Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Nama : laura selpia rizki

Nim : 2230702086

Kelas : 2272C
RANGKUMAN PENGANTAR ILMU POLITIK
BAB 3 Politik dan Negara

Definisi negara
Negara adalah sebuah kesatuan politik yang membentuk wilayah hukum berdaulat didalam batas
batas wilayah tertentu dan menyelenggarakan otoritas melalui serangkaian lembaga permanen. Hegel
mengindentifikasi tiga momen dari eksistensi sosial: keluarga, masyarakat, sipil dan negara
Pendekatan fungsional tentang negara berfokus pada peran atau tujuan dari lembaga negara.
Fungsi utama dari negara adalah pemeliharaan tatanan sosial, negara didefinisikan sebagai rangkaian
lembaga yang menegakan tatanan menghasilkan stabilitas sosial.
Pandangan organisasional mendefinisikan negara sebagai perangkat pemerintahan dan
pengertian yang paling luas yaitu sebagai rangkaian lembaga yang dapat dikenali bersifat publik,
dimana mereka bertanggung jawab dalam pengaturan kehidupan sosial dan dibiayai oleh belanja
publik
Dalam sudut pandang ini kita dapat mengindentifikasi lima ciri penting dalam negara

• Negara adalah penguasa


• Lembaga negara dapat dikenali bersifat publik ( negeri), berbeda dengan lembaga privat (
swasta) dari masyarakat sipil
• Negara adalah sebuah ukuran legitimasi.
• Negara adalah sebuah perangkat dominasi
• Negara adalah sebuah kesatuan teritorial
Pendekatan internasional tentang pandangan negara terutama sebagai pelaku pada tingkat dunia,
yaitu sebagai unit dasar politik internasional. Melalui pasal 1 konvensi montevideo tersebu, negara
memiliki empat ciri :

• Sebuah batas wilayah tertentu


• Sebuah populasi permanen
• Sebuah pemerintahan efektif
• Kapasitas untuk melakukan hubungan dengan negara-negara lain.
Negara adalah sebuah lembaga historis: ia muncul diabad ke -16 dan ke 17 eropa sebagai sebuah
sistem aturan terpusat yang berhasil menundukkan semua lembaga atau kelompok yang lain,
termasuk ( dan khususnya) tempat ibadah yang mengakhiri sistem- sistek otoritas yang saling bersaing
dan tumpang tindih yang menjadi ciri eropa abad pertengahan

