Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 30

PROPOSAL PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN
USULAN METODE 5S PADA AREA TEMPAT PENJUALAN DI
TOKO AL-KHIDMAH PEGIREN GRESIK

Disusun Oleh :
NAMA : Hajar Farodisah
NIM : 200601167

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan bisnis di Indonesia setiap tahunnya selalu
mengalami perkembangan, masyarakat Indonesia sudah banyak yang
memiliki pola pikir untuk memiliki sebuah usaha, dari usaha kecil sampai
skala besar untuk mendapatkan pendapatan. Dalam membuat sebuah
usaha seorang pemilik usaha harus benar-benar memikirkan segala
sesuatunya mulai dari bahan baku, pemasaran sampai ke lingkungan
kerja.
Kota Gresik adalah kota yang terkenal dengan wisata religi.
Gresik merupakan kota yang memiliki berbagai macam organisasi /
kelompok. Organisasi/kelompok tersebut mengalami perubahan mulai
dari datangnya walisongo sampai ke jaman reformasi. Di Kota Gresik
banyak situs sejarah peninggalan yang banyak dikunjungi oleh
masyarakat dan wisatawan. Adapun juga tradisi yang ada di Kota Gresik
ini sangat beragam sehingga menjadi daya tarik tersendiri seperti tradisi
ziarah kubur dan kegiatan berdzikir. Manaqib atau yang identik dengan
sejarah Syeikh Abdul Qodir Al Jilany ra dan sejarah Habibillah Rosulillah
Sayyidina wa Maulana Muhammad SAW yang dikemas dalam acara
Majlis Dzikir wa Maulidurrasul SAW. Oleh karena itu, tidak asing jika
Gresik sering dikaitkan dengan organisasi yang didirikan oleh Hadhrotusy
Syeikh KH. Achmad Asrory Al Ishaqy ra. yakni Al-Khidmah.
Al-Khidmah merupakan sebuah organisasi perkumpulan yang
dimana pertama kali berada di Pondok Al-Fitrah Kedinding Surabaya.
Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah didirikan pada tahun 1985. Al-
Khidmah sendiri sebelum menjadi suatu organisasi dikenal sebagai
komunitas orong-orong, yaitu komunitas majlis dzikir yang dipimpin oleh
Kiyai Asrori Al-Ishaqi.
Toko Al-Khidmah Pegiren adalah salah satu cabang usaha dari
organisasi Al-Khidmah di Gresik yang bergerak dibidang penjualan
kebutuhan jamaah al-khidmah dan perlengkapan alat tulis kantor (ATK).
Toko Al-Khidmah Pegiren yang didirikan pada tahun 2008 awalnya
hanya usaha kontrakkan saja yang bertujuan melayani kebutuhan para
jamaah al-khidmah di wilayah pegiren. Dikarenakan jika melihat dari
sejarah, hanya Pondok Al-Fitrah Kedinding Surabaya yang menjual
berbagai keperluan yang dibutuhkan jama’ah seperti kitab pondok.
Sehingga, diharapkan dengan berdirinya Toko Al-Khidmah Pegiren
Gresik para Jama’ah Al-Khidmah Pegiren tidak perlu membeli kebutuhan
ke Surabaya.
Seiring berjalannya waktu dan kebutuhan masyarakat yang
semakin tinggi Toko Al-Khidmah Pegiren ber inisiatif menambah barang
barang dagangan dan membuka gerai toko yang beralamatkan di Jalan
Sunan Prapen No 24 bertempat di Giri Kebomas Gresik yang sangat dekat
sekali dengan wisata religi makan Sunan Giri. Barang dagangan Koperasi
Pegiren kini memiliki banyak pilihan antara lain bros wanita, kaos kaki,
masker, minuman dan strap masker. Produk dagangan sudah banyak
diminati customer di beberapa kawasan Gresik dan luar Gresik
(Lamongan, Madura, dan Pasuruan) namun Koeprasi Pegiren belum
memikirkan untuk perkembangan jangka panjang, hal tersebut dapat dihat
dari metode pembayaran yang manual dan kemasan produknya sederhana,
hanya menggunakan plastik sebagai pembungkus produk . Hal tersebut
membuat perusahaan kalah bersaing dengan pesaing yang lain, sehingga
menuntut perusahaan untuk meningkatkan strategi pemasaran yang leih
tepat.
Demi memenuhi permintaan pelanggan. Pada umumnya area
lingkungan kerja sebagai tempat transaksi dan proses jual beli ini
diperlukan untuk memelihara persediaan, mendukung kebijakan
pelayanan pelanggan, serta antisipasi kondisi perubahan pasar. Area
penjualan mempunyai peran penting guna mendukung keberhasilan
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Hal tersebut harus didukung
dengan aktivitas penjualan yang baik, dimulai dari proses penerimaan
barang, proses penyimpanan barang, perawatan barang, pencatatan
persediaan, sampai dengan pengeluaran barang untuk dikirim kepada
pelanggan.
Cara penataan pada area penjualan juga harus diperhatikan.
Namun pada perusahaan ini masih kurang dalam melakukan penataan
pada barangnya. Penataan barang sebenarnya sangat oenting, sebab
berpengaruh pada pencarian barang. Karena dapat mempengaruhi
performance kerja karyawan sehingga menyebabkan masalah waktu
kembali dan tenaga lebih banyak dikeluarkan.

