Makalah Kel.9 Manajemen Koperasi Dan Dan Ukm

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 21

STRATEGI PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KOPERASI DAN

UKM
Makalah ini disusun untuk memenuhi persyaratan
perkuliahan juruan Manajemen Dakwah (MD)
Matakuliah Manajemen Koperasi dan UKM

Dosen Pengampu : FITRI SUCIATI LUBIS, Sos., MSP

Disusun Oleh :

Kelompok 9

Ahmad Maulana (0104202121)


Ainun Badriah (0104202105)
Azwar Surya Syahputra (0104202149)
Fadia Hanum Siregar (0104203071)
Muhammad Raefaldhi (0104202107)

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam yang telah
memberikan kita nikmat iman, islam dan kesehatan sehingga pemakalah dapat
menyiapkan makalah ‘Strategi Pengembangan dan Pembinaan Koperasi dan
UKM’.

Sholawat berangkaikan salam kita hadiahkan kepada Nabi kita Nabi


Muhammad ‫ ﷺ‬yang telah membimbing kita dari zaman gelap menuju zaman
yang terang benerang.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi persyaratan perkuliahan jurusan


Manajemen Dakwah/Semester 5, dalam matakuliah Manajemen Koperasi dan
UKM.

Pemakalah banyak berterimakasih atas segala masukan dan bantuan dari


rekan-rekan seperjuangan dan terkhusus bapak dosen yakni Ibu Fitri Suciati
Lubis, Sos., MSP.

Pemakalah sadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka
dari itu kami menerima segala kritikan dan saran yang pastinya dapat membangun
agar kami dapat lebih menyempurnakan makalah kami. Terimakasih.

Medan, 23 November 2022

Kelompok 9
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................i

Daftar Isi.................................................................................................................ii

BAB I (Pendahuluan)

A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Tujuan.............................................................................................................1

BAB II (Isi)

A. Pengertian Strategi Pengembangan dan Pembinaan......................................3

B. Alternatif Pembinaan Koperasi dan UMKM..................................................4

C. Pembinaan dalam Aspek Manajemen dan Pasar............................................6

D. Strategi Penguatan Koperasi dan UMKM...................................................10

E. Strategi Pemberdayaan Koperasi dan UMKM Melalui Program Zakat.......13

F. Tujuan Pengembangan Koperasi dan UMKM.............................................15

BAB III (Penutup)

A. Kesimpulan..................................................................................................17

B. Saran.............................................................................................................17

Daftar Pustaka.....................................................................................................18
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan pelaku bisnis


yang bergerak pada berbagai bidang usaha, yang menyentuh kepentingan
masyarakat. Dalam proses pemulihan ekonomi Indonesia, sektor UMKM
memiliki peranan yang sangat stategis dan penting yang dapat ditinjau dari
berbagai aspek. Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap
sektor ekonomi. edua, potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja.
Setiap unit investasi pada sektor UMKM dapat menciptakan lebih banyak
kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada usaha besar.
Ketiga, kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan yakni
sebesar 55,3% dari total PDB. Salah satu upaya peningkatan dan pengembangan
UMKM dalam perekonomian nasional dilakukan dengan mendorong
pemberian kredit modal usaha kepada UMKM.
Analisis strategi generik digunakan dengan mengombinasikan keunggulan
kompetitif dan competitive scope (lingkungan persaingan). Contohnya, produk
yang tidak memerlukan teknologi tinggi dapat menerapkan strategi biaya rendah
dalam pengelolaannya. Akan tetapi, untuk produk kerajinan tangan, lebih baik
diarahkan pada focused differentiation karena produk-produk tersebut memiliki
keunikan tersendiri dan lebih berpeluang untuk memperoleh harga yang lebih
tinggi.
Oleh karena itu, kebijakan pemerintah harus memberikan fondasi bagi
UMKM untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Untuk meraih
kesuksesan kompetitif, Porter sangat menekankan bahwa perusahaan dari suatu
negara harus memiliki suatu keunggulan kompetitif dalam bentuk biaya rendah
atau produk yang berbeda atau unik. Agar keunggulan yang dimiliki berlanjut,
perusahaan harus dikelola secara efisien dan menyediakan produk dan jasa
berkualitas tinggi. Ini berarti, produktivitas UMKM harus terus ditingkatkan
sepanjang waktu. Dalam konteks Indonesia, teori Porter dapat diadopsi untuk
mencari format kebijakan pemerintah yang tepat sasaran bagi peningkatan akses,
khususnya akses pemasaran produk UMKM. Strategi generik yang dipilih
hendaknya sesuai dengan kondisi UMKM sebagai pelaku bisnis..

