Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

KEKONGRUENAN DAN KESEBANGUNAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V (LIMA)

Rini Anggreini Jeni Indah Mitra Berto Funny Hulu


Waruwu (202117046) Ndruru (212117035) (2121170100

Vivin Putri Harefa Mei Budiman Lase


(212117082) (212117052)

Kelas?SEMESTER : A/ V (LIMA)
MATA KULIAH : KAPITA SELEKTA
DOSEN PENGAMPU : SADIANA LASE, S.Pd., M.Pd

UNIVERSITAS NIAS (UNIAS)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala berkat
yang telah di karuniakan-Nya, makalah yang berjudul “Kekongruenan dan Kesebangunan” ini
dapat di selesaikan dengan maksimal tanpa ada halangan.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bersama tentang
Keterampilan Dasar Mengajar. Kami juga menyusun makalah ini untuk menyelesaikan tugas
kelompok dari Mata Kuliah Kapita Selekta
Kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya Ibu Sadiana Lase, S.Pd., M.Pd. selaku dosen Mata
Kuliah Kapita Selekta
Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini, baik
dari segi tata bahasa, etika maupun isi. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sekalian untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi.
Demikian penulis sampaikan semoga makalah ini dapat diterima dan dapat menambah
wawasan bersama.

Gunungsitoli, Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2
A. Kekongruenan dan Kesebangunan (SMP) ........................................................ 2
B. Kekongruenan dan Kesebangunan (SMA) ....................................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 13
A. Kesimpulan .................................................................................................. 13
B. Kritik dan Saran ............................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membandingkan dua benda secara geometris dapat dilihat dari dua aspek, yaitu
bentuk dan ukurannya. Satu benda yang memiliki bentuk yang sama tapi dengan ukuran
berbeda banyak dijumpai atau digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, miniatur
bangunan dan bangunan itu sendiri. Peta suatu daerah dengan daerah sesungguhnya dan
lain-lain.
Dua benda yang memiliki bentuk yang sama tetapi ukurannya berbeda disebut
sebangun. Adanya kesebangunan antara dua benda akan berguna untuk mengungkapkan
informasi berkaitan dengan benda kedua dengan memanfaatkan informasi pada benda
pertama atau sebaliknya.
Kesebangunan atau kekongruenan bangun datar merupakan bagian dari materi
matematika yang dinilai relatif sulit bagi siswa terutama pada sub bab pokok bahasan
kesebangunan segitiga. Siswa masih kesulitan untuk menentukan kesebangunan segitiga.
Salah satu kompetensi dasar adalah mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun dan
kongruen.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai, konsep, fakta, prinsip, prosedur,
miskonsepsi, dan isu permasalahan apa saja yang sering terjadi dalam materi
Kekongruenan dan Kesebangunan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kekongruenan dan Kesebangunan dalam Sekolah Menengah Pertama (SMP
kelas 9)?
2. Bagaimana Kekongruenan dan Kesebangunan dalam Sekolah Menengah Atas (SMA
kelas 12)?

C. Tujuan
1.Memahami Kekongruenan dan Kesebangunan dalam Sekolah Menengah Pertama (SMP
Kelas 9).
2.Memahami Kekongruenan dan Kesebangunan dalam Sekolah Menengah Atas (SMA
Kelas 12)

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kekongruenan dan Kesebangunan (Kelas IX SMP)


1. Konsep Kekongruenan dan Kesebangunan
Peta Konsep:

a. Dua bangun datar dikatakan sebangun jika sudut-sudut yang bersesuaian sama besar
dan sisi-sisi sama besar bersesuaian sebanding.
b. Dua segitiga dikatakan sebangun jika sisi-sisi yang bersesuaian sebanding atau
sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
c. Kongruen adalah dua bangun yang mempunyai bentuk dan ukuran yang sama.

Kata Kunci: kongruen, Faktor Skala, Sebangun

2
2. Fakta Kekongruenan dan Kesebangunan
Fakta dalam matematika bisa berupa aksioma atau postulat. Aksioma adalah
pernyataan yang diandaikan benar pada suatu sistem dan di terima tanpa pembuktian,
sebagai titik awal logika. Fakta dapat berupa symbol, notasi, atau pun serangkaian
symbol. Berikut fakta dalam kekongruenan dan kesebangunan adalah :
a. Dua bangun datar dikatakan kongruen jika
 Sisi –sisi yang bersesuaian pada kedua bangun itu sama panjang.
 Sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua bangun datar tersebut sama besar.

5 cm 5 cm

20 cm 20 cm
Contoh bangun datar yang kongruen

b. Dua segitiga kongruen jika memenuhi salah satu point dari tiga poin berikut:
 Jika sisi –sisi yang bersesesuaian sama panjang.
 Jika dua sudut sama besar dan sisi yang bersesuaian sama panjang.
 Jika dua sisi yang bersesuaian sama panjang serta sudut yang diapit (sudut apit
yang bersesuaian) sama besar.