Gambar 1.1 Area Tempat Penjualan

Berdasarkan gambar diatas, permasalahan yang terjadi di Toko


Pegiren ini adalah kurang tepat dan kurang efisien dalam penggunaan
ruang penyimpanan, terlihat dalam gambar tersebut masih tercampurnya
barang yang siap dijual dan barang yang disimpan sebagai stock serta
kurang tertatanya penempatan barang pada area penjualan tersebut.
Karena belum adanya metode penyimpanan yang diterapkan di Toko
Pegiren tersebut.
Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pemborosan waktu dan
dapat mengurangi ruang gerak karyawan dikarenakan belum adanya
pemisah antara barang yang dijual dengan barang yang disimpan sebagai
stock. Sehingga karyawan harus berhati-hati dan bersabar dalam
mengambil barang yang diinginkan pelanggan.

Dari hal ini penulis melakukan penelitian terhadap masalah-


masalah yang terjadi di Toko Pegiren Gresik dalam hal penataan barang-
barang dengan Metode “5S (seiri,seiton,seiso,seiketsu,shitsuke)”.

1.2 Rumusan Masalah


Dengan mengacu pada latar belakang diatas maka dapat diuraikan
perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apa saja kriteria yang memenuhi metode 5S di area penjualan


Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik ?
2. Bagaimana usulan penerapan Metode 5S di area penjualan Toko
Al-Khidmah Pegiren Gresik?

1.3 Tujuan penelitian

Berikut ini merupakan tujuan dari penelitian :

1. Mengetahui kriteria yang memenuhi metode 5S di Toko Al-


Khidmah Pegiren Gresik.
2. Mengusulkan perbaikan penerapan metode 5S di tempat penjualan
Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik.

1.4 Manfaat penelitian


Manfaat yang didapatkan dari penyusunan proposal penelitian ini, sebagai
berikut :

1. Bagi Peneliti
a. Peneliti mampu mengimplementasikan teori 5S
dan adanya pengetahuan yang lebih didapatkan di
lapangan.
b. Peneliti dapat mengembangkan dan
mengaplikasikan pengalaman di lapangan untuk
dijadikan sebagai bahan pertimbangan Tugas
Akhir.
2. Bagi Perusahaan
a. Perusahaan mendapatkan referensi mengenai
penerapan metode 5S yang digunakan
b. Perusahaan dapat meminimalisir adanya
kecelakaan kerja
3. Bagi Universitas
a. Membina kerja sama yang baik antara lingkungan
akademis dengan lingkungan kerja.
b. Dapat menambah ilmu pengetahuan pada
mahasiswa sebagai bahan studi dan sebagai bahan
pertimbangan bagi mahasiswa untuk mengerjakan
Tugas Akhir.

1.5 Batasan Masalah

Berikut ini merupakan batas masalah yang digunakan :


1. Penelitian hanya dilakukan pada area penjualan Toko Al-Khidmah
Pegiren Gresik.
2. Penelitian hanya menggunakan metode 5S.
3. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2022.