B. Tujuan

Adapun tujuan makalah ini dibuat untuk :


1. Memenuhi persyaratan perkuliahan jurusan Manajemen Dakwah pada mata
kuliah Manajemen Koperasi dan UKM
2. Untuk memberi edukasi mengenai strategi yang tepat dalam mengembangkan
dan membina suatu koperasi dan UKM/UMKM
BAB II
Isi

A. Pengertian Strategi Pengembangan dan Pembinaan

1. Pengertian Strategi Pengembangan

Strategi berasal dari kata Yunani Strategos dengan akar kata stratos dan
ag, stratos berarti “militer” dan ag berarti”memimpin”.1 Kata strategi bearti
memilih bagaimana caranya sumber-sumber mungkin digunakan dengan
efektif untuk mencapai suatu tujuan yang dinyatakan. Strategi direncanakan
untuk penyesuaian dengan lingkungan dalam maupun luar. Diungkapkan
dengan cara lain, strategi menyatakan faktor-faktor mana yang akan diberi
penekanan dalam mencapai tujuan.2

Menurut Christensen, pengertian strategi dapat ditinjau dari segi militer,


politik, ekonomi, dan perusahaan. Dari segi militer, strategi adalah penempatan
satuan-satuan atau kekuatan-kekuatan tentara di medan perang untuk
mengalahkan musuh. Dari segi politik, strategi adalah penggunaan sumber-
sumber nasional untuk mencapai tujuan nasional.Dari segi ekonomi, strategi
adalah alokasi sumber-sumber yang sifatnya jarang atau terbatas. Sedangkan
dari segi perusahaan, strategi adalah aturan untuk pembuatan keputusan dan
penentuan garis pedoman.3

Pengertian strategi menurut Chandler (1962) strategi merupakan alat untuk


mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,
program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya.4 Sedangkan menurut
Mintzberg (1979) strategi merupakan respon secara terus menerus maupun

1
Murdifin Haming, Manajemen Produksi Modern, (Jakarta:PT. Bumi Aksara,2011), h.
49
2
George R. Terry, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta:PT. Bumi Aksara, 1992), hlm. 64
3
Supriyono, Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis, (Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta,
1998), hlm. 7
4
Freddy Rangkuti. Strategi Promosi Yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated
Marketing Communciation. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2007), h.3
adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan
internal yang dapat mempengaruhi organisasi.5

strategi dikatakan sebagai strategi pengembangan jika secara sengaja


organisasi mendesain strategi yang hendak meningkatkan status, kapasitas, dan
sumber daya yang pada ujungnya akan melahirkan postur organisasi baru yang
berbeda di masa depan.

2. Pengertian Strategi Pembinaan

Strategi secara umum mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar


haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.6

Pembinaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus


dalam kehidupan sehari-hari yang diharapkan akan menjadi kebiasaan yang
baik.46 Didukung oleh pendapat Soetopo & Wati yang mengemukakan bahwa,
“istilah pembinaan menunjuk pada suatu kegiatan mempertahankan dan
menyempurnakan apa yang telah ada”. 47

Maka dari penjelesan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi


pembinaan merupakan rangkaian kegiatan dengan menggunakan berbagai
pendekatan dalam pembelajaran untuk pencapaian tujuan.

B. Alternatif Pembinaan Koperasi dan UKM

Tingginya perbedaan tingkatan sosial ekonomi kelompok BUMN dan usaha


besar dengan UMKM seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah. Hal
tersebut diperlukan agar pemerintah dapat memerankan dirinya secara lebih
optimal di dalam sektor ekonomi skala UMKM yang umumnya bergerak pada
sektor-sektor informal. Penentuan berbagai kebijakan yang diperuntukkan bagi
UMKM, khususnya usaha yang berada pada skala mikro (informal), haruslah
melibatkan pelaku usaha mikro itu sendiri untuk merumuskan serta menentukan
berbagai instrumen kebijakan. Jika mereka tidak dilibatkan, berbagai kebijakan
yang dibuat akan menyimpang dari harapan dan pada akhirnya tidak akan

5
Ibid.
6
Salim Al Idrus, Strategi Pembelajaran Kewirausahaan, (Malang : Media Nusa
Creative., 2017), h.41
memberikan manfaat kepada kelompok ekonomi yang bergerak pada sektor ini.
Pengalaman di berbagai tempat menunjukkan, tidak sedikit kebijakan yang dibuat
pada akhirnya tidak memberikan manfaat dan bahkan menambah beban UMKM.

