6921 24123 1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

Jurnal Kesehatan Gigi 8 Nomor 2 (2021) 76-79

Jurnal Kesehatan Gigi


p-ISSN: 2407-0866 http://ejournal.poltekkes-
smg.ac.id/ojs/index.php/jkg/index
e-ISSN: 2621-3664
Relationship of Dental Caries with Quality of Life in Early Childhood
at Baiturrohim PAUD, Palembang City

Nur Azizah, Ismalayani, Dhandi Wijaya


Jurusan Kesehatan Gigi, Poltekkes Kemenkes Palembang, Indonesia

Corresponding author: Nur Azizah


Email: nurazizagigi@student.poltekkespalembang.ac.id

ABSTRACT

Quality of life is a person's ability to enjoy normal life activities. Healthy living is part of the
quality of life, because it is healthy not only physically but also mentally and socially healthy. Oral health
is an inseparable part of general health because dental and oral health conditions can affect daily life. This
study aims to determine the relationship between dental caries and quality of life in early childhood. This
cross sectional study conducted in February 2021 at PAUD Baiturrohim, Palembang. The subject
consisted of 67 children taken by simple random sampling. Dental caries status was measured using the
def-t index and children's quality of life was measured using the Early Childhood Oral Health Impact
Scale (ECOHIS). Data were analyzed using the Chi-Square test with a 95% confidence interval. The def-t
index category in early childhood in Baiturrohim PAUD with very high criteria was 56.7%, high criteria
was 16.4%, moderate and low criateria were 10.4% respectively and very low criteria was 6%. The
quality of life in early childhood in Baiturrohim PAUD with bad criteria was 53.7%, moderate criteria
was 25.4%, and good criteria was 25.4%. It was found that there is a significant relationship between the
incidence of dental caries and quality of life (p<0.05).

