Professional Documents
Culture Documents
Tugas Makalah Pedagogika Linda Lindiana
Tugas Makalah Pedagogika Linda Lindiana
Tugas Makalah Pedagogika Linda Lindiana
DI SUSUN OLEH :
LINDA LINDIANA
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Pedagogik Sebagai Ilmu Pengetahuan” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Linguistik. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis. Saya mengucapkan terimakasih kepada ibu
Ajeng Rahayu Sri Tresna Dewi M.Pd.I, selaku dosen linguistik yang telah
memberikan tugas ini sehingga sedikit banyaknya dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan...................................................................................................1
D. Manfaat......................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN..........................................................................................................9
B. SARAN......................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiringnya berjalannya waktu kemajuan teknologi serta ilmu
pengetahuan pun saat itu tidak kalah cepatnya, semua orang mudah
mengakses berbagai macam ilmu pengetahuan tidaak sesulit tempo dulu.
Namun banyak orang yang beranggapan bahwa ilmu merupakan
pengetahuan, namun tidak seperti ilmu bukan sekedar pengetahuan tetapi
merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang
disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Oleh karena
itu untuk memahami lebih dalam makna ilmu dan pengetahauan kami
mencoba menyusun singkat mengenai ilmu pengetahaun dalam lingkup
pedagogik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu pendidikan?
2. Apa perbedaan pedagogi dan pedagogik?
3. Bagaimana karakteristik ilmu pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, kami menyusun makalah ini untuk
mengetahui tentang makna ilmu pengetahuan dalam konteks pedagogik.
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini di susun dengan harapan memberikan berguna sebagai
penambah ilmu pengetahuan tentang salah satu kompentensi yang harus dikuasai
oleh guru yakni ilmu pengetahuan dalam konteks pedagogik, sebagai pengetahuan
dan konsep keilmuan khususnya tentang konsep dasar ilmu pengetahuan
pedagogik serta sebagai media informasi.
1
BAB II
2
teknologi. Nilai-nilai yang bersumber dari agama merupakan landasan
yang paling kuat, karena dengan berlandaskan agama, maka norma-norma
yang diemban oleh ilmu pendidikan tidak mudah goyah dan tidak terlalu
subyektif.
Obyek ilmu pendidikan terdiri dari obyek material dan obyek formal.
Obyek material ilmu pendidikan adalah manusia. Menurut H.D
Sudjana (2000) manusia sebagai obyek material ilmu pendidikan di
klasifikasikan berdasarkan pengelompokannya ; manusia sebagai
individu, sebagai kelompok, sebagai komunitas, dan manusia sebagai
masyarakat. Berdasarkan perkembangannya yaitu, manusia pada masa
usia dini, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Obyek
formal ilmu pendidikan adalah situasi pendidikan/ situasi pedagogis
(M.J. Langveld;1952).
3
d. Teori adalah kumpulan konsep – konsep yang tersusun secara
sistematis dalam bentuk struktur teoritis yang pada umumnya
memberi penjelasan mengapa sesuatu gejala atau peristiwa lain
terjadi.
e. Generalisasi, yaitu keismpulan umum yang ditarik berdasarkan
pengalaman-pengalaman khusus, biasanya sebagai kesimpulan
yang diperoleh dari penelitian ilmiah.
f. Hukum, yaitu pernyataan atau pendapat yang biasanya dinyatakan
dalam bentuk pernyataan “jika maka” yang berlaku umum bagi
sekelompok gejala, sebagai hasil gejala suatu generalisasi dari riset
ilmiah.
g. Prinsip, yaitu hokum dalam bentuk pendapat yang berlaku umum
bagi sekelompok gejala tertentu, namun tidak selalu berbentuk
pernyataan jika maka.
h. Model, yaitu suatu bentuk teori atau serangkaian teori.
e. Fungsi Ilmu Pendidikan
4
iii. Ilmu pendidikan Historis
iv. Ilnu pendidikan Kependudukan
2. Ilmu pendidikan Mikro :
a. Ilmu Mendidik Umum :
Pedagogik Teoritis
Ilmu pendidikan Psikologi
Ilmu pendidikan sosiologis
Ilmu pendidikan Ekonomik
b. Ilmu mendididk Khusus :
Ilmu persekolahan
Ilmu administratif sekolah
Ilmu administrative kelas
Ilmu kegiatan pendiidkan sekolah
Ilmu bimbingan
Ilmu pengajaran (didaktik/metodik)
Ilmu kepelatihan
Ilmu pendidikan Luar sekolah
Pedagogik keluarga
Pedagogik Taman kanak-kanak
Ilmu pendidikan masyarakat/
andragogi
Orthopedagogik
Orthopedagogik Fisik,dan
Orthipedagogik Mental
5
g. Pengembangan kurikulum/ pengajaran
h. Pedagogik
i. Andragogi
j. Gerogogi
k. Orthopedagogik
l. Pendidikan Agama
m. Pendidikan kepribadian
n. Pendidikan Intelektual
o. Pendidikan Jasmani
p. Pendidikan Kesenian
q. Pendidikan Wirausaha
r. Pendidikan mata pelajaran sekolah.
s. Ilmu pendidikan yang dikembangkan dengan kerjasama
dengan ilmu lain atau sebagai hasil pengkaian ilmu lain
mengenal masalah-masalah pendidikan. Seperti economic of
education.