Mengingat pentingnya sektor informal (UMKM) dan koperasi sebagai


basis ekonomi rakyat, beberapa pola pembinaan perlu dijalankan secara
simultan, terutama menyangkut kemitraan, pembiayaan, dan pengembangan
usaha.

1) Kemitraan

Kemitraan merupakan sebuah konsep yang menampung aspirasi kelompok


yang berafiliasi dalam program pembangunan guna menumbuh kembangkan
dan menjamin keberlanjutan jaringan untuk mendukung inisiatif dan menggali
potensi lokal. Dengan kemitraan, berbagai potensi yang terdapat di dalam
sebuah komunitas diharapkan dapat diangkat dan menjadi keunggulan yang
memiliki nilai ekonomi dan mampu menciptakan keunggulan komparatif
sebuah daerah. Dalam mengembangkan kemitraan, masing-masing mitra harus
sensitif dan menunjukkan komitmen serta empatinya tidak saja terhadap apa
yang menjadi tujuan kemitraan tersebut, tetapi juga terhadap apa yang menjadi
tujuan masing-masing individu. Selain memahami tujuan kemitraan dan tujuan
organisasi, para peserta juga harus menyelaraskan tujuan organisasinya dengan
tujuan program kemitraan karena bisa jadi persepsi peserta dan pembuat
program kemitraan akan definisi kesuksesan berbeda.

2) Pembiayaan

Guna mengoptimalkan peran koperasi dan UMKM sebagai basis


ekonomi rakyat, sesungguhnya pemerintah telah membuat berbagai
kebijakan dan regulasi yang ditunjukkan untuk memberikan bantuan biaya
lansung, maupun lembaga keuangan dengan mendirikanatau menugaskan
bank dan lembaga keuangan lainnya guna menyalurkan bantuan
keuangan bagi UMKM. Bentuk yangsudah dilakukan di antaranya adalah
mendirikan atau memfasilitasi berdirinya lembaga penjamin dan asuransi
kredit serta pemberian bantuan teknis lainnya (Achyar Ilyas, 2004). Jika ditilik
dari berbagai kebijakan dan regulasi, sesungguhnya payung
hukum untuk pengembangan usaha kecil dari sisi pembiayaan telah
cukup tersedia. Akan tetapi dalam aplikasinya, terdapat banyakk
kelemahan sehingga program bantuan pembiayaan bagi koperasi dan
UMKM tidak dapat dijalannkan sebagaimana mestinya

3) Pengembangan Usaha

Pengembangan koperasi dan UMKM merupakan langkah penting dalam


meningkatkan dan memperkuat sendi sendi dasar perekonomian khususnya
penyediaan lapangan kerja dan pembentukan usaha-usaha baru.pembentukan
usaha-usaha baru. Mengingat peran strategis tersebut, hendaknya perencanaan
pengembangan koperasi dan UMKM harus dilakukan secara sistematis dan
menyeluruh, baik pada tataran makro maupun mikro. Pengembangan koperasi
dan UMKM hendaknya bertujuan untuk:

a) Menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif termasuk membuka


kesempatan usaha baru yang seluas luasnya bagi masyarakat, serta
menjamin kepastian usaha disertai adanya efisiensi ekonomi

b) Mengembangkan sistem pendukung usaha bagi koperasi dan UMKM untuk


meningkatkan akses kepada sumber daya prodüktif sehingga dapat
membuka kesempatan bagi berbagai potensi masyarakat untuk
memanfaatkan berbagai sumber daya, terutama sumber daya lokal yang
tersedia

C. Pembinaan Dalam Aspek Manajemen dan Pemasaran

Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan menjadi


baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, atau
pertumbuhan, terjadinya evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau
peningkatan sesuatu. Lebih lanjut lagi dikatakan bahwa dua unsur dalam
pengertian ini yakni pembinaan itu bisa berupa suatu tindakan, proses, atau
pernyataan tujuan, dan kedua pembinaan menunjuk kepada perbaikan atas
sesuatu. Berdasarkan pengertian-pengertian pembinaan diatas dapat
disimpulkan bahwa pembinaan merupakan determinan penting untuk
memberikan dayaatau kekuatan manusia agar menjadi sumber tenaga yang
profesional sebagaimana yang diarahkan pada tujuan pembinaan itu sendiri.

