Professional Documents
Culture Documents
Makalah Kel 5 Tafsir Tarbawi
Makalah Kel 5 Tafsir Tarbawi
OLEH:
Safirah/19010104025
Anita Bahar/19010104115
Mely Septianingsih/19010104103
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Tafsir Tarbawih. Yang berjudul Nilai-nilai
Pendidikan dalam surah Ali Imran ayat 138-39 dan surah Al Hajj ayat 41.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis juga sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca, bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 9
B. Saran .......................................................................................................................... 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan wahyu dari Allah SWT. yang kebenaranya dapat dibuktikan dan dapat
diterima secar aakal, serta menjadi sumber ajaran Islam. Al-Qur’an adalah kitab suci bagi
seluruh umat Islam yang berisi petunjuk-petunjuk kepada jalan kebenaran. Ia berfungsi
memberikankesejahteraan dan kebahagian bagimanusia, baik secara individual maupun
kelompok. Ia juga menjadi tempat pengaduan dan pencurahan hati bagi pembacanya. Kekayaan
dan khazanah yang terkandung di dalamnya tidak pernah habis,memberikan manfaat dan dampak
luar biasa bagi kehidupan.
Dalam kedudukannya sebagai kitab suci serta mukjizat bagi umat muslim, Al-Qur’an
merupakan sumber keamanan, motivasi dan inspirasi,sumber dari segala sumber hukum yang
tidak pernah kering bagi yang mengimaninya. Di dalamnya terdapat dokumen historis yang
merekam kondisisosio ekonomis, religious, ideologis, politis, dan budaya dari peradaban
manusia.
Al-Qur’an berarti bacaan yang sempurna. Ia merupakan nama pilihan Allah SWT. yang
tepat, karena tidak ada suatu bacaan manapun sejak manusia mengenal baca tulis yang dapat
menandingi Al-Qur’an, bacaan sempurnah lagi mulia. Al-Qur’an sebagai pedoman yang paling
utama bagi manusia, yang mengajarkan kepada umat manusia kepada segala kebaikan, hal ini
menunjukan bahwa setiapayat Al-Qur’an mempunyai nilai nilai dan unsur-unsur Pendidikan.
Nilai dan unsur Pendidikan tersebut dapat dipahami dengan membaca dan mempelajari
penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana lafadz dan terjemahan Qs. Ali’Imran ayat 138-139 Dan Qs. Al-Hajj ayat 41?
2. Apa penafsiran Qs. Ali’Imran ayat 138-139 Dan Qs. Al-Hajj ayat 41?
3. Apa saja nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam Qs. Ali’Imran ayat 138-139 Dan
Qs. Al-Hajj ayat 41?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui lafadzh dan terjemahan Qs. Ali’Imran ayat 138-139 Dan Qs. Al-Hajj
ayat 41
2. Untuk mengetahui tafsir Qs. Ali’Imran ayat 138-139 Dan Qs. Al-Hajj ayat 41
3. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam Qs. Ali’Imran ayat 138-
139 Dan Qs. Al-Hajj ayat 41
2
BAB II
PEMBAHASAN
)138(َٰٰظةٌٰلل ُمتَّقٰين
َ ًٰىٰوٰ َٰموٰٰع َ اٰنٰلٰلنَّاٰس
َّ ٰوٰهُد ٌ َهٰزَ اٰبَي
Artinya: inilah (Al-Qur’an) suatu keterangan yang jelas untuk semua manusia, petunjuk,
dan pelajaran bagi orang-orang bertakwa.
