Professional Documents
Culture Documents
Kel 9 Askep Lansia Dengan Oa Dan Osteoporosis Fixxx
Kel 9 Askep Lansia Dengan Oa Dan Osteoporosis Fixxx
Disusun Oleh:
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah “Bagaimana
asuhan keperawatan keluaraga dengan masalah OA dan Osteoporosis pada
lansia ? “
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawata keluarga pada lansia
dengan masalah keperawatan osteoartritis (OA) dan osteoporosis.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
kesehatan osteoartritis (OA) dan osteoporosis yang di derita pada
lansia.
b. Untuk mengedintifikasi asuhan keperawatan keluarga masalah
kesehatan osteoartritis (OA) dan osteoporosis yang di derita pada
lansia.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Osteoarthritis
1. Definisi Osteoarthritis
Osteoarthriis adalah gangguan pada sendi yang bergerak penyakit ini
bersifat kronik berjalan progresif lambat, tidak meradang ditandai oleh
abrasi pada rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru pada
permukaan persendian yang mengakibatkan nyeri dan kaku pada sendi
(Harrison, 2014).
Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif pada sendi akibat
pemecahan biokimia artikular tulang rawan di sendi sinovial lutut
sehingga kartilago sendi rusak .gangguan ini berkembang secara lambat
tidak simetris dan non inflamasi ditandai dengan pembentukan osteofit
pada bagian pinggir sendi yang mengakibatkan sendi mengalami kekakuan
(Theresia Titin Marlina, 2015).
2. Etiologi
Osteoarthritis merupakan penyakit yang terjadi karena degradasi pada
tulang rawan sendi, Beberapa faktor yang dapat menyebabkan
osteoarthritis antara lain:
a. Umur
Prevalensi dan beratnya osteoarthritis semakin meningkat seiring
dengan bertambahnya umur. Osteoarthritis jarang terjadi pada usia
dibawah 40 tahun tetapi sering terjadi pada usia diatas 60 tahun.
b. Jenis kelamin
Wanita lebih sering terkena osteoarthritis pada lutut dan sendi.
Sedangkan pria lebih sering terkena osteoarthritis pada paha,
pergelangan tangan dan leher.secara keseluruhan pada usia dibawah 45
tahun frekuensi osteoarthritis sama antara laki-laki dan perempuan
tetapi diatas 50 tahun wanita lebih banyak menderita osteoarthritis
daripada pria.
c. Pekerjaan
Beberapa jenis pekerjaan yang kegiatannya sering memberikan
tekanan pada sendi sehingga beresiko terjadi osteoarthritis seperti pada
tukang jahit osteoarthritis lebih sering terjadi pada lutut. Sedangkan
pada kuli bangunan osteoarthriti terjadi pada pinggang.
d. Gaya hidup
Beberapa gaya hidup yang kurang sehat seperti merokok dapat
menyebabkan jaringan kekurangan oksigen sehingga pembentukan
tulang rawan sendi menjadi terhambat.
e. Genetik
Faktor heriditer juga dapat mempengaruhi timbulnya osteoarthritis
seperti pada anak perempuan yang mempunyai ibu dengan
osteoarhtitis akan beresiko tiga kali lebih besar tekena osteoarthritis.
3. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya osteoathritis dapat dikelompokkan menjadi 2
kelompok yaitu:
a. Osteoarthritis primer merupakan Osteoarthritis yang disebabkan
karena adanya faktor genetik yaitu adanya abnormalitas pada kolagen
sehingga pembentukan tulang rawan sendi menjadi terganggu.
b. Osteoarhritis sekunder merupakan osteoarthritis yang disebabkan oleh
kelainan seperti inflamasi suatu penyakit, kegemukan, ataupun trauma.
4. Patofisiologi
Tulang rawan sendi dibentuk oleh sel tulang rawan sendi atau kondrosit
dan matriks rawan sendi .kndrosut berfungsi memelihara matriks pada
tulang rawan sehingga fungsi bantalan rawan sendi terjaga dengan baik,
matriks rawan sendi terdiri atas proteoglikan dan kolagen. Perubahan yang
paling mencolok pada osteoarthritis biasanya dijumpai pada darah tulang
rawat sendi yang mendapat beban.Pada stadium awal tulang rawan lebih
tebal daripada daripada normal, tetapi seiring dengan perkembangan
osteoarthritis permukaan sendi menipis, tulang rawan melunak,integritas
permukaan tulang rawan terputus, dan terbentuk pada celah vertikal
(Harrison, 2012). Proses degenerasi tulang disebabkan oleh proses
pemecahan kondrosit yang diawali oleh stress biomekanik tertentu.
Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan terpecahnya polisakarida
protein yang membetik matriks disekitar kondrosit sehingga
mengakibatkan kerusakan tulang rawan pada sendi, sendi yang paling
sering terkena adalah sendi yang menanggung berat badan seperti sendi
panggul, lutut dan kolumna vertebralis Perubahan-perubahan degenetatif
diakibatkan kejadian tertentu seperti cedera sendi,infeksi sendi dan
penyakit peradangan sendi lainnya dapat menyebabkan trauma pada
kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan
kerusakan pada ligamen ditambah juga dengan perubahan metabolisme
pada seni yang akirnya dapat mengakibatkan tulang rawan menglami erosi
dan pengapuran, tulang menjadi tebal dan terjadi penyempitan pada
rongga sendi yang menyebabkan nyeri pada sendi, bengkak, krepitasi.
5. Pathway
6. Manifestasi klinis
Adapun gejala-gejala dari osteoarthritis meliputi:
a. Nyeri Sendi, merupakan keluhan yang sering dialami oleh
penderita,nyeri dapat bertambah jika banyak bergerak serta dapat
berkurang jika beritirahat.
b. Hambatan Gerakan Sendi, disebabkan oleh nyeri pada sendi.inflamasi,
perubahan bentuk pada sendi. Hambatan gerak biasanya terjadi pada
saat berdiri, bangun dari tempat tidur, berbaring, berjalan hingga
sekedar menulis sesuatu.
c. Kaku Pada sendi. Pada beberapa penderita kaku pada sendi dapat
timbul setelah duduk lama di kursi,di dalam mobil atau setelah bangun
tidur.
d. Krepitasi atau suara gemertak yang timbul pada sendi yang
sakit.umumnya krepitasi dijumpai pada pasien yang mengalami
osteoarthritis di bagian lutut. Pada awalnya hanya perasaan pendrita
akan adanya sesuatu yang remuk.
7. Pemeriksaan penunjang
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa
osteoarthrittis antara lain : a. Foto Rotgent
Pada Foto Rotgent Menunjukkan penurunan progrsif massa kartilago
sendi sebagai penyempitn pada rongga sendi, Adanya osteofit atau
tonjolan-tonjolan kecil yang timbul pada tulang, dan Perubahan bentuk
sendi.
b. Pemeriksaan Cairan Sendi
Pada Pemeriksaan cairan sendi dapat ditemukan peningkatan
kekentalan pada cairan sendi
c. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium digunakan apabila ada sinovitis yang
meluas pada osteoarthritis yang disertai peradangan dijumpai
peningkatan jumlah protein pada darah.
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan osteoarthritis brdasarkan sendi yang terkena serta berat
ringannya osteoarthritis yang diderita oleh pasien.adapun penatalaksanaan
pada osteoarthrtis adalah sebagai berikut:
a. Terapi Farmakologi bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri yang
timbul.mengoreksi gangguan yang timbul serta mengidentifikasi
gejala-gejala klinis dari ketidakstabilan sendi.
b. Terapi non Farmakologi. Selain Terapi obat, terapi lain juga penting
untuk penderita osteoarthritis diantaranya:
1) Rehabilitasi. Osteoarthritis dapat menyebabkan kekakuan pada
sendi dan menyebabkan penderitanya tidak dapat bergerak secara
sempurna.oleh karena itu rehabilitasi dilakukan untuk
mengembalikan fungsi alat gerak yang hilang akibat kekakuan
pada sendi.
2) Kontrol Berat Badan. Mengontrol berat badan sangat penting untuk
pencegahan osteoarthritis. Berat badan yang terlalu berlebihan
membuat bantalan sendi terutama sendi bagian lutut semakin
tertekan hal ini dapat memicu terjadinya perapuhan pada sendi.
3) Diet. Penderita osteoarthritis wajib memperhatikan asupan
makanan agar tidak terjadi penambahan berat badan yang
mengakibatkan beban pada bantalan sendi lutut terlalu besar.
