Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 246

EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOUR

THERAPY FORMAT KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN DISIPLIN


SISWA DI SMAN 2 PADANG

TESIS

OLEH

LITA GUSTIANA
NIM. 17151028

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan


dalam mendapatkan gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2019
ABSTRACT

Lita Gustiana. 2019. "Effectiveness of the Rational Emotive Behavior


Therapy Formats in Group Forms to Improve Student Discipline". Thesis.
S2 Guidance and Counseling Study Program Faculty of Education,
Universitas Negeri Padang.

Discipline students have a great interest in everything, both learning and


personal, social and career interests. Irrational reason is a factor causing students
to discipline discipline. Regarding the Format of Emotive Behavior Therapy
Rational groups that form theories and practices that are appropriate for
improving student discipline. Rational Emotional Behavior Therapy can change
students' irrational or irrational ways of thinking and replace them with logical or
rational ways of thinking.
This research is a quantitative study with the design of The Non Equivalent
Control Group. The subjects in this study were students of SMA Negeri 2 Padang
with 10 students in the experimental group and 10 students in the control group
who indicated violating discipline in the very high, high and medium categories.
The instrument used was a student discipline scale that had met the validity and
reliability of the research. Data were analyzed using the Wilcoxon Signed Rank
Test and Kolmogorov Smirnov 2 Independent Samples.
The results showed that the Rational Emotive Behavior Therapy group
format approach was effective in improving student discipline, where after being
treated, the discipline of the experimental group students increased significantly.
This is also evident from the results of Kolmogorov Smirnov 2 Independent
Sample. When compared, there is a significant difference in the posttest average
score between the experimental groups using the Rational Emotive Behavior
Therapy group format with the control group given treatments without the
Rational Emotive Behavior Therapy approach. The implementation of the REBT
approach in group format can be intensified more in the form of the BK program
and best designed by the counselor / teacher BK.

Keywords: Student Discipline, Rational Emotive Behavior Therapy.

i
ABSTRAK

Lita Gustiana. 2019. “Efektivitas Pendekatan Rational Emotive Behaviour


Therapy Format Kelompok untuk Meningkatkan Disiplin Siswa”. Tesis.
Program Studi S2 Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang.

Disiplin siswa memiliki pengaruh yang besar terhadap segala hal, baik
urusan belajar maupun kepentingan pribadi, sosial dan karir. Alasan irasional
menjadi faktor penyebab siswa melakukan pelanggaran disiplin siswa. Pendekatan
Rational Emotive Behaviour Therapy format kelompok merupakan teori dan
praktik konseling yang relatif tepat untuk meningkatkan disiplin siswa. Rational
Emotive Behaviour Therapy dapat merubah cara berpikir siswa yang tidak logis
atau irasional dan menggantinya dengan cara berpikir yang logis atau rasional.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan The Non
Equivalent Control Group. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri
2 Padang dengan 10 siswa kelompok eksperimen dan 10 orang siswa kelompok
kontrol yang terindikasi melanggar disiplin dengan kategori sangat tinggi, tinggi
dan sedang. Instrumen yang digunakan berupa skala disiplin siswa yang telah
memenuhi uji validitas dan reliabilitas penelitian. Data dianalisis dengan
menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test dan Kolmogorov Smirnov 2
Independent Samples.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan Rational Emotive
Behaviour Therapy format kelompok efektif dalam meningkatkan disiplin siswa,
di mana setelah diberikan perlakuan, disiplin siswa kelompok eksperimen
meningkat secara signifikan. Hal ini juga terlihat dari hasil Kolmogorov Smirnov
2 Independent Sample, Jika dibandingkan, maka terdapat perbedaan yang
signifikan skor rata-rata posttest antara kelompok eksperimen yang menggunakan
pendekatan Rational Emotive Behaviour Therapy format kelompok dengan
kelompok kontrol yang diberikan treatmen tanpa pendekatan Rational Emotive
Behaviour Therapy. Hendaknya pelaksanaan pendekatan Rational Emotive
Behaviour Therapy format kelompok dapat lebih diintensifkan ke dalam bentuk
program BK dan dirancang dengan sebaik-baiknya oleh konselor/guru BK.

Kata Kunci: Disiplin Siswa, Rational Emotive Behaviour Therapy.

ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas
segala berkah dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini,
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa cahaya Islam dalam kehidupan manusia. Tesis yang berjudul
“Efektivitas Pendekatan Rational Emotive Behaviour Therapy Format Kelompok
untuk Meningkatkan Disiplin Siswa di SMAN 2 Padang” ini dapat diselesaikan
berkat bantuan dan bimbingan berbagai pihak, untuk itu peneliti sampaikan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Daharnis, M.Pd., Kons., selaku pembimbing I yang senantiasa
telah meluangkan waktu, memberikan motivasi, bimbingan, ide-ide untuk
kebaikan penulisan tesis ini.
2. Bapak Dr. Marjohan, M.Pd., Kons., selaku pembimbing II yang
senantiasa telah meluangkan waktu, memberikan motivasi, bimbingan, ide-ide
untuk kebaikan penulisan tesis ini.
3. Ibu Prof. Dr. Neviyarni S., M.S., Kons., selaku kontributor I dan
penimbang instrumen I yang telah memberikan masukan berupa ide, gagasan,
dan saran demi penyusunan tesis ini.
4. Ibu Dr. Yeni Karneli, M.Pd., Kons., selaku kontributor II dan
penimbang instrument II yang telah memberikan masukan berupa ide,
gagasan, dan saran demi penyusunan tesis ini.
5. Ibu Dr. Netrawati, M.Pd., Kons., selaku penimbang instrumen III yang
telah memberikan masukan berupa ide, gagasan, dan saran demi penyusunan
tesis ini.
6. Dosen Prodi S2 BK Universitas Negeri Padang, yang telah memberikan
ilmu pengetahuan pada proses perkuliahan, sehingga dapat peneliti terapkan
dalam menyusun tesis ini.
7. Pimpinan dan segenap staf tata usaha Program Studi S2 Bimbingan dan
Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang, yang
telah membantu peneliti dalam urusan administrasi.

vi
vii

8. Bapak Drs. Syamsul Bahri, M.Pd.I selaku kepala sekolah SMAN 2


Padang serta segenap staf, yang telah memberikan izin dan kerja sama
sehingga
kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian dan tesis ini dapat diselesaikan.

9. Kepada orangtua, ayahanda tercinta Nasum, dan ibunda tercinta Sumiati, serta
adik tersayang Mutiara Anugris, yang senantiasa memberikan do’a dan
motivasi untuk menyelesaikan tesis ini.
10. Kepada tunangan tercinta, Suprianto, S.Pd, yang senantiasa memberikan do’a
dan motivasi untuk menyelesaikan tesis ini.
11. Teman-teman mahasiswa Program Studi S2 Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang khususnya angkatan
2017 yang telah memberikan dukungan, semangat, perhatian, serta
masukan dalam menyusun tesis ini.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu peneliti dalam menyusun tesis ini.
Semoga Allah SWT meridhoi dan memberikan balasan untuk segala
bantuan yang telah diberikan. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan
tesis ini belum sempurna, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dan
masukan yang bersifat membangun dari semua pihak dan bermanfaat bagi kita
semua.
Padang, November 2019

Peneliti
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRACT...................................................................................................... i
ABSTRAK ....................................................................................................... ii
PERSETUJUAN AKHIR TESIS .................................................................. iii
PERSETUJUAN KOMISI UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN .. vi
SURAT PERNYATAAN ................................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 10
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 12
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 12
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 12
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 13
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .............................................................................. 15
1. Disiplin ..................................................................................... 15
a. Pengertian Disiplin ............................................................ 15
b. Tujuan dan Perlunya Disiplin ............................................ 16
c. Fungsi Disiplin .................................................................. 19
d. Unsur Pokok Disiplin ........................................................ 21
e. Ciri-ciri Disiplin ................................................................ 22
f. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin ................................ 25
g. Tata Tertib Sekolah ............................................................ 27
h. Tata Tertib SMAN 2 Padang ............................................. 29
i. Aspek-aspek Disiplin Siswa .............................................. 31

viii
ix

j. Contoh-contoh Pelanggaran Disiplin dengan


Alasan yang Irasional ....................................................... 34

k. Upaya Peningkatan Disiplin Siswa ................................... 36


2. Rational Emotive Behaviour Therapy ....................................... 43
a. Pandangan tentang Manusia menurut Pendekatan
Rational Emotive Behaviour Therapy ................................ 44

b. Prinsip Dasar Pendekatan Rational Emotive Behaviour


Therapy .............................................................................. 45

c. Asumsi Dasar Kepribadian Manusia Pendekatan


Rational Emotive Behaviour Therapy ................................ 46

d. Perilaku Bermasalah menurut Pendekatan Rational


Emotive Behaviour Therapy............................................... 49

e. Tujuan Pendekatan Rational Emotive Behaviour


Therapy ............................................................................. 49

f. Aplikasi Pendekatan Rational Emotive Behaviour


Therapy .............................................................................. 52

g. Teknik Pendekatan Rational Emotive Behaviour


Therapy .............................................................................. 53

h. Tahapan Pendekatan Rational Emotive Behaviour


Therapy .............................................................................. 58

i. Pendekatan Rational Emotive Behaviour Therapy


Format Kelompok .............................................................. 60

j. Peran dan Fungsi Pemimpin Kelompok............................. 60

3. Layanan Bimbingan Kelompok tanpa Pendekatan REBT......... 67

a. Pengertian Bimbingan Kelompok ...................................... 62

b. Tujuan Bimbingan Kelompok............................................ 63

c. Fungsi Bimbingan Kelompok ............................................ 65

d. Prinsip-prinsip Bimbingan Kelompok ............................... 66


x

e. Peranan pemimpin kelompok Bimbingan Kelompok ........ 66

f. Tahap-tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok .............. 69

g. Teknik-teknik dalam Bimbingan Kelompok...................... 74

h. Evaluasi Kegiatan Bimbingan Kelompok .......................... 75

4. Rasional Pendekatan Rational Emotive Behaviour Therapy


Format Kelompok untuk Meningkatkan Disiplin Siswa........... 76

B. Penelitian yang Relevan................................................................. 80


C. Kerangka Konseptual .................................................................... 82
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 85
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 86
B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 87
C. Definisi Operasional ...................................................................... 89
D. Pengembangan Instrumen Penelitian ............................................. 90
E. Prosedur Penelitian ....................................................................... 97
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 102
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 103
H. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 106
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian................................................................ 109
B. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 121
C. Pembahasan .................................................................................... 129
D. Keterbatasan Penelitian................................................................... 140
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 141
B. Implikasi ......................................................................................... 142
C. Saran ............................................................................................... 144
DAFTAR RUJUKAN ................................................................................... 146
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pelanggaran Disiplin Siswa SMAN 2 Padang Tahun


Ajaran 2017/2018 ..................................................................................... 4
2. Contoh-contoh Pelanggaran Disiplin dengan Alasan yang Irasional ....... 35

3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian .................................................................. 92


4. Skor Penilaian Instrumen........................................................................... 93
5. Validitas Butir Pernyataan Instumen Disiplin Siswa................................. 95
6. Hasil Uji Alpha Cronbach Instrumen Disiplin Siswa................................ 96
7. Rancangan Materi Pendekatan Rational Emotive Behaviour
Therapy Format Kelompok........................................................................ 98

8. Kategorisasi Disiplin Siswa ....................................................................... 104


9. Pelaksanaan Peningkatan Disiplin Siswa pada Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol .......................................................... 110

10. Skor Pretest masing-masing Disiplin Siswa pada Kelompok


Eksperimen dan Kelompok Kontrol .......................................................... 111

11. Hasil Uji Kesetaraan Kolmogorov-Smirnov 2 Independent


Samples Disiplin Siswa pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........... 112

12. Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Siswa Kelompok


Eksperimen dan Kelompok Kontrol (Pretest) .......................................... 113

13. Skor Posttest masing-masing Disiplin Siswa pada Kelompok


Eksperimen dan Kelompok Kontrol .......................................................... 114

14. Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Siswa pada Kelompok


Eksperimen dan Kelompok Kontrol (Posttest) ......................................... 115

15. Perbandingan Disiplin Siswa Kelompok Eksperimen Pretest


dan Posttest ............................................................................................... 116

16. Hasil Pretest dan Posttest Disiplin Siswa Kelompok Eksperimen ........... 117

17. Perbandingan Disiplin Siswa Kelompok Kontrol Pretest dan Posttest .... 119

18. Hasil Pretest dan Posttest Disiplin Siswa Kelompok Kontrol .................. 120

xi
xii

19. Hasil Analisis Wilcoxon Signed Ranks Test Perbedaan Disiplin


Siswa pada Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ........................ 123

20. Arah Perbedaan Pretest dan Posttest Disiplin Siswa Kelompok


Eksperimen ............................................................................................... 124

21. Hasil Analisis Wilcoxon Signed Ranks Test Perbedaan Disiplin


Siswa pada Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ................................. 125

22. Arah Perbedaan Pretest dan Posttest Disiplin Siswa Kelompok


Kontrol ...................................................................................................... 126

23. Hasil Analisis Kolmogorov Smirnov 2 Independent Samples


Disiplin Siswa pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........................ 127
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tahap Pembentukan........................................................................... 70
2. Tahap Peralihan ......................................................................................... 71
3. Tahap Kegiatan .......................................................................................... 73
4. Tahap Pengakhiran .................................................................................... 74
5. Kerangka Konseptual ................................................................................ 84
6. Rancangan Penelitian The Non Equivalent Control Group ...................... 86
7. Alur Pendekatan Rational Emotive Behaviour Therapy Format
Kelompok Model A-B-C-D-E ................................................................... 101

8. Kerangka Prosedur Penelitian ................................................................... 102

9. Histogram Hasil Pretest dan Posttest Disiplin Siswa pada


Kelompok Eksperimen .............................................................................. 118

10. Histogram Hasil Pretest dan Posttest Disiplin Siswa pada


Kelompok Kontrol ..................................................................................... 121

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Hala
man
1. Surat Permohonan Penggunaan Instrumen Penelitian dan Surat Izin
Penggunaan Instrumen Penelitian.............................................................. 153

2. Hasil Judgement Instrumen Penelitian ...................................................... 156


3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ................................................................... 167
4. Instrumen Penelitian Uji Coba................................................................... 169
5. Tabulasi Data Uji Coba Instrumen Penelitian .......................................... 176
6. Hasil Uji Validitas Instrumen .................................................................... 179
7. Hasil Uji Reliabelitas Instrumen................................................................ 183
8. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ................................................................... 185
9. Instrumen Penelitian .................................................................................. 187
10. Tabulasi Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol..... 193
11. Uji Kesetaraan Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ............... 199
12. Tabulasi Data Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ...................... 201
13. Tabulasi Data Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ............................. 203
14. Tabulasi Data Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 205
15. Uji Hipotesis .............................................................................................. 207
16. Daftar Hadir Siswa .................................................................................... 211
17. Kumpulan Surat Penelitian ........................................................................ 220
18. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 230

xiv
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disiplin diperlukan oleh siapa pun dan di mana pun. Hal itu disebabkan

di mana pun seseorang berada, di sana selalu ada peraturan dan tata tertib.

Sekolah sebagai salah satu tempat penerapan disiplin yang memiliki peraturan

dan tata tertib dalam mengembangkan potensi siswa (Tu’u, 2012). Oleh

karena itu, untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya, siswa

hendaknya mampu mengikuti proses belajar dengan baik terutama di sekolah

(Putu, Indrayani, & Suarni, 2013).

Bechuke & Debeila (2012) menjelaskan disiplin di sekolah ditujukan

untuk memastikan keselamatan pendidik dan siswa dalam menciptakan

lingkungan yang kondusif untuk belajar dan mengajar. Situasi kondusif akan

berdampak pada konsentrasi siswa dalam belajar, dan berdampak pada

peningkatan hasil belajar. Sebaliknya sekolah tidak kondusif akan

berpengaruh pada hasil belajar dan pembelajaran yang berdampak pada

rendahnya mutu dan hasil belajar siswa (Natalia, 2015).

Disiplin sangat penting diterapkan untuk meningkatkan prestasi belajar.

Hal ini berdasarkan hasil penelitian bahwa sikap disiplin belajar yang dimiliki

siswa menunjukkan hubungan positif dengan prestasi belajar siswa (Wisnu &

Kurniawan, 2007). Riyadi (2011) dalam penelitiannya menemukan terdapat

korelasi yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi

belajar siswa. Selanjutnya penelitian Ariananda, Hasan, & Rakhman (2014)

menyatakan bahwa disiplin siswa di sekolah memberikan pengaruh terhadap

1
2

prestasi belajar siswa. Yanti & Rosalina (2016) juga menyatakan bahwa

disiplin memiliki hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar.

Disiplin terbentuk sebagai hasil dari proses pembinaan yang dilakukan

sejak di lingkungan keluarga dan berlanjut dalam pendidikan di sekolah

sebagai tempat penting bagi pengembangan disiplin. Disiplin pada diri siswa

dapat tumbuh dengan bantuan guru Bimbingan dan Konseling sebagai

pendidik yang dilakukan secara bertahap dan sedikit demi sedikit (Dani,

Suarni, & Sulastri, 2013).

Indonesia merupakan salah satu negara yang menunjukkan fenomena

tentang kurang disiplin yang terjadi pada siswa. Misalnya, seringkali slogan-

slogan di berbagai tempat terutama di sekolah, yang berisi himbauan untuk

menaati peraturan akan tetapi slogan tersebut tidak dipedulikan. Siswa masih

membuang sampah sembarangan, selain itu siswa juga merobek-robek kertas

dan membuangnya di dalam kelas padahal di tempat-tempat tersebut telah

disediakan tempat sampah (Sari & Syamsi, 2015). Alasan irasional siswa

tidak disiplin dalam berpakaian adalah: 1) merusak penampilan, 2) mengikuti

gaya/ikut-ikutan, 3) pengaruh teman sebaya, 4) sanksi kurang tegas. Adapun

tujuan dari siswa melanggar disiplin dalam berpakaian adalah: 1) supaya

terlihat hebat di hadapan teman sebaya, 2) ingin bergaul dengan teman/grup,

3) solidaritas (kompak), dan 4) ingin terlihat berbeda (Asmi, 2018), dan

mengikuti trend (celana yang botol dan baju yang ketat) menjadi alasan

irasional para siswa SMA Negeri 18 Makassar (Arsaf, 2016).


3

Alasan irasional pelanggaran disiplin dalam memanfaatkan waktu

dimulai dari siswa terlambat bangun dikarenakan tidur terlalu larut pada

malam hari, kurang mempunyai persiapan untuk kegiatan di kelas hal ini

terjadi karena siswa tidak mempersiapkan keperluan di malam hari dan

kurang menyukai pelajaran tertentu sehingga melambat-lambatkan diri hadir

ke sekolah (Umaria, 2019) selain itu ada rasa malas yang timbul dari dalam

diri siswa (Arsaf, 2016).

Ariananda, Hasan, & Rakhman (2014) menyatakan bahwa aspek

disiplin meliputi kehadiran, etika dan sopan santun, ketepatan penyelesaian

tugas, dan kerapian berpakaian siswa berada dalam kategori kurang baik yaitu

berada pada angka 55%. Penelitian lain menemukan masalah-masalah disiplin

yang paling sering terjadi, yaitu berbisik-bisik sebanyak 34,86%, tidak bisa

duduk sebanyak 23,30%, gelisah sebanyak 13,79%, dan kurangnya perhatian

sebanyak 8,86% (Geiger, 2000).

SMAN 2 Padang sebagai lokasi penelitian dipilih karena merupakan

salah satu sekolah yang memiliki peraturan disiplin siswa yang tinggi.

Berdasarkan hasil pengumpulan data awal di SMAN 2 Padang, dapat

diketahui pelanggaran disiplin siswa SMAN 2 Padang Tahun Ajaran

2017/2018 pada Tabel 1 sebagai berikut.


4

Tabel 1. Pelanggaran Disiplin Siswa SMAN 2 Padang Tahun Ajaran


2017/2018
No Jenis Pelanggaran %
1 Terlambat 21,875
2 Tidak masuk sekolah tanpa keterangan (Alfa) 21,875
3 Keluar masuk kelas pada saat PBM 15,625
4 Berfoto tidak sopan menggunakan lambang sekolah 12,5
5 Merokok 3,125
6 Membolos 15,625
7 Tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru 6,25
8 Tidur di dalam kelas 3,125
Sumber: Buku pelanggaran disiplin siswa dan buku guru piket yang ada di
SMAN 2 Padang

Hasil wawancara dengan guru BK dan Mahasiswa PPL di SMAN 2

Padang yang dilakukan peneliti pada tanggal 12-13 Juli 2018 mengungkapkan

bahwa tata tertib yang dibuat masih sering dilanggar, diketahui bahwa rata-

rata 20 orang siswa datang terlambat setiap harinya, dan pada hari tertentu

mencapai 100 siswa yang terlambat, pada saat jam pelajaran berlangsung

maupun pada saat pergantian jam pelajaran masih terlihat siswa yang keluar

masuk kelas, masih banyak ditemukan siswa yang memakai sepatu selain

warna hitam, masih ada siswa yang mengeluarkan baju, secara umum ada

beberapa siswa yang tidak menggunakan baju seragam pada hari yang sudah

ditentukan, khusus pada mata pelajaran pendidikan jasmani banyak siswa

yang tidak menggunakan baju seragam olahraga, masih ada siswa yang

membolos dan absen, masih ada siswa yang menumpuk atau melalaikan tugas

yang diberikan guru.

Pelanggaran disiplin yang terjadi di sekolah berdampak pada

serangkaian kerusuhan, perusakan properti sekolah, sifat suka merusak

(Salgong, Ngumi, & Chege, 2016). Pelanggaran disiplin dapat menyebabkan


5

stress untuk para pendidik (Sadik, 2017). Penelitian Bechuke & Debeila

(2012) menemukan bahwa proses belajar mengajar terhambat apabila

perilaku siswa mengganggu proses belajar dan mengajar.

Pelanggaran disiplin akan berdampak pada proses belajar mengajar

disekolah sehingga perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan disiplin dari pihak

sekolah dapat dilakukan dengan pemberian pelayanan bimbingan dan

konseling yang sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram

yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling (BK)

untuk memfasilitasi perkembangan siswa mencapai kemandirian dalam

kehidupannya (Kemendikbud, 2014).

Berdasarkan data dari National Center for Education Statistics (Osodo,

Osodo, Mito, Raburu, & Aloka, 2016) bahwa di Amerika Serikat, layanan

Bimbingan dan Konseling dilaporkan memiliki dampak positif pada prestasi

akademik dan perilaku siswa. Layanan bimbingan dan konseling membantu

siswa membuat keputusan yang realistik, meningkatkan kesadaran diri dan

membawa perubahan untuk siswa yang tidak disiplin (Salgong, Ngumi, &

Chege, 2016). Penelitian lain menemukan bahwa peran Bimbingan dan

Konseling adalah untuk mencegah siswa melakukan pelanggaran disiplin

(Stanley, 2014). Salgong, Ngumi, & Chege (2016) menemukan ada cukup

bukti bahwa kurangnya layanan bimbingan dan konseling pada siswa

menyebabkan ketidakdisiplinan.
6

Fiana, Daharnis, & Ridha (2013) dalam implikasi temuan penelitiannya

menjelaskan layanan yang dapat dilaksanakan dalam penanganan disiplin

siswa diantaranya: layanan orientasi, layanan informasi, layanan konseling

individual, layanan bimbingan kelompok, dan layanan konseling kelompok.

Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki pendekatan-pendekatan dalam

rangka meningkatkan disiplin siswa, salah satunya yaitu melalui pendekatan

Rational Emotive Behavior Therapy (selanjutnya disebut REBT) yang

bertujuan untuk memperbaiki dan mengubah keyakinan, cara berpikir, sikap,

persepsi, serta pandangan yang irasional menjadi rasional, sehingga siswa

dapat mengembangkan diri dan mencapai realisasi diri yang optimal.

Guru BK di SMAN 2 Padang sudah memberikan pelayanan bimbingan

dan konseling untuk meningkatkan disiplin siswa, namun guru BK di SMAN

2 Padang belum secara eksplisit melaksanakan peningkatan disiplin siswa

dengan pendekatan REBT format kelompok. Ellis (Holt & Austad, 2013)

menjelaskan tujuan utama REBT adalah untuk membuat perubahan

pemikiran mendalam dalam bidang ego gangguan dan ketidaknyamanan, lalu

individu perlu melepas pikiran irasional dan menggantinya dengan pikiran

yang rasional.

Froggatt (2005) menjelaskan hampir semua emosi dan perilaku manusia

adalah hasil dari apa yang dipikirkan individu, menganggap atau percaya

(tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia umumnya). Pelanggaran

disiplin timbul dari pikiran-pikiran irasional siswa, sebuah teori menjelaskan

bahwa pikiran adalah konsep pusat REBT yang menyumbang suara terbanyak
7

dalam kehidupan individu (Holt & Austad, 2013). Tinggi dan rendahnya

disiplin siswa dipengaruhi oleh pemikiran rasional dan irrasional siswa

(Ningsih, 2015).

Wood, Barker, Turner, & Sheffield (2018) menjelaskan REBT adalah

pendekatan psikoterapi yang mempromosikan kesehatan psikologis. REBT

menjelaskan keyakinan irasional tentang kesulitan (misalnya penolakan)

mengarah pada emosi negatif yang tidak sehat (misalnya pelanggaran) serta

perilaku disfungsional. Sedangkan keyakinan rasional tentang kesulitan

mengarah pada kesehatan emosi negatif (misalnya, perhatian, kesedihan, dan

penyesalan) dan perilaku fungsional. Keyakinan irasional ditandai sebagai

dogmatis, kaku, tidak konsisten dengan realitas sosial, dan menghambat

pencapaian tujuan jangka panjang. Sebaliknya, keyakinan rasional ditandai

sebagai fleksibel, fungsional, konsisten dengan realitas sosial, dan membantu

pencapaian tujuan jangka panjang.

Liu, Ho, & Song (2011) menjelaskan REBT sebagai bentuk psikoterapi

efektif menangani permasalahan-permasalahan disfungsional pikiran, emosi

dan tindakan dalam kehidupan nyata. Holt & Austad (2013) menjelaskan

metode studi REBT dapat mendorong orang untuk berpikir kritis dan untuk

mengejar kebenaran. Warren & Hale (2016) dalam penelitiannya membahas

teori dan bukti-bukti empiris yang menunjukkan bahwa REBT mampu

mendorong perkembangan faktor non kognitif siswa.


8

Latipun (2008) menjelaskan bahwa klien yang cocok untuk REBT

adalah klien yang mengalami gangguan karakter, pelanggaran disiplin,

gangguan neurotik, gangguan psikosomatik, mengalami kecemasan tingkat

sedang, ketidakmampuan dalam hubungan interpersonal, problem

perkawinan, keterampilan dalam pengasuhan, dan disfungsi seksual. Secara

keseluruhan pendekatan REBT efektif dilaksanakan, dengan catatan gangguan

tidak terlalu serius. REBT dapat meningkatkan secara signifikan masalah

disiplin siswa di sekolah menengah perkotaan yang besar seperti perhatian

anak terhadap pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah, kelompok eksperimen

menunjukkan perubahan yang luar biasa dari pada kelompok kontrol (Zelie,

Stone, & Lehr, 1980).

Konseling kelompok dengan pendekatan REBT dapat menangani

masalah kedisiplinan. REBT mampu mengubah keyakinan irasional siswa

yang tidak disiplin dari faktor eksternal maupun internal menjadi keyakinan

rasional yaitu siswa yang tidak disiplin berubah lebih baik (Amir, 2014).

Diswantika (2016) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara skor per aspek disiplin diri peserta didik kelompok

eksperimen pada saat sebelum dan sesudah menerima perlakuan berupa

konseling melalui teknik self-talk dalam pendekatan REBT untuk

meningkatkan disiplin siswa.

Pendekatan REBT dapat diterapkan melalui format individual,

pasangan atau keluarga dan kelompok (Corey, 2013a). Secara garis besar

dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan REBT format kelompok


9

merupakan teori dan praktik konseling yang relatif tepat untuk meningkatkan

disiplin siswa yaitu merubah cara berpikir siswa yang tidak logis atau

irasional dan menggantinya dengan cara berpikir yang logis atau rasional.

Corey (2013b) menjelaskan beberapa teknik kognitif yang digunakan

dalam kelompok antara lain teaching the A-B-Cs of REBT yaitu anggota

kelompok diperlihatkan cara untuk menerapkan teori ABC untuk masalah

praktis yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga anggota

kelompok dapat cepat belajar dan mengetahui bagaimana menghadapi kondisi

yang mengganggu mereka sendiri. Selain itu juga teknik cognitive homework

berfungsi untuk mengajak anggota kelompok membuat daftar masalah

mereka, mencari keyakinan absolutis mereka dan sengketa keyakinan ini.

Pendekatan REBT format kelompok mengajak semua anggota

kelompok belajar untuk menerapkan prinsip-prinsip REBT. Anggota

kelompok memperoleh kesempatan untuk mempraktikkan tingkah laku-

tingkah laku baru yang melibatkan pengambilan risiko dan untuk penerapan

disiplin sekolah. Bentuk pendekatan REBT format kelompok berfokus pada

C, yakni teknik untuk mengubah pikiran pelanggaran disiplin siswa dalam

berbagai situasi yang nyata (Corey, 2013a). Demikian pula Bernard &

Digiuseppe (Warren & Edwin R Gerler, 2013) menjelaskan bahwa REBT

format kelompok dapat mengurangi keyakinan irasional dan mempromosikan

kesehatan mental yang positif.


10

Berdasarkan permasalahan dan temuan penelitian yang dipaparkan di

atas diketahui bahwa REBT efektif mengurangi berbagai masalah keyakinan

irasional siswa, namun guru BK di SMAN 2 Padang belum secara eksplisit

memberikan pelayanan bimbingan dan konseling dengan pendekatan REBT

format kelompok. Oleh karena itu penting dilakukan penelitian eksperimen

dengan judul “Efektivitas Pendekatan Rational Emotive Behaviour Therapy

Format Kelompok untuk Meningkatkan Disiplin Siswa di SMAN 2 Padang”.

B. Identifikasi Masalah
Setiap siswa diharapkan untuk menunjukkan ketaatan atau kepatuhan

terhadap peraturan atau tata tertib yang telah ada. Perilaku, aturan dan tata

tertib yang berlaku di sekolah tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu ketaatan siswa terhadap berbagai peraturan dan tata tertib yang berlaku

di sekolah, itu biasa disebut dengan disiplin siswa (Sudrajat, 2008).

Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin pada setiap individu yaitu:

1) faktor predisposisi seperti keyakinan, kepercayaan, pengetahuan, sikap,

nilai-nilai dan tradisi, 2) faktor pemungkin seperti umur, status sosial

ekonomi, pendidikan, prasarana dan sarana serta sumber daya dan, 3) faktor

pendorong atau penguat seperti adanya contoh yang menjadi panutan

(Natalia, Firman, & Daharnis, 2015). Berdasarkan faktor tersebut, keyakinan

termasuk salah satu yang mempengaruhi perilaku individu, keyakinan

rasional mempengaruhi tingkat disiplin yang tinggi sedangkan keyakinan

irasional mempengaruhi tingkat disiplin yang rendah.


11

Suryadi (2012) menjelaskan bahwa penyebab utama terjadinya krisis

disiplin di kalangan siswa, lulusan, pendidik, bahkan pengelola pendidikan,

adalah terjadinya dikotomisasi yaitu pemisahan secara tegas antara

pendidikan intelektual di satu pihak dan pendidikan nilai di lain pihak.

Padahal ada tiga domain dalam pembelajaran yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotor harus dikembangkan secara komprehensif dalam pembelajaran.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru BK untuk meningkatkan

disiplin siswa yaitu dengan pendekatan REBT format kelompok, dengan

mengoptimalkan dan mengaktifkan anggota kelompok berlatih merasionalkan

pemikiran yang selama ini memiliki keyakinan irasional di dalam diri siswa

yang menimbulkan pelanggaran disiplin menjadi keyakinan rasional yaitu

pikiran yang efektif dan filosofi pribadi baru yang akan membantu siswa

mencapai kepuasan hidup dan berdampak pada meningkatnya disiplin siswa.

Berdasarkan pengkajian di atas, maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut.

1. Masih ada siswa yang datang terlambat setiap harinya.

2. Masih terlihat siswa yang keluar masuk kelas pada saat jam mata

pelajaran berlangsung maupun pada saat pergantian jam mata pelajaran.

3. Masih ditemukan siswa yang memakai sepatu selain warna hitam.

4. Masih ada siswa yang mengeluarkan baju.

5. Masih ada siswa yang membolos dan merokok.

6. Masih ada siswa yang menumpuk atau melalaikan tugas yang diberikan

guru.
12

7. Masih ada siswa yang membuka hand phone saat proses belajar

mengajar.

8. Guru BK belum secara eksplisit menerapkan pendekatan REBT baik

format individual maupun kelompok di SMAN 2 Padang.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dalam penelitian, maka batasan

permasalahan dalam penelitian terfokus pada peningkatan disiplin siswa

dengan pendekatan REBT format kelompok di SMAN 2 Padang.

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah secara umum dalam penelitian ini adalah apakah

pendekatan REBT format kelompok efektif meningkatkan disiplin siswa.

Selanjutnya yang menjadi rumusan masalah secara khusus sebagai berikut.

1. Apakah terdapat perbedaan disiplin siswa pada kelompok eksperimen

sebelum dan sesudah diberikan pendekatan REBT format kelompok?

2. Apakah terdapat perbedaan disiplin siswa pada kelompok kontrol

sebelum dan sesudah tanpa diberikan pendekatan REBT?

3. Apakah terdapat perbedaan disiplin siswa kelompok eksperimen yang

diberikan pendekatan REBT format kelompok dan kelompok kontrol

tanpa diberikan pendekatan REBT?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan secara umum dari penelitian

ini yakni untuk mendeskripsikan dan mengungkapkan efektivitas pendekatan


13

REBT format kelompok dalam meningkatkan disiplin siswa. Selanjutnya,

tujuan khusus penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan:

1. Perbedaan tingkat disiplin siswa pada kelompok eksperimen sebelum

dan sesudah diberikan pendekatan REBT format kelompok.

2. Perbedaan tingkat disiplin siswa pada kelompok kontrol sebelum dan

sesudah tanpa diberikan pendekatan REBT.

3. Perbedaan tingkat disiplin siswa pada kelompok eksperimen yang

diberikan pendekatan REBT format kelompok dan kelompok kontrol

tanpa diberikan pendekatan REBT.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

dalam khazanah intelektual mengenai efektivitas pendekatan REBT format

kelompok untuk meningkatkan disiplin siswa serta memperkaya ilmu

pengetahuan (knowledge) dan pemahaman (understanding) mengenai teori

disiplin siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Program Studi S2 Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Padang, agar dapat menghasilkan

magister yang profesional di lapangan dan lingkungan pendidikan

dalam pelaksanaan pendekatan REBT format kelompok untuk

meningkatkan disiplin siswa.


14

b. Bagi Dinas Pendidikan, sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan

workshop kepada MGBK dalam upaya pengembangan pendekatan

REBT format kelompok untuk meningkatkan disiplin siswa.

c. Bagi SMAN 2 Padang, sebagai bahan masukan konselor/guru BK

dalam membuat program sekolah agar masalah yang dialami siswa

khususnya dalam hal disiplin siswa yang rendah, dapat teratasi dengan

baik sehingga dapat meningkatkan proses belajar siswa dan mencapai

perkembangan ke arah yang optimal.

d. Bagi siswa, sebagai bantuan untuk meningkatkan disiplin siswa dalam

mematuhi tata tertib sekolah terutama tata tertib SMAN 2 Padang.

e. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan untuk meningkatkan minat

melakukan penelitian dan berguna dalam menghadapi masalah,

terutama masalah yang berkaitan dengan disiplin dan pengembangan

pendekatan REBT format kelompok.


BAB II KAJIAN
PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Disiplin
a. Pengertian Disiplin

Pengertian disiplin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) adalah tata tertib (di sekolah, kemiliteran, dan sebagainya),

ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya),

bidang studi yang memiliki objek, sistem dan metode tertentu (KBBI,

2013). Hurlock (2013) menjelaskan disiplin berasal dari kata disciple,

yakni seseorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti

seorang pemimpin. Orangtua dan guru merupakan pemimpin, dan anak

merupakan siswa yang belajar dari mereka cara hidup yang berguna dan

bahagia, jadi disiplin merupakan cara masyarakat mengajar anak

perilaku dan moral. Amri (2013) menjelaskan disiplin adalah sikap

seseorang yang menunjukkan ketaatan atau kepatuhan terhadap

peraturan atau tata tertib yang telah ada dan dilakukan dengan senang

hati dan kesadaran diri.

Berdasarkan pendapat di atas maka disimpulkan bahwa disiplin

adalah dasar perilaku seseorang yang berpengaruh besar terhadap segala

hal, baik urusan belajar maupun kepentingan pribadi, sosial dan karier.

Disiplin merupakan sikap yang wajib ada pada semua siswa dan untuk

memiliki tingkat disiplin tinggi dalam mengerjakan apapun, maka

dibutuhkan latihan dengan kesadaran diri akan pentingnya sikap

disiplin sehingga menjadi suatu landasan yang kuat bagi siswa.

15
16

Disiplin siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa

terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di

sekolah, yang meliputi jam masuk dan keluar sekolah, kepatuhan siswa

dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah.

b. Tujuan dan Pentingnya Disiplin

Humphreys, weber, & Yavuzer (Sadik, 2017) menjelaskan tujuan

disiplin adalah untuk mengembangkan tanggung jawab dan

keterampilan pengendalian diri siswa dengan mendukung

pengembangan mental, emosional dan sosial mereka. White (1998)

menyatakan bahwa tujuan disiplin adalah pemerintahan atas diri,

menaklukkan kuasa kemauan, memperbaiki kebiasaan-kebiasaan,

menghancurkan benteng setan, mengajarkan menghormati orangtua dan

Ilahi serta perbuatan atas dasar prinsip. Sementara Durkheim (1990)

menyatakan bahwa disiplin mempunyai tujuan ganda yaitu

mengembangkan suatu keteraturan perilaku manusia dan memberi suatu

sasaran tertentu yang sekaligus membatasi cakrawala nya.

Durkheim (1990) melihat pelaksanaan pembinaan kedisiplinan

mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka

panjang. Tujuan jangka pendek pembinaan kedisiplinan adalah untuk

membuat anak-anak terlatih dan terkontrol, dengan mengajarkan

mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang pantas atau yang masih asing

bagi mereka. Sedangkan tujuan jangka panjang pembinaan kedisiplinan

adalah perkembangan dari pengendalian diri (self control) dan


17

pengarahan diri sendiri (self direction), sehingga anak dapat

mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh dari luar.

Pengendalian diri berarti menguasai tingkah laku diri sendiri

dengan berpedoman kepada norma-norma yang jelas, standar-standar,

dan aturan-aturan yang sudah menjadi milik diri sendiri. Dengan

demikian, tujuan pembinaan secara umum adalah untuk menanamkan

kesadaran pada anak supaya bertingkah laku berdasarkan nilai-nilai

agama, nilai budaya, aturan-aturan pergaulan, pandangan hidup, dan

sikap hidup yang bermakna bagi anak sehingga memiliki kepribadian

baik dan disiplin diri (Durkheim, 1990).

Disiplin siswa apabila dikembangkan dan diterapkan dengan baik,

konsisten dan konsekuen akan berdampak positif bagi kehidupan dan

perilaku siswa itu sendiri. Disiplin dapat mendorong mereka belajar

secara nyata dalam praktik hidup di sekolah tentang hal-hal positif

(melakukan hal-hal yang lurus dan benar), dan menjauhi hal-hal negatif.

Dengan disiplin, siswa belajar beradaptasi dengan lingkungan yang baik

itu, sehingga muncul keseimbangan diri dalam hubungan dengan orang

yang lain. Jadi, disiplin bertujuan menata perilaku seseorang dalam

hubungannya di tengah-tengah lingkungan. Rachman (1999)

menjelaskan pentingnya disiplin bagi siswa sebagai berikut.


18

1) Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak

menyimpang.

2) Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan

tuntutan lingkungan.

3) Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan siswa

terhadap lingkungannya.

4) Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan

individu lainnya.

5) Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.

6) Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.

7) Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif

dan bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan.

8) Kebiasaan baik itu menyebabkan ketenangan jiwa dan lingkungan.

Berdasarkan pendapat ahli yang diuraikan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa disiplin sangat penting bagi para siswa agar siswa

tersebut bisa menjalankan kehidupan dengan baik, positif dan dapat

menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan. Selain itu, Tu’u (2012)

menjelaskan disiplin itu penting karena alasan sebagai berikut.

1) Dengan disiplin yang muncul karena kesadaran diri, siswa berhasil

dalam belajar. Sebaliknya siswa yang sering kali melanggar

ketentuan sekolah pada umumnya terhambat di dalam proses

optimalisasi potensi dan prestasi.


19

2) Tanpa disiplin yang baik, suasana sekolah dan juga kelas, menjadi

kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif,

disiplin memberi dukungan lingkungan yang tenang dan tertib bagi

proses pembelajaran.

3) Orangtua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan

dengan norma-norma, nilai kehidupan dan disiplin. Dengan

demikian, anak-anak dapat menjadi individu yang tertib, teratur,

dan disiplin.

4) Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses. Kesadaran

pentingnya norma, aturan, kepatuhan dan ketaatan merupakan

prasyarat kesuksesan seseorang.

Berdasarkan pernyataan yang telah diuraikan tersebut, maka

dapat diambil kesimpulan, apabila disiplin muncul dari diri siswa

sendiri maka siswa berhasil dalam belajar, selanjutnya apabila tidak

ada disiplin maka suasana kelas kurang kondusif.

c. Fungsi Disiplin
Tu’u (2012) menyatakan fungsi-fungsi disiplin bagi siswa yaitu
sebagai berikut.
1) Menata Kehidupan Bersama

Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya

perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi

peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain

dan hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar.


