Professional Documents
Culture Documents
1419 2916 1 SM
1419 2916 1 SM
AHMAD KHAN
Oleh:
Endrika Widdia Putri
Abstract
This paper departs from the assumption that the study of Islamic
theology does not touch aspects of reality, so it is still a hot
debate among Islamic thinkers. Although theology has
progressed from classical to modern– whose discussion has
touched on aspects of reality, this assumption never disappears. If
classical Islamic theology is incapable of confronting the problem
of reality, then modern Islamic theology is able to answer the
problem of reality. Sayyid Ahmad Khan is one of the modern
Islamic theologians who contributed his thoughts for the
betterment of his people. The concept of modern Islamic theology
put forward by Sayyid Ahmad Khan became a revival of the spirit
of Islam that was lost in India. This is evidence that theological
problems can overcome worldly problems. The thought of
modern Islamic theology Sayyid Ahmad Khan is first, placing
reason in a high position; this is in line with the thought of
Muktazilah. But for him, freedom of reason has limits. Second,
human actions. Regarding this Sayyid Ahmad Khan is in line with
the understanding of Qadariyyah. According to him, human
progress depends on the extent to which humans use the
resources that God has given him. Third, the law of cause and
effect (sunnatullah), according to him Islam is the religion that is
most in accordance with natural law because natural law is
God's creation and the Qur'an is His word, of course both are in
line and there is no contradiction.
152
Widdia, Pemikiran Teologi …. 153
oleh Inggris. Ditaklukannya kerajaan Sayyid Ahmad Khan, yang kala itu
Mongol oleh Inggris membuat kondisi berhasil membangkitkan kembali se-
umat Islam India tidak stabil dan be- mangat umat Islam India. Dalam hal ini
rada pada fase kemunduran. Hal ini fokusnya akan menjelaskan bagaimana
membuat Sayyid Ahmad Khan tergerak pandangan Sayyid Ahmad Khan
hati untuk membangkitkan kembali mengenai kedudukan akal, perbuatan
semangat umat Islam. Ia mengambil manusia, dan hukum sebab akibat
langkah berteman dengan Inggris demi (kausalitas) atau sunnatullah.
mengambil keuntungan yang ber-
manfaat bagi umat Islam India. Per- B. Riwayat Hidup
gaulannya dengan Inggris melahirkan
pemikiran-pemikiran yang brilian dan Sayyid Ahmad Khan dilahirkan
genius, sekaligus mendukung di Delhi pada tanggal 17 Oktober 1817
pemikirannya tentang semangat dan menurut keterangan berasal dari
menggunakan akal dalam segala bi- keturunan Husein, cucu nabi Muham-
dang kehidupan. Pemikirannya yang mad melalui Fatimah dan Ali (Akhmad
berpatokan pada akal sangat jelas ter- Taufik, Sejarah Pemikiran, 106:2005).
lihat pada bidang teologi. Ia berasal dari keluarga yang cukup
Sayyid Ahmad Khan dengan terpandang. Ayahnya Mir Muttaqi ada-
pemikiran teologinya berusaha untuk lah seorang pemimpin agama dan kare-
mendobrak zona nyaman umat Islam na keturunan Sayyid maka ia juga
India kala itu, yang terlalu enggan un- memperoleh pengaruh besar dan sangat
tuk menerima peradaban barat– ilmu dihormati oleh raja Mongol pada waktu
pengetahuan dan teknologi. Keenganan itu, Akbar Syah II (Mukti Ali, Alam
umat Islam India menerima peradaban Pikiran Islam, 54:1996). Adapun ka-
yang datang dari Barat inilah menurut keknya Sayyid Hadi, adalah seorang
Sayyid Ahmad Khan yang menyebab- panglima perang yang dikemudian hari
kan kemunduran umat Islam India. diberi kedudukan agamais Semi Hakim
Sayyid Ahmad Khan berusaha meya- oleh kaisar Mongol yaitu zaman Ala-
kinkan umat Islam India akan pent- mghir II (1754-1759) (Taufik, Sejarah
ingnya ilmu pengetahuan dan teknolo- Pemikiran:106). Kedudukan ayah dan
gi. Ia menyuarakan pentingnya kakeknya menjadikan masa kecil Say-
menggunakan akal dalam perkem- yid Ahmad Khan dilalui dalam kese-
bangan kehidupan manusia. Sayyid nangan dan kecukupan, tetapi dengan
Ahmad Khan percaya manusia dengan wafatnya kakeknya, kekayaan keluarga
daya-daya yang diberikan Tuhan kepa- mulai menurun. Pada 1838 ayahnya
danya mampu membuat peradaban ba- meninggal dan keuntungan hasil tanah
ru seperti yang dilakukan Barat. Selain yang diperuntukkan baginya oleh
itu, dengan pemikiran hukum sebab pemerintah mulai hilang atau mulai
akibat (kausalitas) atau sunnatullah- dikurangi. Sayyid Ahmad Khan yang
nya, Sayyid Ahmad Khan menekankan masih muda itu mulai mencari
pentingnya umat Islam India untuk penghidupannya sendiri (Mukti Ali,
tetap berpatokan pada ide moral. Alam Pikiran Islam: 56).
