Makalah Kelompok2 Pengauditan Internal AK-E

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

Kasus Pengendalian Internal Kucuran suap Bansos Covid-19 pada Tim Audit

BPK

Disusun oleh
Kelompok 2:

Chiquita Sastri 1951042


Fourentina S.T. 1951051
Anastasya S. 1951075
Nadya 1951081

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA


FAKULTAS BISNIS
PRODI AKUNTANSI
BANDUNG
2021
KPK Pastikan Usut Kucuran Suap Bansos ke Tim Audit BPK
Tribunnews.com -2021/16/08, 14:37 WIB

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan bakal


mengusut dugaan kucuran suap pengadaan bantuan sosial (bansos) COVID-19 kepada tim audit
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Hal ini ditegaskan lembaga antirasuah menanggapi munculnya fakta baru dalam tuntutan
terdakwa Matheus Joko Santoso.
Dalam tuntutan itu, disebutkan adanya sejumlah pemberian uang haram kepada tim audit BPK.

"Terkait dengan keterangan di persidangan peradilan, tentu jaksa penuntut umum mendengar
dan memperhatikan seluruh keterangan, selanjutnya kami akan melakukan analisis mendalami
terkait fakta-fakta hukum berdasarkan keterangan para saksi dan alat bukti," kata Ketua KPK
Firli Bahuri lewat keterangan tertulis, Senin (16/8/2021).
Jenderal polisi bintang tiga itu berjanji bakal menindaklanjuti temuan tersebut.
Komisi antikorupsi masih menunggu putusan hakim soal kucuran uang suap ke tim audit BPK
itu.

"Berikutnya kita tunggu pertimbangan majelis hakim di dalam putusannya nanti, dan kita
hormati putusan majelis hakim, jadi kita saja sampai selesai persidangan," kata Firli.
Firli mengatakan pihaknya tidak akan gegabah menjerat pihak-pihak yang diduga terlibat.
Penyidik, kata dia, berpegang teguh kepada asas tugas pokok KPK, salah satunya
mengumpulkan dua alat bukti yang cukup untuk menyeret pihak-pihak itu, terutama tim audit
BPK ke ruang penyidikan.

”Oleh karena itu pengembangan perkara ini tetap dapat dimungkinkan dan tentu KPK akan
menetapkan pihak lain sebagai tersangka sejauh dalam pertimbangan putusan nanti setelah kami
pelajari ternyata berdasarkan bukti permulaan yang cukup tersebut ada keterlibatan pihak
lain.KPK bekerja berdasarkan bukti yang cukup dan kecukupan bukti.”tegas Firli.
Sebelumnya, jaksa penuntut umum (JPU) KPK menyebut uang suap yang diterima dari
perusahaan penyedia paket bansos COVID-19 mengalir ke tim audit BPK.
Hal itu diungkap JPU dalam nota tuntutan terhadap terdakwa Matheus Joko Santoso.
"Selain itu terdakwa dan Adi Wahyono juga menggunakan uang fee tersebut untuk kegiatan
operasional eks Menteri Sosial Juliari Peter Batubara dan kegiatan operasional lainnya di
Kementerian Sosial. Di antaranya, untuk Galung, tim audit BPK pada Juni 2020 sebesar Rp100
juta, dan kepada Yonda yang merupakan utusan BPK pada Juli 2020 dengan uang tunai dalam
USD senilai Rp1 miliar," kata Jaksa Ikhsan Fernandi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat,
(13/8/2021).
Sementara itu, dalam tuntutannya, terdakwa sekaligus pejabat pembuat komitmen (PPK)
Kementerian Sosial (Kemensos) Matheus Joko Santoso dituntut penjara 8 tahun dan denda
Rp400 juta subsider 6 bulan kurungan.
Jaksa juga meminta hakim memberikan hukuman pidana pengganti ke Matheus sebesar Rp1,56
miliar.
Duit itu wajib dibayarkan dalam waktu sebulan setelah putusan berkekuatan hukum tetap.
Jika terdakwa tidak membayarkan uang pengganti dalam waktu 1 bulan sesudah putusan
pengadilan, maka harta bendanya dapat disita oleh jaksa dan dilelang untuk menutupi uang
pengganti tersebut.