B. Konsep Osteoporosis
1. Definisi
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan
porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah
tulang yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa
massa tulangnya rendah atau berkurang, disertai gangguan mikroarsitektur
tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan
kerapuhan tulang (Tandra, 2016).
2. Etiologi Osteoporosis
a. Determinan Massa Tulang
1) Faktor genetik. Perbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap
derajat kepadatantulang. Beberapa orang mempunyai tulang yang
cukup besar dan yang lain kecil. Sebagai contoh, orang kulit hitam
pada umumnya mempunyai struktur tulanglebihkuat/berat dari
pacia bangsa Kaukasia. Jacii seseorang yang mempunyai
tulangkuat (terutama kulit Hitam Amerika), relatif imun terhadap
fraktur karenaosteoporosis.
2) Faktor mekanis. Beban mekanis berpengaruh terhadap massa
tulang di sampingfaktorgenetk. Bertambahnya beban akan
menambah massa tulang dan berkurangnyabeban akan
mengakibatkan berkurangnya massa tulang. Kedua hal tersebut
menunjukkan respons terhadap kerja mekanik Beban mekanik yang
berat akan mengakibatkan massa otot besar dan juga massa tulang
yang besar. Sebagai contoh adalah pemain tenis atau pengayuh
becak, akan dijumpai adanya hipertrofi baik pada otot maupun
tulangnya terutama pada lengan atau tungkainya, sebaliknya atrofi
baik pada otot maupun tulangnya akan dijumpai pada pasien yang
harus istrahat di tempat tidur dalam waktu yang lama, poliomielitis
atau pada penerbangan luar angkasa. Walaupun demikian belum
diketahui dengan pasti berapa besar beban mekanis yang
diperlukan dan berapa lama untuk meningkatkan massa tulang di
samping faktor genetik.
3) Faktor makanan dan hormone. Pada seseorang dengan
pertumbuhan hormon dengan nutrisi yang cukup (protein dan
mineral), pertumbuhan tulang akan mencapai maksimal sesuai
dengan pengaruh genetik yang bersangkutan. Pemberian makanan
yang berlebih (misalnya kalsium) di atas kebutuhan maksimal
selama masa pertumbuhan, akan dapat menghasilkan massa tulang
yang melebihi kemampuan pertumbuhan tulang yang bersangkutan
sesuai dengan kemampuan genetiknya.
b. Determinan penurunan Massa Tulang
1) Faktor genetik. Pada seseorang dengan tulang yang kecil akan
lebih mudah mendapat risiko fraktur dari pada seseorang dengan
tulang yang besar. Sampai saat ini tidak ada ukuran universal yang
dapat dipakai sebagai ukuran tulang normal. Setiap individu
mempunyai ketentuan normal sesuai dengan sifat genetiknya serta
beban mekanis dan besar badannya. Apabila individu dengan
tulang yang besar, kemudian terjadi proses penurunan massa tulang
(osteoporosis) sehubungan dengan lanjutnya usia, maka individu
tersebut relatif masih mempunyai tulang lebih banyak dari pada
individu yang mempunyai tulang kecil pada usia yang sama.
2) Faktor mekanis. Faktor mekanis mungkin merupakan yang
terpenting dalarn proses penurunan massa tulang sehubungan
dengan lanjutnya usia. Walaupun demikiantelah terbukti bahwa
ada interaksi panting antara faktor mekanis dengan faktor nutrisi
hormonal. Pada umumnya aktivitas fisis akan menurun dengan
bertambahnya usia; dan karena massa tulang merupakan fungsi
beban mekanis, massa tulang tersebut pasti akan menurun dengan
bertambahnya usia.
3) Kalsium. Faktor makanan ternyata memegang peranan penting
dalam proses penurunan massa tulang sehubungan dengan
bertambahnya usia, terutama padawanita post menopause.
