Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448

Hubungan antara Efikasi Diri dengan Prokrastinasi Akademik pada


Siswa SMA IT X Bandung
Correlation Between Self Efficacy With Academic Procrastination of Students in SMA
IT X Bandung
1 2
Putri Nur Octaviani, Siti Qodariah
1,2
Prodi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung,
Jl. Tamansari No.1 Bandung 40116
email: 1putrinuroctaviani25@gmail.com , 2siti.qodariah@yahoo.co.id 2

Abstract. Students SMA IT X tends doing procrastination in completing their task or schoolwork. When
they come home from school, most of them prefer did such a fun activities than did a schoolwork at that
time. But there are also high school students IT X who didn’t postpone their schoolwork. After school,
they need a short time to rest and then work on and complete their schoolwork. One of the internal factors
that make students SMA IT X procrastinate in doing or completing the task is self efficacy. There’s
difference self efficacy owned by SMA IT X high school students, some of them has low self efficacy and
some of them has high self efficacy. The purpose of this study is to find out how closely the relationship of
Self Efficacy with Academic Procrastination on students SMA IT X Bandung. This research uses
population study, with the subject of research as many as 46 students. The method used in this research is
correlational research method. Data collection in this study used questionnaire about Self Efficacy from
Bandura (1997) and Academic Procrastination based on theory from Ferrari (1995) . The data obtained is
data ordinal. The results showed that there is a significant negative relationship between Self Efficacy with
Academic Procrastination on IT X High School Students with correlation value -0.705. The relation
between self-efficacy aspect and academic procrastination which is high is Magnitude aspect of -0.644.
Keywords: Self Efficacy, Academic Procrastination, and Students High School

Abstrak. Siswa SMA IT X cenderung melakukan penundaan dalam mengerjakan maupun menyelesaikan
tugas sekolah. Ketika mereka pulang sekolah, sebagian besar mereka melakukan aktivitas yang lebih
menyenangkan dibandingkan untuk mengerjakan tugas sekolah pada saat itu juga. Tetapi ada juga siswa
SMA IT X yang cenderung rendah tidak melakukan penundaan dalam mengerjakan maupun
menyelesaikan tugas sekolah. Ketika sepulang sekolah, mereka membutuhkan waktu yang singkat untuk
beristirahat dan kemudian mengerjakan dan menyelesaikan tugas sekolah. Salah satu faktor internal yang
membuat siswa SMA IT X melakukan penundaan dalam mengerjakan maupun menyelesaikan tugas ialah
efikasi diri. Efikasi diri yang dimiliki siswa SMA IT X ada yang rendah atau tinggi. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui seberapa erat hubungan Efikasi Diri dengan Prokrastinasi Akademik pada Siswa
SMA IT X Bandung. Penelitian ini menggunakan studi populasi, dengan subjek penelitian sebanyak 46
siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional. Pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner mengenai Efikasi Diri dari Bandura (1997) dan
Prokrastinasi Akademik berdasarkan dari Ferrari (1995). Data yang diperoleh merupakan data ordinal.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara Efikasi Diri
dengan Prokrastinasi Akademik pada Siswa SMA X Bandung sebesar -0,705. Hubungan antara aspek
efikasi diri yang tergolong tinggi dengan prokrastinasi akademik ialah aspek Magnitude sebesar -0,644.
Kata kunci : Efikasi Diri, Prokrastinasi Akademik, dan Siswa SMA

A. Pendahuluan
Remaja dengan usia antara 15-18 tahun, biasanya tengah menempuh
pendidikan sekolah menengah atas. Di Sekolah Menengah Atas (SMA), mereka
mendapat pendidikan untuk dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki, baik
dalam segi kognitif, afektif maupun psikomotor. Piaget menjelaskan, masa remaja
merupakan masa perkembangan kognitif, harusnya sudah mencapai taraf operasi
formal, sehingga aktivitas yang dilakukan siswa SMA adalah merupakan hasil dari
berfikir logis (Santrock, 2007). Selain itu, aspek afektif dan moral remaja juga

89
90 | Putri Nur Octaviani, et al.

