Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Volume 1, Issue 1.

Desember 2019
ISSN: 2715-9566

PENERAPAN TEKNOLOGI DIVERSIFIKASI BISKUIT DENGAN


PENAMBAHAN TEPUNG IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus) DI DESA
PANGKALAN PISANG KECAMATAN KOTO GASIB KABUPATEN SIAK
PROVINSI RIAU

Dahlia1, Sumarto1*, Desmelati1, Suparmi1 dan Tjipto Leksono1


Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Riau University, Pekanbaru
*sumarto1976@yahoo.co.id

Diterima: 16 November 2019; Disetujui: 24 November 2019

Abstract
This service activity aims to apply the technology of making cork fish biscuits technology for PKK cadres in the
framework of developing sustainable small-scale business in Pangkalan Pisang Village, Koto Gasib District,
Siak Regency, Riau Province. Participants as the target of service and training activities involved housewives
and PKK cadres, with 25-30 participants and PKK cadres. The cork fish biscuit product training results have a
preference level for the appearance and appearance of the biscuit 90%, the taste of cork fish biscuits 94%, the
aroma of cork fish biscuits 98% and the texture crispness reach 90%, so the overall sensory value of cork fish
biscuits is relatively high around 90 -98%, this shows that it is very potential to be produced and marketed to
meet nutritious food that can increase family income in the home industry or SMEs in Pangkalan Pisang
Village. The results of the evaluation and development of cork fish biscuits production after the implementation
of 6 weeks of training obtained developments that cork fish biscuits have been produced continuously, cork fish
biscuits are in demand by school children at a rate of 90-98%, and the production of cork fish biscuits is
carried out marketing in several the location is a bread and snack food stalls and a school canteen.

Keyword: biscuits, Ophiocephalus striatus, training.

Abstrak
Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk penerapan iptek teknologi pembuatan biskuit ikan gabus
bagi kader PKK dalam rangka pengembangan usaha industri kecil berkelanjutan di Desa Pangkalan
Pisang Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak Provinsi Riau. Peserta sebagai sasaran kegiatan
pengabdian dan pelatihan melibatkan ibu-ibu rumah tangga dan kader PKK, dengan peserta
berjumlah 25-30 orang ibu-ibu dan kader PKK. Produk hasil pelatihan pembuatan biskuit ikan
gabus memiliki tingkat kesukaan terhadap rupa dan tampilan bentuk biskuit 90%, rasa biskuit ikan
gabus 94%, aroma biskuit ikan gabus 98% dan kerenyahan tekstur mencapai 90%, sehingga nilai
keseluruhan sensoris biskuit ikan gabus relatif tinggi berkisar 90-98%, hal ini menunjukkan bahwa
sangat potensial untuk diproduksi dan dipasarkan memenuhi makanan jajanan yang bergizi, dapat
meningkatkan pendapatan keluarga dalam usaha home industri atau UMKM di Desa Pangkalan
Pisang. Hasil evaluasi dan perkembangan produksi biskuit ikan gabus setelah pelaksanaan
pelatihan 6 minggu diperoleh perkembangan bahwa biskuit ikan gabus telah diproduksi secara
kontinyu, biskuit ikan gabus diminati oleh anak-anak sekolah dengan tingkat 90-98%, dan hasil
produksi biskuit ikan gabus dilakukan pemasaran di beberapa lokasi yaitu warung penjual roti dan
makanan jajanan serta kantin sekolah.

Kata Kunci : biskuit, ikan gabus, pelatihan

1. PENDAHULUAN Timur. Secara fisik geografls memiliki


1.1. Latar Belakang kawasan pesisir pantai yang berhampiran
Secara geografis Kabupaten Siak terletak dengan sejumlah negara tetangga dan masuk
pada koordinat 10 16’ 30”- 00 20’ 49” Lintang kedalam daerah segitiga pertumbuhan (growth
Utara dan 100 54’ 21” 102° 10’ 59” Bujur triangle) Indonesia - Malaysia - Singapura.

