Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

PEMIKIRAN TEOLOGI ISLAM MODERN PERSPEKTIF SAYYID

AHMAD KHAN
Oleh:
Endrika Widdia Putri

Aqidah dan Filsafat Islam, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


Email: endrikawiddiaputri@yahoo.co.id

Abstract
This paper departs from the assumption that the study of Islamic
theology does not touch aspects of reality, so it is still a hot
debate among Islamic thinkers. Although theology has
progressed from classical to modern– whose discussion has
touched on aspects of reality, this assumption never disappears. If
classical Islamic theology is incapable of confronting the problem
of reality, then modern Islamic theology is able to answer the
problem of reality. Sayyid Ahmad Khan is one of the modern
Islamic theologians who contributed his thoughts for the
betterment of his people. The concept of modern Islamic theology
put forward by Sayyid Ahmad Khan became a revival of the spirit
of Islam that was lost in India. This is evidence that theological
problems can overcome worldly problems. The thought of
modern Islamic theology Sayyid Ahmad Khan is first, placing
reason in a high position; this is in line with the thought of
Muktazilah. But for him, freedom of reason has limits. Second,
human actions. Regarding this Sayyid Ahmad Khan is in line with
the understanding of Qadariyyah. According to him, human
progress depends on the extent to which humans use the
resources that God has given him. Third, the law of cause and
effect (sunnatullah), according to him Islam is the religion that is
most in accordance with natural law because natural law is
God's creation and the Qur'an is His word, of course both are in
line and there is no contradiction.

Keywords: Modern Islamic Theology, Sayyid Ahmad Khan, Islamic


Awakening

A. Pendahuluan logi Islam Modern. Secara historis, la-


hirnya pemikiran teologi Islam klasik
Pemikiran teologi dalam Islam dalam Islam tak lepas dari kontestasi
telah mengalami dua fase perkem- politik. Perang Shiffin yang terjadi an-
bangan– teologi Islam klasik dan teo- tara Ali bin Abi Thalib (khalifah ke-4

152
Widdia, Pemikiran Teologi …. 153

al-Khulafa-ur-Rasyidin) dan dihadapkan pada masalah-masalah so-


Mu’awiyah bin Abi Sufyan (Gubernur sial kehidupan (empiric) yang selalu
Damaskus, Syiria) melatarbelakangi tumbuh dan berkembang serta sejalan
munculnya pemikiran teologi dalam dengan pertumbuhan ilmu pengetahuan
Islam. Perang Shiffin tersebut berakhir dan teknologi (Muhaemin Latif,
dengan tahkim dalam rangka me- “Membumikan Teologi Islam, Jurnal
nyelesaikan konflik militer di antara Dakwah Tabligh, Vol. 14, No. 2:170).
meraka (Amin Nurdin, Sejarah Dalam hal ini, muncullah
Pemikiran Islam, xxiv:2014). Peristiwa gerakan pembaharuan dalam dunia Is-
tahkim tersebut menimbulkan yang me- lam, salah satunya untuk membongkar
rugikan di pihak Ali dan teologi Islam klasik yang selama ini
menguntungkan di pihak Mu’awiyah, sangat melangit dan tidak menyentuh
karena menjadikan Mu’awiyah sebagai aspek realitas sedikitpun. Gerakan
khalifah yang tidak resmi. Tidak pembaharuan dalam Islam pada
mengherankan keputusan ini ditolak hakekatnya merupakan usaha kritik diri
Ali dan tak mau menyerahkan jab- umat Islam dan perjuangan untuk
atannya hingga akhirnya Ali mati ter- menegaskan bahwa Islam selalu rele-
bunuh (Wiji Hidayati, Ilmu van menghadapi situasi-situasi baru
Kalam,117:2017). yang dihadapi oleh masyarakat Islam
Dari peristiwa tersebut muncul (Siti Hardianti, “Pembaharuan
golongan yang tidak setuju dengan Pemikiran Islam” Vol. 1, No. 1,
hasil tahkim tersebut dan menganggap 2016:185). Bermunculannya berbagai
semua yang terlibat dalam tahkim ter- pemikiran pembaharuan di blantika
sebut telah berbuat dosa besar, mereka pemikiran modern Islam dalam rangka
telah kafir karena tidak lagi berhukum membangun kembali kejayaan Islam
dengan hukum Allah, darah merekapun yang telah runtuh (In’an Esha, Teologi
halal untuk dibunuh (Ris’an Rusli, Teo- Islam:11). Teologi Islam modern hadir
logi Islam, 2:2015). Dari sinilah mulai dengan rekontruksi baru dan mengikuti
munculnya pemikiran-pemikiran kalam perkembangan zaman– tidak lagi me-
dalam dunia Islam, dengan bermuncu- langit, serta mampu dihadapkan dengan
lannya aliran-aliran kalam yang mem- masalah-masalah sosial.
bahas persoalan dosa besar, kedudukan Di antara pelopor teologi Islam
akal dan wahyu, free will and predesti- modern adalah Sayyid Ahmad Khan
nation, kekuasaan dan kehendak mut- yang berasal dari India. Negara india
lak Tuhan, keadilan Tuhan, perbuatan- sendiri dalam perjalanan sejarahnya
perbuatan Tuhan, sifat-sifat Tuhan, telah dipengaruhi oleh tiga invasi be-
konsep iman dan lain-lain sebagainya. sar. Invasi bangsa Arya (mulai tahun
Kajian-kajian dalam teologi Islam 1500 SM), invasi agama Islam (mulai
klasik ini tentunya melahirkan perkem- tahun 1000 M – 1700 M), dan invasi
bangan pemikiran dalam dunia Islam. Inggris (mulai 1750 M sampai seabad
Hanya saja, bangunan keilmuan teologi selanjutnya) (Mohammad Asrori, “Me-
Islam klasik nampaknya– pembaha- nyingkap Peradaban Islam”, Harakah,
sannya hanya berkutat pada persoalan- Vol. 11, No. 3, 2009:235). Sayyid Ah-
persoalan langit (In’an Esha, Teologi mad Khan hidup pada masa India be-
Islam, 3:2008). Ini menjadi kelemahan rada di bawah kekuasaan kerajaan
teologi Islam Klasik, yang tidak bisa Mongol hingga akhirnya ditaklukan
154 Jurnal Al-Aqidah, Volume 11, Edisi 2, Desember 2019

