkata, “Jangan takut, mulai dari
sekarang engkau akan menjala manusia.” Ternyata, sikap Petrus itu justru menunjukkan
bahwa dia memiliki hati yang benar untuk siap dibentuk menjadi seorang murid. Saudara-
saudara yang di berkati Tuhan, kita juga dapat melihat pada waktu Samuel memilih Daud di
antara kakak-kakaknya, dia berkata,  “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah;
manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati” (1Sam. 16:7).
Saudara-saudara yang diberkati Tuhan, rendah hati di hadapan Tuhan juga merupakan kunci
kesetiaan yang paling penting sekali di dalam kehidupan kita, terkadang banyak sekali
hamba-hamba Tuhan, Ketika sudah menjadi gembala-gembala besar, atau memiliki
pelayanan yang besar seringkali ia lupa dengan Tuhan, bahkan sering kali bersikap angkuh
dengan kesuksesan yang telah dicapai, hal ini yang perlu kita sikapi saudara-saudara, Ketika
kelak nanti Tuhan mempercayakan hal-hal besar di dalam kehidupan kita, kita harus
senantiasa merendah di hadapan Tuhan, jangan kita bersikap angkuh terhadap Tuhan, sebab
di dalam Yakobus 4:6 mengatakan Allah menentang orang yang congkak, tetapi
mengasihani orang yang rendah hati.” Jadi haruslah kita selalu rendah hati di hadapan
Tuhan. Juga kita dapat melihat dari kisah seorang pemimpin, yaitu raja atas bangsa Israel
yang bernama Daud, dia merupakan seorang raja yang berkenan di hati Tuhan, dan sudah
banyak hal yang dia capai saat memimpin bangsa Israel selama dia hidup, tetapi bagaimana
sikap Daud terhadap hal-hal yang telah ia capai, apakah dia bersikap angkuh terhadap Tuhan?
Atau bagaimana, mari kita perhatikan didalam kitab Mazmur pasal 131 mengatakan “Tuhan
aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-
hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu Ajaib bagiku.” Meskipun ia telah banyak
melakukan hal-hal yang besar, tetapi ia selalu merendah di hadapan Tuhan, ia selalu
mengakui bahwa dirinya sangat terbatas di hadapan Tuhan, dia sadar bahwa semua yang telah
ia capai berasal dari Tuhan, karena Tuhan yang memampukan dia untuk dapat menang dari
musuh-musuhnya.
Mungkin saudara-saudara hal ini yang perlu kita sikapi dan selalu kita ingat, Ketika nanti
kelak kita di perhadapkan dalam ladang pelayanan, dan Tuhan memberkati kita sehingga kita
dapat mencapai hal-hal yang besar, 1 hal yang perlu kita ingat, haruslah kita selalu merendah
di hadapan Tuhan, kita harus sadar bahwa semua itu berkat pertolongan Tuhan yang
memampukan kita dalam melewati segala hal yang ada. Kita juga harus sadar bahwa diri kita
ini sungguh terbatas di hadapan Tuhan.
Poin yang terakhir, meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Tuhan
Di ayat yang ke 11 mengatakan “  Dan sesudah mereka menghela perahu-perahunya ke darat,
merekapun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus” .Setelah Tuhan Yesus
memanggil Petrus untuk menjala manusia, Petrus dan kedua rekannya (Yakobus dan
Yohanes) pun langsung meninggalkan segala sesuatunya. Mengapa mereka bisa seperti itu?
Karena mereka tahu seberapa tinggi nilai panggilan Tuhan Yesus yang akan mereka jalani.
Jika tadinya mereka menjala ikan, demi memenuhi kebutuhan fisik, maka sekarang mereka
menjala manusia, sesuatu yang bernilai rohani. Jika tadinya melakukan yang bernilai
sementara (bagaimanapun ikan yang yang berisi di dalam 2 perahu tersebut bisa busuk dan
pasti habis), maka sekarang mereka melakukan yang bernilai kekal. Dan yang lebih penting
lagi, apa yang mereka lakukan sekarang tidak akan pernah sia-sia (seperti hasil tangkapan
malam sebelumnya).
Saudara-saudara yang di berkati Tuhan, Ketika kita memutuskan untuk mengikut Yesus, kita
harus meninggalkan hal-hal duniawi yang bersifat sementara, seperti kita harus meninggalkan
masa kelam yang dulu pernah kita alami, meninggalkan hal-hal yang tidak penting untuk kita
lakukan, dan hanya berfokus meresponi panggilan-Nya, ya memang cukup sulit saudara-
saudara untuk kita lakukan hal yang sudah menjadi suatu pola kebiasaan yang mungkin
sering kita lakukan sebelum kita berada di tempat ini, tetapi kebanyakan hamba-hamba
Tuhan sekarang sering sekali meninggalkan Tuhan untuk hal-hal duniawi, mungkin Ketika ia
mendapat tawaran bekerja dan tergiur dengan gaji yang besar, dia lalu meninggalkan Tuhan
dan tidak berlaku setia, tetapi ada yang lebih jahat lagi saudara-saudara banyak sekarang
hamba-hamba Tuhan yang mengikut Tuhan tetapi mencari keuntungan dari pelayanan, yang
rela menjual nama Tuhan demi hal-hal duniawi dan kepentingannya sendiri, perbuatan orang-
orang seperti ini, sungguh sangat keji, dan tidak berkenan di hadapan Tuhan. Hal ini yang
perlu kita sikapi saudara-saudara, saat kita sudah meyakini untuk mengikut Tuhan, lakukan
lah sepenuhnya dengan hati yang tulus, dan jangan mencari untung dengan menjual nama
Tuhan. Kita percayakan kepada Tuhan bahwa Tuhan-lah yang akan mencukupkan seluruh
kebutuhan kita, Tuhan-lah yang akan memelihara kita, dan hal yang paling penting ketika
kita memberi diri kita kepada Tuhan secara total hal-hal yang akan akan kita kerjakan
nantinya tidak akan ada yang sia-sia.
Dan apa yang kita dapat jika kita mengikut Yesus ?
Di dalam Lukas 18: 30 mengatakan Ketika kita meninggalkan segala yang kita miliki
untuk mengikut Yesus, kita akan memperoleh hidup yang kekal bersama Dia.