Journal of Rural and Urban Community Enpowerment 41


Volume 1, Issue 1. Desember 2019
ISSN: 2715-9566

Bentang alam Kabupaten Siak sebagian ikan kolam dan keramba. Komoditi perikanan
besar terdiri dari dataran rendah di bagian air tawar yang sedang digalakkan
Timur dan sebagian dataran tinggi di sebelah pembudidayaannya di Indonesia khususnya
barat. Pada umumnya struktur tanah terdiri di provinsi Riau. Seiring berkembangnya
dan tanah podsolik merah kuning dan batuan usaha budidaya ikan tentu akan menjadikan
dan alluvial serta tanah organosol dan gley berlimpahnya bahan baku yang pada saat ini
humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah masyarakat setempat belum melakukan suatu
basah. Lahan semacam ini subur untuk usaha pengolahan yag maksimal. Untuk itu
pengembangan pertanian, perkebunan dan perlu adanya suatu usaha yang dilakukan oleh
perikanan. Daerah ini beriklim tropis dengan masyarakat untuk meningkatkan ekonomi
suhu udara antara 25°-32°C, dengan kemasyarakatan.
kelembaban dan curah hujan cukup tinggi. Dalam rangka ikut mensukseskan upaya
Selain dikenal dengan Sungai Siak yang pemerintah dibutuhkan teknologi untuk
membelah wilayah Kabupaten Siak, daerah ini menciptakan suatu produk yang mutu tinggi
juga terdapat banyak tasik atau danau yang terutama nilai gizi proteinnya. Pemanfaatan
tersebar di beberapa wilayah sumber daya perikanan Indonesia masih
kecamatan. Sungai Siak sendiri terkenal minimal sehingga perlu ditingkatkan terus.
sebagai sungai terdalam di tanah air, sehingga Untuk antisipasi dilakukan suatu teknologi
memiliki nilai ekonomis yang tinggi, terutama yang dapat diterapkan oleh masyarakat
sebagai sarana transportasi dan perhubungan. menjadikan produk yang bernilai tambah
Namun potensi banjir diperkirakan juga salah satunya adalah biskuit ikan gabus, yang
terdapat pada daerah sepanjang Sungai Siak, mempunyai nilai gizi yang tinggi serta
karena morfologinya relatif datar. memenuhi selera konsumen.
Selain Sungai Siak, daerah ini juga dialiri Pangan merupakan salah satu kebutuhan
sungai-sungai lain, yaitu: Sungai Mandau, dasar manusia yang terpenting. Konsumsi
Sungai Gasib, Sungai Apit, Sungai Tengah, pangan memiliki tujuan utama untuk
Sungai Rawa, Sungai Buantan, Sungai Limau, memenuhi kebutuhan kalori, vitamin, mineral,
dan Sungai Bayam. Sedangkan danau-danau protein dan zat gizi lainnya (Tien dan
yang tersebar di daerah ini adalah: Danau Sugiyono, 2013). Salah satu sumber protein
Ketialau, Danau Air Hitam, Danau Besi, yang sangat penting adalah ikan.
Danau Tembatu Sonsang, Danau Pulau Besar, Ikan merupakan hasil perikanan yang
Danau Zamrud, Danau Pulau Bawah, Danau mengandung zat gizi utama berupa protein,
Pulau Atas dan Tasik Rawa. lemak, vitamin dan mineral. Ikan sebagai
Berdasarkan perhitungan sikluus bahan pangan hewani memiliki beberapa
hidrologi, 15% surplus air dan curah hujan keunggulan dibandingkan sumber protein
rata-rata bulanan menjadi aliran permukaan, lainnya, diantaranya kandungan protein yang
maka memungkinkan terjadinya banjir cukup tinggi dalam tubuh ikan tersusun oleh
musiman pada bulan-bulan basah. Analisis asam-asam amino yang berpola mendekati
data curah hujan diketahui bahwa bulan basah kebutuhan asam amino dalam tubuh manusia,
berlangsung pada bulan Oktober hingga daging ikan mengandung asam-asam lemak
Desember, sedangkan bulan kering pada tak jenuh yang dibutuhkan oleh tubuh
bulan Juni hingga Agustus. Distribusi curah manusia (Adawiyah, 2007). Salah satu ikan
hujan semakin meninggi ke arah Pegunungan dengan kandungan gizi terbaik adalah ikan
Bukit Barisan di bagian barat wilayah Provinsi gabus, yaitu ikan air tawar yang mengandung
Riau. protein terbaik yang sangat bermanfaat bagi
Kabupaten Siak Provinsi Riau merupakan kesehatan seperti meningkatkan daya tahan
daerah yang subur untuk lahannya untuk tubuh, penyembuhan luka, menjaga
dikembangkan di sektor perikanan. Kegiatan keseimbangan cairan sel, dan penyembuhan
perikanan di daerah ini belum berkembang serta pencegahan penyakit (Musdalifah, 2013).
secara maksimal akan tetapi dapat Sebagai sumber protein yang sangat
dikembangkan dengan kegiatan budidaya digemari oleh masyarakat luas, ikan dapat