Keywords: Dental caries; def-t index; quality of life; ECOHIS; early childhood

Pendahuluan Sampai saat ini karies gigi pada anak masih


merupakan masalah utama kesehatan gigi dan
Gigi pada anak prasekolah umumnya masih mulut dengan prevalensi yang masih tinggi. Hasil
merupakan gigi sulung (primary teeth) dengan penelitian Octiara tahun 2011 di Panti Pungai
struktur dan morfologi gigi yang rentan terhadap Binjai menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi
karies. Menurut Mauliditha, prevalensi karies gigi sulung anak usia 2-5 tahun sebesar 84,21%.[1]
anak usia prasekolah yang masih tinggi disebabkan Menurut Bagramian, diperkirakan hampir 90% dari
antara lain karena kebiasaan mereka menyikat gigi anak-anak usia sekolah di seluruh dunia dan
yang salah serta kebiasaan sering mengkonsumsi sebagian besar orang dewasa pernah menderita
makanan kariogenik. Selain itu, anak masih sangat karies.[3] Menurut data Riset Kesehatan Dasar
tergantung pada orang tua dalam hal menjaga (Riskesdas) tahun 2018 masalah kesehatan gigi dan
kebersihan dan kesehatan giginya. [1] Banyak orang mulut di Indonesia pada kelompok umur 5 tahun
tua, terutama ibu, beranggapan bahwa gigi susu sebesar 51,2%. Di Provinsi Sumatera Selatan,
tidak penting karena nantinya akan digantikan sebanyak 45,1% anak memiliki gigi yang
dengan gigi dewasa/gigi tetap. Pemikiran yang rusak/berlubang.[4] Peningkatan prevalensi karies
demikian ini adalah salah, karena bila gigi susu aktif pada penduduk Indonesia yakni sebesar
telah berlubang, biasanya gigi tetap tidak akan 43,4% pada tahun 2007 menjadi 53,2% pada tahun
sehat nantinya.[2] 2013.[5]
Copyright @2021 Authors, JURNAL KESEHATAN GIGI, e-ISSN 2621-3664, p-ISSN 2407-0866 76
Menurut WHO (World Health Organization) keberhasilan yang tinggi dan dibuat untuk
kualitas hidup adalah suatu persepsi dari individu mengukur kualitas hidup yang terkait dengan
yang terdiri dari kemampuan fungsional, interaksi kesehatan gigi dan mulut pada anak usia
dalam masyarakat, kesehatan psikologi, kesehatan prasekolah. [7]
fisik, serta kepuasan hidup. Kualitas hidup
mengacu pada kemampuan pasien untuk dapat Metode
menikmati aktivitas kehidupan yang normal. Hidup
sehat merupakan bagian dari kualitas hidup, karena Penelitian ini adalah penelitian cross-
itu sehat tidak hanya secara fisik saja tetapi juga sectional untuk menganalisis hubungan karies gigi
harus sehat mental dan kehidupan sosialnya. dengan kualitas hidup pada anak usia dini yang
Kesehatan rongga mulut merupakan bagian yang dilaksanakan pada bulan Februari 2021 di PAUD
tidak terpisahkan dari kesehatan secara umum Baiturrohim Palembang. Besar sampel sebanyak
karena kondisi kesehatan gigi dan mulut dapat 67 anak yang diambil secara simple random
memengaruhi kehidupan sehari-hari.[6] sampling. Karies gigi diukur dengan indeks def-t
Penilaian kualitas hidup pada anak yang dikategorikan menjadi kriteria Rendah (1,2-
prasekolah dapat dilakukan menggunakan 2,6), Sedang (2,7-4,4), Tinggi (4,5-6,5), dan Sangat
instrumen Early Childhood Oral Health Impact tinggi (>6,6). Kualitas hidup anak dinilai
Scale (ECOHIS) yang dikembangkan oleh menggunakan instrumen ECOHIS yang
Hernandez, dkk. ECOHIS terdiri dari 13 dikategorikan menjadi Baik (skor 13-21), Sedang
pertanyaan tentang masalah kesehatan gigi dan (skor 22-30), dan Buruk (skor 31-39). Data
mulut selama 3 bulan terakhir. Kelebihan dianalisis menggunakan uji Chi-Square dengan
instrumen ECOHIS dibandingkan dengan yang interval kepercayaan 95%.
lain adalah ECOHIS sudah menunjukkan tingkat

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Distribusi karies gigi berdasarkan indeks def-t (n= 67)


Kategori karies n (%)
Sangat Tinggi 38 (56,7)
Tinggi 11 (16,4)
Sedang 7 (10,4)
Rendah 7 (10,4)
Sangat rendah 4 (6)
Total 67 (100)

Tabel 2. Distribusi kualitas hidup anak menggunakan instrumen ECOHIS (n=67)


Kualitas Hidup n (%)
Buruk 36 (53,7)
Sedang 17 (25,4)
Baik 14 (20,9)
Total 67 (100)