Pentingnya kejelasan tentang pedagogik sebagai ilmu atau bukan ada dua
kepentingan. Sebagai penegasan terhadap status (posisi) dan memperkuat
keyakinan terhadap sifat kebenaran dan kegunaan dari sistem teori dalam
pedagogik tersebut. Untuk mengawali kajian pada subbab ini, diuraikan terlebih
dahulu tentang pengertian ilmu. Secara etimologis ilmu berasal dari kata alama
(bahasa Arab) yang berarti tahu. George Thomas White Patrick dalam bukunya
Introduction to Philosophy menyatakan bahwa dalam bahasa latin dikenal pula
kata scio, scire (sebagai asal kata science) yang juga berarti tahu. Berdasarkan asal
usul katanya itu, maka ilmu atau science berarti pengetahuan. Kneller (Syaripudin
& Kurniasih, 2008) mengklasifikasikan pengetahuan menjadi revealed
knowledge, intuitive knowledge, rational knowledge, empirical knowledge, dan
authoritative knowledge; di samping ada juga yang mengklasifikasikan menjadi
commonsense knowledge, scientific knowledge, philosophical knowledge, dan
religious knowledge.
6
(1560-1662), Galileo Galilei (1564-1642), Newton (1642-1727) dan lain-lain,
istilah ilmu atau science telah mengalami perubahan arti. Ilmu mempunyai arti
yang spesifik, yaitu hanya berkenaan dengan pengetahuan ilmiah (scientific
knowledge). Sebagaimana yang dikemukakan Titus et. al. (Syaripudin &
Kurniasih, 2008) terdapat tiga kemungkinan penggunaan istilah ilmu (science).
Pertama, istilah ilmu digunakan untuk menunjuk bodies of knowledge, misal:
fisika, kimia, psikologi dan lain-lain. Kedua, istilah ilmu untuk menunjuk a body
of systematic knowledge, yaitu konsep-konsep, hipotesis-hipotesi, hukum-hukum,
teori-teori, dan sebagainya yang tersusun secara sistematis dan dibangun melalui
kerja para ilmuwan selama bertahun-tahun. Ketiga, istilah ilmu digunakan untuk
menunjuk cara kerja tertentu, yaitu scientific method atau metode ilmiah. Dari
pernyataan Titus et. al. tersebut, dapat dipahami bahwa pengertian istilah ilmu
pada dasarnya mempunyai dua dimensi, yaitu (1) sebagai hasil studi (sebagaimana
terkandung dalam penggunaan istilah ilmu yang pertama dan kedua seperti
dikemukakan Titus et. al.), dan (2) sebagai metode studi, yaitu metode ilmiah
(sebagaimana yang diungkap dalam yang ketiga oleh Titus et. al.). kedua dimensi
pengertian yang terkandung dalam istilah ilmu tersebut sesungguhnya tidak dapat
dipisahkan, karena antara kedua-duanya berhubungan erat dalam membangun satu
pengertian ilmu. Sejalan dengan hal ini Lenzen (Syaripudin & Kurniasih, 2008)
menyatakan bahwa batasan ilmu menunjukkan suatu aktivitas kritis penemuan dan
juga sebagai pengetahuan yang sistematis yang didasarkan kepada aktivitas kritis
penemuan tersebut. Akhirnya dapat disimpulkan, bahwa dewasa ini secara
operasional dan substansial istilah ilmu mengandung arti sebagai cara kerja ilmiah
dan hasil kerja ilmiah. Ilmu adalah pengetahuan ilmiah yang dihasilkan melalui
metode ilmiah.
Terdapat tiga syarat pokok yang harus dipenuhi oleh suatu disiplin ilmu
yang otonom. Ketiga syarat yang dimaksud, yaitu;
1. Memiliki objek studi (objek formal) tersendiri yang membendakannya dari
objek studi disiplin ilmu yang lainnya.
7
Ada yang berpendapat bahwa selain ketiga syarat atau kriteria di atas
masih terdapat satu syarat lagi yang harus dipenuhi oleh suatu disiplin ilmu yang
otonom. Satu syarat yang dimaksud adalah terjadinya progres, artinya bahwa
sistem pengetahuan yang dimaksud mengalami kemajuan atau terus berkembang.
Namun demikian, ada pula yang menentang pendapat tersebut. Alasannya, bahwa
bertambah tidaknya pengetahuan sebagai isi suatu ilmu atau maju tidaknya suatu
ilmu, akan tergantung kepada ada atau tidaknya ilmuwan yang melibatkan diri
untuk mengembangkan ilmu yang bersangkutan adapun hal tersebut tidak akan
turut menemukan status keilmuan, melaikan hanya akan menemukan “hidup”
tidaknya ilmu yang bersangkutan.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa ilmu dan pengetahuan sebenarnya tidak bisa terpisahkan selain itu
juga ilmu bukan sekedar pengetahuantetapi merangkum sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut
filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai
pengetahuan yang dimilikinya.
B. Saran
Ilmu pengetahuan sangatlah penting bagi setiap manusia oleh karena itu
bagi seorang pendidik diharuskan memiliki ilmu pengetahuan. Dengan ilmu
pengetahuan sesorang bisa berfikir maju. Selain itu juga ilmu pengetahuan telah
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan dalam ilmu pengetahuan telah
membawa dampak yang besar terhadap peningkatan berbagai bidang kehidupan,
terutama memiliki pengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan manusia.
9
DAFTAR PUSTAKA
10