Pada aspek pemasaran, koperasi dan UMKM umumnya belum mampu


menghadapi persaingan pasar, terutama dalam memasuki saluran distribusi yang
ada guna menawarkan berbagai produk yang dihasilkan. Namun, tidak sedikit
produk yang dihasilkan Koperasi dan UMKM mampu bersaing dengan produk
lainnya. Contohnya produk yang ditawarkan tidak kalah dengan produk usaha
besar lainnya jika dilihat dari aspek kualitas, harga, maupun ciri khasnya,
misalnya : kerajinan, ukiran batik dan makanan khas daerah.

Adapun model pembinaan manajemen usaha dan pemasaran yang dilakukan


adalah :

a. Stimulasi Usaha Instan Mandiri

Sebagai stimulasi bagi anggota untuk memulai usaha, disediakan paket usaha
secara instan. Co-opreneurs Club akan bekerjasama dengan pihak ketiga untuk
menyediakan paket usaha ini. Selain itu, anggota lain yang telah memiliki usaha-
usaha nyata dapat berkontribusi untuk tujuan ini. Paket usaha yang disediakan
diupayakan mewakili dari semua sektor usaha, mulai dari sektor perdagangan,
jasa, distribusi, dan lainnya. Diharapkan dari stimulai ini dapat memberikan
gambaran dan pengalaman kepada anggota dalam mengelola usaha dengan resiko
yang serendahrendahnya.

b. Pengembangan Ekonomi Produktif Berbasis Anggota

Program fasilitasi melalui pengembangan ekonomi produktif berbasis


anggota dilakukan secara berkelompok dan kelompok ini disebut Co-op Business
Center (CBC) yang terdiri dari anggota Co-opreneurs Club yang telah memenuhi
syarat yang dimotori oleh pelaku-pelaku usaha mikro, kecil dan menengah, yang
dibimbing dan dipandu oleh tenaga fasilitator/motivator yang direkrut oleh
pengurus komunitas secara profesional.

c. Pengembangan Kreatifitas Usaha


Mengembangkan kreatifitas usaha di kalangan anggota distimulasikan
dengan cara antara lain :

 Memotivasi untuk mau belajar dari pengalaman orang lain yang berhasil,
caranya dengan melihat dan mempelajari teknik-teknik tertentu yang
mengembangkan usahanya.

 Berani mencoba melaksanakan keinginan dan siap menghadapi kegagalan,


apabila menghadapi kegagalan, hendaknya merupakan pendorong untuk
mencari jalan keluar.

 Tidak ragu-ragu dalam mengemukakan gagasan atau tujuan yang ingin


dicapai, dan carilah orang lain atau ahli yang bisa diajak berembuk.

 Bebas dari perasaan tegang atau beban yang berlebihan, menikmati usaha
yang sedang dilakukan sambil mencari perbaikan.

 Tidak terpaku cara-cara lama atau aturan-aturan yang kurang rasional.

d. Kendali Resiko Usaha

Cara mengendalikan resiko dengan meminimalisir kemungkinan kerugian


adalah :

- Meningkatkan tenaga kerja yang trampil melalui pelatihan maupun magang.

- Bahan baku mudah didapat dan berada di sekitar kita.

- Kualitas produksi diupayakan terus meningkat.

- Jumlah produksi diupayakan jangan samapi berlebihan atau kekurangan.

- Jangan memproduksi sesuatu yang tidak sesuai dengan cuaca, iklim dan
kebutuhan pasar/masyarakat.

- Mengembangkan kreatifitas usaha.

- Mengikuti perkembangn pasar.

- Manjalin kemitraan usaha dengan kelompok usaha/badan usaha yang telah


maju..
Dasar pembinaan usaha industri kecil ialah Undang-Undang Perindustrian
No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan peraturan No.
32 Tahub 1998 tentang pembinaan dan pengembangan Usaha Kecil bahwa
untuk mewujudkan perekonomian nasional yang kokoh tersebut, usaha kecil
perlu diberdayakan agar dapat menjadi usaha kecil yang tangguh dan mandiri
serta dapat berkembang menjadi usaha menengah. Dalam proses pembinaan
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dalam berbagi usaha dapat dilakukan
melalui dua model intervensi, yaitu level makro dan level mikro. Intervensi makro
menggambarkan bagaimana institusi. Negara melalui kebijakan dan peraturan
yang dibuatnya mempengaruhi proses perubahan dalam satumasyarakat.
Sedangkan intervensi mikro, dimana individu dan kelompok dalam
masyarakat mempengaruhi proses pembangunan itu sendiri.

