Professional Documents
Culture Documents
Telaah Jurnal Tb-Fitri Setyaning Rahayu
Telaah Jurnal Tb-Fitri Setyaning Rahayu
ANALISA JURNAL
DISUSUN OLEH :
FITRI SETYANING RAHAYU
Bagoes Widjanarko *), Priyadi Nugraha Prabamurti *), Edi Widayat **)
*)
Bagian PKIP FKM Undip dan Program Magister Promosi Kesehatan PPs Undip.
**)
Dinas Kesehatan Kabupaten Blora.
ABSTRACT
Background : The discovery of clients with lung tuberculsosis suspect at Blora Regency
within the year of 2002 were 9.8%, year of 2003 were 27.3% and year of 2004 were
23.3%. Moreover, until March 2005 the discovery of lung tuberculsosis suspects were
876 cases (8,64%). This number not yet reached 40% of Blora Regency target.
Knowledge and attitude of health workers who held lung tuberculosis program was
closely related with case detection of lung tuberculosis. The aims of this study were to
search the description of knowledge, attitude, and characteristics of health workers who
held lung tuberculosis program at community health centres and the influence of case
detection of lung tuberculosis suspects at Blora Regency.
Method : This study is an explanatory research and uses cross sectional approach. The
subjects consisted of a total population of 52 health workers who held lung tuberculosis
program at community health centres. Data were collected using questionnaires and
were analysed using logistic regression statistical method.
Result : The study revealed that there were a strong correlation between characteristics
(p=0.001), training of health workers (p=0.01), knowledge of health workers (p=0.01)
attitude (p=0.01) and supervision of vice supervisor (p=0.01). Multivariate analises
showed that the most valuable correlation discovered were between training of health
workers (p=0.002) and knowledge of health workers (p=0.021) in the of case detection
of lung tuberculosis suspects.
Key Words : suspect, health workrs who held program, lung tuberculosis, knowledge,
attitude.
PENDAHULUAN Sampai saat ini program penang-
Study WHO (Wolrd Health gulangan TB dengan strategi DOTS belum
Organization) tahun 1995 melaporkan dapat menjangkau seluruh rumah sakit
bah- wa endemik Tuberkulosis (TB) pemerintah, swasta, dan sarana pelayanan
dengan perkiraan kasus 9 juta /tahun. Saat yang lain. Program TB baru menjangkau
ini di Asia (India, China, Indonesia, Puskesmas
Bangladesh, Filipina dan Pakistan) Case Detection Rate (CDR) adalah
terdapat 4,5 juta kasus. Berarti lebih dari angka penemuan penderita baru TB hasil
setengah kasus TB di dunia. Karena di pemeriksaan mikroskopis ditemukan kuman
sebagian besar negara di dunia, penyakit TB (BTA positif). Diperkirakan tahun
TB tidak terkendali tahun 1993 WHO 2004 di Jawa Tengah terdapat 36.446
menetapkan Tuberkulosis sebagai The orang penderita baru TB paru. Pada tahun
Global Emergency (Kedaru- ratan Global 2004 telah ditemukan 10.587 penderita
penyakit TB) (Depkes RI, 2002). Hasil BTA positif, penemuan kasus tersebut
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) baru sebesar 29,05 % dari jumlah
di Indonesia tahun 1995, mencatat TB perkiraan (target penemuan tahun 2004
merupakan penyebab kematian nomor 3 sebesar 40
(tiga) setelah penyakit kardiovaskuler dan %). Di Jawa Tengah terdapat 7 Kabupaten
saluran pernafasan pada semua golongan / Kota yang sudah mencapai target yaitu
usia, dan merupakan penyebab kematian Kota Pekalongan (73,3 %), Kabupaten
nomor 1 (satu) dari golongan penyakit Pekalongan (66,5 %), Kabupaten Tegal
infeksi (Syafei & Soepandi, 2002). Secara (50,1 %), Kota Tegal (46,4 %), Kota
kasar diperkirakan setiap 100.000 penduduk Magelang (46,3 %), Kabupaten Kudus
Indonesia terdapat 115 penderita baru TB (42,4 %), Kota surakarta (41,5 %), dan
positif. Penyakit TB menyerang sebagian Kabupaten Banyumas (40,1 %) (Profil
besar kelompok usia produktif, sosial Dinkes Propinsi Jateng, 2005)
ekonomi lemah dan pendidikan rendah Kabupaten Blora saat ini berpen-
(Depkes RI, 2002). duduk 848.616 jiwa, 48,3 % diantaranya
Peningkatan kasus dan kematian yang
usia produktif. Jumlah penemuan penderita
disebabkan TB antara lain karena tidak
TB paru di Kabupaten Blora masih sangat
diobati, tidak mengerti telah terinfeksi basil
rendah yaitu tahun 2002 sebanyak 106