Journal of Rural and Urban Community Enpowerment 42


Volume 1, Issue 1. Desember 2019
ISSN: 2715-9566

diolah menjadi berbagai macam produk


pangan, baik termasuk ke dalam upaya
diversifikasi maupun fortifikasi. Produk 2.3. Prosedur Pengumpulan Peserta dan Metode
olahan ikan hasil diversifikasi dapat ditemui Kerja
berupa bakso, sosis, nugget, kecap, dan Prosedur pengumpulan peserta sasaran
sebagainya. Sementara produk olahan ikan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
hasil fortifikasi dapat ditemui berupa biskuit, melalui program penyuluhan, pelatihan
es krim, cookies, kerupuk dan sebagainya. diuraikan sebagai berikut:
Biskuit dapat dipandang sebagai media a. Koordinasi kepada pihak desa, dan
yang baik sebagai salah satu jenis pangan kelompok mahasiswa Kukerta untuk
yang dapat memenuhi kebutuhan khusus pelaksanaan kegiatan pengabdian, dan
manusia (Manley, 2000). Biskuit merupakan pelatihan di desa Pangkalan Pisang.
produk pangan praktis karena dapat dimakan b. Koordinasi untuk mengumpulkan peserta
kapan saja dan dengan pengemasan yang kegiatan yang terdiri dari ibu-ibu usia
tepat selama penyimpanan dapat produktif dan kader PKK desa setempat
memperpanjang masa simpan biskuit hingga dengan jumlah berkisar 25-30 orang.
mencapai lebih dari enam bulan. c. Mengumpulkan infomasi yang berkaitan
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dengan pelaksanaan pelatihan
dilakukanlah pengabdian masyarakat dengan d. Mempersiapkan segala sesuatu yang
judul pelatihan teknologi diversifikasi daging diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan.
ikan sebagai sumber protein biskuit ikan e. Penentuan pembagian beban kerja
gabus (Ophiocephalus striatus) bagi kader pkk diantara anggota tim.
di desa pangkalan pisang kecamatan koto f. Mempersiapkan bahan dan peralatan
gasib kabupaten kampar, provinsi riau. terkait kegiatan pengabdian, dan
Kegiatan ini bertujuan untuk penerapan pelatihan.
iptek teknologi pembuatan biskuit ikan gabus g. Koordinasi pelaksanaan kegiatan
bagi kader PKK dalam rangka pengembangan (penyampaian modul materi dan aksi
usaha industri kecil berkelanjutan di Desa langsung) yang mengacu pada
Pangkalan Pisang Kabupaten Siak. penuntun/modul yang sudah
dipersiapkan sebaik mungkin.
2. METODE h. Kegiatan penyuluhan dan pelatihan dalam
2.1. Lokasi dan Waktu Pengabdian diversifikasi produk biskuit ikan gabus
Waktu pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada peserta ibu-ibu dan kader PKK.
dilakukan selama 5 bulan dari sejak persiapan
hingga penyelesaian kegiatan pengabdian 2.4. Pelaksanaan Pelatihan Pembuatan Biskuit Ikan
yang diselenggarakan pada tahun 2019. Gabus
Tempat kegiatan dilakukan di Desa Pangkalan 1. Persiapan dan pembuatan tepung ikan
Pisang Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak gabus. Persiapan dan pembuatan tepung
Provinsi Riau. ikan gabus melalui beberapa tahapan,
yaitu:
2.2. Peserta Sasaran Kegiatan a. Penyiangan ikan gabus : proses
Peserta sebagai sasaran kegiatan pembuangan sisik ikan gabus,
pengabdian dan pelatihan yaitu melibatkan pembuangan isi perut, dan bagian
ibu-ibu rumah tangga dan kader PKK, Desa insang ikan gabus. Kegiatan ini
Pangakalan Pisang, Kecamatan Koto Gasib, dilakukan untuk memperoleh bahan
Kabupaten Siak. Peserta berjumlah 25-30 baku ikan gabus yang segar dan
orang ibu-ibu dan kader PKK, selanjutnya kondisi ikan yang baik.
hasil kegiatan pengabdian, penyuluhan, b. Proses pengukusan ikan gabus: proses
pelatihan produk biskuit kemudian ini melalui proses pemasakan ikan
disosialisasikan kepada konsumen anak-anak dengan cara mengukus dalam
sekolah. dandang sekitar suhu 100 C selama
o