1.6 Asumsi – asumsi

Berikut ini merupakan asumsi yang digunakan dalam penelitian :

1. SDM tidak ada waktu lembur setiap saat penelitian dilakukan.


2. Area tempat penjualan tidak mengalami perubahan pada saat
penelitian mulai dilaksanakan.
3. Tidak terdapat masalah perbaikan pada area tempat penjualan di
Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik.
4. Responden dianggap mengetahui kondisi area penjualan di Toko
Al-Khidmah Pegiren Gresik.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan ini adalah urutan untuk memberikan gambaran


atau uraian pembahasan dalam Proposal Penelitian ini secara umum.
Dimana dalam penyusunannya terdiri dari beberapa bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab 1, pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan


masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan-batasan masalah,
asumsi-asumsi yang digunakan, dan sistematika dari penulisan proposal
penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis akan memadukan teori dari materi kuliah dan
diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan yang diperoleh dari
perusahaan tersebut, seperti Metode 5S, Uji Validitas dan Uji Reliabilitas,
Statistik Deskriptif, Observasi, Wawancara, Deskriptif Presentase beserta
rumusan pendukungnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3, metodologi penelitian berisi langkah-langkah yang dilakukan


dalam penyusunan laporan ini seperti waktu dan tempat penelitian, tahap
persiapan, tahap pengumpulan data, dan terakhir adalah tahap kesimpulan
dan saran.

DAFTAR PUSTAKA
Memuat judul dan referensi buku, jurnal dan studi literature lainnya yang
menjadi acuan dalam penulisan proposal penelitian.

LAMPIRAN
Pada lampiran berisikan tentang dokumentasi – dokumentasi yang terkait
proposal penelitian.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metode 5S
Menurut Yasuhiro Monden (1995:247), 5S adalah kependekan
dari kata jepang seiri, seiton, seiso, seiketsu, dan shitsuke secara
keseluruhan diterjemahkan menjadi aktivitas pembersihan di
tempat kerja.
Menurut Takashi Osada (2004) metode 5S merupakan serangkaian
aktivitas ditempat kerja yang beberapa aktivitas pemilahan,
penataan, pembersihan, pemeliharaan, dan pembiasaan yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Adapun
isi dari 5S, yaitu :
2.1.1 Seiri (Ringkas)
Umumnya istilah ini berarti mengatur segala sesuatu, memilah
dengan aturan atau prinsip tertentu (Osada,2004). 5S berarti
membedakan antara yang diperlukan dengan yang tidak
diperlukan, mengambil keputusan yang tegas dan menerapkan
manajemen sertifikasi untuk membuang yang tidak diperlukan.
2.1.2 Seiton (Rapi)
Seiton berarti menyimpan barang ditempat yang tepat atau
dalam tata letak yang benar sehingga dapat dipergunakan
dalam keadaan mendadak (Osada, 2004).
2.1.3 Seiso (Resik)
Umumnya istilah ini berarti membersihkan barang-barang
sehingga menjadi bersih (Osada, 2004). Dalam istilah 5S,
membuang sampah, kotoran dan benda-benda asing dan
membersihkan segala sesuatu. Pembersihan adalah salah satu
bentuk pemeriksaan, sehingga merupakan salah satu bentuk
pemeriksaan, sehingga menciptakan tempat kerja yang tidak
memiliki cacat.
2.1.4 Seiketsu (Rawat)
Dalam istilah 5S, pemantapan berarti terus-menerus dan secara
berulang-ulang memelihara pemilahan, penataan, dan
pembersihan (Osada, 2004). Sehingga, pemantapan mencakup
5S Seiri, Seiton, Seiso tetap berjalan dengan baik agar setiap
penyimpanan lebih mudah diketahui. Konsep ini harus terus
berjalan setelah 3 konsep 5S diatas dijalankan, hal ini
bermaksud agar semua barang, pakaian kerja, tempat kerja dan
material lainnya tetap dalam kondisi bersih dan rapi.
2.1.5 Shitsuke (Rajin)
Adalah pembiasaan dengan istilah pelatihan dan kemampuan
untuk melakukan apa yang ingin anda lakukan meskipun itu
sulit dilakukan (Osada, 2004). 5S pembiasaan ini memastikan
setiap karyawan memiliki kesadaran dan menetapkan program
5S dengan disiplin.
Dalam buku sikap kerja 5S, tujuan yang diharapkan dengan
menerapkan 5S di perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Keamanan
Hampir selama puluhan tahun, kedua kata pemilahan dan
penataan menjadi ciri khas pada poster-poster dan surat
kabar bahkan diperusahaan-perusahaan kecil. Karena
pemilahan dan penataan sangat berperan besar dalam
masalah keamanan.
b. Tempat Kerja yang Rapi
Tempat kerja yang menerapkan 5S dengan teliti tidak perlu
terus-menerus membicarakan keamanan dan kecelakaan
industri yang dialaminya akan lebih sedikit ketimbang
pabrik
yang hanya mengutamakan peralatan dan prosedur yang
sedemikian amal sehingga tidak mungkin gagal
c. Efesiensi
Para ahli diberbagai bidang seperti juru masak, pelukis
tukang kayu, akan menggunakan peralatan yang baik dan
memeliharanya. Mereka tahu waktu yang dipergunakan
untuk memelihara peralatan tidak terbuang percuma,
bahkan hal itu lebih menghemat banyak waktu
d. Mutu
Elektronika dan mesin-mesin modern memerlukan tingkat
presisi dan kebersihan yang sangat tinggi untuk
menghasilkan output yang baik. Berbagai gangguan yang
kecil dapat berakibat terhadap penurunan mutu dari output
yang dikerjakan.
e. Kemacetan
Perusahaan yang tidak menerapkan 5S akan menghadapi
berbagai masalah kemacetan mulai dari mesin yang
disebabkan kotoran yang mengendap ataupun kemacetan
dalam ingatan karyawan, harus disadari bahwa ingatan
sesesorang bisa saja salah, maka daripada itu diperlukan
berbagai petunjuk dalam menjalankan tugasnya.

