Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Tanggung Jawab Internal Auditor dan Eksternal Auditor

Oleh
Anggota Kelompok 4 :

Luh Sintya Resini (2107531036 / 08)


I Nyoman Gede Berata Suteja (2107531037 / 09)
A.A. Ayu Ista Surya Astiti (2107531038 / 10)

PENGAUDITAN I C8
Dossen Pengampu Mata Kuliah :
Dr. Ida Bagus Putra Astika.SE., M.Si., Ak.,CA

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
PEMBAHASAN

A. Pengertian Internal dan Eksternal Auditor


Definisi audit internal mempunyai defenisi yaitu pemeriksaan yang
dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan terhadap laporan keuangan dan
catatan keuangan perusahaan mengenai ketelitian (accuracy), dapat dipercaya
(reliability),efesiensi dan internal control pada perusahaan.
The international standarts for the Professional practice of internal
auditing (SPPIA) memberikan defenisi Internal Audit adalah suatu kegiatan
assurance dan konsultasi yang independen dan onjektif yang dirancang untuk
menambah nilai dan meningkatkan operasi suatu organisasi. Kegiatan-kegiatan
tersebut membantu organisasi yang bersangkutan mencapai tujuan-tujuannya
dengan mengevaluasi dan memperaiki efektivitas proses manajemen risiko,
pengendalian dan tata kelola melalui pendekatan yang teratur dan sistematik.
Internal audit (pemeriksaan intern) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh
bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan
akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak
yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-
ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.
Pada business dictionary audit external diartikan sebagai audit yang
dilakukan oleh badan (independent) eksternal yang memenuhi syarat-syarat. Yang
bertujuan untuk menentukan apakah catatan akutansi itu akurat dan lengkap, apakah
disusun sesuai dengan ketentuan PSAK, dan apakah laporan yang disiapkan dari
data menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha keuangan secara wajar.
Pada pengertian lain yaitu “External Audit is a periodic examination of the
books of account and records of an entity carried out by an independent third party
(the auditor), to ensure that they have been properly maintained, are accurate and
comply with established concepts, principles, accounting standards, legal
requirements and give a true and fair view of the financial state of the entity.”
Audit Eksternal adalah pemeriksaan berkala terhadap pembukuan dan
catatan dari suatu entitas yang dilakukan oleh pihak ketiga secara independen
(auditor), untuk memastikan bahwa catatan-catatan telah diperiksa dengan baik,
akurat dan sesuai dengan konsep yang mapan, prinsip, standar akuntansi,
persyaratan hukum dan memberikan pandangan yang benar dan wajar keadaan
keuangan badan.
Audit eksternal adalah review dari laporan keuangan atau laporan dari suatu
entitas, biasanya pemerintah atau bisnis, oleh seseorang tidak berafiliasi dengan
perusahaan atau lembaga. Audit eksternal memainkan peran utama dalam
pengawasan keuangan perusahaan dan pemerintah karena mereka dilakukan oleh
individu di luar dan karena itu memberikan pendapat tidak memihak. Audit
eksternal biasanya dilakukan secara berkala oleh bisnis, dan biasanya diperlukan
tahunan oleh hukum bagi pemerintah.

B. Tanggung jawab Internal dan Eksternal Auditor


Tugas dan tanggung jawab internal audit adalah sebagai berikut :
a. Menyusun serta melaksanakan rencana internal audit.
b. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian intern sesuai dengan
kebijakan perusahaan.
c. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efesiensi dan efektivitas di bidang
keuangan, akuntansi, operasional, informasi dan kegiatan lainnya.
d. Melakukan pemeriksaan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan dan
perundang-undangan terkait.
e. Menidentifikasi alternatif perbaikan dan peningkatan efesiensi dan efektivitas
penggunaan sumber daya dan dana.
f. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang ojektif tentang kegiatan yang
diperiksa pada semua tingkatan manajemen.
g. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada
Direksi dan Komisaris.
h. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan
yang telah direkomendasikan.
i. Mendukung pelaksanaan tugas komite audit.
j. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang
dilakukan.

