Professional Documents
Culture Documents
Jurnal PKN
Jurnal PKN
Abstract
Citizenship Education as one of the supporting pillars in building national character and
identity means that civics education educates citizens to be good citizens, intelligent citizens
in dealing with world developments in a competitive era, especially in Islamic boarding
schools. As we know, there are many theories that explain Citizenship Education from
various perspectives, both in terms of cultural, economic, social, political, and religious
originating from the civilization of the nation’s cultural values. Meanwhile, Islamic boarding
schools are present as educational institutions that have a vision and mission regarding
moral civilization (akhlak). This article was created to analyze Citizenship Education as a
Character Shaper for Students in Islamic Boarding Schools. This article also discusses
Pancasila values in character building and Pancasila values that can be applied in character
building in Islamic boarding schools.
Keywords: Citizenship Education, character, islamic boarding school.
Abstrak
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai salah satu pilar penyangga dalam membangun karakter
dan jati diri bangsa artinya bahwa pendidikan kewarganegaraan mendidik warga negara
menjadi warga negara yang baik, warga negara yang cerdas dalam menghadapi
perkembangan dunia di era kompetitif terkhusus di pesantren. Seperti yang kita ketahui
bahwa banyak teori-teori yang menjelaskan mengenai Pendidikan Kewarganegaraan
dipandang dari berbagai macam perspektif, baik berkenaan dengan budaya, ekonomi, sosial,
politik, dan religius yang bersumber dari keadaban nilai-nilai budaya bangsa. Sedangkan
pesantren hadir sebagai lembaga pendidikan yang mempunyai visi misi tentang keadaban
moral (akhlak). Artikel ini dibuat untuk menganalisis Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai
Pembentuk Karakter Peserta Didik di Pesantren. Artikel ini juga membahas nilai-nilai
Pancasila dalam pembentukan karakter dan nilai-nilai Pancasila yang dapat di terapkan dalam
pembentukan karakter di pesantren.
Kata Kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, karakter, pesantren.
Pendahuluan
Pendidikan Kewarganegaraan sangat penting untuk diajarkan sejak dini. Karena salah
satu tujuannya untuk membentuk karakter dan kepribadian masyarakat agar sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila. Pendidikan karakter sendiri merupakan salah satu peran lembaga
pendidikan untuk membina generasi muda bangsa agar berperilaku baik dan benar sesuai
dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Dari uraian kalimat tersebut dapat
disimpulkan bahwa antara Pendidikan Kewarganegaraan dan pendidikan karakter sangat
berkaitan dengan erat, terlebih dalam dunia pesantren bahwa pesantren sendiri hadir sebagai
lembaga pendidikan dengan visi dan misi tentang adab dan moral yang tentunya sangat
berkaitan dengan karakter yang baik dan benar dalam ajaran agama maupun negara.
Peristiwa menurunnya karakteristik peserta didik di Indonesia ini terlebih saat
pandemi merupakan hal yang harus diperhatikan bagi seluruh orang tua terutama tenaga
kependidikan di Indonesia. Bagaimana cara kita sebagai orang yang lebih dewasa kembali
menanamkan nilai karakteristik yang baik dan benar sesuai dengan ajaran agama dan negara
khususnya pesantren sebagai lembaga yang bernaung dalam bidang pembentukan akhlak.
Akhlak merupakan suatu sifat yang dimiliki semua manusia. Setiap manusia memiliki sifat
atau akhlak yang berbeda-beda. Dalam pandangan agama Islam, akhlak merupakan patokan
dan alat untuk menentukan nilai baik-buruknya sifat dan tingkah laku seseorang. Dalam
melakukan kebaikan dibutuhkan usaha dan pembiasaan setiap hari, yakni berusaha
melakukan perbuatan yang baik dan berusaha menjauhi perbuatan yang buruk yang pada
gilirannya akan membentuk sifat yang tertanam dalam jiwa dan menjadikan orang yang
bertakwa.