20

2) Membangun Kepribadian

Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh

faktor lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-masing

lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan

kepribadian yang baik.

3) Melatih Kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin

terbentuk melalui latihan.

4) Pemaksaan

Disiplin dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan

dari luar, misalnya ketika seorang siswa yang kurang disiplin

masuk ke satu sekolah yang memiliki disiplin tinggi, terpaksa harus

mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut.

5) Hukuman

Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau

hukuman bagi yang melanggar tata tertib.

6) Menciptakan Lingkungan yang Kondusif

Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses

dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar dan memberi

pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan

yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran.


21

Dari pendapat ahli yang telah diuraikan tersebut, dapat disimpulkan

bahwa fungsi disiplin yaitu agar kehidupan siswa tertata dengan baik

dengan kepribadian yang tumbuh dan berkembang di dalam diri siswa

untuk bersikap disiplin. Disiplin dapat menciptakan lingkungan yang

kondusif melalui proses pemaksaan dan hukuman terhadap tata tertib

yang berlaku di lingkungan sekolah.

d. Unsur Pokok Disiplin


Disiplin diharapkan mampu mendidik siswa untuk berperilaku

sesuai standar yang ditetapkan suatu kelompok sosial, ada empat unsur

pokok disiplin, yaitu: peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi

dalam peraturan tersebut dan dalam cara yang digunakan untuk

mengajarkan dan memaksanya, hukuman untuk pelanggaran peraturan,

dan penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan

peraturan yang berlaku. Menjaga disiplin sekolah jangka panjang, pihak

sekolah harus menerapkan strategi disiplin yang tidak memaksa, tegas,

dan tidak membeda-bedakan (Bechuke & Debeila, 2012). Hurlock

(2013) menjabarkan ada empat unsur pokok disiplin yaitu:

1) Peraturan

Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku.

Pola tersebut mungkin ditetapkan orang lain, guru atau teman

bermain. Tujuannya membekali siswa dengan perilaku yang

disetujui dalam situasi tertentu misalnya peraturan sekolah dan

peraturan di rumah.
22

2) Hukuman
Hukuman mempunyai peran antara lain menghalangi

pengulangan tindakan yang tidak diinginkan oleh masyarakat,

mendidik anak membedakan mana yang benar dan mana yang

salah, serta memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang

tidak diterima masyarakat.

3) Penghargaan

Penghargaan berarti tiap bentuk penghargaan untuk suatu

hasil yang baik. Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi

dapat berupa kata-kata pujian, senyuman atau tepukan di

punggung.

4) Konsistensi

Konsistensi adalah tingkat keseragaman atau stabilitas. Ia

tidak sama dengan ketetapan, yang tidak ada perubahan.

Sebaliknya, artinya ialah suatu kencenderungan menuju kesamaan

Dari pendapat ahli yang telah diuraikan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa unsur pokok disiplin meliputi; peraturan,

hukuman, penghargaan dan konsistensi agar tebentuknya perilaku yang

baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku.

e. Ciri-ciri Disiplin

Supardi (2013) mengemukakan secara umum ciri-ciri siswa pada

sekolah yang efektif adalah sebagai berikut.

1) Memiliki intelegensi yang normal, bahkan di atas rata-rata.


23

2) Belajar dengan sungguh-sungguh, terbukti dengan selalu

mengerjakan PR, dan nilai ulangan tidak kurang dari 7.

3) Tingkat bolos siswa hanya 1%, kecuali sakit dan izin.

4) Siswa responsif terhadap kegiatan sekolah dan mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler berdasarkan minat dan bakatnya.

5) Organisasi siswa tidak sepi dari kegiatan.

6) Memperoleh berbagai penghargaan sehubungan dengan aktivitas

siswa secara akademis maupun kegiatan hobi atau ekstrakurikuler.

7) Siswa berhubungan baik dengan guru dan personil lain secara

empati.

Selanjutnya Durkheim (1990) menjelaskan ada beberapa ciri-

ciri disiplin yang ada di sekolah sebagai berikut.

1) Patuh pada peraturan sekolah.

2) Melaksanakan tugasnya yaitu belajar.

3) Teratur masuk kelas.

4) Harus tiba pada waktu yang telah ditetapkan.

5) Tidak membuat onar.

6) Mengerjakan pekerjaan rumah.

Susilowati (2005) menjelaskan ciri-ciri siswa yang memiliki

tingkat disiplin yang tinggi adalah sebagai berikut.

1) Ketaatan, adalah suatu sikap/perilaku individu yang apa-apa

menurut dirinya perintah atau aturan yang harus dijalaninya dengan

terlebih dahulu mempertimbangkan kebenaran perintah itu.


24

2) Kepatuhan, adalah sikap atau perilaku individu yang tunduk atas

segala perintah atau atauran tanpa mengkaji terlebih dahulu

kebenaran perintah tersebut.

3) Kesetiaan, adalah perilaku individu yang berkelanjutan

melaksanakan aturan.

4) Keteraturan, adalah sikap atau perilaku individu yang

melaksanakan aturan atau perintah dan mengikutinya secara tetap.

5) Ketertiban, adalah sikap dalam menjalankan aturan menurut urutan

dan tahapan yang benar.

6) Komitmen, adalah sikap individu dalam menjalankan aturan

dengan penuh rasa tanggung jawab.

7) Konsisten, adalah sikap individu dalam menjalankan aturan yang

tidak pernah tergiur oleh gangguan lain atau teguh pendirian.

Berdasarkan pendapat ahli yang telah diuraikan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa ciri-ciri disiplin dapat dilihat dari sikap yang terpuji

terhadap suatu peraturan yang berlaku, seperti patuh pada peraturan

sekolah, melaksanakan tugasnya yaitu belajar, teratur masuk kelas, tiba

pada waktu yang telah ditetapkan, tidak membuat onar, dan mengerjakan

pekerjaan rumah.

f. Faktor yang Mempengaruhi Disiplin

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan disiplin itu sendiri.

Hamalik (2011) mengemukakan faktor-fator yang mempengaruhi disiplin

ialah sebagai berikut.


25

1) Faktor internal, yaitu yang bersumber dari dalam diri anak sendiri,

yang disebabkan oleh implikasi perkembangan sendiri seperti tidak

terpuaskan, kurang cerdas, kurang kuat ingatannya atau energi yang

berlebihan.

2) Faktor eksternal yaitu bersumber pada pengaruh-pengaruh dari luar

diri anak, seperti sikap guru dan personil sekolah lainnya yang

kurang baik.

Tu’u (2012) menjelaskan ada enam faktor terjadinya pelanggaran

disiplin di sekolah yaitu:

1) Disiplin sekolah yang kurang direncanakan dengan baik dan

mantap.

2) Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya kurang baik dan

kurang dimonitor oleh kepala sekolah.

3) Penerapan disiplin yang tidak konsisten dan tidak konsekuen.

4) Kebijakan kepala sekolah yang belum memprioritaskan

peningkatan dan pemantapan disiplin sekolah.

5) Kurang kerjasama dan dukungan guru-guru dalam perencanaan

implementasi disiplin sekolah.

6) Siswa di sekolah tersebut banyak berasal dari siswa bermasalah

dalam disiplin diri. Mereka ini cenderung melanggar dan

mengabaikan tata tertib sekolah.

Maslow (Tu’u, 2012) menyatakan tingkah laku individu dimotivasi

oleh pemenuhan kebutuhan yang bertingkat seperti piramida. Kebutuhan


26

tersebut terdiri dari kebutuhan jasmani, kebutuhan rasa aman, kebutuhan

sosial, kebutuhan penghargaan diri, kebutuhan aktualisasi diri.

Pemenuhan kebutuhan ini menyebabkan adanya tingkah laku yang positif

dan negatif.

Tu’u (2012) menjelaskan bahwa tingkah laku disiplin dapat juga

dilihat dari teori Maslow tersebut. Ketaatan sebagai upaya mencapai dan

memenuhi kebutuhan Maslow. Sementara pelanggaran disiplin sebagai

reaksi negatif karena kurang terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut,

misalnya kurang perhatian dan kasih sayang, kurang penghargaan,

hubungan sosial kurang baik, kebutuhan fisik yang belum tercukupi

terjadi karena:

1) Disiplin sekolah yang kurang direncanakan dengan baik dan

optimal.

2) Perencanaan yang baik, tetapi implementasinya kurang baik dan

kurang dimonitor oleh kepala sekolah.

3) Penerapan disiplin yang kurang konsisten dan tidak konsekuen.

4) Kebijakan kepala sekolah yang belum memprioritaskan

peningkatan dan pemantapan disiplin sekolah.

5) Kurang kerjasama dan dukungan guru-guru dalam perencanaan dan

implementasi disiplin sekolah.

6) Kurangnya dukungan dan partisipasi orangtua dalam menangani

disiplin sekolah, secara khusus siswa yang bermasalah.


27

7) Siswa di sekolah tersebut banyak yang berasal dari siswa

bermasalah dalam disiplin diri. Mereka ini cenderung melanggar

dan mengabaikan tata tertib sekolah.

Dari pendapat ahli yang telah diuraikan tersebut, dapat disimpulkan

bahwa faktor yang mempengaruhi disiplin muncul dari faktor internal

dan faktor eksternal. Selain itu juga faktor yang mempengaruhi disiplin

bisa dilihat dari teori kebutuhan Maslow. Sementara pelanggaran disiplin

sebagai reaksi negatif karena kurang terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan

tersebut.

g. Tata Tertib Sekolah


Tata tertib adalah kaidah, aturan, susunan atau cara menyusun

sistem. Tata tertib sekolah adalah serangkaian peraturan, tata nilai, atau

nilai moral yang berlaku di lembaga sekolah guna menciptakan suasana

belajar yang efektif (KBBI, 2013). Biasanya pelaksanaan tata tertib

sekolah dilengkapi dengan seperangkat sanksi dan hukuman, yang

dikenakan kepada siswa yang melanggar tata tertib tersebut.

Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak

lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di

sekolah, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan

aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaaan

siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya

itu biasa disebut disiplin siswa.

Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya

yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin


28

sekolah adalah usaha sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak

menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai

dengan norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.

Adapun tujuan tata tertib adalah mewujudkan ketentraman,

kenyamanan. Depdiknas (2001) menjelaskan ada empat tujuan tata tertib

yang ada di sekolah yaitu:

1) Memahami dasar pemikiran pentingnya pendidikan pekerti dalam

pratik kehidupan sekolah, untuk membentuk akhlak dan

kepribadian siswa melalui penciptaan iklim dan kultur sekolah

yang kondusif dalam menunjang proses pembelajaran.

2) Memahami acuan nilai norma serta aspek-aspek yang perlu

dikembangkan dalam penyusunan tata tertib sekolah bagi siswa,

kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lain, serta tata

hubungan sekolah dengan orangtua dan masyarakat pada

umumnya.

3) Menyusun tata tertib kehidupan sosial sekolah yang sesuai dengan

nilai-nilai dan norma agama, nilai kultural, dan sosial

kemasyarakatan setempat, serta nilai-nilai yang mendukung

terwujudnya sistem pembelajaran yang efektif di sekolah.

4) Melaksanakan tata tertib kehidupan sosial sekolah dengan tepat,

mengorganisasikan semua potensi sumber daya yang tersedia untuk

membudayakan akhlak mulia dan budi pekerti luhur, memonitor


29

dan mengevaluasi secara berkesinambungan dan memanfaatkan

hasilnya untuk kenaikan kelas dan ketuntasan belajar siswa

Berdasarkan pendapat ahli yang telah diuraikan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa tata tertib sekolah diartikan serangkaian peraturan,

tata nilai, atau nilai moral yang berlaku di lembaga sekolah guna

menciptakan suasana belajar yang efektif. Tujuannya agar siswa

memahami dasar pemikiran pentingnya pendidikan pekerti dalam pratik

kehidupan sekolah, memahami acuan nilai norma serta aspek-aspek yang

perlu dikembangkan dalam penyusunan tata tertib sekolah bagi siswa,

memahami tata tertib kehidupan sosial sekolah yang sesuai dengan nilai-

nilai dan norma dan melaksanakan tata tertib kehidupan sosial sekolah

dengan tepat.

h. Tata Tertib SMAN 2 Padang


Siswa di SMAN 2 Padang dilarang melanggar aturan -aturan
sebagai berikut.
1) Meninggalkan lingkungan sekolah selama jam pelajaran
berlangsung.
2) Meninggalkan buku-buku pelajaran di kelas.
3) Berada dalam ruangan kelas setelah selesai PBM.
4) Berada di lingkungan sekolah setelah bel pulang berbunyi, kecuali
kegiatan ekstrakurikuler yang terjadwal.
5) Berdandan dan berpotongan rambut yang tidak sesuai dengan
ketentuan sekolah.
6) Menerima tamu tanpa izin dari guru piket atau guru BK.
7) Mengaktifkan alat-alat elektronik saat jam pelajaran, seperti:
Walkman, tape recorder, game watch, ipod, ponsel dan sebagainya
kecuali izin guru mengajar.
8) Mengisi daya alat-alat elektronik saat jam pelajaran, seperti:
Walkman, tape recorder, game watch, ipod, ponsel dan sebagainya.
9) Mengenakan kaos dalam berwarna (selain putih) atau kaos
bergambar dalam lingkungan sekolah, kecuali saat kegiatan
ekstrakurikuler.
30

10) Membawa uang yang berlebihan atau barang berharga lainnya ke


sekolah (jika terjadi kehilangan menjadi tanggung jawab sendiri,
termasuk HP)
11) Mengadakan kegiatan yang dapat mengganggu jalannya kegiatan
belajar mengajar.
12) Bermain bola di halaman sekolah pada saat jam istirahat, jam
pelajaran, dan pada waktu shalat jum’at.
13) Melakukan tindakan yang mengakibatkan kekacauan, kerusakan,
dan merugikan materil milik sekolah atau perorangan di lingkungan
sekolah.
14) Membentuk organisasi lain selain OSIS.
15) Mengenakan rambut palsu/wig.
16) Menggunakan kontak lens berwarna.
17) Mengecat rambut dan atau mengecat kuku.
18) Merusak atau menyalahgunakan fasilitas dan sarana sekolah.
19) Menginap di sekolah tanpa izin dari pihak sekolah.
20) Melompat pagar baik keluar maupun masuk lingkungan sekolah.
21) Berkelahi di sekolah maupun di luar sekolah baik perorangan
maupun kelompok.
22) Melibatkan pihak luar sekolah dalam menyelesaikan masalah
pribadi di sekolah.
23) Siswa dilarang menjadi anggota geng dalam bentuk apapun juga.
24) Melakukan tindakan kekerasan, mengancam, bullying dan
mengambil hak milik/barang orang lain didalam lingkungan
sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.
25) Memprovokasi dalam berkelahi.
26) Mengatasnamakan sekolah untuk melakukan tindakan tertentu
yang dapat merusak nama baik/citra sekolah.
27) Melawan dan berkata kasar pada pimpinan, guru dan karyawan
SMA N 2 Padang.
28) Membawa senjata tajam, senjata api, atau alat-alat sejenisnya yang
dapat membahayakan keselamatan orang lain.
29) Membawa, menyimpan, mengkonsumsi, memperdagangkan:
Rokok, Narkoba, dan Minuman beralkohol di lingkungan sekolah
atau di luar lingkungan sekolah.
30) Bermain kartu, berjudi di lingkungan sekolah.
31) Melakukan tindakan asusila seperti,bermesraan, berbuat
maksiat/mesum, kriminal yang dapat mencemarkan nama baik
sekolah.
32) Menikah/hamil selama masih menjadi siswa SMA N 2 Padang.
33) Peserta didik putra dilarang berpenampilan: Rambut melebihi
telinga dan krah kemeja, potongan rambut yang tidak
mencerminkan pelajar, rambut diwarnai atau memakai perhiasan
anting, kalung, gelang.
31

34) Peserta didik putri dilarang berpenampilan: Rambut tidak tertata


rapi, rambut diwarnai, mewarnai kuku, memakai lipstik, memakai
pensil alis (Data SMAN 2 Padang, 2018).

i. Aspek-aspek Disiplin Siswa


Usia remaja adalah usia pertumbuhan yang penuh dengan

pemberontakan baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan

sekolah. Sekolah sebagai lembaga formal untuk mendidik anak-anak.

Sekolah mengajarkan berbagai disiplin ilmu, cara berdisiplin,

pembiasaan diri, bertanggung jawab, kerja keras sesuai dengan

pendidikan karakter bangsa (Fardi, 2014). Pada tingkat pendidikan

anak-anak sampai remaja mendidik karakter yang baik supaya sadar

tahu mana yang salah dan mana yang benar yang disertai dengan contoh

nyata dalam karakter kedisiplinan. Di bawah ini akan dijelaskan aspek-

aspek disiplin (Semiawan, 2008) yaitu:

1) Disiplin dalam Memanfaatkan Waktu

Disiplin dalam hal ini berarti siswa harus belajar untuk

terbiasa dalam mengatur waktu dalam kehidupan sehari-hari.

Pengaturan waktu ini bermula dari perbuatan kecil seperti datang

tepat waktu ke sekolah, tidak membolos dan lain-lain.

2) Disiplin dalam Belajar

Siswa yang mempunyai disiplin dalam belajar adalah siswa

yang mempunyai jadwal serta motivasi belajar di sekolah dan di

rumah. Seperti dalam mengerjakan tugas dari guru dan membaca

pelajaran. Hurlock (2013) menyatakan disiplin belajar adalah


32

sebagai berikut. a) patuh dan taat terhadap tata tertib di sekolah,

b) persiapan belajar siswa, c) perhatian terhadap kegiatan

pembelajaran, dan d) menyelesaikan tugas.

3) Disiplin dalam Bertata-krama

Disiplin dalam Bertata-krama adalah disiplin yang

berkaitan dengan sopan santun, akhlak atau etika siswa, baik

kepada guru, teman dan lingkungan. Mendidik Bertata-krama

hendaknya dilakukan sedini mungkin dimulai dari lingkungan

keluarga dengan membiasakan bertingkah laku yang terpuji

sebelum tertanam sifat yang buruk.

Pratama (2013) menyatakan bahwa sekolah tanpa disiplin dalam

berpakaian akan mengganggu kenyamanan siswa dalam belajar. Disiplin

dalam berpakaian berperan penting dalam pendidikan. Karena

pendidikan bukan hanya mencetak siswa berprestasi dalam bidang

akademik, melainkan juga sebagai wadah pengembangan potensi dan

kepribadian siswa. Disiplin dalam berpakaian yaitu suatu perilaku siswa

agar selalu tetap rapi, sesuai dengan tata tertib yang berlaku.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan aspek-

aspek disiplin meliputi:

1) Disiplin dalam Memanfaatkan Waktu

Disiplin dalam hal ini berarti siswa harus belajar untuk

terbiasa dalam mengatur waktu dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator disiplin dalam waktu meliputi: a) persiapan datang ke


33

sekolah, b) masuk ke kelas ketika bel berbunyi, c) mengikuti

upacara bendera pada Hari Senin, d) mengikuti Kultum Mingguan

(Kulmi) pada Hari Jumat, e) hadir dalam kegiatan ekstrakurikuler,

f) mengembalikan barang milik sekolah sesuai dengan batas waktu

yang ditentukan, g) menyelesaikan administrasi sekolah tepat

waktu dan h) mengerjakan tugas tepat waktu.

2) Disiplin dalam Belajar

Siswa yang mempunyai disiplin dalam belajar adalah siswa

yang mempunyai jadwal serta motivasi belajar di sekolah dan di

rumah. Indikator disiplin dalam belajar meliputi: a) persiapan

belajar, b) perhatian terhadap kegiatan belajar, c) mematuhi

peraturan PBM dan d) menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

3) Disiplin dalam Bertata-krama

Bertata-krama adalah disiplin yang berkaitan dengan sopan

santun, akhlak atau etika siswa, baik kepada guru, teman dan

lingkungan. Indikator disiplin dalam bertata karma meliputi:

a) membuat surat izin ketika tidak masuk sekolah, b) menyapa guru

dan siswa lain, c) berbicara sopan, d) membuang sampah pada

tempatnya, e) bertanggung jawab dengan tugas piket, dan

f) meminta izin ketika keluar kelas.

4) Disiplin dalam Berpakaian

Disiplin dalam berpakaian merupakan salah satu aspek

penting. Disiplin dalam berpakaian yaitu suatu perilaku siswa agar


34

selalu tetap rapi, sesuai dengan tata tertib yang berlaku. Disiplin

dalam berpakaian berperan penting dalam pendidikan. Karena

pendidikan bukan hanya mencetak siswa berprestasi dalam bidang

akademik, melainkan juga sebagai wadah pengembangan potensi

dan kepribadian siswa. Indikator disiplin dalam berpakaian

meliputi: a) persiapan berpakaian sekolah, b) memakai seragam

sekolah, c) memakai kelengkapan seragam, d) berpakaian rapi dan

bersih, dan e) menjaga untuk tetap berpakaian rapi dan bersih.

j. Contoh-contoh Pelanggaran Disiplin dengan Alasan yang


Irasional
Bentuk-bentuk pelanggaran disiplin siswa di sekolah

bermacam-macam, seperti: siswa tidak memakai seragam sesuai

ketentuan, terlambat masuk sekolah, tidak masuk tanpa keterangan,

tidak mengumpulkan tugas mata pelajaran, tidak membawa buku saku,

(Hastuti, 2012), berkelahi dengan teman, memakai pewarna rambut,

membawa HP, berbicara kotor, bermain bola di dalam kelas, tidak

membawa atau menggunakan topi, sepatu hitam, dasi, kaus kaki pada

waktu upacara, membolos pada saat jam pelajaran akuntansi

berlangsung (Fitri & Christiana, 2013) dan membawa makanan ke kelas

(Julia, 2013).

Yanti & Marimin (2017) menemukan alasan irasional pada

pelanggaran disiplin siswa di sekolah yang dapat dilihat pada Tabel

2 sebagai berikut.
35

Tabel 2. Bentuk Pelanggaran Disiplin Siswa dengan Alasan yang


Irasional

BENTUK
NO ALASAN
PELANGGARAN
Lelah berpikir, bosan dan
1 Mengobrol saat pelajaran
mengantuk.
2 Datang terlambat ke sekolah Bangun kesiangan dan macet
Meninggalkan pelajaran Mendesak
3
tanpa izin
4 Tidak mengerjakan tugas Lelah dan banyak tugas
Tidak masuk sekolah tanpa Tidak ada yang mengantar
5
izin (alfa) surat
6 Baju tidak dimasukkan Desakan moral
7 Rambut tidak rapi Lupa potong rambut
Keluar kelas saat jam Bosan di kelas dan membeli
8
kosong jajan
Tidak menjaga kebersihan Khilaf, malas bersih-bersih
9
kelas
Tidak tertib dan khidmat Pidato boring dan pengaruh
10
saat upacara teman
11 Tidak berseragam lengkap Terburu-buru
Disuruh orang tua dan untuk
12 Membawa HP ke sekolah
foto selfie
Berdasarkan temuan penelitian yang diuraikan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa masih banyak pelanggaran disiplin siswa terjadi

di sekolah. Bentuk-bentuk pelanggaran disiplin bervariasi dengan

alasan-alasan yang irasional.

k. Upaya Peningkatan Disiplin Siswa


Disiplin individu menjadi prasyarat terbentuknya kepribadian

yang unggul dan sukses. Disiplin menjadi prasyarat terbentuknya

lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan dan proses

pendidikan. Oleh karena itu, kepala sekolah, guru-guru dan orangtua


36

perlu terlibat dan bertanggung jawab membangun disiplin siswa dan

disiplin sekolah.

Keterlibatan dan tanggung jawab itu, diharapkan para siswa

berhasil dibina dan dibentuk menjadi individu-individu yang unggul

dan sukses. Keunggulan dan kesuksesan itu terwujud sebab sekolah

berhasil menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kegiatan dan

proses pendidikan. Siswa terpacu untuk mengoptimalkan potensi dan

prestasi dirinya. Dalam upaya peningkatan disiplin siswa, beberapa hal

berikut ini perlu mendapat perhatian:

1) Adanya tata tertib, tata tertib sangat bermanfaat untuk

membiasakan siswa dengan standar sikap dan perilaku yang sama

dan diterima oleh individu lain dalam ruang lingkupnya. Dengan

standar yang sama ini, diharapkan tidak ada diskriminasi dan rasa

ketidakadilan pada individu-individu yang ada di lingkungan

tersebut. Di samping itu, adanya tata tertib, para siswa tidak dapat

lagi bertindak dan berbuat sesuka hatinya.

2) Konsisten dan konsekuen, masalah umum yang muncul dalam

disiplin adalah tidak konsistennya penerapan disiplin. Ada

perbedaan antara tata tertib yang tertulis dengan pelaksanaan di

lapangan. Dalam sanksi atau hukuman ada perbedaan antara

pelanggaran yang satu dengan yang lain. Hal seperti ini akan

membingungkan siswa. Perlu sikap konsisten dan konsekuen

orangtua dan guru dalam implementasi disiplin. Soegeng (Tu’u,


37

2012) menjelaskan bahwa menegakkan disiplin bukanlah ancaman

atau kekerasan yang diutamakan, yang diperlukan adalah ketegasan

dan keteguhan di dalam melaksanakan peraturan. Hal itu

merupakan modal utama untuk mewujudkan disiplin.

3) Hukuman bertujuan mencegah tindakan yang tidak baik atau tidak

diinginkan. Hadisubrata (Tu’u, 2012) menjelaskan tujuan hukuman

untuk mendidik dan menyadarkan siswa bahwa perbuatan yang

salah mempunyai akibat yang tidak menyenangkan. Hukuman

diperlukan juga untuk mengendalikan perilaku disiplin. Tetapi

hukuman bukan satu-satunya cara untuk mendisiplinkan anak atau

siswa.

4) Kemitraan dengan orang tua, pembentukan individu yang disiplin

dan penanggulangan masalah-masalah disiplin tidak hanya menjadi

tanggung jawab sekolah, tetapi juga tanggung jawab orangtua atau

keluarga. Keluarga atau orangtua merupakan pendidik pertama dan

utama yang sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan dan

pengembangan sikap dan perilaku siswa. Karena itu, sekolah

sangat perlu bekerja sama dengan orangtua dalam penanggulangan

masalah disiplin.

Partisipasi orangtua yang dapat diberikan dalam membantu

dapat dirangkum antara lain memotivasi siswa belajar dengan baik,

rajin belajar, ikut membantu tegaknya disiplin sekolah, ikut

mendorong putra-putrinya memenuhi tata tertib sekolah,


38

membantu wibawa kepala sekolah dan guru-guru, membantu

memelihara nama baik sekolah, mendorong putra-putrinya

memelihara K5 sekolah (keamanan, kebersihan, ketertiban,

keindahan, dan kekeluargaan) (Rachman, 1999). Gunarsa (Tu’u,

2012) menjelaskan penanggulangan masalah disiplin yang terjadi

di sekolah dapat dilakukan melalui tahapan preventif, represif dan

kuratif.

1) Preventif

Langkah preventif merupakan langkah-langkah yang

diambil untuk mencegah siswa berbuat hal-hal yang

dikategorikan melanggar tata tertib sekolah. Secara positif,

langkah ini untuk mendorong siswa mengembangkan ketaatan

dan kepatuhan terhadap tata tertib sekolah. Langkah preventif

ini dapat berupa:

a) Menjelaskan kepada orangtua dan siswa mengenai tata

tertib sekolah berupa tuntutan dan sanksi.

b) Meminta dukungan guru, orangtua dan siswa unuk

berkomitmen mematuhi dan menaati tata tertib sekolah.

c) Memanfaatkan kesempatan upacara bendera untuk memberi

pengarahan berkenaan pengembangan dan pemantapan K5

(keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, dan

kekeluargaan).
39

d) Meyakinkan siswa bahwa disiplin individu sangat penting

bagi keberhasilan sekolah dan pengembangan kepribadian

yang baik.

e) Membentuk kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler agar banyak

waktu siswa dimanfaatkan untuk kegiatan yang positif.

f) Secara berkala mengadakan razia terhadap barang yang

dipakai dan dibawa siswa ke sekolah.

g) Mengadakan pendekatan personal terhadap siswa-siswa

yang diamati berpotensi bermasalah dalam disiplin.

h) Kepala ssekolah dan guru-guru memberi teladan yang baik

tentang perilaku disiplin dalam ketaatan dan kepatuhan.

i) Menerapkan disiplin sekolah secara konsisten.

j) Memberi penghargaan kepada siswa yang berprestasi di

sekolah dan di luar sekolah.

k) Meminta siswa menjaga nama baik sekolah terutama di

dalam dan di luar sekolah.

2) Represif

Langkah represif merupakan langkah yeng diambil

untuk menahan perilaku melanggar disiplin seringan mungkin,

atau untuk menghalangi pelanggaran yang lebih berat lagi.

Atau langkah menindak dan menghukum siswa yang

melanggar disiplin, tindakan yang diberikan dapat berupa:


40

a) nasihat dan teguran lisan;

b) teguran tertulis;

c) hukuman disiplin ringan, sedang atau berat.

Sanksi disiplin yang diberikan harus manusiawi dan

memperhatikan martabat siswa. Sanksi tidak dapat dilakukan

dengan semena-mena sesuai selera. Namun perlu dilakukan

sesuai dengan standar dan aturan yang berlaku. Sanksi perlu

adil, sesuai dengan kesalahan, bertujuan untuk mendidik.

Jangan sampai siswa merasa diperlakukan secara tidak

manusiawi oleh yang memberi hukuman. Prijodarminto (Tu’u,

2012) menjelaskan pendisiplinan manusiawi sebagai berikut.

a) Dilakukan secara objektif, mempertimbangkan motivasi

pelanggaran yang dilakukan.

b) Harus dapat menunjukkan kesalahan, kekeliruan atau

kekhilafan yang telah diperbuat.

c) Harus dapat menunjukkan ketentuan yang berlaku yang

telah dilanggar.

d) Hukuman yang dikenakan harus setimpal dengan kesalahan

yang diperbuat sehingga dirasakan adil.

e) Teknik pendisiplinan tidak merendahkan martabat

seseorang di mata yang lain.

f) Tindakan pendisiplinan harus bersifat mendidik atau

memperbaiki.
41

g) Tindakan disiplin yang dilakukan dalam suasana yang tidak

emosional.

Prinsip-prinsip pemberian hukuman yang sesuai dengan

kaidah-kaidah pendidikan akan memberi dampak positif.

Rachman (1999) menjelaskan prinsip-prinsip dalam pemberian

hukuman sebagai berikut.

a) berikan alasan dan penjelasan mengapa hukuman

diberikan.

b) hindari penghukuman pada saat marah atau emosional.

c) hindari hukuman yang bersifat badaniah.

d) jangan menghukum kelompok-kelas apabila kesalahan

dilakukan oleh satu orang.

e) jangan memberi tugas tambahan sebagai hukuman.

f) yakin bahwa hukuman sesuai dengan kesalahan.

g) jangan menggunakan standar hukuman ganda.

h) jangan benci dan dendam.

i) konsisten dan konsekuen dengan hukuman.

j) jangan mengancam sesuatu yang mustahil.

k) jangan menghukum sesuai selera.

Clemes & Bean (2001) Mengungkapkan pentingnya

sikap konsisten disebabkan sebagai berikut.

a) Sikap konsisten menunjukkan penerapan disiplin tidaklah

main-main. Berlaku sesuai ucapan atau aturan yang ada.


42

b) Penerapan aturan dan hukuman yang konsisten sangat

besar pengaruhnya pada anak, dibanding kebimbangan dan

hukuman yang kejam.

c) Sikap konsisten akan menolong dan membuat anak merasa

terlindungi.

d) Penerapan disiplin yang konsisten akan menghasilkan

ketertiban yang baik.

e) Sikap tidak konsisten akan mengkhawatirkan anak-anak

sebab mereka tidak tahu tindakan apa yang akan diberikan

bagi yang melanggar.

f) Sikap tidak konsisten dapat menimbulkan perlawanan dan

kemarahan anak-anak.

3) Kuratif

Langkah ini merupakan upaya memulihkan,

memperbaiki, meluruskan atau menyembuhkan kesalahan-

kesalahan sikap dan perilaku salah yang bertentangan dengan

disiplin. Siswa yang telah melanggar ketentuan sekolah dan

telah diberi sanksi disiplin perlu dibina dan dibimbing oleh

guru-guru. Kesalahan tidak hanya dijawab dengan hukuman,

tetapi dilanjutkan dengan pembinaan dan pendampingan. Siswa

ditolong memperbaiki diri, mengubah tingkah lakunya yang

salah dan menyembuhkan luka batin karena masalah disiplin

tersebut. Pemulihan dan penyembuhan luka-luka batin tersebut


43

merupakan peran guru-guru bimbingan dan konseling, wali

kelas dan bidang ketertiban/kesiswaan (Tu’u, 2012).

Upaya penanggulangan disiplin diperlukan adanya tata

tertib sekolah, konsistensi dalam menerapkan disiplin sekolah dan

kemitraan dengan orang tua. Upaya penanggulangan disiplin dapat

dilakukan melalui langkah preventif, represif dan kuratif. Sanksi

yang diberikan tidak boleh dilakukan secara emosional dan sesuai

selera, tetapi harus mengacu pada standar dan aturan yang ada serta

bertujuan mendidik. Dengan hal-hal tersebut, disiplin dapat

ditegakkan dan ditingkatkan. Siswa yang bermasalah dengan sikap

dan perilaku yang kurang baik dapat ditolong dan dipulihkan.

Diharapkan, dengan langkah dan sikap seperti itu akan memberi

dampak besar bagi kondisi kondusif sehingga tercipta perubahan

sikap dan perilaku siswa yang lebih positif (Tu’u, 2012).

2. Rational Emotive Behavior Therapy


REBT adalah suatu rancangan psikoterapi yang dikembangkan oleh

Albert Ellis. Ellis dilahirkan pada tahun 1913 di Pittsburgh, Pennsylvania

dan dibesarkan di New York. Teori ini muncul dan mulai berkembang pada

tahun 1950-an dan banyak berpengaruh di Amerika Serikat. Corey (2013)

menjelaskan teori ini memiliki kesamaan dengan terapi-terapi kognitif,

tingkah laku, tindakan atau juga disebut kognitif behavior yang menitik-

beratkan untuk berpikir, menilai, memutuskan, menganalisis, dan bertindak.

REBT sangat komprehensif dalam menangani masalah-masalah yang

berhubungan dengan emosi, kognisi, dan perilaku.


44

REBT memiliki tujuan untuk mengatasi pikiran yang tidak logis

tentang diri sendiri dan lingkungannya, adapun usaha yang dilakukan oleh

konselor yakni membantu klien agar menyadari pikiran dan kata-kata

sendiri. Selain itu konselor juga mengadakan pendekatan yang tegas,

melatih klien untuk bisa berpikir dan berbuat yang lebih realistis serta

rasional.

a. Pandangan tentang Manusia menurut Rational Emotive Behavior


Therapy

Pendekatan REBT memandang manusia memiliki kemampuan

berpikir rasional dan irasional yang dapat mempengaruhinya dalam

bertindak. Corey (2013) menjelaskan mengenai pandangan REBT

tentang sifat manusia yakni dilahirkan dengan potensi, baik untuk

berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat.

Selain itu juga manusia memiliki kecenderungan untuk memelihara diri,

berbahagia, berpikir, mencintai, bergabung dengan orang lain, serta

tumbuh dan mengaktualisasikan diri.

REBT memandang manusia adalah makhluk yang mempunyai

kekurangan dan keterbatasan, namun mereka dapat mengatasi sampai

taraf tertentu (Winkel & Hastuti, 2015). Menurut Ellis (Glading, 2015)

manusia harus berusaha sebaik mungkin untuk mencapai tujuan

kebahagiaan dalam kehidupannya dan selama manusia hidup di dunia

ini, maka ia harus berusaha menikmati sebaik mungkin. Berdasarkan

pendapat tersebut, dapat diartikan bahwa kebutuhan yang akan dicapai

oleh manusia sampai kepada aktualisasi diri akan banyak dipengaruhi


45

oleh pemikiran, karena manusia itu naif, mudah di sugesti, dan mudah

terusik. Selain itu manusia akan merasa bahagia serta secara aktif

berusaha untuk mencapai tujuan kehidupannya (Ellis & Dryden, 2007).

Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

REBT memandang manusia memiliki potensi yang membawa manusia

berpikir rasional maupun irasional, pemikiran tersebut dapat

mengarahkan manusia bagaimana menjalani kehidupan sampai tumbuh

dan mengaktualisasikan diri untuk mencapai kebahagiaan. Pemikiran

yang dimiliki oleh manusia sangat berpengaruh dalam menentukan

kehidupannya, dalam artian melalui pemikiran yang dimiliki manusia

dapat mempengaruhi perasaannya dan bagaimana ia bertindak, dengan

demikian manusia memiliki potensi untuk mengontrol diri baik secara

pikiran, perasaan, maupun tindakan.

b. Prinsip Dasar Rational Emotive Behavior Therapy

Prinsip dasar dari REBT adalah pendapat tentang potensi kognitif

dari manusia, REBT berasumsi bahwa manusia dilahirkan dengan

potensi, baik untuk berpikir rasional maupun berpikir irasional. Taufik

(2014) menjelaskan prinsip-prinsip dasar dari REBT, antara lain:

1) Manusia dilahirkan dengan berbagai kekuatan dan potensi untuk

kehidupan. Salah satu potensi yang dimiliki yaitu berpikir rasional

ataupun irasional.

2) Kecenderungan kemanusiaan pada hakikatnya bersumber dari

kekuatan berpikir rasional dan irasional, dengan tujuan pencapaian


46

kebahagiaan, kesejahteraan, pemeliharaan diri (self-preventation),

sampai pada aktualisasi, yang semuanya bersumber dari pemikiran

yang rasional.

3) Gangguan-gangguan psikologis, mental, dan emosional seperti

perilaku neurotik adalah hasil dari proses berpikir irasional atau

tidak logis.

4) Perilaku manusia yang bersumber dari dua kekuatan berpikir

rasional dan irasional atau tidak logis ditentukan oleh sistem nilai

atau ide-ide yang diserap dan dipersepsikan dari dunia nyata di

mana manusia itu hidup.

Sejalan dengan pendapat di atas, Winkel & Hastuti (2015) juga

menjelaskan bahwa manusia memiliki kecenderungan kuat untuk hidup

secara rasional dan sekaligus untuk hidup secara tidak rasional.

Seseorang dapat berpikir dengan akal sehat tetapi dapat juga berpikir

salah, dengan demikian menimbulkan kesukaran bagi dirinya sendiri.

c. Asumsi Dasar Kepribadian Rational Emotive Behavior Therapy

Kepribadian dapat terbentuk dengan adanya pengaruh dari

pengalaman di masa lalu, kepribadian membawa individu untuk

mengambil sikap dan menjalani kehidupan sehari-hari sesuai dengan

pemikiran dan perasaannya, dengan demikian apabila ada perasaan dan

pikiran negatif dalam diri individu akan membawa kepada pembentukan

kepribadian yang kurang bagus dalam kehidupan individu tersebut.

Berdasarkan hal tersebut pemikiran dan perasaan negatif harus dilawan


47

dengan cara berpikir yang rasional dan logis, adapun pandangan

pendekatan REBT tentang asumsi dasar kepribadian manusia dapat

dikaji dari konsep-konsep teori Ellis yaitu "A" activating event sebagai

kejadian yang dialami, "B" belief yaitu kepercayaan individu tentang

peristiwa itu, dan "C" consequences yaitu respon dari emosional dan

perilaku oleh individu, terhadap keyakinan tertentu pada "B", untuk

penjelasan lebih lanjut sebagai berikut (Ellis & Dryden, 2007).

1) Antecedent event (A) merupakan peristiwa pendahulu berupa fakta,

peristiwa, perilaku atau sikap orang lain. Pada dasarnya segenap

peristiwa yang dialami individu adalah antecedent event, biasanya

peristiwa (A) yang dihadapi individu berdasarkan pikiran, perasaan,

atau perilaku tentang peristiwa itu, dan dapat tertanam dalam

ingatan atau pikiran.

2) Belief (B) adalah keyakinan, pandangan, nilai, atau verbalisasi diri

individu terhadap suatu peristiwa. B biasanya menjadi mediator

penting antara A dan C. Keyakinan ada dua macam, yaitu

keyakinan rasional yang membawa individu berhipotesis sehingga

menyebabkan perilaku diri yang membantu mereka menjadi lebih

rasional, dan keyakinan irasional yang tidak masuk akal,

emosional, dan karena itu tidak produktif, sehingga menyebabkan

individu mengalahkan diri sendiri dan perilaku menghindar.


48

3) Emotional consequence (C) merupakan konsekuensi emosional

sebagai akibat atau reaksi individu dalam bentuk perasaan senang

atau hambatan emosi dalam hubungannya dengan antecedent event

(A). C secara signifikan dapat mempengaruhi atau dipengaruhi,

karena individu secara alami bereaksi terhadap beberapa

rangsangan di lingkungan mereka. Ketika C terdiri dari gangguan

emosional (misalnya: pelanggaran, depresi, permusuhan, dan sikap

meremehkan diri) B biasanya secara langsung menciptakan C. A, B,

dan C berhubungan satu sama lain dan tidak dapat dihilangkan

antara satu dengan yang lainnya.

