Professional Documents
Culture Documents
Proposal Metpen Hasa
Proposal Metpen Hasa
METODOLOGI PENELITIAN
USULAN METODE 5S PADA AREA TEMPAT PENJUALAN DI
TOKO AL-KHIDMAH PEGIREN GRESIK
Disusun Oleh :
NAMA : Hajar Farodisah
NIM : 200601167
1. Bagi Peneliti
a. Peneliti mampu mengimplementasikan teori 5S
dan adanya pengetahuan yang lebih didapatkan di
lapangan.
b. Peneliti dapat mengembangkan dan
mengaplikasikan pengalaman di lapangan untuk
dijadikan sebagai bahan pertimbangan Tugas
Akhir.
2. Bagi Perusahaan
a. Perusahaan mendapatkan referensi mengenai
penerapan metode 5S yang digunakan
b. Perusahaan dapat meminimalisir adanya
kecelakaan kerja
3. Bagi Universitas
a. Membina kerja sama yang baik antara lingkungan
akademis dengan lingkungan kerja.
b. Dapat menambah ilmu pengetahuan pada
mahasiswa sebagai bahan studi dan sebagai bahan
pertimbangan bagi mahasiswa untuk mengerjakan
Tugas Akhir.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis akan memadukan teori dari materi kuliah dan
diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan yang diperoleh dari
perusahaan tersebut, seperti Metode 5S, Uji Validitas dan Uji Reliabilitas,
Statistik Deskriptif, Observasi, Wawancara, Deskriptif Presentase beserta
rumusan pendukungnya.
DAFTAR PUSTAKA
Memuat judul dan referensi buku, jurnal dan studi literature lainnya yang
menjadi acuan dalam penulisan proposal penelitian.
LAMPIRAN
Pada lampiran berisikan tentang dokumentasi – dokumentasi yang terkait
proposal penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Metode 5S
Menurut Yasuhiro Monden (1995:247), 5S adalah kependekan
dari kata jepang seiri, seiton, seiso, seiketsu, dan shitsuke secara
keseluruhan diterjemahkan menjadi aktivitas pembersihan di
tempat kerja.
Menurut Takashi Osada (2004) metode 5S merupakan serangkaian
aktivitas ditempat kerja yang beberapa aktivitas pemilahan,
penataan, pembersihan, pemeliharaan, dan pembiasaan yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik. Adapun
isi dari 5S, yaitu :
2.1.1 Seiri (Ringkas)
Umumnya istilah ini berarti mengatur segala sesuatu, memilah
dengan aturan atau prinsip tertentu (Osada,2004). 5S berarti
membedakan antara yang diperlukan dengan yang tidak
diperlukan, mengambil keputusan yang tegas dan menerapkan
manajemen sertifikasi untuk membuang yang tidak diperlukan.
2.1.2 Seiton (Rapi)
Seiton berarti menyimpan barang ditempat yang tepat atau
dalam tata letak yang benar sehingga dapat dipergunakan
dalam keadaan mendadak (Osada, 2004).
2.1.3 Seiso (Resik)
Umumnya istilah ini berarti membersihkan barang-barang
sehingga menjadi bersih (Osada, 2004). Dalam istilah 5S,
membuang sampah, kotoran dan benda-benda asing dan
membersihkan segala sesuatu. Pembersihan adalah salah satu
bentuk pemeriksaan, sehingga merupakan salah satu bentuk
pemeriksaan, sehingga menciptakan tempat kerja yang tidak
memiliki cacat.
2.1.4 Seiketsu (Rawat)
Dalam istilah 5S, pemantapan berarti terus-menerus dan secara
berulang-ulang memelihara pemilahan, penataan, dan
pembersihan (Osada, 2004). Sehingga, pemantapan mencakup
5S Seiri, Seiton, Seiso tetap berjalan dengan baik agar setiap
penyimpanan lebih mudah diketahui. Konsep ini harus terus
berjalan setelah 3 konsep 5S diatas dijalankan, hal ini
bermaksud agar semua barang, pakaian kerja, tempat kerja dan
material lainnya tetap dalam kondisi bersih dan rapi.