oleh Inggris. Ditaklukannya kerajaan Sayyid Ahmad Khan, yang kala itu
Mongol oleh Inggris membuat kondisi berhasil membangkitkan kembali se-
umat Islam India tidak stabil dan be- mangat umat Islam India. Dalam hal ini
rada pada fase kemunduran. Hal ini fokusnya akan menjelaskan bagaimana
membuat Sayyid Ahmad Khan tergerak pandangan Sayyid Ahmad Khan
hati untuk membangkitkan kembali mengenai kedudukan akal, perbuatan
semangat umat Islam. Ia mengambil manusia, dan hukum sebab akibat
langkah berteman dengan Inggris demi (kausalitas) atau sunnatullah.
mengambil keuntungan yang ber-
manfaat bagi umat Islam India. Per- B. Riwayat Hidup
gaulannya dengan Inggris melahirkan
pemikiran-pemikiran yang brilian dan Sayyid Ahmad Khan dilahirkan
genius, sekaligus mendukung di Delhi pada tanggal 17 Oktober 1817
pemikirannya tentang semangat dan menurut keterangan berasal dari
menggunakan akal dalam segala bi- keturunan Husein, cucu nabi Muham-
dang kehidupan. Pemikirannya yang mad melalui Fatimah dan Ali (Akhmad
berpatokan pada akal sangat jelas ter- Taufik, Sejarah Pemikiran, 106:2005).
lihat pada bidang teologi. Ia berasal dari keluarga yang cukup
Sayyid Ahmad Khan dengan terpandang. Ayahnya Mir Muttaqi ada-
pemikiran teologinya berusaha untuk lah seorang pemimpin agama dan kare-
mendobrak zona nyaman umat Islam na keturunan Sayyid maka ia juga
India kala itu, yang terlalu enggan un- memperoleh pengaruh besar dan sangat
tuk menerima peradaban barat– ilmu dihormati oleh raja Mongol pada waktu
pengetahuan dan teknologi. Keenganan itu, Akbar Syah II (Mukti Ali, Alam
umat Islam India menerima peradaban Pikiran Islam, 54:1996). Adapun ka-
yang datang dari Barat inilah menurut keknya Sayyid Hadi, adalah seorang
Sayyid Ahmad Khan yang menyebab- panglima perang yang dikemudian hari
kan kemunduran umat Islam India. diberi kedudukan agamais Semi Hakim
Sayyid Ahmad Khan berusaha meya- oleh kaisar Mongol yaitu zaman Ala-
kinkan umat Islam India akan pent- mghir II (1754-1759) (Taufik, Sejarah
ingnya ilmu pengetahuan dan teknolo- Pemikiran:106). Kedudukan ayah dan
gi. Ia menyuarakan pentingnya kakeknya menjadikan masa kecil Say-
menggunakan akal dalam perkem- yid Ahmad Khan dilalui dalam kese-
bangan kehidupan manusia. Sayyid nangan dan kecukupan, tetapi dengan
Ahmad Khan percaya manusia dengan wafatnya kakeknya, kekayaan keluarga
daya-daya yang diberikan Tuhan kepa- mulai menurun. Pada 1838 ayahnya
danya mampu membuat peradaban ba- meninggal dan keuntungan hasil tanah
ru seperti yang dilakukan Barat. Selain yang diperuntukkan baginya oleh
itu, dengan pemikiran hukum sebab pemerintah mulai hilang atau mulai
akibat (kausalitas) atau sunnatullah- dikurangi. Sayyid Ahmad Khan yang
nya, Sayyid Ahmad Khan menekankan masih muda itu mulai mencari
pentingnya umat Islam India untuk penghidupannya sendiri (Mukti Ali,
tetap berpatokan pada ide moral. Alam Pikiran Islam: 56).
Berdasarkan penjelasan di atas, Mengenai pendidikan yang di-
penting kiranya mengkaji lebih dalam perolehnya sewaktu kecil tidak terlalu
lagi bagaimana pemikiran teologi Islam mendalam dan sistematis. Namun, di
Widdia, Pemikiran Teologi …. 155

bawah asuhan ibunya yang sangat bi- yang pertama adalah Asar as-Sanadid
jaksana, ia memperoleh pengetahuan (Abdul Rozak Ilmu Kala: 258). Ada-
yang cukup (Mukti Ali, Alam Pikiran pun karya-karyanya selanjutnya yaitu
Islam: 56). Ia mendapat pendidikan Ain Akbari, the Causes of the India Re-
tradisional dalam pengetahuan agama volt, the Loyal Mehammadans of India,
dan di samping belajar bahasa Arab ia the Aligarh Institute Gazette, Essays on
juga belajar bahasa Persia. Ia adalah the Life of Mohammad, Tahzibul
orang yang rajin membaca dan banyak Akhlaq (Mukti Ali, Alam Pikiran: 64-
memperluas pengetahuan dengan 72).
membaca buku dalam berbagai bidang Usianya yang panjang sekitar
ilmu pengetahuan (Harun Nasution, 80 tahun, dapat dibagi dalam empat
Pembaharuan dalam Islam: 165:1991). periode. Dua puluh tahun yang pertama
Kemudian, ia mendapat pendidikan adalah masa pendidikannya. Dua puluh
lanjutan yang kelak menjadikannya tahun berikutnya, 1837–1857, ditandai
figur cendekiawan India dengan ke- dengan kesuksesan-kesuksesannya se-
mampuan intelektual di atas rata-rata. bagai pegawai peradilan di gabungan
Diketahui bahwa di samping mendala- provinsi. Dua puluh tahun berikutnya,
mi studi keislaman yang lazim dipela- 1857–1877, merupakan masa minatnya
jari oleh pelajar India muslim, ia juga kepada aktivitas kesejahteraan umum,
mendalami ilmu-ilmu sains, sejarah, khususnya pendidikan masyarakat Is-
matematika, dan fsika. Dengan latar lam. Periode keempat 1877–1898,
belakang keluarga terpandang dan merupakan masa paling penting dalam
tingkat pendidikan yang luar biasa ini, hidupnya. Dalam periode inilah ia
tentu saja membantu Ahmad Khan mendapatkan reputasi sebagai pem-
sukses di jenjang karir (Yecki Bus, “Sir impin politik dan pendidikan Islam In-
Sayyid Ahmad Khan” Turast: Jurnal dia terbesar selama abad 19. Ia mencip-
Penelitian & Pengabdian, Vol. 3, No. takan sarana pendidikan masa panjang
1,2015:58). bagi negerinya dengan mendirikan The
Pada waktu berusia delapan Anglo Mohammadan Oriental College
belas tahun, ia bekerja di Serikat India di Aligarh dan perhimpunan ilmuwan,
Timur. Ia juga pernah tercatat bekerja serta mengadakan konferensi pendidi-
sebagai hakim di Departemen Hukum kan Islam seluruh India (Jamil Ahmad,
New Delhi. Kemudian ia sempat Seratus Muslim Terkemuka, 269:1987).
menempati jabatan di lembaga peradi-
lan di Agra dan Patihpur. Selanjutnya, C. Gerakan Pembaharuannya
pada tahun 1846, ia pulang kembali ke
Delhi dan mempergunakan kesempatan Sir Sayyid Ahmad Khan tum-
itu untuk belajar (Abdul Rozak, Ilmu buh dalam kondisi sosial-kultural di
Kalam, 257:2012). Di Delhi ia dapat mana pasukan Inggris menguasai India
melihat langsung peninggalan- dan menaklukan kerajaan Mongol– ke-
peninggalan kejayaan Islam dan ber- rajaan yang berkuasa pada masa itu,
gaul dengan tokoh-tokoh dan pemuka sehingga kerajaan Mongol mandul dan
Muslim, seperti Nawab Ahmad Baksh, posisi raja hanyalah simbol tanpa otori-
Nawab Mustafa Khan, Hakim Mahmud tas. Raja hanyalah boneka yang men-
Khan, dan Nawab Aminuddin. Semasa jalankan kebijakan pemerintah Inggris
di Delhi, ia mulai menulis, tulisannya (1Amroeni Drajat, dkk., “Theology
156 Jurnal Al-Aqidah, Volume 11, Edisi 2, Desember 2019