Kalsium, merupakan nutrisi yang sangat penting. Wanita-wanita
pada masa peri menopause, dengan masukan kalsiumnya rendah
dan absorbsinya tidak bak, akan mengakibatkan keseimbangan
kalsiumnya menjadi negatif, sedang mereka yang masukan
kalsiumnya baik dan absorbsinya juga baik, menunjukkan
keseimbangan kalsium positif. Dari keadaan ini jelas, bahwa pada
wanita masa menopause ada hubungan yang erat antara masukan
kalsium dengan keseimbangan kalsium dalam tubuhnya. Pada
wanita dalam masa menopause keseimbangan kalsiumnya akan
terganggu akibat masukan serta absorbsinya kurang serta eksresi
melalui urin yang bertambah. Hasil akhir kekurangan/kehilangan
estrogen pada masa menopause adalah pergeseran keseimbangan
kalsium yang negatif, sejumlah 25 mg kalsium sehari.
4) Protein. Protein juga merupakan faktor yang penting dalam
mempengaruhi penurunan massa tulang. Makanan yang kaya
protein akan mengakibatkan ekskresi asam amino yang
mengandung sulfat melalui urin, hal ini akan meningkatkan
ekskresi kalsium. Pada umumnya protein tidak dimakan secara
tersendiri, tetapi bersama makanan lain. Apabila makanan tersebut
mengandung fosfor, maka fosfor tersebut akan mengurangi
ekskresi kalsium melalui urin. Sayangnya fosfor tersebut akan
mengubah pengeluaran kalsium melalui tinja. Hasil akhir dari
makanan yang mengandung protein berlebihan akan
mengakibatkan kecenderungan untuk terjadi keseimbangan
kalsium yang negative.
5) Estrogen. Berkurangnya/hilangnya estrogen dari dalam tubuh akan
mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan kalsium. Hal
ini disebabkan karena menurunnya eflsiensi absorbsi kalsium dari
makanan dan juga menurunnya konservasi kalsium di ginjal.
6) Rokok dan kopi. Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak
cenderung akan mengakibatkan penurunan massa tulang, terlebih
lagi bila disertai masukan kalsium yang rendah. Mekanisme
pengaruh merokok terhadap penurunan massa tulang tidak
diketahui, akan tetapi kafein dapat memperbanyak ekskresi
kalsium melalui urin maupun tinja.
7) Alkohol. Alkoholisme akhir-akhir ini merupakan masalah yang
sering ditemukan. Individu dengan alkoholisme mempunyai
kecenderungan masukan kalsiumrendah, disertai dengan ekskresi
lewat urin yang meningkat. Mekanisme yang jelas belum diketahui
dengan pasti.
3. Klasifikasi Osteoporosis
Osteoporosis dibagi 2 kelompok, yaitu :
a. Osteoporosis primer yang terjadi bukan sebagai akibat penyakit yang
lain,yang dibedakan lagi atas :
1) Osteoporosis tipe I (pasca menopouse), yang kehilangan tulang
terutama dibagian trabekula.
2) Osteoporosis tipe II (senilis), terutama kehilangan Massa tulang
daerah Korteks.
3) Osteoporosis idiopatik yang terjadi pada usia muda dengan
penyebab yang tidak diketahui.
b. Osteoporosis sekunder, yang terjadi pada/akibat penyakit lain, antara
lain hiperparatiroid, gagal jantung kronis, arthritis rematoid dan
lainlain.
5. Patofisiologi Osteoporosis
Setelah menopause, kadar hormon estrogen semakin menipis dan
kemudian tidak diproduksi lagi. Akibatnya, osteoblas pun makin sedikit
diproduksi. Terjadilah ketidakseimbangan antara pembentukan tulang dan
kerusakan tulang. Osteoklas menjadi lebih dominan, kerusakan tulang
tidak lagi bisa diimbangi dengan pembentukan tulang. Untuk diketahui,
osteoklas merusak tulang selama 3 minggu, sedangkan pembentukan
tulang membutuhkan waktu 3 bulan. Dengan demikian, seiring
bertambahnya usia, tulang-tulang semakin keropos (dimulai saat
memasuki menopause) danmudah diserang penyakit osteoporosis. Proses
Osteoporosis sendiri di akibatkan faktor faktor berikut yaitu Genetik, gaya
hidup, alcohol, penurunan produksi hormon akibatnya produksi osteoblas
semakin sedikit maka terjadi ketidakseimbangan antara pembentukan
tulang dan kerusakan tulang hal ini menyebabkan osteoklas menjadi lebih
dominan dan tidak lagi bisa diimbangi dengan kerusakan tulang
mengakibatkan penurunan masa tulang. Apabila kerusakan tulang sendi
lebih cepat dari kemampuannya untuk memperbaiki diri, maka terjadi
penipisan dan kehilangan pelumas sehingga kedua tulang akan
bersentuhan. Inilah yang menyebabkan rasa nyeri pada sendi. Setelah
terjadi kerusakan sendi maka tulang juga ikut berubah.
