Professional Documents
Culture Documents
Makalah Perpajakan Kel 6
Makalah Perpajakan Kel 6
Makalah Perpajakan Kel 6
Disusun Oleh :
Puji Syukur diucapkan kehadirat Allah SWT tuhan segala alam atas segala rahmatNya
sehingga kami dapat Menyusun makalh ini sampai dengan selesai pada waktunya. Adapun isi
dari makalah ini adalah pembahasan mengenai “Keberatan dan Banding”
Kami merasa masih banyak terdapat kekurangan baik pada teknik penulisan maupun
teknik materi, mengingat kemampuan terbatas yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.
Selama proses pembuatan makalah ini kami sangat berterimakasih pada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.Kami berharap makalah yang kami
buat dapat menambah ilmu dan pengalaman bagi yang membacanya, bahkan kami berharap
bisa lebih jauh lagi sehingga makalah ini bisa pembaca praktekan di kondisi terkait.
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………….1
A. LATARBELAKANG ……………………………………………………………..1
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………….1
C. TUJUAN ………………………………………………………………………….1
D. MANFAAT………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..3
A. TATA CARA PENYELESAIAN KEBERATAN……………………….………..3
B. TATACARA PENYELESAIAN BANDING ……………………………...……..6
C. PEMBETULAN, PENGURANGAN, PENGHAPUSAN / PEMBATALAN….…8
D. KADALUWARSA PENAGIHAN PAJAK……………………………………...13
E. PEMERIKSAAN…………………………………….………………………..…19
F. PENYIDIKAN ……………………………………………………………..……20
G. SANKSI PERPAJAKAN …………………………………..……………………21
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………...……22
A. KESIMPULAN……………………………………………………………..……22
B. SARAN……………………………………………………………………..……22
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….23
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pajak adalah salah satu bentuk andil masyarakat kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau pun badan dan bersifat memaksa berlandaskan Undang-
Undang, Masyarakat tidak akan mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
oleh negara dengan tujuan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
Disamping itu terdapat beberapa kondisi dimana itu diluar kekuasaan Wajib
Pajak yang dapat menghambat Wajib Pajak Tersebut untuk membayar pajak,
sehingga wajib pajak melakukan pengajuan keberatan dan banding
Untuk itulah, kami membuat sebuah makalah yang di dalam nya memuat
materi-materi yang berhubungan dengan tatacara pengajuan keberatan dan banding
untuk menjadi solusi agar memperingan wajib pajak dalam membayar pajak.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana tata cara penyelesaian keberatan?
2. Bagaimana tata cara penyelesaian Banding?
3. Bagaimana pembetulan, pengurangan, penghapusan atau pembatalan surat
ketetapan atau keputusan perpajakan?
4. Bagaimana kadaluwarsa penagihan pajak?
5. Apa yang dimaksud pemeriksaan?
6. Apa yang dimaksud dengan Penyelidikan?
7. Bagaimana sanksi bagi pelanggar pajak?
C. TUJUAN
1. Menulusuri tata cara penyelesaian keberatan dan banding
2. Mengetahui metode untuk pembetulan, pengurangan, penghapusan atau
pembatalan surat ketetapan atau keputusan perpajakan
3. Memahami kadaluwarsa pajak.
4. Memahami pemeriksaan dan penyelidikan Banding Pajak
5. Mengetahui sanksi bagi pelanggar pajak
D. MANFAAT
1. Menambah pengetahuan tentang Banding perpajakan
2. Meningkatkan masyarakat agar lebih waspada dan membayar pajak tepat waktu
3. Masyarakat akan lebih memahami sanksi terhadap pelanggaran pajak dengan
begitu tahu bahwa sanksi tersebut akan menimbulkan efek jera pada pelaku dan
efek gentar kepada calon pelaku.
BAB II
PEMBAHASAN
3. Pencabutan Banding
Banding dapat diajukan surat pernyataan pencabutan pada Pengadilan Pajak.
Banding yang dicabut dan dihapus dari daftar sengketa :
a. Penetapan Ketua dalam hal surat pernyataan pencabutan diajukan sebelum
sidang dilaksanakan.
b. Putusan Majelis/Hakim Tunggal melalui pemeriksaan dalam hal surat
pernyataan pencabutan diajukan dalam sidang atas persetujuan terbanding
c. Banding yang telah dicabut melalui penetapan atau putusan, tidak dapat
diajukan kembali.