Thought :53). Inggris sebenarnya hidup pada keadaan kekacauan ini


mendatangkan kemajuan bagi India, menjadikan ia menampakkan eksistensi
hanya saja kurangnya kemampuan dan membuat babak baru dalam ke-
sumber daya manusia membuat kema- hidupannya. Pada saat itu ia berusia 40
juan tersebut tidak bisa berbaur dengan tahun, berkerja di pengadilan sebagai
umat Islam India. Hal ini membuat si- wakil hakim di Bijnore dan terkenal
kap antipasti terhadap Inggris. Se- sebagai pejabat negeri yang adil dan
baliknya, umat Hindu lebih reseptif cakap, di samping sangat memper-
terhadap peradaban baru dan lebih baik hatikan kesejahteraan rakyat ia tidak
dalam hal memenuhi standar untuk lupa untuk menghabiskan waktu
direkrut sebagai karyawan di kantor senggangnya dalam kegiatan ilmiah
pemerintah Inggris (Amroeni Drajat, (Mukti Ali, Alam Pikiran:58). Mes-
Theology Thought: 53). Menurut pen- kipun, pemberontakan 1857 adalah ker-
dapat S. R. Wasti dalam jurnal yang jasama antara umat Hindu dan Umat
ditulis oleh Belkacem Belmekk Sir Muslim. Namun, kebencian Inggris
Sayyid Ahmad Khan and the Muslim lebih besar kepada umat Islam, sebab
Cause in British India– tujuan Inggris umat Islam dianggap ingin
memilih mitra dan kolaborator Hindu menghidupkan kembali kerajaan Mon-
adalah untuk menindas umat Islam ser- gol (Yudian Wahyudi, al-Aghani and
ta menciptakan kesenjangan yang tidak Ahmad Khan on Imperialism”,
terjembatani antara kedua komunitas 23:2007).
(Belkacem Belmekk, Sir Sayyid Ahmad Pada masa pemberontakan 1857
Khan and the Muslim Cause in British Sayyid Ahmad Khan banyak berusaha
India, Aljazair: Université d'Oran 2 untuk mencegah terjadinya kekerasan
Mohamed Ben Ahmed, 16: 2010). Hal dan banyak menyelamatkan orang
ini memungkinkan terjadi, karena Inggris dari pembunuhan. Hal ini men-
ketakutan Inggris kepada umat Islam jadikan ia dianggap telah banyak ber-
jika bangkit kembali yang akan men- jasa bagi Inggris dan Inggrispun mem-
jatuhkan Inggris dalam nyamannya ia balas jasanya dengan memberikan had-
menjajah umat Islam India. iah, namun ia tolak, kecuali gelar Sir
Dominasi Inggris membuat yang ia terima (Harun, Pembaharuan
umat Islam India mengalami kecema- dalam Islam:165). Hubungannya
san sebagai responnya mereka dengan Inggris menjadi baik dan inipun
melakukan pemberontakan berdarah ia pergunakan untuk kepentingan umat
pada tahun 1875 (Mohammad Asrori, Islam India (Harun, Pembaharuan da-
“Menyingkap Peradaban Islam”: 236). lam Islam: 165). Ia berusaha meya-
Terjadilah kekacauan politik besar, kinkan pihak Inggris bahwa dalam
yang dimulai dengan pemberontakan Pemberontakan 1857, umat Islam tidak
dari beberapa kesatuan Angkatan Darat memainkan peranan utama. Untuk itu,
India yang kemudian merambah pada ia keluarkan brosur yang mengandung
penduduk sipil, dan itu menjadi suatu pejelasan tentang hal-hal yang mem-
kejadian yang tidak bisa dielakkan bagi bawa pada pecahnya Pemberontkan
rakyat biasa yang tunduk dan patuh 1857. Di antara sebab-sebab yang ia
untuk berpihak pada konflik yang sebutkan adalah:
berdarah itu (Mukti Ali, Alam Pikiran: 1. Intervensi Inggris dalam soal
58). Sir Sayyid Ahmad Khan yang keagamaan, seperti pendidikan
Widdia, Pemikiran Teologi …. 157