Tabel 3.Uji bivariat hubungan karies gigi dan kualitas hidup pada anak usia dini (n= 67)
Kualitas Hidup Nilai p*)
Kategori karies Buruk Sedang Baik
n (%) n (%) n (%)
Sangat Rendah 1 (25) 3 (75) 0 (0)
Rendah 0 (0) 3 (42,9) 4 (57,1)
Sedang 0 (0) 5 (71,4) 2 (28,6)
0.000
Tinggi 8 (72,7) 2 (18,2) 1 (9,1)
Sangat Tinggi 27 (71,1) 4 (10,5) 7 (18,4)
Jumlah 36 (53,7%) 17(25,4%) 14(20,9%)
Copyright @2021 Authors, JURNAL KESEHATAN GIGI, e-ISSN 2621-3664, p-ISSN 2407-0866 77
Tabel 1 menunjukkan bahwa indeks def-t Hasil penilaian kualitas hidup anak usia dini
pada anak usia dini di PAUD Baiturrohim paling di PAUD Baiturrohim Palembang menunjukkan
banyak berkriteria Sangat tinggi (56,7%), dan bahwa banyak dari mereka yang kurang nyaman
paling sedikit kategori def-t Sangat rendah (6%). saat makan, sering merasakan ngilu dan nyeri pada
Tingginya angka kejadian karies gigi pada anak giginya yang menyebabkan banyak keluhan
usia dini di PAUD Baiturrohim juga disebabkan sampai terkadang menjadi tidak masuk sekolah.
karena orang tua kurang memperhatikan jenis Nurwati, dkk. (2019) menyatakan bahwa gangguan
makanan yang dikonsumsi anaknya dan yang sering terjadi adalah timbulnya rasa sakit
pengetahuan orang tua tentang memelihara akibat karies gigi yang tidak dirawat, nafsu makan
kesehatan gigi dan mulut yang kurang. Hasil menurun, kesulitan mengunyah, kesulitan makan
wawancara dengan orang tua/wali mendapatkan beberapa makanan dan minum panas/dingin,
hasil bahwa sebagian anak sangat tertarik penurunan berat badan yang disebabkan asupan
mengonsumsi makanan yang manis dan lengket makanan yang berkurang, kesulitan tidur,
seperti permen, coklat, dan es krim, dan setelah perubahan perilaku serta gangguan aktivitas
makan makanan manis anak mereka tidak langsung belajar. Oleh karena itu pemeliharaan kesehatan
menggosok gigi. Sebagian orang tua juga lebih gigi perlu mendapat perhatian karena walaupun
memilih membiarkan gigi anaknya tetap berlubang sakit gigi tidak menyebabkan kematian, namun
dibandingkan dengan menambal gigi ke dokter gigi sangat mengganggu konsentrasi dalam bekerja
atau puskesmas. maupun beraktivitas sehingga mengurangi
Setelah anak mulai tumbuh gigi, saat itulah produktivitas.[10]
perawatan gigi harus dilakukan dengan Tabel 3 menunjukkan pada sebagian besar
membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan yang anak dengan karies tinggi dan sangat tinggi
menempel pada permukaan gigi setelah memiliki kualitas hidup yang buruk (72,7% dan
mengonsumsi makanan yang mengandung 71,1%), sedangkan pada anak dengan karies
karbohidrat. Menurut Putri, dkk (2012), plak rendah memiliki kualitas hidup yang baik (57,1%).
banyak terbentuk jika seseorang banyak Dari analaisis menggunakan uji Chi-square
mengonsumsi makanan yang lunak terutama didapatkan nilai p sebesar 0,000 (p< 0,05)
makanan yang mengandung karbohidrat jenis sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
sukrosa, karena akan menghasilkan dekstran dan hubungan yang bermakna antara karies gigi dan
levan yang memegang peranan penting dalam kualitas hidup. Hasil ini mendukung hasil
pembentukan matriks plak.[8] Karies gigi terbentuk penelitian Akbar dkk. (2016)[11] dan Hamid, dkk.
karna ada sisa makanan yang menempel pada gigi, (2019)[12] juga mendapatkan hasil bahwa kesehatan
yang pada akhirnya menyebabkan gigi keropos, rongga mulut yang buruk merupakan faktor
berlubang bahkan patah. Karies gigi membuat anak penting yang dapat berdampak negatif terhadap
mengalami kehilangan daya kunyah dan kualitas hidup anak dan mempengaruhi aktivitas
terganggunya pencernaan, yang mengakibatkan sehari-hari seperti sekolah dan belajar.
