Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Seleksi yang dilakukan oleh partai politik sangatlah penting dalam


melakukan pencalonan di parlemen legistlatif banyak pengaruh yang sangat
penting untuk menentukan masa depan yang begitu diharapkan oleh seluruh
masyarakat sehingga rekrutmen ini menetukan elit politik yang berkualitas,
berkompeten, kredible,memiliki integritas yang tinggi serta legitimiasi dan juga
mempunyai kapasitas yang sangat bagus sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.

Rekrutmen partai politik juga menjadi fungsi partai yang utama ketika
dalam menjalankan peran sebagai intermediary agent dan banyak juga fungsi
lainnya yaitu selain fungsi fungsi pendidikan politik, komunikasi politik artikulasi
dan juga agregasi kepentingan, serta fungsi sebagai penghubung yang
menghubungkan antara rakyat dan pemerintah.

Dengan adanya rekrutmen politik masyarakat dapat menjadikan aspirasi


mereka menjadi nyata sehingga dengan masuknya mereka kedalam kursi
pemerintahan baik legislatif maupun eksekutif dapat membuat mereka menjadi
wakil rakyat mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap kesejahteraan rakyatnya,
sehingga dapat memberikan keputusan keputusan yang sangat efektif dan juga
berpengaruh terhadap demokrasi yang mencerminkan nilai dan prinsip demokrasi
itu sendiri.

Jika merujuk terhadap ketentuan yang ada di dalam UU No. 2 tahun 2011
tentang partai politik dan UU No. 7 tahun 2017 tentang pemilu menyebutkan
bahwa seleksi calon dilakukan secara demokrasi dan juga terbuka sesuai dengan
anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan/atau peraturan internal partai.12

1
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik
2
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum

1
Serta rekrutmen politik merupakan fungsi yang sangat strategis partai
politik dikarenakan didalam melakukan rekrutmen tersebut terdapat jawaban yang
sangat berpengaruh terhadap sistem demokrasi, sebab tidak hanya menentukan
kualitas wakil rakyat dan para pejabat publik yang di produksi oleh partai politik
melalui pemilihan umum. Rekrutmen merupakan suatu kegiatan yang sangat
penting sehingga fungsi rekrutmen politik ini bagi partai politik dan juga dampak
dari rekrutmen partai politik yang nantinya akan kurang bermakna jika partai
politik gagal dan juga salah dalam melakukan kegiatan rekrutmen.

Lemahnya perekruktan dapat mengancam masa depan perpolitikan di


indonesia mengapa tidak karna dalam melakukan perekrutan yang harusnya
dilakukan secara demokratis dan terbuka namun nyatanya masih ada partai yang
melakukan perekrutan secara tertutup sehingga masyarakat tidak tahu menahu
dalam hal yang berpengaruh terhadap kehidupan mereka kedepannya. Dalam
pasal 241 UU No. 7 tahun 2017 tentang pemilihan umum dan juga pasal 241 ayat
2 terlihat jelas menyatakan bahwa seleksi bakal calon anggota legislatif harus
dilaksanakan secara demokratis dan terbuka sehingga dapat dilakukan untuk
transparasi partai politik dalam rekrutmen atau seleksi kandidat bakal calon
legislatif.3

Lemahnya rekrutmen atau seleksi bakal calon legislatif itu merupakan


tertutupnya informasi mengenai rekrutmen atau seleksi bakal calon legislatif oleh
partai politik membuat masyarakat dan juga publik tidak banyak mengetahui
bagaimana partai politik bekerja dalam melakukan perekrutan dan menyeleksi
kandidat kandidatnya. Masyarakat menanyakan bagaimana partai politik
mengkader anggotanya dalam pencalonan yang akan menduduki jabatan politik
dalam pemerintahan yang berpengaruh terhadap orang banyak, namun pemilihan
caleg harus dilakukan dan diwajibkan menggunakan proses terbuka sesuai
AD/ART masing masing parpol.

Elit politik yang berada di dalam tersebut seharusnya dapat melakukan


kegiatan rekrutmen dengan mekanisme rekrutmen politik yang dapat
menghasilkan atau mencetak para pelaku-pelaku politik yang mempunyai kualitas

3
Pasal 241 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
2
yang sangat bagus terhadap masyarakat sehingga masyarakat juga menilai bahwa
para pelaku pelaku tersebut melakukan tanggung jawabnnya dengan baik dan juga
salah satu tugas dalam melakukan rekrutmen politik adalah bagaimana elit politik
yang ada dapat menyediakan kader-kader partai politik yang berkualitas untuk
duduk di dalam kursi legislatif maupun eksekutif.