Sumber: https://www.tribunnews.com/nasional/2021/08/16/kpk-pastikan-usut-kucuran-
suap-bansos-ke-tim-audit-bpk?page=2

KPK Kantongi Hasil Audit BPKP Terkait Pengadaan Bansos Covid-19


Kompas.com - 25/01/2021, 19:03 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menerima
hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait pengadaan bantuan
sosial (bansos) Covid-19 oleh Kementerian Sosial. Wakil Ketua KPK Alexander Marwata
mengatakan, hasil audit BPKP itu diperlukan untuk memverifikasi kewajaran harga bansos yang
diberikan kepada masyarakat. "Hasil audit BPKP seperti apa tentu sudah dimiliki oleh teman-
teman penyidik, apakah di sana memang ada kemahalan harga atau apa pun, pasti nanti akan
didalami," kata Alex, Senin (25/1/2021).
Alex mengatakan, KPK telah menerima informasi dari masyarakat yang menyebut
adanya penurunan kualitas dan kuantitas dari bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah. Ia
memastikan KPK akan menindaklanjuti informasi yang diterima. Namun, ia menyebut KPK
masih fokus mengusut dugaan suap terkait bansos yang menjerat mantan Menteri Sosial Juliari
Batubara. "Kami masih pada penyidikan kasus suapnya, belum melangkah untuk misalnya,
apakah nanti bisa dikembangkan ke Pasal 2 dan Pasal 3, kami belum sampai ke sana, masih
suap," ujar Alex.
Dalam kasus dugaan suap, Juliari diduga telah menerima uang sebesar Rp 17 miliar yang
dig, hasil audit BPKP itu diperlukan untuk memverifikasi kewajaran harga bansos yang
diberikan kepada masyarakat. "Hasil audit BPKP seperti apa tentu sudah dimiliki oleh teman-
teman penyidik, apakah di sana memang ada kemahalan harga atau apa pun, pasti nanti akan
didalami," kata Alex, Senin (25/1/2021).
Alex mengatakan, KPK telah menerima informasi dari masyarakat yang menyebut
adanya penurunan kualitas dan kuantitas dari bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah. Ia
memastikan KPK akan menindaklanjuti informasi yang diterima. Namun, ia menyebut KPK
masih fokus mengusut dugaan suap terkait bansos yang menjerat mantan Menteri Sosial Juliari
Batubara. "Kami masih pada penyidikan kasus suapnya, belum melangkah untuk misalnya,
apakah nanti bisa dikembangkan ke Pasal 2 dan Pasal 3, kami belum sampai ke sana, masih
suap," ujar Alex.
Digunakan untuk keperluan pribadinya. Uang tersebut diduga didapat dari fee setiap
paket pekerjaan yang harus disetorkan para rekanan kepada Kementerian Sosial sebesar Rp
10.000 per paket bansos senilai Rp 300.000. Selain Juliari, KPK telah menetapkan empat
tersangka lain dalam kasus ini yaitu mantan Menteri Sosial Juliari Batubara, Matheus Joko
Santoso dan Adi Wahyono selaku pejabat pembuat komitmen (PPK) di Kementerian Sosial, serta
Ardian I M dan Harry Sidabuke selaku pihak swasta.

Sumber : https://nasional.kompas.com/read/2021/01/25/19034651/kpk-kantongi-hasil-audit-
bpkp-terkait-pengadaan-bansos-covid-19
Analisis

Objective of internal control :


1. Realibility & Integrity of Information
Pada kasus ini dijelaskan bahwa KPK menerima laporan mengenai adanya penyuapan
dana bansos yang dilakukan oleh BPK dalam penanganan Covid-19. Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) memaparkan uang suap yang diterima dari perusahaan
penyedia paket bansos Covid-19 juga mengalir ke tim audit Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) Sebesar RP100 juta dan Rp 1 miliar dalam USD. Dalam hal ini KPK tidak akan
gegabah dalam memutuskan pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam kasus tersebut.
Terdakwa Adi Wahyono disebutkan juga menggunakan fee tersebut untuk kegiatan
operasional mantan Menteri Sosial Juliari Peter Batubara.

Pengendalian Internal yang dapat dilakukan :


a. Pihak pemerintah harus bisa mengadakan dokumentasi yang dilakukan oleh perusahaan
penyedia paket bansos Covid-19. Dengan cara mencatat berapa banyak kebutuhan paket
bansos yang akan diberikan untuk masyarakat yang kurang mampu, mencatat setiap
pengeluaran dalam pembelian bahan makanan dalam paket bansos yang disesuaikan
dengan faktur yang telah dikeluarkan agar tidak terjadinya korupsi lagi
b. Pihak Auditor Internal :
Dalam kasus ini pihak dari auditor internal KPK sedang berusaha untuk memverifikasi
dengan cara mengumpulkan beberapa bukti yang menjerat terdakwa Adi Wahyono. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui apakah semakin banyak orang yang terlibat dalam kasus
penyedia paket bansos Covid-19.