Dapat disimpulkan bahwa kepribadian individu dilihat dari

antecedent event (A) yaitu peristiwa yang dialami, dan belief (B) yaitu

keyakinan yang diperoleh berdasarkan pengalaman, serta emotional

concequence (C) yaitu bentuk konsekuensi emosional individu

berdasarkan hal yang diperolehnya.

menjelaskan setelah A-B-C menyusul D, pada dasarnya D adalah

penerapan metode ilmiah untuk membantu para individu menantang

keyakinan-keyakinan irasional yang telah mengakibatkan gangguan-

gangguan emosi dan tingkah laku. Fungsi D sebagai dispute, bertujuan

untuk membentuk filosofi baru anggota kelompok.

Melalui model A-B-C-D-E kepribadian individu dapat menjadi

lebih baik lagi. Sejalan dengan pendapat di atas, Ellis (Glading, 2015)

menjelaskan model A-B-C-D-E dari REBT yaitu A berarti mengaktifkan


49

pengalaman, B mewakili pendapat orang mengenai pengalaman tersebut,

C adalah reaksi emosional terhadap B, D adalah menjauhkan pemikiran

irasional, biasanya dengan bantuan konselor REBT, dan

menggantikannya dengan E pemikiran yang efektif dan filosofi pribadi

baru yang akan membantu individu mencapai kepuasan hidup yang

lebih besar.

d. Perilaku Bermasalah Rational Emotive Behavior Therapy

Permasalahan dalam perilaku manusia pada REBT yaitu berasal

dari pemikiran irasional, adapun pusat gangguannya terletak pada

kecenderungan manusia untuk bertindak yang sempurna, pemikiran

dalam bentuk keharusan itu, harus itu, dan seharusnya itu. Sehingga

keyakinan tersebut menjadi ciri utama dari banyak gangguan emosi dan

perilaku manusia (Ellis & Dryden, 2007). Keyakinan “harus” dianggap

tidak rasional, dalam teori REBT keyakinan tersebut biasanya

menghambat dan menghalangi manusia dalam mengejar tujuan dasar

manusia.

Sejalan dengan hal tersebut, Taufik (2014) menjelaskan bahwa

berpikir irasional merupakan kenyataan hidup manusia yang terbentuk

melalui pengalaman serta proses belajar yang tidak logis, yang diperoleh

melalui orangtua, keluarga, masyarakat, dan kebudayaan. Manusia yang

irasional sangat terpengaruh dengan pendapat orang lain terhadap

dirinya yang dapat mengakibatkan reaksi emosional yang tidak baik.


50

e. Tujuan Konseling Rational Emotive Behavior Therapy

Berangkat dari pandangan tentang asumsi dasar manusia menurut

REBT, tujuan dari konseling REBT yaitu membantu individu untuk

mencapai tujuan dasar mereka dan tujuan tersebut dapat membentuk

pribadi individu yang rasional, dan mengubah pemikiran irasional yang

mencegah individu dalam mencapai tujuan (Ellis & Dryden, 2007).

Sejalan dengan pendapat Ellis (Glading, 2015) juga menjelaskan tujuan

utama dari layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan REBT

yaitu membantu individu untuk menyadari bahwa mereka dapat hidup

lebih rasional dan produktif.

Tujuan konseling REBT menurut Ellis (Natawidjaya, 2009)

menjelaskan bahwa pada dasarnya membentuk pribadi yang rasional,

dengan jalan mengganti cara berpikir yang irasional. Cara berpikir

individu yang irasional itulah yang menyebabkan individu mengalami

gangguan emosional dan karena itu cara berpikirnya atau iB harus

diubah menjadi cara berpikir yang lebih tepat yaitu cara berpikir yang

rasional (rB) Ellis mengemukakan secara tegas bahwa pengertian

tersebut mencakup meminimalkan pandangan yang mengalahkan diri

(self defeating) dan mencapai kehidupan yang lebih realistik, falsafah

hidup yang toleran, termasuk di dalamnya mencapai keadaan yang dapat

mengarahkan diri, menghargai diri, fleksibel, berpikir secara ilmiah, dan

menerima diri. Tujuan psikoterapis yang lebih baik adalah menunjukkan

kepada individu bahwa verbalisasi-verbalisasi diri mereka masih


51

menjadi sumber utama dari gangguan-gangguan emosional yang dialami

oleh mereka.

REBT mendukung individu untuk lebih toleran terhadap diri

sendiri, orang lain, dan lingkungannya. Ellis (Komalasari, Eka, &

Karsih, 2011) mendeskripsikan beberapa sub tujuan yang sesuai dengan

nilai dasar pendekatan REBT. Sub tujuan ini dapat menjadikan individu

mencapai nilai untuk hidup (to survive) dan untuk menikmati hidup (to

enjoy). Tujuan tersebut adalah memiliki minat diri (self interest),

memiliki minat sosial (social interest), memiliki pengarahan diri (self

direction), toleransi, fleksibel, memiliki penerimaan, dapat menerima

ketidakpastian, dapat menerima diri sendiri, dapat mengambil risiko,

memiliki harapan yang realistis, memiliki toleransi terhadap frustrasi

yang tinggi, memiliki tanggung jawab pribadi.

Tujuan-tujuan REBT dapat tercapai apabila individu memiliki

pemahaman tentang sistem keyakinan atau cara berpikir sendiri. Ada

tiga tingkatan insight yang perlu dicapai dalam REBT yaitu:

1) Pemahaman (insight) dicapai ketika individu memahami tentang

perilaku penolakan diri yang dihubungkan pada penyebab

sebelumnya yang sebagian besar sesuai dengan keyakinannya

tentang peristiwa-peristiwa yang diterima (antecedent event) yang

lalu dan saat ini.

2) Pemahaman terjadi ketika konselor membantu individu untuk

memahami bahwa apa yang mengganggu individu pada saat ini


52

adalah karena berkeyakinan yang irasional terus dipelajari dan yang

diperoleh sebelumnya.

3) Pemahaman dicapai pada saat konselor membantu individu untuk

mencapai pemahaman ketiga, yaitu tidak ada jalan lain untuk

keluar dari emosional kecuali dengan mendeteksi dan melawan

keyakinan yang irasional (iB).

f. Aplikasi Konseling Rational Emotive Behavior Therapy

REBT dapat diaplikasikan pada beberapa gangguan yang dirasakan

oleh individu seperti pelanggaran disiplin, kesulitan dalam hubungan

interpersonal, sebagaimana yang dijelaskan Latipun (2008) bahwa

individu yang sangat cocok untuk REBT adalah individu yang

mengalami pelanggaran disiplin pada tingkat moderat (sedang),

gangguan neurotik, gangguan karakter, masalah psikosomatik,

gangguan makan, ketidakmampuan dalam hal hubungan interpersonal,

problem perkawinan, dan keterampilan dalam pengasuhan. Secara

keseluruhan efektif dilaksanakan untuk penggunaan pendekatan REBT

dengan catatan gangguan tidak terlalu serius.

Selanjutnya, REBT dilaksanakan dalam usaha membantu individu

mengubah pemikiran irasionalnya, yaitu dengan cara membahas secara

terbuka dan terus terang (Winkel & Hastuti, 2015). Pada kondisi ini

konselor dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang,

mengajarkan tata cara berpikir yang lain, dan memberikan contoh-


53

contoh tentang orang lain, beberapa hal tersebut dapat digunakan

konselor dan dapat efektif bagi anggota kelompok

g. Teknik Konseling Rational Emotive Behavior Therapy

Ellis & Dryden (2007) menjelaskan beberapa teknik dalam REBT

yaitu teknik kognitif, teknik emotif, dan teknik behavior, yaitu sebagai

berikut.

1) Teknik Kognitif

REBT menunjukkan kepada individu bahwa mereka memiliki

keyakinan irasional dan self-talk yang berasal dari keyakinan

irasional sehingga membuat mereka mengalami perilaku

bermasalah. Teknik kognitif digunakan dengan mengajarkan orang

bagaimana untuk memperoleh pendekatan rasional dalam hidup,

sehingga teknik kognitif merupakan teknik yang digunakan untuk

berfokus pada aspek kognitif dalam upaya mengubah pola pikir

individu agar menjadi lebih rasional. Corey (2013b) menjelaskan

beberapa teknik kognitif yang digunakan dalam kelompok antara

lain “a) teaching the A-B-Cs of REBT, b) active disputation of

irrational beliefs, c) teaching coping self-statements, d) cognitive

homework, dan e) psychoeducational methods”. Penjelasan lebih

lanjut dapat diuraikan sebagai berikut.

a) Teaching the A-B-Cs of REBT


Klien diperlihatkan cara untuk menerapkan teori ABC

untuk masalah praktis yang mereka hadapi dalam kehidupan

sehari-hari, sehingga klien dapat cepat belajar dan mengetahui


54

bagaimana menghadapi kondisi yang mengganggu mereka

sendiri.

b) Active Disputation of Irrational Beliefs


Klien diajarkan untuk memeriksa dan memodifikasi

keyakinan mereka yang kaku dan ekstrim tentang diri mereka

sendiri, orang lain, dan kondisi kehidupan. Mempertentangkan

keyakinan irasional secara aktif dilakukan dengan mengetahui

keyakinan irasional yang dimiliki dan pertentangan dimulai

dengan mempertanyakan keyakinan tersebut sampai pada

terbuktinya keyakinan irasional yang dimiliki dapat diubah

menjadi keyakinan yang rasional.

c) Teaching Coping Self-Statements


Klien diajarkan bagaimana keyakinan merusak diri

sendiri dapat di atasi dengan masuk akal, dan rasional. Mereka

diharapkan untuk memantau cara mereka berbicara dengan

menuliskan dan menganalisis kualitas bahasa mereka.

d) Psychoeducational Methods
REBT mengambil pendekatan pendidikan bersama

individu, adapun peran dari konselor yaitu mengajarkan klien

tentang hakikat masalah mereka dan bagaimana kemungkinan

penanganan akan dilanjutkan.


55

e) Cognitive Homework
Klien diharapkan untuk membuat daftar masalah mereka,

mencari keyakinan absolutis mereka dan sengketa keyakinan

ini.

2) Teknik Emotif

REBT menggunakan sejumlah teknik emotif yaitu menawarkan

klien dengan sikap emosional melalui penerimaan tanpa syarat,

dalam artian tidak peduli seberapa buruk klien berperilaku akan

diterima sebagai manusia tidak sempurna, akan tetapi tidak

membenarkan perilaku buruk mereka. Pada format kelompok,

Dryden (Corey, 2013b) menjelaskan pemimpin kelompok

mengajarkan anggota kelompok bahwa setelah mereka mencapai

wawasan intelektual, mereka dapat menggunakan berbagai metode

dalam mengubah pikiran, perilaku, dan perasaan mereka. Beberapa

teknik dalam teknik emotif, Corey (2013a) menjelaskan antara lain:

a) unconditional acceptance, b) rational-emotive imagery,

c) shame-attacking exercises, dan d) use of humor. Penjelasan lebih

lanjut dapat diuraikan sebagai berikut.

a) Unconditional Acceptance
Para konselor dapat membuat sikap penerimaan tentang

apa yang telah dilakukan atau dirasakan oleh klien. Melalui hal

ini REBT dengan rasa penerimaan tanpa syarat serta

menciptakan suasana yang memungkinkan klien untuk merasa


56

diterima secara pribadi, meskipun beberapa dari keyakinan dan

perilaku mereka kemungkinan akan ditantang.

b) Rational-Emotive Imagery

Teknik REI digunakan dengan meminta klien untuk

membayangkan secara jelas salah satu hal terburuk yang

mungkin terjadi pada mereka. Klien membayangkan diri

mereka dalam situasi tertentu, di mana mereka mengalami

perasaan yang mengganggu. Kemudian masing-masing klien

menunjukkan bagaimana melatih diri untuk mengembangkan

emosi yang sehat di tempat yang mengganggu. Secara tidak

langsung anggota bekerja secara aktif untuk mengubah

keyakinan irasional menjadi rasional, sehingga mengubah

perilaku klien terhadap situasi tersebut.

c) Use of Humor
Humor digunakan konselor untuk menunjukkan kepada

klien bagaimana konyol dari beberapa ide irasional mereka

yang sebenarnya, hal ini dilakukan dengan beberapa contoh

yang disampaikan oleh pemimpin kelompok.

d) Shame-Attacking Exercises
Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan penerimaan

diri dan tanggung jawab yang matang, serta membantu klien

untuk melihat bahwa banyak dari apa yang mereka anggap

sebagai hal memalukan harus dilakukan, yaitu dengan cara

mereka menentukan realitas untuk diri mereka sendiri.


57

3) Teknik Behavior

Teknik behavior mengarahkan adanya perubahan perilaku

yang signifikan dalam diri anggota kelompok, dalam penerapannya

Corey (2013a) menjelaskan beberapa teknik behavior, antara lain:

(a) role playing, (b) homework assignment, (c) reinforcement and

punishment, dan (d) skill training. Penjelasan lebih lanjut dapat

diuraikan sebagai berikut.

a) Role Playing
Adanya komponen emosional, kognitif, dan perilaku

dalam bermain peran. Salah satu cara untuk membantu klien

mengalami dan mengatasi perasaan takut adalah dengan

meminta mereka untuk membalikkan peran. Hal ini

dimaksudkan bahwa mereka mencoba memainkan peran

terhadap situasi yang mereka akan hadapi dan takuti (Corey,

2013a).

b) Homework Assignment
Kegiatan pekerjaan rumah bertujuan untuk membantu

klien membuat perubahan yang mereka inginkan dengan cara

disepakati bersama anggota kelompok. Konselor membantu

klien untuk membawa mereka ke dalam suatu kegiatan, yang

mana pelaksanaannya dibutuhkan kesepakatan bersama sesuai

dengan apa yang diinginkan oleh klien (Corey, 2013a).


58

c) Reinforcement and Penalties


Klien memainkan peran yang memiliki keyakinan

rasional sementara konselor memainkan peran klien yang

irasional. Klien melawan keyakinan irasional konselor dengan

keyakinan rasional yang diverbalisasikan (Komalasari et al.,

2011).

d) Skill Training
Latihan keterampilan dilakukan dengan melatih diri baik

secara personal maupun sosial di dalam kelompok. Mereka

didorong untuk memperoleh keterampilan pribadi dan

interpersonal dengan mengambil kursus dan berlatih di luar

kelompok, oleh karena itu latihan keterampilan dapat

dilaksanakan di dalam dan di luar kelompok (Corey, 2013a).

h. Tahapan Rational Emotive Behavior Therapy

Pelaksanaan REBT dimulai dengan mengenal pemikiran irasional

bagi individu, dalam usaha pencapaian pemikiran rasional klien, maka

diperlukan beberapa tahapan konseling dalam REBT. Adapun tentang

pelaksanaan teknik REBT, dapat diuraikan Corey (2013a) sebagai

berikut.

1) Mengajak klien untuk berpikir tentang beberapa gagasan dasar

irasional yang telah memotivasi banyak gangguan tingkah laku,

dan kecemasan yang dialami berdasarkan alasan yang irasional.


59

2) Menantang klien untuk menguji gagasannya-gagasannya, dalam

artian mengungkap fakta-fakta (secara rasional/logis) yang juga

disebut proses dispute.

3) Memberikan pemahaman kepada klien berkaitan pemikiran yang

tidak logis dan menggunakan suatu analisis logika untuk

meminimalkan keyakinan-keyakinan irasional individu.

4) Menunjukkan bahwa keyakinan-keyakinan itu tidak ada gunanya

dan bagaimana keyakinan-keyakinan akan mengakibatkan

gangguan-gangguan emosional dan tingkah laku di masa depan,

dalam hal ini klien diminta untuk mempertimbangkan yang baik

dan yang tidak baik.

5) Menggunakan humor (absurditas) untuk menghadapi pikiran

irasional klien.

6) Menerangkan bagaimana gagasan-gagasan yang irasional bisa

digantikan dengan gagasan-gagasan yang rasional yang memiliki

landasan empiris, pada penyampaian gagasan tersebut konselor

memberikan gagasan baru yang dapat diterima oleh klien untuk

menghilangkan kecemasan berbicara di depan umum.

7) Mengajarkan klien bagaimana menerapkan pendekatan ilmiah pada

cara berpikir sehingga klien bisa mengamati dan bisa

meminimalkan gagasan-gagasan yang irasional untuk sekarang

maupun yang akan datang, yang telah mengekalkan cara-cara

merasa dan berperilaku yang merusak diri.


60

i. Pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy Format Kelompok

Pendekatan REBT cocok untuk kelompok karena anggota diajarkan

untuk menerapkan prinsip satu sama lain dalam pengaturan kelompok.

Ellis merekomendasikan bahwa sebagian besar klien mengalami terapi

kelompok serta terapi individu di beberapa titik. Bentuk terapi kelompok

ini berfokus pada teknik khusus untuk mengubah pikiran bunuh diri

klien dalam berbagai situasi nyata. Selain memodifikasi keyakinan,

pendekatan ini membantu kelompok anggota melihat bagaimana mereka

percaya pada sektor transportasi apa yang mereka rasakan dan apa yang

mereka lakukan. Model ini bertujuan untuk meminimalkan gejala

dengan membawa perubahan mendalam dalam filsafat. Semua teknik

kognitif, emosional, dan perilaku yang dijelaskan sebelumnya juga

berlaku untuk kelompok konseling sebagai teknik yang dibahas tentang

terapi perilaku. Pelatihan perilaku dan keterampilan kerja di rumah

hanya dua metode yang berguna untuk format grup (Corey, 2013b).

j. Peran dan Fungsi Pemimpin Kelompok

Kegiatan pendekatan REBT format kelompok dilakukan dengan

tujuan utama untuk membantu para peserta menginternalisasi filosofi

hidup yang rasional, sama seperti mereka menginternalisasikan

serangkaian keyakinan dogmatis dan ekstrim yang berasal dari

lingkungan sosial budaya mereka dan dari penemuan mereka sendiri

(Corey, 2012).
61

Ellis (Corey, 2012) menjelaskan Pemimpin kelompok memiliki

beberapa fungsi dan tugas spesifik. Tugas pertama adalah untuk

menunjukkan kepada anggota kelompok bagaimana mereka telah

menciptakan gangguan emosi dan perilaku mereka sendiri. Pemimpin

membantu anggota kelompok untuk mengidentifikasi dan menantang

keyakinan irasional, menunjukkan bagaimana mereka terus

mengindoktrinasi diri mereka dengan keyakinan ini, dan mengajari

mereka cara memodifikasi pemikiran mereka dengan mengembangkan

keyakinan alternatif yang rasional. Adalah tugas pemimpin kelompok

untuk mengajarkan para anggota bagaimana menghentikan lingkaran

setan dari proses menyalahkan diri dan menyalahkan diri sendiri.

keyakinan irasional orang-orang begitu mendarah daging sehingga

mereka tidak akan berubah dengan mudah. Dengan demikian, untuk

membawa perubahan kognitif yang signifikan, para pemimpin

menggunakan berbagai teknik kognitif dan emotif aktif. Para praktisi

kelompok REBT menyukai intervensi seperti mempertanyakan,

menghadapi, merundingkan pekerjaan rumah, dan membantu anggota

bereksperimen dengan cara berpikir, perasaan, dan tindakan baru

(Corey, 2012).

Pemimpin kelompok REBT aktif dalam mengajarkan model

teoritis, mengusulkan metode mengatasi, dan mengajarkan anggota

strategi untuk menguji hipotesis dan solusi. Pemimpin kelompok REBT

menganggap peran seorang pendidik psikologis, dan menghindari


62

hubungan yang terlalu dekat dengan anggota mereka untuk menghindari

kecenderungan ketergantungan. Mereka memberikan penerimaan tanpa

syarat daripada kehangatan dan persetujuan (Dryden, 2009). Namun,

praktisi kelompok REBT menunjukkan rasa hormat terhadap anggota

kelompok mereka dan juga cenderung kolaboratif, mendorong,

mendukung, dan mentoring (Corey, 2012).

Ellis (Corey, 2012) menjelaskan pemimpin kelompok REBT

menggunakan peran direktif dalam mendorong anggota untuk

berkomitmen pada latihan dalam situasi sehari-hari apa yang mereka

pelajari dalam sesi grup. Mereka melihat apa yang terjadi selama

kelompok itu penting, tetapi mereka menyadari bahwa kerja keras antara

sesi dan setelah terapi dihentikan lebih penting. Konteks kelompok

memberi para anggota alat yang dapat mereka gunakan untuk menjadi

mandiri dan menerima diri mereka tanpa syarat ketika mereka

menghadapi masalah baru dalam kehidupan sehari-hari.

3. Layanan Bimbingan Kelompok tanpa Pendekatan REBT


a. Pengertian Bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok akan terlihat hidup jika di dalamnya

terdapat dinamika kelompok. Dinamika kelompok merupakan media

efektif bagi anggota kelompok dalam mengembangkan aspek-aspek

positif ketika mengadakan komunikasi antarpribadi dengan orang lain.

Prayitno (2017) menjelaskan yang dimaksud dengan bimbingan

kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang

dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Artinya, semua peserta


63

dalam kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan

pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain sebagainya; apa

yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang

bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya.

bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa

secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber

(terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-

hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan

masyarakat (Sukardi, 2010). Berdasarkan pengertian bimbingan

kelompok di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok

adalah suatu kegiatan kelompok yang dilakukan oleh sekelompok orang

dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling

mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya,

dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang

bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang

optimal.

b. Tujuan Bimbingan Kelompok

Pelaksanaan bimbingan kelompok memiliki tujuan dalam hal

pengembangan diri. Tujuan bimbingan kelompok terdiri dari tujuan

umum dan tujuan khusus. Secara umum bimbingan kelompok betujuan

untuk membantu para siswa yang mengalami masalah melalui prosedur

kelompok. Selain itu juga mengembangkan pribadi masing-masing

anggota kelompok melalui berbagai suasana yang muncul dalam


64

kegiatan itu, baik suasana yang menyenangkan maupun yang

menyedihkan (Prayitno & Amti, 2004). Secara khusus bimbingan

kelompok bertujuan untuk:

1) Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan

teman-temannya.

2) Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok

3) Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama teman-

teman dalam kelompok khususnya dan teman di luar kelompok pada

umumnya.

4) Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan

kelompok.

5) Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan orang lain.

6) Melatih siswa memperoleh keterampilan sosial

7) Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam

hubungannya dengan orang lain.

Ada beberapa tujuan bimbingan kelompok seperti yang

dikemukakan oleh (Prayitno & Amti, 2004) adalah sebagai berikut.

1) Mampu berbicara di depan orang banyak

2) Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan

dan lain sebagainya kepada orang banyak.

3) Belajar menghargai pendapat orang lain,

4) Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya.


65

5) Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan

yang bersifat negatif).

6) Dapat bertenggang rasa

7) Menjadi akrab satu sama lainnya,

8) Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau

menjadi kepentingan bersama

Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa

secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber

(terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-

hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan

masyarakat (Sukardi, 2010).

Bimbingan kelompok merupakan media pengembangan diri untuk

dapat berlatih berbicara, menanggapi, memberi menerima pendapat

orang lain, membina sikap dan perilaku yang normatif serta aspek-aspek

positif lainnya yang pada gilirannya individu dapat mengembangkan

potensi diri serta dapat meningkatkan perilaku komunikasi antarpribadi

yang dimiliki.

c. Fungsi Bimbingan kelompok

Bimbingan kelompok itu mempunyai tiga fungsi 1) fungsi

informatif, 2) fungsi pengembangan. Kedua fungsi ini contohnya,

bimbingan kelompok yang dilaksanakan melalui kegiatan home room,

sedangkan 3) fungsi preventif dan kreatif, digunakan untuk keperluan


66

terapi masalah-masalah psikologi seperti psikodarama, atau sosiodrama

untuk keperluan terapi masalah atau konflik sosial (Sukardi, 2010)..

Berdasarkan pendapat ahli di atas bimbingan kelompok yang akan

digunakan untuk membahas masalah self esteem (harga diri) dan aspirasi

karir, yang dapat berfungsi untuk pemahaman, pencegahan,

pemeliharaan dan pengembangan.

d. Prinsip-prinsip Bimbingan Kelompok

Ada beberapa prinsip dalam pelaksanaan bimbingan kelompok

sebagaimana yang dikemukakan oleh Sukardi (2010) yaitu:

1) kemandirian, 2) kemanfaatan, 3) tidak melanggar norma, 4) keadilan

dan kebijaksanaan serta (5) kesetiaan.

e. Peranan Pemimpin Kelompok dan Anggota Kelompok

Dinamika kelompok yang tercipta dalam proses bimbingan

kelompok menggambarkan hidupnya suatu kegiatan kelompok.

Hangatnya suasana atau kakunya komunikasi yang terjadi juga

tergantung pada peranan pemimpin kelompok. Oleh karena itu

pemimpin kelompok memiliki peran penting dalam rangka membawa

para anggotanya menuju suasana yang mendukung tercapainya tujuan

bimbingan kelompok. Sebagaimana yang dikemukakan Prayitno & Amti

(2004) bahwa peranan pemimpin kelompok ialah:

1) Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan

ataupun campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok.


67

Campur tangan ini meliputi, baik hal-hal yang bersifat isi dari yang

dibicarakan maupun yang mengenai proses kegiatan itu sendiri.

2) Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana yang

berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota

tertentu maupun keseluruhan kelompok. Pemimpin kelompok dapat

menanyakan suasanan perasaan yang dialami itu.

3) Jika kelompok itu tampaknya kurang menjurus kearah yang

dimaksudkan maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah

yang dimaksudkan itu.

4) Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan

balik) tentang berbagai hal yang terjadidalam kelompok, baik yang

bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok.

5) Lebih jauh lagi, pemimpin kelompok juga diharapkan mampu

mengatur “lalu lintas” kegiatan kelompok, pemegang aturan

permainan (menjadi wasit), pendamai dan pendorong kerja sama

serta suasana kebersamaan. Disamping itu pemimpin kelompok,

diharapkan bertindak sebagai penjaga agar apapun yang terjadi di

dalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti satu orang

atau lebih anggota kelompok sehingga ia mereka itu menderita

karenanya.

6) Sifat kerahasiaan dari kegiatan kelompok itu dengan segenap isi

dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya, juga menjadi

tanggung jawab pemimpin kelompok.


68

Bimbingan kelompok sebagian besar juga didasarkan atas peranan

para anggotanya. Peranan kelompok tidak akan terwujud tanpa

keikutsertaan secara aktif para anggota kelompok tersebut. Karena dapat

dikatakan bahwa anggota kelompok merupakan badan dan jiwa

kelompok tersebut.

Agar dinamika kelompok selalu berkembang, maka peranan yang

dimainkan para anggota kelompok adalah:

1) Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan

antaranggota kelompok.

2) Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam

kegiatan kelompok.

3) Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan

bersama

4) Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha

mematuhinya dengan baik.

5) Benar-benar berusaha untuk secara aktif ikut serta dalam seluruh

kegiatan kelompok.

6) Mampu berkomunikasi secara terbuka

7) Berusaha membantu anggota lain.

8) Memberi kesempatan anggota lain untuk juga menjalankan

peranannya.

9) Menyadari pentingnya kegiatan kelompok itu.


69

f. Tahap-tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok berlangsung melalui empat tahap. (Prayitno

& Amti, 2004) menjelaskan tahap-tahap bimbingan kelompok adalah

sebagai berikut.

1) Tahap Pembentukan

Tahap ini merupakan tahap pengenalan, tahap pelibatan diri

atau tahap memasukkakan diri kedalam kehidupan suatu kelompok.

Pada tahap ini pada umumnya para anggota saling memperkenalkan

diri dan juga mengungkapkan tujuan ataupun harapan-harapan

masing-masing anggota. Pemimpin kelompok menjelaskan cara-cara

dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok. Selanjutnya pemimpin

kelompok mengadakan permainan untuk mengakrabkan masing-

masing anggota sehinggamenunjukkan sikap hangat, tulus dan penuh

empati. Tahap pembentukan dapat digambarkan sebagai berikut.


70

TAHAP I
PEMBENTUKAN

Tema : - Pengenalan
- Pelibatan Diri
- Pemasukan Diri

Tujuan: Kegiatan:
1. Anggota memahami pengertian dan 1. Mengungkapkan pengertian dan
kegiatan kelompok dalam ruang BK tujuan kegiatan kelompok dalam
2. Tumbuhnya suasana kelompok
dalam rangka pelayanan bimbingan
3. Tumbuhnya minat anggota mengikuti
kegiatan kelompok dan konseling
4. Tumbuhnya saling mengenal, percaya, 2. Menjelaskan (a) cara-cara, dan (b)
menerima, dan membantu asas-asas bimbingan kelompok
5. Tumbuhnya suasana bebas dan 3. Saling memperkenalkan dan
terbuka mengungkapkan diri
6. Dimulainya pembahasan tentang 4. Teknik khusus
tingkahlaku dan perasaan dalam
5. Permainan
kelompok
penghangatan/pengakraban

PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK

1. Menampilkan do’a untuk mengawali kegiatan


2. Menampilkan diri secara utuh dan terbuka
3. Menampilkan penghormatan kepada orang lain, hangat, tulus, bersedia membantu,
dan penuh empati

Gambar 1. Tahap Pembentukan


2) Tahap Peralihan

Sebelum melangkah lebih lanjut ke tahap kegiatan kelompok

yang sebenarnya, pemimpin kelompok menjelaskan apa yang akan

dilakukan oleh anggota kelompok pada tahap kegiatan lebih lanjut

dalam kegiatan kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan

peranan anggota kelompok dalam kegiatan, kemudian menawarkan

atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan


71

pada tahap selanjutnya. Tahap kedua merupakan “jembatan” antara

tahap pertama dan ketiga. Dalam hal ini pemimpin kelompok

membawa para anggota meniti jembatan tersebut dengan selamat.

Bila perlu, beberapa hal pokok yang telah diuraikan pada tahap

pertama seperti tujuan dan asas-asas kegiatan kelompok ditegaskan

dan dimantapkan kembali, sehingga anggota kelompok telah siap

melaksankan tahap bimbingan kelompok selanjutnya. Tahap

peralihan dapat digambarkan sebagai berikut.

TAHAP II
PERALIHAN

Tema: Pembangunan jembatan antara tahap pertama dan tahap ketiga

Tujuan: Kegiatan:
1. Terbebasnya anggota dari perasaan
atau sikap enggan, ragu, malu atau 1. Menjelaskan kegiatan yang ditempuh
tidak saling percaya pada tahap berikutnya
2. Makin mantapnya suasana kelompok 2. Mengamati apakah para anggota sudah
dan kebersamaan siap menjalani kegiatan berikutnya
3. Makin mantapnya minat untuk ikut 3. Membahas suasana yang terjadi
serta dalam kegiatan kelompok 4. Meningkatkan kemampuan
keikutsertaan anggota

Peranan Pemimpin Kelompok

1. Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka


2. Tidak mengambil alih kekuasaan dari para anggota
3. Mendorong dibahasnya suasana perasaan
4. Membuka diri, sebagai contoh dan penuh empati

Gambar 2. Tahap Peralihan


72

3) Tahap kegiatan

Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari

kelompok. Namun, kelangsungan kegiatan kelompok pada tahap ini

amat tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika dua

tahap sebelumnya berhasil dengan baik, maka tahap ketiga itu akan

berhasil dengan lancar. Pemimpin kelompok dapat lebih santai dan

membiarkan para anggota sendiri yang melakukan kegiatan tanpa

banyak campur tangan dari pemimpin kelompok. Di sini prinsip tut

wuri handayani dapat diterapkan. Tahap kegiatan ini merupakan

tahap inti dimana masing-masing anggota kelompok saling

berinteraksi memberikan tanggapan dan lain sebagainya yang

menunjukkan hidupnya kegiatan bimbingan kelompok yang pada

akhirnya membawa kearah bimbingan kelompok sesuai tujuan yang

diharapkan. Tahap kegiatan dapat digambarkan sebagai berikut.


73

Tahap III
Kegiatan Kelompok Tugas

Tema: Kegiatan pencapaian tujuan (penyelesaian tugas)

Tujuan: Kegiatan:
1. Terbahasnya suatu masalah atau 1. Pemimpin kelompok mengemukakan
topik yang relevan dengan suatu masalah atau topik
kehidupan anggota secara 2. Tanya jawab antara anggota dan
mendalam dalam tuntas pemimpin kelompok tentang hal-hal
2. Ikut sertanya seluruh anggota yang belum jelas yang menyangkut
secara aktif dan dinamis dalam masalah atau topik yang dikemukakan
pembahasan, baik yang pemimpin kelompok
menyangkut unsur-unsur tingkah 3. Anggota membahas masalah secara
laku, pemikiran ataupun perasaan mendalam
4. Kegiatan selingan

Peranan pemimpin kelompok


1. Sebagai pengatur lalu lintas yang sabar dan terbuka
2. Aktif tetapi tidak banyak bicara

Gambar 3. Tahap Kegiatan

4) Tahap Pengakhiran

Pada tahap ini merupakan tahap berhentinya kegiatan. Dalam

pengakhiran ini terdapat kesepakatan kelompok apakah kelompok

akan melanjutkan kegiatan dan bertemu kembali serta berapa kali

kelompok itu bertemu. Dengan kata lain kelompok yang menetapkan

sendiri kapan kelompok itu akan melakukan kegiatan. Tahap

kegiatan dapat digambarkan sebagai berikut.


74

TAHAP IV
PENGAKHIRAN

Tema : Penilaian dan tindak lanjut

Tujuan: Kegiatan:
1. Terungkapnya kesan-kesan anggota 1. Pemimpin kelompok kelompok
kelompok tentang pelaksanaan mengemukakan bahwa kegiatan
kegiatan akan segera diakhiri
2. Terungkapnya hasil kegiatan 2. Pemimpin dan anggota kelompok
kelompok yang telah dicapai yang mengemukakan kesan dan hasil-
dikemukakan secara mendalam hasil kegiatan
3. Terumuskanya rencana kegiatan 3. Membahas kegiatan lanjutan
lebih lanjut 4. Mengemukakan pesan dan harapan
4. Tetap dirasakanya hubungan
kelompok dan rasa kebersamaan
meskipun kegiatan diakhiri

PERANAN PEMIMPIN KELOMPOK


1. Tetap mengusahakan suasana hangat, bebas dan terbuka
2. Memberikan pernyataan dan mengucapkan terima kasih atas keikutsertaan
anggota
3. Memberikan semangat untuk kegiatan lebih lanjut
4. Penuh rasa persahabatan dan empatpi

Gambar 4. Tahap Pengakhiran

g. Evaluasi Kegiatan Bimbingan Kelompok

Penilaian atau evaluasi kegiatan bimbingan kelompok

diorientasikan kepada perkembangan pribadi siswa dan hal-hal yang

dirasakan oleh anggota berguna.Penilaian kegiatan bimbingan kelompok

dapat dilakukan secara tertulis, baik melalui essai, daftar cek, maupun

daftar isian sederhana (Prayitno & Amti, 2004; Prayitno, 2017; Prayitno,

Afdal, Ifdil, & Ardi, 2017). Setiap pertemuan, pada akhir kegiatan

pemimpin kelompok meminta anggota kelompok untuk mengungkapkan


75

perasaannya, pendapatnya, minat, dan sikapnya tentang sesuatu yang

telah dilakukan selama kegiatan kelompok (yang menyangkut isi

maupun proses). Selain itu anggota kelompok juga diminta

mengemukakan tentang hal-hal yang paling berharga dan sesuatu yang

kurang di senangi selama kegiatan berlangsung.

Penilaian atau evaluasi dan hasil dari kegiatan bimbingan

kelompok ini bertitik tolak bukan pada kriteria “benar atau salah”, tetapi

berorientasi pada perkembangan, yakni mengenali kemajuan atau

perkembangan positif yang terjadi pada diri anggota kelompok. Prayitno

& Amti (2004) mengemukakan bahwa penilaian terhadap bimbingan

kelompok lebih bersifat “dalam proses”, hal ini dapat dilakukan melalui:

1) Mengamati partisipasi dan aktivitas peserta selama kegiatan

berlangsung.

2) Mengungkapkan pemahaman peserta atas materi yang dibahas

3) Mengungkapkan kegunaan layanan bagi anggota kelompok, dan

perolehan anggota sebagai hasil dari keikutsertaan mereka.

4) Mengungkapkan minat dan sikap anggota kelompok tentang

kemungkinan kegiatan lanjutan.

5) Mengungkapkan tentang kelancaran proses dan suasana

penyelenggaraan layanan.
76

h. Teknik-teknik dalam Bimbingan Kelompok

Prayitno & Amti (2004) mengemukakan bahwa teknik-teknik

dalam bimbingan kelompok adalah sama dengan teknik yang digunakan

dalam konseling perorangan. Hal tersebut memang demikian karena

pada dasarnya tujuan dan proses pengembangan pribadi melalui

bimbingan kelompok dan konseling perorangan adalah sama.

Perbedaannya hanya terletak pada proses interaksi antarpribadi yang

lebih luas dalam dinamika kelompok pada bimbingan kelompok.

4. Rasional dari Pendekatan REBT Format Kelompok untuk


Meningkatkan Disiplin Siswa

Disiplin adalah dasar perilaku seseorang yang berpengaruh besar

terhadap segala hal, baik urusan belajar maupun kepentingan pribadi,

sosial dan karir. Disiplin merupakan sikap yang wajib ada pada semua

siswa dan untuk memiliki tingkat disiplin tinggi dalam mengerjakan

apapun, maka dibutuhkan latihan dengan kesadaran diri akan pentingnya

sikap disiplin sehingga menjadi suatu landasan yang kuat bagi siswa.

Rasional dari pendekatan REBT Format kelompok untuk

meningkatkan disiplin siswa ialah dimulai dari kejadian atau peristiwa

yang terjadi di dalam diri siswa sebagai suatu kejadian yang buruk karena

menggagalkan atau menghambat tujuan-tujuan siswa, selanjutnya siswa

akan mengambil jalan buruk pula sebagai konsekuensi yang dibuat atas

keyakinan siswa terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi sebelumnya.


77

Glading (2015) menjelaskan REBT bertujuan untuk membantu

anggota kelompok mengubah kebiasaan berfikir atau bertingkah laku yang

menghancurkan diri sendiri. Salah satu cara untuk mengubah kebiasaan

berfikir menurut Ellis ialah dengan mengajarkan model A-B-C-D-E dari

REBT kepada setiap anggota kelompok, yaitu sebagai berikut.

“A” : Berarti mengaktifkan pengalaman

“B” : Mewakili pendapat anggota kelompok mengenai pengalaman

tersebut

“C” : Reaksi emosional terhadap B

“D” : Menjauhkan pemikiran irasional, biasanya dengan bantuan

pemimpin kelompok REBT, dan menggantinya dengan pemikiran

rasional

“E” : Pemikiran yang efektif dan filosofi pribadi baru yang akan

membantu anggota kelompok mencapai kepuasan hidup yang

lebih besar (Glading, 2015).

Pemimpin kelompok yang akan menggunakan model A-B-C-D-E

perlu mengajarkan teori kepada anggota. Ada dua cara memperkenalkan

teori kepada anggota, yang pertama adalah untuk mengambil masalah dari

salah satu anggota kelompok. Cara kedua dengan mulai bertanya kepada

mereka, "dari mana perasaan berasal?" Banyak orang akan berseru dari

"orang lain," " hati," " masa lalu", atau "situasi." Ini mengarah ke

presentasi gagasan bahwa pikiran menyebabkan perasaan (Jacobs, Masson,

& Harvill, 2012).


78

Kerangka A-B-C merupakan pusat REBT teori dan praktek, Wolfe

menjelaskan bahwa dalam model A-B-C-D-E dimulai dari menyediakan

alat yang berguna untuk memahami perasaan, pikiran, peristiwa, dan

perilaku anggota kelompok. A adalah adanya fakta, peristiwa

mengaktifkan, atau perilaku atau sikap individu. C adalah konsekuensi

emosional dan perilaku atau reaksi individu; reaksi dapat baik sehat atau

kurang sehat. A (acara mengaktifkan) tidak menyebabkan C (konsekuensi

emosional). Sebaliknya, sebagian besar menyebabkan B, yang merupakan

kepercayaan orang tentang A, C, reaksi emosional.

Interaksi dari berbagai komponen dapat dilihat sebagai berikut.

A (Acara mengaktifkan) ← B (keyakinan) → C (emosi dan perilaku


konsekuensi)

D (Memperselisihkan intervensi) → E (efek) → F (perasaan baru)

Misalnya di dalam proses belajar, kelas yang membosankan

membuat siswa memutuskan keluar kelas pada saat jam mata pelajaran

berlangsung untuk duduk di kantin. Kelas yang membosankan merupakan

kejadian atau peristiwa. keluar kelas pada saat jam mata pelajaran

berlangsung untuk duduk di kantin merupakan konsekuensi atas keyakinan

irasional siswa yang diperoleh dari proses berfikir bahwa duduk di kantin

lebih menyenangkan daripada berada di kelas yang membosankan. Ellis

akan mempertahankan bahwa keyakinan tentang penolakan dan kegagalan

(di titik B) adalah apa yang terutama menyebabkan siswa keluar (pada titik

C) tidak peristiwa suasa kelas yang membosankan (pada poin A).


79

Ellis percaya bahwa manusia sebagian besar bertanggung jawab

untuk menciptakan reaksi emosional dan gangguan mereka sendiri,

menunjukkan orang-orang bagaimana mereka dapat mengubah mereka

keyakinan irasional yang langsung "menyebabkan" konsekuensi emosional

mereka terganggu adalah jantung dari REBT (Corey, 2013b).

Setelah A, B, dan C datang D (Memperselisihkan). Pada dasarnya,

D adalah penerapan metode untuk membantu anggota kelompok yang

menantang keyakinan irasional mereka. Ada tiga komponen dari proses ini

bersengketa yaitu mendeteksi, berdebat dan diskriminasi. Pertama,

anggota kelompok belajar bagaimana mendeteksi irasional keyakinan

mereka, khususnya mereka absolutis "shoulds" dan "musts," mereka

"awfulizing," dan mereka "self-downing." Kemudian anggota kelompok

perdebatan keyakinan mereka yang disfungsional dengan belajar

bagaimana untuk secara logik, dan secara empiris mempertanyakan

kepercayaan mereka dan berkerja keras agar pendapat mereka keluar dari

diri mereka dan bertindak melawan kepercayaan mereka. Akhirnya,

anggota kelompok belajar untuk membedakan keyakinan irasional (self

defeating) dari keyakinan rasional (self-helping) (Corey, 2013b).