pertumbuhan kurang maksimal.[9]
Tabel 2 menunjukkan bahwa kualitas hidup Simpulan
pada anak usia dini di PAUD Baiturrohim sebagian
besar dalam kriteria Buruk (53,7%), kemudian Kategori indeks def-t pada anak usia dini di
kategori Sedang (25,4%), dan kategori Baik PAUD Baiturrohim sebagian besar dengan kriteria
(20,9%). Karies yang sudah lanjut dapat Sangat tinggi dan kualitas hidup dalam kriteria
mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup Buruk. Karies gigi berhubungan dengan kualitas
seseorang yang menyebabkan rasa sakit, sulit tidur hidup anak usia dini di PAUD Baiturrohim,
dan makan, menurunnya indeks massa tubuh, tidak dimana semakin tinggi indeks def-t maka semakin
masuk sekolah bahkan rawat inap serta biaya yang rendah kualitas hidup anak. Pengetahuan dan peran
dikeluarkan untuk pengobatan karies yang parah orang tua harus ditingkatkan dalam memelihara
lebih tinggi daripada kasus lesi yang awal. kebersihan gigi dan mulut anaknya agar karies gigi
Keadaan mulut yang buruk, misalnya banyaknya pada anak dapat ditangani dengan segera sehingga
gigi hilang sebagai akibat gigi rusak atau trauma tidak mengganggu kualitas hidup anak.
yang tidak dirawat, akan mengganggu fungsi dan
aktivitas rongga mulut sehingga hal ini juga Daftar Pustaka
mempengaruhi tumbuh kembang anak yang
berdampak pada kualitas hidup.[6] [1] N.C. Mintjelungan.. Prevalensi karies gigi
sulung anak prasekolah di Kecamatan
Copyright @2021 Authors, JURNAL KESEHATAN GIGI, e-ISSN 2621-3664, p-ISSN 2407-0866 78
Malalayang Kota Manado. Jurnal Biomedik. [8] M.H. Putri, E. Herijulianti, dan N. Nurjannah.
2014. 6(2): 105–9. Ilmu pencegahan penyakit jaringan keras dan
[2] S. Hidayati, K.N. Utami, dan M. Amperawati. jaringan pendukung gigi. Jakarta: EGC. 2013.
Indeks def-t pada anak taman kanak-kanak [9] N. Widayati. Faktor Yang berhubungan
sekota Banjar Baru Kalimantan Selatan. dengan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun.
Jurnal Skala Kesehatan. 2014. 5(2): 1–7. Jurnal Berkala Epidemiologi. 2014. 2(2):
DOI: https://doi.org/10.31964/jsk.v5i2.15 196–205.
[3] W.R. Gayatri dan Mardianto. Gambaran [10] B. Nurwati, D. Setijanto, dan H.S. Budi.
status karies gigi anak sekolah dasar Kota Hubungan karies gigi pada anak sekolah usia
Malang. Preventia. 2016. 1(1): 45–54. 5-7 tahun. Jurnal Skala Kesehatan. 2019.
[4] Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar 2018. 10(1): 41–7.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan [11] F.H. Akbar, R. Pratiwi, dan A. Multazam.
Kesehatan Kemenkes RI. 2018. Hubungan status karies gigi dengan kualitas
[5] Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. hidup terkait kesehatan mulut anak usia 8-10
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan tahun (studi kasus SDN 3 dan SDN 5 Kota
Kesehatan Kemenkes RI. 2013. Parepare). Prosiding Balidental Science and
[6] Y. Karamoy, A. Tahulending, dan N.M. Exhibitions 2016. Hal. 242–54.
Yuliana. Hubungan penyakit gigi dan mulut [12] A. Hamid, D. Wijaya, R.A. Zainur, dan
dengan kualitas hidup anak di Kecamatan Ismalayani. Kualitas hidup anak usia 3-5
Talawaan Kabupaten Minahasa Utara, JKMA. tahun dengan early chilhood caries yang tidak
2017. 11(2): 115–9. ditangani. Jurnal Kesehatan Gigi. 2019. 6(1):
[7] A. Xavier, F. Carvalho, R. Bastos, M. 14–8.
Caldana, and J. Bastos. 2012. Dental caries
related quality of life and socio economic
status of preschool children, Bauru, SP. Braz.
J. Oral Sci. 2016. 11(4):463–8. DOI:
http://dx.doi.org/10.1590/S1677-
32252012000400007

Copyright @2021 Authors, JURNAL KESEHATAN GIGI, e-ISSN 2621-3664, p-ISSN 2407-0866 79

You might also like