Menurut Anoraga dan Sudantoko, dibandingkan dengan UB (Usaha Besar),


UK (Usaha Kecil) memiliki beberapa potensi dan keunggulan komparatif sebagai
berikut:

1) UK beroperasi menyebar di seluruh pelosok dengan berbagai ragam


bidang usaha, karena kebanyakan UK muncul untuk memenuhi
permintaan (aggregate demand) yang terjadi di daerah regionalnya. Bisa
terjadi bahwa orientasi produksi UK tidak terbatas pada orientasi produk
melainkan sudah mencapai taraf orientasi konsumen. Untuk ini diperlukan
suatu keputusan manajerial yang menuntut kejelian yang tinggi. Penyebaran
UK berarti mengurangi urbanisasi dan kesenjangan desa-kota

2) UK beroperasi dengan investasi modal untuk aktiva tetap pada tingkat yang
rendah dan sebagian besar modal terserap pada kebutuhan modal kerja.
Karena yang dipertaruhkan kecil, maka UK memiliki kebebasan yang
tinggi untuk masuk atau keluar dari pasar. Kegiatan produksinya dapat
dihentikan sewaktu-waktu jika kondisi perekonomian yang dihadapi
kurang menguntungkan. Konsekuensi lain dari rendahnya nilai aktiva
tetap adalah mudah meng-up to date-kan produknya, sehingga sebagai
akibatnya akan memiliki derajat imunitas yang tinggi terhadap gejolak
perekonomian internasional.
3) Sebagian besar UK merupakan usaha padat karya (labor intensive) yang
disebabkan penggunaan teknologi sederhana, sehingga distribusi pendapatan
bisa lebih tercapai. Selain itu keunggulan UK terdapat pada hubungan yang
erat antara pemilik dengan karyawan menyebabkan sulitnya terjadi PHK
(pemutusan hubungan kerja). Keadaan ini menunjukkan betapa UK memiliki
fungsi sosial ekonomi.

D. Strategi Penguatan Koperasi dan UKM

Salah satu bentuk strategi penguatan koperasi dan UMKM adalah dengan
pendekatan cluster atau pengembangan sentra-sentra bisnis dan/atau pendekatan
inkubator. Kedua bentuk pendekatan pengembangan tersebut dapat dijalankan
dengan memperkuat strategi dasar, terutama guna meningkatkan akses pada pasar
aset produktif (modal dan bahan baku), akses ke pasar (informasi pasar),
penguatan kewirausahaan dengan membentuk pusatpusat pelatihan, penguatan
program yang lebih aplikatif, serta memperkuat kelembagaan dengan cara
memperkuat kelembagaan koperasi dan menyatukan UMKM sejenis dalam wadah
koperasi. Kedua bentuk penguatan koperasi dan UMKM tersebut dapat dijelaskan
secara rinci sebagai berikut.

1) Pendekatan Cluster atau sentra bisnis dapat didefinisikan sebagai suatu


konsentrasi dari berbagai usaha sejenis, terutama usaha dalam skala kecil.
Pendekatan cluster lebih memfokuskan diri kepada upaya
menumbuhkembangkan industri-industri berskala kecil denganmembentuk
sebuah kekuatan baru dengan menyatukan industri kecil sejenis. Konsep dasar
cluster sesungguhnya sama dengan koperasi, yaitu dengan membuat sebuah
kekuatan besar dari individu atau pengusahapengusaha kecil yang bergabung
dalam sebuah wadah. Dengan dibentuknya sentra-sentra bisnis, berbagai
kendala seperti pasar, pengadaan bahan baku yang cepat dan murah, dan harga
yang kompetitif dapat diatasi dengan lebih baik. Hal ini dikarenakan dengan
pendekatan cluster, pasar akan tercipta dengan sendirinya dan pendekatan ini
dapat menjadi ajang promosi bagi produk-produk sejenis yang ditawarkan
UMKM.
2) Pendekatan Inkubator merupakan lembaga yang melakukan pembinaan
terhadap kegiatan bisnis, terutama usaha berskala mikro dan kecil. Pembinaan
dilakukan dengan beberapa pendekatan. Pembinaan yang dilakukan beragam,
baik pembinaan bagi wirausaha maupun pembinaan sebagai upaya
menciptakan wirausaha baru dengan konsep, perencanaan, pembiayaan,
teknologi, dan pasar yang sesuai agar tercipta wirausaha yang tangguh dan
berdaya saing.

