Male & Female Regulation

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

MALE & FEMALE REPRODUCTION

MALE
Hippothalamus → GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon)

H. Anterior

LH or FSH

Testis melalui pembuluh darah (kapiler)

Interstisial space disekitar tubulus seminiferus (kapiler)

INTERSTISIAL SPACE
 Sepanjang tubulus seminiferous
 Terdapat kapiler
 Diisi oleh sel leyoid
 Tempat masuknya LH dan FSH
TUBULUS SEMINIFERUS
 Diisi oleh sel sertoli → sel saraf
 Ditemukan spermatogonia
→ cikal bakal sperma
LH
 Target = sel leyoig
 Merangsang pengeluaran tetosteron
TETOSTERON
o Menargetkan sel Sertoli
o Efek pd peripheral
▪ Mempertahankan libido
▪ Merangsang pertumbuhan tulang
▪ Pertumbuhan sekunder laki laki
▪ Memelihara accessory glands dan organ reproduksi laki laki
(ex. Kelenjar postat)
Testosteron ↑

negative feedback H. Anterior

LH dihambat
FSH
 Target sel Sertoli
 Merangsang dihasilkanya Androgen Binding Protein
ANDROGEN BINDING PROTEIN
o Dipengaruhi oleh FSH dan testosteron
o Protein tingkat tinggi
o Membantu proses pematangan sperma
▪ Spermatogenesis - Spermiogenesis
o Mengikat testosterone di tubulus seminiferus untuk produksi
sperma
ABP ↑

Sel Sertoli → inhibit hormone

Negative feedback ke H. Anterior
SPERMATOGENESIS
1. Spermatocytogenesis
o Primordial Germ cell berdiferensiasi membentuk spermatogonia
type A
o Spermatogonia mengalami pembelahan mitosis → membentuk
primary spermatocytes
o Primary spermatocytes mengalami pembelahan meiosis I
menghasilkan spermatocytes sekunder haploid
o Spermatocytes sekunder mengalami pembelahan meiosis II
menghasilkan spermatid

2. Spermyogenesis
o Didalam interstial space tubulus seminiferus, terdapat kapiler
yang menjadi jalan masuknya LH dan FSH. LH menargetkan sel
leyoig untuk menstimulasi dihasilkannya tetosteron. Tetosteron
merangsang sel Sertoli
o FSH menargetkan sel Sertoli, FSH Bersama Tetosteron
menstimulasi sel Sertoli untuk menghasilkan Androgen Binding
Protein (ABP)
o ABP membantu mematangkan spermatid menjadi sperma (ABP
mengikat tetosteron untuk memproduksi sperma ditubulus
seminiferus )
o Selama proses pematangan terjadi perubahan struktur
spermatozoa, sehingga memiliki bagian kepala, leher, dan ekor
o Sperma yang sudah matang akan berjalan ke lumen tubulus
seminiferus yang kemudian akan bergerak menuju epididymis
untuk disimpan

FEMALE
Hippothalamus → GnRH

H. Anterior

LH or FSH

Ovarium melalui kapiler
 Dalam ovarium terdapat folikel, setiap bulannya hanya ada beberapa
folikel yang matang menjadi folikel primary yang terus tumbuh ber
ovulasi
FSH (Folikel Stimulating Hormone)
 Target cell → ovarium
 Membantu pematangan folikel primer → sekunder
o menghasilkan hormone esterogen
ESTEROGEN
 Stimulate bone and muscle
 Stimulate endometrical
 Stimulate secondary female carachteristic
 Maintain gland
10 hari sebelum follicular phase, Esterogen ↑↑

negative feedback → H. Anterior

menghambat pelepasan LH

Pada hari 14, Esterogen ↑↑



Positive feedback → H. Anterior

LH meningkat
 Esterogen ↓ ↓ ↓ menghambat pelepasan LH & FSH ↓ ↓
 Esterogen ↑ ↑ ↑ menyebabkan perununan FSH dan stimulasi LH ↑ ↑
SIKLUS MENSTRUASI
1. Follicular phase ( day 0 – 14) → Pematangan folikel
o Saat tahap follicular, FSH akan masuk ke ovarium lalu
menstimulasi kematangan folikel primer menjadi folikel
sekunder. Saat folikel primer menjadi folikel sekunder,
memproduksi hormon estrogen dg konsenstrasi rendah. Estrogen
itu tadi memberi negatif feedback ke anterior hipofisis
menghambat sekresi hormon LH (mengakibatkan grafik LH
stabil). Saat hormon estrogen meningkat membuat hormon FSH
turun perlahan (jadi awal2 kan FSH yang menstimulasi
kematangan folikel, pas folikelnya udah jadi folikel sekunder kan
mengeluarkan estrogen, pas estrogen keluar mengakibatkan FSH
tadi jadi turun).
o setelah 10 hari, saat estrogen semakin meningkat, akan memberi
efek positif yang akan menstimulasi LH.
o tingginya LH merangsang ovulasi dari folikel yang paling matang.
Ovulasi akan mengeluarkan telur yaitu oocyte.
o setelah ovulasi, hormon LH menurun, GnRH menurun, FSH juga
punya spike tidak terlalu tinggi..
o setelah folikel ovulasi, folikel akan berubah menjadi korpus
luteum. (Fase Luteal)

2. Luteal phase (day 14 – 28)


o Folikel yang tidak dibuahi menjadi Corpus Luteal (folikel mati)
o saat korpus luteum menghasilkan 3 hormon, yaitu estrogen,
inhibin, dan progesteron. Estrogen akan menurun setelah ovulasi.
Inhibins meningkat setelah ovulasi. Progesteron sedikit, setelah
ovulasi meningkat. Saat hari ke-21, estrogen masih terdeteksi,
progesteron dan inhibins meningkat.
o ihibins memberi negatif feedback untuk menghambat sekresi fsh.
Progesteron memberi efek negatif feedback ke hipotalamus
menghambat sekresi GnRH.
o saat fase luteal, saat progesteron dan inhibins meningkat, itu
akan menurunkan GnRH, LH, dan FSH.
o saat tidak terjadi fertilisasi, korpus luteum akan degenerasi. Saat
degenerasi menyebabkan hormon yang dihasilkan korpus luteum
(estrogen, progesteron, dan inhibin) akan menurun sehingga
GnRH meningkat lalu terjadi siklus baru.
o menurunnya progesteron dan estrogen menyebabkan
endometrium luruh menjadi mens. Setelah mens selesai akan ada
siklus baru
KEHAMILAN
Dimulai dari fertilisasi → membentuk zigot → membelah → blastocyst → sel
ber implantasi dan ber granulasi → janin
 Dimulai saat trimester pertama
Hormon B-HCG (B-Human Chotionic Gonadotropin)
 Diproduksi embrio → plasenta
 Menjaga korpus luteum tetap hidup
CORPUS LUTEUM → bagian mati dalam ovarium
o Memproduksi esterogen – progesterone
o Pada kehamilan 3 bulan pertama
Trimester Pertama
 Puncak Hormon B-HCG
Trimester Kedua
 Penurunan Hormon B-HCG
 Kenaikan hormone esterogen – progesterone
 Plasenta mengambil alih pembentukan esterogen – progesterone
Trimester Ketiga
 Plasenta berhenti menghasilkan B-HCG
 Puncak esterogen – progesterone
 Pd minggu 40, Hormon semua turun → membuat Rahim kontraksi dan
membiarkan bayi keluar

You might also like