4. Tata cara pengajuan permohonan banding adalah :
a. Permohonan banding diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan
alasan yang jelas paling lama yaitu 3 (tiga) bulan setelah Surat Keputusan
Keberatan tersebut diterima dan dilampiri dengan Salinan Surat Keputusan
Keberatan.
b. Mengenai Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Keberatan, Surat
Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali,
yang dapat menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar pun bertambah,
yang semestinya dilunasi dalam kurun waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal
diterbitkan tetapi belum dibayar pada saat pengajuan keberatan, lalu jangka
waktu pelunasannya tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal
penerbitan Putusan Banding.
c. Terhadap Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Keberatan, Surat
Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan Kembali,
yang dialami oleh Wajib Pajak usaha kecil dan Wajib Pajak di daerah tertentu,
yang menyebabkan jumlah pajak tersebut harus dibayar bertambah, yang
seharusnya dilunasi dalam jangka waktu 2 (dua) bulan sejak tanggal
diterbitkan tapi belum dibayar pada saat pengajuan keberatan, maka jangka
pelunasannya tertangguh sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal
penerbitan Putusan Banding.
d. Jumlah Pajak yang belum dibayar pada saat pengajuan permohonan keberatan
pada nomor 3 (tiga) tidak termasuk sebagai utang pajak.
e. Jumlah pajak yang belum terbayar pada waktu pengajuan permohonan
banding belum merupakan pajak yang terutang hingga dengan Putusan
Banding.
Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian, Wajib
Pajak diberikan sanksi administrasi yaitu denda sebesar 100% (seratus persen)
dari jumlah pajak bersumber pada Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran
pajak yang sudah dibayar sebelum mengajukan keberatan.
Namun jika putusan Pengadilan Pajak mengabulkan sebagian atau seluruh
banding, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dan ditambah imbalan bunga
yaitu sebesar 2% (dua persen) satu bulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat)
bulan.
Adapun yang dapat dibuat permohonan oleh Wajib Pajak kepada Direktur
Jenderal Pajak adalah sebagai berikut :
a. Permohonan untuk mengurangi atau menghapuskan sanksi administrasi berupa
bunga, denda dan kenaikan yang terutang hal ini sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan dalam hal sanksi tersebut
dikenakan yang diakibatkan karena kekhilafan Wajib Pajak atau kesalahan
dari luar dirinya;
b. Surat Ketetapan pajak yang tidak benar yang dapat dikurangi atau dibatalkan;
c. Dapat mengurangkan atau membatalkan Surat Tagihan Pajak sebagaimana
yang dipaparkan dalam pasal 14 Undang-Undang KUP yang tidak benar; atau
d. Hasil pemeriksaan atau verifikasi yang dapat membatalkan Surat Ketetapan
Pajak yang dilaksanakan tanpa:
1) Penyampaian surat yang memberitahukan hasil pemeriksaan atau surat
yang memberitahukan hasil verifikasi; dan/atau
2) Pembahasan akhir dari hasil pemeriksaan atau pembahasann akhir dari
hasil verifikasi dengan wajib pajak.
Adapun tatacara dalam penyampaian permohonan Wajib Pajak yaitu sebagai berikut :
a. Surat Permohonan harus dikirim ke Kantor Pelayanan Pajak yang sesuai
dengan tempat Wajib Pajak Dikukuhkan dan dapat dikirim secara langsung,
melalui pos ataupun dengan metode yang lainnya.
b. Setelah itu terbitlah Bukti Penerimaan Elektronik dengan tanggal yang
tercantum adalah tanggal dimana surat diterima yangmerupakan tanda bukti
penerimaan surat permohonan.
D. Pemeriksaan
Pemeriksaan merupakan kegiatan untuk menghimpun dan mengolah barang bukti
yang berupa keterangan, tulisan atau benda yang memberikan petunjuk yang kuat,
kegiatan ini dilakukan secara objektif dan profesional karena didasarkan oleh standar
pemeriksaan. Pihak yang berwenang melakukan pemeriksaan adalah Direktorat
Jendral Pajak.
E. Penyidikan
Penyidikan tindak Pidana merupakan serangkaian Tindakan ysng dilakukan oleh
penyidik untuk mencari srta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat
terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan
tersangkanya. Tujuan dari kegiatan penegak hukum pidanaa dibidang perpajakan
adalah melakukan aktivitas yang mendukung penerimaan pajak, memulihkan
kerugian pada pendapatan negara, serta menimbulkan efek jera pada pelaku dan efek
gentar kepada calon pelaku.
Penyidikan tindak pidana ini hanya bisa dilakukan oleh Pejabat Pegawai Negeri
Sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jendral Pajak yang diberi wewenang khusus
sebagai penyidik tindak pidana perpajakan.
