Professional Documents
Culture Documents
Perilaku Keorganisasian Pak Edy
Perilaku Keorganisasian Pak Edy
Perilaku Keorganisasian Pak Edy
2. Jelaskan perbedaan dalam mengukur kepuasan kerja antara metode global tunggal
dan penjumlahan aspek/komponen kepuasan kerja! Bagaimana penerapan di Indonesia?
Jwb :
- Metode global tunggal
Metode ini dilakukan dengan cara meminta pegawai untuk mengisi/menjawab satu
pertanyaan, seperti: seberapa puaskah anda dengan pekerjaan anda? Kemudian
responden (pegawai) dapat menjawab dengan pilihan-pilihan yang tersedia, misalnya
responden dapat memilih angka 1 sampai 5, yang mewakili “sangat puas” sampai
“sangat tidak puas”.
- Metode penjumlahan aspek/komponen
Metode ini merupakan metode yang lebih maju. Untuk menggunakan metode ini maka
perlu diketahui terlebih dahulu unsur-unsur utama dalam pekerjaan. Kemudian
menanyakan kepada pegawai tentang bagaimana pendapatnya atau perasaannya
terhadap unsur-unsur tersebut. Aspek-aspek yang biasanya ditanyakan dapat meliputi;
sifat dasar pekerjaan, tingkat upah, tunjangan, promosi jabatan, penyeliaan, hubungan
dengan rekan kerja, hubungan dengan atasan dan lain-lain.
3. Sebutkan dan jelaskan 3 (tiga) aplikasi emosi dan suasana hati dalam perilaku
keorganisasian!
Jwb :
- Kreativitas : orang yang mengalami suasana hati atau emosi positif cenderung
lebih kreatif, fleksibel, dan terbuka dalam berpikir.
- Pengambilan keputusan : Suasana hati dan emosi positif membantu orang untuk
membuat keputusan yang tepat.
- Keselamatan dan cedera : Suasana hati yang buruk dapat menyebabkan cedera
di tempat kerja.
- Motivasi : motivasi dapat memperkuat suasana hati dan membuat kinerja orang
menjadi lebih baik.
- Sikap kerja : orang yang memiliki hari yang baik di tempat kerja cenderung
memiliki suasana hati yang baik pula setelah pulang kerja,
4. Berikan penjelasan nilai-nilai pada generasi yang berbeda (baby boomer, X dan
millennium). Berikan penjelasan dan ilustrasi personality-job fit dan person-
organization fit!
Jwb :
Generasi Baby Boomers adalah mereka yang lahir antara tahun 1946-1964,
tepatnya setelah World War II berakhir.
- NIlai baby boomer : Kesuksesan, pencapaian, ambisi, ketidaksukaan akan otoritas,
kesetiaan pada karir.
Awalnya, nama dari Generasi X adalah “Gen Bust”, karena tingkat kelahiran pada
generasi ini secara substansial lebih rendah daripada Boomers.
- Nilai X : Keseimbangan kerja/hidup, orientasi tim, tidak menyukai aturan, setia
pada hubungan
Generasi ini lahir dan tumbuh besar pada era peralihan teknologi, dari yang analog
menjadi digital, kemunculan internet dan media sosial.
- Nilai Milenial : Percaya diri, kesuksesan finansial, mengandalkan diri tetapi
berorientasi tim, kesetiaan pada diri maupun hubungan
Teori penguatan adalah teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari
konsekuensi-konsekuensinya jadi teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu
dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan.
1. Penguatan positif bisa berupa penguat primer : makanan dan minuman yang
memuaskan kebutuhan biologis, penguat sekunder : penghargaan berupa
uang, hadiah, promosi. Penguatan positif adalah penguatan berdasarkan
prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan stimulus
yang mendukung (rewarding). Bentuk-bentuk penguatan positif adalah
berupa hadiah (permen, kado, makanan, dll), perilaku (senyum,
menganggukkan kepala untuk menyetujui, bertepuk tangan, mengacungkan
jempol), atau penghargaan (nilai A, Juara 1 dsb)
2. Penguatan negatif dimana individu akan mempelajari perilaku yang
membawa konsekuensi tidak menyenangkan dan akan menghindarinya
dimasa datang. Penguatan negatif, adalah penguatan berdasarkan prinsip
bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan
stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan
negatif antara lain: menunda/tidak memberi penghargaan, memberikan tugas
tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggeleng, kening
berkerut, muka kecewa dll).
Contoh yang sangat sederhana adalah seorang juru tik yang mampu menyelesaikan
tugasnya dengan baik dalam waktu singkat. Juru tik tersebut mendapat pujian dari
atasannya. Pujian tersebut berakibat pada kenaikan gaji yang dipercepat. Karena juru tik
tersebut menyenangi konsekwensi perilakunya itu, ia lalu terdorong bukan hanya
bekerja lebih tekun dan lebih teliti, akan tetapi bahkan berusaha meningkatkan
keterampilannya, misalnya dengan belajar menggunakan komputer sehingga
kemampuannya semakin bertambah, yang pada gilirannya diharapkan mempunyai
konsekuensi positif lagi di kemudian hari.
Contoh sebaliknya adalah seorang pegawai yang datang terlambat berulang kali
mendapat teguran dari atasannya, mungkin disertai ancaman akan dikenakan sanksi
indisipliner. Teguran dan kemungkinan dikenakan sanksi sebagai konsekuensi negatif
perilaku pegawai tersebut berakibat pada modifikasi perilakunya, yaitu datang tepat
pada waktunya di tempat tugas.
Penting untuk diperhatikan bahwa agar cara-cara yang digunakan untuk modifikasi
perilaku tetap memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu diakui
dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan “gaya” yang manusiawi pula.
Rangkuman :