diharapkan telah berkembang dan diharapkan mampu mendukung penyelesaian tugas-


tugasnya. Dengan kondisi tersebut di atas, seharusnya siswa SMA dianggap telah
mampu bertanggung jawab dalam penyelesaian berbagai tugas, termasuk tugas
akademik. Tugas akademik berkaitan dengan mengerjakan tugas sekolah maupun
tugas rumah, misalnya mengerjakan soal latihan yang diberikan oleh guru, tugas
praktikum dan pekerjaan rumah atau yang sering dikatakan PR. Pada kenyataannya,
tidak semua remaja mampu melakukan tugasnya dengan baik. Salah satunya seperti
terlihat di SMA IT Miftahul Khoir. SMA Miftahul Khoir adalah sekolah yang berbasis
Islam, yang memiliki fokus untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa,
namun pada kenyataannya tidak semua siswa mampu mengembangkan potensi yang
dimilikinya dengan baik, seperti belum mampu memaksimalkan kemampuan diri
dengan baik dalam menyelesaikan kewajibannya selama sekolah di Miftahul Khoir.
Beberapa siswa SMA Islam Terpadu Miftahul Khoir, didapatkan data bahwa
masih terdapat beberapa siswa yang menunda-nunda dalam menyelesaikan pekerjaan
rumahnya, maupun menunda dalam mengerjakan tugasnya. Dalam mengelola
berbagai tugas sekolah, sebagian siswa juga belum mampu untuk mengerjakan
maupun menyelesaikan tugas sekolah yang seharusnya menjadi prioritasnya sebagai
pelajar. Respon para siswa ketika diberi tugas oleh guru sangat beragam, ada yang
senang dengan tugas yang diberikan karena sudah mengerti pada mata pelajaran
tersebut, ada yang merasa tertantang ketika diberi tugas yang sulit dan ada yang tidak
menyukai ketika diberikan tugas. Walaupun mereka mengatakan menyukai mata
pelajaran tersebut, namun mereka ternyata masih menunda-nunda dalam mengerjakan
tugas. Menurut mereka ketika diberi beberapa tugas sekolah, mereka akan lebih
memilih satu pelajaran tertentu untuk dikerjakan dan cenderung mengabaikan mata
pelajaran lain. Walaupun mereka menyukai mata pelajaran tersebut, mereka masih
menunda-nunda dalam mengerjakan tugas.
Beberapa siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru ketika sudah
mendekati batas waktu pengumpulan. Padahal mereka memiliki banyak waktu luang
untuk menyelesaikan tugas, hal ini membuat mereka terlambat dalam mengumpulkan
tugasnya. Keterlambatan tersebut bisanya dikarenakan para siswa cenderung
mengerjakan tugas di waktu yang sempit. Saat berada dirumah aktivitas yang
dilakukan oleh beberapa siswa adalah bermain handphone, menonton tv dan istirahat
daripada mengerjakan tugas sekolah atau mengulang kembali materi pelajaran yang
sudah disampaikan oleh guru. Adapula siswa yang sepulang sekolah tidak langsung
pulang kerumah. Ketika siswa tidak pulang ke rumah, mereka justru lebih memilih
untuk melakukan aktivitas seperti mengikuti ekstrakurikuler di sekolah, mengikuti
komunitas dan mengikuti suatu himpunan remaja masjid dari pada mengerjakan tugas
sekolah.
Adapula sebagian siswa yang ketika diberi tugas sekolah akan langsung
mengerjakannya ketika sudah berada di rumah. Bagi sebagian siswa SMA IT Miftahul
Khoir mengerjakan tugas sekolah dengan segera dan tidak menunda, membuat diri
mereka dapat melakukan aktivitas lainnya tanpa memikirkan beban tugas sekolah yang
belum dikerjakan. Beberapa siswa kelas 10 dan 11 mengatakan bahwa untuk bisa
mengerjakan tugas sekolah dengan tepat waktu salah satu cara yang mereka lakukan
yaitu dengan membuat kondisi belajar yang kondusif baik di sekolah maupun di
rumah. Selain itu, sebagian siswa memanfaatkan waktu luang dengan berdiskusi
bersama teman mengenai mata pelajaran tertentu di sekolah.
Beberapa siswa SMA IT Miftahul Khoir mengaku ketika mereka memiliki
waktu senggang di rumah untuk memulai mengerjakan tugas sekolah, mereka akan