Tindak pidana dibidang perpajakan dapat berupa kealpaan yang dimana Wajib
pajak alpa tidak menyampaikan SPT yang benar dan tidak lengkap atau kesengajaan
melampirkan keterangan yang isinya tidak brnar, sehingga merugikan pendapatan
pajak negara. Kealpaan dapat diartikan juga sebagai tidak sengaja, lalai dan tidak hati-
hati atau kurang mengindahkan kewajibannya. Kriteria kesengajaan adalah:
F. Sanksi Perpajakan
Sanksi Perpajakan merupakan sanksi yang diberikan kepada Wajib Pajak yang
melakukan pelanggaran atau tidak mematuhi peraturan pajak yang berlaku baik secara
sengaja maupun alpa, berdasarkan ketentuan peraturan Perundang undangan, atau
dengan kata lain sanksi ini merupakan alat pencegah agar Wajb Pajak tidak melanggar
peraturan perpajakan. Sanksi ini dibagi menjadi 2 yaitu Sanksi Administrasi dan
Sanksi Pidana.
b. Sanksi Pidana
Sanksi pidana merupakan jenis sanksi pajak yang diberikan kepada Wajib
Pajak yang melanggar peraturan perpajakan sanksi tersebut berupa hukuman
pidana seperti denda pidana, pidana kurungan dan pidana penjara.
Sanksi pidana sehubungan dengan pelanggaran terhadap peraturan perundang-
undangan perpajakan khususnya dalam ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
Contoh kasus:
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan pasal 41 ayat (2) setiap pejabat yang dengan sengaja tidak memenuhi
kewajiban dan merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan
kepadanya oleh Wajib Pajak dalam rangka jabatan atau pekerjaannya untuk
menjalankan ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan atas
pengaduan orang yang kerahasiaannya dilanggar akan mendapatkan sanksi pidana
penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000.
Berdasarkan Pasal 39A, setiap orang yang dengan sengaja menerbitkan
dan/atau menggunakan faktur pajak bukti pemungutan, pemotongan, dan/ setoran
pajak yang tidak berdasrkan sanksi sebenarnya akan mendapatkan sanksi Pidana
paling singkat 2 tahun dan paling lama 6 tahun selain itu juga denda paling sedikit
2 kali dan paling banyak 6 kali dari jumlah dari faktur pajak, bukti pemungutan
pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Keberatan Pajak secara sederhana dapat dijelaskan sebagai usaha yang
ditempuh wajib pajak ketika merasa tidak/kurang puas atas suatu ketetapan pajak
yang dikenakan kepada wajib pajak atas adanya gugatan pihak ketiga, dalam kasus ini
wajib pajak dapat mengajukan keberatan kepada Dirjen Pajak melalui Kantor
Pelayanan Pajak dimana Tempat Wajib Pajak tersebut terdaftar.
Jika Wajib Pajak masih belum puas dengan Surat Keputusan atas keberatan
yang telah Wajib Pajak ajukan sebelumnya, maka Wajib Pajak masih dapat
mengajukan Banding. Banding sendiri dapat diartikan sebagai usaha hukum yang
dapat dilakukan oleh Penanggung Pajak atau Wajib Pajak terhadap suatu keputusan
yang dapat diajukan banding oleh Wajib Pajak.
B. SARAN
a. Kantor Pelayanan Pajak dapat meningkatkan pelayanan terhadap Wajib Pajak
ketika menerima Pengajuan keberatan ataupun banding, hal ini dikarenakan agar
proses pengujian surat pengajuan akan berjalan dengan cepat dan lancar sehingga
Wajib Pajak tidak harus menunggu lama dalam mendapatkan keputusan
penngajuannya.
b. Pihak penguji Surat pengajuan dapat lebih teliti ketika menguji surat Pengajuan
keberatan atau banding supaya pada hasil keputusan pengajuan tidak ada
perselisihan yang terjadi yang diakibatkan tidak seimbangnya hasil keputusan yang
dikeluarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Resmi, Siti. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus. Edisi 8. Jakarta Selatan: Salemba Empat.
Resmi, Siti. 2017. Perpajakan Teori dan Kasus. Edisi 10. Jakarta Selatan: Salemba Empat.
Software Pajak. 2021. Keberatan, Banding, dan peninjauan Kembali. Keberatan, Banding,
dan Peninjauan Kembali – SoftwarePajak.Net (TaxCalc) – Software Perhitungan pajak
mudah, cepat dan akurat (22 September 2022)
Admin Tax Center. 2020. Keberatan dan Banding dalam membayar Pajak. KEBERATAN
DAN BANDING DALAM MEMBAYAR PAJAK – Tax Center (unair.ac.id) (22 September
2022)
Direktorat Jendral Pajak. Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi.
https://pajak.go.id/id/peraturan/tata-cara-pengurangan-atau-penghapusan-sanksi-
administrasi-dan-pengurangan-atau-2 (22 September 2022)
Ibnu. 2022. Apa itu Daluwarsa Penagihan Pajak dan Kaitannya dengan SKRKB.
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/daluwarsa-penagihan-pajak/#:~:text=Penagihan
%20pajak%20disebut%20daluwarsa%20apabila,pada%20Pasal%2022%20UU%20KUP (22
September 20222)