TB, angka cakupan yang rendah dan
kasus (9,8 %), tahun 2003 sebanyak 277
adanya kasus-kasus baru akibat tranmisi kasus (27,3 %), tahun 2004 sebanyak 380
demografi (Girsang, 2002). Program kasus (38,9 %) dari 976 tersangka yang
penanggulangan TB paru saat ini yang diperiksa, padahal berdasarkan perkiraan
dilakukan oleh Depkes RI dengan kasus adalah 115/100.000. Sedangkan sus-
mengunakan strategi DOTS (Directly pek penderita TB paru pada tahun 2002
Observed Treatment Shotcourse) yang ;13,7 %, tahun 2003 ; 12,2 % dan tahun
telah direkomendasi oleh WHO, ada lima 2004 ; 23,3 %, sedangkan dalam periode
komponen atau elemen DOTS yaitu : 1) Januari sampai dengan Maret 2005 di Ka-
Komitmen Politis dari pengambil bupaten Blora adalah 876 suspek, dari
keputusan, 2) Diagnosis dan pemeriksaan perikiraan suspek tahun 2005 adalah
mikroskopis dahak penderita, 10,140 suspek (8,64 %). (Profil Dinkes
3) Jaminan ketersediaan obat dan jalur Kab. Blora, 2005).
distribusinya, 4) Pengawas langsung minum Banyak faktor yang mempengaruhi
obat (PMO) dan 5) Menggunakan keberhasilan program TB di Kabupaten
pencatatan pelaporan untuk mempermudah Blora, diantaranya adalah faktor penge-
pemantauan dan pembinaan.
tahuan masyarakat, faktor pembinaan dari Sumber data penelitian dalam
wakil Supervisor kabupaten, ketersediaan penelitian ini adalah :
sarana dan prasarana di Puskesmas. 1. Data Primer ; diperoleh dengan
Khususnya Sumber Daya Manusia (SDM) melakukan wawancara dengan
pemegang program yang melputi responden yaitu petugas pemegang
karakteristik petugas itu sendiri. Hal program TB paru Puskesmas dengan
tersebut perlu mendapat perhatian serius menggunakan kuesioner yang telah
dari pengambil keputusan dalam rangka dirancang dan sebelumnya telah diuji
keberhasilan program pemberantasan dan Validitas dan reliabilitas (Azwar, 2000)
pencegahan penyakit TB paru hanya 2. Data Sekunder : data yang diambil dari
38,9% disamping itu angka kesembuhan hasil pencatatan dan pelaporan
66,1% dan angka konversi 72%. program TB paru baik yang ada di
Petugas pemegang program TB Kabupaten maupun di Puskesmas, data
paru di Puskesmas merupakan ujung ini untuk melengkapi data primer.
tombak dalam penemuan, pengobatan dan Populasi dalam penelitian ini adalah
evaluasi penderita maupun pelaksanaan seluruh petugas Pemegang program TB
administrasi program di Puskesmas. Tanpa paru di Puskesmas se-Kabupaten Blora
penemuan suspek maka program sebanyak 52 petugas, setiap Puskesmas
pemberantasan TB paru dari penemuan terdapat 2 orang petugas. Dalam penelitian
sampai pengobatan tidak akan berhasil, ini sampel adalah total populasi. Alat yang
sehingga proses penemuan suspek TB paru diperlukan dalam penelitian ini adalah
oleh petugas sangat menentukan lember kuesioner yang berisi pertanyaan
keberhasilan program. Proses-proses ini yang berhubungan dengan variabel
akan berhasil apaila pengetahuan dan sikap penelitian yang harus dijawab responden.
petugas cukup baik sesuai dengan faktor
predisposing dalam teori Green. Karena HASIL PENELITIAN
faktor predisposing adalah faktor yang A. Gambaran Umum
sangat mendasari dilaksanakannya 1. Keadaan Geografi
pembentukan perilaku. Kabupaten Blora adalah salah satu
Atas dasar uraian diatas maka perlu dari 35 Kabupaten /Kota di Jawa Tengah,
diteliti bagaimana perilaku petugas terletak diantara 5 (lima) Kabupaten yaitu
pemegang program TB paru di Puskesmas sebelah utara perbatasan dengan
dalam penemuan penderita TB. Kabupaten Pati dan Kabupaten Rembang,
sebelah timur perbatasan dengan
METODE PENELITIAN Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur,
Jenis penelitian yang digunakan sebelah selatan dengan Kabupaten Ngawi
termasuk dalam penelitian Explanatory Jawa Timur dan Kabupaten Sragen,
Research yaitu menjelaskan hubungan sebelah barat dengan Kabupaten
antara variabel bebas, dan variabel terikat Grobogan. Luas Wilayah Kabupaten Blora
melalui pengujian hipotesa yang telah 1.820,59 Km2 dan berada pada ketinggian
dirumuskan (Singarimbun, 1989). terendah 30 sampai 780 meter diatas
Pendekatan yang digunakan adalah permukaan air laut, diapit oleh jajaran
cross sectional yaitu subyek hanya pegunungan Kendeng Utara dan Kendeng
diobservasi sekali saja dan pengukuran Selatan.