agama Kristen yang diberikan bawa kehancuran bagi negeri India,


kepada yatim piatu di panti- dan khususnya umat Islam. Statusnya
panti yang diasuh oleh orang sebagai keluarga terpandang,
Inggris, pembentukan sekolah- berkecukupan, dan terpelajar turut
sekolah misi Kristen dan mempengaruhi perubahan pemikiran
penghapusan pendidikan agama Ahmad Khan menjadi seorang yang
di perguruan-perguruan tinggi. moderat dan akomodatif (Yecki Bus,
2. Tidak turut sertanya orang- “Sir Sayyid”: 60). Cita-citanya untuk
orang India, baik Islam maupun menjalin hubungan baik antara Inggris
Hindu, dalam lembaga-lembaga dan umat Islam, agar dengan demikian
perwakilan rakyat adalah hal umat Islam dapat ditolong dari
yang membawa kepada rakyat kemunduran, telah dapat diwujudkan di
India tidak mengetahui tujuan masa hidupnya (Harun, Pembaharuan
dan niat Inggris, mereka anggap dalam Islam: 167). Hal ini tentu tidak
Inggris datang untuk mengubah mudah bagi Sayyid Ahmad Khan untuk
agama mereka menjadi Kristen. mendapatkan dua kepercayaan
Kemudian pemerintahan sekaligus, dari Inggris dan umat Islam
Inggris tidak mengetahui kelu- India. Inggris menganggap pemberon-
han-keluhan rakyat India. takan tahun 1857 disebabkan oleh umat
3. Pemerintahan Inggris tidak be- Islam, sementara umat Islam mengang-
rusaha mengikat tali per- gap bahwa mereka adalah korban pen-
sahabatan dengan rakyat India, indasan Inggris (Filza Waseem, “Sir
sedang kestabilan dalam Sayyid Ahmad Khan and the Identity
pemerintahan bergantung pada Formation of Indian Muslims through
hubungan baik dengan rakyat. Education”, Vol. 2 (2), 2014: 134).
Sikap tidak menghargai dan Setelah bergelut dengan Inggris
tidak menghormati rakyat India, ia melihat kelebihan dan kekuatan Bar-
membawa kepada akibat yang at, yaitu dalam hal ilmu pengetahuan
tidak baik (Harun, Pembaha- dan teknologi. Maka, ia berpendapat
ruan dalam Islam: 165). bahwa agar umat Islam maju– men-
Atas usaha-usahanya dan atas guasai ilmu pengetahuan dan teknologi
sikap setia yang ia tunjukan terhadap yang diperlukan umat Islam bukanlah
Inggris, Sayyid Ahmad Khan akhirnya bekerja sama dengan Hindu melawan
berhasil dalam mengubah pandangan Inggris melainkan menjalin hubungan
Inggris tarhadap umat Islam India. Se- yang baik dan bekerja sama dengan
mentara itu, kepada umat Islam ia Inggris (Filza Waseem, “Sir Sayyid
anjurkan supaya jangan mengambil Ahmad Khan and the Identity For-
sikap melawan, tetapi sikap berteman mation of Indian Muslims through Ed-
dan bersahabat dengan Inggris (Harun, ucation”, Review of History and Politi-
Pembaharuan dalam Islam: 167). Ba- cal Science, Vol. 2 (2), June 2014, hlm.
rangkali dalam kasus ini ia sebenarnya 134). Begitupun dalam hal pendidikan
menagmbil sikap realistis dan umat Islam harus bergabung dengan
mengedapankan akal sehat, karena ia pendidikan Inggris dan memanfaatkan
sangat memahami betapa kuatnya mili- pendidikan ilmiah yang ditawarkan
ter Inggris yang bila dipaksakan juga Inggris (Filza Waseem, “Sir Sayyid”:
untuk melawannya justru akan mem- 134).
158 Jurnal Al-Aqidah, Volume 11, Edisi 2, Desember 2019

D. Pemikiran Teologi Islam Mod- “Risalah ini menyangkut dua


ern Sayyid Ahmad Khān hal. Pertama, yang menyangkut
ajaran Islam dan cara ibadah,
Sayyid Ahmad Khan melihat inilah yang sekarang saya sebut
bahwa kemunduran umat Islam India sebagai agama. Kedua, yang
karena mereka tidak mengikuti menyangkut budaya dan kebia-
perkembangan zaman. Peradaban Islam saan sosial, seperti cara
Klasik telah hilang dan telah timbul makan, minum, berpakain,
peradaban baru di Barat. Dasar perada- berurusan dengan orang lain
ban baru ini ialah ilmu pengetahuan bukan kategori agama. Saya
dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan menganggapnya sebagai
teknologi modern adalah hasil kesalahan besar (untuk me-
pemikiran manusia. Oleh karena itu, masukkan hal-hal itu dalam
akal mendapat penghargaan tinggi bagi agama). Faktanya adalah bah-
Sayyid Ahmad Khan. Tetapi sebagai wa sejak dimulainya karir pen-
orang Islam yang percaya kepada didikan saya, ide telah tertanam
wahyu, ia berpendapat bahwa kekuatan dalam diri saya bahwa agama
akal bukan tidak terbatas (Harun, Pem- berkaitan dengan din (masalah
baharuan dalam Islam: 167). Bahkan, agama) dan dunia, dan ketika
C.W. Troll mengambarkan Sayyid saya menulis Risalah ini saya
Ahmad Khan sebagai neo-Muktazilah, masih di bawah kesan yang sa-
namun Troll menyimpulkan bahwa ma. Oleh karena itu, saya
ketika Sayyid Ahmad Khan membang- menulis tentang din dan dunia
kitkan kembali ajaran filsafat dalam (tanpa membuat batasan di an-
tulisan-tulisannya, dia melakukannya tara keduanya). Setelah banyak
dalam konteks pandangan dunianya berpikir dengan hati-hati dan
sendiri. Apa yang membuatnya perlu setelah merenungkan perintah
mengadopsi pandangan dunia baru te- Allah dan Nabi, saya belajar
patnya adalah karena perkembangan untuk membuat perbedaan an-
sains modern (John Cooper, dkk., tara keduanya. Sekarang saya
Pemikiran Islam, terj. 12:2000). berpikir bahwa adalah kesala-
Sayyid Ahmad Khan juga han besar untuk tidak mem-
melihat bahwa kemunduran umat Islam bedakan antara hal-hal yang
disebabkan oleh kesalahan dalam me- berkaitan dengan din dan hal-
mahami agama yang mencampurbaur- hal yang berkaitan dengan
kan mana yang dinamakan agama dan dunia dan memperlakukan
mana yang dinamakan budaya dan ke- mereka pada tingkat kesetaraan
biasaan sosial. Dalam Risalahnya yang seolah-olah keduanya merupa-
berjudul Rah i Sunnat (Jalan Sunnah) kan agama”( Mazheruddin
seperti yang dikutip dari jurnal yang Siddiq, “Religious Thought of
berjudul Religious Thought of Sir Say- Sir Sayyid Ahmad Khan”, Is-
yid lamic Studies, Vol. 6, No. 3.
Ahmad Khan oleh Mazheruddin Siddi- 1967:294).
qi, Sayyid Ahmad Khan Mengatakan Dari perkataan Sayyid Ahmad
bahwa: Khan tersebut dapat dijelaskan bahwa
selama ini umat Islam sering men-
Widdia, Pemikiran Teologi …. 159