Rekrutmen terbuka dan rekrutmen tertutup merupakan dua macam


rekrutmen politik yang mempunyai syarat dan prosedur untuk menampilkan tokoh
yang dapat diketahui oleh semua orang atau masyarakat luas. hal tersebut partai
politik berfungsi sebagai alat bagi para elit politik yang mempunyai kualitas untuk
mendapatkan dukungan di kalangan masyarakat. Sedangkan dalam rekrutmen
tertutup, syarat dan prosedurnya dilakukan secara tertutup dalam melakukan
rekrtumen dan pencalonan tidak dapat dilakukan secara bebas dan diketahui
banyak orang atau umum.

Partai politik di jadikan sebagai promotor elit yang berasal dari dalam
partai tersebut. Cara yang dilakukan dapat menentukan anggota masyarakat untuk
menutup kemungkinan melihat dan menilai kemampuan elit yang ditampilkan
sehingga cara ini dapat disimpulkan kurang kompetitif. Karena hal tersebut dapat
menyebabkan fungsi demokrasi yang berfungsi sebagai sarana elit memperbaharui
legitimasinya.

Dalam kursi legislatif, DPR mempunyai tiga fungsi dalam menjalankan


pemerintahan,yaitu fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan yang
dijalankan didalam kerangka representasi rakyat. Fungsi legilasi merupakan
fungsi paling dasar dalam sebuah lembaga legislatif karena fungsi legilasi ini
mempunyai tujuan yang bertujuan agar DPR dapat membentuk atau membuat
peraturan perundang-undang yang baik. Fungsi anggaran merupakan fungsi untuk
melakukan penyusunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara atau
di sebut (RAPBN). dan juga fungsi pengawasan adalah fungsi yang mempunyai
tugas untuk melakukan pengawasan terhadap pemerintahan yang dilakukan oleh
lembaga eksekutif.

Trannsparansi partai pokitik itu sangat penting didalam melakukan seleksi


atau rekrtunmen bakal calon legislatif dan juga sudah tertuang didalam informasi
3
UU Nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik pasal 1 angka 1
adalah keterangan,pernyataan,gagasan, dan tanda tanda yang mengandung nilai,
makna dan pesan baik itu data, fakta maupun penjelasan yang dapat dilihat.
Sehingga informasi publik yang di hasilkan itu dapat disimpan, dikelola, dan/atau
di terima oleh badan politik yang berkaitan dalam penyelenggara yang sesuai
dwngan Undang – undang yang berkaitan terhadap kepentingan publik.4

Partai politik juga mempunya kewajiban dan keterkaitan terhadap


informasi publik yang tertulis di dalam UU KIP Pasal 15 yang menjelaskan bahwa
menyebut dengan jelas informasi-informasi publik yang wajib di sediakan oleh
partai politik.5 Seleksi kandidat yang menjadi persaingan didalam pemilu itu dapat
membedakan partai politik dengan organisasi lain. Berikutnya kandidat yang
dinominasikan tersebut memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan
karakteristik partai politik di depan publik. Kandidat menggambarkan wajah
partai dalam pemilu. Sehingga partisipasi anggota partai partai dalam penentuan
kandidat adalah urgent.

Menurut Ramlan Subarkti memberikan pengertian rekrtumen politik


sebagai seleksi dan pemilihan atau seleksi pengangkatan seorang atau sekelompok
orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya
dan pemerintah pada khususnya.6 Dalam melakukan rekrutmen politik Philip
Althoff dan Michael Rush menyebutkan bahwa ada beberapa mekanisme untuk
sistem rekrutmen politik diantaranya yaitu seleksi pemelihan melalui ujian dan
pelatihan, seleksi melalui penyortiran, seleksi melalui rotasi atau giliran, seleksi
melalui perebutuan kekuasaan, seleksi dengan cara patronage, seleksi dengan
memunculkan pemimpin-pemimpin alamiah dan seleksi melalui koops..
Komarudin sahid menyebutkan bahwa rekrutmen politik memegang peranan
penting dalam sistem politik suatu negara. Sebab, proses ini menentukan orang-
orang yang akan menjalankan fungsi-fungsi system politik negara melalui
lembaga-lembaga politik yang ada.