Journal of Rural and Urban Community Enpowerment 43


Volume 1, Issue 1. Desember 2019
ISSN: 2715-9566

15-20 menit. Proses pengukusan ikan


dilakukan untuk memperoleh daging b. Peralatan pendukung pembuatan
ikan yang aktivitas enzimnya sudah biskuit.
berkurang/inaktif akibat proses Peralatan yang digunakan dalam
pemanasan. Pemanasan yang singkat pembuatan biskuit yaitu antara lain:
dapat memperoleh daging ikan yang kompor gas, oven pemanggang, mixser
lebih kompak dan kenyal. pengadon, baskom, talam/nampan,
c. Proses pemisahan daging dari bagian- talenan, wadah bumbu, cetakan kue
bagian yang tidak digunakan (tulang, biskuit, pemipih, kemasan toples, dan
duri dan kulit). Proses ini untuk alat pendukung lainnya.
memperoleh daging yang benar-benar
baik dan tidak tercampur dengan 2. Pembuatan Biskuit Ikan Gabus
bagian ikan lainnya. Cara pembuatan biskuit ikan gabus dapat
d. Proses pengeringan daging ikan dalam dilakukkan dengan langkah-langkah yang
oven pengering sistem pemanas mengacu pada prosedur Musdalifah (2013)
dengan bola lampu pada suhu kisaran yang dimodifikasi yaitu sebagai berikut:
45-50 oC selama 24 jam. Proses ini 1. Kuning telur sebanyak 10 g dikocok
dilakukan untuk mendapatkan daging dengan gula halus 100 g kemudian
ikan yang kering dan mudah untuk ditambahkan butter 6 g, baking
dihancurkan. powder 0,2 g, garam 1 g, margarin 125
e. Proses penepungan daging ikan g, dan susu bubuk 2,5 g, vanili 1 gr
gabus: proses ini untuk mendapatkan dikocok menggunakan mixer selama
hasil tepung ikan yang lebih seragam 5-10 menit.
dan halus, untuk ukuran tepung ikan 2. Setelah tercampur rata tambahkan
gabus diayak dengan ayakan 80 mesh. dengan 250 g tepung yaitu terdiri dari
1. Penyiapan bahan dan peralatan tepung terigu 175g dan tepung ikan
pembuatan biskuit ikan gabus gabus 75g.
a. Penyiapan bahan-bahan pembuatan 3. Aduk merata kemudian dilakukan
biskuit. pencetakan. Setelah dicetak, beri
Bahan-bahan pembuatan biskuit ikan chocholate chip sebagai hiasan.
gabus secara rinci dapat disajikan 4. Kemudian dimasukan kedalam oven
dalam bentuk formulasi pembuatan yang terlebih dulu dipanaskan untuk
biskuit dapat dilihat pada Tabel 2. dipanggang dengan suhu 160°C
selama 20 menit atau sampai kue
Tabel 2. Formulasi bahan pembuatan biskuit kering manis bewarna kuning
(Musdalifah, 2013). kecoklatan.
No Bahan-bahan Jumlah
1 Tepung - 2.5. Evaluasi Hasil Pelatihan dan Prospek
Pengembangan
a. Tepung terigu 175 g
Setelah dilakukan proses pelatihan kepada
b. Tepung ikan
gabus (30% 75 g kelompok masyarakat yang terdiri dari ibu-
tepung) ibu dan kader PKK Desa Pangkalan Pisang
2 Gula halus 100 g Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak maka
3 Mentega 125 g perlu dilakukan beberapa tahapan lanjutan
sebagai upaya dalam evaluasi hasil pelatihan
4 Garam 1g
yang telah dilakukan, yaitu mencakup:
5 Kuning telur 10 g a. Tahap koordinasi tim pengabdian kepada
6 Butter 6g kelompok masyarakat penerima sasaran
7 Baking powder 0,2 g program (ibu-ibu dan kader PKK) melalui
8 Vanili 1g kerjasama dengan tim mahasiswa
9 Susu bubuk 2,5 g
10 Chocholate chip Secukupnya