Messier et al (2006) menyatakan auditor eksternal sering disebut dengan


auditor independent karena auditor tersebut tidak dipekerjakan oleh entitas yang
diaudit. Auditor eksternal bertanggung jawab atas pemeriksaan laporan keuangan
perusahaan dan memberikan opini atas informasi yang diauditnya. Dalam Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 110 (PSA 02) Tanggung Jawab dan
Fungsi Auditor Independen, tujuan audit atas laporan keuangan oleh keuangan
auditor independent pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang
kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan
ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.

C. Profesi Internal Auditor


Internal audit adalah suatu fungsi penelitian yang bebas dibentuk dalam
suatu organisasi untuk memeriksa dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan
sebagai jasa bagi organisasi tersebut. Maka dari itu, sifat dari internal audit adalah
tidak memihak dalam suatu organisasi untuk mengadakan audit didalam suatu
akuntansi yang diperlukan perusahaan, audit keuangan dan operasi lainnya yang
merupakan dasar untuk membantu manajemen. Pengertian lain dari internal audit
seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi “Internal audit merupakan kegiatan
penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi perusahaan yang dilakukan
dengan cara audit akuntansi, keuangan dan kegiatan-kegiatan lainnnya untuk
memberikan jasa kepada manajemen”.
Tim yang melaksanakan fungsi auditing dalam perusahaan disebut internal
auditor. Keberhasulan tugas internal auditor ditentukan dari kecakapannya dalam
memanfaatkan setiap informasi yang ada, yang berhubungan dengan kegiatannya.
Untuk mencapai tujuannya, yang harus dilakukan internal auditor yaitu:
a. Memastikan kebijakan, rencana serta prosedur yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh manajemen untuk ditaati.
b. Menilai kebaikan, mengembangkan pengendalian secara efektif dengan biaya
yang wajar, juga mengetahui bagus tidaknya sistem pengendalian yang ada.
Baik pengendalian internal, pengendalian manajemen maupun pengendalian
operasional yang lain.
c. Memastikan harta perusahaan dipertanggungjawabkan serta dilindungi dari
terjadinya kehilangan, kecurangan, disalahgunakan, pencurian dan lain
sebagainya.
d. Memberi saran perbaikan operasional untuk lebih efektif dan efisien lagi.
e. Menilai mutu kualitas pekerjaan oleh bagian-bagian perusahaan yang telah
dibebankan oleh manajemen.
f. Memberi kepastian bahwa data-data yang diolah dalam perusahaan bisa
dipercaya.
Ruang lingkup internal auditing dapat dibagi atas dua bagian, yaitu financial
audit dan operasional audit. Aktivitas pemeriksaan intern menyangkut dua hal,
yaitu:
a. Pemeriksaan keuangan (Financial Audit)
Pemeriksaan keuangan adalah pemeriksaan yang ditujukan untuk
membuktikan keakuratan data keuangan dan operasi, keefektifan pengawasan
intern yang meliputi verifikasi atas keberadaan harta benda perusahaan dan
menyakinkan bahwa pengamanannya cukup memadai dan pencatatannya
dilakukan denga tepat untuk lebih jelasnya lagi diberikan batasan financial
audit sebagai berikut:
Financial audit atau pemeriksaan keuangan adalah verifikasi eksistensi
kekayaan dan menyakinkan bahwa pengamanannya cukup dan apakah sistem
akuntansi dan sistem pelaporan dapat dipercaya termasuk pembahasan internal
control.
Dari pengertian di atas, maka internal auditor harus mengadakan
konfirmasi hutang dan piutang, menelaah efektif atau tidaknya sistem
akuntansi yang ada dan prosedur yang berhubungan dengan sistem internal
control.
b. Pemeriksaan Operasional (Operational Audit)
Pemeriksaan operasional dilaksanakan pada berbagai tingkatan
manajemen (level of management), objek yang dinilai adalah aktivitas operasi,
kebijaksanaan dan daya guna usaha. Federal financial Institute in Canada,
memberikan definisi operasional audit sebagai berikut:
Operational audit adalah suatu aktivitas penilaian independen
sistematis dalam suatu organisasi untuk menilai operasi-operasi seluruh
departemen sebagai pemberi jasa pada manajemen. Tujuan keseluruhan audit
operasi adalah membantu semua tingkat manajemen agar dapat melaksanakan
tanggung jawab mereka dengan efektif dengan menyajikan pada mereka
analisa-analisa penelitian, rekomendasi-rekomendasi yang objektif dan
komentar-komentar yang tepat mengenai efektifitas ditinjau.