DEBAT TENTANG NEGARA


Teori – teori yang bersaing tentang negara
Empat teori yang berbeda tentang negara dapat di identifikasi sebagai berikut :
• Negara pluralis
• Negara kapitalis
• Negara leviathan
• Negara patriarkhal
Negara pluralis
Teori pluralis tentang negara memiliki sebuah kaitan liberal yang sangat jelas ia muncul dari keyakinan
bahwa negara bertindak sebagai ‘wasit' atau 'pengadil' didalam masyarakat.
Dua asumsi mendasar pandangan ini, pertama bahwa negara secara efektif tunduk pada
pemerintahan. Kedua, bahwa proses demokrasi bermakna dan efektif
Negara kapitalis
Pengertian marxis tentang negara kapitalis menawarkan sebuah alternatif bagi gambaran pluralis
tentang negara sebagai seorang pengadil atau wasit yang netral.
Dalam sebuah pengertian umum, dia menyakini bahwa negara adalah sebagian dari sebuah
'superstruktur' yang ditentukan atau dikondisikan oleh 'landasan' ekonomi, yang dapat dianggap
sebagai fondasi yang nyata dari kehidupan sosial.
Negara leviathan
Gambaran tentang negara sebagai sebuah 'leviathan' ( yaitu sebuah moster yang rakus yang berusaha
memperluas dan memperbesar kekuasaanya) adalah gambaran yang dikaitkan dalam politik modern
dengan kanan baru, dalam pandangan ini negara sebagaimana pendapat kelompok pluralis, bukan
merupakan wasit atau pengadil yang tidak berpihak, tetapi merupakan pengasuh yang suka memaksa
dan menguasai, yang berusaha campur tangan dalam setiap aspek kehidupan manusia.
Negara patriarkhal
Pemikiran modern tentang negara pada akhirnya harus memperhitungkan implikasi dari teori feminis.
Kelompok feminis liberal tang menyakini bahwa kesetaraan seksual atau gender dapat dicapai melalui
reformasi yang terus meningkat, cenderung menerima sebuah pandangan yang secara esensial
pluralis tentang negara.
Peran dari negara
Bahkan, para sosialis revolusioner yang diinspirasi oleh slogan lennis yaitu ' hantam negara' telah
menerima dan mengakui kebutuhan akan sebuah negara proletarian sementara untuk mengawal
transisi dan kapitalisme menuju komunisme dalam bentuk kediktatoran proletarian
Beberapa bentuk negara yang berbeda yang pernah dikembangkan adalah sebagai berikut
• Negara minimal
• Negara pembangunan
• Negara demokrasi – sosial
• Negara kolektif
• Negara totalitarian
• Negara kegamaan
Negara minimal
Negara minimal adalah cita-cita dari kelompok liberal klasik, yang tujuannya adalah untuk menjamin
bahwa individu dapat menikmati lingkup kebebasan yang seluas mungkin, tiga fungsi utama. Pertama
negara ada untuk memelihara tatanan domestik. Kedua dia menjamin bahwa kontrak atau
kesepakatan sukarela yang dibuat antara warga secara pribadi dapat ditegakkan dan ketiga ia
menyediakan perlindungan terhadap serangan dari luar
Negara pembangunan
Negara pembangunan adalah negara yang mengintervensi kehidupan ekonomi dengan tujuan yang
spesifik untuk mendukung pertumbuhan industri dan perkembangan ekonomi. Contoh klasik dari
negara pembangunan adalah jepang. Yang lebih mutakhir, globalisasi ekonomi yang mendorong
munculnya 'negara kompetisi' contoh nya negara- negara ekonomi macan dari asia timur
Negara demokrasi sosial
Negara-negara demokrasi sosial memiliki pandangan untuk menghasilkan restrukturisasi sosial yang
lebih luas, biasanya dengan mengacu pada prinsip prinsip seperti keadilan, kesetaraan dan keadilan
sosial.kunci untuk memahami negara demokrasi sosial adalah adanya sebuah pergeseran dari sebuah
pandangan yang negatif tentang negara, yang melihat negara bersifat jahat, menuju pandangan yang
positif tentang negara, dimana negara dilihat sebagai sarana untuk memperbesar kebebasan dan
mendukung keadilan.
Negara kolektif
Negara semacam ini berusaha untuk menghapus semua jenis perusahaan swasta, dan membentuk
ekonomi yang direncanakan secara terpusat yang di jalankan oleh sebuah jaringan kementerian
bidang ekonomi dan komite perencanaan.
Negara totalitarian
Esensi dari totalitarianisme adalah pembentukan sebuah negara yang mencangkup semua hal, yang
pengaruh nya masuk kedalam setiap aspek kehidupan manusia, negara tersebut tidak hanya
membawa ekonomi, tetapi juga pendidikan, kebudayaan, agama, kehidupan keluarga dan seterusnya
dibawah kontrol negara secara langsung.
Negara keagamaan
Dinegara negara seperti norwegia, Denmark, dan inggris terdapat agama negara, meskipun
keistimewaan- keistimewaan yang dinikmati oleh agama agam tersebut jauh dari kekuasaan teokratis,
dan pengaruh politik mereka secara umum dibatasi oleh tingkat sekularisasi sosial yang tinggi
KEMUNDURAN NEGARA?
Sejak akhir 1980an debat tentang negara dibayang-bayangi oleh pernyataan tentang 'penurunan' atau
'kemunduran' negara
Kemunduran dan keutuhan negara
Globalisasi dan transformasi negara
Ciri utama dari globalisasi ekonomi adalah munculnya 'suprateritorelitas' suatu proses melalui mana
aktivitas ekonomi semakin berlangsung dalam sebuah dunia yang tak terbatas (ohmae,1989), bagi
banyak pihak, ini mencerminkan sebuah pergeseran dari goverment menjadi governance.
Kecenderungan kearah governance dalam politik dicirikan oleh apa yang disebut 'perancangan
kembali' pemerintahan yang mencerminkan, terutama sebuah gerakan menjauh dari penyediaan
layanan langsung oleh negara menuju pengadopsian sebuah peran untuk memberdayakan atau
menyediakan aturan
Para pelaku non- negara dan badan badan internasional
Satu manifestasi lebih lanjut dari surut nya negara adalah munculnya pelaku-pelaku non- negara atau
transnasional dan meningkatnya peran dari organisasi organisasi internasional, diantara pelaku-
pelaku non negara, TNSc sering dianggap sebagai yang saling signifikan, jumlah mereka telah
meningkat dari 7 ribu pada tahun 1970 menjadi 38 ribu pada 2009. Disatu sisi badan-badan
internasional seperti PBB, Uni Eropa, dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Telah merongrong
kemampuan dari negara-negara untuk beroperasi sebagi unit politik yang mengatur diri.
Negara-negara gagal dan pembangunan- negara
Warlordisme sebuah kondisi dimana kelompok-kelompok militer berbasis – lokal bersaing meraih
kekuasaan dan ketiadaan sebuah negara yang berdaulat. Kegagalan negara bukan sekedar merupakan
problem domestik. Negara-negara gagal sering kali memiliki dampak yang lebih luas melalui, misalnya
munculnya krisis pengungsi, menyediakan ruang bagi para pedagang obat terlarang, penyeludup
senjata dan organisasi-organisasi teroris yang memunculkan ketidakstabilan ragional dan terkadang
memancing intervensi eksternal yang menyebabkan ketergantungan terhadap pihak-pihak luar untuk
menjaga kestabilan.
Kembalinya negara ?
Pembahasan tentang negara diawal abad ke 21 didominasi oleh pembicaraan tentang kemunduran
dan bahkan keruntuhan. Sebaliknya ia adalah sebuah proses yang dirancang oleh negara- negara
dalam mengejar apa yang mereka identifikasi sebagai kepentingan nasional mereka. Pertama
kemampuan yang unik dari negara negara untuk memelihara tatanana domestik dan melindungi
warganya dari serangan luar telah diperlihatkan melalui tantangan-tantangan keamanan baru yang
muncul di abad ke 21 terutama yang terkait dengan terorisme transnasional. Kedua, meskipun diera
manajemen ekonomi komando-dan- kontrol mungkin telah berlalu, negara terkadang menyatakan diri
kembali sebagai sebuah agen modernisasi.