campurbaurkan hal-hal pokok dan mengungkapkan kepada


cabang dalam Islam. Sayyid Ahmad masyarakat wajah Islam yang
Khan sendiri mengaku juga demikian, asli dan semerlang. Hati nurani
ketika ia masuh kecil hingga ia menulis saya mengatakan bahwa bila
risalahnya tersebut, ia masih dalam saya tidak
pandangan yang sama. Walau akhirnya melakukan hal ini, saya akan
ia tersadar bahwa memcampurbaukan menjadi seorang yang berdosa
antara ajaran Islam dan cara ibadah di hadapan Tuhan”( Gunawan
(agama) dengan urusan keduniawian– B. Dulumina, “Gerakan Pemba-
budaya dan kebiasaan sosial adalah ruan Sayid Ahmad Khan”,
kesalahan yang besar, apalagi sampai Jurnal Hunafa, Vol. 2 No. 2.
menyetarakan antara keduanya. Pema- 2005: 161–162).
haman seperti ini tentu akan me- Ada fase di mana Sayyid Ah-
lahirkan kekakuaan dalam agama yang mad Khan merasa frustasi jika ia tak
membuat tidak berkembanganya studi ikut andil dalam kemerosotan
kajian keislaman. pemikiran dan kemunduran umat Islam
Lebih lanjut, mengenai teologi pada masa itu. Ia sampai menyebut
Sayid Ahmad Khan sebagaimana berdosa jika tak membangkitkan kem-
dikutip Fazlur Rahman dalam jurnal bali semangat umat Islam India.
yang ditulis oleh Gunawan B. Dulumi- Bahkan, ia menyebut merupakan tu-
na yang berjudul Gerakan Pembaruan gasnya untuk mempertahankan Islam
Sayid Ahmad Khan, mengatakan bah- sebanyak yang ia mampu, dengan
wa: kebenaran ataupun kekeliruan. Ia
Seperti sebelumnya, sekarang melihat penting bagi umat Islam India
ini, kita memerlukan suatu teo- untuk mengaitkan hidupnya dengan
logi perkembangan sains dan teknologi.
(ilmu kalam) yang modern, Sayyid Ahmad Khan percaya
yang dengannya kita mesti me- pada kekuatan kebebasan akal,
nolak sungguhpun mempunyai batasan. Bag-
doktrin sains-sains modern, inya, manusia memiliki kebebasan dan
atau meruntuhkan fondasi- kemerdekaan dalam menentukan ke-
fondasinya, ataupun juga hendak dan melakukan perbuatan. Da-
menunjukkan bahwa sains- lam kata lain, ia mempunyai paham
sains tersebut adalah sesuai Qadariyah (free will and free act) dan
dengan Islam. Apabila mau tidak paham Jabariyah atau Fatalisme.
menyebarkan sains-sains terse- Manusia menurut pendapatnya, dia-
but di kalangan kaum muslimin, nugerahi Tuhan daya-daya, di an-
tentang hal mana, saya baru taranya daya berpikir, yang disebut
saja katakan, betapa banyak akal, dan daya fisik untuk mewujudkan
sains yang tidak kehendaknya. Manusia mempunyai
bersesuaian dengan Islam masa kebebasan untuk mempergunakan
kini, maka adalah merupakan daya-daya yang diberikan Tuhan kepa-
tugas saya untuk mempertahan- danya (Harun, Pembaharuan dalam
kan Islam sebanyak yang saya Islam: 167–168). Oleh sebab itu, kema-
mampu, baik secara benar juan manusia bagi Sayyid Ahmad Khan
ataupun secara keliru, dan tergantung pada sejauh mana manusia
160 Jurnal Al-Aqidah, Volume 11, Edisi 2, Desember 2019

menggunakan daya-daya yang dianuge- Tuhan yang telah menciptakan


rahi Tuhan tersebut. manusia. Tetapi, jika ternyata
Adapun pandangannya agama itu bertentangan dengan
mengenai hukum alam (kausalitas / fitrah manusia atau dengan
sebab akibat) atau yang ia sebut dengan hukum-hukum kealaman yang
istilah nature– sejalan dengan paham berlaku, serta tidak sesuai
qadariyah yang dianutnya, ia percaya dengan kekuatan dan anggota-
bahwa bagi setiap makhluk, Tuhan te- anggota jasmaninya atau
lah menentukan tabi’at atau naturnya. menghambat manusia untuk
Natur yang ditentukan Tuhan ini dan memanfaatkan sarana-sarana
yang di dalam al-Qur’an yang disebut tersebut, maka tak dapat dira-
Sunatullah, tidak berubah (Harun, gukan lagi bahwa agama itu
Pembaharuan dalam Islam: 167–168). diciptakan oleh sesuatu yang
Islam adalah agama yang paling sesuai tidak menciptakan manusia itu,
dengan hukum alam karena hukum sebab semua orang sependapat
alam adalah ciptaan Tuhan dan al- bahwa agama pada dasarnya
Qur’an adalah firman-Nya, sudah tentu diperuntukkan bagi manusia”
keduanya sejalan dan tidak ada perten- (John J. Donohue dan John L.
tangan (Abdul Rozak, Ilmu Kalam: Esposito, Islam dan Pembaha-
259). Dalam hal ini, Sayyid Ahmad ruan, terj: 63:1989).
Khan memiliki standar sendiri untuk Dari kutipan tersebut dapat
menguji kebenaran atau validitas suatu dipahami bahwa agama yang benar-
agama. Jika agama sesuai dengan ko- benar berasal dari Tuhan adalah agama
drat manusia atau hukum kodrat pada yang sesuai dengan fitrah dan akal
umumnya, maka itulah agama yang manusia. Artinya agama tersebut dapat
benar (Amroeni “Theology Thought of pernah lepas dari kodrati manusia atau
Sir Sayyid Ahmad Khan”: 55). bertentangan dengan hukum alam dan
Mengenai agama itu pasti ia selalu mampu relevan sepanjang za-
sesuai dengan fitrah manusia John J. man. selalu ada interpresi baru yang
Donohue dan John L. Esposito men- mampu membuatnya dipertahankan
gomentari pemikiran Sayyid Ahmad dan selalu diamalkan oleh penga-
Khan tersebut– menurutnya dari nutnya.
pemikiran Sayyid Ahmad Khan terse- Pada 21 Januari 1870 Sayyid
but ia ingin mengedepankan Islam ada- Ahmad Khan menulis surat kepada
lah agama rasional dan fitrah. Ia Muhsin al-Mulk:
mengatakan bahwa: "Jika orang tidak menghindari
“Satu-satunya ukuran untuk mengikuti kebutaan, jika mere-
menilai kebenaran agama- ka tidak secara khusus mencari
agama ialah apakah agama cahaya yang dapat ditemukan
yang dipersoalkan itu sesuai dalam al-Quran dan Hadits
dengan fitrah manusia atau yang tidak terbantahkan
dengan alam. Jika sesuai maka (kebenarannya), dan tidak me-
agama itu benar dan adanya nyesuaikan agama dan ilmu
persesuaian tersebut merupa- pengetahuan saat ini, Islam
kan tanda bahwa agama itu akan punah di India” (Aziz
benar-benar diturunkan oleh Ahmad, “Sayyid Aḥmad Khan,
Widdia, Pemikiran Teologi …. 161