Journal of Rural and Urban Community Enpowerment 44


Volume 1, Issue 1. Desember 2019
ISSN: 2715-9566

pelaksana kuliah kerja nyata yang ada pengembangan pemasaran produk biskuit
dilokasi setempat. ikan gabus.
b. Kelompok penerima kegiatan pelatihan
melakukan kegiatan mengulang kembali 3.2. Penanganan Ikan Gabus Segar
dalam proses pembuatan bsikuit ikan Ikan gabus yang diperoleh dari hasil
gabus, kemudian hasil produksi kelompok tangkapan nelayan yang sebagian besar
dilakukan evaluasi dan uji pengembangan diperoleh melalui alat tangkap pancing dan
konsumen terhadap biskuit ikan gabus. menjerat (lukah) di kawasan rawa dan anak
c. Melakukan evaluasi dan uji sungai yang dangkal di wilayah perairan
pengembangan konsumen kepada anak- Kabupaten Kampar, Pelalawan, Siak Provinsi
anak sekolah yang ada di desa setempat, Riau, kemudian untuk pemanfaatannya lebih
hal ini dilakukan untuk menerima respon lanjut ikan gabus tersebut dilakukan proses
dari konsumen anak-anak sekolah penanganan sederhana, supaya ikan gabus
terhadap produk yang telah diberikan tetap dalam kondisi segar hidup untuk sampai
untuk mencobanya, kemudian respon pada suatu wilayah tujuan konsumen. Secara
yang diberikan berupa pernyataan umum dalam proses penanganan ikan gabus
suka/tidak suka, enak/tidak enak terhadap agar tetap kondisi segar, dapat dilakukan
produk biskuit ikan gabus. dengan cara ikan gabus hasil tangkapan
d. Hasil respon yang diberikan oleh anak- nelayan dimasukkan dalam wadah berisi air
anak sekolah dikumpulkan dan dievaluasi bersih. Ikan gabus bersifat lebih tahan hidup
hasilnya mengenai tanggapan hasil terhadap lingkungan sekitarnya walaupun
terhadap produk biskuit sesuai kategori dalam kondisi air yang relatif sedikit
kesukaan konsumen/sensoris suatu jumlahnya dan kondisi air yang sedikit kurang
produk. bersih.
e. Hasil evaluasi yang telah dilakukan perlu
dikembangkan dalam aspek pemasaran 3.3. Hasil Proses Penyiangan Ikan Gabus
produk sebagai makanan jajanan anak Proses penyiangan ikan gabus dilakukan
sekolah yang kaya dengan gizi, yang dengan langkah-langkah yaitu:
dapat dijual langsung melalui 1) Ikan gabus dalam kondisi segar hidup
kantin/warung sekolah maupun tempat sebelum dilakukan proses penyiangan,
pemasaran lainnya. Hasil evaluasi ini terlebih dahulu dilakukan proses
dapat dilakukan dalam kurun waktu 1 kali mematikan ikan gabus tersebut dengan
dalam satu minggu melalui kerjasama cara memukul bagian kepala dengan
dengan kelompok mahasiswa kukerta menggunakan benda tumpul berupa kayu
dalam proses evaluasi pemasaran produk atau sejenisnya, proses ini dilakukan
biskuit ikan gabus. untuk memudahkan untuk proses
f. Pihak desa dapat bekerja sama dengan penyiangan ikan dan supaya ikan tersebut
kelompok ibu-ibu dan kader PKK untuk tidak bergerak-gerak pada waktu proses
pemasaran produk, dan proses pembinaan penyiangan dilakukan.
secara berkelanjutan. 2) Proses penyiangan ikan gabus dilakukan
dengan membuang bagian sisik pada
3. HASIL DAN PEMBAHASAN seluruh tubuh ikan, dan membuang isi
3.1. Penyampaian Modul Pelatihan perut serta insang ikan gabus.
Penyampaian modul pelatihan kepada 3) Setelah dilakukan proses penyiangan, ikan
kelompok masyarakat ibu-ibu dan kader PKK dilakukan proses pencucian dengan air
mencakup materi/modul: Penanganan ikan bersih. Hal ini bertujuan untuk
gabus segar, Penyiangan dan pembersihan membersihkan bagian-bagian ikan dari
ikan gabus, Pembuatan tepung ikan gabus, sisa-sisa lendir, darah ikan, dan sisik yang
Pembuatan biskuit ikan gabus, Sistem evaluasi menempel pada ikan tersebut.
sensoris biskuit ikan gabus, Sistem

Journal of Rural and Urban Community Enpowerment 45


Volume 1, Issue 1. Desember 2019
ISSN: 2715-9566

4) Ikan diletakkan dalam wadah yang bersih yang ditambahkan pada makanan karena
untuk proses penirisan air hasil proses mengandung protein yang cukup tinggi.
pencucian. Proses pemasakan daging ikan dengan cara
pengukusan dapat memperbaiki nilai
organoleptik produk tepung ikan gabus,
3.4. Hasil Praktek Pembuatan Tepung Ikan Gabus khususnya terhadap tekstur. Menurut Irawan
Proses pembuatan tepung ikan gabus (1997) dalam Fatmawati (2014) tujuan
dilakukan dengan metode pengukusan, pemasakan pengukusan dilakukan untuk
pengeringan, dan proses penepungan. mengurangi kadar air dan mempertahankan
Langkah-langkah pembuatan tepung ikan mutu daging ikan yaitu tekstur yang padat.
dapat diuraikan sebagai berikut: Hasil perhitungan yang dilakukan
1) Ikan gabus setelah dilakukan penyiangan terhadap rendemen tepung ikan dengan cara
dan pencucian, kemudian disusun dalam menghitung berat tepung ikan yang diperoleh
wadah pengukus (dandang). dibandingkan dengan berat ikan gabus segar.
2) Proses pengukusan dilakukan selama 20 Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 10 kg
menit, tujuan pengukusan ini untuk daging ikan gabus segar diperoleh rendemen
menginaktifasi enzim dan membunuh tepung ikan gabus sebesar 1100 g atau
mikroba pembusuk yang berifat pathogen rendemennya sebesar 11% (bb). Kandungan
dan tidak membentuk spora. gizi tepung ikan gabus dalam 100 gram bahan
3) Setelah selesai dilakukan pengukusan, yaitu kadar air sebesar 12,62%, abu sebesar
ikan gabus kemudian didinginkan dengan 3,76%, protein sebesar 78,8%, lemak sebesar
cara dibiarkan di udara terbuka sampai 0,65%, karbohidrat sebesar 3,73%. Pada
kondisi daging ikan dapat dipisahkan dari penelitian ini kualitas kimiawi tepung ikan
bagian-bagian tulang, kulit, dan bagian gabus termasuk golongan mutu I, tetapi
lainnya. ditinjau dari kadar air tepung ikan termasuk
4) Daging ikan gabus setelah dikumpulkan mutu II (SNI 01-2715-1996/Rev.92). Kadar air
dalam wadah, kemudian dilakukan proses tepung ikan gabus lebih tinggi daripada
pengeringan dengan menggunakan oven standar SNI, karena pada saat proses
pemanas dari bola lampu pada kisaran pengeringan terjadi pengerasan (case
suhu 45-50 oC, pengeringan dilakukan hardening) pada permukaan daging ikan yang
selama 36 jam. akhirnya menghambat pengeluaran air yang
5) Daging ikan gabus yang telah kering berada di dalam daging ikan.
dilakukan proses penepungan dengan
cara menghaluskan menggunakan 3.5. Hasil Praktek Pembuatan Biskuit Ikan Gabus
blender. Selama ini, pemanfaatan ikan gabus masih
6) Proses pengayakan untuk mendapatkan terbatas umumnya sebagai ikan konsumsi
tepung ikan gabus yang seragam, ayakan segar sehingga perlu upaya diversifikasi hasil
yang digunakan untuk mendapatkan olahan perikanan. Diversifikasi hasil olahan
tepung ikan yang halus dengan ukuran perikanan bertujuan untuk meningkatkan nilai
ayakan 60 mesh. tambah (added value) dari ikan segar dan juga
7) Tepung ikan gabus disimpan dalam mengatasi sifat ikan yang mudah busuk
wadah yang kering dan kedap udara, (perishable). Pengolahan tepung ikan
untuk mempertahankan tepung ikan yang merupakan salah satu bentuk diversifikasi
tahan lama, dan tidak mudah rusak dari hasil olahan dan tepung ikan termasuk
jamur dan lembab. produk olahan setengah jadi (intermediate)
Tepung ikan gabus merupakan suatu yang dapat ditambahkan pada produk olahan
produk padat kering yang dihasilkan dengan lainnya seperti pembuatan biskuit.
cara mengeluarkan cairan dan sebagian atau Biskuit dengan suplementasi tepung ikan
seluruh lemak yang terkandung di dalam gabus mengandung protein tinggi (asam
daging ikan. Tepung ikan gabus dapat amino yang lengkap) sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai sumber pangan ikani dikategorikan sebagai biskuit fungsional.

