Professional Documents
Culture Documents
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Rekrutmen partai politik juga menjadi fungsi partai yang utama ketika
dalam menjalankan peran sebagai intermediary agent dan banyak juga fungsi
lainnya yaitu selain fungsi fungsi pendidikan politik, komunikasi politik artikulasi
dan juga agregasi kepentingan, serta fungsi sebagai penghubung yang
menghubungkan antara rakyat dan pemerintah.
Jika merujuk terhadap ketentuan yang ada di dalam UU No. 2 tahun 2011
tentang partai politik dan UU No. 7 tahun 2017 tentang pemilu menyebutkan
bahwa seleksi calon dilakukan secara demokrasi dan juga terbuka sesuai dengan
anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan/atau peraturan internal partai.12
1
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik
2
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
1
Serta rekrutmen politik merupakan fungsi yang sangat strategis partai
politik dikarenakan didalam melakukan rekrutmen tersebut terdapat jawaban yang
sangat berpengaruh terhadap sistem demokrasi, sebab tidak hanya menentukan
kualitas wakil rakyat dan para pejabat publik yang di produksi oleh partai politik
melalui pemilihan umum. Rekrutmen merupakan suatu kegiatan yang sangat
penting sehingga fungsi rekrutmen politik ini bagi partai politik dan juga dampak
dari rekrutmen partai politik yang nantinya akan kurang bermakna jika partai
politik gagal dan juga salah dalam melakukan kegiatan rekrutmen.
3
Pasal 241 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
2
yang sangat bagus terhadap masyarakat sehingga masyarakat juga menilai bahwa
para pelaku pelaku tersebut melakukan tanggung jawabnnya dengan baik dan juga
salah satu tugas dalam melakukan rekrutmen politik adalah bagaimana elit politik
yang ada dapat menyediakan kader-kader partai politik yang berkualitas untuk
duduk di dalam kursi legislatif maupun eksekutif.
Partai politik di jadikan sebagai promotor elit yang berasal dari dalam
partai tersebut. Cara yang dilakukan dapat menentukan anggota masyarakat untuk
menutup kemungkinan melihat dan menilai kemampuan elit yang ditampilkan
sehingga cara ini dapat disimpulkan kurang kompetitif. Karena hal tersebut dapat
menyebabkan fungsi demokrasi yang berfungsi sebagai sarana elit memperbaharui
legitimasinya.
4
Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
5
Pasal 15 UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
6
Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Widya Sarana, 2010), Hal 150
4
Dalam melakukan rekrutmen politik untuk pemilu diselenggarakan
mempunyai tiga tahapan. Pertama yaitu tahap sertifikasi, tahap ini merupakan
tahapan awal dalam melakukan rekrutmen politik dalam tahap ini adanya
pendefinisian kriteria siapa yang dapat masuk dalam melakukan pencalonan, yang
mengkuti dan juga meliputi aturan-aturan pemilu, aturan-aturan partai, dan norma
norma sosial, kedua yaitu tahap penominasian, dalam mencakup ketersediaan
(supply) calon yang memenuhi syarat syarat dan permintaan (demand) dari
penyeleksi saat melakukan pemutusan untuk siapa yang dinominasikan. Dan yang
terakhir yaitu tahap pemilu, tahap ini menentukan siapa yang akan memenangkan
pemilihan umum Tahap pertama dan kedua ini merupakan tahapan yang domain
penuh terhadap partai politik. Setelahnya, tahap ketiga yaitu domain pemilih,
yakni merupakan proses dimana para pemilih dapat menentukan siapa calon yang
ada dan dipilih sebagai pemimpin.7
Problematika yang ada didalam rekrutmen caleg merupakan suatu hal yang
harus di tindak lanjuti, dalam berlangsungnya rekrutmen, elit partai berwenang
untuk menempatkan seorang dalam nomor urut kecil hanya memandang calon
tersebut unggul didalam melakukan pendanaan. dan juga proses rekrutmen ini
dilakukan tertutup. Pihak yang mengikuti pencalonan tersebut tidak mempunyai
kedekatan terhadap konstituen yang menjadu basisnya karena pihak tersebut
hanya mewakili daerah administratif, dan juga dalam proses ini ada beberapa
partai politik yang sering merekrut kadernya dengan memandang sebagai pemilik
suara terbanyak dan juga untuk kader yang mempunyai kualitas baik atau
mempunyai kemampuan di tinggalkan.
9
Hazan, R. Y & Rahat, G. Candidate Selection:Methods And Consequences. (London: SAGE
Publications, 2010) Hal. 110-114
6
setelah melakukan rekrutmen terlihat akan adanya suatu pelemahan yang terjadi di
parlemen di karenakan akan menentukan wajah partai politik di depan publik yang
kita tidak ketahui sebelumnya tentang pengalamannya dalam menangani politik
sehingga dapat menimbulkan terjadinya perlemahan di parlemen serta dapat
membuat perolehan suara yang di dapatkan oleh Partai Persatuan Pembangunan
mengalami pernurunan perolehan suara.
8
9