Volume 4, No.1, Tahun 2018


Hubungan antara Efikasi Diri dengan Prokrastinasi Akademik pada...| 91

mengkondisikan ruangan belajar yang nyaman untuk bisa menyiapkan diri agar dapat
menyelesaikan tugas sekolahnya. Berdasarkan uraian dari fenomena tersebut
menggambarkan indikasi dari prokrastinasi akademik menurut Ferrari, Johnson, &
McCown (1995). Adapun faktor internal yang mempengaruhi prokrastinasi akademik
siswa, diantaranya adalah efikasi diri, self esteem, self conscious, serta kecemasan
sosial (Burka dan Yuen, 2008). Salah satu yang terjadi pada beberapa siswa SMA IT
Miftahul Khoir dalam melakukan prokrastinasi akademik adalah rendahnya keyakinan
siswa pada kemampuan diri mereka sendiri dalam menyelesaikan tugas agar bisa
mencapai tujuan yang diharapkan. Berdasarkan uraian dari fenomena tersebut
menggambarkan indikasi dari efikasi diri menurut Bandura (1997).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasi. Pada
penelitian ini, seberapa erat hubungan efikasi diri dan prokrastinasi akademik siswa
SMA IT X Bandung dengan menggunakan alat ukur berupa kuisioner yang terdiri dari
70 item. Alat ukur disusun berdasarkan teori efikasi diri Bandura (1997) dan teori
prokrastinasi akademik Ferrari (1995). Subjek yang diteliti merupakan seluruh siswa
SMA IT X sebanyak 46 siswa. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk
mendapatkan gambaran mengenai seberapa erat hubungan efikasi diri dengan
prokrastinasi akademik siswa SMA IT X Bandung.

B. Landasan Teori
Menurut Bandura (1997) efikasi diri adalah keyakinan seorang individu
mengenai kemampuannya dalam mengorganisasi dan menyelesaikan suatu tugas yang
diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Efikasi diri yakni keyakinan bahwa
seseorang bisa menguasai situasi dan mendapatkan hasil positif. Bandura (Santrock,
2007) mengatakan bahwa efikasi diri berpengaruh besar terhadap perilaku. Efikasi diri
berhubungan dengan keyakinan seseorang bahwa ia dapat mempergunakan kontrol
dirinya, motivasi, kognitif, afeksi dan lingkungan sosial. Efikasi diri berpengaruh pada
perasaan, pikiran dan tindakan seseorang dalam upaya mencapai tujuan yang
diinginkan.
Adapula aspek-aspek efikasi diri menurut Bandura (1997), perbedaan efikasi
diri pada setiap individu terletak pada tiga komponen adalah Magnitude, Strength, dan
Generality. Masing- masing mempunyai implikasi penting di dalam peformansi yang
secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut : (1) Tingkat kesulitan tugas
(Magnitude) yaitu suatu masalah yang berkaitan dengan derajat kesulitan tugas
individu. Komponen ini berimplikasi pada pemilihan perilaku yang akan dicoba
individu berdasar ekspektasi efikasi pada tingkat kesulitan tugas. Individu akan
berupaya melakukan tugas tertentu yang dapat dilaksanakannya dan akan menghindari
situasi atau perilaku di luar batas kemampuannya. (2) Kekuatan keyakinan (Strength),
yaitu berkaitan dengan kekuatan pada keyakinan individu atas kemampuannya.
Pengharapan yang kuat dan mantap pada individu akan mendorong untuk gigih dalam
berupaya mencapai tujuan, walaupun mungkin belum memiliki pengalaman-
pengalaman yang menunjang. Sebaliknya pengharapan yang lemah dan ragu-ragu akan
kemampuan diri akan mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak
menunjang. (3) Generalitas (Generality), yaitu memiliki penilian terhadap dirinya
untuk melakukan aktivitas tertentu atau lebih dari satu aktivitas. Individu dapat merasa
yakin terhadap kemampuan dirinya. Tergantung pada pemahaman kemampuan dirinya
yang terbatas pada serangkaian aktivitas dan situasi yang lebih luas dan bervariasi.
Sumber-sumber yang mempengaruhi efikasi diri ialah : (1) pengalaman
performansi (performance Accomplishment), (2) pengalaman vikarius (vicarious
Psikologi, Gelombang 1, Tahun Akademik 2017-2018
92 | Putri Nur Octaviani, et al.