Dari definisi tersebut, pendekatan pembinaan melalui inkubator hanya dapat


dilakukan oleh lembaga-lembaga yang memiliki sumber daya atau paling tidak
bekerja sama dengan beberapa lembaga yang saling menunjang untuk
membangun UMKM yang tangguh dan berdaya saing. Program inkubator telah
dijalankan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah melalui
beberapa perguruan tinggi negeri (PTN) di berbagai wilayah di Indonesia. Secara
konsepsional, program inkubator ini cukup baik. Akan tetapi, ketidaksiapan dan
ketidakseriusan inkubator serta lemahnya alih manajemen dan teknologi dari PTN
membuat program ini tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Paling sedikit ada lima jenis inkubator yang selama ini menjadi acuan dalam
pengembangan inkubator di beberapa negara yakni:

- Regional Development Incubator. Program ini berfokus kepada usaha


agribisnis, penerangan listrik, dan peningkatan keterampilan pengrajin
(terutama pengrajin di pasar regional).

- Research, University, Technology-Based Business Incubator. Dasar


pengembangan program ini terletak pada riset dan berpusat di universitas.
Fokus program ini adalah menyediakan pelayanan untuk personel yang terlatih
guna menjadi seorang wirausaha yang melakukan ekstraksi teknologi untuk
memenuhi pasar dan berbagai peluang yang tersedia.

- Public-Private Partnership, Industrial Development Incubator. Umumnya,


jenis program pengembangan ini terdapat di lingkungan perkotaan atau
kawasan industri, di mana perusahaan besar dapat dilibatkan dalam
pengembangan usaha kecil sebagai vendor untuk komponen dan
pelayanannya.

- Foreign Sponsors, International Trade and Technology. Fokus program


inkubator ini biasanya terletak pada pengembangan kolaborasi internasional,
teknologi, dan finansial. Program pengembangan ini memfasilitasi masuknya
usaha kecil dan menengah asing ke dalam pasar lokal (domestik).

- Tipe inkubator lainnya, misalnya inkubator yang memfokuskan diri pada


program pengembangan kelompok tertentu.

Dengan pengembangan pola inkubator, diharapkan lahir usaha kecil dan


mikro yang tangguh. Meskipun demikian, tetap ada usaha-usaha tangguh yang
lahir dan tumbuh secara alami. Pendorong tumbuhnya unit usaha baru yang
bersifat alami juga sangat beragam. Dimulai dari faktor perkembangan kondisi
ekonomi nasional dan lokal, perkembangan bisnis sebelumnya, faktor social
budaya masyarakat, meniru keberhasilan orang lain, sampai yang bersifat
keterpaksaan karena sulit memperoleh pekerjaan.

Strategi pengembangan dengan tujuan penciptaan usaha tangguh (baik


wirausaha baru maupun yang berawal dari wirausaha yang sudah ada) tidak dapat
dilakukan tanpa kajian dan pertimbangan yang matang. Penciptaan wirausaha
baru yang tangguh dapat dilakukan pada tataran penciptaan iklim yang mampu
menanamkan budaya wirausaha dan pada tataran operasional, penciptaan
wirausaha tangguh salah satunya dilakukan dengan pola inkubasi bisnis.
Penciptaan wirausaha tangguh dari wirausaha yang sudah ada harus didahului
dengan diagnosis untuk mengetahui permasalahan sebenarnya yang dihadapi oleh
wirausaha tersebut.

Paling tidak terdapat 7 prasyarat untuk mencapai efektivitas sebuah incubator


diantaranya :

- Space, inkubator menyediakan tempat untuk mengembangkan usaha pada


tahap awal.
- Shared, inkubator menyediakan fasilitas kantor yang dapat digunakan secara
bersama, misalnya resepsionis, ruang konferensi, sistem telepon, faksimili,
komputer, dan keamanan.

- Services, konsultasi manajemen dan masalah pasar, aspek keuangan dan


hukum, serta informasi perdagangan dan teknologi.

- Support, inkubator membantu membuka akses kepada riset, jaringan


profesional, teknologi, pasar internasional, dan investasi.

- Skill development, latihan penyiapan rencana bisnis, manajemen, dan


kemampuan lainnya.

- Seed capital, dana bergulir internal atau dengan membantu akses usaha kecil
pada sumber-sumber pendanaan atau lembaga keuangan yang ada.