2.1.5 Shitsuke (Rajin)
Adalah pembiasaan dengan istilah pelatihan dan kemampuan
untuk melakukan apa yang ingin anda lakukan meskipun itu
sulit dilakukan (Osada, 2004). 5S pembiasaan ini memastikan
setiap karyawan memiliki kesadaran dan menetapkan program
5S dengan disiplin.
Dalam buku sikap kerja 5S, tujuan yang diharapkan dengan
menerapkan 5S di perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Keamanan
Hampir selama puluhan tahun, kedua kata pemilahan dan
penataan menjadi ciri khas pada poster-poster dan surat
kabar bahkan diperusahaan-perusahaan kecil. Karena
pemilahan dan penataan sangat berperan besar dalam
masalah keamanan.
b. Tempat Kerja yang Rapi
Tempat kerja yang menerapkan 5S dengan teliti tidak perlu
terus-menerus membicarakan keamanan dan kecelakaan
industri yang dialaminya akan lebih sedikit ketimbang
pabrik
yang hanya mengutamakan peralatan dan prosedur yang
sedemikian amal sehingga tidak mungkin gagal
c. Efesiensi
Para ahli diberbagai bidang seperti juru masak, pelukis
tukang kayu, akan menggunakan peralatan yang baik dan
memeliharanya. Mereka tahu waktu yang dipergunakan
untuk memelihara peralatan tidak terbuang percuma,
bahkan hal itu lebih menghemat banyak waktu
d. Mutu
Elektronika dan mesin-mesin modern memerlukan tingkat
presisi dan kebersihan yang sangat tinggi untuk
menghasilkan output yang baik. Berbagai gangguan yang
kecil dapat berakibat terhadap penurunan mutu dari output
yang dikerjakan.
e. Kemacetan
Perusahaan yang tidak menerapkan 5S akan menghadapi
berbagai masalah kemacetan mulai dari mesin yang
disebabkan kotoran yang mengendap ataupun kemacetan
dalam ingatan karyawan, harus disadari bahwa ingatan
sesesorang bisa saja salah, maka daripada itu diperlukan
berbagai petunjuk dalam menjalankan tugasnya.
Keterangan :
r = Korelasi product moment.
∑Xi = Jumlah skor suatu item.
∑Xtot = Jumlah total skor jawaban.
∑xi2 = Jumlah kuadrat skor jawaban suatu item.
∑xtot2 = Jumlah kuadrat total skor jawaban.
∑XiXtot = Jumlah perkalian skor jawaban suatu item dengan
total skor.
Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrument valid
adalah nilai indeks valid adalah nilai indeks validitas-nya ≥ 0,3
(Sugiyono, 2016 : 179). Oleh karena itu, semua pernyataan
yang memiliki tingkat korelasi dibawah 0,3 harus diperbaiki
karena dianggap tidak valid.
Keterangan :
r = koefisien korelasi
n = banyaknya responden
A = skor item pertanyaan ganjil
B = skor item pertanyaan genap
Uji Reliabilitas dilakukan menggunakan teknik formula Alpha
Cronbach. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:239). Rumus
Alpha Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen
yang skornya bukan 1 atau 0, misalnya angket atau soal bentuk
uraian. Rumus Alpha Cronbach :
2
k ∑σ b
r= 1−
( k −1 ) 2
σ t
Keterangan :
r = koefisien reliabilitas alpha
k = jumlah item pertanyaan
∑σ 2b = jumlah varian butir
2
σ t = varian total
2.4 Observasi
Menururt KBBI Kamus Besar Bahasa Indonsia, observasi adalah
kegiatan dalam riset, berupa pengamatan yang aktif dan turut serta
dalam kehidupan lapangan atau objek yang diamati.
2.5 Wawancara
Sugiyono (2009) mengatakan bahwa wawancara merupakan salah
satu teknik atau metode untuk mengumpulkan data. Teknik
wawancara memiliki kemampuan untuk mengetahui suatu
informasi yang lebih akurat dari narasumber. Ia mengatakan
bahwa teknik atau metode wawancara dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu :
1. Wawancara Terstruktur
Teknik wawancara ini dapat digunakan jika pewawancara sudah
mengetahui informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu,
pewawancara sudah menyiapkan beberapa pertanyaan yang dapat
mendukung informasi yang dibutuhkan.
