Benih Itu Masa Depan: WWW - Bpsbtph.acehprov - Go.id

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 3

www.bpsbtph.acehprov.go.

id

BENIH ITU MASA DEPAN

Salah satu faktor produksi pertanian yang penting adalah benih sehingga pepatah mengatakan
benih adalah awal kehidupan dan wujud masa depan. Di negara-negara maju perhatian
terhadap benih sangat besar, perusahaan benihnya merambah sampai ke Indonesia seperti
Mousanto, Cargil, Novartis, Charaoen Pokphand, Long Yin, Mitsubhisi dan lain-lain jadi wajar
mungkin pertaniannya maju karena perhatian terhadapa benih yang cukup besar.

Berbicara tentang benih kita tidak bisa lepas dari mutu benih yang meliputi fisik, genetik,
phisiologi dan kesehatan benih. Keterpurukan akibat ekonomi menyebabkan perhatian
terhadap benih sangat minim sehingga benih dilihat secara struktural tidak secara fungsional.
Hal ini berdampak pada tidak adanya perhatian terhadap sistim perbenihan secara utuh yang
meliputi sub sistim pemulian, produksi, pemasaran dan pendidikan/penyuluhan lebih lanjut
hampir tidak ada perencanaan perbenihan, maka pada saat pengembangan pertanian
dilakukan baru disibukkan dengan pengadaaan benihnya sedangkan proses produksi benih
untuk tanaman semusim minimal 6 bulan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan benih baik
untuk proyek, NGO atau swasta lainnya dikumpulkanlah benih asalan/sapuan yang oleh
Mantan Dirjen Tanaman Pangan (Alm) DR. Ir. Chairil Anwar Rosahan disebutkan sebagai
“Bastard Seed” yang dapat juga disebutkan sebagai benih sampah.

Bahagian tanaman atau bijinya dikatakan benih bina setelah melalui seleksi/pemuliaan atau
introduksi dari luar negeri dimana baru bisa diedarkan setelah dilepas oleh pemerintah. Benih
bina yang diedarkan harus melalui sertifikasi dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh
pemerintah. Benih bina yang diedarkan harus melalui sertifikasi dan memnuhi standar yang
ditetapkan oleh pemerintah. Benih bina yang lulus sertifikasi apabila akan diedarkan wajib
diberi label.
Pemberian label diatur lebih lanjut dengan keputusan Pemerintah dimana hanya dikenal 3
(tiga) macam lebel yakni Label Putih untuk Benih Penjenis dan Benih Dasar, Label Ungu untuk
Benih Pokok serta Label Biru untuk benih sebar yang umumnya digunakan oleh
masyarakat/petani. Semuanya diatur dalam Undang-Undang No. 12 tahun 1992 tentang Sistim
Budidaya Tanaman, P.P No. 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan tanaman dan Kepmentan No.
803/Kpts/OT.120/7/1992 tentang Sertifikasi dan Mutu benih bina.

Sistim produksi hanya mungkin terlaksana jika semua instalasi benih di daerah seperti
Balai-balai benih, Sentra Produksi Benih, Penangkar Benih berfungsi dengan baik. Disamping
itu yang tak kalah pentingnya adalah keinginan dan kepercayaan masyarakat untuk
menggunakan benih unggul bermutu dan bersertifikat tersebut, dan menggambarkan telah
terbentuknya masyarakat industri pertanian di daerah tersebut.
Konflik yang berkepanjangan merupakan salah satu penyebab tidak terbangunnya sistim
produksi benih baik padi, palawija dan hortikultura yang mantap di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.

Terbakarnya Sentra Produksi Benih Padi di Meurudu pada awal masa konflik dan tidak
berfungsinya SPB Pulo Ie di Aceh Barat serta rusaknya instalasi benih lainnya yang umumnya

Halaman ke- 1
www.bpsbtph.acehprov.go.id

berada di tengah daerah konflik menyebabkan sistim perbenihan terganggu dan nyaris tidak
menghasilkan seperti BBI Saree.
Perencanaan benih harus mengawali perencanaan pembangunan pertanian. Kalau yangÂ
kurang alat pengolah tanah maka kita bisa memobilisasi dari luar Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam tapi jika yang kurang benih benih maka kita harus menunggu minimal 6 bulan
yang sangat berpengaruh terhadap musim tanam dan sistim anggaran di Republik ini.

   Perencanaan benih adalah sesuatu yang mutlak harus dibuat agar kita tidak terdorong
untuk mengadakan sekaligus mengedarkan benih yang melanggar Undang-Undang dan
Peraturan-Peraturan Pemerintah. Pelanggaran terhadap Undang-undang adalah suatu
kejahatan yang berimplementasi pada sanksi pidana.

Perlindungan Konsumen dan Agribisnis.


   Undang-undang No. 12 tahun 1992 tentang sistim budidaya tanaman bertujuan :
- Meningkatkan dan memperluas penganekan ragaman hasil tanaman guna memenuhi
kebutuhan pangan sandang, papan, kesehatan, industri dalam negeri dan memperbesar
eksport.
- Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani.
- Mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja
bersertifikat.

Pengolahan hasil pertanian serta pemasaran hasil pertanian sangat ditentukan oleh produksi
pertanian. Bagaimana produksi pertanian dapat baik kalau benihnya tidak unggul dan tidak
bermutu.

Salah satu kelemahan kita dalam persaingan perdagangan komoditi pertanian adalah harga
produk pertanian yang lebih baik tinggi dibanding dengan negaralain seperti Thailand dan Cina
bahkan Malaysia. Hal ini disebabkan bukan saja karena ongkos/biaya yang mahal serta
kurang efisien tapi dapat saprodi, ditambah lagi biaya persatuan unitnya yang tinggi. Hal ini
diakibatkan oleh rendahnya hasil yang disebabkan oleh tingkat penerapan teknologi yang
rendah termasuk didalamnya teknologi benih.

Tujuan Undang-Undang No. 12 tentang Sistim Budidaya Tanaman yang antara lain untuk
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani hanya mengkin tercapai bila
Undang-Undang tersebut dipatuhi terutama oleh perencanaan dan pelaksana pembangunan
pertanian.
Pelanggaran terhadapat Undang-Undangadalah penghianatan terhadap pembangunan
terutama terhadap petani dengan Sumber Daya Manusia yang rata-rata rendah sedangkan
penerapannya merupakan upaya kita dalam melindungi konsumen benih dalam hal ini adalah
petani.
Komitmen kita dalam pembangunan akan tercermin dari perilaku kita dalam melindungi petani
dalam rangka peningkatan produksi dan pendapatannya yang diwujudkan dalam pengadaan
dan peredaran benih unggul bermutu, berlabel.

Ada sementara fihak yang menyatakan bahwa label itukan mudah dibuat dan dibeli. Dapat
dikatakan bahwa hampir banyak atribut yang dapat dibeli seperti Ijazah dan lain-lain tapi yang
snagat penting bahwa dalam peredaran benih bina harus berlabel kalaupun labelnya dibeli

Halaman ke- 2
www.bpsbtph.acehprov.go.id

(ilegal) maka kasussnya merupakan tindak pidana mengedarkan benih tidak sesuai dengan
label.

Benih bina yang merupakan benih bermutu merupakan syarat dalam penerapan agribisnis
sebagai lokomotif pembangunan. Sekarang timbul pertanyaan bagi kita, mungkinkan agribisnis
dilakukan tanpa benih unggul bermutu.

(Ir.Marwan HM MS)

Halaman ke- 3

You might also like