Ellis mempertahankan bahwa manusia memiliki kapasitas yang

signifikan untuk mengubah kognisi, emosi, dan perilakunya.

Restrukturisasi filosofis untuk mengubah kepribadian disfungsional

melibatkan langkah-langkah berikut: a) sepenuhnya mengakui bahwa

sebagian besar individu bertanggung jawab atas terciptanya masalah-


80

masalah emosional individu itu sendiri; b) menerima gagasan bahwa

individu memiliki kemampuan untuk berubah menjadi lebih baik;

c) mengakui bahwa masalah emosional sebagian besar berasal dari

keyakinan irasional; d) jelas memahami keyakinan irasional; e) melihat

nilai serta memperselisihkan keyakinan irasional dapat mengalahkan diri

sendiri; f) menerima kenyataan bahwa jika individu mengharapkan untuk

berubah maka individu harus bekerja keras dalam merubah cara emosi dan

perilaku untuk mengatasi keyakinan individu, disfungsional perasaan dan,

tindakan yang mengikuti; dan g) metode REBT berlatih mencabut atau

mengubah keyakinan dapat diterapkan selama sisa hidup individu tersebut

(Corey, 2013b).

B. Penelitian yang Relevan

1. Ifnaldi (2014), “Upaya Pengembangan Disiplin Siswa oleh Guru

Bimbingan dan Konseling di SMAN 1 Pariangan”. Adapun

persamaannya adalah sama-sama menangani tentang disiplin siswa

yang secara umum dilakukan oleh guru BK, sedangkan dalam

penelitian ini lebih khusus yakni menguji teori REBT format

kelompok. Jenis penelitian di atas adalah penelitian kualitatif

sedangkan penelitian ini merupakan penelitian Quasi-Experiment.

2. Nory Natalia (2015), “Efektivitas Layanan Informasi dengan

Menggunakan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Sikap Siswa

terhadap Kedisiplinan Sekolah”. Persamaan penelitian ini sama-sama

ingin melihat perubahan tingkat disiplin dengan memberikan


81

treatment. Treatment yang diberikan pada penelitian di atas ialah

layanan informasi dengan menggunakan media audio visual,

sedangkan peneliti ini treatment yang diberikan ialah REBT format

kelompok.

3. Imalatul Khaira (2017), “Efektivitas Pendekatan Rational Emotive

Behavior Therapy Format Group dalam Meningkatkan Penyesuaian

Sosial Anak Asuh Panti Asuhan Wira Lisna Padang”. Persamaan

penelitian terletak pada pendekatan REBT format kelompok yang

digunakan sebagai pendekatan dalam memberikan treatment kepada

subjek penelitian. Perbedaan penelitian ialah menagani penyesuaian

sosial, sedangkan peneliti ini untuk meningkatkan disiplin siswa.

4. Hayu Stevani (2015), “Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok

dengan Pendekatan Rasional Emotive Behavior Therapy untuk

Mengatasi Kecemasan Mahasiswa (Studi pada Mahasiswa IAIN Imam

Bonjol Padang)”. Persamaan penelitian ialah ingin mengetahui

efektifitas pendekatan REBT dalam dalam memberikan treatment

kepada subjek penelitian pada kelompok eksperimen. Perbedaan

penelitian ialah mengatasi kecemasan mahasiswa, sedangkan peneliti

ini untuk meningkatkan disiplin siswa.

5. Misda Fitri (2015), “Efektifitas Layanan Bimbingan Kelompok dalam

Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa dengan Sugesti”. Persamaan

penelitian yaitu untuk mengetahi efektivitas dari treatment yang

diberikan kepada subjek penelitian. Persamaan selanjutnya ialah sama-


82

sama meneliti tentang disiplin. Penelitian di atas memberikan

treatment layanan bimbingan kelompok dengan sugesti, sedangkan

penelitian ini memberikan treatment REBT format kelompok.

C. Kerangka Konseptual

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu satu variabel bebas dan

satu varibel terikat. Variabel bebas ialah pendekatan REBT format

kelompok, sedangkan variabel terikat ialah disiplin siswa. pendekatan

REBT format kelompok merupakan salah satu pendekatan konseling dan

psikoterapi yang memungkinkan dapat meningkatkan disiplin siswa.

Treatment ini diberikan kepada siswa kelas XI sebagai kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Keyakinan, cara berpikir, sikap,

persepsi, serta pandangan yang irasional menjadi penyebab disiplin siswa

rendah. Siswa yang mempunyai keyakinan, cara berpikir, sikap, persepsi,

serta pandangan yang irasional tentang disiplin cenderung melakukan

pelanggaran disiplin seperti: terlambat, keluar masuk kelas, tidak

mengindahkan jadwal dan aturan berpakaian, dan menunda pengerjaan

tugas, Sebaliknya siswa yang memiliki keyakinan, cara berpikir, sikap,

persepsi, serta pandangan yang rasional tentang disiplin akan datang ke

sekolah tepat pada waktunya, tidak keluar masuk kelas, menggunakan

pakaian sesuai dengan jadwal dan aturan yang berlaku, belajar dengan baik

sehingga akan menghasilkan pribadi siswa yang disiplin.

Sukardi (2010) menjelaskan bimbingan dan konseling memiliki

empat fungsi yaitu pencegahan (preventif), pemahaman, perbaikan, serta


83

pemeliharaan dan pengembangan yang merupakan bagian-bagian penting

sehingga bimbingan konseling dipandang memiliki kontribusi dalam

memberikan pemahaman terhadap siswa agar mampu menjalani kehidupan

sehari-hari yang efektif dan mampu menjalankan semua aktivitas dengan

teratur dan berkualitas. Bimbingan konseling memiliki pendekatan-

pendekatan, salah satunya pendekatan REBT dapat dilakukan pada

beberapa gangguan yang dialami siswa seperti gangguan disiplin.

Sebagaimana yang dijelaskan Latipun (2008) bahwa klien yang cocok

untuk REBT adalah klien yang mengalami gangguan karakter, gangguan

neurotik, gangguan psikosomatik, mengalami kecemasan tingkat moderat,

ketidakmampuan dalam hubungan interpersonal, problem perkawinan,

keterampilan dalam pengasuhan, dan disfungsi seksual. Secara

keseluruhan pendekatan REBT format kelompok efektif dilaksanakan,

dengan catatan gangguan tidak terlalu serius.

Proses pengujian pendekatan REBT format kelompok melibatkan

siswa sebagai anggota kelompok untuk melibatkan diri secara fisik dan

mental memberikan ide-ide, pendapat-pendapat, pengalaman-pengalaman

atau hal-hal yang menyangkut masalah yang sedang dibahas yang pada

akhirnya akan melahirkan suatu komitmen yang kuat yang lahir dari dalam

diri siswa untuk melaksanakan langkah-langkah positif berkenaan dengan

masalah yang dibahas. Lebih jelasnya bisa dilihat pada Gambar 5 sebagai

berikut.
84

Disiplin siswa
SMAN 2 Padang

Diberikan Pretest

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Peningkatan disiplin Peningkatan disiplin


dengan pendekatan REBT tanpa pendekatan REBT
format kelompok

Diberikan Posttest

Hasil pretest dan posttest dari masing-


masing kelompok dibandingkan
melalui teknik statistik

Uji Hipotesis

Gambar 5. Kerangka Konseptual


85

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, maka

hipotesis penelitian sebagai berikut.

1. Terdapat perbedaan skor rata-rata disiplin siswa kelompok eksperimen

sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan treatment pendekatan

REBT format kelompok, di mana skor rata-rata posttest lebih tinggi secara

signifikan dibandingkan pretest.

2. Terdapat perbedaan skor rata-rata disiplin siswa kelompok kontrol

sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan treatment tanpa

pendekatan REBT, di mana skor rata-rata posttest mengalami peningkatan

dibandingkan pretest.

3. Terdapat perbedaan skor rata-rata disiplin siswa antara siswa kelompok

eksperimen yang diberikan treatment pendekatan REBT format kelompok,

dengan siswa kelompok kontrol yang diberikan treatment tanpa

pendekatan REBT. Skor rata-rata posttest kelompok eksperimen lebih

tinggi secara signifikan dibandingkan skor rata-rata posttest kelompok

kontrol.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain eksperimen

yang dipilih terkait erat dengan tingkat validitas hasil penelitian yang akan

diperoleh (Jaedun, 2011). Keppel (Creswell, 2016) menjelaskan penelitian

eksperimen merupakan usaha untuk menetukan apakah suatu treatment

mempengaruhi sebuah hasil. Metode penelitian eksperimen dapat digunakan

untuk mencari pengaruh treatment tertentu terhadap yang lain dalam kondisi

yang terkendalikan (Sugiyono, 2014). Penelitian ini dirancang untuk

mendapatkan data tentang pengaruh treatment pendekatan REBT format

kelompok untuk meningkatkan disiplin siswa, sehingga dapat mengurangi

pelanggaran disiplin siswa.

Desain pada penelitian ini adalah Quasi Experiment atau eksperimen

semu. Salah satu desain yang tergolong Quasi-Experiment adalah The Non

Equivalent Control group (Yusuf, 2013). The Non Equivalent Control group

merupakan desain eksperimen yang dilakukan dengan sebelum treatment

diberikan dan sesudah treatment diberikan, terdapat kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol sebagai penerima treatment. Rancangan penelitian The

Non Equivalent Control group (Yusuf, 2013) dapat digambarkan sebagai

berikut.

E O1 X O2

K O3 - O4

Gambar 6. Rancangan Penelitian the Non Equivalent Control Group

86
87

Keterangan :
E : Kelompok Eksperimen
K : Kelompok Kontrol
O1 : Eksperimen Pretest
O2 : Eksperimen Posttest
O3 : Kontrol Pretest
O4 : Kontrol Posttest
X : Treatment peningkatan disiplin dengan pendekatan REBT
format kelompok
- : Treatment peningkatan disiplin tanpa pendekatan REBT

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi

Yusuf (2013) menjelaskan populasi merupakan totalitas semua

nilai-nilai yang mungkin daripada karakteristik tertentu sejumlah objek

yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sugiyono (2014) menjelaskan bahwa,

populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas XI SMAN 2 Padang.

2. Sampel

Menurut Yusuf (2013) sampel adalah sebagian dari populasi yang

terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sugiyono (2014) menjelaskan

bahwa sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi. Dengan demikian sampel adalah sebagian dari

populasi yang menjadi objek penelitian (Arikunto 2010).

Keppel (Creswell, 2016) menjelaskan teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian Quasi-Experiment ialah dengan prosedur

non random, yaitu dengan teknik purposive sampling. Non random disebut
88

juga sampel non probability, yaitu prosedur pengambilan sampel tidak

dengan acak, biasanya dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Selanjutnya purposive sampling adalah teknik pemilihan sekelompok

subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang

mempunyai hubungan yang erat dengan ciri-ciri atau sifat populasi yang

sudah diketahui sebelumnya.

Adapun yang menjadi pertimbangan peneliti menggunakan

purposive sampling dalam menentukan sampel penelitian ialah: (1) siswa

yang memiliki skor disiplin dalam kategori rendah, sedang, tinggi dan

sangat tinggi berdasarkan instrumen disiplin siswa dan (2) jumlah anggota

kelompok yaitu sebanyak 2 sampai 15 orang siswa dalam satu kelompok,

agar anggota lebih ter pantau dan peningkatan disiplin siswa dengan

pendekatan REBT format kelompok bisa berjalan lebih efektif. Hal ini

didukung oleh Rusmana (2009) menyatakan jumlah anggota dalam

kegiatan format kelompok seharusnya jumlah peserta antara 2 sampai 15

orang sehingga pembahasannya lebih luas dan dalam. Pengambilan

sampel, ada beberapa langkah-langkah yang peneliti lakukan, antara lain

sebagai berikut.

a. Memilih sekolah yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian

Sekolah yang dipilih pada penelitian adalah SMAN 2 Padang

berdasarkan pertimbangan merupakan salah satu sekolah negeri yang

berada di Kota Padang yang memiliki pelanggaran disiplin siswa,

dilihat dari buku pelanggaran kasus yang ada di ruangan BK yaitu


89

rekapitulasi pelanggaran-pelanggaran kedisiplinan siswa dan buku piket

yang ada di SMAN 2 Padang.

b. Memilih tingkatan kelas sampel penelitian

Tingkatan kelas yang dipilih adalah siswa kelas XI yang terdaftar

pada tahun ajaran 2018/2019 di SMAN 2 Padang, alasan dipilih siswa

kelas XI adalah karena siswa kelas XI mengalami pelanggaran disiplin

siswa yang tinggi, hal ini berdasarkan hasil pengumpulan data awal

yang dilakukan peneliti dengan observasi dan wawancara.

c. Memilih sampel yang akan dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan


kelompok kontrol.

Sebagai syarat pelaksanaan eksperimen maka kedua kelompok

sampel harus setara. Kesetaraan dalam penelitian ini berkaitan dengan

tingkat disiplin siswa pada masing-masing kelompok. Penyetaraan

antara kedua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan

dengan cara membandingkan skor pretest dari setiap sampel.

C. Definisi Operasional

Berikut ini dijelaskan definisi operasional sehingga menghindari

interpretasi yang berbeda-beda dan kerancuan pemahaman tentang aspek-

aspek yang menjadi variabel penelitian.

1. Pendekatan REBT Format Kelompok

Pendekatan REBT format kelompok dalam penelitian ini adalah

suatu kegiatan yang dirancang untuk menyelesaikan masalah anggota

kelompok, yaitu dengan cara mengaktifkan peristiwa (A) yang berdampak

pada keyakinan irasional (iB) dan keyakinan rasional (rB) sehinga terlihat
90

reaksi emosional (C) anggota kelompok, selanjutnya memperselisihkan

keyakinan irasional (D) dan merubahnya menjadi keyakinan rasional (E).

2. Disiplin Siswa

Disiplin siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap

seseorang yang akan menunjukkan ketaatan atau kepatuhan terhadap

peraturan atau tata tertib yang telah ada dengan senang hati dan kesadaran

diri. Aspek disiplin siswa meliputi (1) disiplin dalam memanfaatkan

waktu, (2) disiplin dalam belajar, (3) disiplin dalam bertata karma dan

(4) disiplin dalam berpakaian.

D. Pengembangan Instrumen Penelitian

Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini maka di

kembangkan alat pengumpul data yaitu berupa instrumen skala model Likert

yang digunakan untuk memperoleh gambaran tentang disiplin siswa sebelum

dan sesudah mengikuti layanan bimbingan kelompok.

1. Pengembangan Kisi-kisi Instrumen

Instrumen tentang disiplin siswa dikembangkan dari definisi

operasional variabel. Instrumen ini berisi pernyataan-pernyataan tentang

disiplin siswa. Pengembangan instrumen disiplin siswa ialah membuat

kisi-kisi variabel menjadi indikator dan selanjutnya menyusun aspek yang

akan diukur untuk diuraikan menjadi butir-butir pernyataan dalam

instrumen disiplin siswa. Selanjutnya, ditentukan langkah-langkah sebagai

berikut. (1) pembuatan kisi-kisi instrumen berdasarkan teori pada masing-

masing variabel, (2) membuat indikator masing-masing variabel, dan (3)


91

penyusunan butir-butir pernyataan, kemudian melakukan analisis rasional

untuk melihat kesesuaian masing-masing butir dengan indikator variabel

serta ketepatan menyusun butir instrumen terhadap aspek-aspek yang akan

diukur. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian dapat diliaht pada Tabel 3

sebagai berikut.
92

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Nomor Item Juml


Sub-
Variabel Indikator ah
Variabel Fav
Unfav (-) Item
(+)
Persiapan berangkat ke
1 - 1
sekolah
Masuk ke kelas 2 - 1
Mengikuti upacara bendera
- 3 1
setiap hari Senin
Disiplin Mengikuti Kultum
dalam Mingguan (kulmi) pada hari 4 - 1
meman- Jumat pagi
faatkan Hadir dalam kegiatan
waktu - 5 1
ekstrakulikuler
Menggembalikan barang
Disiplin siswa
milik sekolah sesuai dengan 6 - 1
batas waktu yang ditentukan
(Disiplin
Menyelesaikan administrasi
siswa yang - 7 1
sekolah tepat waktu
dimaksud
dalam Persiapan belajar 8, 10,
9 5
11, 12
penelitian ini
adalah sikap Perhatian terhadap kegiatan
Disiplin 13 - 1
seseorang belajar
dalam
yang akan Mematuhi peraturan Proses
belajar - 14, 15 2
menunjukkan Belajar Mengajar (PBM)
ketaatan atau Menyelesaikan tugas yang 16, 17,
19, 20 6
kepatuhan diberikan guru 18, 21
terhadap Membuat surat izin ketika
- 22 1
peraturan atau tidak masuk sekolah
tata tertib Menyapa guru dan siswa
23 24 2
yang telah ada lain
Disiplin
dengan Berbicara sopan 25, 26,
dalam - 4
senang hati 27, 28
bertata
dan kesadaran Membuang sampah pada
krama
diri. tempatnya - 29 1

Bertanggung jawab dengan


- 30 1
tugas piket
Persiapan berpakaian
31 - 1
sekolah
Disiplin Memakai seragam sekolah 32 - 1
dalam
Memakai kelengkapan
pakaian 33 - 1
seragam
Berpakaian rapi dan bersih 34 - 1

Total Item 22 12 34
93

2. Pedoman Scoring

Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat sehingga

menghasilkan item-item pernyataan dan kemungkinan jawabannya.

Instrumen digunakan untuk mengukur tingkat disiplin siswa. Item

pernyataan tingkat disiplin siswa menggunakan skala model Likert.

Format responden yang digunakan dalam instrumen penelitian ini terdiri

dari 5 pilihan jawaban yaitu: Sangat Sesuai, Sesuai, Cukup Sesuai, Tidak

Sesuai, dan Sangat Tidak Sesuai. Untuk lebih jelasnya mengenai pola

penskoran dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut.

Tabel 4. Skor Penilaian Instrumen


Skor yang diberikan untuk Setiap Pernyataan
awaban Responden
Favorable (+) Unfavorable (-)
Sangat Sesuai 5 1
Sesuai 4 2
Cukup Sesuai 3 3
Tidak Sesuai 2 4
Sangat Tidak Sesuai 1 5

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen


a. Uji Validitas Isi Instrumen
Validitas isi instrumen diuji melalui telaah terhadap content

validity. Kegiatan ini dilakukan setelah instrumen diperiksa oleh

pembimbing dan selanjutnya instrumen tersebut dilakukan penetapan

kelayakan (judgment). Tiga orang ahli dalam instrumen ini yang

melakukan kelayakan adalah Ibu Prof. Dr. Neviyarni S., M.s., Kons.,

Ibu Dr. Yeni Karneli, M.Pd., Kons., dan Ibu Dr. Netrawati, M.Pd.,
94

Kons. Setelah dilakukan judgment instrumen tersebut, maka dilakukan

diskusi dengan pembimbing untuk menyusun instrumen selanjutnya.

b. Uji Validitas Butir Instrumen


Validitas adalah seberapa jauh instrumen itu benar-benar

mengukur apa (objek) yang hendak diukur. Untuk menguji validitas

butir digunakan menggunakan teknik korelasi Pearson Product

Moment (Arikunto, 2010) dengan rumus:

N.XY (X )( Y )


Rxy 
N. X 2
 ( X 2 )(N. Y 2  ( Y ) 2 


Keterangan :
Rxy : Koefisien korelasi korelasi Pearson Product Moment
∑X : Jumlah skor variabel X (tes yang disusun)
∑Y : Jumlah skor variabel Y (tes kriterium)
N : Jumlah responden

Pada penelitian ini kriteria pengujian, apabila r hitung > r tabel

dengan taraf signifikansi 0, 05 maka butir instrumen tersebut valid dan

sebaliknya jika r hitung < r tabel maka butir instrumen tersebut tidak

valid. Dalam rangka menghindari kesalahan dalam menghitung secara

manual, maka peneliti memanfaatkan program SPSS versi 20.00.

Hasil ujicoba instrumen disiplin siswa yang diberikan kepada

siswa SMAN 2 Padang kelas XII berjumlah 36 orang, digunakan

untuk keperluan uji validitas. Butir soal instrumen disiplin siswa saat

uji coba berjumlah 42 pernyataan, tetapi setelah dilakukan pengujian

dengan analisis butir pernyataan, maka diketahui bahwa 8 butir

pernyataan tidak valid dengan nilai r hitung < 0, 3202. Adapun


95

keterangan lebih rinci mengenai pengolahan hasil validitas instrumen

yaitu:

Tabel 5. Validitas Butir Pernyataan Instumen Disiplin


Siswa
No Pearson No Pearson
Item Correlation Item Correlation
1 0,429 22 0,645
2 0,057 23 0,701
3 0,458 24 0,569
4 0,380 25 0,409
5 0,410 26 0,527
6 0,452 27 0,533
7 0,507 28 0,523
8 0,382 29 0,344
9 0,162 30 0,534
10 0,734 31 0,681
11 0,494 32 0,632
12 0,505 33 -0,290
13 0,412 34 0,699
14 0,454 35 0,771
15 0,112 36 0,516
16 0,585 37 0,601
17 0,154 38 0,248
18 0,185 39 0,542
19 0,454 40 0,711
20 0,158 41 0,697
21 0,686 42 0,675
Keterangan: kolom tidak valid

Hal ini berpedoman kepada ketentuan bahwa apabila r hitung ≥r

tabel dengan taraf signifikansi 0, 05 maka butir instrumen tersebut valid

dan sebaliknya jika r hitung <r tabel maka butir instrumen tersebut tidak

valid, sehingga harus dibuang. Adapun nilai r tabel untuk n= 36 adalah

0, 3202. Jadi jumlah butir instrumen penelitian yang valid adalah 34

butir instrumen.
96

c. Uji Reliabilitas Instrumen

Alat akan dikatakan reliabel, apabila alat ukur itu di uji cobakan

kepada objek atau subjek yang sama secara langsung berulang-ulang,

maka hasilnya tidak akan jauh berbeda, konsisten, dan stabil.

Pengujian reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach (Yusuf,

2013) sebagai berikut.

 k    2 b 
rtt    1  2 
 k  1 t

Keterangan:
r tt :Koefisien reliabilitas instrumen
k :Banyaknya butir pertanyaan
∑σ2 b :Jumlah varian butir
σ2 t :Varian total

Kriteria pengujian dapat dilihat apabila r hitung ˃ r tabel maka

instrumen tersebut reliabel. sebaliknya jika r hitung <r tabel maka butir

instrumen tersebut tidak reliabel. Selanjutnya kategori koefisiensi

reliabelitas uji coba instrumen dari 0,80-1,00 dikategorikan sangat

tinggi (Sudijono, 2011). Dalam rangka menghindari kesalahan dalam

menghitung secara manual, maka peneliti memanfaatkan program

SPSS versi 20.00. Adapun hasil perhitungan reliabelitas instrumen

disiplin siswa yaitu:

Tabel 6. Hasil Uji Alpha Cronbach Instrumen Disiplin Siswa


Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

,909 42
97

Berdasarkan hasil Alpha Cronbach menunjukkan bahwa dari 42

butir instrumen yang valid tersebut di atas dapat diketahui nilai

reliabelitasnya sangat tinggi, yaitu alpha sebesar 0,909. Nilai ini lebih

besar dari 0,80 (0,909 > 0,80), sehingga syarat suatu instrumen yang

reliabel sudah terpenuhi dengan baik.

E. Prosedur Penelitian
1. Menentukan tempat penelitian

Tempat penelitian yang dipilih untuk melakukan penelitian ini

adalah SMAN 2 Padang, sekolah ini peneliti pilih dengan pertimbangan

bahwa SMAN 2 Padang merupakan salah satu sekolah yang memiliki

masalah terkait disiplin siswa yang dilihat berdasarkan hasil

pengumpulan data awal dari buku pelanggaran disiplin siswa dan buku

guru piket yang ada di SMAN 2 Padang. Selain itu guru BK di SMAN 2

padang belum pernah memberikan pendekatan REBT format kelompok

untuk meningkatkan disiplin siswa.

2. Merancang materi

Berikut disajikan rancangan materi dan kerangka prosedur

pendekatan Rational Emotive Behaviour Therapy format kelompok dapat

dilihat pada Tabel 7.


98

Tabel 7. Rancangan Materi Pendekatan Rational Emotive Behaviour


Therapy Format Kelompok
Topik Jumlah
No Indikator Tujuan
Bahasan Pertemuan
Melaksanakan Untuk mengungkapkan tingkat
1 - Pretest 1x disiplin siswa sebelum diberikan
perlakuan.
Manajemen Untuk pembentukan sikap
waktu siswa yang akan berperilaku
disiplin dalam memanfaatkan
waktu yang meliputi;
persiapan diri sebelum
1x berangkat ke sekolah, masuk
ke kelas, mengikuti upacara
bendera setiap hari Senin,
mengikuti Kultum Mingguan
Disiplin dalam
(kulmi) dan hadir dalam
2 memanfaatkan
kegiatan ekstrakulikuler.
waktu
Sikap Untuk pembentukan sikap siswa
bertanggungja yang akan berperilaku disiplin
wab dalam dalam memanfaatkan waktu
memanfaatkan yang meliputi; menggembalikan
waktu 1x barang milik sekolah sesuai
dengan batas waktu yang
ditentukan dan menyelesaikan
administrasi sekolah tepat
waktu.
Persiapan- Untuk pembentukan sikap siswa
persiapan yang akan berperilaku disiplin
1x
dalam belajar dalam belajar yang meliputi;
persiapan belajar.
Aktif dalam Untuk pembentukan sikap siswa
belajar yang akan berperilaku disiplin
dalam belajar yang meliputi;
Disiplin dalam 1x Pperhatian terhadap kegiatan
3
belajar belajar, mematuhi peraturan
Proses Belajar Mengajar
(PBM).
Sukses dalam Untuk pembentukan sikap siswa
belajar yang akan berperilaku disiplin
1x dalam belajar yang meliputi;
menyelesaikan tugas yang
diberikan guru.
Sopan dan Untuk pembentukan sikap siswa
santun kepada yang akan berperilaku disiplin
guru dan dalam bertata krama yang
teman meliputi; membuat surat izin
Disiplin dalam ketika tidak masuk sekolah,
4 1x
bertata krama menyapa guru dan siswa lain,
berbicara sopan dan meminta
izin ketika keluar kelas.
99

Menjaga Untuk pembentukan sikap siswa


kebersihan yang akan berperilaku disiplin
lingkungan dalam bertata krama yang
sekolah 1x meliputi; membuang sampah
pada tempatnya dan
bertanggung jawab dengan
tugas piket.
Menjaga Untuk pembentukan sikap siswa
kerapian dan yang akan berperilaku disiplin
kebersihan dalam berpakaian yang
Disiplin dalam pakaian meliputi; persiapan berpakaian
5 1x
berpakaian sekolah, memakai seragam
sekolah, memakai kelengkapan
seragam dan berpakaian rapi
dan bersih.
Melaksanaka Untuk mengungkapkan tingkat
6 - n Posttest 1x disiplin siswa setelah diberikan
perlakuan.
TOTAL 10X PERTEMUAN

3. Menentukan rancangan pendekatan REBT Format Kelompok

Pendekatan REBT format kelompok yang diberikan sebagai suatu

bentuk treatment, dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu selama 8

(delapam) kali pertemuan dalam durasi waktu 45 menit dalam satu kali

layanan atau pembelajaran. Selanjutnya, dalam melaksanakan

eksperimen, yaitu memberikan treatment khusus berupa kegiatan

pendekatan REBT format kelompok kepada siswa kelompok eksperimen.

Sedangkan, kegiatan tanpa pendekatan REBT diberikan kepada kelompok

kontrol dengan topik tugas dan materi penunjang yang sama pada setiap

pertemuan. Hal ini peneliti lakukan agar siswa tetap terkontrol

kondisinya, peneliti mengamati atau melakukan observasi mengenai

dinamika perilaku sampel selama mengikuti kegiatan pendekatan REBT

format kelompok.
100

Adapun tahapan dan teknik homework assignment pada

pendekatan REBT format kelompok model A-B-C-D-E adalah sebagai

berikut.

a. Menyediakan Alat

Menyediakan alat dapat berguna untuk memahami perasaan,

pikiran, peristiwa, dan perilaku anggota kelompok. Selanjutnya,

sehubungan dengan model A-B-C-D-E, hal ini juga dijelaskan adalah

suatu bentuk untuk pertolongan diri sendiri dengan memberikan

penjelasan model A-B-C-D-E secara bertahap pada anggota

kelompok. Ellis (2006) menjelaskan bahwa model A-B-C-D-E

memiliki format dalam bentuk pertolongan diri sendiri (terlampir).

b. Mengajarkan model A-B-C-D-E


Mengajarkan model A-B-C-D-E dari REBT kepada setiap

anggota kelompok, yaitu sebagai berikut.

“A” Berarti mengaktifkan pengalaman

“B” Mewakili pendapat anggota kelompok mengenai pengalaman

tersebut

“C” Reaksi emosional terhadap B

“D” menjauhkan pemikiran irasional, biasanya dengan bantuan

pemimpin kelompok REBT, dan menggantinya dengan

“E” Pemikiran yang efektif dan filosofi pribadi baru yang akan

membantu anggota kelompok mencapai kepuasan hidup yang

lebih besar (Glading, 2015).


101

Bagan alur pendekatan REBT format kelompok model A-B C-

D-E, dapat dilihat pada gambar sebagai berikut.

Gambar 7. Alur Pendekatan Rational Emotive Behaviour Therapy Format


Kelompok Model A-B-C-D-E
102

Gambar 8: Kerangka Prosedur Penelitian


F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

melalui penyebaran instrumen disiplin siswa. Peneliti melakukan

pengumpulan data penelitian dengan menggunakan instrumen dengan model

skala Likert, instrumen digunakan untuk mengambil data pretest dan posttest

yang diberikan kepada siswa di sekolah yang akan dijadikan subjek untuk

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Agar pengumpulan data

berlangsung secara teratur, sistematis, dan sukses, peneliti melakukan hal-hal

sebagai berikut.
103

1. Menyiapkan instrumen disiplin siswa.

2. Menetapkan sumber data, seperti responden, dokumen-dokumen yang

diperlukan dan sebagainya.

3. Sebelum melaksanakan pretest, terlebih dahulu memberikan penjelasan

mengenai instrumen dan cara mengerjakan kepada responden sebelum

pengisian instrumen.

4. Melakukan pengumpulan data secara sistematis sesuai dengan apa yang

direncanakan sebelumnya.

5. Melaksanakan analisis data pretest.

6. Memilih sampel penelitian.

7. Melaksanakan kegiatan eksperimen, yaitu pelaksanaan layanan

bimbingan kelompok dengan pendekatan REBT.

8. Melaksanakan posttest yaitu penyebaran instrumen kembali dan

melakukan analisis dari data hasil pretest dan posttest.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam

kegiatan penelitian. Analisis data bertujuan untuk menyajikan data sesuai

dengan tujuan penelitian dan melakukan perhitungan untuk menjawab

rumusan dan hipotesis penelitian dengan menggunakan statistik kuantitatif.

1. Deskripsi Data

Kondisi tingkat disiplin siswa di sekolah akan dideskripsikan

melalui norma kategori yang diklarifikasikan dengan kriteria sangat tinggi,

tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Azwar (2009) menjelaskan

kategori dilakukan untuk menempatkan individu dalam kelompok-


104

kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum atribut yang

diukur. Untuk menghitung rentang data atau interval, menurut

(Winarsunu, 2002) rumus yang dapat digunakan sebagai berikut.

Interval k = Data terbesar –data terkecil + 1


Jumlah kelompok

Interval k = 170–34+1
5

Interval k = 27,4

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka interval

skor yang didapat sebesar 27,4 yang kemudian dibulatkan menjadi 28.

Selanjutnya, dari hasil perhitungan interval diatas maka kategori tingkat

disiplin siswa dapat dilihat pada Tabel 8 sebagai berikut.

Tabel 8. Kategorisasi Disiplin Siswa


Interval Persentase Kategori
≥146 ≥85 Sangat Tinggi
118-145 69-84 Tinggi
90-117 53-68 Sedang
62-89 37-52 Rendah
≤ 61 ≤36 Sangat Rendah

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan

melihat karakteristik data. Data penelitian untuk meningkatkan disiplin

siswa mempunyai karakteristik data sebagai berikut. (1) data interval, (2)

berpasangan (pretest-posttest), (3) sampelnya kecil yang diasumsikan

sebaran datanya tidak normal, (4) menggunakan penelitian eksperimen


105

atau treatment. Berdasarkan karakteristik data, memperhatikan jumlah

data yang sedikit (kurang dari 30) dan mempertimbangkan skor awal

(pretest) teknik analisis data yang digunakan adalah statistik non

parametrik yaitu Wilcoxon Signed Ranks Test dan Kolmogorov Smirnov 2

Independent Sampels, berikut penjabarannya:

a. Untuk menguji perbedaan tingkat disiplin siswa sebelum dan sesudah

diberikan treatment layanan bimbingan kelompok dengan pendekatan

REBT (kelompok eksperimen) serta untuk menguji perbedaan tingkat

disiplin siswa sebelum dan sesudah diberikan treatment layanan

bimbingan kelompok tanpa pendekatan REBT (kelompok kontrol)

digunakan analisis data dengan teknik Wilcoxon Signed Ranks Test.

Teknik analisis data melihat perbedaan tingkat disiplin siswa pada

pretest dan posttest pada kelompok kontrol, dengan menggunakan

bantuan program SPSS versi 20.00. Analisis ini untuk menguji

hipotesis 1 dan 2.

b. Untuk menguji perbedaan tingkat disiplin siswa kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol, sesudah diberikan treatment layanan

bimbingan kelompok digunakan teknik Kolmogorov Smirnov 2

Independent Sampels dengan menggunakan bantuan program SPSS

versi 20.00. Analisis ini untuk menguji hipotesis nomor 3.


106

H. Pelaksanaan Penelitian
1. Izin Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian setelah mendapatkan persetujuan

dari dosen pembimbing untuk melakukan penelitian, ketua prodi S2

bimbingan dan konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan mengeluarkan surat

izin penelitian yang diajukan pada Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra

Barat pada tanggal 29 Mei 2019 dengan Nomor surat

885/UN35.4.10/AK/2019. Surat permohonan izin penelitian ini mendapat

persetujuan dari Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Barat pada tanggal

18 Juni 2019 dengan Nomor surat 420.02/5286/P.SMA-2019 untuk

melaksanakan penelitian di SMAN 2 Padang dan selanjutnya kepala

sekolah SMAN 2 Padang memfasilitasi kegiatan penelitian serta

mengeluarkan surat keterangan telah melaksanakan penelitian pada

tanggal 30 Agustus 2019 dengan Nomor surat 423/0572/SMA.02/2019.

2. Pengadministrasian Pretest

Pengadministrasian pretest dilakukan untuk mengetahui

gambaran awal tentang disiplin siswa pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Pengadministrasian pretest dilakukan pada saat

proposal telah diseminarkan.

Setelah diolah data hasil pretest dari 62 orang siswa dipilih 20

orang siswa dibagi menjadi 2 kelompok, 10 orang untuk kelompok

eksperimen dan 10 orang untuk kelompok kontrol yang terdiri dari

disiplin siswa dengan kategori sedang, tinggi, dan sangat tinggi, hal ini

bertujuan agar terbentuknya dinamika kelompok (group dinamic).


107

3. Kegiatan Penelitian
a. Kelompok Eksperimen

Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberikan

treatment berupa kegiatan pendekatan REBT format kelompok.

Kelompok ini sebagai kelompok penguji apakah benar pendekatan

REBT format kelompok dapat meningkatkan disiplin siswa.

Pelaksanaan pendekatan REBT format kelompok menggunakan alat

berbentuk format pertolongan diri sendiri untuk mengajarkan model

A-B-C-D-E kepada anggota kelompok, selain itu juga peneliti

memanfaatkan topik bahasan dengan anggota sebanyak 10 orang,

yaitu subjek penelitian merupakan siswa yang memiliki tingkat

disiplin siswa yang rendah. Adapun alasan untuk menggabungkan

tiga orang ke dalam kelompok agar dapat saling bertukar pikiran

sehingga memperoleh pemahaman baru untuk anggota kelompok.

b. Kelompok Kontrol

Dalam penelitian ini, kelompok kontrol berperan sebagai

pembanding untuk melihat keefektifan treatment kegiatan

pendekatan REBT format kelompok pada kelompok eksperimen.

Pada penelitian ini, kelompok kontrol mempunyai peranan yang

sangat penting karena dengan adanya kelompok kontrol dapat

memperkuat hasil temuan pada kelompok eksperimen. Kelompok

kontrol diberikan kegiatan dengan topik bahasan yang sama dengan

kelompok eksperimen, akan tetapi tanpa pendekatan REBT

(Bimbingan Kelompok yang biasa digunakan guru BK).


108

4. Pengadministrasian Posttest

Pengadministrasian posttest dilakukan untuk melihat hasil dari

kegiatan siswa setelah diberikan kegiatan pendekatan REBT format

kelompok. Pengadministrasian posttest diberikan pada kelompok

eksperimen dan juga kelompok kontrol. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui perbedaan siswa yang mendapat treatment kegiatan

pendekatan REBT format kelompok dengan siswa yang mendapat

kegiatan tanpa pendekatan REBT.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian yang telah dilaksanakan di

SMAN 2 Padang. Sebanyak 20 orang siswa kelas XI yang dibagi dalam

kelompok eksperimen sebanyak 10 orang dan kelompok kontrol sebanyak 10

orang. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai

dengan Agustus 2019. Rincian pelaksanaan peningkatan disiplin siswa pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 9.

Secara spesifik penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas

pendekatan REBT format kelompok untuk meningkatkan disiplin siswa di

SMAN 2 Padang. Data-data yang diperoleh adalah hasil pretest dan posttest

berkaitan dengan disiplin siswa. Deskriptif data dilakukan pada setiap

kelompok penelitian (kelompok kontrol dan kelompok ekperimen). Berikut

ini peneliti sajikan hasil penelitian efektivitas pendekatan REBT format

kelompok untuk meningkatkan disiplin siswa di SMAN 2 Padang.

109
110

Tabel 9. Pelaksanaan Peningkatan Disiplin Siswa Kelompok


Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Waktu Pelaksanaan
Kelompok Topik
Per- Kelompok Tujuan
Bahasan
temuan Eksperim- Kontrol
en
Untuk pembentukan
sikap siswa yang akan
15 Juli 16 Juli Manajemen
1 berperilaku disiplin
2019 2019 waktu
dalam memanfaatkan
waktu.
Sikap Untuk pembentukan
bertanggung- sikap siswa yang akan
18 Juli 19 Juli
2 jawab dalam berperilaku disiplin
2019 2019
memanfaatkan dalam memanfaatkan
waktu waktu.
Untuk pembentukan
Persiapan-
22 Juli 23 Juli sikap siswa yang akan
3 persiapan dalam
2019 2019 berperilaku disiplin
belajar
dalam belajar.
Untuk pembentukan
25 Juli 26 Juli Aktif dalam sikap siswa yang akan
4
2019 2019 belajar berperilaku disiplin
dalam belajar.
Untuk pembentukan
29 Juli 30 Juli Sukses dalam sikap siswa yang akan
5
2019 2019 belajar berperilaku disiplin
dalam belajar.
Untuk pembentukan
Sopan dan
5 Agustus 6 Agustus sikap siswa yang akan
6 santun kepada
2019 2019 berperilaku disiplin
guru dan teman
dalam bertata krama.
Menjaga Untuk pembentukan
8 Agustus 9 Agustus kebersihan sikap siswa yang akan
7
2019 2019 lingkungan berperilaku disiplin
sekolah dalam bertata krama.
Menjaga Untuk pembentukan
12 13
kerapian dan sikap siswa yang akan
8 Agustus Agustus
kebersihan berperilaku disiplin
2019 2019
pakaian dalam berpakaian.
111

1. Hasil Data Pretest

Sesuai dengan tujuan dilakukannya pretest, yaitu untuk mengetahui

gambaran awal tentang disiplin siswa sebelum diberikan perlakuan.

Adapun hasil pretest yang diperoleh pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol tidak jauh berbeda. Hasil pretest tersebut dianalisis

menggunakan pengolahan data Microsoft Office Excel 2007. Kondisi

pretest disiplin siswa masing-masing siswa pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Skor Pretest Disiplin Siswa pada Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol


Kode Kode
Skor Kategori Skor Kategori
Siswa Siswa
RES 3 110 Sedang RES 1 113 Sedang
RES 39 114 Sedang RES 35 113 Sedang
RES 12 115 Sedang RES 8 120 Tinggi
RES 16 115 Sedang RES 11 123 Tinggi
RES 13 117 Sedang RES 21 123 Tinggi
RES 60 129 Tinggi RES 2 125 Tinggi
RES 52 131 Tinggi RES 9 125 Tinggi
RES 53 137 Tinggi RES 24 126 Tinggi
RES 48 149 Sangat Tinggi RES 46 146 Sangat Tinggi
RES 14 150 Sangat Tinggi RES 62 148 Sangat Tinggi
Rata- Rata-
126,7 Tinggi 126,2 Tinggi
rata rata

Diperoleh data dari hasil pretest bahwa 10 orang siswa pada

kelompok eksperimen memiliki skor disiplin siswa dalam kategori sedang

sebanyak 5 (lima) orang siswa, 2 (dua) orang siswa berada pada kategori
112

tinggi dan 3 (tiga) orang siswa lainya berada pada kategori sangat tinggi.