Jamal al-din al-Afghani and Naturalisme Barat menghilangkan Tu-


Muslim India”, Studia Islamica, han dalam hukum sebab akibat. Tuhan
No. 13, 59:1960). tidak ada campur tangan dalam segala
Ini artinya bagi Sayyid Ahmad hal yang terjadi. Sedangkan, dalam
Khan penting bagi umat Islam India pandangan Sayyid Ahmad Khan Tuhan
pada saat itu, keluar dari zona nya- memang menciptakan hukum alam
mannya akan kebencian terhadap sesuai tabiatnya dan berjalan sesuai
Inggris pada masa itu, dan memilih hukum tersebut. Namun, tidak
berteman dengan Inggris agar menghilangkan keyakinan bahwa Tu-
mendapatkan keuntungan darinya. han yang mengatur semuanya, walau
Oleh karenanya Sayyid Ahmad Khan Tuhan telah menciptakan hukum sun-
dikenal sebagai salah satu tokoh natullah sejak azali.
terkemuka umat Islam India yang Lebih lanjut, terhadap hukum
melawan tradisi lama masyarakat India alam menurutnya, tidak banyak yang
(Aziz Ahmad, “Sayyid Aḥmad dapat ditemukan secara langsung di
Khan:59) dan menghadirkan pembaha- dalam al-Qur’an dan Sunnah. Begitu
ruan bagi umat Islam India. Antara juga tentang hubungan manusia dengan
ilmu pengetahuan sebagai peradaban manusia, dalam perilaku ekonomi, so-
kemajuan Inggris dan al-Qur’an dan sial budaya yang banyak diungkap-
Hadits sebagai kekuatan umat Islam– kannya, hanyalah gambaran masyara-
keduanya harus disesuaikan sehingga kat primitif zaman nabi, maka untuk
menghasilkan interpretasi-interpretasi zaman sekarang hal-hal itu tidak sesuai
baru yang sesuai dengan perkem- lagi dengan tuntunan zaman. Itulah
bangan zaman. sebabnya dalam masalah umum dan
Pandangan Sayyid Ahmad duniawi, umat Islam harus belajar ban-
Khan mengenai hukum alam atau sun- yak kepada Barat dan menerima ke-
natullah tidaklah sama dengan paham budayaan mereka saat ini dianggap
kealaman di Barat atau naturalisme sangat maju kalau umat Islam ingin
Barat, yang mana di Barat– mengenai seperti mereka (Taufik, Sejarah
hubungan Tuhan dengan manusia itu Pemikiran:110). Mengenai kesesuaian
laksana hubungan arloji dengan pem- antara ilmu-ilmu modern dengan al-
buatnya. Arloji akan berjalan terus Qur’an, Sayyid Ahmad Khan mende-
secara mekanik tanpa ada hubungan fenisikan lima belas prinsip tafsir al-
lagi dengan si pembuat. Apa yang di- Qur’an. Prinsip-prinsipnya ini di-
programkan si pembuat itulah keteta- tunjukkan secara garis besar dalam
pan yang mesti dijalaninya. Bagian- rangkaian surat menyuratnya dengan
bagian dalam mesin arloji itulah yang Nawab Mushin al-Mulk pada tahun
menjalankan fungsinya. Begitu juga 1892, dan dihimpun di bawah judul
dengan manusia, ia tidak berbeda Tahrir fi Usul al-Tafsir. Derek
dengan arloji. Manusia akan bergerak Hopwood1 menjelaskan dua poin uta-
secara mekanis sesuai dengan hukum ma tentang isi buku Sayyid Ahma
alam itu, yang secara tidak langsung Khan tersebut. Pertama, bahwa Sayyid
tidak lagi berhubungan dengan si pem- Ahmad Khan berpandangan bahwa
buat, terutama dalam menjalankan
fungsi-fungsi yang sudah digariskann-
1
ya (Taufik, Sejarah Pemikiran:110). Orientalis pengkaji Sayyid Ahmad
Khan.
162 Jurnal Al-Aqidah, Volume 11, Edisi 2, Desember 2019

karya Tuhan dalam kenyataannya sama pada masanya terkhususnya di India,


dengan hukum alam dalam sains mod- yang tidak mau bangkit dari kehancu-
ern. Kedua, kriteria yang ditetapkan ran, sehingga ia mengkampanyekan
untuk memutuskan apakah ayat-ayat terbukanya pintu ijtihad (Muda, “The
tertentu dalam al-Qur’an akan ditafsir- Interpretation of the Birth of Jesus”
kan secara metaforis ataupun tidak, hal :23).
ini dilakukan untuk menyesuaikan Dari pemikiran Sayyid Ahmad
ayat-ayat tersebut dengan kebenaran Khan mengenai hukum alam atau yang
ilmiah dalam ilmu pengetahuan alam. ia sebut dengan nature, di satu sisi ia
Sejalan dengan keyakinan ten- mencoba menunjukkan bahwa ilmu
tang kekuatan akal dan hukum alam, pengetahuan alam dan temuan-
Sayyid Ahmad Khan tidak ingin temuannya sebenarnya sesuai dengan
pemikirannya terganggu otoritas hadits iman Islam, tetapi ia juga berpendapat
dan fiqh. Segala sesuatu diukurnya bahwa sains dan agama sebenarnya
dengan kritik rasional. Ia pun menolak berhubungan dengan wilayah-wilayah
semua yang bertentangan dengan logi- yang sepenuhnya berbeda– sehingga
ka dan hukum alam. Ia hanya ingin ilmu dan agama tidak bertentangan
mengambil al-Qur’an sebagai pedoman maupun bertikai satu sama lain (John
bagi Islam, sedangkan yang lain hanya Cooper, Pemikiran Islam dari: 11).
bersifat membantu dan kurang begitu Pandangan Sayyid Ahmad
penting (Abdul Rozak, Ilmu Khan mengenai hukum alam ini
Kalam:259). Sebab menurutnya, hadits mengantarkan ia mendapatkan cap
itu berisi moralitas sosial dari masyara- murtad oleh Jamaluddin al-Afghani,
kat Islam abad pertama atau kedua padahal pemikiran antara keduanya
sewaktu hadits tersebut dihimpun, dan sejalan. Jamaluddin al-Afghani
hukum fiqh yang berisi perkembangan menganggap bahwa Sayyid Ahmad
moralitas pada masyarakat waktu itu Khan telah berpaham naturalisme dan
hingga munculnya mazhab-mazhab. materialisme. Jamaluddin al-Afghani
Makanya, ia menolak taklid dan mem- menuliskan dalam kitabnya ar-Radd
bawa al-Qur’an untuk direlevansikan „ala ad-Dahriyin (Penolakan terhadap
dengan perkembangan zaman baru Kaum Ateis):
(Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Mod- “Ketika kami memperhatikan
ern: 20). keadaan agama di India pada tahun
Taklid inilah menurut Sayyid 1879, kami merasakan adanya kelema-
Ahmad Khan salah satu penyebab umat han akal manusia di sana karena bu-
Islam India mundur karena mereka tid- jukan-bujukan yang batil dan sesat.
ak mengikuti perkembangan zaman. Maka, kami menulis sebuah risalah
Gaung peradaban Islam Klasik masih tentang paham mereka yang rusak itu
melenakan mereka, sehingga tidak dan kami menyatakan bahwa agama
menyadari bahwa peradaban baru telah adalah dasar kebudayaan dan kema-
muncul di Barat. Peradaban baru tim- juan” (Muhammad al-Bahiy,
bul dengan berdasarkan ilmu penge- Pemikiran Islam Modern, terj. 6:1986).
tahuan dan teknologi. Inilah penyebab Ali Rahnema menyebut bahwa,
utama bagi kemajuan dan kekuatan selain karena pemikiran naturalisme
orang Barat(Abdul Rozak, Ilmu Sayyid Ahmad Khan, serangan Jam-
Kalam:259). Ia juga mengkritik ulama aluddin al-Afghani terhadapnya bukan
Widdia, Pemikiran Teologi …. 163

