Professional Documents
Culture Documents
10-Article Text-32-1-10-20200630
10-Article Text-32-1-10-20200630
Desember 2019
ISSN: 2715-9566
Abstract
This service activity aims to apply the technology of making cork fish biscuits technology for PKK cadres in the
framework of developing sustainable small-scale business in Pangkalan Pisang Village, Koto Gasib District,
Siak Regency, Riau Province. Participants as the target of service and training activities involved housewives
and PKK cadres, with 25-30 participants and PKK cadres. The cork fish biscuit product training results have a
preference level for the appearance and appearance of the biscuit 90%, the taste of cork fish biscuits 94%, the
aroma of cork fish biscuits 98% and the texture crispness reach 90%, so the overall sensory value of cork fish
biscuits is relatively high around 90 -98%, this shows that it is very potential to be produced and marketed to
meet nutritious food that can increase family income in the home industry or SMEs in Pangkalan Pisang
Village. The results of the evaluation and development of cork fish biscuits production after the implementation
of 6 weeks of training obtained developments that cork fish biscuits have been produced continuously, cork fish
biscuits are in demand by school children at a rate of 90-98%, and the production of cork fish biscuits is
carried out marketing in several the location is a bread and snack food stalls and a school canteen.
Abstrak
Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk penerapan iptek teknologi pembuatan biskuit ikan gabus
bagi kader PKK dalam rangka pengembangan usaha industri kecil berkelanjutan di Desa Pangkalan
Pisang Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak Provinsi Riau. Peserta sebagai sasaran kegiatan
pengabdian dan pelatihan melibatkan ibu-ibu rumah tangga dan kader PKK, dengan peserta
berjumlah 25-30 orang ibu-ibu dan kader PKK. Produk hasil pelatihan pembuatan biskuit ikan
gabus memiliki tingkat kesukaan terhadap rupa dan tampilan bentuk biskuit 90%, rasa biskuit ikan
gabus 94%, aroma biskuit ikan gabus 98% dan kerenyahan tekstur mencapai 90%, sehingga nilai
keseluruhan sensoris biskuit ikan gabus relatif tinggi berkisar 90-98%, hal ini menunjukkan bahwa
sangat potensial untuk diproduksi dan dipasarkan memenuhi makanan jajanan yang bergizi, dapat
meningkatkan pendapatan keluarga dalam usaha home industri atau UMKM di Desa Pangkalan
Pisang. Hasil evaluasi dan perkembangan produksi biskuit ikan gabus setelah pelaksanaan
pelatihan 6 minggu diperoleh perkembangan bahwa biskuit ikan gabus telah diproduksi secara
kontinyu, biskuit ikan gabus diminati oleh anak-anak sekolah dengan tingkat 90-98%, dan hasil
produksi biskuit ikan gabus dilakukan pemasaran di beberapa lokasi yaitu warung penjual roti dan
makanan jajanan serta kantin sekolah.
Bentang alam Kabupaten Siak sebagian ikan kolam dan keramba. Komoditi perikanan
besar terdiri dari dataran rendah di bagian air tawar yang sedang digalakkan
Timur dan sebagian dataran tinggi di sebelah pembudidayaannya di Indonesia khususnya
barat. Pada umumnya struktur tanah terdiri di provinsi Riau. Seiring berkembangnya
dan tanah podsolik merah kuning dan batuan usaha budidaya ikan tentu akan menjadikan
dan alluvial serta tanah organosol dan gley berlimpahnya bahan baku yang pada saat ini
humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah masyarakat setempat belum melakukan suatu
basah. Lahan semacam ini subur untuk usaha pengolahan yag maksimal. Untuk itu
pengembangan pertanian, perkebunan dan perlu adanya suatu usaha yang dilakukan oleh
perikanan. Daerah ini beriklim tropis dengan masyarakat untuk meningkatkan ekonomi
suhu udara antara 25°-32°C, dengan kemasyarakatan.
kelembaban dan curah hujan cukup tinggi. Dalam rangka ikut mensukseskan upaya
Selain dikenal dengan Sungai Siak yang pemerintah dibutuhkan teknologi untuk
membelah wilayah Kabupaten Siak, daerah ini menciptakan suatu produk yang mutu tinggi
juga terdapat banyak tasik atau danau yang terutama nilai gizi proteinnya. Pemanfaatan
tersebar di beberapa wilayah sumber daya perikanan Indonesia masih
kecamatan. Sungai Siak sendiri terkenal minimal sehingga perlu ditingkatkan terus.
sebagai sungai terdalam di tanah air, sehingga Untuk antisipasi dilakukan suatu teknologi
memiliki nilai ekonomis yang tinggi, terutama yang dapat diterapkan oleh masyarakat
sebagai sarana transportasi dan perhubungan. menjadikan produk yang bernilai tambah
Namun potensi banjir diperkirakan juga salah satunya adalah biskuit ikan gabus, yang
terdapat pada daerah sepanjang Sungai Siak, mempunyai nilai gizi yang tinggi serta
karena morfologinya relatif datar. memenuhi selera konsumen.