Sedangkan, hasil pretest pada 10 orang siswa kelompok kontrol, terdapat

2 (dua) orang siswa yang memiliki skor disiplin siswa pada kategori

sedang, 6 (enam) orang kategori tinggi dan 2 (dua) orang siswa lainya

berada pada kategori sangat tinggi.

Hasil pembagian kelompok berdasarkan data yang didapat,

menghasilkan data rata-rata skor pretest disiplin siswa kelompok

eksperimen sebesar 126,7 dan berada pada kategori tinggi, sedangkan

kelompok kontrol sebesar 126,2 dan berada pada kategori tinggi. Untuk

menguji kesetaraan digunakan teknik Kolmogorov Smirnov 2 Independent

Samples dengan menggunakan bantuan SPSS versi 20,00. Hasil uji

kesetaraan dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah ini.

Tabel 11. Hasil Uji Kesetaraan Kolmogorov-Smirnov 2 Independent


Samples Disiplin Siswa pada Kelompok Eksperimen dan
Kontrol
Test Statisticsa
Disiplin
Absolute ,300
Most Extreme Differences Positive ,300
Negative -,300
Kolmogorov-Smirnov Z ,671
Asymp. Sig. (2-tailed) ,759
a. Grouping Variable: kelompok
Berdasarkan Tabel 11 diperoleh nilai perhitungan uji kesetaraan

Kolmogorov-Smirnov 2 Independent Samples, nilai disiplin siswa adalah

0,671 dan pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed) nilai untuk uji dua sisi adalah

0,759. Jika dibandingkan dengan taraf signifikansi 0,05 (0,759 > 0,05),
113

maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara data pretest disiplin

siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan

perlakuan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa disiplin siswa kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol adalah setara.

Selanjutnya distribusi frekuensi data pretest diperoleh gambaran

disiplin siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Distribusi frekuensi data pretest dapat dilihat pada Tabel 12 di bawah ini.

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Siswa Kelompok


Eksperimen dan Kelompok Kontrol (Pretest)
Frekuensi
Interval Kategori
Eksperimen % Kontrol %
≥146 Sangat Tinggi 2 20 2 20
118-145 Tinggi 3 30 6 60
90-117 Sedang 5 50 2 20
62-89 Rendah 0 0 0 0
≤ 61 Sangat Rendah 0 0 0 0
Jumlah 10 100 10 100

Berdasarkan Tabel 12 diketahui dari 10 siswa pada kelompok

eksperimen, siswa yang memiliki skor disiplin siswa yang berada pada

kategori sangat tinggi sebanyak 2 (dua) orang siswa (20%), pada kategori

tinggi sebanyak 3 (tiga) orang siswa (30%), dan pada kategori sedang

sebanyak 5 (lima) orang siswa (50%). sedangkan pada kelompok kontrol

dari 10 siswa kelompok kontrol, siswa yang memiliki skor disiplin siswa

yang berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 2 (dua) orang siswa

(20%), pada kategori tinggi sebanyak 6 (enam) orang (60%) dan pada

kategori sedang sebanyak 2 (dua) orang siswa (20%).


114

2. Hasil Data Posttest

Setelah pemberian treatment sebanyak 8 (delapan) sesi kepada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol selama 4 (empat) minggu,

kemudian peneliti mengukur kembali disiplin siswa pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun hasil pengukuran disiplin

siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 13.

Berdasarkan hasil posttest dapat dilihat perbedaan skor antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam kelompok

eksperimen siswa yang memiliki skor disiplin pada kategori sangat tinggi

sebanyak 9 orang dan kategori tinggi sebanyak 1 orang. Sedangkan, pada

kelompok kontrol orang siswa yang memiliki skor disiplin pada kategori

sangat tinggi sebanyak 4 orang dan kategori tinggi sebanyak 6 orang.

Tabel 13. Skor Posttest Disiplin Siswa pada Kelompok Eksperimen


dan Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Kode Kode
Skor Kategori Skor Kategori
Siswa Siswa
RES 3 150 Sangat Tinggi RES 1 127 Tinggi
RES 39 145 Tinggi RES 35 126 Tinggi
RES 12 153 Sangat Tinggi RES 8 133 Tinggi
RES 16 157 Sangat Tinggi RES 11 136 Tinggi
RES 13 157 Sangat Tinggi RES 21 137 Tinggi
RES 60 154 Sangat Tinggi RES 2 143 Tinggi
RES 52 152 Sangat Tinggi RES 9 148 Sangat Tinggi
RES 53 154 Sangat Tinggi RES 24 149 Sangat Tinggi
RES 48 165 Sangat Tinggi RES 46 154 Sangat Tinggi
RES 14 163 Sangat Tinggi RES 62 152 Sangat Tinggi
140,5
Rata-rata 155 Sangat Tinggi Rata-rata Tinggi
115

Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa hasil rata-rata posttest

disiplin siswa pada siswa kelompok eksperimen sebesar 155 yang berada

pada kategori sangat tinggi, selanjutnya kelompok kontrol sebesar 140,5

berada pada kategori tinggi.

Data hasil posttest dapat dilihat pada distribusi frekuensi diperoleh

gambaran kondisi disiplin siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Siswa Kelompok


Eksperimen dan Kelompok Kontrol (Posttest)
Frekuensi
Interval Kategori
Eksperimen % Kontrol %
≥146 Sangat Tinggi 9 90 4 40
118-145 Tinggi 1 10 6 60
90-117 Sedang 0 0 0 0
62-89 Rendah 0 0 0 0
≤ 61 Sangat Rendah 0 0 0 0
Jumlah 10 100 10 100

Berdasarkan Tabel 14 diketahui dari 10 siswa pada kelompok

eksperimen, siswa yang memiliki disiplin kategori sangat tinggi sebanyak

9 orang siswa (90%) dan kategori tinggi 1 orang siswa (10%). Sedangkan

dari sebanyak 10 siswa pada kelompok kontrol, siswa yang memiliki

disiplin kategori sangat tinggi sebanyak 4 orang siswa (40%), dan

kategori tinggi sebanyak 6 orang siswa (60%).


116

3. Hasil Data Disiplin Siswa Kelompok Eksperimen

Data penelitian yang diperoleh pada kelompok eksperimen

berdasarkan instrumen yang telah diberikan kepada 10 orang siswa

kelompok eksperimen sebelum treatment (pretest) dan sesudah treatment

(posttest). Berikut disajikan skor disiplin siswa pada kelompok eksperimen

sebelum treatment (pretest) dan sesudah diberikan treatment (posttest).

Tabel 15. Perbandingan Disiplin Siswa Kelompok Eksperimen


Pretest dan Posttest
Kode Pretest Posttest
No
siswa Skor Kategori Skor Kategori
1 RES 3 110 Sedang 150 Sangat Tinggi
2 RES 39 114 Sedang 145 Tinggi
3 RES 12 115 Sedang 153 Sangat Tinggi
4 RES 16 115 Sedang 157 Sangat Tinggi
5 RES 13 117 Sedang 157 Sangat Tinggi
6 RES 60 129 Tinggi 154 Sangat Tinggi
7 RES 52 131 Tinggi 152 Sangat Tinggi
8 RES 53 137 Tinggi 154 Sangat Tinggi
9 RES 48 149 Sangat Tinggi 165 Sangat Tinggi
10 RES 14 150 Sangat Tinggi 163 Sangat Tinggi
Rata-rata 126,7 Tinggi 155 Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa disiplin siswa kelompok

eksperimen mengalami peningkatan skor, artinya terjadi peningkatan

disiplin siswa. Peningkatan yang signifikan terjadi setelah diberikan

pendekatan REBT format kelompok. Sebelum diberikan pendekatan REBT

format kelompok, rata-rata skor pretest sebesar 126,7 dan berada pada

kategori tinggi. Sedangkan, sesudah diberikan treatment dengan


117

pendekatan REBT format kelompok, rata-rata skor posttest sebesar 155

dan berada pada kategori sangat tinggi.

Perbedaan frekuensi kondisi kelompok eksperimen dari hasil

pretest dan posttest tentang disiplin siswa dapat dilihat pada tabel di

bawah ini.

Tabel 16. Hasil Pretest dan Posttest Disiplin Siswa Kelompok


Eksperimen
Pretest Posttest
Interval Kategori
F % F %
≥146 Sangat Tinggi 2 20 9 90
118-145 Tinggi 3 30 1 10
90-117 Sedang 5 50 0 0
62-89 Rendah 0 0 0 0
≤ 61 Sangat Rendah 0 0 0 0
Jumlah 100 10 10 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat

perbedaan disiplin siswa pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah

mengukuti pendekatan REBT format kelompok. Disiplin siswa pada saat

pretest berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 20% (2 orang siswa),

kategori tinggi sebanyak 30% (3 orang siswa) dan kategori sedang

sebanyak 50% (5 orang siswa), setelah diberikan treatment terjadi

perubahan di mana dapat dilihat dari hasil posttest sebanyak 90% (9 orang

siswa) berada pada kategori sangat tinggi dan 10% (1 orang siswa) berada

pada kategori tinggi.


118

Berdasarkan Tabel 16, terlihat 10 orang anggota kelompok

eksperimen yang dilibatkan dalam perhitungan, mengalami peningkatan

skor dari pretest dan posttest atau mengalami perubahan setelah diberikan

pendekatan REBT format kelompok. Untuk melihat kondisi masing-

masing disiplin siswa dari kelompok pretest dan posttest dapat dijelaskan

pada gambar di bawah ini.

180

160

140

120

100 Pretest
80 Posttest

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 9. Histogram Hasil Pretest dan Posttest Disiplin siswa Siswa


Kelompok Eksperimen

Berdasarkan Gambar 9 dapat diketahui bahwa, terdapat perbedaan

disiplin siswa sebelum dan sesudah mengikuti pendekatan REBT format

kelompok. Dari 10 orang siswa yang mendapat perlakuan, semua siswa

mengalami peningkatan skor disiplin.

4. Hasil Data Disiplin Siswa Kelompok Kontrol

Data penelitian yang diperoleh pada kelompok kontrol berdasarkan

instrumen yang telah diberikan kepada 10 orang siswa kelompok kontrol


119

sebelum treatment (pretest) dan sesudah treatment (posttest). Berikut

disajikan skor disiplin siswa pada kelompok kontrol sebelum treatment

(pretest) dan sesudah treatment (posttest).

Tabel 17. Perbandingan Disiplin Siswa pada Kelompok Kontrol


Pretest dan Posttest
Kode Pretest Posttest
No
Siswa Skor Kategori Skor Kategori
1 RES 1 113 Sedang 127 Tinggi
2 RES 35 113 Sedang 126 Tinggi
3 RES 8 120 Tinggi 133 Tinggi
4 RES 11 123 Tinggi 136 Tinggi
5 RES 21 123 Tinggi 137 Tinggi
6 RES 2 125 Tinggi 143 Tinggi
7 RES 9 125 Tinggi 148 Sangat Tinggi
8 RES 24 126 Tinggi 149 Sangat Tinggi
9 RES 46 146 Sangat Tinggi 154 Sangat Tinggi
10 RES 62 148 Sangat Tinggi 152 Sangat Tinggi
140,5
Rata-rata 126,2 Tinggi Tinggi

Berdasarkan Tabel 17 terlihat bahwa, disiplin siswa kelompok

kontrol mengalami peningkatan tetapi tidak signifikan setelah diberikan

treatment tanpa pendekatan REBT. Sebelum diberikan treatment tanpa

pendekatan REBT, rata-rata skor pretest sebesar 126,2 dan berada pada

kategori tinggi. Sedangkan, sesudah diberikan treatment tanpa pendekatan

REBT, rata-rata skor posttest sebesar 140,5 dan masih berada pada

kategori baik.

Perbedaan frekuensi kondisi kelompok kontrol dari hasil pretest

dan posttest disiplin siswa dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini.
120

Tabel 18. Hasil Pretest dan Posttest Disiplin Siswa Kelompok Kontrol
Pretest Posttest
Interval Kategori
Frekuensi % Frekuensi %
≥146 Sangat Tinggi 2 20 4 40
118-145 Tinggi 6 60 6 60
90-117 Sedang 2 20 0 0
62-89 Rendah 0 0 0 0
≤ 61 Sangat Rendah 0 0 0 0
Jumlah 10 10 10 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat

perbedaan skor disiplin siswa pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah

mengikuti treatment tanpa pendekatan REBT. Siswa pada saat pretest

berada pada kategori sangat tinggi sebanyak 20% (2 orang siswa), kategori

tinggi sebanyak 60% (6 orang siswa) dan kategori sedang sebanyak 20%

(2 orang siswa), setelah diberikan treatment terjadi perubahan di mana

dapat dilihat dari hasil posttest sebanyak 40% (4 orang siswa) berada pada

kategori sangat tinggi sedangkan siswa yang berada pada kategori tinggi

sebanyak 60% (6 orang siswa).

Berdasarkan Tabel 18, terlihat 10 orang anggota kelompok kontrol

yang dilibatkan dalam perhitungan, mengalami peningkatan jumlah rata-

rata skor dari pretest dan posttest atau mengalami perubahan setelah

diberikan treatment tanpa pendekatan REBT akan tetapi tidak signifikan.

Untuk melihat kondisi masing-masing disiplin siswa dari kelompok


121

kontrol hasil pretest dan hasil posttest dapat dijelaskan pada gambar di

bawah ini.

160

140

120

100
Pretest
80
Postest
60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 10. Histogram Hasil Pretest dan Posttest Disiplin Siswa


Kelompok Kontrol

Berdasarkan Gambar 10 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan

disiplin siswa sebelum dan sesudah mengikuti treatment tanpa pendekatan

REBT. Dari 10 orang siswa yang mendapat perlakuan, semua siswa

mengalami peningkatan skor disiplin.

B. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan penjelasan pada Bab III dan hasil uji beda pretest antara

kedua kelompok yang terbukti tidak terdapat perbedaan antara kedua

kelompok tersebut, maka untuk menguji hipotesis digunakan analisis statistik

non parametrik dengan uji Wilcoxon Signed Ranks Test dengan menggunakan

bantuan program SPSS versi 20.00. Uji Wilcoxon Signed Ranks Test

digunakan untuk menganalisis hasil-hasil pengamatan yang berpasangan dari


122

dua data apakah berbeda atau tidak. Sedangkan, untuk dua data yang

independen digunakan rumus Kolmogorov Smirnov 2 Independent Samples.

Adapun hipotesis yang diuji dalam penelitian ini sebagai berikut.

4. Terdapat perbedaan skor rata-rata disiplin siswa kelompok eksperimen

sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan pendekatan REBT

format kelompok, di mana skor rata-rata posttest lebih tinggi secara

signifikan dibandingkan pretest.

5. Terdapat perbedaan skor rata-rata disiplin siswa kelompok kontrol

sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan treatment tanpa

pendekatan REBT, di mana skor rata-rata posttest mengalami peningkatan

yang signifikan dibandingkan pretest.

6. Terdapat perbedaan skor rata-rata disiplin siswa antara siswa kelompok

eksperimen yang diberikan treatment pendekatan REBT format kelompok,

dengan siswa kelompok kontrol yang diberikan treatment tanpa

pendekatan REBT. Skor rata-rata posttest kelompok eksperimen lebih

tinggi secara signifikan dibandingkan skor rata-rata posttest kelompok

kontrol.

Adapun kriteria keputusan pengujian hipotesis adalah sebagai berikut.

1. Terima H0 dan tolak H1 apabila probabilitas (sig 2-tailed) ≥ alpha

(α = 0,05)

2. Tolak H0 dan terima H1 apabila probabilitas (sig 2-tailed) ≤ alpha

(α = 0,05)
123

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ialah “terdapat

perbedaan skor rata-rata disiplin siswa kelompok eksperimen sebelum

(pretest) dan sesudah (posttest) diberikan pendekatan REBT format

kelompok, di mana skor rata-rata posttest lebih tinggi secara signifikan

dibandingkan pretest”. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan teknik

analisis statistik Wilcoxon Signed Ranks Test dengan menggunakan

program komputer SPSS versi 20.00. Berdasarkan hal tersebut didapatkan

hasil perhitungan seperti yang terangkum pada Tabel 19 di bawah ini.

Tabel 19. Hasil Analisis Wilcoxon Signed Ranks Test Perbedaan


Disiplin Siswa pada Pretest dan Posttest Kelompok
Eksperimen
Posttest - Pretest
Z -2,805b

Asymp. Sig. (2-tailed) ,005

Berdasarkan Tabel 19 di atas, terlihat bahwa angka probabilitas

Asymp. Sig.(2-tailed) disiplin siswa kelompok eksperimen sebesar 0,005

atau probabilitas di bawah alpha 0,05 (0,005 < 0,05). Dari hasil tersebut

maka Ho ditolak dan HI diterima. Dengan demikian, maka hipotesis

pertama yang diuji dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu “terdapat

perbedaan skor rata-rata disiplin siswa kelompok eksperimen sebelum

(pretest) dan sesudah (posttest) diberikan pendekatan REBT format

kelompok, di mana skor rata-rata posttest lebih tinggi secara signifikan

dibandingkan pretest”.
124

Selanjutnya, untuk melihat tentang arah perbedaan tersebut, apakah

pretest atau posttest yang lebih tinggi, dapat dilihat pada Tabel 20 di

bawah ini.

Tabel 20. Arah Perbedaaan Pretest dan Posttest Disiplin Siswa


Kelompok Eksperimen
Ranks
N Mean Sum of
Rank Ranks
Negative
0a ,00 ,00
Ranks
posttest - 10b 5,50 55,00
Positive Ranks
pretest 0c
Ties
Total 10
a. posttest < pretest
b. posttest > pretest
c. posttest = pretest

Berdasarkan Tabel 20 nilai 10b berarti bahwa dari 10 responden

kelompok eksperimen yang dilibatkan dalam perhitungan, sebanyak 10

orang siswa mengalami peningkatan dari pretest ke posttest. Oleh karena

itu, berdasarkan hasil di atas dapat diartikan bahwa kelompok eksperimen

mengalami perubahan yang signifikan setelah mengikuti pendekatan

REBT format kelompok. Hal ini dapat dilihat bahwa dari 10 siswa yang

mengikuti pendekatan REBT format kelompok hasil posttest lebih besar

dari pretest.
125

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Pada hipotesis kedua yang diuji dalam penelitian ini adalah

“terdapat perbedaan skor rata-rata disiplin siswa kelompok kontrol

sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan treatment tanpa

pendekatan REBT, di mana skor rata-rata posttest mengalami peningkatan

yang signifikan dibandingkan pretest”. Hipotesis kedua penelitian ini juga

akan diuji menggunakan analisis stastistik dengan teknik Wilcoxon’s

Signed Ranks Test dengan menggunakan bantuan SPSS versi 20,00.

Analisis ini dipilih karena teknik ini menggunakan data yang berpasangan

dengan dua sampel yang berhubungan. Adapun hasil perhitungan dapat

dilihat pada Tabel 21 di bawah ini.

Tabel 21. Hasil Analisis Wilcoxon Signed Rank Test Perbedaan


Disiplin Siswa antara Pretest dan Posttest Kelompok
Kontrol
Posttest - Pretest
Z -2,814b

Asymp. Sig. (2-tailed) ,005

Berdasarkan Tabel 21 di atas, terlihat bahwa angka probabilitas

Asymp. Sig.(2-tailed) disiplin siswa kelompok kontrol sebesar 0,005, atau

probabilitas di bawah alpha 0,05 (0,005 < 0,05). Dari hasil tersebut maka

Ho ditolak dan HI diterima. Dengan demikian, maka hipotesis kedua

yang diuji dalam penelitian ini dapat diterima, yaitu “terdapat perbedaan

skor rata-rata disiplin siswa kelompok kontrol sebelum (pretest) dan

sesudah (posttest) diberikan treatment tanpa pendekatan REBT, di mana


126

skor rata-rata posttest mengalami peningkatan yang signifikan

dibandingkan pretest”.

Selanjutnya, untuk melihat tentang arah perbedaan tersebut, apakah

pretest atau posttest yang lebih tinggi, dapat dilihat berdasarkan pada

Tabel 22 di bawah ini.

Tabel 22. Arah Perbedaaan Pretest dan Posttest Disiplin Siswa


Kelompok Kontrol
Ranks
N Mean Sum of
Rank Ranks
Negative
0a ,00 ,00
Ranks
Posttest - 10b 5,50 55,00
Positive Ranks
Pretest c
Ties 0
Total 10
a. Posttest < Pretest
b. Posttest > Pretest
c. Posttest = Pretest

Berdasarkan Tabel 22 nilai 10b berarti bahwa dari 10 responden

kelompok kontrol yang dilibatkan dalam perhitungan, sebanyak 10 orang

siswa mengalami peningkatan dari pretest ke posttest. Oleh karena itu,

berdasarkan hasil tersebut di atas dapat diartikan bahwa kelompok kontrol

mengalami peningkatan disiplin siswa setelah mengikuti treatment tanpa

pendekatan REBT.

Pada bagian deskripsi data terlihat bahwa kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol sama-sama mengalami peningkatan. Akan tetapi

peningkatan tersebut lebih tinggi pada kelompok eksperimen sebesar 28,3

dari pada kelompok kontrol yang hanya sebesar 14,3. Oleh sebab itu,
127

pendekatan REBT format kelompok lebih efektif dari pada treatment tanpa

pendekatan REBT untuk meningkatkan disiplin siswa.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ialah “terdapat

perbedaan skor rata-rata disiplin siswa antara siswa kelompok eksperimen

yang diberikan treatment pendekatan REBT format kelompok, dengan

siswa kelompok kontrol yang diberikan treatment tanpa pendekatan REBT.

Skor rata-rata posttest kelompok eksperimen lebih tinggi secara signifikan

dibandingkan skor rata-rata posttest kelompok kontrol”. Untuk menguji

hipotesis ketiga ini digunakan teknik Kolmogorov Smirnov 2 Independent

Samples dengan menggunakan bantuan SPSS versi 20,00. Berdasarkan hal

tersebut didapatkan hasil pengujian seperti terangkum pada Tabel 23 di

bawah ini.

Tabel 23. Hasil Analisis Kolmogorov Smirnov 2 Independent Samples


Disiplin Siswa Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Test Statisticsa
Disiplin
Absolute ,700
Most Extreme Differences Positive ,000
Negative -,700
Kolmogorov-Smirnov Z 1,565
Asymp. Sig. (2-tailed) ,015
a. Grouping Variable: Kelompok

Berdasarkan Tabel 23, dapat dilihat nilai uji Kolmogorov-Smirnov

disiplin siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 1,565


128

dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) disiplin siswa kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol sebesar 0,015, atau probabilitas di bawah 0,05 (0,015 <

0,05). Dari hasil tersebut maka Ho ditolak dan HI diterima. Dengan

demikian, maka hipotesis ketiga yang diuji dalam penelitian ini dapat

diterima, yaitu “terdapat perbedaan skor rata-rata disiplin siswa antara

siswa kelompok eksperimen yang diberikan treatment pendekatan REBT

format kelompok, dengan siswa kelompok kontrol yang diberikan

treatment tanpa pendekatan REBT. Skor rata-rata posttest kelompok

eksperimen lebih tinggi secara signifikan dibandingkan skor rata-rata

posttest kelompok kontrol”.

Deskripsi data menunjukkan rata-rata kelompok eksperimen lebih

tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Pada kategori disiplin siswa

kelompok eksperimen berada pada kategori sangat tinggi, sedangkan

kelompok kontrol juga berada pada kategori sangat tinggi. Adapun

perbedaan itu terjadi karena pada kelompok ekperimen diberikan treatment

berupa pendekatan REBT format kelompok, sedangkan pada kelompok

kontrol diberikan treatment tanpa pendekatan REBT. Jadi dapat,

disimpulkan bahwa pendekatan REBT format kelompok efektif dalam

meningkatkan disiplin siswa.


129

C. Pembahasan

Temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan disiplin siswa kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Selanjutnya, untuk lebih memahami secara konseptual hasil penelitian, maka

dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian.

1. Disiplin Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat pretest kondisi

disiplin siswa kelas X IPS 1 dan X IPS 2 SMAN 2 Padang masing-masing

berada pada kategori tinggi. Setelah diberikan treatment yaitu memberikan

pendekatan REBT format kelompok kepada kelompok eksperimen, disiplin

siswa mengalami peningkatan skor, artinya terjadi perubahan keyakinan

yang rasional pada siswa tentang disiplin. Sedangkan, kelompok kontrol

yang diberikan treatment tanpa pendekatan REBT juga mengalami

perubahan. Akan tetapi perubahan yang terjadi pada kelompok kontrol

lebih rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen. Hal ini dapat

dilihat pada bagian deskripsi data, yaitu peningkatan kelompok kontrol

lebih rendah yakni sebesar 14,3 dibandingkan kelompok eksperimen

sebesar 28,3.

Disiplin yang dimiliki oleh seorang siswa akan membantu siswa itu

sendiri dalam tingkah laku sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah.

Siswa akan mudah menyesuikan diri dengan lingkungan yang

dihadapinya. Aturan yang didapat di sekolah akan dapat dilaksanakan

dengan baik jika siswa sudah memiliki disiplin yang ada pada dirinya.
130

Mulyasa (2011) menjelaskan tugas guru dalam pembelajaran tidak

terbatas pada penyampaian materi pelajaran, tetapi lebih dari itu, guru

harus mampu membentuk kompetensi dan pribadi siswa. Guru harus

senantiasa mengawasi perilaku siswa terutama pada jam-jam sekolah agar

tidak terjadi penyimpangan perilaku atau tindakan yang indisiplin. Sebagai

pembimbing guru BK dan guru lainya harus berupaya untuk membimbing

dan mengarahkan perilaku siswa ke arah yang positif dan menunjang

pembelajaran. Oleh karena itu, guru BK seharusnya bisa memahami

semua siswa bimbingannya, hal itu dapat dilakukan melalui pendekatan

REBT format kelompok.

Pendekatan REBT format kelompok merupakan teori dan praktik

konseling yang relatif tepat untuk meningkatkan disiplin siswa. REBT

dapat merubah cara berpikir siswa yang tidak logis atau irasional dan

menggantinya dengan cara berpikir yang logis atau rasional (Allen &

Bradley, 2015; De Vries, Hoeve, Assink, Stams, & Asscher, 2015;

Konadi, Mudjiran, & Karneli, 2017; Netrawati, Khairani, & Karneli, 2018;

Ardi & Sisin, 2018; Misdeni, Syahniar, & Marjohan, 2015; Arliyus,

Neviyarni, Karneli, & Netrawati, 2019). Dengan pendekatan REBT format

kelompok semua anggota kelompok diajari untuk menerapkan prinsip-

prinsip REBT. Anggota kelompok memperoleh kesempatan untuk

mempraktikkan tingkah laku-tingkah laku baru yang melibatkan

pengambilan risiko dan untuk penerapan disiplin sekolah. Bentuk

pendekatan REBT format kelompok berfokus pada C (consequences),


131

yakni teknik untuk mengubah pikiran pelanggaran disiplin siswa dalam

berbagai situasi yang nyata (Corey, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa disiplin siswa

sebelum diberikan treatment berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat

dilihat dari Tabel 9 di mana hasil pretestt (sebelum perlakuan) yang

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Rata-rata skor disiplin siswa untuk

kelompok eksperimen adalah 126,7 sedangkan, pada kelompok kontrol

skor sebesar 126,2 yang sama-sama berada pada ketegori tinggi.

Setelah diberikan pendekatan REBT format kelompok kepada

kelompok eksperimen, terjadi perubahan disiplin siswa ini dapat dilihat

dari skor rata-rata menjadi 155 pada kategori sangat tinggi. Sedangkan,

skor rata-rata pada kelompok kontrol juga terjadi perubahan sebesar 140,5

pada kategori tinggi. Hal ini terjadi karena kelompok kontrol tetap

diberikan treatment tanpa pendekatan REBT. Berdasarkan hasil tersebut

menunjukkan bahwa pendekatan REBT format kelompok efektif dalam

merubah meningkatkan disiplin siswa.

2. Perbedaan Disiplin Siswa pada Kelompok Eksperimen (Pretest dan


Posttest)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama yang berbunyi

“terdapat perbedaan skor rata-rata disiplin siswa kelompok eksperimen

sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan pendekatan REBT

format kelompok, di mana skor rata-rata posttest lebih tinggi secara


132

signifikan dibandingkan pretest.”. Pengujian dilakukan dengan uji

Wilcoxon’s Signed Ranks Test.

Hal ini sesuai dengan asumsi peneliti yang berpendapat bahwa

disiplin siswa dapat ditingkatakan dengan menggunakan pendekatan REBT

format kelompok. Pemberian layanan informasi dapat meningkatkan skor

perubahan disiplin siswa yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil

rata-rata skor kelompok eksperimen 126,7 menjadi 155 meningkat

sabanyak 28,3. Selain itu, proses pendekatan REBT format kelompok

membuat siswa menjadi aktif mengikuti proses kegiatan kelompok

sehingga siswa banyak memperoleh hal-hal yang baru yang dapat

dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan REBT format kelompok merupakan strategi yang efektif

untuk meningkatkan disiplin yang dialami siswa di mana timbul dari

pemikiran yang irasional, negatif dan tidak logis menjadi lebih rasional,

positif dan logis agar siswa mampu menerapkan aturan dan tata tertib di

sekolah dan mampu menjalani tugas-tugas perkembangan dengan lebih

baik. Pendekatan REBT format kelompok memiliki konsep yang relatif

sederhana untuk memahami bagaimana aspek pemikiran siswa hingga bisa

menciptakan perasaan yang terganggu dan tidak nyaman, dan untuk

mengatasi perasaan yang mengganggu dan menimbulkan rasa tidak nyaman

tersebut dengan melalui tahapan A-B-C-D-E (Activating, Belief,

Consequences, Disputing, Effective new philosophy) (Glading, 2015).

Kegiatan eksperimen ini menerapkan teknik yang digunakan dalam


133

pendekatan REBT format kelompok, adapun teknik tersebut adalah teknik

Homework Assignment untuk meningkatkan disiplin siswa yang disebabkan

oleh pemikiran yang tidak rasional, cenderung tidak logis, dan negatif.

Pengaplikasian teknik Homework Assignment dalam kegiatan

eksperimen memanfaatkan format pertolongan diri sendiri model A-B-C-D-

E sesuai dengan topik yang dibahas disetiap pertemuan. Efektifnya

pendekatan REBT format kelompok untuk meningkatkan disiplin dapat

dilihat dari hasil penelitian Amir (2014) yang berjudul “Pendekatan

konseling kelompok rational emotive behavioural therapy dalam

meningkatkan kedisiplinan siswa”. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa

REBT format kelompok efektif dalam meningkatkan disiplin siswa. Selain

itu, hasil penelitian Muti (2018) yang berjudul “Efektivitas konseling

kelompok dengan teknik rasional emotive behavior therapy dalam

meningkatkan kedisiplinan peserta didik SMP Negeri 21 Bandar Lampung”.

Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa REBT format kelompok

efektif dalam meningkatkan disiplin siswa.

Pendekatan REBT adalah pendekatan yang bersifat direktif, yaitu

pendekatan yang membelajarkan kembali anggota kelompok untuk

memahami input kognitif yang menyebabkan gangguan emosional,

mencoba mengubah pikiran irasional anggota kelompok yang disebabkan

oleh penilaian, keinginan, pilihannya, emosi, dan perasaan (Komalasari,

Eka, & Karsih, 2011). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa REBT

format kelompok efektif dalam meningkatkan disiplin siswa. Selain itu,


134

hasil penelitian (Oktariyani, Sedanayasa, & Setuti, 2013) yang berjudul

“Penerapan konseling rasional emotif dengan teknik assertive adaptif untuk

meningkatkan kedisiplinan bagi siswa indisipliner kelas X Boga 1 SMK

Negeri 1 Seririt”. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa REBT

format kelompok efektif dalam meningkatkan disiplin siswa.

Berdasarkan proses pelaksanaan pendekatan REBT format kelompok

terungkap berbagai penyebab siswa melanggar disiplin. Pemikiran irasional

yang dimiliki anggota kelompok mengenai disiplin diantaranya karena

adanya pemikiran negatif baik itu pada diri pribadi, guru, teman, lingkungan

ataupun pada mata pelajaran. Bentuk pelanggaran yang dilakukan meliputi;

mengobrol saat pelajaran; datang terlambat ke sekolah; meninggalkan

pelajaran tanpa izin; tidak mengerjakan tugas; tidak masuk sekolah tanpa

izin (alfa); baju tidak dimasukkan;rambut tidak rapi; keluar kelas saat jam

kosong; tidak menjaga kebersihan kelas; tidak tertib dan khidmat saat

upacara; tidak berseragam lengkap; dan membawa hp ke sekolah.

Adanya pandangan atau keyakinan bahwa menerapkan disiplin

membuat siswa terbebani dan malas, sengaja datang terlambat agar tidak

mengikuti pelajaran tertentu, mengikuti gaya teman agar terlihat beda.

Pendekatan REBT format kelompok bertujuan untuk merasionalkan kembali

pemikiran-pemikiran irasional yang telah teridentifikasi tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada saat proses pemberian

pendekatan REBT format kelompok pada kelompok eksperimen, diketahui

bahwa anggota kelompok belum pernah melakukan konseling dengan


135

menggunakan pendekatan REBT format kelompok. Pada tahap awal,

pemimpin kelompok menjelaskan tujuan pendekatan REBT format

kelompok, dan mengajak anggota kelompok untuk secara sukarela dan aktif

agar terbentuknya dinamika di dalam kelompok. Proses pelaksanaan

kegiatan kelompok dengan pendekatan REBT ini menggunakan tahapan

ABCDE untuk membantu anggota kelompok menyadari pemikiran-

pemikiran irasional yang menghambat dan mengganggu hingga

menimbulkan perasaan jenuh, dengan menggunakan teknik Homework

Assignment. Setiap pertemuan diterapkan tersebut dengan tujuan agar

kelompok membuat perubahan yang mereka inginkan dengan cara

disepakati bersama anggota kelompok.

Pelaksanaan pendekatan REBT format kelompok menggunakan alat

berbentuk format pertolongan diri sendiri untuk mengajarkan model A-B-C-

D-E kepada anggota kelompok, selain itu juga peneliti memanfaatkan topik

bahasan dengan anggota sebanyak 10 orang, yaitu subjek penelitian

merupakan siswa yang memiliki tingkat disiplin siswa yang sedang, tinggi,

sangat tinggi. Adapun alasan untuk menggabungkan tiga kategoti ke dalam

kelompok agar dapat saling bertukar pikiran sehingga memperoleh

pemahaman baru untuk anggota kelompok.

Penerapan teknik Homework Assignment ini dimulai dari pertemuan

pertama hingga pertemuan kedelapan. Adapun topik-topik yang dibahas

dalam setiap pertemuan adalah: (1) manajemen waktu; (2) sikap

bertanggungjawab dalam memanfaatkan waktu; (3) persiapan-persiapan


136

dalam belajar, (4) aktif dalam belajar; (5) sukses dalam belajar, (6) sopan

dan santun kepada guru dan teman; (7) menjaga kebersihan lingkungan

sekolah dan (8) menjaga kerapian dan kebersihan pakaian. Pemberian

pendekatan REBT format kelompok sangat penting bagi siswa di sekolah,

karena siswa dapat memperoleh pemahaman, wawasan, pemecahan

masalah, serta keterampilan baru yang dapat dikembangkan ke arah yang

lebih optimal. Ellis (dalam Corey, 2012) menjelaskan REBT secara khusus

dapat diterapkan untuk terapi kelompok dan kerja kelompok, memberi

banyak kesempatan mencapai kesepakatan mengenai pekerjaan rumah,

belajar menantang pemikiran diri sendiri, belajar dari pengalaman orang

lain, serta saling berinteraksi antar sesama anggota.

3. Perbedaan Disiplin Siswa pada Kelompok Kontrol (Pretest dan


Posttest)

Upaya yang dilakukan dalam mengubah disiplin siswa selain

dengan pendekatan REBT format kelompok, juga dilakukan treatment

tanpa pendekatan REBT. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua

yang berbunyi “terdapat perbedaan skor rata-rata disiplin siswa kelompok

kontrol sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan treatment tanpa

pendekatan REBT, di mana skor rata-rata posttest mengalami peningkatan

yang signifikan dibandingkan pretest.” Pengujian dilakukan dengan uji

Wilcoxon’s Signed Ranks Test.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa skor disiplin

siswa kelompok kontrol sebelum diberikan treatment berbeda dengan

disiplin siswa sesudah diberikan perlakuan. Skor rata-rata disiplin siswa


137

sebelum diberikan treatment tanpa pendekatan REBT adalah sebesar 126,2.

Sesudah siswa diberikan layanan treatment tanpa pendekatan REBT, skor

disiplin siswa mengalami peningkatan. Perolehan skor rata-rata posttest

kelompok kontrol adalah sebesar 140,5 dan siswa berada peda kategori

tinggi. Peningkatan skor nilai rata-rata pada kelompok kontrol sebelum

dan sesudah mengikuti layanan informasi sebesar 14,3.

Pendekatan format kelompok yang kurang bervariasi kurang efektif

dancenderung melakukan kegiatan seperti diskusi dalam kelompok dan

hanya memberikan informasi atau pengetahuan namun kurang terjadi

dinamika, latihan dan interaksi yang timbal balik dalam proses perlakuan

pada kelompok kontrol, sehingga kurang optimal di dalam menurunkan

kejenuhan belajar yang dialami.

Berdasarkan hasil pretest dan posttest kelompok kontrol tetap

mengalami peningkatan akan tetapi peningkatan tersebut tidak sebesar

kelompok eksperimen karena treatment yang diberikan pada kelompok

kontrol hanya diberikan treatment tanpa pendekatan REBT, akhirnya akan

membuat suasana kelompok menjadi monoton dan pada umumnya siswa

hanya mengikuti dinamika kelompok tanpa mengetahui penyebab yang

pasti dari masalah disiplin. Dengan kata lain, siswa kurang aktif dalam

berpikir dan mengeluarkan pendapat, sehingga urgensi kegiatan kelompok

tersebut kurang dipahami oleh siswa.

Uraian di atas, dapat diketahui pentingnya menggunakan

pendekatan REBT format kelompok di sekolah. Pemberian pendekatan


138

REBT format kelompok membuat suasana kelompok menjadi segar,

bervariasi, siswa aktif, dan kreatif. Selain itu, pendekatan REBT format

kelompok juga bermanfaat dalam merangsang siswa untuk berpikir dan

memecahkan masalah, mengambil keputusan, menghargai orang lain, dan

bertanggung jawab.

4. Perbedaan Disiplin Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok


Kontrol

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas

pendekatan REBT format kelompok pada kelompok eksperimen dan

pelaksanaan treatment tanpa pendekatan REBT pada kelompok kontrol

untuk meningkatkan disiplin siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan pada kelompok eksperimen yang diberikan pendekatan

REBT format kelompok dan pada kelompok kontrol yang diberikan

treatment tanpa pendekatan REBT.

Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata posttest kelompok

eksperimen sebesar 155 dan kelompok kontrol sebesar 140,5 Dari hal ini

dapat dilihat perbedaan sebanyak 14,5 skor antara posttest kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Dari jumlah ini terlihat jelas perbedaan

hasil posttest dari masing-masing kelompok. Uji hipotesis yang telah

dilakukan membuktikan bahwa nilai asymp. Sig. (2-tailed) 0,015 < 0,05.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan skor

disiplin siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua

kelompok penelitian sama-sama diberikan tearment format kelompok,

tetapi yang membedakannya adalah pada kelompok eksperimen diberikan


139

dengan pendekatan REBT sedangkan untuk kelompok kontrol diberikan

tanpa pendekatan REBT.

Temuan penelitian menunjukkan konseling kelompok dengan

pendekatan REBT dapat menangani masalah disiplin. REBT mampu

mengubah keyakinan irasional siswa yang tidak disiplin dari faktor

eksternal maupun internal menjadi keyakinan rasional yaitu siswa yang

tidak disiplin berubah lebih baik (Amir, 2014). Diperkuat dengan temuan

penelitian Diswantika (2016) bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara

skor per aspek disiplin diri peserta didik kelompok eksperimen pada saat

sebelum dan sesudah menerima perlakuan berupa konseling melalui teknik

self-talk dalam pendekatan REBT untuk meningkatkan disiplin diri peserta

didik.

Berdasarkan penjelasan di atas, guru BK seharusnya semakin

kreatif dalam memberikan pelayanan BK khususnya dalam memberikan

kegiatan kelompok. Penggunaan pendekatan dalam format kelompok

disesuaikan dengan berbagai kriteria sebagaimana yang telah dijelaskan

dalam rangka mendukung tujuan pengajaran yang dilaksanakan guru BK

di sekolah.

Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa

pendekatan REBT format kelompok lebih efektif dalam meningkatkan

disiplin siswa. Keefektifan ini terlibat dari jumlah keseluruhan analisis

yang dilakukan di mana skor hasil disiplin siswa kelompok eksperimen

mengalami kenaikan yang lebih signifikan dibandingkan kelompok


140

kontrol. Dengan demikian, penggunaan pendekatan dalam format

kelompok membuat pelaksanaannya menjadi mudah, kreatif, dan

menyenangkan. Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat disimpulkan

bahwa pendekatan REBT format kelompok dapat meningkatkan disiplin

siswa.

D. Keterbatasan Penelitian

Suatu penelitian dikatakan sempurna apabila sesuai dengan

perencanaan dan memenuhi syarat penelitian. Akan tetapi keterbatasan dapat

terjadi baik yang bersumber dari peneliti, subjek penelitian dan lain

sebagainya. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

1. Pelaksanaan eksperimen pada penelitian, peneliti tidak mampu mengukur

variabel-variabel lain yang mempengaruhi perubahan disiplin siswa

kelompok eksperimen di luar treatment yang diberikan. Hal ini disebabkan

keterbatasan untuk melakukan kontrol penuh terhadap subjek penelitian.