Karakter merupakan suatu hal penting yang perlu perbincangkan. Seiring dengan
berkembangnya zaman yang semakin modern ini dan kecanggihan teknologi serta masuknya
kebudayaan asing kepada masyarakat. Karakter atau akhlak yang dimiliki seseorang terutama
anak muda tidak semakin membaik dan malah menjadi masalah tersendiri. Pasalnya
karakteristik yang dimiliki anak muda sekarang telah banyak mengalami penurunan bahkan
hampir kehilangan karakter itu sendiri. Hal ini tentunya harus diperbaiki agar tidak semakin
memburuk seiring perkembangan zaman. Oleh karena itu dibutuhkan lembaga pengajaran
agama islam seperti pesantren. Sebagai wadah dalam memperbaiki dan meluruskan akhlak
seseorang,terutama generasi muda. Dengan adanya pesantren diharapkan kesadaran orang tua
kepada anaknya meningkat akan pentingnya Pendidikan pesantren dalam sarana memperbaiki
akhlak dan karakteristik yang baik bagi seorang anak.
Metode Penelitian
Artikel ini menggunakan metode penelitian kepustakaan atau library research.
Hasil dan Pembahasan
A. PKn sebagai Pembentuk Karakter Peserta Didik di Pesantren
Mata pelajaran PKN sebenarnya merupakan salah satu mata pelajaran yang
memiliki banyak nilai-nilai karakter karena mata pelajaran ini merupakan salah satu
sektor utama dalam penanaman pendidikan karakter. Tetapi pada kenyataannya PKn
kurang dianggap penting, karena dianggap memiliki banyak materi hapalan dan tidak
dapat menjalankan fungsinya sebagai sektor utama dari pendidikan karakter. Padahal,
di dalam PKn ini terdapat dua nilai karakter penting yaitu nilai karakter pokok dan
nilai karakter utama.
Nilai karakter pokok bertujuan menciptakan siswa yang religius, jujur, cerdas,
tangguh, demokratis, dan peduli. Sedangkan nilai karakter utama bertujuan
menciptakan siswa yang nasionalis, patuh pada aturan sosial, menghargai
keberagaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, bertanggung jawab,
berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, dan mandiri.ada 18 nilai karakter bangsa
yang harus disisipkan dalam pendidikan yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.(Dewi, Suresman, and Suabuana
2021, 71–84)
Oleh karena itu, peneliti melakukan rangkaian kegiatan yang memungkinkan
mata pelajaran PKn untuk menanamkan pendidikan karakter pada peserta didik
khususnya karakter religius, semangat kebangsaan, rasa ingin tahu, tanggung jawab,
bersahabat/komunikatif dan kerja keras.pendidikan karakter merupakan gerakan
pendidikan di sekolah yang bertujuan untuk membentuk, mentransformasikan,
menyebarkan dan mengembangkan potensi peserta didik dengan cara
mengkoordinasikan hati, perasaan, pemikiran dan gerak yang sesuai dengan filsafat
hidup dalam Pancasila. Oleh karena itu, sebagai pendidik, guru memiliki kewajiban
untuk menanamkan pendidikan karakter pada siswa. Hal ini bisa dimulai dengan
memberikan contoh/keteladanan saat kegiatan belajar mengajar di kelas, karena selain
mengajar tugas dan kewajiban guru juga harus menjadi panutan dan fasilitator
bagisiswa. kegaiatan belajar mengajar sesuai dengan RPP berkarakter yang telah
dibuat sebelumnya.