4
Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
5
Pasal 15 UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
6
Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Widya Sarana, 2010), Hal 150
4
Dalam melakukan rekrutmen politik untuk pemilu diselenggarakan
mempunyai tiga tahapan. Pertama yaitu tahap sertifikasi, tahap ini merupakan
tahapan awal dalam melakukan rekrutmen politik dalam tahap ini adanya
pendefinisian kriteria siapa yang dapat masuk dalam melakukan pencalonan, yang
mengkuti dan juga meliputi aturan-aturan pemilu, aturan-aturan partai, dan norma
norma sosial, kedua yaitu tahap penominasian, dalam mencakup ketersediaan
(supply) calon yang memenuhi syarat syarat dan permintaan (demand) dari
penyeleksi saat melakukan pemutusan untuk siapa yang dinominasikan. Dan yang
terakhir yaitu tahap pemilu, tahap ini menentukan siapa yang akan memenangkan
pemilihan umum Tahap pertama dan kedua ini merupakan tahapan yang domain
penuh terhadap partai politik. Setelahnya, tahap ketiga yaitu domain pemilih,
yakni merupakan proses dimana para pemilih dapat menentukan siapa calon yang
ada dan dipilih sebagai pemimpin.7

Dalam pemilihan umum tahapan penting adalah pencalonan menurut


surbakti yang dimaksud terhadap pencalonan merupakan tata car yang ditempuh
oleh para peserta pemilu dalam mengajukan calon, yang meliputi siapa yang
melakukan pencalonan, bagaimana menentukan calon, bagaimana cara menyusun
daftar calon, dan apa persyaratan seorang calon. Tata cara di atas diatur dengan
rinci oleh Pasal dalam undang undang pemilihan umum. Mengenai pencalonan
siapa yang mencalonkan, tersedia dalam tiga pilihan, yaitu pertama oleh partai
politik, kedua oleh perseorangan dan yang ketiga oleh keduanya, dalam
Amandemen UUD 45 dijelaskan untuk mengatur rekrutmen politik sebagai ranah
partai politik.

Dalam Pasal 6 menegaskan partai politik yang mengusulkan pasangan


calon presiden dan wakil presiden. Pasal 22E ayat(3) menegaskan partai politik
sebagai peserta pemilihan umum anggota DPR dan DPRD, sebagai peserta
pemilupartai politik yang mempunyai institusi yang dalam Undang-Undang
pemilu diberitugas untuk mengusulkan siapa yang menjadi anggota DPR dan
DPRD.8 Hazan dan Rahat menyebutkan empat hal yang penting dalam melakukan
7
Djojosoekarto, A., & Sandjaja, U. Transformasi Demokratis Partai Politik di Indonesia: Model,
Strategi, dan Praktek, (Yogyakarta: Partnership for Governance Reform dan Strategic
Transformation Institute, 2008) hal 181
8
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemiliham Umum DPR, DPD, dan DPRD
5
perekrutan politik oleh partai politik, yakni (1) siapa yang dapat dinominasikan
sebagai calon; (2) siapa yang melakukan seleksi calon (selectorate); (3) dimana
calon diseleksi; dan (4) bagaimana calon diputuskan, berdasarkan empat hal diatas
dihasilkannya model pengolahan rekrutmen partai yang dilakukan dengan inklusif
atau eksklusif dan apakah setralistik atau desentralistik.9
Dalam soal tersebut Hazan dan Rahat menyebutkan ada dua pola sistem
yang dilakukan untuk seleksi kandidat, yang inklusif (terbuka bagi siapapun
dapan mencalonkan dirinya melalui partai politik dengan memenuhi syarat ringan
(eligible), dan yang tertutup atau eksklusif, manakala ada beberapa syarat yang
ketat sehingga adanya pembatasan untuk orang orang yang ingin ikut serta
didalam melakukan seleksi kandidat. Dan disebutkan juga bahwa inklusif jika
dalam melakukan proses seleksi melibatkan anggota anggota partai dan
sebaliknya disebut eksklusif jika seleksi hanya dilakukan oleh satu individu ketua
partai politik.