Berbeda dengan penelitian eksperimen di bidang non sosial atau

laboratorium yang memungkinkan untuk mengontrol subjek penelitiannya

setiap saat secara penuh.

2. Aspek perubahan disiplin siswa terjadi melalui pendekatan REBT format

kelompok. Aspek ini masih bisa dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti

selanjutnya dengan pemilihan pendekatan yang lainnya.


BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan dianalisis dengan

statistik serta diuji hipotesisnya, maka dapat disimpulkan secara umum

pendekatan REBT format kelompok efektif untuk meningkatkan disiplin

siswa, sedangkan secara khususnya adalah:

1. Terdapat perbedaan skor rata-rata disiplin siswa kelompok eksperimen

sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan pendekatan REBT

format kelompok, di mana skor rata-rata posttest lebih tinggi secara

signifikan dibandingkan pretest.

2. Terdapat perbedaan skor rata-rata disiplin siswa kelompok kontrol

sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan treatment tanpa

pendekatan REBT, di mana skor rata-rata posttest mengalami peningkatan

yang signifikan dibandingkan pretest.

3. Terdapat perbedaan skor rata-rata disiplin siswa antara siswa kelompok

eksperimen yang diberikan treatment pendekatan REBT format kelompok,

dengan siswa kelompok kontrol yang diberikan treatment tanpa

pendekatan REBT. Skor rata-rata posttest kelompok eksperimen lebih

tinggi secara signifikan dibandingkan skor rata-rata posttest kelompok

kontrol.

141
142

Berdasarkan ketiga hipotesis dalam penelitian ini membuktikan bahwa

treatment tanpa pendekatan REBT format kelompok dapat meningkatkan

disiplin siswa, namun pendekatan REBT format kelompok dapat

meningkatkan disiplin siswa lebih tinggi. Hal ini terbukti dari skor yang

diperoleh oleh kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

REBT format kelompok yang telah teruji efektifnya pada penelitian ini

bertujuan untuk mengajak siswa mampu mengaktualisasikan dan

mengimplementasikan secara keseluruhan apa yang menjadi keyakinan

rasional siswa, sehingga siswa merasakan langsung dampak dari apa yang

telah mereka dapatkan.

B. Implikasi
1. Implikasi terhadap Teori Disiplin Siswa
Pengubahan disiplin siswa tidak cukup hanya dengan metode

kegiatan format kelompok biasa tetapi perlu menggunakan pendekatan

khusus di antaranya dengan pendekatan REBT format kelompok. Hasil

penelitian yang dilakukan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol mengenai disiplin siswa sebagai mana telah dibahas pada Bab IV,

menunjukkan adanya perubahan pada kelompok eksperimen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol sebelum treatment memiliki kesamaan skor disiplin

siswa yaitu pada kategori tinggi. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat

hasil pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sesudah

142
143

diberikan treatment berupa pendekatan REBT format kelompok pada

kelompok eksperimen secara signifikan mengalami peningkatan. Dari hasil

penelitian tersebut terbukti bahwa pendekatan REBT format kelompok

efektif untuk meningkatkan disiplin siswa.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap subjek

penelitian diketahui bahwa terdapat peningkatan disiplin siswa setelah

diberikan pendekatan REBT format kelompok. Pendekatan REBT menjadi

salah satu strategi yang bisa digunakan dalam bimbingan dan konseling

khususnya untuk meningkatkan disiplin siswa yang dikarenakan adanya

pemikiran ataupun keyakinan-keyakinan yang tidak rasional. Topik yang

dibahas di dalam kegiatan ini berdasarkan dengan kondisi kelompok yang

memiliki pemikiran yang tidak rasional terkait dengan pelanggaran disiplin

yang dialaminya.

Keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dari hasil analisis pretest

dan posttest kelompok, yang menunjukkan skor rata-rata disiplin siswa

mengakami peningkatan secara signifikan setelah diberikan pendekatan

REBT format kelompok. Sehingga secara keseluruhan hasil penelitian ini

membuktikan teori REBT dapat meningkatkan disiplin siswa yang

disebabkan oleh adanya pemikiran-pemikiran ataupun keyakinan irasional

yang kapan saja bisa dialami oleh setiap individu.


144

2. Implikasi terhadap Program BK

Hendaknya pelaksanaan pendekatan REBT format kelompok dapat

lebih diintensifkan ke dalam bentuk program BK dan dirancang dengan

sebaik-baiknya oleh konselor/guru BK, guna untuk meningkatkan disiplin

siswa yang disebabkan dari pemikiran yang tidak rasional. Oleh karena itu,

perlunya peran serta ataupun kerjasama yang baik dari kepala sekolah,

Guru BK atau Konselor, serta siswa. Selanjutnya, menentukan materi

layanan yang sesuai dengan permasalahan siswa yang terkait dengan

disiplin. Penentuan materi yang sesuai sangat menunjang dalam efektivitas

suatu pendekatan. Materi dalam penelitian ini dapat dijadikan rujukan dan

bahan untuk meningkatkan disiplin siswa.

C. Saran

Berdasarkan hasil-hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang

telah dikemukakan, ada beberapa saran yang dapat direkomendasikan sebagai

tindak lanjut dari penelitian ini. Beberapa saran yang dapat diajukan adalah

sebagai berikut.

1. Bagi Program Studi S2 Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Padang, penelitian ini diharapkan dapat

digunakan sebagai referensi agar menghasilkan magister yang profesional

di lapangan dan lingkungan pendidikan dalam melaksanakan pendekatan

REBT format kelompok untuk meningkatkan disiplin siswa.

2. Bagi Dinas Pendidikan, penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan

dalam pelaksanaan workshop kepada MGBK dalam upaya pengembangan


145

pendekatan REBT format kelompok untuk meningkatkan disiplin siswa.

3. Bagi SMAN 2 Padang, sekolah hendaknya menyediakan waktu khusus

pada guru BK masuk kelas 2 jam pembelajaran setiap minggunya, serta

memberikan kesempatan kepada guru BK untuk aktif mengikuti pelatihan-

pelatihan yang bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan

menyelenggarakan pendekatan REBT format kelompok untuk

meningkatkan disiplin siswa.

4. Bagi siswa, siswa diharapkan mampu meningkatkan disiplin siswa dalam

mematuhi tata tertib sekolah terutama tata tertib SMAN 2 Padang.

5. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar

untuk melakukan penelitian dalam menghadapi masalah, terutama masalah

yang berkaitan dengan disiplin ilmu bimbingan dan konseling.


DAFTAR RUJUKAN
Allen, K. R., & Bradley, L. (2015). Career counseling with juvenile offenders:
Effects on self efficacy and career maturity. Journal of Addictions &
Offender Counseling, 36(1), 28–42.
Amir, M. A. A. (2014a). Pendekatan konseling kelompok rational emotive
behavioural therapy dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. International in
Workshop on Guidance and Counseling, 15(16), 1–10.
Amir, M. A. A. (2014b). Pendekatan konseling kelompok rational emotive
behavioural therapy dalam meningkatkan kedisiplinan siswa. Jurnal
International in Workshop on Guidance and Counseling, 15–16.
Amri, S. (2013). Pengembangan dan model pembelajaran dalam kurikulum 2013.
(M. Jauhar, Ed.). Jakarta: Prestasi Pustaka.
Ardi, Z., & Sisin, M. (2018). The contribution of assertive technique behavioral
counseling to minimize the juvenile delinquency behavior. Jurnal Konseling,
6(2), 67–77.
Ariananda, E. S., Hasan, S., & Rakhman, M. (2014). Pengaruh kedisiplinan siswa
di sekolah terhadap prestasi belajar siswa teknik pendingin. Journal of
Mechanical Engineering Education, 1(2), 233–238.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arliyus, A., Neviyarni, N., Karneli, Y., & Netrawati, N. (2019). Teori dan aplikasi
pendekatan behavioristik dalam konseling. JPGI (Jurnal Penelitian Guru
Indonesia), 4(1).
Arsaf, N. A. (2016). Faktor penyebab pelanggaran tata terti (studi pada siswa di
SMA Negeri 18 Makassar). Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS
UNM Peserta, 3(1), 1–5.
Asmi, L. (2018). Alasan siswa perempuan melanggar aturan sekolah di SMP N
22 Mukomuko. Doctoral dissertation, STKIP PGRI Sumatera Barat.
Azwar, S. (2009). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bechuke, A. L., & Debeila, J. R. (2012). Applying choice theory in fostering


discipline: Managing and modifying challenging learners behaviours in south
african schools school of postgraduate studies. International Journal of
Humanities and Social Science, 2(22), 240–255.
Clemes, H., & Bean, R. (2001). Mengajarkan disiplin kepada anak. Jakarta: Mitra
Utama.

146
147

Corey, G. (2012). Theory & practice of group counseling. (S. Dobin, Ed.).
Canada: Cengage Learning.
Corey, G. (2013a). Teori dan praktek: Konseling & psikoterapi, diterjemahkan
oleh E. Koswara. Bandung: Refika Aditama.
Corey, G. (2013b). Theory and practice of counseling and psychotherapy.
Canada: Cengage Learning.
Creswell, J. W. (2016). Research design pendekatan metode kualitatif, kuantitatif,
dan campuran (Edisi ke E). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dani, N. K. I. P., Suarni, N. K., & Sulastri, N. M. (2013). Efektivitas konseling
behavioral teknik latihan asertif untuk meningkatkan perilaku disiplin belajar
siswa kelas X SMA Laboratorium Undiksha tahun 2012/2013. Jurnal Ilmiah
Bimbingan Konseling Undiksha, 1–12.
De Vries, S. L., Hoeve, M., Assink, M., Stams, G. J. J., & Asscher, J. J. (2015).
Practitioner review: effective ingredients of prevention programs for youth at
risk of persistent juvenile delinquency–recommendations for clinical
practice. Journal of Child Psychology and Psychiatry, 56(2), 108–121.
Depdiknas. (2001). Manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Jakarta:
Ditjen Dikdasmen.
Diswantika, N. (2016). Efektivitas teknik self-talk dalam pendekatan konseling
kognitif untuk meningkatkan disiplin diri peserta didik. Lentera, 1, 13–31.
Dryden, W. (2009). Rational emotive behavior therapy: Distinctive featurest.
New York: Routledge (Taylor & Francis Group).
Durkheim, E. (1990). Pendidikan moral: Suatu studi teori dan aplikasi sosiologi
pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Ellis, A. (2006). Terapi rational emotive behavior: Agar hidup bebas derita.
Yogyakarta: B-First.
Ellis, A., & Dryden, W. (2007). The practice of rational emotive behavior
therapy. New York: Springer Publishing.
Emi Julia. (2013). Analisis faktor penyebab dan upaya mengatasi pelanggaran
tata tertib sekolah pada SMA Wisuda Pontianak. Universitas Tanjungpura.
Fiana, F. J., Daharnis, & Ridha, M. (2013). Disiplin siswa di sekolah dan
implikasinya dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Jurnal Ilmiah
Konseling, 2(23), 26–33.
Fitri, L., & Christiana, E. (2013). Penerapan layanan informasi tentang etika dan
disiplin di sekolah untuk mengurangi pelanggaran tata tertib pada siswa
SMP. Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, 1(1), 129–142.
148

Fitri, M. (2015). Efektifitas layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan


disiplin belajar siswa dengan sugesti. Tesis Tidak Diterbitkan. Padang:
Program Studi S2 BK FIP UNP.
Froggatt, B. W. (2005). Rational emotive behaviour therapy, 1–14.
Geiger, B. (2000). Discipline in K throught 8th grade classrooms. Journal
Proques, 121(2), 383.
Glading, S. T. (2015). Konseling: profesi yang menyeluruh. Jakarta: Indeks.
Hamalik, O. (2011). Proses belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hastuti, W. T. (2012). Penegakan kedisiplinan dalam rangka implementasi


pendidikan karakter siswa di sekolah (Studi kasus di SMP Negeri 4 Tawang
Sari, Kecamatan Tawang Sari, Kabupaten Sukoharjo). Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Holt, S. A., & Austad, C. S. (2013). A comparison of rational emotive therapy and
tibetan buddhism: Albert Ellis and the Dalai Lama techniques for change.
International Journal of Behavioral Consultation and Therapy, 7(4), 8–11.
Hurlock, E. B. (2013). Perkembangan anak. Diterjemahkan oleh Meitasari
Tjandrasa. Jakarta: Erlangga.
Ifnaldi. (2014). Upaya pengembangan disiplin siswa oleh guru bimbingan dan
konseling di SMAN 1 Pariangan. Tesis Tidak Diterbitkan. Padang: Program
Studi S2 BK FIP UNP.
Jacobs, E. D. E., Masson, R. L., & Harvill, R. L. (2012). Group counseling
strategies and skills. Canada: Cengage Learning.
Jaedun, A. (2011). Metodologi penelitian eksperimen. Yogyakarta: Fakultas
Teknik UNY.
KBBI, tim penyusun kamus. (2013). Kamus besar bahasa Indonesia (edisi ke 5).
Jakarta: Balai Pustaka.
Kemendikbud. (2014). Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik
Indonesia nomor 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Salinan Permendikbud.
Khaira, I., Firman, & Neviyarni, S. (2017). Efektivitas pendekatan rational
emotive behavior therapy (REBT) dalam meningkatkan penyesuaian sosial
anak asuh di Panti Asuhan Wira Lisna Padang. Jurnal Bikotetik, 1(1), 1–7.
Komalasari, G., Eka, W., & Karsih. (2011). Teori dan teknik konseling. Jakarta:
Indeks.
149

Konadi, H., Mudjiran, M., & Karneli, Y. (2017). Efektivitas pendekatan rational
emotive behavior therapy melalui bimbingan kelompok untuk mengatasi
stres akademik siswa. Konselor, 6(4), 120. Retrieved from
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor/article/view/7887
Latipun. (2008). Psikologi konseling. Malang: UMM Press.
Liu, E. Z. F., Ho, H. C., & Song, Y. J. (2011). Effects of an online rational
emotive curriculum on primary school students’ tendencies for online and
real-world aggression. Turkish Online Journal of Educational Technology,
10(3), 83–93.
Misdeni, M., Syahniar, S., & Marjohan, M. (2019). The effectiveness of rational
emotive behavior therapy approach using a group setting to overcome
anxiety of students facing examinations. International Journal of Research in
Counseling and Education, 3(2), 82–88.
Mulyasa. (2011). menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif dan
menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muti, R. K. (2018). Efektivitas konseling kelompok dengan teknik rasional
emotive behavior therapy dalam meningkatkan kedisiplinan peserta didik
SMP Negeri 21 Bandar Lampung. Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.

Natalia, N. (2015). Efektivitas Layanan Informasi dengan Menggunakan Media


Audio Visual dalam Meningkatkan Sikap Siswa terhadap Kedisiplinan
Sekolah. Tesis Universitas Negeri Padang.
Natalia, N., Firman, & Daharnis. (2015). Efektivitas layanan informasi dengan
menggunakan media audio visual dalam meningkatkan sikap siswa terhadap
kedisiplinan sekolah. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 3(2), 40–48.
Natawidjaya, R. (2009). Konseling kelompok; Konsep dasar & pendekatan.
Bandung: Raja Grafindo Persada.
Netrawati, Khairani, & Karneli, Y. (2018). Upaya Guru BK untuk Mengentaskan
Masalah-Masalah Perkembangan Remaja dengan Pendekatan Konseling
Analisis Transaksional. Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, 2(1), 79–90.
Ningsih, R. (2015). Hubungan persepsi siswa terhadap kedisiplinan dan self-
control dengan tingkat kedisiplinan di SMK Karya Rini Yogyakarta. Skripsi
Universitas Negeri Yogyakarta.
Oktariyani, T., Sedanayasa, G., & Setuti. (2013). Penerapan konseling rasional
emotif dengan teknik assertive adaptif untuk meningkatkan kedisiplinan bagi
siswa indisipliner kelas X Boga 1 SMK Negeri 1 Seririt. Urnal Ilmiah
Bimbingan Konseling Undiksha, 1(1).
150

Osodo, J. M., Osodo, J., Mito, J. W., Raburu, P., & Aloka, P. (2016). The role of
peer counselors in the promotion of student discipline in ugunja sub-county,
Kenya. Asian Journal of Education and Training, 2(2), 63–69.
Pratama, A. H. (2013). Strategi pembentukan disiplin siswa melalui pelaksanaan
tata tertib di SMA Negeri 1 Krian Sidoarjo. Jurnal Mahasiswa Undiksa, 1(1),
1–19.
Prayitno. (2017). Konseling profesional yang berhasil. Depok: Rajawali Pers.
Prayitno, Afdal, Ifdil, & Ardi, Z. (2017). Layanan bimbingan kelompok dan
konseling kelompok yang berhasil. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Prayitno, & Amti, E. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Putu, N., Indrayani, R., & Suarni, N. K. (2013). Efektivitas Konseling Behavioral
dengan Teknik Penguatan Intermitten untuk Meningkatkan Disiplin Belajar
Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 1 Sukasada. Jurnal Ilmiah Bimbingan
Konseling Undiksha, 1(1), 1–10.
Rachman, M. (1999). Manajemen kelas. Jakarta: Depdiknas, Proyek Pendidikan
Guru SD.
Riyadi, A. (2011). Korelasi antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran aqidah akhlak kelas VIII di Mts Ma’arif Sikampuh
kecamatan Kroya kabupaten Cilacap tahun 2010. Skripsi Walisongo
Institutional Reposetory, 54–56.
Rusmana, N. (2009). Bimbingan konseling kelompok di sekolah (metode teknik
dan aplikasi). Bandung: Rizki Press.
Sadik, F. (2017). Children and discipline: Investigating secondary school
students’ perception of discipline through metaphors. European Journal of
Educational Research, 6(4), 495–508.
Salgong, V. K., Ngumi, O., & Chege, K. (2016). The role of guidance and
counseling in enhancing student discipline in secondary schools in Koibatek
district. Journal of Education and Practice, 7(13), 142–151.
Sari, I. P., & Syamsi, K. (2015). Pengembangan Buku Pelajaran Tematik-
Integratif Berbasis Nilai Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab di Sekolah
Dasar. Jurnal Prima Edukasia, 3(1), 73–83.
Semiawan, C. R. (2008). Penerapan pembelajaran pada anak. Jakarta: Indeks.
Stanley, E. O. (2014). Discipline and academic performance (A study of selected
secondary schools in lagos, Nigeria). International Journal of Academic
Research in Progressive Education and Development, 3(1), 181–194.
151

Stevani, H., Mudjiran, & Iswari, M. (2015). Efektivitas layanan bimbingan


kelompok dengan pendekatan rational emotive behavior therapy untuk
mengatasi kecemasan mahasiswa (studi pada Mahasiswa IAIN Imam Bonjol
Padang). Konselor, Jurnal Ilmiah Konseling, 1–9.
Sudijono, A. (2011). Pengantar statistik pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.

Sudrajat, A. (2008). Perkembangan Kognitif. Jakarta: Bumi Aksara.


Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, D. K. (2010). Proses bimbingan dan konseling di sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.
Supardi. (2013). Sekolah efektif. Jakarta: Rajawali Grafindo.
Suryadi, A. (2012). Outlook 2025 Pembangunan Pendidikan Indonesia: Menuju
Kualitas Yang Berdaya Saing Secara Global (The Indonesian Education
Outlook 2025: Toward A Sustainable World Class Quality Level). Jakarta:
Badan Penelitian Dan Pengembangan Kementeri.
Susilowati. (2005). Cara Belajar yang efektif dan Efesien. Pekalongan: Cinta Ilmu
Pekalongan.
Taufik. (2014). Model-model konseling. Padang: UNP Press.
Tu’u, T. (2012). Peran disiplin pada perilaku dan prestasi siswa. Jakarta:
Grasindo.
Umaria, S. R. (2019). Analisis perilaku terlambat pada peserta didik SMP Negeri
2 Sungai Raya. Universitas Tanjungpura Pontianak.
Warren, J. M., & Edwin R Gerler, J. (2013). Effects of school counselors’
cognitive behavioral consultation on irrational and efficacy beliefs of
elementary school teachers. The Professional Counselor, 3(1), 6–15.
Warren, J. M., & Hale, R. W. (2016). Fostering non-cognitive development of
underrepresented students through rational emotive behavior therapy :
Recommendations for school counselor practice. The Professional
Counselor, 89–106.
White, E. G. (1998). Mendidik dan membimbing anak. Bandung: Indonesia
Publishing House.
Winarsunu, T. (2002). Statistik dalam penelitian psikologi pendidikan. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang.
Winkel, W. S., & Hastuti, S. (2015). Bimbingan konseling di institusi pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi.
152

Wisnu, Y., & Kurniawan, S. (2007). Hubungan antara sikap disiplin belajar siswa
dan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Skripsi
Univesitas Sanata Dharma.
Wood, A. G., Barker, J. B., Turner, M. J., & Sheffield, D. (2018). Examining the
effects of rational emotive behavior therapy on performance outcomes in
elite paralympic athletes. Scandinavian Journal of Medicine and Science in
Sports, 28(1), 329–339.
Yanti, F., & Rosalina, M. (2016). Hubungan kedisiplinan dengan prestasi belajar
siswa di SMP Maria Immaculata Yogyakarta. Skripsi Univesitas Sanata
Dharma.
Yanti, Y., & Marimin. (2017). Pengaruh motivasi, lingkungan keluarga, dan
teman sebaya terhadap kedisiplinan siswa. Economic Education Analysis
Journal, 6(2), 329–338.
Yusuf, A. M. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan penelitian
gabungan. Padang: UNP Press.
Zelie, K., Stone, C. I., & Lehr, E. (1980). Cognitive-behavioral intervention in
school discipline: A preliminary study. Personnel & Guidance Journal,
59(2), 80.
SURAT PERMOHONAN PENGGUNAAN INSTRUMEN PENELITIAN DAN
SURAT IZIN PENGGUNAAN INSTRUMEN PENELITIAN

Dosen Pembimbing:

Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.

Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.

Oleh:

LITA GUSTIANA

NIM 17151028

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

NEGERI PADANG

2019

153
154
155
HASIL JUDGMENT NSTRUMEN PENELITIAN

DISIPLIN SISWA

Dosen Pembimbing:

Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.

Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.

Oleh:

LITA GUSTIANA

NIM 17151028

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

NEGERI PADANG

2019

156
157

Pilihan Jawaban Komentar/Saran Para Ahli


No Pernyataan Sangat Prof. Dr. Dr. Yeni Pernyataan
Sangat Cukup Tidak Dr. Netrawati,
Sesuai Tidak Neviyarni S, Karneli,
Sesuai Sesuai Sesuai M.Pd., Kons.
Sesuai M.S., Kons. M.Pd., Kons.
Harus
Disiplin dalam
Disiplin dalam diseimbangkan Perhatikan
Semua jelas Memanfaatkan
Memanfaatkan Waktu item fav (+) beberapa item
Waktu
dan unfav (-)
1 Saya mempersiapkan Masih umum Saya mempersiapkan
diri sebelum perlu diri sebelum berangkat
berangkat ke sekolah Jelas jelas dispesifikasikan ke sekolah (+)
(+) apa yang
dipersiapkan
2 Saya sering datang Saya datang terlambat
Hilangkan kata
terlambat ke sekolah Jelas Jelas ke sekolah (-)
“sering”
(-)
3 Ketika pergantian jam
Ketika pergantian jam
pelajaran, saya selalu Hilangkan kata Hilangkan kata
Jelas pelajaran, saya berada
berada di dalam kelas “selalu” “selalu”
di dalam kelas (+)
(+)
4 Saya cenderung Saya cenderung
terlambat berbaris terlambat berbaris pada
Jelas Jelas Jelas
pada persiapan persiapan upacara
upacara bendera (-) bendera (-)
5 Saya datang tepat Saya datang tepat
waktu untuk waktu untuk mengikuti
mengikuti kegiatan kegiatan kultum
kultum mingguan Jelas Jelas Jelas mingguan (Kulmi)
(Kulmi) pada Jum’at pada Jum’at pagi (+)
pagi (+)

157
158

Pilihan Jawaban Komentar/Saran Para Ahli


No Pernyataan Sangat Prof. Dr. Dr. Yeni Pernyataan
Sangat Cukup Tidak Dr. Netrawati,
Sesuai Tidak Neviyarni S, Karneli,
Sesuai Sesuai Sesuai M.Pd., Kons.
Sesuai M.S., Kons. M.Pd., Kons.
6 Saya mencari alasan Saya mencari alasan
agar bisa datang agar bisa datang
terlambat pada Jelas Jelas Jelas terlambat pada
kegiatan kegiatan
ekstrakulikuler (-) ekstrakulikuler (-)
7 Saya mengembalikan Rubah kata
buku yang saya “saya” menjadi
Saya mengembalikan
pinjam dari “di” dan
buku yang dipinjam
perpustakaan sekolah Jelas Jelas hilangkan kata
dari perpustakaan
tepat pada waktu “pada” serta
sekolah tepat waktu (+)
yang ditentukan (+) “yang
ditentukan”
8 Saya sengaja Saya sengaja menunda
menunda pembayaran Jelas Jelas Jelas pembayaran uang SPP
uang SPP (-) (-)
9 Saya menunggu
diingatkan untuk
Saya menunggu
mengumpulkan data
diingatkan untuk
administrasi
Apakah mengumpulkan data
kesiswaan (-)
aktifitas ini administrasi kesiswaan
Jelas Jelas sering (-)
dilakukan
siswa?
159

Pilihan Jawaban Komentar/Saran Para Ahli


No Pernyataan Sangat Prof. Dr. Dr. Yeni Pernyataan
Sangat Cukup Tidak Dr. Netrawati,
Sesuai Tidak Neviyarni S, Karneli,
Sesuai Sesuai Sesuai M.Pd., Kons.
Sesuai M.S., Kons. M.Pd., Kons.
Disiplin dalam Belajar Satu item Perbaiki sesuai Perbaiki Disiplin dalam
tidak jelas saran sesuai saran Belajar
10 Saya menyiapkan Saya menyiapkan
semua perlengkapan semua perlengkapan
belajar yang belajar yang
Jelas Jelas Jelas
diperlukan diperlukan sebelumnya
sebelumnya (+) (+)

11 Saya meninggalkan Saya meninggalkan


buku-buku pelajaran buku-buku pelajaran di
Jelas Jelas Jelas
di sekolah (-) sekolah (-)

12 Saya tidak memeriksa Saya memeriksa


jadwal mata pelajaran Hilangkan kata Perlu di jadwal mata pelajaran
Jelas
setiap hari(-) “tidak” modifikasi setiap hari(+)

13 Sebelum belajar, saya Sebelum belajar, saya


terlebih dahulu terlebih dahulu
mempelajari materi mempelajari materi
yang akan diajarkan yang akan diajarkan
guru (+) guru (+)
Jelas Jelas Jelas
160

Pilihan Jawaban Komentar/Saran Para Ahli


No Pernyataan Sangat Prof. Dr. Dr. Yeni Pernyataan
Sangat Cukup Tidak Dr. Netrawati,
Sesuai Tidak Neviyarni S, Karneli,
Sesuai Sesuai Sesuai M.Pd., Kons.
Sesuai M.S., Kons. M.Pd., Kons.
14 Sebelum belajar, saya Sebelum belajar, saya
berusaha berusaha
menyelesaikan menyelesaikan urusan-
urusan-urusan lain urusan lain agar saya
agar saya dapat dapat mengikuti
mengikuti pelajaran pelajaran dengan
dengan sebaik- sebaik-baiknya (+)
Jelas Jelas Jelas
baiknya (+)

15 Dalam belajar, saya Dalam belajar, saya


berusaha berusaha
memanfaatkan memanfaatkan
kesempatan untuk kesempatan untuk
merespon (misalnya merespon (misalnya
menjawab menjawab pertanyaan,
pertanyaan, Jelas Jelas Jelas menjelaskan, dan
menjelaskan, dan mengemukakan
mengemukakan pendapat) (+)
pendapat) (+)
161

Pilihan Jawaban Komentar/Saran Para Ahli


Sangat Prof. Dr. Dr. Yeni
No Pernyataan Sangat Cukup Tidak Dr. Netrawati, Pernyataan
Sesuai Tidak Neviyarni S, Karneli,
Sesuai Sesuai Sesuai M.Pd., Kons.
Sesuai M.S., Kons. M.Pd., Kons.
16 Saya berusaha Saya mencatat secara
mencatat secara lengkap materi
lengkap materi pelajaran sewaktu
Perhatikan kata
pelajaran sewaktu Jelas Jelas proses pembelajaran
“berusaha”
proses pembelajaran berlangsung (+)
berlangsung (+)

17 Jika guru tidak hadir, Jika guru tidak hadir,


saya tetap belajar saya tetap belajar
sesuai dengan materi sesuai dengan materi
Jelas Jelas Jelas
yang dijadwalkan (+) yang dijadwalkan (+)

18 Saya mengerjakan Saya mengerjakan


tugas mata pelajaran tugas mata pelajaran
lain pada saat Proses lain pada saat Proses
Belajar Mengajar Jelas Jelas Jelas Belajar Mengajar
(PBM) berlangsung (- (PBM) berlangsung (-)
)

19 Apabila pembelajaran Apabila pembelajaran


kurang menarik, saya kurang menarik, saya
cenderung meminta cenderung meminta
izin untuk keluar Tambahkan izin untuk keluar kelas
Jelas Jelas
kelas atau melakukan kata “Saya” atau melakukan
kegiatan lain (-) kegiatan lain (-)
162

Pilihan Jawaban Komentar/Saran Para Ahli


No Pernyataan Sangat Prof. Dr. Dr. Yeni Pernyataan
Sangat Cukup Tidak Dr. Netrawati,
Sesuai Tidak Neviyarni S, Karneli,
Sesuai Sesuai Sesuai M.Pd., Kons.
Sesuai M.S., Kons. M.Pd., Kons.
20 Saya menonaktifkan Saya menonaktifkan
alat-alat elektronik alat-alat elektronik saat
Jelas Jelas Jelas
saat PBM PBM berlangsung (+)
berlangsung (+)
21 Saya meninggalkan Saya meninggalkan
kelas walaupun PBM kelas walaupun PBM
belum berakhir (-) Jelas Jelas Jelas belum berakhir (-)

22 Apabila materi Apabila materi


pelajaran tidak pelajaran tidak
dipahami, saya dipahami, saya
mencari sumber atau mencari sumber atau
menanyakannya menanyakannya
Jelas Jelas Jelas
kepada guru atau kepada guru atau
teman di luar jam teman di luar jam
pelajaran (+) pelajaran (+)

23 Apabila saya terpaksa


tidak dapat mengikuti Apabila saya terpaksa
pelajaran, maka saya tidak dapat mengikuti
Hapus salah
mengejar ketinggalan pelajaran, maka saya
satu kata Harus SPOK Jelas
saya itu agar materi- mengejar ketinggalan
“saya”
materi pelajaran materi-materi pelajaran
tersebut dapat saya tersebut (+)
ikuti dengan baik (+)
163

Pilihan Jawaban Komentar/Saran Para Ahli


No Pernyataan Sangat Prof. Dr. Dr. Yeni Pernyataan
Sangat Cukup Tidak Dr. Netrawati,
Sesuai Tidak Neviyarni S, Karneli,
Sesuai Sesuai Sesuai M.Pd., Kons.
Sesuai M.S., Kons. M.Pd., Kons.
24 Saya selalu Saya mencermati
mencermati instruksi Hilangkan kata Hilangkan kata instruksi tugas yang
Jelas
tugas yang diberikan “selalu” “selalu” diberikan guru (+)
guru (+)
25 Saya cenderung Saya cenderung
menunda menunda mengerjakan
mengerjakan Jelas Jelas Jelas tugas/Pekerjaan
tugas/Pekerjaan Rumah (PR) (-)
Rumah (PR) (-)
26 Saya tergesa-gesa Saya tergesa-gesa
dalam mengerjakan dalam mengerjakan
Jelas Jelas Jelas
tugas/PR (-) tugas/PR (-)

27 Saya mempelajari Saya mempelajari


kembali materi kembali materi
tugas/PR yang Jelas Jelas Jelas tugas/PR yang nilainya
nilainya rendah (+) rendah (+)

Disiplin dalam Bertata Perbaiki sesuai Perbaiki Disiplin dalam


Semua jelas
Krama saran sesuai saran Bertata Krama
28 Saya tidak hadir ke Saya tidak hadir ke
sekolah tanpa sekolah tanpa
mengirim mengirim
Perlu
pemberitahuan Jelas Jelas pemberitahuan kapada
dimodifikasi
kapada guru (-) guru (-)
164

Pilihan Jawaban Komentar/Saran Para Ahli


No Pernyataan Sangat Prof. Dr. Dr. Yeni Pernyataan
Sangat Cukup Tidak Dr. Netrawati,
Sesuai Tidak Neviyarni S, Karneli,
Sesuai Sesuai Sesuai M.Pd., Kons.
Sesuai M.S., Kons. M.Pd., Kons.
29 Saya memberikan Saya memberikan
salam saat bertemu salam saat bertemu
guru (+) Jelas Jelas Dikhususkan guru (+)

30 Saya mengabaikan Saya mengabaikan


teman satu sekolah teman satu sekolah
yang tidak saya kenal yang tidak saya kenal
Jelas Jelas Jelas
(-) (-)

31 Saya bertutur kata Saya bertutur kata


sopan di lingkungan Jelas Jelas Jelas sopan di lingkungan
sekolah (+) sekolah (+)
32 Saya bertanya kepada Saya bertanya kepada
guru dengan kalimat Jelas Jelas Jelas guru dengan kalimat
yang sopan (+) yang sopan (+)
33 Saya menjaga Saya mengabaikan
perasaan teman teman satu sekolah
dengan tidak yang tidak saya kenal
Jelas Jelas Jelas
mengucapkan kata- (-)
kata yang dapat
menyinggung (+)
34 Saya tidak memotong Saya bertutur kata
pembicaran guru (+) sopan di lingkungan
Jelas Jelas Jelas
sekolah (+)
165

Pilihan Jawaban Komentar/Saran Para Ahli


No Pernyataan Sangat Prof. Dr. Dr. Yeni Pernyataan
Sangat Cukup Tidak Dr. Netrawati,
Sesuai Tidak Neviyarni S, Karneli,
Sesuai Sesuai Sesuai M.Pd., Kons.
Sesuai M.S., Kons. M.Pd., Kons.
35 Saya memanggil atau Saya bertanya kepada
meminta sesuatu pada guru dengan kalimat
guru dengan yang sopan (+)
Jelas Jelas Jelas
mendekati guru dari
arah depan atau
samping (+)
36 Saya sering Saya membuang
membuang sampah di sampah di laci meja
Hilangkan kata
laci meja (-) Jelas Jelas (-)
“sering”

37 Saya cenderung Saya cenderung


mengabaikan piket mengabaikan piket
pada jadwal yang Jelas pada jadwal yang telah
Jelas Jelas
telah ditentukan (-) ditentukan (-)

38 Saya meninggalkan Saya meninggalkan


kelas dengan kelas dengan meminta
meminta izin dari izin dari guru yang
guru yang mengajar mengajar (+)
(+)
Jelas Jelas Jelas
166

Pilihan Jawaban Komentar/Saran Para Ahli


No Pernyataan Sangat Prof. Dr. Dr. Yeni Pernyataan
Sangat Cukup Tidak Dr. Netrawati,
Sesuai Tidak Neviyarni S, Karneli,
Sesuai Sesuai Sesuai M.Pd., Kons.
Sesuai M.S., Kons. M.Pd., Kons.
Disiplin dalam Pakaian Tambahkan Tambahkan Disiplin dalam
Semua jelas
itemnya itemnya Pakaian
39 Saya menyiapkan Saya menyiapkan
pakaian seragam pakaian seragam
sekolah sebelum Jelas Jelas Jelas sekolah sebelum
berangkat ke sekolah berangkat ke sekolah
(+) (+)
40 Pada umumnya, saya Saya mengikuti jadwal
mengikuti jadwal Hilangkan kata memakai seragam
memakai seragam Jelas “pada Jelas yang sudah ditentukan
yang sudah umumnya” (+)
ditentukan (+)
41 Saya memasang Saya memasang atribut
atribut seragam setiap seragam setiap hari
hari pada pakaian Jelas Jelas Jelas pada pakaian seragam
seragam sekolah saya sekolah saya (+)
(+)
42 Saya selalu
Hilangkan kata Hilangkan kata Saya berpakaian rapi
berpakaian rapi ke Jelas
“selalu” “selalu” ke sekolah (+)
sekolah (+)
167

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN (UJI COBA)

DISIPLIN SISWA

Dosen Pembimbing:

Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.


Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.

Oleh:

LITA GUSTIANA

NIM 17151028

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

NEGERI PADANG

2019

167
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Variabel Sub- Nomor Item Jumlah


Indikator
Variabel Item
Fav (+) Unfav (-)
Persiapan berangkat ke sekolah 1 - 1
Masuk ke kelas 3 2 2
Mengikuti upacara bendera setiap hari
- 4 1
Senin
Disiplin Mengikuti Kultum Mingguan (kulmi)
dalam 5 - 1
pada hari Jumat pagi
meman- Hadir dalam kegiatan ekstrakulikuler - 6 1
faatkan
waktu Mengembalikan barang milik sekolah
Disiplin siswa
sesuai dengan batas waktu yang 7 - 1
(Disiplin siswa ditentukan
yang dimaksud Menyelesaikan administrasi sekolah
8, 9 2
dalam tepat waktu
penelitian ini Persiapan belajar 10, 12,
11 5
adalah sikap 13, 14
seseorang yang Disiplin Perhatian terhadap kegiatan belajar 15,16 - 2
akan dalam Mematuhi peraturan Proses Belajar 18, 19,
menunjukkan belajar 17,20 5
Mengajar (PBM) 21
ketaatan atau Menyelesaikan tugas yang diberikan 22, 23,
kepatuhan 25, 26 6
guru 24, 27
terhadap Membuat surat izin ketika tidak
peraturan atau - 28 1
masuk sekolah
tata tertib yang
Menyapa guru dan siswa lain 29 30 2
telah ada
dengan senang Disiplin Berbicara sopan 31, 32,
hati dan dalam 33, 34, - 5
kesadaran diri. bertata 35
krama Membuang sampah pada tempatnya
- 36 1
Bertanggung jawab dengan tugas piket - 37 1
Meminta izin ketika keluar kelas 38 1
Persiapan berpakaian sekolah 39 - 1
Disiplin Memakai seragam sekolah 40 - 1
dalam Memakai kelengkapan seragam
pakaian 41 - 1
Berpakaian rapi dan bersih 42 - 1
Total Item 27 15 42

168
INSTRUMEN PENELITIAN (UJI COBA)

DISIPLIN SISWA

Dosen Pembimbing:

Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.


Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.

Oleh:
LITA GUSTIANA
NIM 17151028

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2019

169
170

PENGANTAR

Asalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Terlebih dahulu saya mendoakan semoga Ananda dalam keadaan sehat
wal’afiat dan sukses dalam menjalani aktivitas sehari-hari serta senantiasa dalam
lindungan Allah SWT, Aamiin. Bersama ini saya mengharapkan kesediaan
Ananda agar dapat meluangkan waktu untuk mengisi instrumen penelitian saya
yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang disiplin siswa.
Instrumen ini bukanlah suatu tes melainkan alat ungkap mengenai disiplin
siswa. Pengumpulan data ini berguna bagi Ananda sebagai bantuan untuk
meningkatkan disiplin siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah.
Oleh karena itu, saya mengharapkan Ananda memilih jawaban pernyataan
ini dengan sungguh-sungguh, jujur, objektif, apa adanya, dan sesuai keadaan atau
kondisi Ananda saat ini. Pilihan jawaban Ananda tidak dinilai salah atau benar.
Semua pilihan jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan digunakan sepenuhnya
untuk penelitian dan kepentingan penyelesaian tesis serta sebagai masukan dalam
pengembangan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Atas kesediaan
Ananda mengisi instrumen ini terlebih dahulu saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Lita Gustiana
171

PETUNJUK UMUM PENGISIAN INSTRUMEN

A. Pendahuluan
Instrumen penelitian ini berkenaan dengan disiplin siswa. Ananda diminta
untuk memilih jawaban dari pernyataan dalam instrumen ini dengan memberikan
tanda silang (X) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang telah disediakan.
Pilihan yang diminta adalah yang dianggap paling sesuai dengan keadaan
atau kondisi Ananda saat ini. Ananda diminta hanya memberikan satu tanda
silang (X) pada kolom pilihan jawaban untuk setiap penyataan. Di samping itu,
isilah semua identitas Ananda pada bagian B (Identitas Pibadi)

B. Identitas Pribadi
Nama : ......................................................
Jenis Kelamin : ......................................................
Kelas : ......................................................
Hari/ Tgl. Pengisian : ................./..............................2019.

C. Petunjuk Pengisian
Instrumen ini terdiri dari 42 butir pernyataan mengenai disiplin siswa dan
untuk masing-masing pernyataan disediakan lima pilihan jawaban sebagai berikut:
1. Sangat Sesuai : jika isi pernyataan tersebut memiliki tingkat kesesuaian
dengan keadaan atau kondisi Ananda saat ini adalah 81% s/d 100%.
2. Sesuai : jika isi pernyataan tersebut memiliki tingkat kesesuaian dengan
keadaan atau kondisi Ananda saat ini adalah 61% s/d 80%.
3. Cukup Sesuai : jika isi pernyataan tersebut memiliki tingkat kesesuaian
dengan keadaan atau kondisi Ananda saat ini adalah 41% s/d 60%.
4. Tidak Sesuai : jika isi pernyataan tersebut memiliki tingkat kesesuaian
dengan keadaan atau kondisi Ananda saat ini adalah 21% s/d 40%.
5. Sangat Tidak Sesuai : jika isi pernyataan tersebut memiliki tingkat
kesesuaian dengan keadaan atau kondisi Ananda saat ini adalah 0% s/d 20%.
172

Contoh:

Pilihan Jawaban
No Pernyataan Sangat
Sangat Cukup Tidak
Sesuai Tidak
Sesuai Sesuai Sesuai
Sesuai
Saya mempersiapkan
1 diri sebelum berangkat X
ke sekolah

Saya datang terlambat


2
ke sekolah
X

Berdasarkan contoh nomor 1 di atas Ananda memberi tanda silang (X) pada
kolom jawaban Tidak Sesuai, dengan demikian berarti pernyataan tersebut
memiliki tingkat kesesuaian dengan keadaan atau kondisi Ananda saat ini
adalah 21% s/d 40% yaitu Ananda mempersiapkan diri sebelum berangkat ke
sekolah. Selanjutnya contoh nomor 2 di atas Ananda memberi tanda silang
(X) pada kolom jawaban Sesuai, dengan demikian berarti pernyataan tersebut
memiliki tingkat kesesuaian dengan keadaan atau kondisi Ananda saat ini
adalah 61% s/d 80% yaitu Ananda datang terlambat ke sekolah.