6. Pathway
7. Komplikasi Osteoporosis
Osteoporosis mengakibatkan tulang secara progresif menjadi panas, rapuh
dan mudah patah. Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur. Bisa terjadi
fraktur kompresi vertebra torakalis dan lumbalis, fraktur daerah kolum
femoris dan daerah trokhanter, dan frakturcolles pada pergelangan tangan.
9. Penatalaksanaan Osteoporosis
a. Pengobatan:
1) Meningkatkan pembentukan tulang, obat-obatan yg dapat
meningkatkan pembentukan tulang adalah Na-fluorida dan steroid
anabolic
2) Menghambat resobsi tulang, obat-obatan yang dapat mengahambat
resorbsi tulang adalah kalsium, kalsitonin, estrogen dan difosfonat.
Penatalaksanaan keperawatan:
a) Membantu klien mengatasi nyeri.
b) Membantu klien dalam mobilitas.
c) Memberikan informasi tentang penyakit yang diderita kepada
klien
d) Memfasilitasikan klien dalam beraktivitas agar tidak terjadi
cedera.
b. Pencegahan
Pencegahan sebaiknya dilakukan pada usia pertumbuhan/dewasa
muda, hal ini bertujuan untuk :
1) Mencapai massa tulang dewasa Proses konsolidasi) yang optimal
2) Mengatur makanan dan life style yg menjadi seseorang tetap bugar
seperti:
a) Diet mengandung tinggi kalsium (1000 mg/hari),
b) Latihan teratur setiap hari
c) Hindari : Makanan tinggi protein, Minum alkohol, Merokok,
Minum kopi, dan Minum antasida yang mengandung
aluminium
BAB III ASKEP KELUARGA
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 28 Maret 2022
1. Data dasar Keluarga :
a. Nama Kepala Keluarga (KK) : KK. M
b. U s i a : 32 th
c. Pendidikan : SMK
d. Pekerjaan : Karyawan Swasta
(buruh pabrik)
e. Alamat / No. Telp. : Jln. Merdeka Jaya 1
Jakarta timur / 087556123222
f. Komposisi Keluarga :
Hubunga
No Nama Kelamin TTL/Umur Pendidikan Pekerjaan
dengan KK
1 Yeni Widyastuti P IK Jakarta,01 juni SMK Wirausaha
1992/30 Tahun (Jualan
sembako)
2 Sasa Widyastuti P AK Jakarta,03 maret SD Pelajar
2013/9 Tahun
3. Murni P Orang tua IK Tasik, 13 Mei SD Tidak
1962/60 Tahun Bekerja
g. Genogram : (3 Generasi)
cvv
AKS usia 9 th
tidak memiliki
riwayat penyakit.
Keterangan :
: tinggal serumah
: meninggal
: garis perkawinan
h. Tipe Keluarga :
Keluarga ini tergolong dalam Extended Family, karena dalam
satu rumah terdapat ayah, ibu, anak, nenek sehingga rentan
terhadap penyakit OA dan osteoporosis, jika anggota keluarga
tidak merawat lingkungan yang baik seperti Lantai Kamar mandi
licin.
i. Suku Bangsa
a) Latar belakang etnis keluarga Keluarga KK. M berasal dari
suku betawi
b) Tempat tinggal keluarga Sebagian besar masyarakat
kelurahan cipondoh adalah etnis betawi
c) Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial budaya, rekreasi,
Pendidikan yang berada dalam kultur budaya Ada beberapa
kegiatan lingkungan yang masih berhubungan erat dengan
nilai etnis diantaranya selamatan, pengajian, kerja bakti,PKK.
d) Kebiasan-kebiasan diet dan busana (tradisional atau modern)
KK. M dan IK.Y menggunakan busana modern dalam
kesehariannya seperti kaos, celana panjang dan pendek, rok.
e) Struktur kekuasaan keluarga modern yaitu Keluarga KK.M
pengambil keputusan adalah KKM sebagai kepala keluarga,
tetapi melalui proses musyawarah dengan anggota keluarga
atau dengan istri.