1
Ahmad Mustofa Al Maghraghy , tafsir jilid Al Maghraghy 4,(Semarang: Toha putra,1993), h.132
3
Dan petunjuk serta pelajaran “yakni dalam Al Qur’an itu terdapat berita tentang
orang-orang sebelum kalian dan petunjuk bagi hati kalian sekaligus pelajaran,
yakni penjegahan dari hal-hal yang di haramkan dan perbuatan dosa.2
c) Tafsir Quraish Shihab
Di dalam bukunya tafsir al Misbah menjelaskan ini yakni pesan-pesan yang
dikandung oleh semua ayat-ayat yang lalu, atau al Qur’an secara keseluruhan
adalah penerangan yang memberi keterangan dan menghilangkan kesangsian dan
keraguan bagi seluruh yang membimbing masa kini dan masa yang akan datang
menuju kearah yang benar serta peringatan yang halus yang berkesan menyangkut
hal-hal yang tidak wajar bagi orang-orang yang bertakwa yang mampu
mengambil hikmah dan pelajaraan dari sunnatullah.3
b. Penafsiran Qs. Ali’Imran Ayat 139
Pada ayat ini memberikan bhwa janganlah kalian merasa lemah dalam
menghadapi pertempuran dan hal-hal yang di akibatkan olehnya. Seperti membuat
persiapan dan mengatur siasat perang lantaran luka dan kegagalan dalam perang
uhud. Janganlah kalian bersedih atas orang-orang yang mati selama perang tersebut.
Bagaimana perasaan lemah dan sedih menimpah kalian, sedangkan kalian merupakan
orang-orang yang berada di atas langit. Sunnatullah telah menerapkan pada saat
terdahulu bahwa akibat yang baik itu bagi orang-orang yang bertakwah tidak pernah
menyimpang dari sunnahnya. 4
a) Tafsir Hamka
Menjelaskan bahwa setelah perang uhud yang menewaskan 70 Mujahid
Fisabilillah, diantaranya Hamzah bin Abd Muthalib, paman Rasulullah dan
Rasulullah sendiri mendapatkan luka. Terlihatlah kelesuhan, lemah, duka cita, maka
datanglah ayat ini “angkat mukamu jangan lemah dan jangan berduka cit, sebab
suatu hal masih ada padamu, modal tunggal yang tidak dapat dirampas oleh
musuhmu yakni Iman. Jikalau kamu masih benar-benar mempunyai iman dalam
dadamu, kamulah yang palin tinggi derajatnya. 5
2
Ibnu Katsir, terjemahan singkat Ibnu Katsir, (Surabaya: PT.Bima Ilmu), h.149
3
Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, (Ciputan: Lentera Hati,2000)h. 211
4
Ahmad Mustofa Al-Maraghy, tafsir Al-Maraghy jilid 4, (semarang: Toha putra,1993) h. 134
5
Hamka, Tafsir al-Azhar, (Jakarta: PT.Pustaka Nasional, 1983), h. 933
4
b) Tafsir Ahmad Mustofa Al-maraghy
Dalam bukunya menjelaskan bahwa cita-cita orang kafir hanya sesuai dengan
tujuan rendah yang dikejarnya. Tidak demikian dengan tujuan orang mukmin yaitu
ingin menegakkan mercusuar keadilan di dunia, mengejar kehidupan abadi di akhirat
kelak. Dengan syarat kalian harus berpegang teguh pada keadilah. Sebagaimana janji
Allah siapa yang menolok agama Allah maka syurga balasannya.
Sesungguhnya Allah melarang merasa susah terhadap apa yang telah lewat.
Karena hal tersebut akan menyakitkan seseorang kehilangan semangat. Sebaliknya
Allah tidak melarang hubungan seorang dengan apa yang dicintainya , yaitu harta,
kekayaan, anak, istri,saudara. 6
3. Nilai-nilai pendidikan dalam Qs. Ali’Imran Ayat 138-139
Pada ayat 138 pada Qs. Ali’Imran mengandung pesan-pesan yang sangat jelas
bahwa al Qur’an secara keseluruhan adalah penerangan yang memberi keterangan dan
menghilangkan kesaksian serta keraguan bagi manusia, atau dengan kata lain ayat ini
memberikan informasi tentang keutamaan al Qur’an yang mengungkapkan adanya hukm-
hukum yang mengatur kehidupan masyarakat. Kitab tersebut berfungsi mengubah
masyarakat dan mengeluarkan anggotanya dari kegelapan menuju terang benderang dari
kehidupan negative menuju kehidupan yang positif. Al Qur’an adalah penerapan bagi
seluruh manusia, petunjuk serta peringatan bagi orang-orang yang bertakwah .7
Dalam hal ini juga merupakan bantahan terhadap perkataan kaum musyrikin dan
munafikun yang melontarkan tuduhan kepada Nabi saw. Mereka mengatakan jika
Muhammad Saw memang betul-betul seorang utusan maka pasti mereka tidak bisa
dikalahkan dalam perang uhud. Hal itu juga mengandung petunjuk dan penjelasan bahwa
sunnatullah juga berlaku pada para Nabi sebagaimana berlaku pada semua makhluk.
