Professional Documents
Culture Documents
7127-Article Text-13567-1-10-20180524
7127-Article Text-13567-1-10-20180524
7127-Article Text-13567-1-10-20180524
Keywords
construct validity, construct reliability, instrument development, students satisfaction, educational
service quality
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan instrumen pengukur tingkat
kepuasan siswa terhadap kualitas pelayanan pendidikan di Sekolah Menengah Atas.
Kepuasan siswa adalah tingkat perasaan siswa setelah membandingkan kinerja atau
hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapan siswa. Tingkat kepuasan siswa
terdiri dari lima dimensi, yakni: tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan
emphaty. Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan metode sampling acak
sederhana. Pengembangan pernyataan-pernyataan instrumen didasarkan pada penilaian
pakar menggunakan skala Likert. Melalui telaah pakar dan validasi panelis berdasarkan
nilai koefisien reliabilitas interrater terpilih 38 butir. Instrumen diujicobakan pada 200
Alamat Korespondensi siswa SMA di Kabupaten Tangerang. Satu perangkat instrumen ini dikembangkan
dengan dua kelompok alternatif jawaban, yakni: kinerja dan harapan siswa. Secara
SMA Negeri 1 Sobang
empiris melalui ujicoba pertama dan ujicoba kedua melalui pengujian analisis faktor
Kabupaten Lebak, Jawa Barat konfirmatori dengan metode Maximum Likelihood (ML) didapatkan nilai loading factor di
e-mail: atas 0,5. Dari perhitungan nilai koefisien reliabilitas multidimensi menunjukkan bahwa
tata_ui@yahoo.com nilai koefisien reliabilitas konstruk lebih besar dari 0,9 dan nilai Average Variance
Extracted (AVE) lebih besar dari 0,5 pada ujicoba pertama dan kedua, yang berarti
tingkat validitas dan reliabilitas instrumen pengukur tingkat kepuasan siswa terhadap
kualitas pelayanan pendidikan tergolong sangat tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa
instrumen pengukur tingkat kepuasan siswa terhadap kualitas pelayanan pendidikan di
sekolah ini telah memiliki validitas dan reliabilitas konstruk yang baik.
Kata kunci
validitas konstruk, reliabilitas konstruk, pengembangan instrumen, kepuasan siswa, kualitas
pelayanan pendidikan
117
Tata Suharta Pengembangan Instrumen Pengukur Tingkat Kepuasan Siswa
Terhadap Kualitas Pelayanan Pendidikan Di Sekolah
sosial berupa perilaku etis dari penyedia layanan merasa aman dan nyaman ketika berada di
(Sureshchandar, Rajendran, dan Anantharaman, lingkungan perusahaan.
2002: 364). Kelima dimensi emphaty (empati), berarti
Dimensi pertama dari kualitas pelayanan perusahaan memahami masalah para pelanggannya
adalah tangible (bukti langsung), merupakan dan bertindak demi kepentingan pelanggan
kemampuan untuk memberikan fasilitas fisik sehingga pelayanan yang diberikan sekolah
sekolah serta perlengkapan pembelajaran yang sepenuh hati. Indikator dari empati meliputi
memadai menyangkut penampilan staff dan perhatian semua staff kepada pelanggannya,
karyawan serta sarana umum yang terlihat terjalin komunikasi yang baik antara pelanggan
langsung. Adapun indikatornya meliputi fasilitas dan penyedia jasa, serta kemudahan untuk
fisik, perlengkapan sarana prasarana, dan kondisi berkomunikasi atau dihubungi.