Selain itu, internal auditor memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
1. Mencari informasi awal terkait bagian yang akan diaudit (auditee)
Salah satu hal penting yang harus dikuasai auditor adalah pengetahuan
yang cukup tentang auditee. Pengetahuan yang dimaksud di sini mencakup cara
kerja, prosedural, hierarki jabatan, dan catatan mutu atau laporan yang selama
ini digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Tanpa menguasai hal ini, maka tidak
banyak yang bisa dilakukan auditor saat mengaudit.
2. Melakukan tindakan dokumen dan persyaratan lain yang berkaitan dengan
auditee
Memeriksa dokumen dan persyaratan lain untuk kemudian dicatat hal-hal
yang bersifat critical merupakan faktor penting kesuksesaan audit. Dengan
meninjau dokumen auditee, auditor akan mengetahui proses-proses penting
yang perlu ditelusuri lebih jauh.
3. Mempersiapkan program audit tahunan dan jadwal pelaksanaan audit secara
tererinci
Dalam kamus ISO 9001, tidak dikenal audit mendadak. Semua kegiatan
audit internal harus direncanakan dari awal dan diinformasikan kepada seluruh
auditee. Karena, tujuan audit internal bukan untuk mencari-cari kesalahan,
akan tetapi untuk melakukan perbaikan secara berkesinambungan.
4. Membuat daftar pertanyaan audit (audit checklist)
Audit checklist dibuat untuk mempermudah auditor mengingat hal-hal
penting yang perlu ditanyakan. Selain itu, audit checklist juga dapat dijadikan
pedoman oleh auditee untuk mempersiapkan diri sebelum diaudit.
5. Melaksanakan pemeriksaan sistem secara menyeluruh
Dalam pelaksanaan audit, seorang auditor harus jeli dan telaten dalam
memeriksa area auditee. Auditor tidak boleh hanya berpaku pada audit
checklist dan standar, tapi lebih dari itu, auditor dapat memeriksa lingkungan
kerja auditee, komitmen dan kesungguhan mereka dalam memperbaiki sistem.
Dengan mengabaikan komitmen, kegiatan audit internal hanya akan terlihat
seperti audit administratif belaka yang hanya berkutat pada ini belum lengkap,
itu kurang bagus, dan ini itu belum ditandatangani.
6. Menyimpulkan dan menganalisis bukti audit yang cukup dan relevan
Semua masalah atau temuan yang ditemukan selama proses audit harus
didukung dengan bukti yang cukup. Artinya, auditor tidak boleh gegabah
dalam melaporkan temuan. Harus ada bukti kuat bahwa auditee melakukan
kesalahan. Satu hal yang perlu dicatat, audit internal tidak hanya
mengumpulkan temuan melainkan juga mengumpulkan bukti-bukti prestasi
yang sudah dicapai.
7. Melaporkan temuan audit atas masalah-masalah yang ditemukan selama audit
internal
Auditor harus menerbitkan laporan temuan audit internal untuk
ditindaklanjuti oleh auditee. Auditee harus diberi tenggat waktu tertentu agar
proses perbaikan tidak dibiarkan berlarut-larut.
8. Memantau tindak lanjut hasil audit internal sampai dinyatakan selesai
Untuk memastikan seluruh temuan telah diperbaiki, maka auditor internal
harus memeriksa tindakan yang sudah dilakukan setelah melewati tenggat
waktu perbaikan yang diberikan.