2. Compliance with Policies, Plans, Procedures, Laws, and Regulations.


Pada kasus suap ini Terlihat adanya penyuapan berupa dana sebesar Rp100 juta dan Rp 1
miliar dalam USD dari Perusahaan penyedia paket bansos covid 19 ke tim audit BPK
dapat dilihat jelas bahwa terjadinya pelanggaran dan ketidakpatuhan terhadap aturan
terhadap
hukum dan regulasi yang ada . Pihak Perusahaan dan tim audit BPk sama sama telah
melanggar aturan UU no 11 tahun 1980 yang mengatur tentang suap
Kasus penyuapan ini bisa terjadi karena kurangnya sikap profesional dan pengawasan
dari pihak BPK

Pengendalian Internal yang dapat dilakukan:


Pemerintah atau badan BPK dapat memperketat kualifikasi atau mempertahankan
Profesionalisme dalam bekerja , selain itu diperlukan juga adanya pengawasan yang ketat
terhadap perusahaan yang menjadi penyalur bansos dan dilakukanya pengecekan secara
berkala oleh auditor untuk mengecek apakah prosedur sudah berjalan dengan baik dan
memastikan setiap unit sudah memberlakukan verifikasi dan dokumentasi terhadap
kegiatan yang dilakukan

3. Save Guarding Asset


Dengan terjadinya kasus penyuapan dari Perusahaan penyalur bansos ke tim audit BPK
mengindikasikan sedang terjadinya penyalahgunakan bansos COVID 19 yang dimana
bansos tersebut ditujukan untuk menjadi salah satu bantuan atau sarana dalam membantu
menstabilkan perekonomian warga yang dimana disalahgunakan oleh perusahaan
penyalur dan untuk menutupinya perusahaan itu menyuap tim audit BPK

Pengendalian Internal yang dapat dilakukan :


Dengan melakukan pengawasan terhadap perusahaan yang menjadi penyalur bansos tersebut
baik melibatkan pihak intenal maupun eksternal seperti melibatkan BPKB, APIP dan mungkin
KAP yang membantu dalam pemeriksaan sehingga kecurangan bisa dikurangi

4. Economy and Efficiency of Operations


Pandemi telah memicu krisis daya tahan masyarakat terutama pada bidang ekonomi dan
pekerjaan. Dari akibat kasus penyuapan dana bansos yang dilakukan oleh BPK akan
berdampak pada semakin lamanya pemulihan ekonomi.
Agar peristiwa tidak terjadi kembali, maka perlu adanya pengawasan yang ketat menjadi
salah satu upaya yang harus dilakukan oleh pemerintah yang tetap terjaga dengan baik
sehingga bantuan sosial tidak lagi dikorupsi.

Pengendalian internal yang diterapkan:


Memperkuat pengawasan internal agar bisa memastikan penerima dapat bantuan sosial covid 19
dan untuk mengurangi kemungkinan adanya kecurangan dalam penyaluran bantuan kepada
masyarakat, setiap operasi sebaiknya diotorisasikan dan diverifikasi agar tidak ada kecurangan
yang dilakukan oleh pemerintah.

5. Accomplishment of organizational Objectives and Goal For Operations and


Program Kasus yang sedang disoroti oleh KPK terkait Kucuran Suap dan Pengadaan
Bansos Covid-19 bagi masyarakat yang terdampak pandemi ini. Kegiatan bansos covid-
19 ini bertujuan untuk membantu perekonomian masyarakat ditengah pandemi.
Akantetapi pengadaan bansos ini disalahgunakan dengan dugaan suap yang menjerat
mantan Menteri Sosial Juliari Batubara dan keempat tersangka lainnya. Dengan hal ini
KPK menerima dan juga memverifikasi hasil audit mengenai kewajaran harga bansos
yang diberikan kepada masyarakat. JPU KPK menetapkan empat tersangka, dan
penerima fee dari perusahaan penyedia paket bansos mengalir ke tim audit BPK. Dalam
hal ini KPK bertekad untuk memastikan bahwa kejadian ini dapat proses dengan tujuan
untuk menguji sistem pengendalian internal.