lingkungan serta penampilan karyawan. Instrumen atau alat ukur kepuasan ini harus
Kedua dimensi reliability (keandalan), benar-benar dapat mengukur dengan tepat
berkaitan dengan kemampuan suatu perusahaan persepsi atau sikap pelanggan tersebut melalui
jasa untuk memberikan layanan yang akurat sejak dimensi-dimensi kualitas pelayanan. Alat pengukur
pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan
dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu siswa adalah non tes yang berupa instrumen. Hasil
yang telah disepakati. Adapun indikator dari dari instrumen pengukur kepuasan siswa terhadap
reliability meliputi waktu pelayanan yang cepat, layanan ini dapat digunakan di sekolah atau
relevan dan akurat, pelayanan menjanjikan yang lembaga pendidikan untuk mengetahui tingkat
dapat dipercaya, serta memberikan akurasi kepuasan siswa terhadap pelayanan yang
pelayanan pada semua pelanggan. diberikan. Data yang diperoleh dari hasil
Ketiga dimensi responsiveness (daya angket/kuesioner kinerja pelayanan yang diberikan
tanggap), berkenaan dengan kesediaan dan sekolah dibandingkan dengan harapan atau
kemampuan para staff dan karyawan untuk persepsi siswa terhadap kualitas yang diharapkan.
membantu para pelanggan dan merespon Jika kinerja pelayanan sekolah lebih besar dari
permintaan pelanggan, serta menginformasikan harapan maka siswa akan sangat puas, jika kinerja
kapan jasa akan diberikan dan kemudian pelayanan yang diberikan sama dengan harapan
memberikan jasa secara tepat. Indikatornya siswa maka siswa akan merasa puas, dan jika
berkaitan dengan proses pemberian jasa yang pelayanan yang diberikan di bawah harapan siswa
interaktif dan variatif, kepedulian terhadap maka siswa akan merasa tidak puas.
pelanggannya, penanganan permasalahan atau Untuk itu penelitian ini difokuskan pada
kebutuhan pelanggan secara tepat sehingga penyusunan dan pengembangan instrumen
memungkinkan untuk mengembangkan kreativitas pengukur tingkat kepuasan siswa terhadap
dan kapasitasnya. kualitas pelayanan pendidikan di sekolah terutama
Keempat dimensi assurance (jaminan), yakni: validasi konstruk dengan menggunakan analisis
perilaku para karyawan mampu menumbuhkan faktor konfirmatori dengan indikator-indikator
kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan dari dimensi-dimensi yang membangun konstruk
perusahaan dapat menciptakan rasa aman bagi kepuasan siswa terhadap kualitas pelayanan
pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa para pendidikan di sekolah, yaitu: (1) tangible, (2)
karyawan selalu berperilaku baik serta menguasai responsiveness, (3) reliability, (4) assurance, dan (5)
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan emphaty. Penelitian ini juga berfokus pada estimasi
untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah reliabilitas konsistensi internal dengan
pelanggan. Indikatornya meliputi kompetensi atau menggunakan koefisien alpha berstrata dan
pengetahuan yang dimiliki staff atau karyawan reliabilitas konstruk dari kepuasan siswa serta
memadai, perilaku yang ditunjukkan staff atau menguji ketepatan model teoretis yang dibuat
karyawan, serta yang menyangkut masalah peneliti dengan menggunakan hasil analisis faktor
keamanan di lingkungan sehingga pelanggan konfirmatori.
ambigu. Butir pernyataan ini juga saling tumpang dianulir dan tidak dimasukkan dalam analisis
tindih (overlap), yakni: masuk dimensi tangible karena tidak dapat mengukur konsep kepuasan.
(bukti fisik). Menurut pakar, ada butir yang tidak Oleh karena itu terdapat 38 butir yang memenuhi
sesuai dengan indikatornya, misalnya pada syarat pada tes performansi pengukuran kepuasan
indikator keamanan ternyata butirnya tidak siswa yang akan digunakan untuk keperluan
merepresentasikan indikatornya, seharusnya analisis uji validitas dan reliabilitas.