dilakukan terhadap karakter atau variabel B. Distribusi Responden Menurut
subyek pada saat pemeriksaan (Notoatmojo, Karakteristik
2002)
Tabel 1. Distribusi responden menurut Tabel 2 memperlihatkan perbedaan
karakteristik yang kecil antara responden yang umurnya
Frek < 30 tahun praktik penemuan suspeknya
No Karakteristik Prosen-
uensi tase baik 58,3 % sedangkan yang umurnya 30
1 Umur : tahun 55,0 %, sedangkan yang responden
Muda (< 30 tahun) 12 23.1 yang praktik penemuan suspeknya sedang
Dewasa (≥30 40 76,9 umur 30 tahun = 45,0 % dan umur < 30
tahun) tahun =41,7 %
Dari hasil uji Chi Square ; x² =
2 Jenis Kelamin :
Laki –laki 37 71.2 0,05, p value = 0,838, Ho diterima, yang
Perempuan 15 28.8 bertujuan untuk menguji hubungan antara
3 Tingkat umur responden dengan praktik penemuan
Pendidikan : 22 42.3 suspek TB paru menunjukkan bahwa tidak
Menengah (SPK) 30 57.7 ada hubungan antara umur responden
Tinggi (D3 dengan praktik penemuan suspek TB paru
keatas) pada tingkat kesalahan ( ) 5 % dengan
nilai p value = 0,838.
4 Masa Kerja :
≥ 3 tahun 15 28.8
< 3 tahun 37 71.2 D. Hubungan Antara Jenis Kelamin
5 Pelatihan Responden Dengan Praktik Pene-
1 kali muan Suspek TB Paru.
18 34.6
> 1 kali Tabel 3 memperlihatkan responden
34 65.4 menurut jenis kelamin yang praktiknya
baik dalam penemuan suspek perempuan
60,0
C. Hubungan antara Umur Responden %, laki-laki 54,1 %, sedangkan responden
dengan Praktik Penemuan Suspek yang praktiknya sedang dalam penemuan
TB Paru suspek, laki-laki 45,9 % dan perempuan
40,0 %. Hasil uji Chi Square :x² = 0,05, p
value = 0,696 dan Ho diterima, yang
Tabel 3. Hubungan antara jenis kelamin dengan paraktik penemuan suspek TB Paru
Praktik Penemuan Suspek Jumlah
No Jenis Kelamin Baik Sedang
n % n % n %
1 Laki-laki 20 54.1 17 45.9 37 100
2 Perempuan 9 60.0 6 40.0 15 100
p value = 0,696
bertujuan untuk mengetahui hubungan ( ) 5 % dengan nilai p value = 0,001.
antara jenis kelamin responden dengan F. Hubungan Antara Masa Kerja Res-
Praktik Penemuan Suspek TB paru ponden Dengan Praktik Penemuan
menunj- ukkan bahwa tidak ada hubungan suspek TB Paru
yang signifikan antara jenis kelamin Tabel 5 menunjukkan responden
responden dengan praktik penemuan menurut lamanya masa kerja yang praktik
suspek TB paru pada tingkat kesalahan ( ) penemuan suspeknya baik, 3 tahun
5 % dengan nilai p value = 0,696. 86,7%, masa kerja < 3 tahun 43,2 %,
sedangkan yang praktik penemuan suspek-
E. Hubungan Antara Pendidikan Res-
nya sedang , masa kerja 3 tahun 65,8 %,
ponden Dengan Praktik Penemuan
< 3 tahun 13,3 %.
Suspek TB Paru
Dari uji Chi Square memperoleh
Tabel 4 menunjukkan responden
hasil x² = 0,05, p value 0,004, Ho ditolak,
menurut tingkat pendidikan yang praktik
yang bertujuan untuk menguji hubungan
penemuan suspeknya baik adalah
antara masa kerja responden dengan
tinggi/D3 keatas 83,2 %, sedangkan
praktik penemuan suspek TB paru
pendidikan menengah 18,2 %, responden
menunjukkan bahwa ada hubungan yang
yang praktik penemuan suspeknya sedang
signifikan antara masa kerja responden
pendidikan menengah 81,8 %, pendidikan
dengan praktik pene- muan suspek TB
tinggi/D3 keatas 16,7 %
paru pada tingkat kesa- lahan ( ) 5 %
Berdasarkan uji Chi Square : x²=
dengan nilai p value = 0,004.