Journal of Rural and Urban Community Enpowerment 46


Volume 1, Issue 1. Desember 2019
ISSN: 2715-9566

Biskuit berbasis tepung ikan sesuai diberikan


pada balita karena kandungan zat gizi biskuit
tersebut lebih baik kualitasnya, dibandingkan
biskuit pada umumnya yang cenderung tinggi
karbohidrat dan lemak serta kurang seimbang
kandungan gizi lainnya. Biskuit dengan
substitusi tepung ikan gabus dapat menjadi
pilihan sebagai makanan tambahan untuk
balita karena biskuit mengandung protein Gambar 1. Adonan Biskuit Ikan Gabus
tinggi, sangat praktis dalam penyajiannya dan 4) Adonan yang sudah homogen dan kalis,
disukai balita. Biskuit banyak disukai karena kemudian dibentuk lembaran tipis rata
rasa dan bentuknya dapat dibuat beraneka dengan ketebalan sekitar 3-4 mm,
ragam, cukup mengenyangkan dengan selanjutnya dicetak sesuai bentuk sesuai
kandungan gizi yang lengkap, serta sifat keinginan/selera, pada bagian atas biskuit
biskuit mudah dibawa karena volume dan dapat ditambahkan dengan Chocholate
beratnya yang kecil dan umur simpannya chip tahan panas untuk memberikan
yang relatif lama. variasi menarik pada biskuit.
Pembuatan biskuit ikan gabus dilakukan
dengan beberapa langkah yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Persiapan bahan-bahan dan peralatan
pembuatan biskuit ikan gabus.
 Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam
pembuatan biskuit ikan gabus yaitu:
Tepung terigu= 175 gram, tepung ikan Gambar 2. Cara Mencetak Biskuit
gabus= 75 gram , gula halus =100 5) Hasil cetakan biskuit ikan gabus,
gram, mentega = 125 gram, susu dimasukkan dalam oven pemanggang
bubuk = 2,5 gram, kuning telur = 1 menggunakan kompor gas, proses
butir, butter = 6 gram, baking powder= pemanggangan dilakukan sekitar 20-30
0,2 gram, garam= 1 gram, margarin= menit (dengan menggunakan api sedang).
125 gram, vanili= 1 gram, dan
chocholate chip =secukupya.
2) Pencampuran bahan-bahan tepung terigu
dan tepung ikan gabus dilakukan secara
merata (homogen) dalam wadah baskom
yang sudah disiapkan.
3) Kuning telur sebanyak 1 butir diadon
dengan gula halus 100 gram kemudian
ditambahkan butter 6 gram, baking
powder 0,2 gram, garam 1 gram, margarin Gambar 3. Biskuit sedang Dioven
125 gram, susu bubuk 2,5 gram, vanili 1
gram dikocok/diadon menggunakan 6) Biskuit telah matang ditandai dengan
mixer selama 8-10 menit. Bahan-bahan biskuit yang telah kering dan berwarna
tersebut dilakukan pengadonan kuning kecoklatan.
menggunakan mixer sampai adonan
merata dan kalis.