Problematika yang ada didalam rekrutmen caleg merupakan suatu hal yang
harus di tindak lanjuti, dalam berlangsungnya rekrutmen, elit partai berwenang
untuk menempatkan seorang dalam nomor urut kecil hanya memandang calon
tersebut unggul didalam melakukan pendanaan. dan juga proses rekrutmen ini
dilakukan tertutup. Pihak yang mengikuti pencalonan tersebut tidak mempunyai
kedekatan terhadap konstituen yang menjadu basisnya karena pihak tersebut
hanya mewakili daerah administratif, dan juga dalam proses ini ada beberapa
partai politik yang sering merekrut kadernya dengan memandang sebagai pemilik
suara terbanyak dan juga untuk kader yang mempunyai kualitas baik atau
mempunyai kemampuan di tinggalkan.

Dengan lemahnya rekrtumen terlihat banyaknya calon calon legislatif yang


mempunyai latar belakang kepopulerannya dan juga memiliki keuangan yang
berlimpah sehingga banyak para partai untuk menjadikan kesempatan untuk
mereka dan juga banyak dilakukan pencalonan tanpa mengikuti proses kaderisasi
dengan baik sehingga terjadinya pelemahan terhadap rekrutmennya. Sehingga

9
Hazan, R. Y & Rahat, G. Candidate Selection:Methods And Consequences. (London: SAGE
Publications, 2010) Hal. 110-114

6
setelah melakukan rekrutmen terlihat akan adanya suatu pelemahan yang terjadi di
parlemen di karenakan akan menentukan wajah partai politik di depan publik yang
kita tidak ketahui sebelumnya tentang pengalamannya dalam menangani politik
sehingga dapat menimbulkan terjadinya perlemahan di parlemen serta dapat
membuat perolehan suara yang di dapatkan oleh Partai Persatuan Pembangunan
mengalami pernurunan perolehan suara.

Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyusunan skripsi pada program


Sarjana Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta, dengan judul :
“Penurunan Perolehan Suara Partai Persatuan Pembangunan Provinsi DKI
Jakarta dalam pemilu tahun 2019”.

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat masalah-masalah
yang berkaitan dengan penelitian ini, selanjutnya masalah tersebut
diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Bagaimana lamgkah-langkah yang dilakukan oleh Partai Persatuan
Pembangunan dalam menghadapi turunnya perolehan suara dalam
pemilihan umum tahun 2019 ?
2. Apakah didalam penurunan perolehan suara ada masalah yang sangat
besar sehingga menyebabkan 1,8 juta suara hilang pada pemilihan umu
tahun 2019 ?
3. Apa yang menyebabkan turunnya perolehan suara Partai Persatuan
Pembangunan Provinsi DKI Jakarta pada pemilihan umum tahun 2019 dan
kursi di DPRD DKI Jakarta ?
1.3. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, permasalahan
yang ada cukup luas sehingga perlu adanya pembatasan masalah yang akan
diteliti. Maka penelitian ini akan dibatasi pada penurunan perolehan suara Partai
Persatuan Pembangunan Provinsi DKI Jakarta pada pemilihan umum tahun 2019
yang menyebabkan turunnya perolehan suara dan kursi di DPRD DKI Jakarta.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka
permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana Proses
7
Penurunan suara yang terjadi teradap Partai Persatuan Pembangunan Provinsi
DKI Jakarta yang menyebabkan turunnya perolehan suara dan kursi di DPRD
DKI Jakarta pada pemilihan umum tahun 2019”.
1.5. 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Langkah-langkah yang dilakukan oleh Partai
Persatuan Pembangunan Provinsi DKI Jakarta dalam mengadapi
turunnya perolehan suara pada pemilihan umum tahun 2019.
2. Untuk mengetahui kriteria sebagai faktor pendukung dan penghambat
dalam penurunan perolehan suara yang dihadapi oleh Partai Persatuan
Pembangunan.
3. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan turunnya perolehan suara
dan kursi di DPRD DKI Jakarta oleh Partai Persatuan Pembangunan.
1.5.2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun secara
praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam
bidang ilmu politik khususnya tentag rekrutmen atau seleksi calon
anggota legislatif yang dilakukan oleh partai politik. Serta diharapkan
dapat merangsang dilakukannya penelitian lain yang lebih mendalam
terhadap persoalan mengenai rekrutmen calon legislatif.
b. Manfaat Praktis
Menyelesaikan tugas akhir jurusan Ilmu Politik di Universitas
Muhammadiyah Jakarta guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik,
serta memberikan wawasan yang lebih lebih luas dari penerapan ilmu
– ilmu yang sudah diperoleh dalam perkuliahan.

8
9

You might also like