Penjelasan ini juga sebagai petunjuk dan petuah yang khusus bagi orang-orang
yang bertakwah. Karena mereka yang mau mengambil petunjuk dari kejadian yang nyata.
Mereka juga mau mengambilnya sebagai pelajaran dalam menghadapi kenyataan yang
mereka alam. Berkat petunjuk ini mereka berjalan lurus sesuai dengan metode yang
6
Ahmad Mustafa al-maraghy, tafsir AL-maraghy jilid 4(Semarang: Toha Putra,1993)h. 134
7
A-Rifai, Muhammad Nasib. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir,(Jakarta:Gema insani,1999) h.20
5
benar. Menjauh dari hal-hal yang mengakibatkan kelalaian yang sudah tampak jelas
akibatnya.
Pada ayat 139 membicarakan tentang kelompok pada perang uhud. pada perang
uhud mereka tidak meraih kemenangan bahkan menderita luka dan pembantaian. Dalam
perang badar mereka dengan gemilang meraih kemenangan serta berhasil melawan
orang-orang kafir maka dar itu merupakan bagian dari sunnatullah. Namun demikian apa
yang mereka alami dalam perang uhud tidak perluh menjadikan mereka berputus asa.
Karena itu janganlah kamu lemah atau bersedih padahal kamulah orang-orang yang
paling tinggi derajatnya disisi Allah yakni di dunia maupun di akhirat. Di dunia kamu
memperjuangkan agama Allah adalah sebuah kebenaran, di akhirat kamu mendapatkan
syurganya Allah jika kamu termasuk orang-orang mukmin.
B. Qs. Al-Hajj Ayat 41
1. Lafadzh & terjemahan Qs. Al-Hajj ayat 41
6
Beliau berkata aku mendengar umar bin abdul aziz berkhutbah dia membaca ayat
“orang-orang yang kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi “kemudian berkata
“ketauilah ayat ini bukan hanya ditunjukan kepada pemimpin semesta, namun di
tunjukan kepada pemimpin dan rakyatnya. Ketahuilah aku akan memberitahukan
kepadamu kewajiban pemimpin kepada rakyatnya dan kewajiban rakyat kepada
pemimpinnya. Sesungguhnya yang menjadi hak kamu dan kewajiban pemimpin adalah
memperlakukan kamu dengan ketentuan Allah. Dan menunjukan kamu kepada jalan
yang lurus sesuai dengan kemampuan pemimpin. Adapun kewajiban kamu adalah
menaati pemimpin tanpa terpaksa dan tidak bertentangan antara ketaatan, perkataan dan
perbuatan dengan ketaatan hati. 8
Ayat di atas mencerminkan sekelumit dari ciri-ciri masyarakat yang diidamkan islam,
kapan dandimanapun dan yang telah terbukti dalam sejarah melalui masyarakat Nabi
Muhammad Saw dan para sahabat beliau. Masyarakat itu adalah yang pemimpin-pemimpin dan
anggota-anggotanya secara kolektif dinilai bertakwa, sehingga hubungan mereka dengan Allah
SWT baik, jauh dari kekejian dan kemungkaran, sebagaimana dicerminkan oleh sikap mereka
yang selalu melaksanakan shalat dan harmonis pula hubungan anggota masyarakat, termasuk
antar kamu berpunya dan kaum lemah yang dicerminkanoleh ayat diatas dengan menunaikan
zakat. Di samping itu mereka juga menegakkan nilai-nilai yang dianut masyarakatnya, yaitu
nilai-nilai ma’ruf dan mencegah perbuatan yang mungkar. Pelaksanakan kedua hal tersebut
menjadikan masyarakat melaksanakan kontrol sosial, sehingga mereka saling ingat
mengingatkan dalam hal kebajikan, dan saling mencegah terjadinya pelanggaran. Adapun al-