karena ia adalah pembaharu, namun dengan masalah keduniawian, sehing-


karena ia pro-Inggris (Ali Rahnema, ga tidak perlu didamaikan. Pernyataan
Para Perintis Zaman Baru Islam, terj. yang kontradiktif ini mencerminkan
25:1996). pergeseran pengertian sains dan
Serangan ini terjadi bisa saja keimanan itu sendiri. Perubahan-
karena konsekuensi dari pandangan perubahan istilah kunci ini menan-
pan-Islamisme Jamaluddin al-Afghani, dakan sifat akal pencerahan modern
yang menganggap bahwa tidak adanya yang cepat berubah. Bagi Sayyid Ah-
kebersatuan di antara umat Muslim, mad Khan ada kaitan erat antara sifat
dan ini merupakan titik strategis yang kebenaran ilmiah yang berubah itu
digunakan oleh kolonialisme Barat un- sendiri dan kebutuhan untuk menafsir-
tuk menjajah dan sedapat mungkin kan kembali al-Qur‟an dengan tafsir
mengeruk kekayaan negara-negara Is- baru. Namun, yang menarik di sini
lam. Lemahnya pendidikan dan ku- adalah walaupun ada kecenderungan
rangnya pengetahuan umat terhadap pembenaran total terhadap ilmu-ilmu
ilmu-ilmu Islam sendiri bahkan dan alam dalam tulisannya, dia sadar atas
juga ilmu-ilmu lainnya menjustifikasi sifat kebenaran ilmiah yang terus
bahwa semangat intelektual yang san- berubah. Dengan kata lain, sifat beru-
gat diagung-agungkan oleh Islam pudar bah dari istilah sains adalah bagian
kala itu (Akmal Hawi, “Pemikiran dari krisis sains, dan tentunya keber-
Jamaluddin Al-Afghani (Jamal ad-Din anian keilmuan Sayyid Ahmad Khan
al-Afghani) (1838 – 1897 M)”, Medi- bisa dibaca lebih bermanfaat dalam
na-Te, Vol. 16, No. 1. 2017:12). pengertian-pengertian problematika
Kesalahanpahaman tampaknya telah yang ada terhadap pembenaran sains
terjadi antara Sayyid Ahmad Khan dan bagi pandangan dunia keagamaan di
Jamaluddin al-Afghani, hal ini bisa saja India akhir abad ke-19”( John Cooper,
karena provokator yang menginginkan Pemikiran Islam: 16–17).
antara keduanya tak saling paham. Apa Memahami kutipan di atas me-
yang dikedepankan Sayyid Ahmad lahirkan pemikiran bahwa Sayyid Ah-
Khan tak lebih hanya untuk kemajuan mad Khan telah berhasil membangkit-
umat Islam India, walau dengan kan semangat Islam di India dengan
pemikiran-pemikiran yang melampaui menyatukan dua hal yan berbeda, anta-
zamannya dengan menggaungkan ra agama yang berkaitan dengan hal
kebebasan berpikir yang saat itu kurang spiritual dan sains yang berkaitan
dimiliki oleh umat Islam India. dengan keduniawian. Walau berbeda
Selain itu, John Cooper juga namun ada kaitan erat antara keduanya.
mengomentari pemikiran naturalisme Kebenaran sains yang mengalami
Sayyid Ahmad Khan, ia menyebut perkembangan membuat pentingnya
bahwa: akan kebutuhan menafsirkan kembali
“Sayyid Ahmad Khan terom- al-Qur’an dengan tafsir baru. Sifat
bang-ambing antara klaim iman Islam sains yang berubah tersebut merupakan
bisa didamaikan dengan sains modern, krisis sains, dan hal ini bermanfaat un-
dan klaim bahwa ruang lingkup tuk membaca promblematika keaga-
keduanya demikian berbeda, karena maan di India akhir abad ke-19.
agama berhadapan dengan masalah Bahkan tidak memungkinkan ber-
spiritual sementara sains berhadapan manfaat pula untuk memahami prob-
164 Jurnal Al-Aqidah, Volume 11, Edisi 2, Desember 2019

lematika keagaamaan pada abad dangan Sayyid Ahmad Khan sejalan


sekarang ini. dengan Muktazilah, yang menempat-
kan akal pada kedudukan tinggi. Mes-
E. Penutup kipun akal memiliki batasan menurut-
nya, yang mana secara umum akal
Berdasarkan pembahasan di dapat mengetahui empat hal dalam
atas dapat disimpulkan bahwa kajian teologi, namun secara rinci akal
pemikiran teologi Sayyid Ahmad Khan membutuhkan nash. Kedua, mengenai
hadir karena melihat kemunduran umat perbuatan manusia sejalan dengan pa-
Islam India yang jauh ketinggalan dari ham Qadariyyah, bahwasanya manusia
Barat, sehingga Sayyid Ahmad Khan memiliki kebebasan dan kemerdekaan
memberanikan diri membuat keputusan dalam menentukan kehendak dan per-
berteman dengan Barat dengan tujuan buatannya. kemajuan manusia bagi
mendapatkan keuntungan yang ber- Sayyid Ahmad Khan tergantung pada
manfaat bagi umat Islam India. Apa sejauh mana manusia menggunakan
yang dilakukannya ini berhasil mem- daya-daya yang dianugerahi Tuhan ter-
buat posisi umat Islam menjadi lebih sebut. Ketiga, terkait dengan pan-
baik lagi. Puncaknya dengan ia mampu dangannya mengenai hukum sebab
mendirikan sekolah The Anglo Mo- akibat / kausalitas (sunnatullah)
hammadan Oriental College di Ali- menurutnya Islam adalah agama yang
garh yang sangat membantu sekali paling sesuai dengan hukum alam ka-
perkembangan pemikiran umat Islam rena hukum alam adalah ciptaan Tuhan
India. dan al-Qur’an adalah firman-Nya, su-
Adapun pemikiran teologi dah tentu keduanya sejalan dan tidak
modern Sayyid Ahmad Khan yaitu: ada pertentangan.
pertama, kedudukan akal dalam pan-