A O Q

B C P

Contoh Segitiga yang kongruen

c. Untuk menuliskan dua bangun kongruean digunakan tanda “ ≅ " .


d. Dua bangun dikatakan sebangun jika memenuhi syarat :
 Perbandingan panjang sisi yang bersesuaian senilai
 Sudut yang bersesuaian besarnya sama.
e. Untuk menuliskan dua bangun yang sebangun digunakan tanda “≈ "

3
3. Prinsip
- Pada Trapesium ABCD di buat garis EF sejajar AD dan BC seperti pada gambar di
bawah ini
Pada Trapesium berlaku rumus :

- Pada ABCD di buat garis DE sejajar BC seperti pada gambar dibawah ini. Pada ∆𝐴𝐵𝐶
berlaku rumus =

- Segitiga ABCD siku siku di B. Dari titik B di buat garis tinggi BD seperti pada
gambar dibawah ini. Pada ∆𝐴𝐵𝐶 berlaku rumus berikut .

 A𝐵 =AD×AC
 B𝐶 = CD×AC
 B𝐷 = AD×CD

- Dua segitiga dikatakan kongruen jika memenuhi salah satu kondisi berikut ini :
 Ketiga pasangan sisi yang bersesuaian sama panjang bisa di sebut dengan kriteria
Sisi-sudut-sisi
 Dua pasang sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang diapit nya sama
besar. Bisa di sebut dengan kriteria Sisi-sisi-sisi.

4
 Dua panjang sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang menghubungkan
kedua sudut tersebut sama panjang, bisa di sebut dengan sudut sisi sudut.

4. Prosedur
a. Menentukan Panjang sisi dari suatu bangun datar yang sebangun
Langkah-langkahnya:
1) Tuliskan perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian
2) Subtitusikan nilai atau ukuran sisi dari bangun datar pada perbandingan yang
diperoleh dari langkah 1.
3) Pilih perbandingan yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran Panjang sisi
yang ditanyakan.
4) Hitunglah Panjang sisi menggunakan konsep menentukan nilai dari perbandingan
senilai dari perbandingan yang dipilih pada langkah 3.

b. Menentukan Besar Sudut dari suatu bangun datar yang sebangun


Langkah-langkahnya:
1) Tuliskan Besar Sudut yang diketahui
2) Tentukan dan tuliskan besar sudut-sudut yang bersesuaian.
3) Jika sudut yang ditanyakan belum diketahui nilainya, maka carilah terlebih dahulu
sudut tersebut.
4) Tentukan besar sudut yang ditanyakan pada soal.

c. Menentukan Panjang Sisi dua Bangun Yang Kongruen


1) Perhatikan Panjang sisi-sisi yang diketahui
2) Tuliskan Panjang sisi yang bersesuaian.
3) Tentukan Panjang sisi yang ditanyakan berdasarkan Panjang sisi yang
bersesuaian.

d. Menentukan Besar Sudut dua Bangun Yang Kongruen


1) Perhatikan Besar Sudut-sudut yang diketahui.
2) Tuliskan besar sudut yang bersesuaian.
3) Tentukan Panjang sisi yang ditanyakan berdasarkan besar sudut yang bersesuaian.

5
5. Miskonsepsi
Ada beberapa miskonsepsi pada materi kekongruenan pada sekarang ini, al:
a. Masih ada yang tidak dapat membedakan kekongruenan dan Kesebangunan.
b. Siswa menganggap syarat dua bangun datar yang sebangun adalah sisi-sisi yang
bersesuaian harus sama panjang.
c. Siswa menganggap syarat dua bangun datar yang kongruen adalah bentuknya persegi
atau segitiga
d. Siswa menganggap dua bangun datar yang sebangun pasti kongruen dan dua bangun
datar yang kongruen tidak pasti sebangun.
e. Siswa menganggap besar sudut yang bersesuaian antara dua segitiga sebangun
berbeda.
f. Siswa menganggap panjang sisi-sisi yang bersesuaian dua segitiga sebangun harus
sama panjang
g. Siswa menganggap segitiga yang kongruen tidak sebangun dan menganggap dua
segitiga yang sebangun pasti kongruen
h. Siswa menganggap dua bangun datar yang sama bentuk, sudut yang bersesuaian
sama besar, dan panjang sisi yang bersesuaian sama tidak kongruen dan sebangun
i. Siswa salah dalam memasangkan sisi-sisi yang bersesuaian.
j. Siswa menganggap perbandingan luas dua bangun datar yang sebangun sama dengan
perbandingan sisisisi yang bersesuaian
k. Siswa menganggap masalah yang dapat diselesaikan dengan konsep kesebangunan
jika dan hanya jika disketsakan membentuk segitiga.