- Synergy, kerja sama tenant atau persaingan antara tenant dan jejaring
(network) dari pihak universitas, lembaga riset, usaha swasta, profesional,
maupun masyarakat internasional.

E. Strategi Pemberdayaan Koperasi dan UKM Melalui Program Zakat

Pemberdayaan masyarakat dan dan KUMKM di Indonesia diwujudkan


dalam Rancangan Program/Kegiatan Prioritas Deputi Bidang Pembiayaan
Tahun 2017 oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah yang
memiliki empat target utama pada periode 2015-2019 yaitu :

1) 1.Proporsi UMKM yang mengakses pembiayaan formal sebesar 25%,

2) 2.Pertambahan satu juta wirausaha baru melalui target pusat dan daerah,

3) 3.Pertumbuhan jumlah anggota koperasi sejumlah 10%,dan

4) 4.Partisipasi anggota koperasi dalam permodalan sebanyak 55%.

Berdasarkan UU No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan


Menengah (UMKM), UMKM merupakan kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas
kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan
peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan
berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus
memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan
seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha
ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha Milik
Negara.

Dalam kaitan ini, Lembaga Amil Zakat (LAZ) memiliki peran dalam
menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian disalurkan kembali kepada
masyarakat. Berdasarkan fatwa MUI dana zakat yang diberikan kepada fakir
miskin dapat bersifat produktif. Salah satu bentuk zakat produktif yaitu investasi
dengan syarat dana zakat yang diinvestasikan disalurkan pada usaha halal sesuai
dengan syariat dan peraturan yang berlaku, usaha layak serta dibina dan diawasi
oleh pihak berkompeten yaitu lembaga yang mengelola dana investasi
tersebut. Hal ini sesuai dengan UU RI No 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
14Zakat bahwa zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka
penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat, dimana
pendayagunaan zakat untuk usaha produktif dilakukan apabila kebutuhan
dasar mustahik telah terpenuhi.. Tujuan pendayagunaan zakat melalui
pemberdayaan masyarakat adalah memperbaiki taraf hidup masyarakat karena
masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan, dan akibat dari itu juga,
maka masalah kebodohan dan kesempatan memperolah pendidikan dan pelayanan
kesehatan masih merupakan masalah serius yang harus dipecahkan.
Penghimpunan dana ZIS bisa dilakukan melalui BAZNAS (Badan Amil
Zakat Nasional) dan/atau LAZ (Lembaga Amil Zakat) yang terus melakukan
revolusi cara berpikir dan penyadaran kepada umat secara umum bahwa setiap
harta yang kita miliki itu pastinya ada hak dari para fakir miskin. Salah satu
lembaga amil zakat yang memiliki program dalam penyaluran dana zakat
produktif ialah Rumah Zakat. Rumah Zakat memiliki program pengelolaan
dana zakat produktif yaitu senyum mandiri, yang merupakan program
pemberdayaan ekonomi kecil dan mikro bagi masyarakat kurang mampu
untuk mengurangi tingkat kemiskinan, di mana salah satu program ekonominya
yaitu pemberdayaan UKM.
F. Tujuan Pengembangan Koperasi dan UKM

1. Tujuan Pengembangan Koperasi

Pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah


upaya yang dilakukan dalam bentuk pertumbuhan iklim usaha, pembinaan dan
pengembangan usaha, sehingga mampu memperkuat dirinya menjadi usaha
kuat, tangguh dan mandiri serta dapat bersaing dengan pelaku usaha lainnya.

Tujuan pengembangan koperasi sebagai badan usaha tidak saja bertujuan


komersial tetapi bertujuan lebih luas yakni kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat karena dibangun dalam semangat demokrasi ekonomi. Tetapi lebih dari
itu, koperasi juga merupakan alat pemersatu bangsa dan oleh sebab itu perlu
keterlibatan seluruh pemangku kepentingan.

Koperasi bisa memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan


dan ketahanan perekonomian nasional, dengan koperasi sebagai guru
utamanya. Salah satu fungsi koperasi yaitu mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

koperasi dapat membantu para masyarakat untuk meminjam uang guna


memenuhi kebutuhan ekonomi ataupun kebutuhan rumah tangga. maka dari itu
bidang ekonomi memerlukan pengembangan koperasi.

Adapun menurut UU No 25/1992 Pasal 4 tentang tujuan


pengembangan dan pemberdayaan koperasi, yaitu antara lain:

1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi


anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2) Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan


manusia dan masyarakat.