f) Penggunaan jasa – jasa perawatan kesehatan keluarga dan
praktisi yaitu keluarga KK.M jika ada anggota keluarga yang
sakit dibawa ke Puskesmas. Menurut keluarga tidak ada
masalah dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan
g) Penggunaan bahasa dalam sehari – hari di rumah yang
digunakan pada keluarga KK.M bahasa indonesia saat
berbicara, Saat berbicara tidak ada hambatan dalam
berkomunikasi khusunya keluarga pengunaan bahasa.
h) Agama dan kepercayan
Seluruh anggota KK.M adalah beragama islam. Setelah shalat
magrib selalu melaksanakan tadarus quran. Keluarga KK.M
khususnya IKY mengikuti kegiataan pengajian ibu-ibu setiap
malam jumat. Kepercayaan – kepercayaan dan nilai – nilai
keagamaan yang dianut dalam kehidupan keluarga terutama
dalam hal kesehatan yaitu percaya jika penyakit datangnya
dari allah sebagai bentuk ujian hidup dan pengapusan dosa
dan tidak ada nilai keyakinan yang bertentangan dengan
kesehatan.
- Riwayat perkawinan :
1. Riwayat perkawinan IK M dan IK Y
IK. M dan Ik. Y menikah pada tahun 2010 Dengan
usia perkawinan yang sudah menginjak 12 tahun. Dan
di karuniai anak yang lahir pada 2013 Dengan usia 9
tahun. Sebelumnya IK.M dan IK. Y menunda untuk
memiliki momongan selama 3 tahun dikarenakan
fokus untuk bekerja. IK. Y menggunakan alat
kontrasepsi pil Kb untuk menunda kehamilan.
2. Riwayat perkawinan orang tua IKY
Orang tua Ik.Y menikah pada tahun 1987 dengan usia
perkawinan yang sudah menginjak 35 tahun. Orang
tua IKY sempat menunda kehamilan selama 4
tahun.dan mengikuti program kehamilan pada tahun
usia 31 tahun dan di karuniai anak Ik. Y yang lahir
pada tahun 1992.
No Nama Umur BB/IMT Keadaan Masalah Tindakan
kesehatan kesehatan yang telah
dilakukan
2. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
a) Rumah yang ditinggali oleh keluarga KK.M sudah milik pribadi
b) Denah rumah
1) Gambar kondisi rumah ini terdiri dari 3 kamar tidur, dapur,
kamar mandi. Di depan rumah terdapat teras yang terdapat
kursi. Ventilasi pada rumah KK.M sangat cukup, terdapat
tempat penyimpanan perabotan, penerangan cukup, lantai
terbuat dari keramik, temboknya permanen pada kedua kamar
tidur terdapat kaca persegi yang kecil ventilasi cukup.
2) Di dapur terkesan penataan perabotan rapih, dapur cukup
luas, sumber air bersih dari PAM, terdapat kompor dengan 2
tungku
3) Di kamar mandi peralatan mandi dengan lengkap ada sabun
mandi, pasta dan sikat gigi, sampo. Setiap anggota keluarga
masing- masing mempunyai peralatan mandi sendiri. Bak
mandi dikuras 1 minggu sekali dan tidak terdapat jentik
nyamuk. Lantai kamar mandi tidak licin
4) Pengaturan tidur di dalam rumah maksimal 2 orang setiap
kamar tidur terdapat pintu dan terdapat kunci.
5) Keadaan umum dan sanitasi rumah terdapat hewan peliharaan
seekor kucing dan kilinci, pada saat dilakukan pengkajian
tidak terdapat serangga atau hewan yang berkeliaran.
6) Keluarga KK.M mengatakan bahwa rumah yang ia tinggali
sangat nyaman dan aman.