Kualitas Auditor Internal yang Diharapkan


• Independen, Tidak memihak auditee
• Pendengar dan pengamat yang baik
• Pencatat yang baik
• Komunikatif dan bijaksana, tidak menyinggung perasaan auditee
• Memiliki pemahaman tentang audit dan auditee yang cukup

Kualitas Auditor Internal yang Tidak Diharapkan


• Mudah diarahkan auditee
• Tidak mempersiapkan diri
• Tidak konsisten, tidak tegas dalam menyatakan suatu proses bermasalah
atau tidak yang disebabkan minimnya pemahaman
• Terlalu agresif, menampakkan kesenangan bila menemukan temuan
• Cenderung menggunakan pendapat pribadi
• Tidak teliti mencatat dan menyimpan catatan

Lembaga Auditor Internal


Pedoman profesional bagi auditor internal dibuat oleh Institute of Internal
Auditor (IIA) yang menetapkan standard etika dan praktik, memberikan
pendidikan, dan mendorong profesionalisme bagian anggotanya di seluruh dunia.

Prinsip Dan Kode Etik Lembaga Auditor Internal


➢ Prinsip etik
1. Integritas, menghasilkan kepercayaan dan menjadi dasar andal untuk
melakukan penilaian.
2. Objektivitas, memberikan objektivitas tertinggi dalam mengumpulkan,
mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi mengenai aktivitas
yang diperiksa.
3. Kerahasiaan, auditor internal menghargai nilai dan kepemilikan informasi
yang mereka terima dan tidak mengungkapkan informasi tanpa otorisasi
yang memadai kecuali diwajibkan hukum yang berlaku.
➢ Aturan pelaksanaan
a) Integritasi
i. Auditor internal harus melaksanakan pekerjaan dengan jujur, berhati-
berhati, dan penuh tanggung jawab.
ii. Auditor internal harus mengikuti hukum dan membuat pengungkapan yang
disyaratkan oleh hukum profesi.
b) Objektivitasi
i. Auditor internal tidak boleh terlibat dalam aktivitas atau hubungan yang
mengurangi peniliaian yang tidak biasa.
ii. Auditor tidak menerima apapun yang dapat mengurangi atau dianggap
mengurangi penilaian professional.
c) Kerahasiaan
i. Auditor internal harus berhati-hati dalam penggunaan dan perlindungan
informasi yang diperoleh selama penugasannya.
ii. Auditor tidak boleh menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi atau
lainnya yang merugikan.
d) Kompetensi
i. Auditor internal hanya melakukan jasa yang sesuai dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimilikinya.
ii. Auditor akan melakukan jasa audit internal sesuai dengan stand ard
internasional praktik profesi audit internal.

Standar Profesi Dan Kode Etik Internal Auditor


a) Independensi
• Internal auditor harus bebas dan terpisah dari aktivitas yang diperiksanya.
• Status organisasi dari internal auditor harus memberikan kebebasan untuk
memenuhi tanggung jawab pemeriksaan yang dibebankan kepadanya.
• Internal auditor dalam melaksanakan tugasnya harus obyektif.
b) Kemampuan professional
• Internal auditor harus mempergunakan keahlian dan ketelitian dalam
menjalankan profesinya.
• Internal auditor harus mematuhi standar pemeriksaan yang berlaku
• Internal auditor harus memiliki pengeahuan, kecakapan dan disiplin ilmu
yang penting dalam melaksanakan pemeriksaan.
• Internal auditor harus mampu menghadapi orang lain dan mampu
berkomunikasi secara efektif.
• Internal auditor harus mengembangkan diri melalui pendidikan informasi,
berkelanjutan.
• Internal auditor harus melaksanakan ketelitian profesional dalam setiap
tugas yang dilakukan.
c) Lingkup pekerjaan internal auditor harus meliputi pengujian dan evaluasi
terhadap kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian manajemen serta
kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan.
• Internal auditor harus menilai keekonomisan dan keefisienan penggunaan
sumber daya.
• Internal auditor harus memeriksa keandalan informasi keuangan dan operasi
serta cara yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur,
mengklasifikasikan, dan kemudian melaporkannya.
• Internal auditor harus memeriksa sistem yang telah ada apakah sudah sesuai
dengan kebijaksanaan dan UU.
• Internal auditor harus memeriksa alat atau cara yang dipergunakan untuk
melindungi harta dan jika perlu lakukan pemeriksaan fisik mengenai
keberadaan aktiva.
• Internal auditor harus menilai pekerjaan, operasi, program untuk menetukan
apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan dan sasaran semula.
d) Kegiatan pelaksanaan pemeriksaan harus meliputi perencanaan pemeriksaan,
pengujian dan evaluasi, pemberitahuan hasil dan tindak lanjut.
• Internal auditor harus membuat perencanaan untuk setiap penugasan
pemeriksaan yang dilakukannya.
• Internal auditor harus mengumpulkan bukti kebenaran informasi untuk
mendukung hasil pemeriksaan.
• Internal auditor harus membuat laporan atas hasil pemeriksaan yang
dilakukannya dan disampaikan ke pengguna yang tepat.
• Internal auditor harus memonitor apakah atas temuan dan rekomendasi yang
diperoleh telah dilakukan tindak lanjut yang tepat.