6. Isu-isu Permasalahan dalam Kekongruenan dan Kesebangunan


a. Sulitnya memahami penyelesaian soal kekongruenan dan kesebangunan dalam
bentuk masalah konstektual.
b. Rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan pada materi
kekongruenan dan kesebangunan.
c. Kurangnya pemahaman konsep tentang kekongruenan dan kesebangunan.

6
B. Kekongruenan dan Kesebangunan (Kelas XII SMA)
1. Konsep
Peta Konsep:

a. ruas garis 𝐴𝐵 dan 𝐶𝐷 kongruen (𝐴𝐵 ≅ 𝐶𝐷 ), jika ruas garis 𝐴𝐵 dan 𝐶𝐷 mempunyai
ukuran panjang sama 𝑚𝐴𝐵 dan 𝑚𝐶𝐷 .
b. Dua sudut ∠A dan ∠B kongruen (∠A ≅ ∠B), jika dua sudut ∠A dan ∠B mempunyai
ukuran sama besar (m∠A=m∠B).
c. Sepasang bangun datar bisa dibuatkan korespondensi (terdapat korepondensi) jika
bisa dibuatkan korespondensi satu-satu (pasangan satu-satu) antara titik-titik sudut
pada sepasang bangun datar tersebut.
d. Dua Sudut yang bersesuaian adalah dua sudut yang titik-titik sudutnya adalah dua
titik yang bersesuaian (berkorespondensi).
e. Dua sisi yang bersesuaian adalah dua sisi yang titik-titik pangkal sisi-sisinya adalah
sepasang titik yang berkorespondensi.
f. Dua bangun datar segibanyak sebangun adalah dua segibanyak yang terdapat
korespondensi satu-satu antara antara titik-titik sudutnya dan memenuhi kriteria:
1) Semua rasio dari ukuran sisi-sisi yang bersesuaian sama besar, dan
2) Semua sudut-sudut yang bersesuaian kongruen (ukurannya sama besar).

7
2. Fakta
Fakta dalam matematika bisa berupa aksioma atau postulat. Aksioma adalah
pernyataan yang diandaikan benar pada suatu sistem dan di terima tanpa pembuktian,
sebagai titik awal logika. Fakta dapat berupa symbol, notasi, atau pun serangkaian
symbol. Berikut fakta dalam kekongruenan dan kesebangunan adalah :
a. Dua bangun datar dikatakan kongruen jika
 Sisi –sisi yang bersesuaian pada kedua bangun itu sama panjang.
 Sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua bangun datar tersebut sama besar.

5 cm 5 cm

20 cm 20 cm
Contoh bangun datar yang kongruen

b. Dua segitiga kongruen jika memenuhi salah satu point dari tiga poin berikut:
 Jika sisi –sisi yang bersesesuaian sama panjang.
 Jika dua sudut sama besar dan sisi yang bersesuaian sama panjang.
 Jika dua sisi yang bersesuaian sama panjang serta sudut yang diapit (sudut apit
yang bersesuaian) sama besar.

A O Q

B C P

Contoh Segitiga yang kongruen

c. Untuk menuliskan dua bangun kongruean digunakan tanda “ ≅ " .


d. Dua bangun dikatakan sebangun jika memenuhi syarat :
 Perbandingan panjang sisi yang bersesuaian senilai
 Sudut yang bersesuaian besarnya sama.
e. Untuk menuliskan dua bangun yang sebangun digunakan tanda “≈ "

8
3. Prinsip
- Pada Trapesium ABCD di buat garis EF sejajar AD dan BC seperti pada gambar di
bawah ini
Pada Trapesium berlaku rumus :

- Pada ABCD di buat garis DE sejajar BC seperti pada gambar dibawah ini. Pada ∆𝐴𝐵𝐶
berlaku rumus =

- Segitiga ABCD siku siku di B. Dari titik B di buat garis tinggi BD seperti pada
gambar dibawah ini. Pada ∆𝐴𝐵𝐶 berlaku rumus berikut .

 A𝐵 =AD×AC
 B𝐶 = CD×AC
 B𝐷 = AD×CD

- Dua segitiga dikatakan kongruen jika memenuhi salah satu kondisi berikut ini :
 Ketiga pasangan sisi yang bersesuaian sama panjang bisa di sebut dengan kriteria
Sisi-sudut-sisi
 Dua pasang sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang diapit nya sama
besar. Bisa di sebut dengan kriteria Sisi-sisi-sisi.