Selain Sungai Siak, daerah ini juga dialiri Pangan merupakan salah satu kebutuhan
sungai-sungai lain, yaitu: Sungai Mandau, dasar manusia yang terpenting. Konsumsi
Sungai Gasib, Sungai Apit, Sungai Tengah, pangan memiliki tujuan utama untuk
Sungai Rawa, Sungai Buantan, Sungai Limau, memenuhi kebutuhan kalori, vitamin, mineral,
dan Sungai Bayam. Sedangkan danau-danau protein dan zat gizi lainnya (Tien dan
yang tersebar di daerah ini adalah: Danau Sugiyono, 2013). Salah satu sumber protein
Ketialau, Danau Air Hitam, Danau Besi, yang sangat penting adalah ikan.
Danau Tembatu Sonsang, Danau Pulau Besar, Ikan merupakan hasil perikanan yang
Danau Zamrud, Danau Pulau Bawah, Danau mengandung zat gizi utama berupa protein,
Pulau Atas dan Tasik Rawa. lemak, vitamin dan mineral. Ikan sebagai
Berdasarkan perhitungan sikluus bahan pangan hewani memiliki beberapa
hidrologi, 15% surplus air dan curah hujan keunggulan dibandingkan sumber protein
rata-rata bulanan menjadi aliran permukaan, lainnya, diantaranya kandungan protein yang
maka memungkinkan terjadinya banjir cukup tinggi dalam tubuh ikan tersusun oleh
musiman pada bulan-bulan basah. Analisis asam-asam amino yang berpola mendekati
data curah hujan diketahui bahwa bulan basah kebutuhan asam amino dalam tubuh manusia,
berlangsung pada bulan Oktober hingga daging ikan mengandung asam-asam lemak
Desember, sedangkan bulan kering pada tak jenuh yang dibutuhkan oleh tubuh
bulan Juni hingga Agustus. Distribusi curah manusia (Adawiyah, 2007). Salah satu ikan
hujan semakin meninggi ke arah Pegunungan dengan kandungan gizi terbaik adalah ikan
Bukit Barisan di bagian barat wilayah Provinsi gabus, yaitu ikan air tawar yang mengandung
Riau. protein terbaik yang sangat bermanfaat bagi
Kabupaten Siak Provinsi Riau merupakan kesehatan seperti meningkatkan daya tahan
daerah yang subur untuk lahannya untuk tubuh, penyembuhan luka, menjaga
dikembangkan di sektor perikanan. Kegiatan keseimbangan cairan sel, dan penyembuhan
perikanan di daerah ini belum berkembang serta pencegahan penyakit (Musdalifah, 2013).
secara maksimal akan tetapi dapat Sebagai sumber protein yang sangat
dikembangkan dengan kegiatan budidaya digemari oleh masyarakat luas, ikan dapat
pelaksana kuliah kerja nyata yang ada pengembangan pemasaran produk biskuit
dilokasi setempat. ikan gabus.
b. Kelompok penerima kegiatan pelatihan
melakukan kegiatan mengulang kembali 3.2. Penanganan Ikan Gabus Segar
dalam proses pembuatan bsikuit ikan Ikan gabus yang diperoleh dari hasil
gabus, kemudian hasil produksi kelompok tangkapan nelayan yang sebagian besar
dilakukan evaluasi dan uji pengembangan diperoleh melalui alat tangkap pancing dan
konsumen terhadap biskuit ikan gabus. menjerat (lukah) di kawasan rawa dan anak
c. Melakukan evaluasi dan uji sungai yang dangkal di wilayah perairan
pengembangan konsumen kepada anak- Kabupaten Kampar, Pelalawan, Siak Provinsi
anak sekolah yang ada di desa setempat, Riau, kemudian untuk pemanfaatannya lebih
hal ini dilakukan untuk menerima respon lanjut ikan gabus tersebut dilakukan proses
dari konsumen anak-anak sekolah penanganan sederhana, supaya ikan gabus
terhadap produk yang telah diberikan tetap dalam kondisi segar hidup untuk sampai
untuk mencobanya, kemudian respon pada suatu wilayah tujuan konsumen. Secara
yang diberikan berupa pernyataan umum dalam proses penanganan ikan gabus
suka/tidak suka, enak/tidak enak terhadap agar tetap kondisi segar, dapat dilakukan
produk biskuit ikan gabus. dengan cara ikan gabus hasil tangkapan
d. Hasil respon yang diberikan oleh anak- nelayan dimasukkan dalam wadah berisi air
anak sekolah dikumpulkan dan dievaluasi bersih. Ikan gabus bersifat lebih tahan hidup
hasilnya mengenai tanggapan hasil terhadap lingkungan sekitarnya walaupun
terhadap produk biskuit sesuai kategori dalam kondisi air yang relatif sedikit
kesukaan konsumen/sensoris suatu jumlahnya dan kondisi air yang sedikit kurang
produk. bersih.