expperience), (3) persuasi sosial (social persuasion), (4) pembangkitan emosi


(emotional/ physiological states).
Menurut Ferrari (1995) prokrastinasi bisa dikatakan suatu penundaan atau
kecenderungan menunda-nunda memulai dan menyelesaikan suatu tugas. Prokrastinasi
juga merupakan kecenderungan seseorang untuk menunda suatu aksi atau putusan dan
dilaporkan merupakan hal yang umum terjadi (S Qodariah, 2012).
Ciri-ciri prokrastinasi akademik menurut Ferrari yaitu : (1) Penundaan untuk
memulai maupun menyelesaikan tugas yang dihadapi. Indikator ini menunjukkan
bahwa seseorang yang melakukan prokrastinasi sadar bahwa tugasnya bermanfaat dan
harus segera diselesaikan. (2) Keterlambatan dalam mengerjakan tugas. Indikator ini
menunjukkan bahwa individu yang melakukan prokrastinasi cenderung lamban dalam
mengerjakan tugas-tugasnya dikarenakan mereka menghabiskan waktu untuk
mempersiapkan diri secara berlebihan sebelum mengerjakan. (3) Adanya kesenjangan
waktu antara rencana dan kinerja aktual dalam mengerjakan tugas. Indikator ini
menunjukkan bahwa seorang prokrastinator memiliki kesulitan dalam melakukan
sesuatu sesuai dengan rencana yang sudah dibuat. (4) Adanya kecenderungan untuk
melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih mendatangkan hiburan dan kesenangan.
Indikator ini menunjukkan bahwa prokrastinator dengan sadar menghindari dan tidak
mengerjakan tugasnya dengan segera.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik yaitu faktor internal
(kondisi fisik individu dan kondisi psikologis individu) dan faktor eksternal (gaya
pengasuhan orang tua dan kondisi lingkungan).

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Berdasarkan hasil rekapitulasi antara aspek efikasi diri dengan prokrastinasi
akademik ialah :
Tabel 1. Hasil rekapitulasi antara aspek efikasi diri dengan prokrastinasi akademik

Hubungan Rs keterangan
Magnitude -0,644 Terdapat korelasi tinggi dan
negatif antara magniitude
dengan prokraastinasi akademik
Strength -0,539 Terdapat korelasi cukup dan
negatif antara strength dengan
prokrastinasi akademik
Generality -0,565 Terdapat korelasi cukup dan
negatif antara generality dengan
prokrastinasi akademik

Berdasarkan tabel dan keterangan di atas dapat diketahui bahwa korelasi yang
paling tinggi antara aspek-aspek efikasi diri adengan prokraastinasi akademik, adalah
korelasi antara aspek Magnitude dengan prokrastinasi akademik yang menunjukan
korelasi tinggi. Artinya pada siswa SMA IT X Bandung ini, siswa yang memilih
tingkat kesulitan tugas sesuai dengan kemampuannya sangat mempengaruhi perilaku
mereka dalam mengerjakan dan mengumpulkan tugas. Artinya, siswa memiliki

Volume 4, No.1, Tahun 2018


Hubungan antara Efikasi Diri dengan Prokrastinasi Akademik pada...| 93

keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki ketika menghadapi tugas sekolah yang
tingkat kesulitan yang sulit dan mengupayakan kesulitan tersebut. Beberapa siswa
merasa mampu ketika mengerjakan tugas yang menurut teman-temannya sulit tetapi
bagi dirinya bisa dihadapi dengan kemampuannya. Namun ada pula beberapa siswa
kurang memiliki keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki ketika menemukan
tugas yang sulit dan cenderung memilih mengerjakan tugas dengan tingkat kesulitan
yang lebih mudah dan sedang.

Berdasarkan hasil tabulasi silang yakni :


Tabel 2. Hasil tabulasi silang

Efikasi Prokrastinasi Akademik Total


Diri
Rendah Tinggi
F % F % F %
Tinggi 22 47,8 2 4,3 24 52,1
Rendah 10 21,7 12 26 22 47,8
Total 32 69,5 14 30,4 46 100

Berdasarkan hasil tabulasi silang, diperolah data bahwa dari 22 siswa SMA IT
X Kota Bandung (47,8%) memiliki efikasi diri tinggi dan prokrastinasi akademik yang
rendah. 12 orang lainnya atau sebesar 26% siswa memiliki efikasi diri rendah dan
prokrastinasi akademik tinggi. Sedangkan 10 orang lainnya atau sebanyak 21,7%
memiliki efikasi diri rendah dan prokrastinasi akademik rendah pula. Serta 2 orang
lainnya atau sebanyak 4,3% memiliki efikasi diri tinggi dan prokrastinasi akademiki
tinggi pula. Pada siswa IT SMA Miftahul Khoir Kota Bandung, mayoritas siswa
memiliki efikasi diri tinggi dan prokrastinasi yang rendah, artinya sebagian besar
siswa SMA IT X Bandung memiliki keyakinan atas kemampuannya dalam
mengerjakan maupun menyelesaikan tugas sekolah dengan tidak menunjukkan
perilaku menunda saat mengerjakan tugas. Siswa di SMA IT X ini mayoritas memiliki
efikasi diri tinggi dan prokrastionasi akademik yang rendah. Artinya, meskipun
program yang diadakan di sekolah yang lebih banyak dilakukan di luar sekolah
(pantai, hutan, museum dan sebagainya) dan jadwal sekolah yang full day, mereka
memiliki keyakinan atas kemampuannya untuk bisa menyelesaikan tugas sekolah yang
bisa mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini membuat setiap siswa dapat mengikuti
kegiatan belajar di sekolah, di luar sekolah dan di rumah dengan mengurangi perilaku
menunda dalam menyelesaikan tugas sekolah.

D. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara
efikasi diri dengan prokrastinasi akademik siswa SMA IT X Bandung, maka simpulan
yang didapat sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan yang negatif yang signifikan dengan korelasi kuat antara
efikasi diri dengan prokrastinasi akademik pada siswa SMA IT X Bandung dan

Psikologi, Gelombang 1, Tahun Akademik 2017-2018


94 | Putri Nur Octaviani, et al.

termasuk kedalam kriteria tinggi. Hal ini berarti semakin tinggi efikasi diri
maka semakin rendah prokrastinasi akademik pada siswa SMA IT X Bandung.
2. Gambaran efikasi diri yang tinggi pada siswa SMA IT X, namun tidak jauh
berbeda dengan jumlah siswa yang memiliki efikasi diri yang rendah. Aspek
efikasi diri yang paling tinggi yaitu strength.
3. Gambaran prokrastinasi akademik yang rendah pada siswa SMA IT Miftahul
Khoir. Aspek prokrastinasi akademik yang paling rendah yaitu keterlambatan
dalam mengerjakan tugas.

E. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang diajukan
peneliti adalah :
1. Bagi siswa yang memiliki efikasi diri yang rendah dapat meningkatkan perilaku
yang diharapkan dengan tidak melakukan perilaku menunda-nunda antara lain
dengan yakin atas kemampuan yang dimiliki, memiliki keyakinan dan pantang
menyerah ketika mengatasi hambatan dan memiliki penilaian diri tentang tugas
sekolah yang dirasa mampu untuk dikerjakan hingga tuntas.
2. Bagi siswa yang memiliki efikasi diri yang rendah pada aspek magnitude untuk
meningkatkan siswa dalam mengerjakan tugas yang menuntut kinerja yang
lebih sulit agar lebih terpacu dan bisa mencapai hasil yang diharapkan.
Kemudian guru juga memberikan insentif (reward) untuk mengapresiasi
keberhasilan siswa dalam mengerjakan maupun menyelesaikan tugas sekolah.
3. Bagi siswa yang memiliki prokrastinasi akademik yang rendah pada aspek
penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang
dihadapi dan pada aspek kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual
dalam mengerjakan tugas perlu ditingkatkan pada setiap siswa SMA IT X,
dengan cara orang tua yang ikut berkontribusi dalam memantau proses kegiatan
belajar anak serta membangun kondisi lingkungan yang kondusif.
4. Saran untuk peneliti selanjutnya, dapat meneliti lebih lanjut dengan variabel
lain, misalnya kesadaran diri, konsep diri, kecerdasan emosi. Selain itu pada
penilitian ini, alat ukur efikasi diri dan alat ukur prokrastinasi akademik perlu
diperbaiki oleh peneliti selanjutnya.

Daftar Pustaka
Bandura, A. (1991). Self Efficacy Mechanism in Psychological and Helath-Promoting
Behavior, Prentice Hall, New Jersey.
Bandura, A. (1997). Self-Efficacy The Exercise of Control. New York: W.H. Freeman
and Company.
Ferrari, J. R., Ohson, J. L., & Mccown, W. G. (1995). Procrastination and task
avoidance, theory, research and treatment. (Plenum Pre.). New York.
S Qodariah, SH Manan, DP Ramdhayani. (2012) Gambaran Faktor Penyebab
Prokrastinasi Pada Mahasiswa Prokrastinator Yang Mengontrak Skripsi.
Bandung. Universitas Islam Bandung.
Santrock,W. J. (2007). Life span development: Perkembangan masa hidup (jilid 2).
Jakarta: Erlangga.

Volume 4, No.1, Tahun 2018

You might also like