Kode Etik Internal Auditor


▪ Setiap anggota internal auditor harus berlaku jujur, objektif, dan rajin dalam
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya.
▪ Setiap anggota internal auditor harus loyal pada organisasi dimana dia
bekerja atau memberikan jasanya.
▪ Setiap anggota internal auditor harus menghindari hal yang dapat
menimbulkan konflik kepentingan antara dirinya dan organisasinya maupun
pelaksanaan dan tanggung jawabnya.
▪ Setiap anggota internal auditor dilarang menerima sesuatu yang bernilai
dari pemberi kerja atau klien yang akan mempengaruhi pertimbangan
profesionalnya.
▪ Setiap anggota internal auditor hanya akan mengambil tugas yang dapat
diselesaikan sesuai dengan kompetensinya.
▪ Setiap anggota internal auditor harus memakai cara yang tepat dan diizinkan
oleh standar profesi.
▪ Setiap anggota internal auditor harus berhati-hati dalam mempergunakan
informasi yang diperolehnya selama menjalankan tugas.
▪ Setiap anggota internal auditor harus mencantumkan semua fakta yang
paling penting dalam laporannnya.
▪ Setiap anggota internal auditor harus terus meningkatkan kemahiran dan
kualitas kerjanya.
▪ Setiap anggota internal auditor dalam pelaksanaan profesinya selalu
memelihara standar yang tertinggi mengenai kompetensinya.