e. Hasil evaluasi yang telah dilakukan perlu
dikembangkan dalam aspek pemasaran 3.3. Hasil Proses Penyiangan Ikan Gabus
produk sebagai makanan jajanan anak Proses penyiangan ikan gabus dilakukan
sekolah yang kaya dengan gizi, yang dengan langkah-langkah yaitu:
dapat dijual langsung melalui 1) Ikan gabus dalam kondisi segar hidup
kantin/warung sekolah maupun tempat sebelum dilakukan proses penyiangan,
pemasaran lainnya. Hasil evaluasi ini terlebih dahulu dilakukan proses
dapat dilakukan dalam kurun waktu 1 kali mematikan ikan gabus tersebut dengan
dalam satu minggu melalui kerjasama cara memukul bagian kepala dengan
dengan kelompok mahasiswa kukerta menggunakan benda tumpul berupa kayu
dalam proses evaluasi pemasaran produk atau sejenisnya, proses ini dilakukan
biskuit ikan gabus. untuk memudahkan untuk proses
f. Pihak desa dapat bekerja sama dengan penyiangan ikan dan supaya ikan tersebut
kelompok ibu-ibu dan kader PKK untuk tidak bergerak-gerak pada waktu proses
pemasaran produk, dan proses pembinaan penyiangan dilakukan.
secara berkelanjutan. 2) Proses penyiangan ikan gabus dilakukan
dengan membuang bagian sisik pada
3. HASIL DAN PEMBAHASAN seluruh tubuh ikan, dan membuang isi
3.1. Penyampaian Modul Pelatihan perut serta insang ikan gabus.
Penyampaian modul pelatihan kepada 3) Setelah dilakukan proses penyiangan, ikan
kelompok masyarakat ibu-ibu dan kader PKK dilakukan proses pencucian dengan air
mencakup materi/modul: Penanganan ikan bersih. Hal ini bertujuan untuk
gabus segar, Penyiangan dan pembersihan membersihkan bagian-bagian ikan dari
ikan gabus, Pembuatan tepung ikan gabus, sisa-sisa lendir, darah ikan, dan sisik yang
Pembuatan biskuit ikan gabus, Sistem evaluasi menempel pada ikan tersebut.
sensoris biskuit ikan gabus, Sistem
4) Ikan diletakkan dalam wadah yang bersih yang ditambahkan pada makanan karena
untuk proses penirisan air hasil proses mengandung protein yang cukup tinggi.
pencucian. Proses pemasakan daging ikan dengan cara
pengukusan dapat memperbaiki nilai
organoleptik produk tepung ikan gabus,
3.4. Hasil Praktek Pembuatan Tepung Ikan Gabus khususnya terhadap tekstur. Menurut Irawan
Proses pembuatan tepung ikan gabus (1997) dalam Fatmawati (2014) tujuan
dilakukan dengan metode pengukusan, pemasakan pengukusan dilakukan untuk
pengeringan, dan proses penepungan. mengurangi kadar air dan mempertahankan
Langkah-langkah pembuatan tepung ikan mutu daging ikan yaitu tekstur yang padat.
dapat diuraikan sebagai berikut: Hasil perhitungan yang dilakukan
1) Ikan gabus setelah dilakukan penyiangan terhadap rendemen tepung ikan dengan cara
dan pencucian, kemudian disusun dalam menghitung berat tepung ikan yang diperoleh
wadah pengukus (dandang). dibandingkan dengan berat ikan gabus segar.