3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan


ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya.
4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan
dan demokrasi ekonomi.

2. Tujuan Pengembangan UMKM.

Pasal 3 Undang-Undang UMKM juga menyebutkan bahwa usaha mikro,


kecil dan menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya
dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi
ekonomi yang berkeadilan. Proses pemberdayaan atau pengembangan juga
hendaknya meliputi enabling (menciptakan suasana yang kondusif),
empowering (penguatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat), protecting
(perlindungan dari ketidakadilan masyarakat), supporting (dukungan dan
bimbingan), dan foresting (memelihara kondisi yang kondusif tetap seimbang).

Pemberdayaan UMKM juga diarahkan untuk mendukung penciptaan


kesempatan kerja dan peningkatan ekspor, antara lain melalui peningkatan
kepastian berusaha dan kepastian hukum, pengembangan sistem insentif untuk
menumbuhkan wirausaha baru berbasis teknologi dan atau berorientasi ekspor,
serta peningkatan akses dan perluasan pasar ekspor bagi produk-produk
koperasi dan UMKM. Untuk itu perlu diberi kemudahan dan formalisasi dan
perizinan usaha, dengan mengembangkan pola pelayanan satu atap untuk
memperlancar proses dan pengurangan biaya perizinan. Selain itu, budaya
usaha dan kewirausahaan dikembangkan, melalui berbagai pelatihan serta
penyuluhan dan kemitraan usaha.

Tujuan pemberdayaan UMKM menurut UU No. 20/2008, sebagai berikut

1) Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang


dan berkeadilan

2) Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha mikro, kecil dan


Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri dan

3) Meningkatkan peran UMKM dalam pembangunan daerah, penciptaan


lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan
pengentasan rakyat dari kemiskinan.
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil atau pernyataan menjadi baik.
Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, atau pertumbuhan,
terjadinya evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang atau peningkatan
sesuatu.Adapun enam strategi pengembangan Koperasi dan UMKM, yakni: 1)
Perluasan Akses Pasar, 2) Meningkatkan Daya saing, 3) Pengembangan
kewirausahaan, 4) Akselerasi pembiayaan dan investasi, 5). Kemudahan dan
kesempatan berusaha, 6) Koordinasi lintas sector.Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM), UMKM merupakan kegiatan usaha yang mampu
memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas
kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan
peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan
berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.Dalam kaitan ini, Lembaga Amil
Zakat (LAZ) memiliki peran dalam menghimpun dana dari masyarakat dan
kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat. Berdasarkan fatwa MUI dana
zakat yang diberikan kepada fakir miskin dapat bersifat produktif.tujuan
pengembangan dan pemberdayaan koperasi, yaitu antara
lain:Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota, Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat, Memperkokoh perekonomian rakyat
sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan
Koperasi sebagai sokogurunya, dan Berusaha untuk mewujudkan dan
mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan baik dari bentuk maupun isinya. Maka dari itu penulis menyarankan
kepada pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran demi perbaikan makalah
yang penulis buat selanjutnya. Dan semoga dengan adanya makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah Ilmu pengetahuan yang
lebih luas.
Daftar Pustaka

Buku

Al Idrus, Salim. (2017). Strategi Pembelajaran Kewirausahaan, Malang : Media


Nusa Creative.

Murdifin Haming, (2011). Manajemen Produksi Modern, Jakarta:PT. Bumi


Aksara.

Nawawi. (2005). Manajemen Strategi Organisasi Non-profit


Bidajgnoe.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Rangkuti, Freddy. (2007). Strategi Promosi Yang Kreatif dan Analisis Kasus
Integrated Marketing Communciation. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.

Supriyono. (1998). Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis, Yogyakarta:BPFE-


Yogyakarta,

Terry, George R. (1992). Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta:PT. Bumi Aksara.

Jurnal

Handoko, W. (2013). Strategi Pengembangan Masyarakat (community


Development) Melalui Pengembangan Koperasi dan UMKM yang
berbasis kearifan Lokal. Jurnal Politik dan pemerintahan, 245-259.

Liana, L. (2008). Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil Sebagai Sarana


Memperkokoh struktur Perekonomian Nasional. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, 98-106.

Lianda Subekti, Agus Suryono, dan Minto Hadi. (2017). Implementasi Strategi
Pembinaan dan Pengembangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(Studi pada Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang). Jurnal Administari
Publik , 85-92.

You might also like