2. Wawancara Tidak Terstruktur
Teknik wawancara ini merupakan sebuah teknik wawancara yang
bebas dan tidak memiliki gambaran jelas akan suatu informasi
yang akan didapatkan. Oleh karena itu, pada teknik wawancara
tidak terstruktur seorang pewawancara hanya memulai dengan
gambaran secara umum terlebih dahulu.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendahuluan
Dalam menyusun proposal penelitian ini agar masalah dapat
dipecahkan dengan baik, disusunlah proposal penelitian ini
secara terstruktur dan sistematis. Dalam hal tersebut adanya
suatu kerangka dan penjelasan langkah-langkah yang
digunakan untuk memecahkan masalah, mulai dari
mengidentifikasi masalah hingga kesimpulan yang dapat
diambil. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
3.1.1 Studi Pendahuluan
Dalam tahap awal ini peneliti akan menghimpun
sebagai informasi yang di perlukan dalam pelaksanaan
penelitian, dengan melakukan penelitian langsung di
Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2022.
3.1.2 Identifikasi Masalah
Pada tahap identifikasi masalah dilakukan dengan cara
mengamati hal-hal yang berkaitan dengan metode 5S
pada area penjualan Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik.
Setelah di identifikasi diperoleh permasalahan
mengenai penataan area penjualan yang tidak teratur
dalam penempatannya, dan mencari solusi dari
permasalahan yang ada di lapangan.
3.1.3 Rumusan Masalah
Setelah tahap identifikasi selesai dilakukan, maka tahap
selanjutnya adalah mencari Rumusan Masalah. Dimana
dalam tahap ini peneliti akan memberi suatu
pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan penelitian.
Masalah yang terjadi di Toko Al-Khidmah Pegiren
Gresik adalah permasalahan penataan area penjualan
dan memerlukan penerapan perbaikan yang lebih
sistematis.
3.1.4 Studi Pustaka & Studi Lapangan
Dari permasalahan yang ada maka akan menuju ke
studi pustaka dengan mata kuliah metode penelitian,
statistika industri, perancangan tata letak dan fasilitas
dan buku literatur 5S untuk menggali informasi yang
berkaitan dengan 5S. Studi Lapangan yang dilakukan
untuk mengamati secara keseluruhan terhadap kondisi
area penjualan di Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik.
3.1.5 Tujuan dan Manfaat
Dari latar belakang diatas maka di dapat tujuan dan
manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui kriteria
5S, mengetahui tingkat implementasi metode 5S, dan
mengusulkan perbaikan penerapan metode 5S untuk
penataan area penjualan di Toko Al-Khidmah Pegiren
Gresik.
3.1.6 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara
pengumpulan Data kualitatif yang berupa desain
kuesioner yang menggunakan skala likert dengan
responden dari pihak pengurus dan karyawan Toko Al-
Khdimah Pegiren terkait area penjualan yang akan
diteliti dan dokumentasi area penjualan yaitu
pengumpulan data berupa dokumen seperti keadaan
area penjualan saat ini,dsb.
3.1.7 Pengolahan Data
Setelah data-data tersebut sudah diperoleh, maka
selanjutnya akan dilakukan pengolahan data ukuran
area penjualan dengan menghitung utilitas ruangan.
Penentuan jumlah responden untuk kuisioner dengan
menggunakan solvin’s formula. Setelah itu dilakukan
uji validitas dan realibilitas untuk menghitung
kehandalan pernyataan dari responden.
3.1.8 Analisis
Setelah dilakukan pengolahan data, dilakukan analisis
deskriptif menggunakan metode 5S (Seiri, Seiton,
Seiso, Seiketsu, Shitsuke). Seiri (Ringkas) yaitu
menyisihkan barang agar jelas barang-barang yang
diperlukan dan tidak diperlukan. Seiton (Rapi) yaitu
mefrapikan dan menempatkan barang-barang sesuai
dengan tempatnya. Seiso (Resik) yaitu membersihkan
setiap peralatan dan area penjualan dari kotoran.
Seiketsu (Rawat) yaitu menjaga penerapan 3S (Seiri,
Seiton, Seiso). Shitsuke (Rajin) yaitu memastikan setiap
karyawan memiliki kesadaran dan menerapkan
program 5S dengan baik. Penggunaan metode 5S
bertujuan untuk menentukan akar perusahaan dan
tindakan untuk mengatasi permasalahan yang sudah
dijelaskan pada latar belakang diatas.