2.2 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas


2.2.1 Uji Validitas
Validitas menurut Sugiyono (2016:177) menunjukkan derajat
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek
dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti untuk mencari
validitas sebuah item, kita mengkorelasikan skor item dengan
total item-item tersebut. Jika koefisien antara item dengan total
item sama atau diatas 0,3 maka item tersebut dinyatakan valid,
tetapi jika nilai korelasinya dibawah 0,3 maka item tersebut
dinyatakan tidak valid.
Untuk mencari nilai koefisien, maka peneliti menggunakan
rumus person product moment sebagai berikut:
n ( ∑ X 1 X 1 tot )−( ∑ X 1 ) (∑ X 1 tot )
√¿¿

Keterangan :
r = Korelasi product moment.
∑Xi = Jumlah skor suatu item.
∑Xtot = Jumlah total skor jawaban.
∑xi2 = Jumlah kuadrat skor jawaban suatu item.
∑xtot2 = Jumlah kuadrat total skor jawaban.
∑XiXtot = Jumlah perkalian skor jawaban suatu item dengan
total skor.
Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrument valid
adalah nilai indeks valid adalah nilai indeks validitas-nya ≥ 0,3
(Sugiyono, 2016 : 179). Oleh karena itu, semua pernyataan
yang memiliki tingkat korelasi dibawah 0,3 harus diperbaiki
karena dianggap tidak valid.

2.2.2 Uji Reliabilitas


Uji Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan
menggunakan objek yang sama akan menghasilkan data yang
sama (Sugiyono, 2011) Uji Reliabilitas kuesioner dalam
penelitian digunakan metode split half. Item tersebut dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok item ganjil dan
kelompok item genap. Kemudian masing-masing kelompok
skor tiap itemnya dijumlahkan sehingga menghasilkan skor
total. Apabila korelasi 0,6 maka dikatakan item tersebut
memberikan tingkat reliabel yang cukup, sebaliknya apabila
nilai korelasi dibawah 0,6 maka dikatakan item tersebut
kurang reliabel.
Adapun rumus untuk mencari reliabilitas adalah sebagai
berikut :
n ( ∑ AB ) −(∑ A)(∑ B)
√¿¿