“Selamat Mengerjakan”
173

Pilihan Jawaban
No Pernyataan Sangat
Sangat Cukup Tidak
Sesuai Tidak
Sesuai Sesuai Sesuai
Sesuai
1 Saya mempersiapkan diri sebelum berangkat ke
sekolah
2 Saya datang terlambat ke sekolah
3 Ketika pergantian jam pelajaran, saya tetap berada di
dalam kelas
4 Saya cenderung terlambat berbaris pada persiapan
upacara bendera
5 Saya datang tepat waktu untuk mengikuti kegiatan
kultum mingguan (Kulmi)
6 Saya mencari alasan agar bisa datang terlambat pada
kegiatan ekstrakulikuler
7 Saya mengembalikan buku yang dipinjam dari
perpustakaan sekolah tepat waktu
8 Saya sengaja menunda pembayaran uang SPP
9 Saya menunggu diingatkan untuk mengumpulkan data
administrasi kesiswaan
10 Saya menyiapkan semua perlengkapan belajar yang
diperlukan sebelumnya
11 Saya meninggalkan buku-buku pelajaran di
sekolah
12 Saya memeriksa jadwal mata pelajaran setiap hari
13 Sebelum belajar, saya terlebih dahulu mempelajari
materi yang akan diajarkan guru
14 Sebelum belajar, saya berusaha menyelesaikan
urusan-urusan lain agar saya dapat mengikuti
pelajaran dengan sebaik-baiknya
15 Dalam belajar, saya berusaha memanfaatkan
kesempatan untuk merespon (misalnya menjawab
pertanyaan, menjelaskan, dan mengemukakan
pendapat)
16 Saya mencatat secara lengkap materi pelajaran
sewaktu proses pembelajaran berlangsung
17 Jika guru tidak hadir, saya tetap belajar sesuai dengan
materi yang dijadwalkan
18 Saya mengerjakan tugas mata pelajaran lain pada saat
Proses Belajar Mengajar (PBM) berlangsung
174

Pilihan Jawaban
No Pernyataan Sangat
Sangat Cukup Tidak
Sesuai Tidak
Sesuai Sesuai Sesuai
Sesuai
19 Apabila pembelajaran kurang menarik, saya
cenderung meminta izin untuk keluar kelas atau
melakukan kegiatan lain
20 Saya menonaktifkan alat-alat elektronik saat PBM
berlangsung

21 Saya meninggalkan kelas walaupun PBM belum


berakhir
22 Apabila materi pelajaran tidak dipahami, saya mencari
sumber atau menanyakannya kepada guru atau teman
di luar jam pelajaran
23 Apabila saya terpaksa tidak dapat mengikuti
pelajaran, maka saya mengejar ketertinggalan materi
pelajaran tersebut
24 Saya mencermati instruksi tugas yang diberikan guru
25 Saya cenderung menunda mengerjakan
tugas/Pekerjaan Rumah (PR)
26 Saya tergesa-gesa dalam mengerjakan
tugas/PR
27 Saya mempelajari kembali materi tugas/PR yang
nilainya rendah
28 Saya tidak hadir ke sekolah tanpa mengirim
pemberitahuan kapada guru
29 Saya memberikan salam saat bertemu guru
30 Saya mengabaikan teman satu sekolah yang tidak saya
kenal
31 Saya bertutur kata sopan di lingkungan sekolah
32 Saya bertanya kepada guru dengan kalimat yang
sopan
33 Saya mengabaikan teman satu sekolah yang tidak saya
kenal
34 Saya bertutur kata sopan di lingkungan sekolah
35 Saya bertanya kepada guru dengan kalimat yang
sopan
36 Saya membuang sampah di laci meja
37 Saya cenderung mengabaikan piket pada jadwal yang
telah ditentukan
175

Pilihan Jawaban
No Pernyataan Sangat
Sangat Cukup Tidak
Sesuai Tidak
Sesuai Sesuai Sesuai
Sesuai
38 Saya meninggalkan kelas dengan meminta izin dari
guru yang mengajar
39 Saya menyiapkan pakaian seragam sekolah sebelum
berangkat ke sekolah
40 Saya mengikuti jadwal memakai seragam yang sudah
ditentukan
41 Saya memasang atribut seragam setiap hari pada
pakaian seragam sekolah saya
42 Saya berpakaian rapi ke sekolah
TABULASI DATA UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN

DISIPLIN SISWA

Dosen Pembimbing:

Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.


Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.

Oleh:

LITA GUSTIANA

NIM 17151028

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

NEGERI PADANG

2019

176
177

TABULASI HASIL UJI COBA INSTRUMEN


NO ITEM
RESPONDEN P N P N P N P N N P N P P P P P P N N P N P P P N N P N P N P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 5 3 4 3 3 5 5 5 5 5 3 5 2 5 3 4 3 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 3 3 5 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4
3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4
4 5 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 4 3 2 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4
5 3 4 3 3 3 1 4 3 2 3 2 3 2 3 4 2 2 4 2 5 3 4 4 3 2 2 3 4 3 1 4 4
6 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2
7 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 5 2 5 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 2 3 3 4 2 4 4 4
8 3 4 3 2 2 3 3 3 4 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 2 3 4
9 3 4 4 3 3 4 3 5 4 3 5 2 2 4 4 2 2 4 5 3 5 4 4 4 3 3 3 5 4 3 5 5
10 5 4 3 3 3 3 4 3 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 2 4 3
11 5 5 1 4 5 5 2 1 1 5 5 3 1 3 4 4 1 2 4 2 4 2 3 5 3 3 5 5 5 3 4 3
12 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 5 3 4 2 5 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 4
13 5 3 4 4 4 5 4 5 3 5 5 2 3 4 4 4 3 3 5 2 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5
14 5 5 5 5 5 3 4 4 2 5 5 5 4 4 4 5 1 3 4 3 5 5 5 5 3 3 4 5 5 5 4 5
15 5 4 5 4 2 5 4 5 4 5 3 5 3 2 5 2 3 4 5 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4
16 5 4 3 4 4 4 3 5 4 4 3 4 3 3 3 3 2 4 3 2 4 3 2 4 4 4 4 5 3 3 4 4
17 5 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4
18 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 2 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 5 5
19 5 5 4 5 5 5 5 1 2 4 5 5 3 3 2 5 1 3 4 3 5 3 3 4 2 2 3 5 2 2 5 5
20 5 4 4 5 5 5 5 1 2 4 5 5 3 4 3 4 1 3 4 3 5 3 3 4 2 2 3 5 2 2 5 5
21 5 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 4 4 3 2 3
22 5 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 4 3 2 3
23 5 4 3 4 5 2 4 2 2 5 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 2 4 2 3 3
24 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
25 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 2 2 2 2 2 2 4 4 2 4 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3
26 5 5 5 4 4 4 5 4 3 5 4 5 3 4 3 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5
27 5 4 3 4 5 4 4 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5
28 5 4 3 3 4 2 3 3 2 5 3 5 3 3 3 4 3 3 2 5 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 5 5
29 4 5 3 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3
30 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 1 5 1 2 4 4 4 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 5
31 5 4 3 3 3 4 4 2 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3
32 4 3 3 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 4 4 5 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 5 3 4 5
33 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 3 4 3 5 3 4 4 3 5 5 5 3 4 4 3 5 4 4 4 5
34 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 3 4 2 4 2 2 4 2 4 4 4 3 3 4 3 5 3 4 4 4
35 5 3 3 4 4 4 3 3 3 5 3 5 2 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 3 2 2 4 5 3 4 5
36 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 5 4 3 4 4
TOTAL SKOR
162 145 125 139 136 134 137 129 117 145 124 143 100 127 115 132 88 116 128 102 143 125 128 130 110 113 118 148 135 112 139 146
PER ITEM
RATA-RATA 4,5 4,028 3,472 3,861 3,778 3,722 3,806 3,583 3,25 4,028 3,444 3,972 2,778 3,528 3,194 3,667 2,444 3,222 3,556 2,833 3,972 3,472 3,556 3,611 3,056 3,139 3,278 4,111 3,75 3,111 3,861 4,056
% 90 80,56 69,44 77,22 75,56 74,44 76,11 71,67 65 80,56 68,89 79,44 55,56 70,56 63,89 73,33 48,89 64,44 71,11 56,67 79,44 69,44 71,11 72,22 61,11 62,78 65,56 82,22 75 62,22 77,22 81,11
KATEGORI ST T T T T T T T S T T T S T S T R S T S T T T T S S S T T S T T
CORREL 0,429 0,057 0,458 0,38 0,41 0,452 0,507 0,382 0,162 0,734 0,494 0,505 0,412 0,454 0,112 0,585 0,154 0,185 0,454 0,158 0,686 0,645 0,701 0,569 0,409 0,527 0,533 0,523 0,344 0,534 0,681 0,632
α 0,05 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32
UJI VALIDITAS V TV V V V V V V TV V V V V V TV V TV TV V TV V V V V V V V V V V V V
178

TABULASI HASIL UJI COBA INSTRUMEN


NO ITEM KATEGORI PER
TOTAL SKOR RATA- INTERVAL F % SKOR IDEAL
P P P N N P P P P P % KATEGORI RESPONDEN
PER RESP RATA
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 Sangat Tinggi ST 178-211 5 13,889 MIN 42
3 5 4 4 5 5 5 5 5 5 179 4,2619 85,238 ST Tinggi T 144-177 22 61,111 MAX 210
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 157 3,7381 74,762 T Sedang S 110-143 9 25 I 33,6
3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 145 3,45238 69,048 T Rendah R 76-109 0 0
2 3 4 5 5 4 4 4 3 4 148 3,52381 70,476 T Sangat Rendah SR 42-75 0 0
5 4 4 4 4 4 4 2 2 2 130 3,09524 61,905 S TOTAL 36 100
2 4 4 4 4 4 4 5 5 3 151 3,59524 71,905 T
2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 145 3,45238 69,048 T KATEGORI PER
INTERVAL F % SKOR IDEAL
4 3 3 1 4 3 4 4 3 3 120 2,85714 57,143 S ITEM
3 5 5 4 4 4 3 4 4 5 158 3,7619 75,238 T Sangat Tinggi ST 152-180 4 9,5238 MIN 36
2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 137 3,2619 65,238 S Tinggi T 123-151 27 64,286 MAX 180
3 4 4 3 2 5 5 5 5 5 149 3,54762 70,952 T Sedang S 94-122 10 23,81 I 28,8
3 3 4 4 5 4 5 4 5 4 141 3,35714 67,143 S Rendah R 65-93 1 2,381
2 4 5 4 5 1 3 5 4 4 170 4,04762 80,952 T Sangat Rendah SR 36-64 0 0
1 5 5 3 5 5 5 5 5 5 179 4,2619 85,238 ST TOTAL 42 100
3 4 4 5 5 2 5 5 5 5 168 4 80 T
3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 161 3,83333 76,667 T KETERANGAN:
3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 155 3,69048 73,81 T Putih Favorable 27
3 5 5 3 2 3 5 5 5 5 152 3,61905 72,381 T Kuning Unfavorable 15
4 5 4 3 4 1 4 5 5 5 156 3,71429 74,286 T P Positif 27
4 5 4 3 4 1 4 5 5 5 156 3,71429 74,286 T N Negatif 15
3 2 3 3 2 4 3 4 4 4 122 2,90476 58,095 S V Valid 34
3 2 3 3 2 4 3 4 4 5 136 3,2381 64,762 S TV Tidak Valid 8
3 4 3 3 2 4 3 3 4 4 140 3,33333 66,667 S
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 132 3,14286 62,857 S ITEM POSITIF ITEM NEGATIF
2 4 3 4 3 2 3 3 3 3 125 2,97619 59,524 S 1, 3, 5, 7, 10, 12, 13, 14, 15,
2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 181 4,30952 86,19 ST 16, 17, 20, 22, 23, 24, 27, 29, 2, 4, 6, 8, 9, 11, 18, 19, 21,
2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 179 4,2619 85,238 ST 31, 32, 33, 34, 35, 38, 39, 40, 25, 26, 28, 30, 36, 37
5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 162 3,85714 77,143 T 41, 42
3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 148 3,52381 70,476 T
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 172 4,09524 81,905 T SKOR REAL RESPONDEN SKOR REAL ITEM
3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 145 3,45238 69,048 T
3 4 5 4 4 4 5 5 4 5 157 3,7381 74,762 T MIN 120 MIN 88
3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 178 4,2381 84,762 ST MAX 181 MAX 162
2 4 4 4 5 1 5 5 5 5 160 3,80952 76,19 T
3 4 5 3 4 4 5 5 5 5 156 3,71429 74,286 T
3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 158 3,7619 75,238 T

104 144 148 133 141 132 150 156 154 155 5508 3,64286 PENSKORAN ITEM POSITIF PENSKORAN ITEM NEGATIF
Sangat Sesuai SS 5 Sangat Sesuai SS 1
2,889 4 4,111 3,694 3,917 3,667 4,167 4,333 4,278 4,306
Sesuai S 4 Sesuai S 2
57,78 80 82,22 73,89 78,33 73,33 83,33 86,67 85,56 86,11
Cukup Sesuai CS 3 Cukup Sesuai CS 3
S T T T T T T ST ST ST
Tidak Sesuai TS 2 Tidak Sesuai TS 4
-0,29 0,699 0,771 0,516 0,601 0,248 0,542 0,711 0,697 0,675
Sangat Tidak Sesuai STS 1 Sangat Tidak Sesuai STS 5
0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32 0,32
TV V V V V TV V V V V
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN

DISIPLIN SISWA

Dosen Pembimbing:

Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.


Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.

Oleh:

LITA GUSTIANA

NIM 17151028

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

NEGERI PADANG

2019

179
180

HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN DISIPLIN SISWA


BERDASARKAN SPSS VERSI 20.00

Correlations Keterangan
Disiplin dalam VAR00001 Correlation Coefficient ,429 Valid
memanfaatkan Sig. (2-tailed) ,009
waktu N 36
VAR00002 Correlation Coefficient ,057 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,742
N 36
VAR00003 Correlation Coefficient ,458 Valid
Sig. (2-tailed) ,005
N 36
VAR00004 Correlation Coefficient ,380 Valid
Sig. (2-tailed) ,022
N 36
VAR00005 Correlation Coefficient ,410 Valid
Sig. (2-tailed) ,013
N 36
VAR00006 Correlation Coefficient ,452 Valid
Sig. (2-tailed) ,006
N 36
VAR00007 Correlation Coefficient ,507** Valid
Sig. (2-tailed) ,002
N 36
VAR00008 Correlation Coefficient ,382* Valid
Sig. (2-tailed) ,022
N 36
VAR00009 Correlation Coefficient ,162 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,344
N 36
Disiplin dalam VAR00010 Correlation Coefficient ,734 Valid
belajar Sig. (2-tailed) ,000
N 36
VAR00011 Correlation Coefficient ,494 Valid
Sig. (2-tailed) ,002
N 36
VAR00012 Correlation Coefficient ,505 Valid
Sig. (2-tailed) ,002
N 36
VAR00013 Correlation Coefficient ,412 Valid
Sig. (2-tailed) ,012
N 36
VAR00014 Correlation Coefficient ,454 Valid
Sig. (2-tailed) ,005
N 36
VAR00015 Correlation Coefficient ,112 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,517
N 36
VAR00016 Correlation Coefficient ,585 Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 36
VAR00017 Correlation Coefficient ,154 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,370
N 36
181

Correlations Keterangan
VAR00018 Correlation Coefficient ,185 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,281
N 36
VAR00019 Correlation Coefficient ,454** Valid
Sig. (2-tailed) ,005
N 36
VAR00020 Correlation Coefficient ,158* Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,358
N 36
VAR00021 Correlation Coefficient ,686 Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 36
VAR00022 Correlation Coefficient ,645 Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 36
VAR00023 Correlation Coefficient ,701 Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 36
VAR00024 Correlation Coefficient ,569 Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 36
VAR00025 Correlation Coefficient ,409 Valid
Sig. (2-tailed) ,013
N 36
VAR00026 Correlation Coefficient ,527 Valid
Sig. (2-tailed) ,001
N 36
VAR00027 Correlation Coefficient ,533 Valid
Sig. (2-tailed) ,001
N 36
Disiplin dalam VAR00028 Correlation Coefficient ,523 Valid
bertata krama Sig. (2-tailed) ,001
N 36
VAR00029 Correlation Coefficient ,344 Valid
Sig. (2-tailed) ,040
N 36
VAR00030 Correlation Coefficient ,534 Valid
Sig. (2-tailed) ,001
N 36
VAR00031 Correlation Coefficient ,681** Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 36
VAR00032 Correlation Coefficient ,632* Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 36
VAR00033 Correlation Coefficient -,286 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,091
N 36
VAR00034 Correlation Coefficient ,699 Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 36
182

Correlations Keterangan
VAR00035 Correlation Coefficient ,771 Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 36
VAR00036 Correlation Coefficient ,516 Valid
Sig. (2-tailed) ,001
N 36
VAR00037 Correlation Coefficient ,601 Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 36
VAR00038 Correlation Coefficient ,248 Tidak Valid
Sig. (2-tailed) ,145
N 36
Disiplin dalam VAR00039 Correlation Coefficient ,542 Valid
berpakaian Sig. (2-tailed) ,001
N 36
VAR00040 Correlation Coefficient ,711 Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 36
VAR00041 Correlation Coefficient ,697 Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 36
VAR00042 Correlation Coefficient ,675 Valid
Sig. (2-tailed) ,000
N 36
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL UJI RELIABELITAS INSTRUMEN PENELITIAN

DISIPLIN SISWA

Dosen Pembimbing:

Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.


Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.

Oleh:

LITA GUSTIANA

NIM 17151028

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

NEGERI PADANG

2019

183
184

HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN DISIPLIN SISWA


BERDASARKAN SPSS VERSI 20.00

Case Processing Summary


N %
Valid 36 100,0
a
Cases Excluded 0 ,0
Total 36 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

,909 42

Berdasarkan hasil perhitungan Alpha Cronbach menunjukkan bahwa

dari 42 butir instrumen yang valid tersebut di atas dapat diketahui nilai

reliabelitasnya sangat tinggi, yaitu alpha sebesar 0,909. Nilai ini lebih besar

dari 0,80 (0,909> 0,80), sehingga syarat suatu instrumen yang reliabel sudah

terpenuhi dengan baik.


KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
DISIPLIN SISWA

Dosen Pembimbing:

Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.


Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.

Oleh:

LITA GUSTIANA

NIM 17151028

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

NEGERI PADANG

2019

185
186

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Nomor Item
Sub- Jumla
Variabel Indikator Unfav (- h Item
Variabel Fav (+)
)
Persiapan berangkat ke sekolah 1 - 1
Masuk ke kelas 2 - 0
Mengikuti upacara bendera setiap
- 3 1
hari Senin
Disiplin Mengikuti Kultum Mingguan
dalam 4 - 1
(kulmi) pada hari Jumat pagi
Disiplin meman- Hadir dalam kegiatan
siswa faatkan - 5 1
ekstrakulikuler
waktu Menggembalikan barang milik
(Disiplin
sekolah sesuai dengan batas 6 - 1
siswa yang
waktu yang ditentukan
dimaksud
Menyelesaikan administrasi
dalam - 7 1
sekolah tepat waktu
penelitian
ini adalah Persiapan belajar 8, 10,
9 5
11, 12
sikap
seseorang Perhatian terhadap kegiatan
Disiplin 13 - 1
yang akan belajar
dalam
menunjukk Mematuhi peraturan Proses
belajar - 14, 15 2
an ketaatan Belajar Mengajar (PBM)
atau Menyelesaikan tugas yang 16, 17,
19, 20 6
kepatuhan diberikan guru 18, 21
terhadap Membuat surat izin ketika tidak
- 22 1
peraturan masuk sekolah
atau tata Menyapa guru dan siswa lain 23 24 2
tertib yang Disiplin Berbicara sopan 25, 26,
telah ada dalam - 4
27, 28
dengan bertata Membuang sampah pada
senang hati krama tempatnya - 29 1
dan
kesadaran Bertanggung jawab dengan tugas
diri. - 30 1
piket
Persiapan berpakaian sekolah 31 - 1
Disiplin Memakai seragam sekolah 32 - 1
dalam Memakai kelengkapan seragam
pakaian 33 - 1
Berpakaian rapi dan bersih 34 - 1
Total Item 22 12 34
INSTRUMEN PENELITIAN
DISIPLIN SISWA

Dosen Pembimbing:

Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.


Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.

Oleh:
LITA GUSTIANA
NIM 17151028

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2019

187
188

PENGANTAR

Asalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Terlebih dahulu saya mendoakan semoga Ananda dalam keadaan sehat
wal’afiat dan sukses dalam menjalani aktivitas sehari-hari serta senantiasa dalam
lindungan Allah SWT, Aamiin. Bersama ini saya mengharapkan kesediaan
Ananda agar dapat meluangkan waktu untuk mengisi instrumen penelitian saya
yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang disiplin siswa.
Instrumen ini bukanlah suatu tes melainkan alat ungkap mengenai disiplin
siswa. Pengumpulan data ini berguna bagi Ananda sebagai bantuan untuk
meningkatkan disiplin siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah.
Oleh karena itu, saya mengharapkan Ananda memilih jawaban pernyataan
ini dengan sungguh-sungguh, jujur, objektif, apa adanya, dan sesuai keadaan atau
kondisi Ananda saat ini. Pilihan jawaban Ananda tidak dinilai salah atau benar.
Semua pilihan jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan digunakan sepenuhnya
untuk penelitian dan kepentingan penyelesaian tesis serta sebagai masukan dalam
pengembangan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Atas kesediaan
Ananda mengisi instrumen ini terlebih dahulu saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Lita Gustiana
189

PETUNJUK UMUM PENGISIAN INSTRUMEN

A. Pendahuluan
Instrumen penelitian ini berkenaan dengan disiplin siswa. Ananda diminta
untuk memilih jawaban dari pernyataan dalam instrumen ini dengan memberikan
tanda silang (X) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang telah disediakan.
Pilihan yang diminta adalah yang dianggap paling sesuai dengan keadaan
atau kondisi Ananda saat ini. Ananda diminta hanya memberikan satu tanda
silang (X) pada kolom pilihan jawaban untuk setiap penyataan. Di samping itu,
isilah semua identitas Ananda pada bagian B (Identitas Pribadi)

B. Identitas Pribadi
Nama : ......................................................
Jenis Kelamin : ......................................................
Kelas : ......................................................
Hari/ Tgl. Pengisian : ................./..............................2019.

C. Petunjuk Pengisian
Instrumen ini terdiri dari 34 butir pernyataan mengenai disiplin siswa dan
untuk setiap pernyataan disediakan lima pilihan jawaban sebagai berikut:
1. Sangat Sesuai: jika isi pernyataan tersebut memiliki tingkat kesesuaian
dengan keadaan atau kondisi Ananda saat ini antara 81% s/d 100%.
2. Sesuai: jika isi pernyataan tersebut memiliki tingkat kesesuaian dengan
keadaan atau kondisi Ananda saat ini antara 61% s/d 80%.
3. Cukup Sesuai: jika isi pernyataan tersebut memiliki tingkat kesesuaian
dengan keadaan atau kondisi Ananda saat ini antara 41% s/d 60%.
4. Tidak Sesuai: jika isi pernyataan tersebut memiliki tingkat kesesuaian
dengan keadaan atau kondisi Ananda saat ini antara 21% s/d 40%.
5. Sangat Tidak Sesuai: jika isi pernyataan tersebut memiliki tingkat
kesesuaian dengan keadaan atau kondisi Ananda saat ini antara 0% s/d 20%.
190

Contoh:

Pilihan Jawaban
No Pernyataan Sangat
Sangat Cukup Tidak
Sesuai Tidak
Sesuai Sesuai Sesuai
Sesuai
Saya mempersiapkan
1 diri sebelum berangkat X
ke sekolah

Berdasarkan contoh nomor 1 di atas Ananda memberi tanda silang (X) pada
kolom jawaban Tidak Sesuai, dengan demikian berarti pernyataan tersebut
memiliki tingkat kesesuaian dengan keadaan atau kondisi Ananda saat ini
antara 21% s/d 40% yaitu Ananda mempersiapkan diri sebelum berangkat ke
sekolah.

“Selamat Mengerjakan”
191

Pilihan Jawaban
No Pernyataan Sangat
Sangat Cukup Tidak
Sesuai Tidak
Sesuai Sesuai Sesuai
Sesuai
Saya mempersiapkan diri sebelum berangkat ke
1
sekolah
Ketika pergantian jam pelajaran, saya tetap berada di
2
dalam kelas
Saya cenderung terlambat berbaris pada persiapan
3
upacara bendera
Saya datang tepat waktu untuk mengikuti kegiatan
4
kultum mingguan (Kulmi)
Saya mencari alasan agar bisa datang terlambat pada
5
kegiatan ekstrakulikuler
Saya mengembalikan buku yang dipinjam dari
6
perpustakaan sekolah tepat waktu
7 Saya sengaja menunda pembayaran uang SPP
Saya menyiapkan semua perlengkapan belajar yang
8
diperlukan sebelumnya
Saya meninggalkan buku-buku pelajaran di
9
sekolah
10 Saya memeriksa jadwal mata pelajaran setiap hari
Sebelum belajar, saya terlebih dahulu mempelajari
11
materi yang akan diajarkan guru
Sebelum belajar, saya berusaha menyelesaikan
12 urusan-urusan lain agar saya dapat mengikuti
pelajaran dengan sebaik-baiknya
Saya mencatat secara lengkap materi pelajaran
13
sewaktu proses pembelajaran berlangsung
Apabila pembelajaran kurang menarik, saya
14 cenderung meminta izin untuk keluar kelas atau
melakukan kegiatan lain
Saya meninggalkan kelas walaupun PBM belum
15
berakhir
Apabila materi pelajaran tidak dipahami, saya mencari
16 sumber atau menanyakannya kepada guru atau teman
di luar jam pelajaran
Apabila saya terpaksa tidak dapat mengikuti
17 pelajaran, maka saya mengejar ketertinggalan materi
pelajaran tersebut
18 Saya mencermati instruksi tugas yang diberikan guru
Saya cenderung menunda mengerjakan
19
tugas/Pekerjaan Rumah (PR)
192

Pilihan Jawaban
No Pernyataan Sangat
Sangat Cukup Tidak
Sesuai Tidak
Sesuai Sesuai Sesuai
Sesuai
Saya tergesa-gesa dalam mengerjakan
20
tugas/PR
Saya mempelajari kembali materi tugas/PR yang
21
nilainya rendah
Saya tidak hadir ke sekolah tanpa mengirim
22
pemberitahuan kapada guru
23 Saya memberikan salam saat bertemu guru
Saya mengabaikan teman satu sekolah yang tidak saya
24
kenal
25 Saya bertutur kata sopan di lingkungan sekolah
Saya bertanya kepada guru dengan kalimat yang
26
sopan
27 Saya tidak memotong pembicaraan guru
Saya memanggil atau meminta sesuatu pada guru
28
dengan mendekati guru dari arah depan atau samping
29 Saya membuang sampah di laci meja
Saya cenderung mengabaikan piket pada jadwal yang
30
telah ditentukan
Saya menyiapkan pakaian seragam sekolah sebelum
31
berangkat ke sekolah
Saya mengikuti jadwal memakai seragam yang sudah
32
ditentukan
Saya memasang atribut seragam setiap hari pada
33
pakaian seragam sekolah saya
34 Saya berpakaian rapi ke sekolah
TABULASI DATA PRETEST

KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL

Dosen Pembimbing:

Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.


Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.

Oleh:

LITA GUSTIANA

NIM 17151028

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

NEGERI PADANG

2019

193
194

TABULASI HASIL PRETEST KELAS XI IPS 2 (KELOMPOK EKSPERIMEN)


NO ITEM
NO NAMA L/P KELAS RESP ONDEN P P N P N P N P N P P P P N N P P P N N P N P N P P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 ARIF N L XI IPS 2 3 5 3 3 3 3 3 4 5 4 4 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 4
2 NABILLA AZZAHRA P XI IPS 2 39 3 4 3 4 2 5 5 4 3 2 2 4 4 2 2 2 4 4 2 2 2 2 4 4 5 4
3 MUHAMMAD NAUFAL L XI IPS 2 12 4 5 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4
4 AFIF W L XI IPS 2 16 5 5 1 5 1 5 1 5 1 5 5 5 5 1 1 5 5 5 1 1 5 4 5 4 2 5
5 FIRZA APRI D L XI IPS 2 13 5 4 3 3 3 4 5 3 2 3 5 3 5 3 2 3 4 1 4 2 3 5 5 3 5 2
6 NESYA AQILAH P XI IPS 2 56 4 5 3 4 3 4 4 3 1 5 2 4 3 2 3 5 5 4 1 2 2 4 5 1 3 5
7 LIBJEN DUN KALFITRA L XI IPS 2 6 4 3 4 4 3 4 5 3 2 4 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 5 5 3 3 4
8 NABILLA HURIYAH P XI IPS 2 50 4 3 3 4 5 4 4 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 2 3 4 4 5 3 3 4
9 VANESSA P XI IPS 2 61 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4
10 RAIHAN MAHMUDI L XI IPS 2 5 5 4 3 3 5 5 5 3 4 5 3 3 3 5 4 3 3 3 2 4 2 3 4 3 3 4
11 JESSYCHA GUSYATHAMA P XI IPS 2 57 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4
12 ZAHARA AULIA P XI IPS 2 60 4 3 5 5 1 3 4 3 4 5 3 2 4 3 4 5 3 4 3 3 3 3 5 2 5 5
13 NADIA HAIRANI PUTRI S P XI IPS 2 29 4 3 4 3 4 4 4 4 3 5 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4
14 HANI OLIVIA NISA P XI IPS 2 52 4 3 5 4 4 3 4 5 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 NASYA KHALILA A P XI IPS 2 51 5 4 2 4 2 5 2 5 2 5 4 4 4 1 4 4 4 5 2 2 4 5 4 4 4 5
16 HANDICA DWI PUTRA L XI IPS 2 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 3 3 4 3 2 5 4 5 4 5 5
17 ALVIN FATHULAH BERRY L XI IPS 2 10 5 3 3 3 3 4 4 5 4 3 3 4 5 3 3 4 3 5 3 3 3 4 5 2 5 5
18 NIKO FIRMANSYAH L XI IPS 2 18 4 4 4 5 4 5 5 3 5 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5
19 JIHAN SHAFIRA P XI IPS 2 47 4 5 5 4 3 3 4 4 2 4 4 4 5 3 5 4 3 4 3 2 3 5 3 4 5 5
20 SYAVIRA PUTRI ASWARA P XI IPS 2 53 4 2 4 3 4 2 5 5 5 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5
21 FITRI MARDIANIS P XI IPS 2 31 5 3 5 5 4 4 4 4 3 5 3 4 5 4 4 3 4 5 3 4 3 4 4 5 4 5
22 NADIRA KHAIRANI P XI IPS 2 45 5 3 4 5 4 5 4 5 5 5 3 5 5 2 4 5 4 5 3 1 4 1 5 2 5 5
23 SHALSA FRISCILLIA P XI IPS 2 58 5 3 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 3 2 4 5 4 5 3 4 4 5 5 3 5 5
24 AFIFAH SYAHRANI P XI IPS 2 48 5 3 5 4 5 5 5 5 3 5 3 4 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 5 4 4 5
25 REIHAN ANANDA SYAHRIL L XI IPS 2 14 5 3 5 1 5 5 5 5 2 5 5 5 5 3 4 4 1 5 3 4 5 5 5 5 5 5
26 ADINDA AHDA SABILA P XI IPS 2 49 5 3 4 5 5 5 3 5 3 5 3 4 5 3 4 5 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5
27 HAFIZ OKTA RAMADHAN L XI IPS 2 19 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 3 2 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5
28 TASYA ISMI ZAFRA P XI IPS 2 40 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 3 5 5 4 5 5
29 WIRDA ADELIA P XI IPS 2 38 5 4 3 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 5 5
TOTAL SKOR PER ITEM 100 82 83 89 79 90 92 92 75 93 73 82 88 65 81 83 82 88 63 68 77 86 99 79 90 102
RATA-RATA 4,348 3,565 3,609 3,87 3,435 3,913 4 4 3,261 4,043 3,174 3,565 3,826 2,826 3,522 3,609 3,565 3,826 2,739 2,957 3,348 3,739 4,304 3,435 3,913 4,435
% 68,97 56,55 57,24 61,38 54,48 62,07 63,45 63,45 51,72 64,14 50,34 56,55 60,69 44,83 55,86 57,24 56,55 60,69 43,45 46,9 53,1 59,31 68,28 54,48 62,07 70,34
KATEGORI S S S S S S S S R S R S S R S S S S R R S S S S S T
MIN 3 2 1 1 1 2 1 3 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1 3 1 2 2
MAX 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
195

TABULASI HASIL PRETEST KELAS XI IPS 2 (KELOMPOK EKSPERIMEN)


NO ITEM KATEGORI P ER
TOTAL SKOR RATA- INTER VAL % F % SKOR IDEAL
P P N N P P P P % KATEGORI RESP ONDEN
PER RESP RATA
27 28 29 30 31 32 33 34 Sangat Tinggi ST 146-173 ≤86 6 20,69 MIN 34
2 4 4 2 4 4 4 5 110 3,24 64,706 S Tin ggi T 118-145 70-85 18 62,069 MAX 170
4 2 4 4 4 4 4 4 114 3,35 67,059 S Sed ang S 90-117 53-69 5 17,241 I 27,2
4 4 4 4 4 4 3 5 115 3,38 67,647 S Rendah R 62-89 36-52 0 0
2 2 3 3 3 3 3 3 115 3,38 67,647 S Sangat Rendah SR 34-61 ≥35 0 0
4 3 2 3 1 5 4 5 117 3,44 68,824 S TOTAL 29 100
5 5 2 2 3 5 5 5 119 3,50 70 T
3 4 4 3 4 5 4 4 123 3,62 72,353 T KATEGORI P ER
INTER VAL % F % SKOR IDEAL
3 4 4 3 5 5 5 5 124 3,65 72,941 T ITEM

3 3 4 4 4 5 5 4 126 3,71 74,118 T Sangat Tinggi ST 125-148 ≤86 0 0 MIN 29


3 4 3 5 3 5 5 5 127 3,74 74,706 T Tin ggi T 101-124 70-85 4 11,765 MAX 145
4 4 4 3 4 4 4 4 128 3,76 75,294 T Sed ang S 77-100 53-69 25 73,529 I 23,2
5 5 5 3 2 5 5 5 129 3,79 75,882 T Rendah R 53-76 36-52 5 14,706
3 4 5 4 5 5 5 5 131 3,85 77,059 T Sangat Rendah SR 29-52 ≥35 0 0
4 4 4 4 3 5 4 4 131 3,85 77,059 T TOTAL 34 100
4 5 2 5 5 5 5 5 132 3,88 77,647 T
5 5 3 3 5 5 5 5 135 3,97 79,412 T KE TERANGAN:
5 5 4 4 5 5 5 5 135 3,97 79,412 T P Positif 22
4 5 4 3 4 5 5 4 135 3,97 79,412 T N Negatif 12
4 4 5 5 3 5 5 5 136 4,00 80 T
5 5 4 4 5 5 5 5 137 4,03 80,588 T ITEM POSITIF ITEM NEGATIF
4 5 4 2 5 5 5 5 141 4,15 82,941 T
5 5 5 5 5 5 5 5 144 4,24 84,706 T
1, 2, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13,
5 5 4 4 5 5 5 5 144 4,24 84,706 T 16, 17, 18, 21, 23, 25, 26, 27, 3, 5, 7, 9, 14, 15, 19, 20, 22, 24, 29, 30
4 5 5 4 5 5 5 5 149 4,38 87,647 ST 28, 31, 32, 33, 34
5 5 5 5 5 5 5 5 150 4,41 88,235 ST
5 5 4 3 5 5 5 5 150 4,41 88,235 ST
5 5 5 4 4 5 5 5 155 4,56 91,176 ST SKOR REAL RESPONDEN SKOR REAL ITEM
5 5 5 5 5 5 5 5 156 4,59 91,765 ST MIN 110 MIN 63
5 5 5 4 5 5 5 5 157 4,62 92,353 ST MAX 144 MAX 109
90 96 87 82 91 109 105 107 2948 3,77 59,797 S
3,913 4,174 3,783 3,565 3,957 4,739 4,565 4,652 128,17 3,82 75,396 T PENSKORAN ITEM POSITIF PENSKORAN ITEM NEGATIF
62,07 66,21 60 56,55 62,76 75,17 72,41 2,17 Sangat Sesuai SS 5 SS 1
Sangat Sesuai
S S S S S T T T Sesuai S 4 S 2
Sesuai
2 2 2 2 1 3 3 3 110 3,96 64,706 S Cukup Sesuai CS 3 CS 3
Cukup Sesuai
5 5 5 5 5 5 5 5 157 4,01 92,353 ST Tidak Sesuai TS 2 TS 4
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai STS 1 Sangat Tidak Sesuai STS 5
196

TABULASI HASIL PRETEST KELAS XI IPS 1 (KELOMPOK KONTROL)


NO ITEM

NO NAMA L/P KELAS RESP ONDEN


P P N P N P N P N P P P P N N P P P N N P N P N P P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 FACHRY FAHMI L XI IPS 1 1 4 3 3 4 4 3 4 5 1 3 4 2 5 1 2 4 4 4 3 3 3 2 3 2 4 2
2 FAUZIAH AULIA P XI IPS 1 35 5 2 2 4 2 3 4 3 3 2 2 1 2 2 3 1 3 4 3 1 1 4 5 5 5 5
3 DEVA BERLIAN S L XI IPS 1 8 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 5 4 3 4 4 2 4 1 3 3 3 4 4 3 4
4 KEVIN PRASE TYA A L XI IPS 1 11 4 4 2 3 3 3 4 4 2 4 4 5 5 1 2 4 5 4 2 2 5 2 4 2 5 5
5 FAKHRI AFALAH GUSMAN L XI IPS 1 21 5 3 4 3 4 3 4 4 4 5 2 3 3 2 3 3 4 4 2 2 4 3 4 3 4 5
6 MUHAMMAD BERLIAN L XI IPS 1 2 4 3 4 4 5 4 5 3 2 4 2 5 3 3 5 2 3 2 4 3 3 4 5 4 3 4
7 LIDRA SYARIF PUTRA L XI IPS 1 9 5 4 1 5 4 3 4 5 3 5 4 4 4 3 2 2 5 4 3 3 3 5 4 3 4 5
8 RAMADHAN DWI PRANANDA L XI IPS 1 24 5 4 1 1 3 4 4 4 2 5 4 5 5 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5
9 ILHAM TAUFIQURRAHMAN L XI IPS 1 25 5 4 5 5 5 3 2 4 5 4 3 4 4 4 5 4 3 5 3 2 3 4 4 3 4 3
10 BINTANG MELBI A P XI IPS 1 55 5 3 4 4 3 5 4 4 1 1 3 4 3 5 5 4 4 4 3 3 3 5 4 3 4 5
11 ARIQ L XI IPS 1 22 5 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 1 2 4 4 5 3 2 3 4 5 4 4 4
12 SHERLIY SABRINA M P XI IPS 1 42 5 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 5 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4
13 AL HAMBRA L XI IPS 1 17 4 4 4 2 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4
14 M HAFIZ ALVINANDA L XI IPS 1 20 5 3 1 4 4 4 5 4 5 5 5 3 4 3 5 3 3 4 3 3 4 3 5 3 4 5
15 DHINI P XI IPS 1 27 4 3 4 3 4 4 4 5 4 5 3 3 3 3 5 4 4 4 3 4 3 3 2 4 4 4
16 VIOLA P XI IPS 1 33 5 4 5 4 2 4 4 5 4 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 5
17 LIDYA PURNAMA SARI P XI IPS 1 28 4 3 3 5 4 4 5 4 4 5 4 3 5 3 4 3 3 5 4 3 2 3 5 4 5 4
18 RHUDATULSHAKILA PAHLE VI P XI IPS 1 43 5 5 2 4 3 4 3 4 5 5 4 4 3 4 5 4 4 5 2 2 4 4 4 3 4 4
19 SELLY DEVIANA E KASUCI P XI IPS 1 44 5 4 4 5 2 4 3 5 5 3 4 5 5 2 3 5 5 5 2 1 5 1 3 4 3 4
20 SULTAN RAYENDRA PUDISSUMA L XI IPS 1 7 4 5 5 4 3 3 4 4 5 5 3 3 4 4 5 3 4 4 3 3 3 5 4 3 4 5
21 RANI HAIRUNNISHA P XI IPS 1 41 5 3 2 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 3 2 4 5 4 3 4 5
22 NABILA APEIANI ZETIRA P XI IPS 1 34 5 3 2 5 4 5 4 5 5 5 3 5 4 4 5 3 5 4 2 2 3 4 3 3 3 5
23 DWIVA AMARTYA P XI IPS 1 54 5 3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 3 4 5 1 1 5 5 5 1 5 5
24 MIFTAHUL JANNAH R P XI IPS 1 30 5 4 5 5 3 3 5 5 5 5 3 3 3 5 5 3 4 4 3 3 3 4 5 4 4 5
25 INDRY RAHAYU JOERORA P XI IPS 1 32 4 4 4 4 2 5 2 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 2 1 5 5 4 5 5 5
26 SYLVANA ANNISA P XI IPS 1 46 5 4 5 5 2 4 5 5 5 5 2 4 4 5 5 4 5 5 2 4 3 5 4 3 4 5
27 PATRICIYA IVANKA R P XI IPS 1 62 5 5 2 4 3 4 5 5 5 5 3 5 5 3 5 3 4 4 4 4 3 5 4 3 5 5
28 SADDAM HUSSEN L XI IPS 1 15 5 3 4 5 4 5 4 3 4 5 4 5 5 3 5 5 3 5 5 5 4 5 4 4 5 5
29 FANI IZWAR P XI IPS 1 26 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 5 4 4 5 5
30 NABILAH P XI IPS 1 37 5 5 2 5 4 4 5 5 4 5 3 3 1 5 5 5 5 5 4 3 4 5 5 4 5 5
31 IMAM ARKANSALIM L XI IPS 1 23 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 3 4 5 4 3 5 5
32 ELIZA AURA P XI IPS 1 36 5 3 4 3 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5
33 MARSHA HEIDAN PUTRI P XI IPS 1 59 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5
TOTAL SKOR PER ITEM 117 89 79 99 89 96 99 106 94 104 87 95 98 76 95 86 95 104 67 60 87 94 102 86 102 111
RATA-RATA 4,68 3,56 3,16 3,96 3,56 3,84 3,96 4,24 3,76 4,16 3,48 3,8 3,92 3,04 3,8 3,44 3,8 4,16 2,68 2,4 3,48 3,76 4,08 3,44 4,08 4,44
% 70,91 53,94 47,88 60 53,94 58,18 60 64,24 56,97 63,03 52,73 57,58 59,39 46,06 57,58 52,12 57,58 63,03 40,61 36,36 52,73 56,97 61,82 52,12 61,82 67,27
KATEGORI T S R S S S S S S S R S S R S R S S R R R S S R S S
MIN 4 2 1 1 2 3 2 3 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 3 2
MAX 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
197