9
 Dua panjang sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi yang menghubungkan
kedua sudut tersebut sama panjang, bisa di sebut dengan sudut sisi sudut.

4. Prosedur
a. Menentukan Panjang sisi dari suatu bangun datar yang sebangun
Langkah-langkahnya:
5) Tuliskan perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian
6) Subtitusikan nilai atau ukuran sisi dari bangun datar pada perbandingan yang
diperoleh dari langkah 1.
7) Pilih perbandingan yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran Panjang sisi
yang ditanyakan.
8) Hitunglah Panjang sisi menggunakan konsep menentukan nilai dari perbandingan
senilai dari perbandingan yang dipilih pada langkah 3.

b. Menentukan Besar Sudut dari suatu bangun datar yang sebangun


Langkah-langkahnya:
5) Tuliskan Besar Sudut yang diketahui
6) Tentukan dan tuliskan besar sudut-sudut yang bersesuaian.
7) Jika sudut yang ditanyakan belum diketahui nilainya, maka carilah terlebih dahulu
sudut tersebut.
8) Tentukan besar sudut yang ditanyakan pada soal.

c. Menentukan Panjang Sisi dua Bangun Yang Kongruen


4) Perhatikan Panjang sisi-sisi yang diketahui
5) Tuliskan Panjang sisi yang bersesuaian.
6) Tentukan Panjang sisi yang ditanyakan berdasarkan Panjang sisi yang
bersesuaian.

d. Menentukan Besar Sudut dua Bangun Yang Kongruen


4) Perhatikan Besar Sudut-sudut yang diketahui.
5) Tuliskan besar sudut yang bersesuaian.
6) Tentukan Panjang sisi yang ditanyakan berdasarkan besar sudut yang bersesuaian.

10
5. Miskonsepsi
Ada beberapa miskonsepsi pada materi kekongruenan pada sekarang ini, al:
a. Masih ada yang tidak dapat membedakan kekongruenan dan Kesebangunan.
b. Siswa menganggap syarat dua bangun datar yang sebangun adalah sisi-sisi yang
bersesuaian harus sama panjang.
c. Siswa menganggap syarat dua bangun datar yang kongruen adalah bentuknya persegi
atau segitiga
d. Siswa menganggap dua bangun datar yang sebangun pasti kongruen dan dua bangun
datar yang kongruen tidak pasti sebangun.
e. Siswa menganggap besar sudut yang bersesuaian antara dua segitiga sebangun
berbeda.
f. Siswa menganggap panjang sisi-sisi yang bersesuaian dua segitiga sebangun harus
sama panjang
g. Siswa menganggap segitiga yang kongruen tidak sebangun dan menganggap dua
segitiga yang sebangun pasti kongruen
h. Siswa menganggap dua bangun datar yang sama bentuk, sudut yang bersesuaian
sama besar, dan panjang sisi yang bersesuaian sama tidak kongruen dan sebangun
i. Siswa salah dalam memasangkan sisi-sisi yang bersesuaian.
j. Siswa menganggap perbandingan luas dua bangun datar yang sebangun sama dengan
perbandingan sisisisi yang bersesuaian
k. Siswa menganggap masalah yang dapat diselesaikan dengan konsep kesebangunan
jika dan hanya jika disketsakan membentuk segitiga.

6. Isu-isu Permasalahan dalam Kekongruenan dan Kesebangunan


a. Sulitnya memahami penyelesaian soal kekongruenan dan kesebangunan dalam
bentuk masalah konstektual.
b. Rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan pada materi
kekongruenan dan kesebangunan.
c. Kurangnya pemahaman konsep tentang kekongruenan dan kesebangunan.

11
12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Benda yang dikatakan kongruen apabila memiliki ukuran dan bentuk yang sama,
bentuk-bentuk tersebut merupakan duplikat yang persis sama satu sama lain. Contohnya
yaitu segitiga dan persegi panjang. Ada syarat-syarat tertentu agar suatu bangun dikatakan
kongruen.
Suatu benda dikatakan sebangun apabila memiliki bentuk yang sama.
B. Kritik dan Saran
Demikianlah makalah ini yang masih banyak kekurangan dan harus dilengkapi untuk
mencapai kesempurnaan. Kami hanyalah manusia biasa yang penuh dengan kekurangan,
untuk itu penulis memohon dengan segala kerendahan hati, untuk memberikan saran dan
kritiknya yang bersifat membangun, dengan harapan agar makalah ini bisa lebih sempurna.

13
DAFTAR PUSTAKA

Subchan, dkk. 2018. Buku Siswa Matematika SMP/MTs. Jakarta: Kemendikbud

As’ari, Abdur Rahman, dkk. 2018. Buku Siswa Matematika SMA/MA/SMK/MAK. Jakarta:
Kemendikbud.

14

You might also like