Daftar Kepustakaan

Ahmad, Aziz. 1960. “Sayyid Aḥmad Ali, Mukti. 1996. Alam Pikiran Islam
Khan, Jamal al-din al-Afghani Modern di India dan Pakistan.
and Muslim India”. Studia Is- Bandung: Penerbit Mizan.
lamica. No. 13. Dalam
https://www.jstor.org/stable/ Asrori, Mohammad. 2009. “Menying-
1595240?seq. kap Peradaban Islam Kontem-
porer di Anak Benua India”. El-
Ahmad, Jamil. 1987. Seratus Muslim Harakah, Vol. 11, No. 3. Dalam
Terkemuka. Terj. Tim Pen- http://103.17.76.13/index.
erjemah Pustaka Firdaus. Jakar- php/infopub/article/view/438.
ta: Pustaka Firdaus.
Belmekk, Belkacem. 2010. Sir Sayyid
Al-Bahiy, Muhammad. 1986. Ahmad Khan and the Muslim
Pemikiran Islam Modern. Terj. Cause in British
Su’adi Sa’ad. Jakarta: Pustaka India. Aljazair: Université
Panjimas. d'Oran 2 Mohamed Ben Ah-
Widdia, Pemikiran Teologi …. 165
153

med. Dalam dex.


https://www.researchgate.net/pu php/hunafa/article/view/309.
blica-
tion/312587237_Sir_Sayyid_A Esha, Muhammad In’an. 2018. Teologi
hmad_Khan_and_the_Muslim_ Islam: Isu-isu Kontemporer.
Cause_in_British_India/link/5d Malang: UIN-Malang Press.
3f33c9299bf1995b55fc33/down
load,. Hardianti, Siti. 2016. “Pembaharuan
Pemikiran Islam menurut Say-
Bus, Yecki. 2015. “Sir Sayyid Ahmad yid Amir Ali Di India”. Al-
Khan Dan Rekonstruksism Lubb. Vol. 1, No. 1. Dalam
Pendidikan Islam Ala India”. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.p
Turast: Jurnal Penelitian & hp/lubb/ article/view/523.
Pengabdian. Vol. 3. No. 1. Jan-
uari – Juni. Dalam Hawi, Akmal. 2017. “Pemikiran Jam-
https://ejournal.uinib.ac.id/jurna aluddin Al-Afghani (Jamal ad-
l/index.php/turast/article/view/ Din al-Afghani) (1838–1897
375/252. M)”. Medina-Te. Vol. 16. No.
1. Juni. Dalam
Cooper, John dkk. 2000. Pemikiran http://jurnal.raden fa-
Islam dari Sayyid Ahmad Khan tah.ac.id/index.php/medinate/art
hingga Nasr Hamid Abu Zayd, icle/view/1536.
terj. Wakhid Nur Efendi, (Ja-
karta: Penerbit Erlangga. Hidayati,Wiji. 2017. Ilmu
Kalam:Pengertian, Sejarah,
Donohue John J, dan John L. Esposito. dan Aliran-alirannya. Yogya-
1989. Islam dan Pembaharuan: karta: Program Studi Mana-
Ensiklopedi Masalah-masalah, jemen Pendidikan Islam.
terj. Machnun Husein. Jakarta:
Rajawali. Latif, Muhaemin. 2013. “Membumikan
Teologi Islam dalam Kehidupan
Drajat, Amroeni dkk. 2019. “Theology Modern (Berkaca dari Moham-
Thought of Sir Sayyid Ahmad med Arkoun)”. Jurnal Dakwah
Khan”, IOSR Journal Of Hu- Tabligh. Vol. 14. No. 2.
manities And Social Science Desember. Dalam
(IOSR-JHSS). Vol. 24. Issue 1. http://journal.uinalauddin.ac.id/i
Ser. 8 (January). Dalam ndex.php/tabligh/article/
https://www.academia.edu/3827 view/325.
1761/Theology_ ThoughtofSir-
SayyidAhmad_Khan Nasution, Harun. 1991. Pembaharuan
dalam Islam: Sejarah
Dulumina, Gunawan B. 2005. Pemikiran dan Gerakan. Jakar-
“Gerakan Pembaruan Sayid ta: Bulan Bintang.
Ahmad Khan”. Jurnal Hunafa.
Vol. 2 No. 2 Agustus. Dalam
https://www.jurnalhunafa.org/in
154 Jurnal Al-Aqidah, Volume 11, Edisi 2, Desember 2019
166

Nurdin, M. Amin. 2014. Sejarah


Pemikiran Islam: Teologi ~ Siddiq, Mazheruddin. 1967. “Religious
Ilmu Kalam. Jakarta: Amzah. Thought of Sir Sayyid Ahmad
Khan”. Islamic Studies. Vol. 6.
Rahman, Muda Ismail Abd. 2003. “The No. 3 (September). Dalam
Interpretation of the Birth of Je- https://www.jstor.org/stable/
sus and his Miracles in the 20832887.
Writings of Sir Sayyid Ahmad
Khan”. Islam and Christian– Taufik, Akhmad. 2005. Sejarah
Muslim Relations. Vol. 14, No. Pemikiran dan Tokoh Modern-
1. Dalam isme Islam. Jakarta: PT Ra-
https://www.tandfonline.com/d jaGrafindo Persada.
oi/
abs/10.1080/09596410305259. Wahyudi, Yudian. 2007. Al-Aghani
and Ahmad Khan on Imperial-
Rahnema, Ali. 1996. Para Perintis ism: Comparison from the Per-
Zaman Baru Islam, terj. Ilyas spective of Islamic Legal Phi-
Hasan, (Bandung: Penerbit Mi- losophy. Yogyakarta: Nawesea
zan. Press.

Rozak, Abdul dan Rosihon Anwar. Waseem, Filza. 2014. “Sir Sayyid
2012. Ilmu Kalam. Bandung: Ahmad Khan and the Identity
CV. Pustaka Setia Formation of Indian Muslims
through Education”. Review of
Rusli, Ris’an 2015. Teologi Islam: History and Political Science.
Telaah Sejarah dan Pemikiran Vol. 2 (2). June.
Tokoh-tokohnya. Jakarta: Pre-
nadamedia Group.

You might also like