Keterangan :
r = koefisien korelasi
n = banyaknya responden
A = skor item pertanyaan ganjil
B = skor item pertanyaan genap
Uji Reliabilitas dilakukan menggunakan teknik formula Alpha
Cronbach. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:239). Rumus
Alpha Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen
yang skornya bukan 1 atau 0, misalnya angket atau soal bentuk
uraian. Rumus Alpha Cronbach :
2
k ∑σ b
r= 1−
( k −1 ) 2
σ t
Keterangan :
r = koefisien reliabilitas alpha
k = jumlah item pertanyaan
∑σ 2b = jumlah varian butir

2
σ t = varian total

2.3 Statistik Deskriptif


Menurut Sugiono (2003:21) bahwa statistik deskriptif adalah
statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

2.4 Observasi
Menururt KBBI Kamus Besar Bahasa Indonsia, observasi adalah
kegiatan dalam riset, berupa pengamatan yang aktif dan turut serta
dalam kehidupan lapangan atau objek yang diamati.

2.5 Wawancara
Sugiyono (2009) mengatakan bahwa wawancara merupakan salah
satu teknik atau metode untuk mengumpulkan data. Teknik
wawancara memiliki kemampuan untuk mengetahui suatu
informasi yang lebih akurat dari narasumber. Ia mengatakan
bahwa teknik atau metode wawancara dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu :
1. Wawancara Terstruktur
Teknik wawancara ini dapat digunakan jika pewawancara sudah
mengetahui informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu,
pewawancara sudah menyiapkan beberapa pertanyaan yang dapat
mendukung informasi yang dibutuhkan.
2. Wawancara Tidak Terstruktur
Teknik wawancara ini merupakan sebuah teknik wawancara yang
bebas dan tidak memiliki gambaran jelas akan suatu informasi
yang akan didapatkan. Oleh karena itu, pada teknik wawancara
tidak terstruktur seorang pewawancara hanya memulai dengan
gambaran secara umum terlebih dahulu.

