Professional Documents
Culture Documents
Makalah - Mikrobiologi - Kelompok 6
Makalah - Mikrobiologi - Kelompok 6
“MIKROSKOP CAHAYA”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahnya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Mikroskop Cahaya” tepat waktu. Makalah “Mikroskop
Cahaya” guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Mikrobiologi. Selain itu, kami juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang “Mikroskop Cahaya”
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak selaku dosen mata kuliah.
Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan. Kami juga
mengucapkan terima kasih pada teman-teman yang telah membaca makalah ini. Jikalau dalam
penulisan dalam makalah ini terdapat kesalahan mohon di maafkan, dan kami perlu kritik dan
saran yang membangun penulisan kami.
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium
sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat
mengamati obyek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini membantu
memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Perkembangan
instrumen yang berkemampuan melebihi indra manusia berjalan seiring kemajuan sains.
Penemuan dan penelitian awal tenteng sel menjadi maju berkat penciptaan mikroskop pada
tahun 1590 dan peningkatan mutu alat tersebut selama tahun 1600-an (Campbell dkk,
2008). Selain diperlukannya pengetahuan mengenai cara menggunakan mikroskop dengan
baik dan benar, diperlukan pula cara perawatan mikroskop dengan baik dan benar agar
mikroskop dapat awet, tahan lama dalam penggunaanya dan saat melakukan pengamatan
tidak ada gangguan yang terdapat di mikroskop seperti adanya jamur, debu dan minyak
pada lensa mikroskop dan gangguan lainnya pada bagian mikroskop non optik apabila
tidak dilakukan perawatan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Sistem metrik secara resmi telah didukung penggunaannya di Amerika Serikat sejak 1866,
tetapi hingga saat ini AS menjadi satu-satunya negara maju yang tidak mengadopsi sistem metrik
sebagai sistem pengukuran resminya. Banyak sumber lain juga mengatakan
bahwa Liberia dan Myanmar sebagai beberapa negara lain yang juga tidak mengadopsi sistem
metrik. Meskipun Inggris menggunakan sistem metrik untuk kebanyakan tujuan resmi, tetapi
penggunaan sistem imperial juga banyak dipakai umum dan diperbolehkan oleh hukum.
Meski para pencetus pada awalnya bertujuan untuk melahirkan sistem yang bisa digunakan
semua orang, tetapi terbukti penting untuk menggunakan unit prototipe untuk keperluan standar
nasional atau otoritas lokal. Kontrol unit prototipe pengukuran ini dipegang oleh pemerintah
Prancis sampai 1875, yang kemudian diserahkan ke Konferensi Umum tentang Berat dan
Pengukuran (CGPM).
Dari awalnya, kelengkapan utama dari sistem metrik adalah set standar dari beberapa satuan
pokok yang berhubungan dan set standar awalan pangkat sepuluh. Satuan-satuan pokok ini
digunakan untuk menurunkan satuan yang lebih besar atau kecil yang dapat menggantikan angka
yang luar biasa besar dari satuan yang sudah ada. Meskipun awalnya sistem ini digunakan untuk
keperluan komersial, pengembangan satuan pengukuran koheren menjadikannya bisa digunakan
untuk ilmu sains dan rekayasa.Penggunaan sistem metrik yang tidak terkoordinasi oleh
multidisiplin ilmu yang berbeda-beda, terutama di akhir abad ke-19, menghasilkan
pemilihan satuan pokok yang berbeda-beda, meskipun semuanya mengambil basis dari
definisi meter dan kilogram yang sama. Pada abad ke-20, muncul usaha-usaha untuk
merasionalisasi satuan-satuan ini, maka pada tahun 1960 CPGM merilis Sistem Satuan
Internasional, yang kemudian digunakan sebagai sistem metrik standar internasional yang dikenal.
Beberapa teknik pewarnaan telah dikembangkan untuk memberikan kontras untuk mikroskop
medan terang.salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk
diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan.
Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat
dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana. Istilah ”pewarna sederhana” dapat
diartikan dalam mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja (Gupte,
1990). Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena
sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk
pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna , substrat,
intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Suatu preparat yang sudah meresap
suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna terhapus. sebaliknya
terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan
bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spesies.
Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu
pengecatan sederhana, pengecatan negatif, pengecatan diferensial dan pengecatan struktural.
Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain dengan menggunakan larutan tunggal
suatu pewarna pada lapisan tipis, atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan
sederhana. Prosedur pewarnaan yang menampilkan perbedaan di antara sel-sel microbe atau
bagian-bagian sel microbe disebut teknik pewarnaan diferensial. Sedangkan pengecatan
struktural hanya mewarnai satu bagian dari sel sehingga dapat membedakan bagian-bagian dari
sel. Termasuk dalam pengecatan ini adalah pengecatan endospora, flagella dan pengecatan
kapsul.
Macam-Macam Pewarnaan
Secara garis besar teknik pewarnaan bakteri dapat dikategorikan sebagai berikut :
Pewarnaan sederhana merupakan pewarnaan yang menggunakan zat warna yang
tunggal bertujuan untuk mengindentifikasi morfologi sel bakteri. Kebanyakan bakteri
mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat
basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan
sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif). Zat
warna yang dipakai hanya terdiri dari satu zat yang dilarutkan dalam bahan pelarut.
Pewarnaan Sederhana merupakan satu cara yang cepat untuk melihat morfologi bakteri
secara umum. Beberapa contoh zat warna yang banyak digunakan adalah biru metilen (30-
60 detik), ungu kristal (10 detik) dan fukhsin-karbol (5 detik).
Pewarnaan differensial merupakan teknik pewarnaan yang menggunakan lebih dari satu
zat warna, seperti pewarnaan gram dan pewarnaan tahan asam.
Pewarnaan Gram Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram
negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka.
Pewarnaan Tahan Asam merupakan Teknik pewarnaan yang paling umum digunakan
untuk mengidentifikasi bakteri tahan asam adalah pewarnaan Ziehl-Neehlsen, di mana
spesies bakteri tahan asam akan berwarna merah cerah dan menonjol dengan jelas dalam
latar belakang biru.
Fungsinya
Mikroskop Medan Terang fungsinya Pada mikroskop medan terang, medan yang
mengelilingi preparat terlihat terang, sedangkan objek yang diamati tampak gelap
dari latar belakangnya.
Mikroskop medan gelap memiliki fungsi yang sama dengan mikroskop medan
terang, yaitu untuk mengamati objek mikro.
Mikroskop ultraviolet Jenis mikroskop ini mirip dengan mikroskop cahaya, tetapi
cahaya yang digunakan bukan cahaya matahari melainkan sinar ultraviolet.