7) Evaluasi pengaturan privasi
Anggota keluarga mengatakan bahwa keluarga KK.M
dapat beristirahat dengan tenang dirumah yang ia tinggali
dan terhindar dari keberisikan
8) Evaluasi ada atau tidaknya bahaya terhadap keamanan
Anggota keluarga mengatakan bahwa di lingkungannya
aman dari pencurian. Dikarenakan dilingkungannya
terdapat cctv dan ada satpam yang menjaga
c) Pengelolaan sampah :
Keluarga KK.M memiliki tempat sampah terbuka. Sampah
dikelola oleh petugas yang mengambilnya setiap seminggu 3x.
d) Sumber air :
Sumber air yang digunakan untuk mandi, mencuci oleh
keluarga KK.M adalah air PAM. Dan sumber air minum yang
digunakan oleh keluarga KK.M adalah air isi ulang galon.
e) Jamban keluarga :
Keluarga KK.M memiliki WC sendiri jenisnya leher angsa
f) Pembuangan air limbah :
Keluarga KK.M mempunyai saluran pembuangan air limbah yang
pembuangannya ke selokan.
3. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga :
Pola komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka, bahasa yang
dipakai setiap hari adalah bahasa indonesia dan kadang-kadang
menggunakan bahasa jawa keluarga tidak memilki kesulitan
bahasa dalam penerimaan pesan, frekuensi komunikasi dalam
keluarga setiap hari dilakukan dan selama ini tidak ada masalah
dalam berkomunikasi
b. Struktur Kekuatan Keluarga :
Dalam keluarga KK. M sebagai kepala keluarga yang
menentukkan saat pengambilan keputusan. Keputusan dilakukan
dengan cara musyawarah di dalam keluarga, dengan seluruh
anggota keluarga yang menerima dengan baik atas keputusan
yang telah dibuat.
c. Struktur Peran :
Peran KK. M sebagai kepala keluarga yang bertugas mencari
nafkah, dan tugas IK. Y yaitu merawat anak dan merawat ibu
IKY. Selain itu IK. Y membantu penghasilan suami dengan
berjualan sembako di rumah. Biaya pendidikan anak dilakukan
bersama antara KK.M dan IK.Y. Model peran yang dianut lebih
dominan di ibu dan selama ini tidak pernah terjadi konflik peran
didalam keluarga.
d. Nilai dan Norma Budaya :
Keluarga KK.M mengatakan tidak ada nilai dan norma budaya
yang bertentangan dengan masalah kesehatan yang dialami oleh
ibu IKY.
4. Fungsi Keluarga :
a. Fungsi Afektif :
Hubungan antar anggota keluarga KK.M cukup baik dan mengembangkan sikap
saling menghargai satu sama lain
b. Fungsi Sosial :
Interaksi di dalam keluarga cukup baik, KK. M dan IK. Y dalam
mendidik anak dengan mengajarkan perilaku disiplin dan
menghormati orang yang lebih tua dari si anak.
c. Fungsi Reproduksi :
KK.M dan IK.Y memiliki satu anak yang berjenis kelamin
perempuan berusia 9 tahun pada saat ini. KK.M dan IK.Y baru
mendapatkan anak di usia pernikahan yang ke 3 tahun karena
sebelumnya menunda untuk mempunyai keturunan. IK.Y
menggunakan alat kontrasepsi berupa pil KB sebelum dan
sesudah memiliki anak.
f. Pemeriksaan Fisik
No Sistem KK.M IK.Y AK.S Ibu dari IK.Y
1. TTV, TB, TD: 130/80mmHg TD:120/80mmHg TD:110/80 mmHg TD : 150/90 mmhg
BB N:82x/m N: 80x/m N:80x/m N : 100 x/m
RR:22x/m RR:20x/m RR:20x/m RR : 20x/menit
S:36, 3 C S:36,2C S:36c S : 36, 5 C
Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada
benjolan dan tidak benjolan dan tidak benjolan dan tidak benjolan dan tidak
ada luka ada luka ada luka ada luka
14 Kesimpulan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Terdapat gangguan
pada ekstermitas
bawah khususnya
dibagian lutut
sebelah kiri ada
nyeri dan tampak
kemerahan. Saat
diraba sedikit
bengkak. Dan
daerah pinggang
nyeri. Serta tampak
punggung
ansimetris.
8. Analisa Data
Analisa data Etiologi Masalah
DS :
1. Ibu IK Y menderita Ketidakmampuan keluarga Nyeri kronis pada
osteoporosis dan OA sejak merawat anggota keluarga keluarga KK.M
satu tahun yang lalu, sering dengan kondisi khususnya ayah
merasakan sakit pada area muskuloskletal kronis dan ibu IK.Y
pinggang dan lutut sebelah
kiri, frekuensi kambuh sering.