indikator keamanan itu berkaitan dengan hal-hal Hasil perbaikan dan penyempurnaan pada
yang bersifat ancaman terhadap keselamatan perangkat non tes kemudian diperiksa kembali
siswa atau barang yang dimilikinya serta kepastian oleh 20 panelis dalam pengujian secara rasional,
hukum atau peraturan. Butir yang tidak untuk menentukan tingkat kecocokan butir
merepresentasikan indikatornya tersebut dibuang pernyataan dan reliabilitas antar raternya. Dari uji
dan diganti dengan butir pernyataan baru yang kecocokan butir pernyataan dengan menggunakan
lebih representatif sesuai dengan saran pakar. Content Validity Ratio (CVR) dari Lawshe yang
Pakar juga menilai beberapa butir dilakukan oleh 20 panelis (rater) terlihat bahwa
pernyataan yang tidak mengukur konsep dimensi semua butir pernyataan pada masing-masing
atau indikatornya. Butir tersebut tidak dapat dimensi sudah cocok dan sesuai dengan
digunakan untuk mengukur konsep karena bukan konstruksi dimensinya. Hal ini terlihat dari nilai
suatu ukuran yang menjadi bahan penilaian untuk CVR hitung yang semuanya melebihi dari nilai
mengukur indikator. Contoh butir yang tidak kritis CVR tabel pada taraf signifikansi 5% dan
dapat mengukur konsep ada dua butir, butir jumlah rater 20, yaitu: 0,42. Sehingga semua butir
tersebut dibuang karena memang tidak mengukur dapat dikatakan layak dan cocok digunakan untuk
indikatornya. Bahasa yang digunakan dalam mengukur konstruk kepuasan siswa. Perhitungan
penyusunan perangkat non tes dinilai para pakar reliabilitas konstruk penilaian dari panelis
cukup komunikatif. Namun demikian, terdapat terhadap instrumen kepuasan siswa menggunakan
beberapa kalimat disarankan untuk rumus Hoyt dan hasil perhitungan reliabilitas
diperbaiki karena sulit dipahami, interrater para panelis diperoleh koefisien
membingungkan, dan dimungkinkan terjadinya reliabilitas untuk masing-masing dimensi yang
salah interpretasi. Pakar juga menyarankan untuk bernilai lebih besar dari 0,7. Nilai ini tergolong
setiap butir hanya menanyakan satu pernyataan cukup tinggi, sehingga instrumen kepuasan siswa
atau hanya memuat satu pemikiran (one thought), ini dinyatakan reliabel.
hal ini biasanya terdapat pada butir yang
mengandung kata “dan”, “atau”. Tabel 2. Koefisien Reliabilitas Hoyt Instrumen
Apabila suatu butir menanyakan lebih dari Kepuasan Siswa
satu pertanyaan, responden mungkin bingung
kalau dia akan menjawab bagian yang satu secara Koefisien
No Dimensi
Reliabilitas
positif sedangkan bagian yang lainnya secara
negatif. Jawaban yang positif untuk tipe butir ini 1. Tangible 0,75
akan menunjukkan bahwa responden setuju 2. Reliability 0,73
bagian tersebut, sebaliknya jawaban yang negatif 3. Responsiveness 0,72
dapat diartikan bahwa responden tidak setuju 4. Assurance 0,71
dengan salah satu bagian atau tidak setuju 5. Emphaty 0,72
keduanya. Pakar menyarankan butir yang
diinterpretasikan lebih dari satu cara tersebut Dari hasil perhitungan ujicoba pengujian
dipecah menjadi dua butir pernyataan baru atau validitas instrumen kinerja bahwa 38 butir valid.
menghapus salah satu kata. Sedangkan uji reliabilitas dengan menggunakan
Dari pemaparan berdasarkan validitas formula koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
konstruk dan keterbacaan butir pernyataan, pada masing-masing dimensi didapatkan nilai
penggunaan tata bahasa, dan penulisannya, maka koefisien reliabilitas untuk masing-masing dimensi
sesuai masukan para pakar ada 2 butir yang
mempunyai nilai Alpha Cronbach yang bernilai Berikut rumus untuk menghitung average
lebih besar dari 0,7. Berdasarkan kriteria yang variance extracted (AVE) dan reliabilitas konstruk.