D. Hubungan Internal Auditor dengan Eksternal Auditor


Auditor internal dan auditor eksternal memiliki sasaran, tanggung jawab,
dan kualifikasi yang berbeda, serta bertugas dalam aktivitas yang berbeda pula.
Tetapi mereka memiliki kepentingan bersama yang menuntut adanya koordinasi
bakat mereka untuk kepentingan perusahaan. Sasaran auditor internal adalah untuk
menelaah efisiensi dan efektivitas operasi, kepatuhan, serta kecukupan dan
efektivitas kontrol internal di perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan sasaran
auditor eksternal adalah untuk menyatakan suatu opini tentang kewajaran dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Auditor internal memerhatikan seluruh aspek aktivitas
perusahaan/organisasi, baik keuangan maupun nonkeuangan. Sedangkan auditor
eksternal memerhatikan aspek keuangan perusahaan/organisasi. Tanggung jawab
dan pelaksanaan audit oleh auditor internal dan eksternal sangat berbeda dalam satu
hal. Auditor internal bertanggung jawab kepada manajemen dan dewan direksi,
sementara auditor eksternal bertanggung jawab kepada pengguna laporan keuangan
yang mengandalkan kredibilitas laporan keuangan pada auditor. Namun auditor
internal dan eksternal memiliki kesamaan, diantaranya:
a. Harus kompeten sebagai auditor dan tetap objektif dalam menjalankan
pekerjaan dan melaporkan hasilnya.
b. Menjalankan metodologi yang sama dalam menjalankan audit, termasuk
merencanakan dan menjalankan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif.
c. Mempertimbangkan risiko dan materialitas dalam memutuskan perluasan
pengujian dan mengevaluasi hasilnya. Keputusan mereka atas materialitas dan
risiko mungkin berbeda karena pengguna eksternal dapat memiliki perbedaan
kebutuhan dengan manajemen atau dewan direksi.
Menurut Dobroţeanu, L. & Dobroţeanu C.L.(2002) dalam Daryanto (2013),
koordinasi antara aktivitas audit internal dengan audit eksternal perlu dilakukan.
Audit eksternal memandang memiliki kemungkinan untuk meningkatkan efisiensi
dalam mengaudit laporan keuangan. Sedangkan audit internal merasa terjamin
dalam mengaudit laporan keuangan ditambah informasi yang penting dalam
penilaian kontrol risiko.
Auditor eksternal bergantung pada auditor internal saat menggunakan
model risiko audit untuk menilai risiko pengendalian. Jika auditor internal bekerja
secara efektif, maka auditor eksternal dapat mengurangi risiko pengendalian secara
signifikan dan mengurangi pengujian substantif. Akibatnya tagihan atas
pembiayaan audit eksternal akan berkurang secara substansial bila klien
menjalankan fungsi audit internalnya dengan baik.
Apabila dari hasil evaluasi auditor eksternal dapat menggunakan pekerjaan
auditor internal, selanjutnya mereka diharuskan menentukan bagian mana
pekerjaan auditor internal yang bisa digunakan. Untuk itu, auditor eksternal juga
harus mempertimbangkan strategi dan rencana audit, utamanya dalam
mempertimbangkan penggunaan judgement, menilai risiko salah saji, merancang
prosedur, serta bukti yang perlu dikumpulkan, agar secara agregat pekerjaan auditor
internal dan auditor eksternal dapat mendukung opini audit. Auditor eksternal juga
akan menilai apakah pekerjaan audit internal telah direncanakan, dilakukan,
diawasi, review, dan didokumentasikan dengan baik. Penilaian juga akan dilakukan
untuk memastikan bahwa bukti yang memadai telah diperoleh untuk menjadi dasar
bagi auditor internal menarik kesimpulan yang wajar, serta kesimpulan-kesimpulan
yang dibuat auditor internal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Hubungan auditor internal dan auditor eksternal tercermin dalam Standar
Perikatan Audit (SPA) 610 tentang Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal. SA 610
adalah standar yang mengatur tentang tanggungjawab auditoreksternal ketika
melakukan hubungan pekerjaan dengan auditor internal, tentunya setelah auditor
eksternal telah menentukan hal-hal yang berkaitan dengan SA 315yaitu bahwa
fungsi audit internal mungkin relevan dengan audit, jika sifat tanggung jawab dan
aktivitas fungsi audit internal terkait dengan pelaporan keuangan entitas juga
auditor eksternal berharap untuk menggunakan pekerjaaan auditor internal untuk
memodifikasi sifat atau saat, atau mengurangi luas prosedur yang akan
dilaksanakan. Fungsi audit internal entitas kemungkinan relevan dengan audit jika
sifat tanggung jawab dan aktivitas fungsi audit internal terkait dengan pelaporan
keungan entitas, dan auditor berharap untuk menggunakan pekerjaan auditor
internal untuk memodifikasi sifat atau waktu, atau mengurangi luas, prosedur audit
yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan prosedur berdasarkan SPA ini dapat
menyebabkan auditor eksternal untuk mengevaluasi kembali penilaian risiko
kesalahan penyajian materil auditor eksternal. Sebagai akibatnya, hal ini dapat
memengaruhi penentuan auditor eksternal atas relevansi fungsi audit internal
terhadap audit. Sama halnya, auditor eksternal dapat memutuskan untuk tidak
menggunakan pekerjaan auditor internal untuk memengaruhi sifat, waktu, atau luas
prosedur auditor eksternal.