2.6 Deskriptif Presentase


Menurut (Kuswidyaningrum:2016) dalam Tugas Akhir yang
berjudul “Faktor Minat Calon Pengantin Terhadap Budaya Rias
Paes Ageng Modifikasi Di Kelurahan Sukorejo Semarang”, bahwa
Deskriptif presentase merupakan metode yang digunakan untuk
mendeskripsikan masing-masing variabel yang digunakan dalam
penelitian yaitu Usulan Metode 5S Pada Area Tempat Penjualan
Di Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik.
Data dari angket dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif
yang akan dianlisis secara deskriptif persentase dengan langkah-
langkah menurut Ridwan (2004) sebagai berikut :
1. Menghitung nilai responden dan masing-masing aspek atau
sub variable.
2. Merekap nilai
3. Menghitung nilai rata-rata.
4. Menghitung persentase dengan rumus :
n
DP = x 100 %
N
Keterangan :
DP = Deskriptif Persentase (% ¿
N = Skor maksimal item pertanyaan.
n = Skor empiric (skor yang diperoleh)
Untuk menentukan jenis deskriptif persentase yang diperoleh
masing-masing indikator dalam variabel dan perhitungan
deskriptif persentase kemudian ditafsirkan kedalam kalimat.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendahuluan
Dalam menyusun proposal penelitian ini agar masalah dapat
dipecahkan dengan baik, disusunlah proposal penelitian ini
secara terstruktur dan sistematis. Dalam hal tersebut adanya
suatu kerangka dan penjelasan langkah-langkah yang
digunakan untuk memecahkan masalah, mulai dari
mengidentifikasi masalah hingga kesimpulan yang dapat
diambil. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
3.1.1 Studi Pendahuluan
Dalam tahap awal ini peneliti akan menghimpun
sebagai informasi yang di perlukan dalam pelaksanaan
penelitian, dengan melakukan penelitian langsung di
Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2022.
3.1.2 Identifikasi Masalah
Pada tahap identifikasi masalah dilakukan dengan cara
mengamati hal-hal yang berkaitan dengan metode 5S
pada area penjualan Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik.
Setelah di identifikasi diperoleh permasalahan
mengenai penataan area penjualan yang tidak teratur
dalam penempatannya, dan mencari solusi dari
permasalahan yang ada di lapangan.
3.1.3 Rumusan Masalah
Setelah tahap identifikasi selesai dilakukan, maka tahap
selanjutnya adalah mencari Rumusan Masalah. Dimana
dalam tahap ini peneliti akan memberi suatu
pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan penelitian.
Masalah yang terjadi di Toko Al-Khidmah Pegiren
Gresik adalah permasalahan penataan area penjualan
dan memerlukan penerapan perbaikan yang lebih
sistematis.
3.1.4 Studi Pustaka & Studi Lapangan
Dari permasalahan yang ada maka akan menuju ke
studi pustaka dengan mata kuliah metode penelitian,
statistika industri, perancangan tata letak dan fasilitas
dan buku literatur 5S untuk menggali informasi yang
berkaitan dengan 5S. Studi Lapangan yang dilakukan
untuk mengamati secara keseluruhan terhadap kondisi
area penjualan di Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik.
3.1.5 Tujuan dan Manfaat
Dari latar belakang diatas maka di dapat tujuan dan
manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui kriteria
5S, mengetahui tingkat implementasi metode 5S, dan
mengusulkan perbaikan penerapan metode 5S untuk
penataan area penjualan di Toko Al-Khidmah Pegiren
Gresik.
3.1.6 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara
pengumpulan Data kualitatif yang berupa desain
kuesioner yang menggunakan skala likert dengan
responden dari pihak pengurus dan karyawan Toko Al-
Khdimah Pegiren terkait area penjualan yang akan
diteliti dan dokumentasi area penjualan yaitu
pengumpulan data berupa dokumen seperti keadaan
area penjualan saat ini,dsb.
3.1.7 Pengolahan Data
Setelah data-data tersebut sudah diperoleh, maka
selanjutnya akan dilakukan pengolahan data ukuran
area penjualan dengan menghitung utilitas ruangan.
Penentuan jumlah responden untuk kuisioner dengan
menggunakan solvin’s formula. Setelah itu dilakukan
uji validitas dan realibilitas untuk menghitung
kehandalan pernyataan dari responden.
3.1.8 Analisis
Setelah dilakukan pengolahan data, dilakukan analisis
deskriptif menggunakan metode 5S (Seiri, Seiton,
Seiso, Seiketsu, Shitsuke). Seiri (Ringkas) yaitu
menyisihkan barang agar jelas barang-barang yang
diperlukan dan tidak diperlukan. Seiton (Rapi) yaitu
mefrapikan dan menempatkan barang-barang sesuai
dengan tempatnya. Seiso (Resik) yaitu membersihkan
setiap peralatan dan area penjualan dari kotoran.
Seiketsu (Rawat) yaitu menjaga penerapan 3S (Seiri,
Seiton, Seiso). Shitsuke (Rajin) yaitu memastikan setiap
karyawan memiliki kesadaran dan menerapkan
program 5S dengan baik. Penggunaan metode 5S
bertujuan untuk menentukan akar perusahaan dan
tindakan untuk mengatasi permasalahan yang sudah
dijelaskan pada latar belakang diatas.
3.1.9 Kesimpulan dan Saran
Setelah dilakukan analisa maka akan dilakukan
pengambilan kesimpulan dari hasil analisa yang
menggunakan metode 5S dan memberikan saran-saran
kepada Kepala Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik agar
dapat melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap
penataan area penjualan.
Gambar 1.2 Kerangka Penyelesaian Masalah
3.2 Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1 Subyek Penelitian
Yang dimaksud subyek penelitian adalah orang, tempat, atau
benda yang diamati dalam rangka pembubutan sebagai sasaran
(Kamus Bahasa Indonesia, 1989 : 862). Adapun subyek
penelitian dalam penelitian ini adalah pengurus harian dan
karyawan di Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik.
3.2.2 Obyek Penelitian
Yang dimaksud obyek penelitian adalah hal yang menjadi
sasaran penelitian ( Kamus Bahasa Indonersia; 1989: 622).
Menurut (Supranto 2000: 21) obyek penelitian adalah
himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau
barang yang akan diteliti. Kemudian dipertegas (Anto Dayan
1986: 21), obyek penelitian adalah pokok persoalan yang
hendak diteliti untuk mendapatkan data secara lebih terarah.
Adapun Obyek penelitian dalam tulisan ini adalah area
penjualan di Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik.