Berdasarkan penjelasan di atas, Mengenai pendidikan yang di-
penting kiranya mengkaji lebih dalam perolehnya sewaktu kecil tidak terlalu
lagi bagaimana pemikiran teologi Islam mendalam dan sistematis. Namun, di
Widdia, Pemikiran Teologi …. 155
bawah asuhan ibunya yang sangat bi- yang pertama adalah Asar as-Sanadid
jaksana, ia memperoleh pengetahuan (Abdul Rozak Ilmu Kala: 258). Ada-
yang cukup (Mukti Ali, Alam Pikiran pun karya-karyanya selanjutnya yaitu
Islam: 56). Ia mendapat pendidikan Ain Akbari, the Causes of the India Re-
tradisional dalam pengetahuan agama volt, the Loyal Mehammadans of India,
dan di samping belajar bahasa Arab ia the Aligarh Institute Gazette, Essays on
juga belajar bahasa Persia. Ia adalah the Life of Mohammad, Tahzibul
orang yang rajin membaca dan banyak Akhlaq (Mukti Ali, Alam Pikiran: 64-
memperluas pengetahuan dengan 72).
membaca buku dalam berbagai bidang Usianya yang panjang sekitar
ilmu pengetahuan (Harun Nasution, 80 tahun, dapat dibagi dalam empat
Pembaharuan dalam Islam: 165:1991). periode. Dua puluh tahun yang pertama
Kemudian, ia mendapat pendidikan adalah masa pendidikannya. Dua puluh
lanjutan yang kelak menjadikannya tahun berikutnya, 1837–1857, ditandai
figur cendekiawan India dengan ke- dengan kesuksesan-kesuksesannya se-
mampuan intelektual di atas rata-rata. bagai pegawai peradilan di gabungan
Diketahui bahwa di samping mendala- provinsi. Dua puluh tahun berikutnya,
mi studi keislaman yang lazim dipela- 1857–1877, merupakan masa minatnya
jari oleh pelajar India muslim, ia juga kepada aktivitas kesejahteraan umum,
mendalami ilmu-ilmu sains, sejarah, khususnya pendidikan masyarakat Is-
matematika, dan fsika. Dengan latar lam. Periode keempat 1877–1898,
belakang keluarga terpandang dan merupakan masa paling penting dalam
tingkat pendidikan yang luar biasa ini, hidupnya. Dalam periode inilah ia
tentu saja membantu Ahmad Khan mendapatkan reputasi sebagai pem-
sukses di jenjang karir (Yecki Bus, “Sir impin politik dan pendidikan Islam In-
Sayyid Ahmad Khan” Turast: Jurnal dia terbesar selama abad 19. Ia mencip-
Penelitian & Pengabdian, Vol. 3, No. takan sarana pendidikan masa panjang
1,2015:58). bagi negerinya dengan mendirikan The
Pada waktu berusia delapan Anglo Mohammadan Oriental College
belas tahun, ia bekerja di Serikat India di Aligarh dan perhimpunan ilmuwan,
Timur. Ia juga pernah tercatat bekerja serta mengadakan konferensi pendidi-
sebagai hakim di Departemen Hukum kan Islam seluruh India (Jamil Ahmad,
New Delhi. Kemudian ia sempat Seratus Muslim Terkemuka, 269:1987).
menempati jabatan di lembaga peradi-
lan di Agra dan Patihpur. Selanjutnya, C. Gerakan Pembaharuannya
pada tahun 1846, ia pulang kembali ke
Delhi dan mempergunakan kesempatan Sir Sayyid Ahmad Khan tum-
itu untuk belajar (Abdul Rozak, Ilmu buh dalam kondisi sosial-kultural di
Kalam, 257:2012). Di Delhi ia dapat mana pasukan Inggris menguasai India
melihat langsung peninggalan- dan menaklukan kerajaan Mongol– ke-
peninggalan kejayaan Islam dan ber- rajaan yang berkuasa pada masa itu,
gaul dengan tokoh-tokoh dan pemuka sehingga kerajaan Mongol mandul dan
Muslim, seperti Nawab Ahmad Baksh, posisi raja hanyalah simbol tanpa otori-
Nawab Mustafa Khan, Hakim Mahmud tas. Raja hanyalah boneka yang men-
Khan, dan Nawab Aminuddin. Semasa jalankan kebijakan pemerintah Inggris
di Delhi, ia mulai menulis, tulisannya (1Amroeni Drajat, dkk., “Theology
156 Jurnal Al-Aqidah, Volume 11, Edisi 2, Desember 2019
Daftar Kepustakaan
Ahmad, Aziz. 1960. “Sayyid Aḥmad Ali, Mukti. 1996. Alam Pikiran Islam
Khan, Jamal al-din al-Afghani Modern di India dan Pakistan.
and Muslim India”. Studia Is- Bandung: Penerbit Mizan.
lamica. No. 13. Dalam
https://www.jstor.org/stable/ Asrori, Mohammad. 2009. “Menying-
1595240?seq. kap Peradaban Islam Kontem-
porer di Anak Benua India”. El-
Ahmad, Jamil. 1987. Seratus Muslim Harakah, Vol. 11, No. 3. Dalam
Terkemuka. Terj. Tim Pen- http://103.17.76.13/index.
erjemah Pustaka Firdaus. Jakar- php/infopub/article/view/438.
ta: Pustaka Firdaus.
Belmekk, Belkacem. 2010. Sir Sayyid
Al-Bahiy, Muhammad. 1986. Ahmad Khan and the Muslim
Pemikiran Islam Modern. Terj. Cause in British
Su’adi Sa’ad. Jakarta: Pustaka India. Aljazair: Université
Panjimas. d'Oran 2 Mohamed Ben Ah-
Widdia, Pemikiran Teologi …. 165
153
Rozak, Abdul dan Rosihon Anwar. Waseem, Filza. 2014. “Sir Sayyid
2012. Ilmu Kalam. Bandung: Ahmad Khan and the Identity
CV. Pustaka Setia Formation of Indian Muslims
through Education”. Review of
Rusli, Ris’an 2015. Teologi Islam: History and Political Science.
Telaah Sejarah dan Pemikiran Vol. 2 (2). June.
Tokoh-tokohnya. Jakarta: Pre-
nadamedia Group.