Pengendalian Internal yang dapat dilakukan:


Pengendalian terkait kasus suap dan pengadaan bansos covid 19 ini dapat di lakukan verifikasi
untuk meningkatkan keadalan terdapat bukti-bukti yang tepat sehingga dapat dibuktikan bahwa
kegiatan ini tidak lagi merugikan masyarakat, dan pemerintahan dapat melakukan pengawasan
ketat untuk bagian internal dna eksternal dalam pemerintahan ini.

Designing general and specific control


 Risk Assessment
Pada kasus suap ini terlihat adanya dugaan kucuran suap pengadaan bantuan sosial
(bansos) COVID-19 kepada tim audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) memaparkan uang suap yang diterima dari perusahaan
penyedia paket bansos Covid-19 juga mengalir ke tim audit Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) Sebesar Rp 100 juta dan Rp 1 miliar dalam USD. Kegiatan bansos covid-19 ini
bertujuan untuk membantu perekonomian masyarakat ditengah pandemi. Namun
pengadaan bansos ini malah disalahgunakan oleh perusahaan penyalur dan untuk
menutupinya, perusahaan itu menyuap tim audit BPK. Hal tersebut terbukti dengan
adanya kasus yang menjerat mantan Menteri Sosial Juliari Batubara dan keempat
tersangka lainnya.

Pengendalian Internal yang dapat dilakukan:


Terkait implementasi Risk Assessment, setiap penyedia layanan publik seperti bantuan sosial
(bansos), harus mengantisipasi risiko yang mungkin timbul dan yang akan menghambat
pencapaian tujuan organisasi. Dalam kasus ini dana yang seharusnya untuk pengadaan bansos
malah disalahgunakan oleh perusahaan penyalur dan perusahaan itu menyuap tim audit BPK
sebesar Rp 100 juta dan Rp 1 miliar dalam USD. Adanya risiko korupsi dan penyuapan. Setiap
membuat layanan publik, dicari berbagai risiko yang ada, dipelajari, diidentifikasi, dianalisis, dan
kemudian dinilai. Risiko yang telah teridentifikasi dan ditakar tingkat kemungkinan fraud,
dipelajari, dan apa faktor timbulnya risiko. Seharusnya para pemberi layanan publik dapat
menemukan penyebab risiko sekaligus untuk menentukan sikap dan merumuskan langkah-
langkah mengantisipasi timbulnya risiko itu, dengan cara meniadakan penyebab risiko.

 Monitoring
Pada kasus dugaan ini KPK pastikan usut kucuran suap bansos ke tim audit BPK, dalam
tuntutan itu, disebutkan adanya sejumlah pemberian uang haram kepada tim audit BPK.
Kegiatan bansos covid-19 ini bertujuan untuk membantu perekonomian masyarakat
ditengah pandemi, akantetapi pengadaan bansos ini disalahgunakan dengan dugaan suap
yang menjerat mantan Menteri Sosial Juliari Batubara dan keempat tersangka lainnya.
Dengan hal ini KPK menerima dan juga memverifikasi hasil audit mengenai kewajaran
harga bansos yang diberikan kepada masyarakat. Oleh karena itu pengembangan
perkara
ini tetap dapat dimungkinkan dan tentu KPK akan menetapkan pihak lain sebagai
tersangka sejauh dalam pertimbangan putusan nanti setelah di pelajari ternyata
berdasarkan bukti permulaan yang cukup tersebut ada keterlibatan pihak lain. KPK
bekerja berdasarkan bukti yang cukup dan kecukupan bukti, jaksa juga meminta hakim
memberikan hukuman pidana pengganti ke Matheus sebesar Rp1,56 miliar. Duit itu
wajib dibayarkan dalam waktu sebulan setelah putusan berkekuatan hukum tetap. Jika
terdakwa tidak membayarkan uang pengganti dalam waktu 1 bulan sesudah putusan
pengadilan, maka harta bendanya dapat disita oleh jaksa dan dilelang untuk menutupi
uang pengganti tersebut.

Pengendalian internal yang dapat dilakukan :


Pemerintahan dapat melakukan pengawasan ketat untuk bagian internal dna eksternal dalam
pemerintahan ini dan melakukan verifikasi untuk meningkatkan keadalan untuk mendapatkan
bukti-bukti yang tepat sehingga dapat dibuktikan bahwa kegiatan ini tidak lagi merugikan
masyarakat. Sehingga mencegah terjadinya penyimpangan yang dapat merugikan masyarakat
dan juga memastikan kelengkapan, kebenaran dan validitas dokumen keuangan.