3.1.9 Kesimpulan dan Saran
Setelah dilakukan analisa maka akan dilakukan
pengambilan kesimpulan dari hasil analisa yang
menggunakan metode 5S dan memberikan saran-saran
kepada Kepala Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik agar
dapat melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap
penataan area penjualan.
Gambar 1.2 Kerangka Penyelesaian Masalah
3.2 Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1 Subyek Penelitian
Yang dimaksud subyek penelitian adalah orang, tempat, atau
benda yang diamati dalam rangka pembubutan sebagai sasaran
(Kamus Bahasa Indonesia, 1989 : 862). Adapun subyek
penelitian dalam penelitian ini adalah pengurus harian dan
karyawan di Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik.
3.2.2 Obyek Penelitian
Yang dimaksud obyek penelitian adalah hal yang menjadi
sasaran penelitian ( Kamus Bahasa Indonersia; 1989: 622).
Menurut (Supranto 2000: 21) obyek penelitian adalah
himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau
barang yang akan diteliti. Kemudian dipertegas (Anto Dayan
1986: 21), obyek penelitian adalah pokok persoalan yang
hendak diteliti untuk mendapatkan data secara lebih terarah.
Adapun Obyek penelitian dalam tulisan ini adalah area
penjualan di Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik.
Seiton 1 Penyimpanan
dokumen yang
berserakan dan
tidak teratur
2 Tidak ada
pemisah setiap
jenis barang
atau pengenal
barang
Seiketsu 1 Kurangnya
perawatan
pada peralatan
yang
digunakan
untuk
peletakan
barang yang
dijual
Shitsuke 1 Karyawan
tidak mendapat
pengawasan di
tempat bekerja
2 Karyawan
jarang
menghadiri
meeting
bulanan.
Lampiran 1
Bulan Oktober
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4
1 Perumusan Topik Penelitian
2 Perencanaan Penelitian
3 Pelaksanaan Penelitian
Pengumpulan Data
Analisa Data
Penerapan Metode Penelitian
4 Penyusunan Proposal Penelitian
Bab 1
Bab 2
Bab 3
5 Pengumpulan Proposal Penelitian
6 Presentasi Proposal Penelitian
Lampiran 2
KUISIONER PENELITIAN
USULAN METODE 5S PADA AREA TEMPAT PENJUALAN DI TOKO AL-KHIDMAH
PEGIREN GRESIK
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Masa Kerja :
5. Jabatan :
Seiso (Resik)
11. Gudang bersih dari sampah yang berserakan (seperti :
putung rokok, kertas, dll)
12. Semua material atau barang di gudang dalam keadaan
bersih dari debu ataupun kotoran.
13. Penerangan yang cukup.
14. Barang yang tidak terpakai langsung dibuang ke tempat
sampah.
15. Tidak membiarkan sampah berserakan di gudang.
Seiketsu (Rawat)
16. Karyawan gudang selalu menjaga kebersihan agar gudang
terlihat selalu bersih.
17. Karyawan gudang selalu menjaga barang agar terhindar
dari kerusakan.
18. Menerapkan tanggung jawab disetiap area.
19. Terdapat standarisasi area kerja.
20. Terdapat pemantauan gudang.
Shitsuke (Rajin)
21. Karyawan gudang telah memahami buku panduan 5S di
gudang sebagai pedoman.
22. Karyawan gudang selalu berkomitmen dalam menjalankan
prinsip 5S.
23. Terdapat jadwal bulanan untuk melakukan control.
24. Papan pengumuman disekitar area gudang mudah dibaca
dan terlihat jelas.
25. Karyawan gudang mengadakan meeting 5S tiap seminggu
sekali.
Lampiran 3
Hasil daftar periksa terhadap kondisi area penjualan di Toko Al-Khidmah Pegiren Gresik.
Metode 5S
Nama Seiri Seiton Seiso Seiketsu Shitsuke
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
H. Kholil
Bashofi
Udin
Yanis Nizar
Farid Arman
Hasa
Nur Farikhah
Nurul Firdaus
Aaf
Nena