Penutup
Kita telah belajar dari Petrus bahwa Tuhan mencari orang yang taat kepada kehendak-Nya,
memiliki kerendahan hati karena peka dengan panggilan Tuhan, dan sepenuh hati
menjalankan panggilan-Nya, dan yang paling penting tetaplah berlaku setia kepada Tuhan
sampai akhir hayat kita… dan jangan berpaling dari Tuhan atau lebih-lebih murtad!
Biarlah dari renungan singkat ini, dapat terus memotivasi kita agar terus tetap semangat
dalam menjalani segala proses yang ada dan memberi diri kepada Tuhan untuk mengikut
segala kehendak-Nya, Amin.

Doa Penutup :
Ya – ALLAH kami yang kami puja dan kami sembah melalui anak-Mu Yesus Kristus,
dengan penuh kerendahan hati kami sebagai anak-anakMu, sungguh mengucap syukur atas
belas kasih-Mu terhadap kami, biarlah dari kebenaran firman-Mu pada waktu yang singkat
ini, kami mau belajar untuk selalu taat, dan setia dalam menjalani panggilan-Mu ya Bapa,
berikanlah kami kekuatan untuk menjalani segala apa yang Engkau mau dari kami ya Tuhan,
biarlah semata-mata hal-hal yang kami lakukan hanya untuk demi hormat bagi nama-Mu, ini
lah doa kami ya Tuhan, hanya di dalam nama Tuhan Yesus, kami telah berdoa dan mengucap
syukur, haleluya, Amin.

Doa Pembuka :
Tuhan Yesus selamat pagi, kami sungguh mengucap syukur buat belas kasih-Mu terhadap
kami sehingga kami bisa kembali bangun dengan rasa sukacita dan bersekutu di tempat ini,
kiranya ya Tuhan sebentar lagi kami ingin mendengarkan kebenaran firman-Mu, biarlah
kuasa pimpinan Roh Kudus yang menjamah setiap hati dan pikiran kami di tempat ini agar
kami dapat memahami, dan mengerti maksud serta tujuan-Mu ya Tuhan terhadap kami di
tempat ini, inilah doa kami ya Tuhan, kami serahkan di dalam tangan kasih-Mu, kami telah
berdoa dan mengucap syukur, haleluya, Amin.

You might also like