TABULASI HASIL PRETEST KELAS XI IPS 1 (KELOMPOK KONTROL)


NO ITEM
KATEGORI P ER
TOTAL SKOR RATA- INTER VAL % F % SKOR IDEAL
% KATEGORI RESP ONDEN
P P N N P P P P PER RESP RATA
27 28 29 30 31 32 33 34 Sangat Tinggi ST 146-173 ≤86 7 21,212 MIN 34
2 5 4 4 4 4 4 4 113 3,32 66,471 S Tin ggi T 118-145 70-85 24 72,727 MAX 170
5 5 4 4 4 4 5 5 113 3,32 66,471 S Sed ang S 90-117 53-69 2 6,0606 I 27,2
2 3 1 3 4 2 3 5 120 3,53 70,588 T Rendah R 62-89 36-52 0 0
5 5 3 3 4 5 3 5 123 3,62 72,353 T Sangat Rendah SR 34-61 ≥35 0 0
4 5 3 2 5 5 4 5 123 3,62 72,353 T TOTAL 33 100
3 4 4 3 4 4 5 5 125 3,68 73,529 T
4 1 1 4 3 5 5 5 125 3,68 73,529 T KATEGORI P ER
INTER VAL % F % SKOR IDEAL
5 5 3 2 4 5 5 5 126 3,71 74,118 T ITEM

4 4 2 3 3 3 4 4 127 3,74 74,706 T Sangat Tinggi ST 141-167 ≤86 0 0 MIN 33


5 5 4 4 4 4 4 4 130 3,82 76,471 T Tin ggi T 114-140 70-85 2 5,8824 MAX 165
4 4 4 3 5 5 4 5 131 3,85 77,059 T Sed ang S 87-113 53-69 24 70,588 I 26,4
4 4 5 5 5 5 5 5 131 3,85 77,059 T Rendah R 60-86 36-52 8 23,529
4 4 4 4 4 4 4 4 132 3,88 77,647 T Sangat Rendah SR 33-59 ≥35 0 0
4 5 3 2 4 5 4 5 132 3,88 77,647 T TOTAL 34 100
4 4 5 5 5 5 5 5 134 3,94 78,824 T
4 5 4 5 4 5 5 5 134 3,94 78,824 T KE TERANGAN:
4 4 4 2 5 5 5 5 135 3,97 79,412 T P Positif 22
3 4 5 3 5 5 5 5 135 3,97 79,412 T N Negatif 12
5 5 4 5 5 5 5 5 136 4,00 80 T
4 5 4 4 4 5 5 5 138 4,06 81,176 T ITEM POSITIF ITEM NEGATIF
4 5 4 4 4 5 5 5 138 4,06 81,176 T
4 5 5 5 5 5 5 5 140 4,12 82,353 T
1, 2, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13,
5 5 5 5 5 5 5 5 144 4,24 84,706 T 16, 17, 18, 21, 23, 25, 26, 27, 3, 5, 7, 9, 14, 15, 19, 20, 22, 24, 29, 30
4 5 5 5 5 5 5 5 145 4,26 85,294 T 28, 31, 32, 33, 34
5 5 5 5 4 4 5 5 145 4,26 85,294 T
4 5 4 4 5 5 5 5 146 4,29 85,882 T
5 5 5 5 5 5 5 5 148 4,35 87,059 ST SKOR REAL RESPONDEN SKOR REAL ITEM
4 5 3 3 5 5 5 5 149 4,38 87,647 ST
5 5 5 5 5 5 5 5 149 4,38 87,647 ST MIN 113 MIN 60
5 5 4 4 5 5 5 5 149 4,38 87,647 ST MAX 145 MAX 121
4 5 3 3 5 5 5 5 151 4,44 88,824 ST
5 5 4 5 5 5 5 5 156 4,59 91,765 ST PENSKORAN ITEM POSITIF PENSKORAN ITEM NEGATIF
5 5 4 5 5 5 5 5 167 4,91 98,235 ST Sangat Sesuai SS 5 SS 1
Sangat Sesuai
101 111 95 94 108 114 114 121 3275 3,85 58,378 S Sesuai S 4 S 2
Sesuai
4,04 4,44 3,8 3,76 4,32 4,56 4,56 4,84 131 3,89 77,059 T Cukup Sesuai CS 3 CS 3
Cukup Sesuai
61,21 67,27 57,58 56,97 65,45 69,09 69,09 73,33 Tidak Sesuai TS 2 TS 4
Tidak Sesuai
S S S S S S S T Sangat Tidak Sesuai STS 1 STS 5
Sangat Tidak Sesuai
2 1 1 2 3 2 3 4 113 4,00 66,471 S
5 5 5 5 5 5 5 5 167 4,03 98,235 ST
198

TABULASI HASIL PRETEST KELOMPOK EKSPERIMEN


NO ITEM KATEGORI PER
TOTAL INTERVAL F % SKOR IDEAL
RATA- RESPONDEN
No NAMA L/P KELAS RESPONDEN P P N P N P N P N P P P P N N P P P N N P N P N P P P P N N P P P P SKOR PER % KATEGORI
RATA
RESP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Sangat Tinggi ST 146-173 2 20 MIN 34

1 ARIF N L X IPS 2 3 5 3 3 3 3 3 4 5 4 4 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 4 2 4 4 2 4 4 4 5 110 3,2353 64,71 S Tinggi T 118-145 3 30 MAX 170

2 NABILLA AZZAHRA P X IPS 2 39 3 4 3 4 2 5 5 4 3 2 2 4 4 2 2 2 4 4 2 2 2 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 114 3,3529 67,06 S Sedang S 90-117 5 50 I 27,2

3 MUHAMMAD NAUFAL L X IPS 2 12 4 5 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 115 3,3824 67,65 S Rendah R 62-89 0 0

4 AFIF W L X IPS 2 16 5 5 1 5 1 5 1 5 1 5 5 5 5 1 1 5 5 5 1 1 5 4 5 4 2 5 2 2 3 3 3 3 3 3 115 3,3824 67,65 S Sangat Rendah SR 34-61 0 0

5 FIRZA APRI D L X IPS 2 13 5 4 3 3 3 4 5 3 2 3 5 3 5 3 2 3 4 1 4 2 3 5 5 3 5 2 4 3 2 3 1 5 4 5 117 3,4412 68,82 S 10 100


TOTAL
6 ZAHARA AULIA P X IPS 2 60 4 3 5 5 1 3 4 3 4 5 3 2 4 3 4 5 3 4 3 3 3 3 5 2 5 5 5 5 5 3 2 5 5 5 129 3,7941 75,88 T

7 HANI OLIVIA NISA P X IPS 2 52 4 3 5 4 4 3 4 5 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 131 3,8529 77,06 T KETERANGAN:


8 SYAVIRA P UTRI ASWARA P X IPS 2 53 4 2 4 3 4 2 5 5 5 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 137 4,0294 80,59 T P Positif 22

9 AFIFAH SYAHRANI P X IPS 2 48 5 3 5 4 5 5 5 5 3 5 3 4 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 149 4,3824 87,65 ST N Negatif 12

10 REIHAN ANANDA SYAHRIL L X IPS 2 14 5 3 5 1 5 5 5 5 2 5 5 5 5 3 4 4 1 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 150 4,4118 88,24 ST

TOTAL SKOR PER ITEM 34 29 26 30 22 28 32 33 25 30 25 27 31 20 23 28 28 27 22 22 27 26 33 30 32 33 30 29 30 27 26 35 32 36 968 3,5588 56,94


ITEM POSITIF ITEM NEGATIF
RATA-RATA 4,3 3,6 3,3 3,8 2,8 3,5 4 4,1 3,1 3,8 3,1 3,4 3,9 2,5 2,9 3,5 3,5 3,4 2,8 2,8 3,4 3,3 4,1 3,8 4 4,1 3,8 3,6 3,8 3,4 3,3 4,4 4 4,5 126,7 3,7022 74,53 T
% 68 58 52 60 44 56 64 66 50 60 50 54 62 40 46 56 56 54 44 44 54 52 66 60 64 66 60 58 60 54 52 70 64 72 56,9411765 1, 2, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17,
3, 5, 7, 9, 14, 15, 19, 20, 22,
MIN 3 2 1 1 1 2 1 3 1 2 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 3 110 3,2353 64,71 18, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 31, 32,
24, 29, 30
33, 34
MAX 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 150 4,4118 88,24

TABULASI HASIL PRETEST KELOMPOK KONTROL


NO ITEM KATEGORI PER
TOTAL INTERVAL F % SKOR IDEAL
No RATA- RESPONDEN
NAMA L/P KELAS RESPONDEN P P N P N P N P N P P P P N N P P P N N P N P N P P P P N N P P P P SKOR PER % KATEGORI
RATA
RESP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Sangat Tinggi ST 146-173 2 20 MIN 34
1 FACHRY FAHMI L X IPS 1 1 4 3 3 4 4 3 4 5 1 3 4 2 5 1 2 4 4 4 3 3 3 2 3 2 4 2 2 5 4 4 4 4 4 4 113 3,3235 66,47 S Tinggi T 118-145 6 60 MAX 170
2 FAUZIAH AULIA P X IPS 1 35 5 2 2 4 2 3 4 3 3 2 2 1 2 2 3 1 3 4 3 1 1 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 113 3,3235 66,47 S Sedang S 90-117 2 20 I 27,2
3 DEVA BERLIAN S L X IPS 1 8 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 5 4 3 4 4 2 4 1 3 3 3 4 4 3 4 2 3 1 3 4 2 3 5 120 3,5294 70,59 T Rendah R 62-89 0 0

4 KEVIN P RASETYA A L X IPS 1 11 4 4 2 3 3 3 4 4 2 4 4 5 5 1 2 4 5 4 2 2 5 2 4 2 5 5 5 5 3 3 4 5 3 5 123 3,6176 72,35 T Sangat Rendah SR 34-61 0 0

5 FAKHRI AFALAH GUSMAN L X IPS 1 21 5 3 4 3 4 3 4 4 4 5 2 3 3 2 3 3 4 4 2 2 4 3 4 3 4 5 4 5 3 2 5 5 4 5 123 3,6176 72,35 T TOTAL 10 100

6 MUHAMMAD BERLIAN L X IPS 1 2 4 3 4 4 5 4 5 3 2 4 2 5 3 3 5 2 3 2 4 3 3 4 5 4 3 4 3 4 4 3 4 4 5 5 125 3,6765 73,53 T

7 LIDRA SYARIF P UTRA L X IPS 1 9 5 4 1 5 4 3 4 5 3 5 4 4 4 3 2 2 5 4 3 3 3 5 4 3 4 5 4 1 1 4 3 5 5 5 125 3,6765 73,53 T KETERANGAN:


8 RAMADHAN DWI P RANANDA L X IPS 1 24 5 4 1 1 3 4 4 4 2 5 4 5 5 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 3 2 4 5 5 5 126 3,7059 74,12 T P Positif 22

9 SYLVANA ANNISA P X IPS 1 46 5 4 5 5 2 4 5 5 5 5 2 4 4 5 5 4 5 5 2 4 3 5 4 3 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 146 4,2941 85,88 ST N Negatif 12

10 P AT RICIYA IVANKA R P X IPS 1 62 5 5 2 4 3 4 5 5 5 5 3 5 5 3 5 3 4 4 4 4 3 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 148 4,3529 87,06 ST

TOTAL SKOR PER ITEM 37 27 21 28 29 28 34 32 21 32 25 30 31 17 23 23 29 29 21 20 26 27 33 27 33 35 30 33 23 25 32 34 34 39 968 3,5588 56,94


ITEM POSITIF ITEM NEGATIF
RATA-RATA 4,6 3,4 2,6 3,5 3,6 3,5 4,3 4 2,6 4 3,1 3,8 3,9 2,1 2,9 2,9 3,6 3,6 2,6 2,5 3,3 3,4 4,1 3,4 4,1 4,4 3,8 4,1 2,9 3,1 4 4,3 4,3 4,9 126,2 3,6801 74,24 T
% 74 54 42 56 58 56 68 64 42 64 50 60 62 34 46 46 58 58 42 40 52 54 66 54 66 70 60 66 46 50 64 68 68 78 56,9411765
1, 2, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17,
MIN 4 2 1 1 2 3 4 3 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 3 2 3 2 2 1 1 2 3 2 3 4 113 3,3235 66,47 3, 5, 7, 9, 14, 15, 19, 20, 22,
18, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 31, 32,
24, 29, 30
MAX 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 148 4,3529 87,06 33, 34
HASIL UJI KESETARAAN DATA PRETEST DISIPLIN SISWA
KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL

Dosen Pembimbing:

Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.


Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.

Oleh:

LITA GUSTIANA

NIM 17151028

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

NEGERI PADANG

2019

199
200

HASIL UJI KESETARAAN DATA PRETEST DISIPLIN SISWA


KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL
BERDASARKAN SPSS VERSI 20.00

Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Frequencies
kelompok N

1 10
Disiplin 2 10
Total 20
Keterangan: 1: Kelompok Eksperimen
2: Kelompok Kontrol

Test Statisticsa
Disiplin
Absolute ,300
Most Extreme Differences Positive ,300
Negative -,300
Kolmogorov-Smirnov Z ,671
Asymp. Sig. (2-tailed) ,759
a. Grouping Variable: kelompok

Berdasarkan perhitungan Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat bahwa nilai

disiplin siswa adalah 0, 671 dan pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed) untuk uji dua

sisi adalah 0,759. Jika dibandingkan dengan taraf signifikansi 0,05 (0,759 > 0,05),

maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara data pretest disiplin siswa

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa disiplin siswa kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol adalah setara.


KELOMPOK EKSPERIMEN

Dosen Pembimbing:

Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.


Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.

Oleh:

LITA GUSTIANA

NIM 17151028

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

NEGERI PADANG

2019

201
TABULASI HASIL PRETEST KELOMPOK EKSPERIMEN
NO ITEM KATEGORI PER
TOTAL INTERVAL F % SKOR IDEAL
RATA- RESPONDEN
No NAMA L/P KELAS RESPONDEN P P N P N P N P N P P P P N N P P P N N P N P N P P P P N N P P P P SKOR PER % KATEGORI
RATA
RESP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Sangat Tinggi ST 146-173 2 20 MIN 34

1 ARIF N L X IPS 2 3 5 3 3 3 3 3 4 5 4 4 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 4 2 4 4 2 4 4 4 5 110 3,2353 64,71 S Tinggi T 118-145 3 30 MAX 170

2 NABILLA AZZAHRA P X IPS 2 39 3 4 3 4 2 5 5 4 3 2 2 4 4 2 2 2 4 4 2 2 2 2 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 114 3,3529 67,06 S Sedang S 90-117 5 50 I 27,2

3 MUHAMMAD NAUFAL L X IPS 2 12 4 5 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 115 3,3824 67,65 S Rendah R 62-89 0 0

4 AFIF W L X IPS 2 16 5 5 1 5 1 5 1 5 1 5 5 5 5 1 1 5 5 5 1 1 5 4 5 4 2 5 2 2 3 3 3 3 3 3 115 3,3824 67,65 S Sangat Rendah SR 34-61 0 0

5 FIRZA APRI D L X IPS 2 13 5 4 3 3 3 4 5 3 2 3 5 3 5 3 2 3 4 1 4 2 3 5 5 3 5 2 4 3 2 3 1 5 4 5 117 3,4412 68,82 S 10 100


TOTAL
6 ZAHARA AULIA P X IPS 2 60 4 3 5 5 1 3 4 3 4 5 3 2 4 3 4 5 3 4 3 3 3 3 5 2 5 5 5 5 5 3 2 5 5 5 129 3,7941 75,88 T

7 HANI OLIVIA NISA P X IPS 2 52 4 3 5 4 4 3 4 5 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 131 3,8529 77,06 T KETERANGAN:


8 SYAVIRA P UTRI ASWARA P X IPS 2 53 4 2 4 3 4 2 5 5 5 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 137 4,0294 80,59 T P Positif 22

9 AFIFAH SYAHRANI P X IPS 2 48 5 3 5 4 5 5 5 5 3 5 3 4 4 4 4 5 5 5 3 3 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 149 4,3824 87,65 ST N Negatif 12

10 REIHAN ANANDA SYAHRIL L X IPS 2 14 5 3 5 1 5 5 5 5 2 5 5 5 5 3 4 4 1 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 150 4,4118 88,24 ST

TOTAL SKOR PER ITEM 34 29 26 30 22 28 32 33 25 30 25 27 31 20 23 28 28 27 22 22 27 26 33 30 32 33 30 29 30 27 26 35 32 36 968 3,5588 56,94


ITEM POSITIF ITEM NEGATIF
RATA-RATA 4,3 3,6 3,3 3,8 2,8 3,5 4 4,1 3,1 3,8 3,1 3,4 3,9 2,5 2,9 3,5 3,5 3,4 2,8 2,8 3,4 3,3 4,1 3,8 4 4,1 3,8 3,6 3,8 3,4 3,3 4,4 4 4,5 126,7 3,7022 74,53 T
% 68 58 52 60 44 56 64 66 50 60 50 54 62 40 46 56 56 54 44 44 54 52 66 60 64 66 60 58 60 54 52 70 64 72 56,9411765 1, 2, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17,
3, 5, 7, 9, 14, 15, 19, 20, 22,
MIN 3 2 1 1 1 2 1 3 1 2 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3 3 110 3,2353 64,71 18, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 31, 32,
24, 29, 30
33, 34
MAX 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 150 4,4118 88,24

TABULASI HASIL POSTTEST KELOMPOK EKSPERIMEN


NO ITEM
TOTAL KATEGORI PER
RATA- INTERVAL F % SKOR IDEAL
No NAMA L/P KELAS RESPONDEN P P N P N P N P N P P P P N N P P P N N P N P N P P P P N N P P P P SKOR PER % KATEGORI RESPONDEN
RATA
RESP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Sangat Tinggi ST 146-173 9 90 MIN 34
1 ARIF N L X IPS 2 3 5 4 4 5 5 4 5 5 3 4 5 3 5 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 150 4,4118 88,24 ST Tinggi T 118-145 1 10 MAX 170
2 NABILLA AZZAHRA P X IPS 2 39 5 3 4 5 4 5 5 4 5 3 4 2 3 5 4 2 4 4 4 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 145 4,2647 85,29 T Sedang S 90-117 0 0 I 27,2
3 MUHAMMAD NAUFAL L X IPS 2 12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 3 4 4 4 5 5 4 5 3 4 3 4 5 4 4 5 153 4,5 90 ST Rendah R 62-89 0 0
4 AFIF W L X IPS 2 16 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 3 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 157 4,6176 92,35 ST Sangat Rendah SR 34-61 0 0
5 FIRZA APRI D L X IPS 2 13 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 3 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 157 4,6176 92,35 ST 10 100
TOTAL
6 ZAHARA AULIA P X IPS 2 60 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 4 4 5 3 4 3 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 154 4,5294 90,59 ST

7 HANI OLIVIA NISA P X IPS 2 52 5 5 3 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 2 3 5 4 5 5 5 152 4,4706 89,41 ST


KETERANGAN:
8 SYAVIRA P UTRI ASWARA P X IPS 2 53 5 5 3 2 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 154 4,5294 90,59 ST P Positif 22
9 AFIFAH SYAHRANI P X IPS 2 48 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 165 4,8529 97,06 ST N Negatif 12
10 REIHAN ANANDA SYAHRIL L X IPS 2 14 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 163 4,7941 95,88 ST

TOTAL SKOR PER ITEM 40 35 33 37 38 36 40 38 34 37 34 34 36 32 34 32 36 36 32 32 33 36 39 36 38 38 36 36 33 35 39 39 38 40 1222 4,4926 71,88


ITEM POSITIF ITEM NEGATIF
RATA-RATA 5 4,4 4,1 4,6 4,8 4,5 5 4,8 4,3 4,6 4,3 4,3 4,5 4 4,3 4 4,5 4,5 4 4 4,1 4,5 4,9 4,5 4,8 4,8 4,5 4,5 4,1 4,4 4,9 4,9 4,8 5 155 4,5478 91,18 ST
% 80 70 66 74 76 72 80 76 68 74 68 68 72 64 68 64 72 72 64 64 66 72 78 72 76 76 72 72 66 70 78 78 76 80 71,8823529
MIN 1, 2, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17,
5 3 3 2 4 4 5 4 3 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 5 145 4,2647 85,29 3, 5, 7, 9, 14, 15, 19, 20, 22,
18, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 31, 32,
24, 29, 30
MAX 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 165 4,8529 97,06 33, 34

28,3
TABULASI DATA PRETEST DAN POSTTEST
KELOMPOK KONTROL

Dosen Pembimbing:

Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.


Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.

Oleh:

LITA GUSTIANA

NIM 17151028

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

NEGERI PADANG

2019

203
204

TABULASI HASIL PRETEST KELOMPOK KONTROL


NO ITEM KATEGORI PER
TOTAL INTERVAL F % SKOR IDEAL
No RESPONDEN RATA- RESPONDEN
NAMA L/P KELAS P P N P N P N P N P P P P N N P P P N N P N P N P P P P N N P P P P SKOR PER % KATEGORI
RATA
RESP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Sangat Tinggi ST 146-173 2 20 MIN 34

1 FACHRY FAHMI L X IPS 1 1 4 3 3 4 4 3 4 5 1 3 4 2 5 1 2 4 4 4 3 3 3 2 3 2 4 2 2 5 4 4 4 4 4 4 113 3,324 66,47 S Tinggi T 118-145 6 60 MAX 170

2 FAUZIAH AULIA P X IPS 1 35 5 2 2 4 2 3 4 3 3 2 2 1 2 2 3 1 3 4 3 1 1 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 113 3,324 66,47 S Sedang S 90-117 2 20 I 27,2

3 DEVA BERLIAN S L X IPS 1 8 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 3 5 4 3 4 4 2 4 1 3 3 3 4 4 3 4 2 3 1 3 4 2 3 5 120 3,529 70,59 T Rendah R 62-89 0 0

4 KEVIN P RASETYA A L X IPS 1 11 4 4 2 3 3 3 4 4 2 4 4 5 5 1 2 4 5 4 2 2 5 2 4 2 5 5 5 5 3 3 4 5 3 5 123 3,618 72,35 T Sangat Rendah SR 34-61 0 0

5 FAKHRI AFALAH GUSMAN L X IPS 1 21 5 3 4 3 4 3 4 4 4 5 2 3 3 2 3 3 4 4 2 2 4 3 4 3 4 5 4 5 3 2 5 5 4 5 123 3,618 72,35 T TOTAL 10 100

6 MUHAMMAD BERLIAN L X IPS 1 2 4 3 4 4 5 4 5 3 2 4 2 5 3 3 5 2 3 2 4 3 3 4 5 4 3 4 3 4 4 3 4 4 5 5 125 3,676 73,53 T

7 LIDRA SYARIF P UTRA L X IPS 1 9 5 4 1 5 4 3 4 5 3 5 4 4 4 3 2 2 5 4 3 3 3 5 4 3 4 5 4 1 1 4 3 5 5 5 125 3,676 73,53 T KETERANGAN:


8 RAMADHAN DWI P RANANDA L X IPS 1 24 5 4 1 1 3 4 4 4 2 5 4 5 5 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 3 2 4 5 5 5 126 3,706 74,12 T P Positif 22

9 SYLVANA ANNISA P X IPS 1 46 5 4 5 5 2 4 5 5 5 5 2 4 4 5 5 4 5 5 2 4 3 5 4 3 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 146 4,294 85,88 ST N Negatif 12

10 P AT RICIYA IVANKA R P X IPS 1 62 5 5 2 4 3 4 5 5 5 5 3 5 5 3 5 3 4 4 4 4 3 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 148 4,353 87,06 ST

TOTAL SKOR PER ITEM 37 27 21 28 29 28 34 32 21 32 25 30 31 17 23 23 29 29 21 20 26 27 33 27 33 35 30 33 23 25 32 34 34 39 968 3,559 56,94


ITEM POSITIF ITEM NEGATIF
RATA-RATA 4,6 3,4 2,6 3,5 3,6 3,5 4,3 4 2,6 4 3,1 3,8 3,9 2,1 2,9 2,9 3,6 3,6 2,6 2,5 3,3 3,4 4,1 3,4 4,1 4,4 3,8 4,1 2,9 3,1 4 4,3 4,3 4,9 126,2 3,68 74,24 T
% 74 54 42 56 58 56 68 64 42 64 50 60 62 34 46 46 58 58 42 40 52 54 66 54 66 70 60 66 46 50 64 68 68 78 56,94117647
1, 2, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 16,
MIN 4 2 1 1 2 3 4 3 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 3 2 3 2 2 1 1 2 3 2 3 4 113 3,324 66,47 3, 5, 7, 9, 14, 15, 19, 20, 22,
17, 18, 21, 23, 25, 26, 27, 28,
24, 29, 30
MAX 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 148 4,353 87,06 31, 32, 33, 34

TABULASI HASIL POSTTEST KELOMPOK KONTROL


NO ITEM KATEGORI PER
TOTAL INTERVAL F % SKOR IDEAL
No RESPONDEN RATA- RESPONDEN
NAMA L/P KELAS P P N P N P N P N P P P P N N P P P N N P N P N P P P P N N P P P P SKOR PER % KATEGORI
RATA
RESP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Sangat Tinggi ST 146-173 4 40 MIN 34
1 FACHRY FAHMI L X IPS 1 1 5 4 4 3 3 4 5 5 5 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 5 4 2 3 3 4 3 4 4 4 5 127 3,735 74,71 T Tinggi T 118-145 6 60 MAX 170
2 FAUZIAH AULIA P X IPS 1 35 4 3 4 4 3 5 4 4 4 2 3 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 5 5 3 4 3 5 5 4 4 4 4 126 3,706 74,12 T Sedang S 90-117 0 0 I 27,2
3 DEVA BERLIAN S L X IPS 1 8 4 5 3 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 5 4 3 4 3 5 5 4 3 4 5 133 3,912 78,24 T Rendah R 62-89 0 0

4 KEVIN P RASETYA A L X IPS 1 11 5 5 3 5 3 5 3 5 3 5 5 5 5 3 3 5 5 5 1 1 5 5 3 5 3 5 3 3 4 4 4 4 4 4 136 4 80 T Sangat Rendah SR 34-61 0 0

5 FAKHRI AFALAH GUSMAN L X IPS 1 21 5 4 4 4 4 4 5 3 3 4 5 4 5 4 3 4 4 3 5 3 4 4 5 4 5 3 4 4 3 4 3 5 4 5 137 4,029 80,59 T TOTAL 10 100

6 MUHAMMAD BERLIAN L X IPS 1 2 4 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 3 5 5 4 5 3 4 3 4 4 4 5 3 3 5 4 5 5 4 3 5 5 5 143 4,206 84,12 T

7 LIDRA SYARIF P UTRA L X IPS 1 9 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 3 5 4 5 3 3 4 3 5 5 4 5 4 4 148 4,353 87,06 ST KETERANGAN:


8 RAMADHAN DWI P RANANDA L X IPS 1 24 4 3 5 4 5 3 5 5 5 5 3 4 5 3 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 3 5 5 4 4 4 5 5 5 5 149 4,382 87,65 ST P Positif 22

9 SYLVANA ANNISA P X IPS 1 46 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 3 4 4 5 5 4 5 5 154 4,529 90,59 ST N Negatif 12

10 P AT RICIYA IVANKA R P X IPS 1 62 5 4 5 2 5 5 5 5 3 5 4 4 5 3 5 4 2 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 152 4,471 89,41 ST

TOTAL SKOR PER ITEM 35 32 33 33 29 33 37 35 34 34 32 33 37 30 30 31 29 31 28 27 31 31 33 37 30 29 31 28 35 34 31 35 34 37 1099 4,04 64,65


ITEM POSITIF ITEM NEGATIF
RATA-RATA 4,4 4 4,1 4,1 3,6 4,1 4,6 4,4 4,3 4,3 4 4,1 4,6 3,8 3,8 3,9 3,6 3,9 3,5 3,4 3,9 3,9 4,1 4,6 3,8 3,6 3,9 3,5 4,4 4,3 3,9 4,4 4,3 4,6 140,5 4,14 82,65 T
% 70 64 66 66 58 66 74 70 68 68 64 66 74 60 60 62 58 62 56 54 62 62 66 74 60 58 62 56 70 68 62 70 68 74 64,64705882
1, 2, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 16,
MIN 4 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 2 3 1 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 126 3,706 74,12 3, 5, 7, 9, 14, 15, 19, 20, 22,
17, 18, 21, 23, 25, 26, 27, 28,
24, 29, 30
MAX 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 154 4,529 90,59 31, 32, 33, 34

14,3
TABULASI DATA POSTTEST

KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL

Dosen Pembimbing:

Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.


Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.

Oleh:

LITA GUSTIANA

NIM 17151028

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

NEGERI PADANG

2019

205
206

TABULASI HASIL POSTTEST KELOMPOK EKSPERIMEN


NO ITEM KATEGORI PER
TOTAL INTERVAL F % SKOR IDEAL
RATA- RESPONDEN
No NAMA L/P KELAS RESPONDEN P P N P N P N P N P P P P N N P P P N N P N P N P P P P N N P P P P SKOR PER % KATEGORI
RATA
RESP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Sangat Tinggi ST 146-173 9 90 MIN 34

1 ARIF N L X IPS 2 3 5 4 4 5 5 4 5 5 3 4 5 3 5 3 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 150 4,4118 88,24 ST Tinggi T 118-145 1 10 MAX 170

2 NABILLA AZZAHRA P X IPS 2 39 5 3 4 5 4 5 5 4 5 3 4 2 3 5 4 2 4 4 4 3 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 145 4,2647 85,29 T Sedang S 90-117 0 0 I 27,2

3 MUHAMMAD NAUFAL L X IPS 2 12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 3 4 4 4 5 5 4 5 3 4 3 4 5 4 4 5 153 4,5 90 ST Rendah R 62-89 0 0

4 AFIF W L X IPS 2 16 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 3 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 157 4,6176 92,35 ST Sangat Rendah SR 34-61 0 0

5 FIRZA APRI D L X IPS 2 13 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 3 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 157 4,6176 92,35 ST 10 100


TOTAL
6 ZAHARA AULIA P X IPS 2 60 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 4 4 5 3 4 3 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 154 4,5294 90,59 ST

7 HANI OLIVIA NISA P X IPS 2 52 5 5 3 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 2 3 5 4 5 5 5 152 4,4706 89,41 ST KETERANGAN:


8 SYAVIRA P UTRI ASWARA P X IPS 2 53 5 5 3 2 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 154 4,5294 90,59 ST P Positif 22

9 AFIFAH SYAHRANI P X IPS 2 48 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 165 4,8529 97,06 ST N Negatif 12

10 REIHAN ANANDA SYAHRIL L X IPS 2 14 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 163 4,7941 95,88 ST

TOTAL SKOR PER ITEM 40 35 33 37 38 36 40 38 34 37 34 34 36 32 34 32 36 36 32 32 33 36 39 36 38 38 36 36 33 35 39 39 38 40 1222 4,4926 71,88


ITEM POSITIF ITEM NEGATIF
RATA-RATA 5 4,4 4,1 4,6 4,8 4,5 5 4,8 4,3 4,6 4,3 4,3 4,5 4 4,3 4 4,5 4,5 4 4 4,1 4,5 4,9 4,5 4,8 4,8 4,5 4,5 4,1 4,4 4,9 4,9 4,8 5 155 4,5478 91,18 ST
% 80 70 66 74 76 72 80 76 68 74 68 68 72 64 68 64 72 72 64 64 66 72 78 72 76 76 72 72 66 70 78 78 76 80 71,8823529
1, 2, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17,
MIN 5 3 3 2 4 4 5 4 3 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 5 145 4,2647 85,29 3, 5, 7, 9, 14, 15, 19, 20, 22,
18, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 31, 32,
24, 29, 30
MAX 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 165 4,8529 97,06 33, 34

TABULASI HASIL POSTTEST KELOMPOK KONTROL


NO ITEM KATEGORI PER
TOTAL INTERVAL F % SKOR IDEAL
No RATA- RESPONDEN
NAMA L/P KELAS RESPONDEN P P N P N P N P N P P P P N N P P P N N P N P N P P P P N N P P P P SKOR PER % KATEGORI
RATA
RESP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Sangat Tinggi ST 146-173 4 40 MIN 34
1 FACHRY FAHMI L X IPS 1 1 5 4 4 3 3 4 5 5 5 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 5 4 2 3 3 4 3 4 4 4 5 127 3,7353 74,71 T Tinggi T 118-145 6 60 MAX 170
2 FAUZIAH AULIA P X IPS 1 35 4 3 4 4 3 5 4 4 4 2 3 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 5 5 3 4 3 5 5 4 4 4 4 126 3,7059 74,12 T Sedang S 90-117 0 0 I 27,2
3 DEVA BERLIAN S L X IPS 1 8 4 5 3 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 5 4 3 4 3 5 5 4 3 4 5 133 3,9118 78,24 T Rendah R 62-89 0 0

4 KEVIN P RASETYA A L X IPS 1 11 5 5 3 5 3 5 3 5 3 5 5 5 5 3 3 5 5 5 1 1 5 5 3 5 3 5 3 3 4 4 4 4 4 4 136 4 80 T Sangat Rendah SR 34-61 0 0

5 FAKHRI AFALAH GUSMAN L X IPS 1 21 5 4 4 4 4 4 5 3 3 4 5 4 5 4 3 4 4 3 5 3 4 4 5 4 5 3 4 4 3 4 3 5 4 5 137 4,0294 80,59 T TOTAL 10 100

6 MUHAMMAD BERLIAN L X IPS 1 2 4 4 5 5 1 4 5 4 5 5 5 3 5 5 4 5 3 4 3 4 4 4 5 3 3 5 4 5 5 4 3 5 5 5 143 4,2059 84,12 T

7 LIDRA SYARIF P UTRA L X IPS 1 9 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 3 5 4 5 3 3 4 3 5 5 4 5 4 4 148 4,3529 87,06 ST KETERANGAN:


8 RAMADHAN DWI P RANANDA L X IPS 1 24 4 3 5 4 5 3 5 5 5 5 3 4 5 3 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 3 5 5 4 4 4 5 5 5 5 149 4,3824 87,65 ST P Positif 22

9 SYLVANA ANNISA P X IPS 1 46 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 3 4 4 5 5 4 5 5 154 4,5294 90,59 ST N Negatif 12

10 P AT RICIYA IVANKA R P X IPS 1 62 5 4 5 2 5 5 5 5 3 5 4 4 5 3 5 4 2 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 152 4,4706 89,41 ST

TOTAL SKOR PER ITEM 35 32 33 33 29 33 37 35 34 34 32 33 37 30 30 31 29 31 28 27 31 31 33 37 30 29 31 28 35 34 31 35 34 37 1099 4,0404 64,65


ITEM POSITIF ITEM NEGATIF
RATA-RATA 4,4 4 4,1 4,1 3,6 4,1 4,6 4,4 4,3 4,3 4 4,1 4,6 3,8 3,8 3,9 3,6 3,9 3,5 3,4 3,9 3,9 4,1 4,6 3,8 3,6 3,9 3,5 4,4 4,3 3,9 4,4 4,3 4,6 140,5 4,1397 82,65 T
% 70 64 66 66 58 66 74 70 68 68 64 66 74 60 60 62 58 62 56 54 62 62 66 74 60 58 62 56 70 68 62 70 68 74 64,6470588
1, 2, 4, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17,
MIN 4 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 2 3 1 1 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 126 3,7059 74,12 3, 5, 7, 9, 14, 15, 19, 20, 22,
18, 21, 23, 25, 26, 27, 28, 31, 32,
24, 29, 30
MAX 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 154 4,5294 90,59 33, 34

-22,5
HASIL UJI HIPOTESIS

Dosen Pembimbing:

Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.


Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.

Oleh:

LITA GUSTIANA

NIM 17151028

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

NEGERI PADANG

2019

207
208

1. Uji Hipotesis Pertama


a. Hasil Uji Analisis Wilcoxon Signed Ranks Test antara Skor Disiplin
Siswa pada Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen

Hipotesis: Terdapat perbedaan skor rata-rata disiplin siswa kelompok


eksperimen sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan
kegiatan pendekatan REBT format kelompok, dimana skor rata-rata
posttest lebih tinggi secara signifikan dibandingkan pretest.

Test Statisticsa
posttest -
pretest
Z -2,805b
Asymp. Sig. (2-
,005
tailed)
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.

b. Arah Perbedaan pada Pretest dan Posttest Disiplin Siswa


Kelompok Eksperimen

Ranks
N Mean Sum of
Rank Ranks
Negative
0a ,00 ,00
Ranks
posttest -
Positive Ranks 10b 5,50 55,00
pretest
Ties 0c
Total 10
a. posttest < pretest
b. posttest > pretest
c. posttest = pretest
209

2. Uji Hipotesis Kedua


a. Hasil Uji Analisis Wilcoxon Signed Ranks Test antara Skor Disiplin
Siswa pada Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol

Hipotesis: Terdapat perbedaan skor rata-rata disiplin siswa kelompok


kontrol sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan kegiatan
tanpa pendekatan REBT, dimana skor rata-rata posttest mengalami
peningkatan yang signifikan dibandingkan pretest.

Test Statisticsa
Posttest -
Pretest
Z -2,814b
Asymp. Sig. (2-
,005
tailed)
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.

b. Arah Perbedaan pada Pretest dan Posttest Disiplin Siswa


Kelompok Eksperimen
Ranks
N Mean Sum of
Rank Ranks
Negative
0a ,00 ,00
Ranks
Posttest -
Positive Ranks 10b 5,50 55,00
Pretest
Ties 0c
Total 10
a. Posttest < Pretest
b. Posttest > Pretest
c. Posttest = Pretest
210

3. Uji hipotesis ketiga


Hasil Uji Analisis Kolmogorov-Smirnov 2 Independent pada Posttest
Disiplin Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Hipotesis: Terdapat perbedaan skor rata-rata disiplin siswa antara siswa


kelompok eksperimen yang diberikan treatment kegiatan pendekatan
REBT format kelompok, dengan siswa kelompok kontrol yang diberikan
kegiatan tanpa pendekatan REBT. Skor rata-rata posttest kelompok
eksperimen lebih tinggi secara signifikan dibandingkan skor rata-rata
posttest kelompok kontrol.

Test Statisticsa
Disiplin
Absolute ,700
Most Extreme ,000
Positive
Differences
Negative -,700
Kolmogorov-Smirnov Z 1,565
Asymp. Sig. (2-tailed) ,015
a. Grouping Variable: Kelompok

Berdasarkan perhitungan Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui

bahwa nilai disiplin siswa adalah 1, 565 dan uji pada kolom Asymp. Sig.

(2-tailed) untuk uji dua sisi adalah 0,015. Jika dibandingkan dengan taraf

signifikansi 0,05 (0,015 < 0,05), maka terdapat perbedaan yang signifikan

antara data posttest disiplin siswa kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol setelah diberikan perlakuan.


DAFTAR HADIR SISWA

Dosen Pembimbing:

Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.


Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.

Oleh:

LITA GUSTIANA

NIM 17151028

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

NEGERI PADANG

2019

211
212
213
214
215
216
217
218
219
KUMPULAN SURAT PENELITIAN

Dosen Pembimbing:

Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.


Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.

Oleh:

LITA GUSTIANA
NIM 17151028

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

NEGERI PADANG

2019

220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
DOKUMENTASI PENELITIAN

Dosen Pembimbing:

Dr. Daharnis, M.Pd., Kons.


Dr. Marjohan, M.Pd., Kons.

Oleh:

LITA GUSTIANA
NIM 17151028

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

NEGERI PADANG

2019

230
231

You might also like