ma’ruf yang merupakan kesepakatan umum masyarakat ini sewajarnya diperintahkan demikian
juga al-munkar seharusnya dicegar, baik yang memerintahkan dan mencegahnya adalah
penguasa maupun bukan siapapun diantara kamu melihat kemungkaran maka hendaklah dia
mengubahnya dengan tangan/ kekuasaan, kalau tidak mampu (tidak memiliki kekuasaan) maka
dengan lidah/ ucapannya, kalau dia tidak mampu maka dengan hatinya, dan itulah selemahlemah
iman (HR. Muslim, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah melalui abu said al-khudhri). 9
8
Muhammad Nasib A-rifai, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir (Jakarta: Gema Insani)
9
M. Quraish Shihab, Tafsir al-misbah: pesan,kesan dan keserasian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera hati, 2002)
7
3. Nilai-nilai pendidikan dalam Qs. Al-Hajj ayat 41
Ibadah dalam Islam secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu ibadah umum dan
ibadah khusus. Ibadah yang dikategorikan sebagai ibadah umum adalah segala jenis amal
kebajikan yang dilakukan oleh seorang muslim dengan niat yang tulis karena Allah Swt,
seperti memberikan nasihat, melarang orang lain berbubat keburukan. Sedangkan ibadah yang
dikategorikan khusus adalah segala jenis amal yang disebutkan oleh nash dalam Al-Qur’an
yang disertakan dengan ketentuanketentuan tertentu tanpa adanya penambahan atau
pengurangan seperti, salat, puasa, zakat, haji. Sedangkan jika ditinjau dari segi pelaksanaan,
ibadah terbagi kepada tiga bagian, yaitu: 10
1. Ibadah Jasmaniyah Ibadah yang pelaksanaanya memerlukan kegiatan dan kekuatan fisik.
Dalam surah Al-Hajj ayat 41 terdapat tiga ibadah yang difirmankan Allah Swt, yaitu salat,
zakat, dan berbuat ma’ruf serta mencegah kemunkaran. Jika dikaitkan dengan segi
pelaksanaanya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
3. Ibadah berbuat ma’ruf dan mencegah kemunkaran merupakan ibadah jasmaniyah, ibadah
ruhaniyah, dan ibadah maliyah.
10
Abdul goni Jamal, “pembinaan mental tentara dalam perspektif Al-Qur’an”,2010,31
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagaimana kita ketahui bahwa Allah SWT. Menurunkan Al-Qur’an tidak lain untuk
menjadikan pedoman hidup bagi umat manusia, segala hal yang ada di muka bumi ini
telah di atur di dalamnya. Kitab tersebut pun berfungsi mengeluarkan umat manusia dari
perbuatan yang menyimpang dari jalan Allah, serta menjadi peringatan bagi orang-orang
yang bertakwa. dan senantiasa menjadikan umat manusia tetap berada di jalan sang
pencipta.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini di harapkan kita dapat mengamalkan pelajaran yang terdapat
di dalam Al-Qur’an. Sehingga kita terhindar dari-hal-hal yang di larang oleh Allah SWT.
Dan selalu menjalankan perintah Allah serta senantiasa menjadikan kita tetap bertakwa
kepada sang pencipta.
9
DAFTAR PUSTAKA
M. Quraish Shihab, Tafsir al-misbah: pesan,kesan dan keserasian Al-Qur’an (Jakarta: Lentera
hati, 2002)
Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah, (Ciputan: Lentera Hati,2000)h. 211
Quth, sayyid. Tafsir zhilailil Quran “dibawah naungan al-Qur’an”(Jakarta: Gema
insani,2004)h.24
10