dikemukakan oleh Naga (2012: 241), dapat k
dikatakan bahwa alat ukur yang digunakan dalam 2
i
penelitian ini mempunyai reliabilitas yang dapat AVE (1) i 1
k k
diterima dan baik. Nilai koefisien reliabilitas
(1
2 2
)
tersebut dikatakan tinggi, sehingga instrumen i 1
i
i 1
i
Gambar 1. Nilai Loading Factor Masing-masing Butir Gambar 2. Nilai Loading Factor Masing-masing Butir
untuk Tiap-tiap Dimensi pada Model Uji untuk Tiap-tiap Dimensi pada Model
Coba I (Kinerja) Ujicoba I (Harapan)
Hasil perhitungan ujicoba pengujian validitas Dari Gambar 2 dapat diketahui bahwa
instrumen harapan dengan 38 butir valid. seluruh indikator signifikan karena memiliki nilai
Sedangkan uji reliabilitas dengan menggunakan loading factor > 0,5. Hal ini dapat dikatakan bahwa
formula koefisien reliabilitas Alpha Cronbach item/indikator penyusun masing-masing
pada masing-masing dimensi pada instrumen dimensinya dapat menjelaskan konstruk latennya
harapan didapatkan nilai koefisien reliabilitas dengan baik. Hal ini memberikan makna bahwa
untuk masing-masing dimensi mempunyai nilai seluruh indikator memberikan informasi yang
Alpha Cronbach lebih besar dari 0,7. Nilai signifikan terhadap variabel latennya.
koefisien reliabilitas tersebut dikatakan tinggi, Karena model fit secara keseluruhan, nilai
sehingga instrumen kepuasan siswa ini digunakan loading factor masing-masing indikator pada setiap
sebagai alat ukur yang handal. dimensi lebih dari 0,5; nilai AVE > 0,5; dan nilai
Untuk perhitungan AVE dan CR dilakukan reliabilitas konstruk yang tinggi maka dapat
secara bertahap, pertama untuk first order dikatakan bahwa model ini sudah baik dan tidak
konstruk dan kedua untuk second order konstruk. memerlukan adanya perbaikan/modifikasi. Hasil
Berikut hasil perhitungan nilai AVE dan CR untuk yang serupa didapatkan pada ujicoba empiris
setiap konstruk pada instrumen harapan kedua.
ditunjukkan oleh Tabel 4. Dari hasil analisis secara kuantitatif dan
Tabel 4. Nilai AVE dan Reliabilitas Konstruk pada
kualitatif, secara umum dapat dikatakan bahwa
Model Ujicoba I (Harapan) instrumen pengukur tingkat kepuasan siswa
terhadap kualitas pelayanan di sekolah yang
dikembangkan berdasarkan kajian teoretik dan
telaah para pakar dan panelis serta diujicoba
secara empiris di beberapa SMA, sudah sesuai dan
Nilai loading factor masing-masing item pada dapat diaplikasikan pada penilaian kualitas/mutu
tiap-tiap dimensi pada instrumen kinerja dapat pelayanan di sekolah. Jika dibandingkan konsep
dilihat pada Gambar 2 berikut ini. dan draft awal dari perangkat non tes, terdapat
Analysis. New Jersey: Pearson Prentice Hall, The Academy of Marketing Science, Vol.
Inc. 21(1): 1-12.
Kotler, Philip, dan Gary Armstrong. (2012). Supranto, J. (2011). Pengukuran Tingkat Kepuasan
Principles of Marketing. New Jersey: Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar.
Prentice-Hall, Inc. Jakarta: Rhineka Cipta.
Kotler, Philip, dan K. L. Keller. (2012). Marketing Sureshchandar, G.S., Chandrasekharan Rajendran,
Management. New Jersey: Prentice Hall. dan R.N. Anantharaman. (2002). The
Relationship between Service Quality and
Latan, Hengky. (2013). Model Persamaan Struktural Customer Satisfaction–A Factor Specific
Teori dan Implementasi AMOS 21.0. Bandung: Approach. Journal of Services Marketing, Vol.
Alfabeta, 2013. 16: 363-379.