Hubungan antara Fungsi Audit Internal dengan Auditor Eksternal


Tujuan fungsi audit internal ditentukan oleh manajemen dan, jika relevan,
pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. Sementara tujuan fungsi audit
internal dan auditor eksternal berbeda, beberapa cara yang digunakan oleh fungsi
audit internal dan auditor eksternal dalam mencapai tujuan mereka masing-masing
mungkin sama.
Tujuan fungsi audit internal sangat bervariasi dan bergantung pada ukuran
dan struktur entitas dan ketentuan manajemen dan, jika relavan, pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola. Aktivitas fungsi audit internal dapat mencakup
satu atau lebih hal-hal sebagai berikut :
a. Pemantauan pengendalian internal
b. Pemeriksaan atas informasi keuangan dan informasi operasional
c. Pereviewan aktivitas operasi
d. Pereviewan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
e. Pengelolaan risiko
f. Tata Kelola
Terlepas dari tingkat otonomi dan objektivitas fungsi audit internal, fungsi
tersebut tidak independen dari entitas sebagaimana yang dituntut dari auditor
eksternal ketika menyatakan opini atas laporan keuangan. Auditor eksternal
memiliki tanggung jawab tunggal atas dinyatakannya opini audit, dan tanggung
jawab tersebut tidak berkurang dengan digunakannya pekerjaan auditor internal
oleh auditor eksternal.
Dalam hal entitas memiliki suatu fungsi audit internal dan auditor eksternal
telah mentukan bahwa pekerjaan auditor internal tersebut kemungkinan relevan
dengan audit yang dilakukannya, tujuan auditor eksternal adalah sebagai berikut:
a) Untuk menentukan apakah akan menggunakan pekerjaan tertentu auditor
internal, dan seberapa luas penggunaan pekerjaan auditor internal tersebut; dan
b) Jika menggunakan pekerjaan tertentu auditor internal, menentukan apakah
pekerjaan tersebut cukup untuk tujuan audit.
KESIMPULAN
Pertimbangan atas kecurangan dalam pelaporan keuangan yang semakin
meningkat belakangan ini, timbul dari adanya upaya mempersempit kesenjangan
harapan antara pengguna dengan pihak penyedia jasa pengauditan. Disamping
untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat atas profesi akuntan publik dan
mengurangi biaya-biaya litigasi, pendeteksian kecurangan dalam audit laporan
keuangan oleh auditor perlu dilandasi dengan pemahaman atas sifat, frekuensi dan
kemampuan pendeteksian oleh auditor. Patokan yang selalu diacu adalah efektivitas
dari standar ini dalam mengarahkan keberhasilan pendeteksian kecurangan.
Beberapa standar terdahulu kurang memberikan pedoman dalam memberikan arah
pendeteksian kecurangan. Standar terbaru diharapkan membawa harapan baru
dengan mengatasi kelemahan-kelemahan sebelumnya. Adanya tekanan kompetisi,
tekanan waktu dan tekanan hubungan dengan klien demikian juga dapat berdampak
pada keberhasilan pendeteksian kecurangan. Pihak KAP perlu terus-menerus
menyadari masalah ini dan konsekuensinya serta menjaga agar tekanan-tekanan
dalam lingkungan tidak bertambah buruk. Hal yang masih banyak dikerjakan ke
masa depan adalah mencari dan memperbaiki metode dan prosedur yang paling
tepat dalam melakukan pendeteksian kecurangan. Metode dan prosedur tradisional
tidaklah memadai dalam usaha pendeteksian kecurangan sehingga riset-riset
mendatang perlu menjawab tantangan ini.
DAFTAR PUSTAKA

AL. Haryono Jusup. 2014. Auditing Pengauditan Berbasisi ISA Edisi II.
Yogyakarta : STIE YKPN.

Andayani, W. (2009). Audit Internal. BPFE Yogyakarta.

Anonim. Hubungan Internal Auditor dan Eksternal Auditor.


https://dokumen.tips/documents/hubungan-internal-auditor-dan-eksternal-
auditor.html (diakses pada tanggal 4 Oktober 2022).

Anonim. http://e-journal.uajy.ac.id/397/2/1EA17134.pdf (diakses pada tanggal 4


Oktober 2022)

You might also like