Journal of Rural and Urban Community Enpowerment 47


Volume 1, Issue 1. Desember 2019
ISSN: 2715-9566

ringan anak remaja dan orang dewasa. Hasil


biskuit ikan gabus yang telah dicobakan pada
suatu kegiatan pelatihan masyarakat di Desa
Pangkalan Pisang Kabupaten Siak Riau,
memiliki daya tarik tersendiri bagi anak-anak
sekolah. Cita rasa pada biskuit ikan gabus
memiliki rasa yang gurih, enak dan memiliki
aroma khas biskuit yang membangkitkan
selera untuk di makan. Sebagaimana hasil uji
Gambar 4. Biskuit yang Telah Matang coba biskuit ikan gabus telah dilakukan
kepada masyarakat terutama anak-anak
7) Biskuit yang sudah matang maka siap sekolah yang bekerja sama dengan kelompok
untuk dikemas untuk proses mahasiswa kuliah kerja nyata (Kukerta)
penyimpanan dan distribusi. Universitas Riau tahun 2019 di Desa
Pangkalan Pisang Kabupaten Siak Riau.
Hasil evaluasi dan penilaian biskuit ikan
gabus bagi masyarakat memberikan hasil dan
penilaian yang positif baik, sehingga peluang
besar untuk dikembangkan dalam usaha
industri kecil menengah (UMKM) dan usaha
rumah tangga (home industry) sebagai upaya
Gambar 5. Biskuit Ikan Gabus peningkatan pendapatan keluarga dan
masyarakat, peningkatan gizi anak-anak usia
3.6. Hasil Evaluasi Pelatihan dan Produksi Biskuit dini dalam menunjang kecerdasan, serta dapat
Ikan Gabus menjadi produk makanan unggulan bagi
Biskuit ikan gabus sejenis makanan yang masyarakat. Hasil evaluasi sensoris pada
terbuat dari bahan tepung terigu dengan biskuit ikan gabus memiliki prosentase
penambahan tepung ikan gabus yang dimasak kesukaan terhadap rupa dan tampilan bentuk
dengan proses pemanggangan sehingga biskuit sebesar 90%, prosentase kesukaan
produk menjadi renyah dan lezat. terhadap rasa biskuit ikan gabus sebesar 94%,
Secara kualitas biskuit ikan gabus prosentase kesukaan terhadap aroma biskuit
memiliki kandungan gizi yang tinggi dengan ikan gabus sebesar 98% dan prosentase
kandungan protein mencapai 23,6% (bb) dan kesukaan terhadap kerenyahan tekstur
kadar air 4,87% (telah memenuhi standar SNI mencapai 90%. Secara keseluruhan hasil nilai
biskuit kadar air kecil dari 5%), dan sensoris biskuit ikan gabus sangat tinggi
kandungan lemak biskuit sebesar 21,9% berkisar 90-98%, hal ini menunjukkan bahwa
(standar SNI minimal 9,5%). Kandungan potensial untuk diproduksi kembali dan
nutrisi ini diduga dari penambahan tepung dipasarkan untuk memenuhi makanan jajanan
ikan gabus, margarin dan butter pada bahan yang bergizi sekaligus dapat meningkatkan
tersebut yakni margarin dan butter pendapatan keluarga, dan bagi penggerak
mengandung lemak. usaha antara lain home industri, maupun
Biskuit ikan gabus yang dihasilkan UMKM, atau kader PKK Desa Pangkalan
memiliki prospek yang baik untuk Pisang.
dikembangkan sebagai makanan jajanan anak-
anak sekolah, makanan bagi balita, makanan