0,05, p value = 0,001, Ho ditolak,yang
bertujuan untuk menguji hubungan antara
G. Hubungan Antara Tingkat Pelatihan
pendidikan responden dengan praktik
Responden dengan Praktik Pene-
pene- muan suspek TB paru menunjukkan
muan Suspek TB Paru.
bahwa ada hubungan yang signifikan
Responden yang mendapatkan
antara pendi- dikan responden dengan
pelatihan >1 kali mempunyai praktik
praktik penemuan suspek TB paru, dengan
penemuan suspek baik lebih besar (82,4
tingkat kesalahan
%) responden dibandingkan dengan yang
n % n % n %
1 Tinggi/D3 keatas 25 83.2 5 16.7 30 100
2 Menengah 4 18.2 18 81.8 22 100
p value = 0,001
Tabel 5. Hubungan antara masa kerja dengan praktik penemuan suspek TB Paru.
Praktik Penemuan Suspek Jumlah
1. JUDUL:
2. PENULIS (AUTHOR)
Artikel jurnal ini ditulis oleh 3 orang penulis bernama “Bagoes Widjanarko ,
Priyadi Nugraha Prabamurti , Edi Widayat” dalam penulisan nama penulis
tersebut sudah benar karena tidak terdapat gelar dalam penulisan di dalam jurnal
tersebut.
3. KORESPONDENSI (AFFILIATION)
Dalam artikel jurnal ini nama penulis tidak dilengkapi dengan alamat korespondensi
seperti email , hanya terdapat terdapat lembaga pendidikan dan program studi
penulis Bagian PKIP FKM Undip dan Program Magister Promosi Kesehatan PPs
Undip. Dan Dinas Kesehatan Kabupaten Blora.
4. ABSTRACT
Pada bagian abstrak artikel ini terdapat penjelasan singkat mengenai isi
tulisan dari latar belakang pendekatan/metode, hasil, simpulan penting.
6. PENDAHULUAN
Bagian pendahuluan telah berisi paparan tentang masalah dan ruang
lingkup
Masalah : Sampai saat ini program penang- gulangan TB dengan strategi
DOTS belum dapat menjangkau seluruh rumah sakit pemerintah, swasta,
dan sarana pelayanan yang lain. Program TB baru menjangkau Puskesmas
Ruang Lingkup : Petugas pemegang program TB paru di Puskesmas
merupakan ujung tombak dalam penemuan, pengobatan dan evaluasi
penderita maupun pelaksanaan administrasi program di Puskesmas.
7. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan termasuk dalam penelitian Explanatory
Research yaitu menjelaskan hubungan antara variabel bebas, dan variabel
terikat melalui pengujian hipotesa yang telah dirumuskan.
Pendekatan yang digunakan adalah cross sectional yaitu subyek hanya
diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap karakter atau
variabel subyek pada saat pemeriksaan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas Pemegang
program TB paru di Puskesmas se-Kabupaten Blora sebanyak 52
petugas, setiap Puskesmas terdapat 2 orang petugas. Dalam penelitian
ini sampel adalah total populasi. Alat yang diperlukan dalam penelitian
ini adalah lember kuesioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan
dengan variabel penelitian yang harus dijawab responden.
8. HASIL RISET
Pada bagian hasil riset selain dalam bentuk verbal juga dipaparkan dalam
bentuk tabel beserta penjelasanyayang mudah difahami karna berisi kata2
yang seringkita dengar/kita jumpai
9. PEMBAHASAN
Pada artikel ini sudah ada bagian pembahasan
Implikasi hasil penelitian telah dikemukakan dibagian pembahasan
Pada bagian pembahasan terdapat hasil analisis dari beberapa faktor yang
mempengaruhi.
Dan di jelaskan beberapa factor yang tidak mempengaruhi juga.
10. KESIMPULAN
Kesimpulan ditulis dengan ringkas dan jelas
Tidak terdapat kekurangan dan kelebihan dalam pada bagian kesimpulan
11. UCAPAN TERIMA KASIH
Sudah ada ucapan terimakasih kepada yang berkontribusi langsung pada riset
dan peulis jurnal.
12. DAFTAR PUSTAKA
Pada bagian daftar pustaka telah memuat referensi artikel berasal dari 24
sumber.
Selesai
TERIMAKASIH