2) Proses pengukusan dilakukan selama 20 Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 10 kg
menit, tujuan pengukusan ini untuk daging ikan gabus segar diperoleh rendemen
menginaktifasi enzim dan membunuh tepung ikan gabus sebesar 1100 g atau
mikroba pembusuk yang berifat pathogen rendemennya sebesar 11% (bb). Kandungan
dan tidak membentuk spora. gizi tepung ikan gabus dalam 100 gram bahan
3) Setelah selesai dilakukan pengukusan, yaitu kadar air sebesar 12,62%, abu sebesar
ikan gabus kemudian didinginkan dengan 3,76%, protein sebesar 78,8%, lemak sebesar
cara dibiarkan di udara terbuka sampai 0,65%, karbohidrat sebesar 3,73%. Pada
kondisi daging ikan dapat dipisahkan dari penelitian ini kualitas kimiawi tepung ikan
bagian-bagian tulang, kulit, dan bagian gabus termasuk golongan mutu I, tetapi
lainnya. ditinjau dari kadar air tepung ikan termasuk
4) Daging ikan gabus setelah dikumpulkan mutu II (SNI 01-2715-1996/Rev.92). Kadar air
dalam wadah, kemudian dilakukan proses tepung ikan gabus lebih tinggi daripada
pengeringan dengan menggunakan oven standar SNI, karena pada saat proses
pemanas dari bola lampu pada kisaran pengeringan terjadi pengerasan (case
suhu 45-50 oC, pengeringan dilakukan hardening) pada permukaan daging ikan yang
selama 36 jam. akhirnya menghambat pengeluaran air yang
5) Daging ikan gabus yang telah kering berada di dalam daging ikan.
dilakukan proses penepungan dengan
cara menghaluskan menggunakan 3.5. Hasil Praktek Pembuatan Biskuit Ikan Gabus
blender. Selama ini, pemanfaatan ikan gabus masih
6) Proses pengayakan untuk mendapatkan terbatas umumnya sebagai ikan konsumsi
tepung ikan gabus yang seragam, ayakan segar sehingga perlu upaya diversifikasi hasil
yang digunakan untuk mendapatkan olahan perikanan. Diversifikasi hasil olahan
tepung ikan yang halus dengan ukuran perikanan bertujuan untuk meningkatkan nilai
ayakan 60 mesh. tambah (added value) dari ikan segar dan juga
7) Tepung ikan gabus disimpan dalam mengatasi sifat ikan yang mudah busuk
wadah yang kering dan kedap udara, (perishable). Pengolahan tepung ikan
untuk mempertahankan tepung ikan yang merupakan salah satu bentuk diversifikasi
tahan lama, dan tidak mudah rusak dari hasil olahan dan tepung ikan termasuk
jamur dan lembab. produk olahan setengah jadi (intermediate)
Tepung ikan gabus merupakan suatu yang dapat ditambahkan pada produk olahan
produk padat kering yang dihasilkan dengan lainnya seperti pembuatan biskuit.
cara mengeluarkan cairan dan sebagian atau Biskuit dengan suplementasi tepung ikan
seluruh lemak yang terkandung di dalam gabus mengandung protein tinggi (asam
daging ikan. Tepung ikan gabus dapat amino yang lengkap) sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pangan ikani dikategorikan sebagai biskuit fungsional.
Murni, S. 2016. Pendugaan Umur Simpan SNI. 1992. Kumpulan Standar Metode
Biskuit Ikan Gabus (Ophiocephalus Pengujian Mutu Hasil Perikanan.
Striatus) dengan Metode Akselerasi Direktorat Jenderal Perikanan
Kadar Air Kritis Model Labuza. Direktorat Bisa Usaha Tani Dan
Universitas Riau. Pekanbaru. Pengolahan Hasil. Jakarta.
Musdalifah, U. 2013. Studi Pembuatan biskuit Sopandi, T, dan Wardah. 2014. Mikrobiologi
dengan subtitusi tepung ikan gabus Pangan (Teori dan Praktik). Penerbit
(Ophiocephalus striatus). Universitas ANDI. Yogyakarta.
Hasanuddin. Makassar Suparmi, T. 2014. Diversifikasi dan
Dewi, N.K. 2015. Pemeriksaan Kadar Albumin Pengembangan Produk Perairan.
dalam Darah. http://googleweblight.com. Fakultas Perikanan Universitas Riau,
Diakses pada tanggal 19 Agustus 2015 Pekanbaru. (Tidak Diterbitkan).
pukul 20.46 Suprayitno, E. 2006. Potensi SerumAlbumin dari
Nurhidayati. 2011. Kontribusi Mp-Asi Biskuit Ikan Gabus. Kompas. Cybermedia.
Bayi Dengan Substitusi Tepung Labu Tien, R., Muchtadi, dan Sugiyono. 2013.
Kuning (Cucurbita Moschata) Dan Tepung Prinsip dan Proses Teknologi Pangan.
Ikan Patin (Pangasius Spp) Terhadap Alfabeta. Bandung
Kecukupan Protein dan Vitamin A. Institut
Winarno FG. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Pertanian Bogor.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
Rauf, R. 2015. Kimia Pangan. Penerbit ANDI.
Yogyakarta.