Professional Documents
Culture Documents
Perbandingan Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Penggalan Novel
Perbandingan Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Penggalan Novel
Perbandingan Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Penggalan Novel
1. Unsur Instrinsik.
a. Tema dan Amanat.
Tema : Perjalanan hidup sang Raja Donan.
Amanat : Kita tidak boleh asal membuang darah daging kita (anak
kandung) kita bagaimana pun dia karena itu semua adalah titipan dari
Tuhan Yang Maha Esa, jangan terlalu percaya terhadap ramalan
karena ramalan itu belum tentu benar semua.
- Latar Tempat :
Di Negeri Mandi Angin (dilihat dari kalimat : “negeri itu bernama
Mandi Angin”)
- Latar Suasana :
d. Alur.
Menurut saya alur hikayat ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
e. Gaya Bahasa.
Menurut saya gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa “Melayu
Klasik”, (dilihat dari kalimat pembuka awal : “tersebutlah” dan diselipkan
kalimat-kalimat bahasa Melayu Klasik seperti “malang tak berbau”, dan
dilihat dari kalimat isi seperti “bersumpah berteguh-teguh janji” dan
dilihat pula dari nama-nama tokoh Melayu seperti ‘Cik Ambong dan Cik
Muda”).
f. Sudut Pandang.
Sudut pandang orang ke-2 (dilihat dari kalimat : “tersebutlah cerita
seorang raja yang terlalu besar kerajaannya. Negeri itu bernama
Mandi Angin. Baginda bernama Raja Besar”).
Sudut pandang orang ke-3 (dilihat dari kalimat : “isteri Baginda
bernama Tuan Puteri Mindungan Bulan”).
1. Unsur Ekstrinsik.
a. Keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap,
keyakinan dan pandangan hidup.
b. Psikologi Pengarang.
Pengarang memiliki psikologi yang baik, menceritakan dengan detail
tentang cerita yang terdapat dalam “Hikayat Raja Donan”.
1. Unsur Instrinsik.
a. Tema dan Amanat.
Tema : Kerinduan dan kekhawatiran seorang istri.
Amanat : Sampai dewasa kita tidak dapat melepaskan diri dari satu
gambaran kebersamaan dan kasih sayang ibu kepada anaknya.
c. Latar.
- Latar Waktu :
Malam hari (dilihat dari kalimat : “tetapi, berbagai ragam rasa takut
dan cemas sering membangunkan aku di malam senyap”).
- Latar Tempat :
Rumah Dati (dilihat dari kalimat : “lalu aku terbaring menentang
langit-langit rumah dengan pikiran kosong”).
- Latar Suasana :
Menegangkan dan penuh kekhawatiran (dilihat dari kalimat : “aku
ingin dia kembali kepadaku dengan keadaan yang sebenarnya.
Utuh dan hidup”).
Merasa ketakutan dan cemas (dilihat dari kalimat : “tetapi, dilihat
dari berbagai rasa takut dan cemas”).
d. Alur.
Menurut saya alur novel ini adalah alur maju.
e. Gaya Bahasa.
Menurut saya gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa
“Hiperbola” (dilihat dari kalimat : “aku hanya bisa membayangkan
betapa keadaan yang kulihat sendiri di zaman revolusi, ditengah api
mesiu dan hutan belukar yang lembab, panas atau pegunungan yang
membekukan, sedangkan yang bercampur dan berperang sekarang
tidak akan bisa memilih musuh”).
f. Sudut Pandang.
Sudut pandang orang pertama (dilihat dari kalimat : “aku hanya
membaca berita yang juga dibaca orang-orang lain di surat kabar”).
1. Unsur Ekstrinsik.
a. Keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap,
keyakinan dan pandangan hidup.
b. Psikologi Pengarang.
Pengarang memiliki psikologi yang baik, menceritakan dengan detail
tentang cerita yang terdapat dalam novel “Kejahatan Membalas Dendam”.
Latar : Latar :
Waktu : Menceritakan Waktu : Malam hari
(dilihat dari kalimat :
waktu yang lampau
“tetapi, berbagai ragam
(dilihat dari kalimat : rasa takut dan cemas
sering membangunkan aku
“tersebutlah cerita
di malam senyap”).
seorang Raja yang terlalu
Tempat : Rumah Dati
besar kerajaannya”). (dilihat dari kalimat : “lalu
Setahun lamanya (dilihat aku terbaring menentang
langit-langit rumah dengan
dari kalimat : “setahun pikiran kosong”).
lamanya, Raja Donan
Suasana : Menegangkan
sudah pandai berkata”). dan penuh kekhawatiran
Tiga tahun tiga bulan dan (dilihat dari kalimat : “aku
ingin dia kembali
sepuluh hari (dilihat dari kepadaku dengan keadaan
kalimat : “tangguh tiga yang sebenarnya. Utuh dan
hidup”).
tahun tiga bulan dan Merasa ketakutan dan
sepuluh hari”). cemas (dilihat dari kalimat
: “tetapi, dilihat dari
Tempat : Di Negeri Mandi berbagai rasa takut dan
Angin (dilihat dari kalimat : cemas”).
“negeri itu bernama Mandi
Angin”).
Di Muara Sungai (dilihat dari
kalimat : “tersebut pula
perkataan Bendahara Tua,
abang Baginda yang tinggal
di muara sungai”).
Di Negeri Gendang Batu
(dilihat dari kalimat : “dari
negeri Gendang Batu”).
Di Negeri Beram Biru (dilihat
dari kaliamat : “Raja Piakas
dari negeri Beram Biru”).
Suasana : Suasana
membingungkan, karena
Baginda Raja harus
memutuskan pilihan untuk
menghanyutkan putranya
yaitu Raja Donan ke laut
karena ketujuh ahli nujum
menaruh khianat kepada Raja
dan mengatakan bahwa jika
putera Baginda ditaruh dalam
negeri, negeri pasti akan
binasa.
Alur :
Alur Maju (dilihat dari
Alur : kalimat : “aku sedang
Alur Maju (dilihat dari memandikan Anto ketika
kalimat : “Raja Donan penjaga telepon
meneruskan perjalanannya memanggilku. Ada
dan sampai di suatu tempat interlokal. Aku tergesa ke
yang bernama Goa Batu”. luar. Dengan gugup aku
“Kemudian Raja Donan memegang pesawat
menghilang, tetapi segera telepon”).
dicari kembali untuk
menghidupkan kembali”).