Journal of Rural and Urban Community Enpowerment 48


Volume 1, Issue 1. Desember 2019
ISSN: 2715-9566

Gambar 6. Dokumentasi Penilaian Biskuit Ikan Gabus di Lingkungan Sekolah

Hasil evaluasi dan perkembangan yang memuaskan dengan tingkat


produksi biskuit ikan gabus setelah persentase kesukaan 90-98%.
pelaksanaan pelatihan oleh ibu-ibu dan kader d. Hasil produksi biskuit ikan gabus telah
PKK dalam kurun waktu sekitar 5sampai 6 dilakukan proses pemasaran di beberapa
minggu yaitu: (a) biskuit ikan gabus telah lokasi seperti warung penjual roti dan
dilakukan beberapa kali oleh kelompok makanan jajanan, dan kantin sekolah (SD).
penerima program pengabdian (kader PKK)
sebagai tindaklanjut peningkatan 4.2. Saran
keterampilan yang telah dilakukan oleh tim Kegiatan pengabdian ini perlu dilanjutkan
pengabdian dari Universitas Riau; (b) biskuit untuk kegiatan pengabdian Desa Binaan bagi
hasil produksi kelompok ibu-ibu dan kader Universitas Riau untuk masa mendatang.
PKK Desa Pangkalan Pisang telah
diujicobakan kepada anak-anak sekolah untuk DAFTAR PUSTAKA
mengetahui respon pada jenis makanan Adawiyah, R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan
tersebut, dan hasil uji coba sensoris Ikan. Jakarta : Bumi Aksara
memberikan hasil yang memuaskan dengan Dahlia. 2018. Diversifikasi dan Pengembangan
nilai konsumen 90-98%; (c) hasil produksi Produk Perairan. Fakultas Perikanan
biskuit ikan gabus telah dilakukan pemasaran dan Ilmu Kelautan Universitas Riau,
di beberapa lokasi seperti warung penjual roti Pekanbaru. (Tidak Diterbitkan)
dan makanan jajanan.
Desrialdi, M. 2014. Analisa Protein. http
://mizzardi-fpk//web.unair.ac.id. Diakses
4. KESIMPULAN DAN SARAN
pada 2 Agustus 2015.
4.1. Kesimpulan
a. Biskuit ikan gabus telah berhasil Desrosier, W. Norman. 1988. Teknologi
dilakukan dengan penuh antusias dalam Pengawetan Pangan. UI Press. Jakarta
kegiatan pelatihan pengabdian Maturahmah, E., F. Attamimi, dan Subehan.
masyarakat dengan jumlah peserta 25 2011. Formulasi Dan Analisis Biskuit Biji
orang ibu-ibu dan kader PKK Desa Kecipir (Psophocarpus Tetragonolobus. Dc)
Pangkalan Pisang. Asal Lasusua dan Manokwari Sebagai
b. Biskuit ikan gabus telah dilakukan Alternatif Sumber Protein
beberapa kali oleh kelompok penerima
Manley, D. 2000. Technology of Biscuit, Cracker,
program pengabdian (kader PKK) sebagai
and Cookie Third Edition. Washington :
tindaklanjut peningkatan keterampilan
CRC Press 2000. Biscuit, Cracker, and
yang telah dilakukan oleh tim pengabdian
Cookie Recipes for the foo Industry.
dari Universitas Riau.
Washington : CRC Press.
c. Biskuit hasil produksi kelompok ibu-ibu
dan kader PKK Desa Pangkalan Pisang Mayang dan Anindyajati. 2007. Formulasi dan
mendapat respon positif dari anak-anak Optimasi Produk Biskuit Berbahan Baku
sekolah dengan penilaian sensoris biskuit Sagu Ubi Jalar dan Kacang Hijau.
(http://digillib.ac.id/collection/skripsi)

Journal of Rural and Urban Community Enpowerment 49


Volume 1, Issue 1. Desember 2019
ISSN: 2715-9566

Murni, S. 2016. Pendugaan Umur Simpan SNI. 1992. Kumpulan Standar Metode
Biskuit Ikan Gabus (Ophiocephalus Pengujian Mutu Hasil Perikanan.
Striatus) dengan Metode Akselerasi Direktorat Jenderal Perikanan
Kadar Air Kritis Model Labuza. Direktorat Bisa Usaha Tani Dan
Universitas Riau. Pekanbaru. Pengolahan Hasil. Jakarta.
Musdalifah, U. 2013. Studi Pembuatan biskuit Sopandi, T, dan Wardah. 2014. Mikrobiologi
dengan subtitusi tepung ikan gabus Pangan (Teori dan Praktik). Penerbit
(Ophiocephalus striatus). Universitas ANDI. Yogyakarta.
Hasanuddin. Makassar Suparmi, T. 2014. Diversifikasi dan
Dewi, N.K. 2015. Pemeriksaan Kadar Albumin Pengembangan Produk Perairan.
dalam Darah. http://googleweblight.com. Fakultas Perikanan Universitas Riau,
Diakses pada tanggal 19 Agustus 2015 Pekanbaru. (Tidak Diterbitkan).
pukul 20.46 Suprayitno, E. 2006. Potensi SerumAlbumin dari
Nurhidayati. 2011. Kontribusi Mp-Asi Biskuit Ikan Gabus. Kompas. Cybermedia.
Bayi Dengan Substitusi Tepung Labu Tien, R., Muchtadi, dan Sugiyono. 2013.
Kuning (Cucurbita Moschata) Dan Tepung Prinsip dan Proses Teknologi Pangan.
Ikan Patin (Pangasius Spp) Terhadap Alfabeta. Bandung
Kecukupan Protein dan Vitamin A. Institut
Winarno FG. 2004. Kimia Pangan dan Gizi.
Pertanian Bogor.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum.
Rauf, R. 2015. Kimia Pangan. Penerbit ANDI.
Yogyakarta.

Journal of Rural and Urban Community Enpowerment 50

You might also like