3.3 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan utuk penelitian ini adalah
Deskriptif Analisis, yaitu suatu penelitian yang
menggambarkan fenomena yang terjadi di lapangan kemudian
dipadukan dengan hasil jawaban responden dan wawancara.

3.4 Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan adalah kriteria yang memenuhi 5S dan
data kuesioner analisis 5S terhadap area penjualan Toko Al-
Khidmah Pegiren Gresik.
3.4.1 Kriteria Dalam 5S
Dalam tahap ini peneliti akan merancang sebuah kriteria yang
disusun berdasarkan konsep 5S sesuai dengan kondisi di Toko
Al-Khidmah Pegiren Gresik. Hasil perancangan kriteria dari
penelitian yang sudah dilakukan sebagai berikut :

 Seiri (Ringkas) : Memisahkan dan mengelompokkan barang


sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
 Seiton (Rapi) : Menyimpan barang ditempat yang tepat atau
dalam tata letak yang benar.
 Seiso (Resik) : Membersihkan barang-barang sehingga
menjadi bersih.
 Seiketsu (Rawat) : Memelihara pemilahan, penataan, dan
pembersihan.
 Shitsuke (Rajin) : Pembiasaan prosedur 5S.
3.4.2 Desain Kuesioner
Kuisioner diperlukan untuk mengetahui kondisi area penjualan
saat ini menggunakan pendekatan 5S. Dikarenakan perusahaan
kurang dalam menerapkan metode 55 dalam penataan area
penjualaan, maka desain kuisioner diadopsi dari penelitian
Saifullah (2015), Kuisioner berisi 25 butir pertanyaan dengan
pertanyaan pada Seiri sebanyak 5 butir pertanyaan, Seiso sebanyak
5 butir pertanyaan, Seiton sebanyak 5 butir pertanyaan. Seiketsu
sebanyak 5 butir pertanyaan dan Shitsuke sebanyak 5 butir
pertanyaan Desain kuisioner dapat dilihat pada lampiran 1,
3.5 Pengolahan Data
Pada tahap ini dilakukan perhitungan data yang diperoleh pada
tahap pengumpulan data. Adapun pengolahan data yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut :
3.5.1 Penentuan Jumlah Responden
Menurut Ridwan (2005) dengan menggunakan Solvin’s
Formula untuk menghitung jumlah responden kuisioner
yang menggunakan skala likert dengan jumlah populasi
SDM yang ada di Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik.
Dalam sebuah penelitian uji-uji dalam statistik akan sangat
efektif jika diterapkan pada sampel yang jumlahnya 30 s/d
60. Dikarenakan di Koperasi Pegiren Gresik jumlah SDM
hanya 10, maka dalam penelitian ini jumlah sampel yang
diambil yaitu 10 responden.

3.6 Usulan Program 5S


Untuk penataan area penjualan di Toko Al-Khidmah Pegiren
Gresik, penulis memberikan usulan perbaikan terkait
penerapan metode 5S. Usulan ini telah diseminasikan pada
pihak kepengurusan harian dan karyawan di Koperasi Pegiren
Gresik. Diharapkan dengan implementasi metode 5S ini akan
membantu aktivitas penjualan, baik dalam penataan maupun
manajemen karyawan.
Table 1.1 Upaya Perbaikan

Metode N Kondisi Awal Upaya Perbaikan Keterangan


5S o
Seiri 1 Sisa-sisa besi
penghubung
barang yang
kosong tidak
tertara dan
berserakan
2 Kabel
penghubung
yang
digunakan
untuk data
komputer dan
speaker tidak
berserakan dan
tidak
terorganisir

Seiton 1 Penyimpanan
dokumen yang
berserakan dan
tidak teratur
2 Tidak ada
pemisah setiap
jenis barang
atau pengenal
barang

Seiso 1 Lantai area


penjualan yang
terdapat
kotoran yang
belum
dibersihkan
2 Proses
percetakan dan
print out yang
dilakukan pada
tempat yang
tidak bersih.