 Trying general control to specific control


Pengadaan barang dan jasa bisa melalui penunjukan langsung, berbeda dengan situasi
sebelum pandemi. Tujuannya, memberikan kemudahan agar dana bisa segera dicairkan
dan disalurkan kepada masyarakat. Sayangnya tujuan baik tersebut tidak diiringi dengan
pengendalian yang baik, bahkan cenderung menghilangkan kontrol pengendalian mulai
dari perencanaan anggaran dengan dikeluarkannya Peraturan Pengganti Undang-Undang
(Perpu) Nomor 1 Tahun 2020 dan juga tidak adanya evaluasi mengenai ketepatan sasaran
penerima bantuan.

Pengendalian internal yang dapat dilakukan :


Meskipun langkah pemerintah pada saat sebelum pandemi sudah baik dengan mengadakan perpu
no. 1 tahun 2020 sudah mendapat orientasi yang baik, tetapi harus dengan pengendalian yang
spesifikagar maksimal dalam menyalurkan bansos, sebaiknya diadakan evaluasi agar dapat
diperbaiki kedepannya dan mengetahui tindakan mana yang boleh di lakukan dan mana yang
tidak boleh dilakukan.

Dalam pemberian bansos juga perlu dilakukan dokumentasi terkait penerimaan untuk sebuah
bukti agar benar tersalurkan sesuai dengan paket bansos spesifikasi pemerintah pusat, dan
dibuatkan fotmulir tanda tangan juga yang di tanda tangani oleh penerima. Sehingga pada saat
evaluasi dapat dinilai apakah sudah sesuai target, dan dapat dijadikan sebagai pembelajaran
untuk kedepannya.

 Planned redundancy :
Anggota Ombudsman RI Ahmad Alamsyah Saragih mengatakan, kasus dugaan suap bantuan
sosial (bansos) Covid-19 yang menjerat Menteri Sosial (Mensos) terjadi karena lemahnya
pengawasan internal di pemerintah. Alamsyah mengatakan Godaan korupsi sangat besar bila
pakai cara lama dengan penunjukan langsung. Pemerintah tidak menyiapkan Back-up control
karena berbagai faktor kekurangan manusia, misalkan kelelahan, human error,dll. Apa lagi
dalam kondisi pandemi Covid-19 ini banyak tekanan karena ekonomi yang sedang sulit.
Sangat besar godaan untuk melakukan fraud ataupun korupsi.

Pengendalian internal yang dapat dilakukan :


Pemerintah perlu membentuk back-up control untuk mencegah, mendeteksi maupun mengatasi
fraud yang mungkin terjadi. Contoh pengendalian preventif yang dapat dilakukan pemerintah
:
- Dibuatnya standar operasional prosedur untuk suatu kegiatan pemberian bantuan. -
Dibuatnya pemisahan fungsi dalam penganggaran pemberian, pemilihan pengadaan, sampai
pemberian bantuan. - Dibuatnya rentang otorisasi dalam setiap tahapan. Selain itu pemerintah
juga dapat membentuk badan pengawas untuk mencegah kemungkinan tindak pidana korupsi
terkait dana penanggulangan Covid19, yang terdiri dari pihak internal dan eksternal. Pihak
internal melibatkan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdiri dari
inspektorat-inspektorat jenderal dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP). Sementara, pihak eksternal di antaranya adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
dan Aparat Penegak Hukum (APH) yang terdiri dari kepolisian, kejaksaan, dan KPK.
Selain melakukan
pencegahan pemerintah mencari atau mendeteksi adanya suatu permasalahan dan mencari
akar permasalahan tersebut, atau dengan kata lain pengendalian yang dilakukan dimana telah
terdapat suatu permasalahan. Contoh pengendalian detektif: - Dilakukan rekonsiliasi kas
pengadaan bantuan sosial, - Dilaksanakannya audit secara periodik. Pada tahap akhir
pemerintah perlu mempersiapkan hal-hal yang akan dilakukan untuk memperbaiki kondisi
jika terdapat suatu permasalahan yang menyebabkan resiko tidak tercapainya tujuan
organisasi, yang telah ditemukan pada kegiatan pengendalian preventif maupun detektif.
Contoh kegiatan korektif : dilakukannya perbaikan suatu sistem informasi atas kesalahan data
yang disebabkan adanya error dalam sistem informasi suatu entitas dalam pemberian bantuan
sosial.

You might also like