Kambuh sehabis mengangkat
benda berat. Saat terakhir
kambuh 2 hari yang lalu. Bila
kambuh ibu IKY memijat
mijat lutut dan pinggangnya
DO :
1. Ibu IKY tampak meringis
2. skala nyeri 3
3. terlihat cara berjalan Ibu
IK.Y mengalami perubahan
seperti tertatih tatih
4. tampak punggung ibu IKY
mengalami perubahan
ansimetris (punggung)
5. tampak lutut kaki kiri ibu
IK.Y kemerahan dan diraba
sedikit bengkak.
DO :
1. keluarga tampak bingung
ketika ditanya mengenai
penyebab dari oa dan
osteoporosis
2. keluarga tampak bingung
tentang obat yang pernah
dikonsumsi sebelumnya.
3. Tampak ibu IKY saat
dilakukan pengkajian terus
memengangi lututnya
4. tampak ibu IKY
menyenderkan badannya ke
dinding saat pengkajian
B. Penampisan Masalah
Diagnosa keperawatan :
1. Nyeri kronis pada keluarga KK.M khususnya ibu IK.Y berhubungan
dengan ketidakmampuan merawat anggota
keluarga dengan kondisi muskuloskltal kronis
2. resiko gangguan mobilitas fisik keluarga KK.M khususnya ibu IK.Y
berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan
pemijatan kecil
selama nyeri
berlangsung.
2 Kemungkinan 1 2 1/2x2=1 Pengetahuan keluarga
masalah : tentang osteoporosis dan
sebagian oa masih minim, tapi ada
tenaga perawat yang akan
memberikan informasi,
ada fasilitas kesehatan
yang terjangkau oleh
keluarga.
Jumlah 2 4/3
FORMAT PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA
- keluarga
mampu
menyesuaik
an
lingkungan
atau rumah
yang baik
yaitu sehat,
bersih dan
nyaman
TUK 5 Respon Fasilitas kesehataan - Diskusikan
Setelah verbal & yang dapat digunakan bersama keluarga
dilakukan Psikomo yaitu : tentang fasilitas
tindakan tor Puskesmas & Rumah kesehatan yang
keperawatan Sakit untuk berobat dapat digunakan
1x 30 menit atau mengontrol dan manfaatnya
kunjungan, kesehatan dan
diharapkan mendapatkan - Berikan kata
keluarga positif atau
perawatan,
mampu untuk perkataan yang
memanfaatkan
bersifat positif
sebaik
atas tanggapan
mungkin
pelayanan keluarga
kesehatan :
- keluarga
mampu
menjelaskan
manfaat dan
keuntungan
menggunaka
n fasilitas
kesehatan
TUK 3
1. Menjelaskan kepada keluarga
S: ibu IKY Apabila akibat
manfaat senam kaki dan
dari nyeri osteroposrosis
diskusikan bersama keluarga
dan oa tidak diatasi
tentang terapi yaitu senam
dengan segera dan tepat
kaki
maka menyebabkan
patah tulang belakang,
Rs : ibu IK Y dan IK Y mengulang patah tulang pinggul,
kembali tentang manfaat senam kaki patah pergelangan
yaitu membantu tulang agar semakin tangan, masalah jantung
kuat dan meningkatkan keseimbangan O : Telah dijelaskan bahwa
tubuh akibat lanjut nyeri jika
tidak segera diatasi akan
Ro : ibu IK Y dan IK Y mengatakan menyebabkan patah
paham manfaat senam kaki tulang belakang, patah
tulang pinggul, patah
2. Memberikan kesempatan pergelangan tangan,
untuk memperagakan senam masalah jantung
kaki
A : TUK 2 tercapai
Rs : ibu IK Y dan IK Y mengatakan
dapat melakukan terapi seperti senam kaki P : Lanjutkan TUK 3
dan kompres hangat
O :Telah diberikan
penjelasan mengenai cara
penyesuaian lingkungan
atau kondisi rumah yang
baik
A : TUK 4 tercapai
P : Lanjutkan TUK 5
S : ibu IK Y dan IK Y
mengulang kembali
tentang Fasilitas
kesehataan yang dapat
digunakan
O : ibu IK Y dan IK Y
tampak mampu dalam
menjelaskan manfaat dari
fasilitas kesehataan yang
dapat digunakan
A : TUK 5 tercapai