Seiketsu 1 Kurangnya
perawatan
pada peralatan
yang
digunakan
untuk
peletakan
barang yang
dijual
Shitsuke 1 Karyawan
tidak mendapat
pengawasan di
tempat bekerja

2 Karyawan
jarang
menghadiri
meeting
bulanan.
Lampiran 1

RENCANA KEGIATAN (TIME SCHEDULE)

Bulan Oktober
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4
1 Perumusan Topik Penelitian
2 Perencanaan Penelitian
3 Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan Data
Analisa Data
Penerapan Metode Penelitian
4 Penyusunan Proposal Penelitian
Bab 1
Bab 2
Bab 3
5 Pengumpulan Proposal Penelitian
6 Presentasi Proposal Penelitian
Lampiran 2

KUISIONER PENELITIAN
USULAN METODE 5S PADA AREA TEMPAT PENJUALAN DI TOKO AL-KHIDMAH
PEGIREN GRESIK
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Masa Kerja :
5. Jabatan :

II. PETUNJUK PENGISIAN


1. Baca dan pahami setiap pernyataan yang telah disediakan.
2. Bari jawaban dengan cara memberi tanda centang (√ ) pada jawaban yang anda
anggap sesuai.
Tidak pernah (1)
Jarang (2)
Kadang-kadang (3)
Sering (4)
Selalu (5)
Berikan tanda centang (√ ) pada jawaban yang tersedia untuk setiap pernyataan
dibawah ini :
NO NILAI
URAIAN PERNYATAAN
1 2 3 4 5
Seiri (Ringkas)
1. Terdapat prosedur tertulis tentang peletakan barang pada
tempatnya.
2. Terdapat material yang tidak dibutuhkan
3. Semua material sudah teridentifikasi
4. Terdapat label atau kode barang di setiap barang yang
disimpan di dalam gudang.
5. Tata letak digudang memudahkan menemukan barang yang
akan dicari
Seiton (Rapi)
6. Barang yang diletakkan sesuai stock dan jenisnya.
7. Gudang sudah tertata rapi dan teratur.
8. Tidak terdapat material/barang didalam ruangan yang
berantakan.
9. Terdapat warna pemisah antara jalan, pembatas, dan
tempang penyimpanan barang
10. Terdapat tanda pengenal barang

Seiso (Resik)
11. Gudang bersih dari sampah yang berserakan (seperti :
putung rokok, kertas, dll)
12. Semua material atau barang di gudang dalam keadaan
bersih dari debu ataupun kotoran.
13. Penerangan yang cukup.
14. Barang yang tidak terpakai langsung dibuang ke tempat
sampah.
15. Tidak membiarkan sampah berserakan di gudang.
Seiketsu (Rawat)
16. Karyawan gudang selalu menjaga kebersihan agar gudang
terlihat selalu bersih.
17. Karyawan gudang selalu menjaga barang agar terhindar
dari kerusakan.
18. Menerapkan tanggung jawab disetiap area.
19. Terdapat standarisasi area kerja.
20. Terdapat pemantauan gudang.
Shitsuke (Rajin)
21. Karyawan gudang telah memahami buku panduan 5S di
gudang sebagai pedoman.
22. Karyawan gudang selalu berkomitmen dalam menjalankan
prinsip 5S.
23. Terdapat jadwal bulanan untuk melakukan control.
24. Papan pengumuman disekitar area gudang mudah dibaca
dan terlihat jelas.
25. Karyawan gudang mengadakan meeting 5S tiap seminggu
sekali.
Lampiran 3

Hasil daftar periksa terhadap kondisi area penjualan di Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik.
Metode 5S
Nama Seiri Seiton Seiso Seiketsu Shitsuke
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
H. Kholil
Bashofi
Udin
Yanis Nizar
Farid Arman
Hasa
Nur Farikhah
Nurul Firdaus
Aaf
Nena

You might also like