Pada kegiatan pendahuluan pembelajaran guru selalu melakukan pembiasaan
Dengan melaksanakan do’a menurut agama masing-masing dan juga menyanyikan
lagu Indonesia Raya atau lagu wajib nasional yang lain untuk menanamkan sikap
religius dan Nasionalime kepada siswa. Nilai karakter religius ini mencerminkan
keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana tercermin dalam tindakan
melaksanakan ajaran agamanya. Sedangkan nilai karakter nasionalisme/semangat
kebangsaan mencerminkan sikap atau tindakan dalam melindungi dan menjaga
bangsa serta menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi
atau kelompok Kemudian, guru juga memberikan contoh/keteladanan dengan datang
mengajar tepat waktu, berpakaian rapi dan sopan saat mengajar di kelas, serta
memperhatikan kerapihan kelas. Keteladanan ini sangat penting dan memiliki
kontribusi besar bagi pendidikan serta pembentukan karakter, karena mengedepankan
semua aspek perilaku dalam bentuk tindakan praktis, bukan sekedar
berbicara.Penilaian dalam Pembelajaran PPKn Penilaian merupakan aspek penting
dalam proses pendidikan karakter, terutama dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan.
Penilaian dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran yang dilakukan
berhasil atau tidak. Dengan penilaian ini sebagian besar siswa dapat membentuk
kompetensi dan karakter yang diharapkan secara optimal, karena banyak siswa
mendapat nilai rendah atau berkarakter tidak sesuai dengan norma kehidupan. Hal ini
akan mempengaruhi efektivitas pendidikan karakter secara keseluruhan. Penilaian
karakter yang dilakukan guru pamong pada pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan menggunakan pengamatan secara langsung di kelas dan di luar
kelas. Penggunaan sistem poin sangat dominan dalam penilaian pendidikan karakter.
(Dewi, Suresman, and Suabuana 2021)
1. Faktor Pendukung
Terdapat beberapa faktor yang mendukung implementasi pendidikan
karakter berbasis pondok pesantren melalui pembelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan.
a. Tempat tinggal santri yang berada di pesantren
Faktor pendukung utama dari implementasi pendidikan karakter
yaitu keberadaan siswa yang tinggal di pesantren. Semua siswa
diwajibkan untuk bermukim di asrama (pesantren) dan tidak boleh
ada yang tinggal di luar pesantren. Untuk hal ini ada kerja sama
antara pengelola madrasah dengan pengurus asrama dengan baik
untuk kelancaran dalam menjalankan kurikulum kepesantrenan dan
kurikulum pendidikan nasional. Pendidik mayoritas alumni pondok
pesantren. Faktor kedua dari pendukung implementasi pendidikan
karakter yakni mayoritas tenaga pendidik alumni pondok
pesantren. Dengan latar belakang pesantren ini saat pembelajaran
berlangsung pendidik secara otomatis mengajarkan keteladanan
kepada semua siswa.
b. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
Kegiatan ektrakurikuler bisa dilakukan setiap hari Kamis baik
untuk siswa laki-laki maupun untuk siswa perempuan. Kegiatan
pembelajaran di hari Kamis ditiadakan dan diisi dengan kegiatan
ektrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler yang membantu dalam
pelaksanaan pendidikan karakter sebagaimana yang disampaikan
guru pamong Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yakni
ekstrakurikuler pramuka yang mengajarkan banyak kedisiplinan.
Kegiatan ekstrakurikuler sangat penting diadakan untuk
penanaman dan penguatan pendidikan karakter kepada siswa.
Pentingnya pendidikan karakter berdasarkan nilai-nilai Pancasila
juga perlu dimasukkan dan dikembangkan di sekolah melalui
pendidikan formal, khususnya di sekolah berbasis pesantren.
Pengembangan karakter kebangsaan Pancasila diupayakan melalui
integrasi pendidikan karakter dalam program intra dan
ekstrakurikuler sekolah.(Dewi, Suresman, and Suabuana 2021)
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dari implementasi pendidikan pendidikan karakter
berbasis pondok Pesantren melalui pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yaitu:
1) Keberagaman karakter yang dimiliki oleh siswa (santri)
2) Perbedaan karakter antara siswa laki-laki dan siswa
perempuan dan jauhnya jarak antara asrama putra dan
madrasah sehingga mengganggu kelancaran siswa
berkomunikasi secara cepat.