RANGKUMAN PENGANTAR ILMU POLITIK


BAB 4 Demokrasi dan Legitimasi
LEGITIMASI DAN STABILITAS POLITIK
Legitimasi ( dari bahasa latin legitimare,artinya menyatakan sah menurut hukum ) secara luas diartikan
sebagai keabsahan. Isu tentang Legitimasi, keabsahan dari sebuah rezim atau sistem kekuasaan,
terkait dengan debat politik yang paling tua dan salah satu yang palinh fundamental, yaitu problem
tentang kewajiban politik.
Kekuasaan melegitimasi
Weber berusaha mengategorikan 'sistem-sistem dominasi' tertentu, dan mengindentifikasi dalam
setiap kategori tersebut landasan dimana Legitimasi dibangun. Tipe-tipe ideal ini serupa dengan tiga
jenis otoritas:

• Otoritas tradisional
• Otoritas karismatik
• Otoritas legal-rasional
Tipe pertama Legitimasi politik dari weber didasarkan pada adat istiadat dan tradisi- tradisi yang telah
lama mapan. Bentuk kedua dominasi yang absah dari weber adalah otoritas karismatik. Tipe ketiga
Legitimasi politik dari weber, otoritas legal-rasional, menghubungkan otoritas dengan sebuah
rangkaian aturan yang jelas dan didefinisikan secara hukum. Dikemukakan oleh beethem (1991),
melihat Legitimasi tidak lebih sebagaimana dilakukan yang dilakukan weber, berarti mengabaikan
bagaimana ia menghasilkan. Beethem mengemukakan bahwa kekuasaan hanya bisa dikatakan absah
jika dipenuhi tiga kondisi. Pertama, kekuasaan harus diselenggarakan menurut aturan-aturan yang
telah baku, apakah ini berupa undang-undang hukum formal ataupun konvensi-konvensi yang bersifat
informal. Kedua, aturan-aturan ini harus dapat dibenarkan dalam sudut pandang kenyakinan-
keyakinan bersama dari yang memerintah dan yang di perintah. Ketiga Legitimasi harus dibuktikan
oleh adanya ekpsresi persetujuan dari pihak(rakyat) yang diperintah.
Krisis Legitimasi dan revolusi
Sebuah problem yang sangat mirip telah diidentifikasi sejak 1970an dalam bentuk apaa yang di sebut
'beban berlebih' dari pemerintah. Dalam banyak hal, kebangkitan kanan baru sejak 1980an dapat
dilihat sebagai respons terhadap krisis Legitimasi atau beban berlebihan ini
Legitimasi Demokrasi
Pembahasan-pembahasan modern tentang Legitimasi didominasi oleh hubungannya dengan
demokrasi, begitu dominan sehingga Legitimasi demokrasi sekarang secara luas diterima sebagai satu-
satunya bentuk Legitimasi yang bermakna. Demokrasi dapat dianggap mendukung Legitimasi paling
tidak dalam tiga cara. Pertama, melalui persetujuan. Kedua, esensi dari pemerintahan demokratis
adalah sebuah proses kompromi, konsiliasi, dan negosias, melalui mana berbagai kepentingan dan
kelompok mendapatkan cara untuk hidup bersama dalam keadaan relatif damai, daripada saling
bersaing dengan menggunakan kekuatan dan senjata. Ketiga demokrasi berfungsi sebagai sistem
umpan balik yang cenderung mendukung stabilitas politik jangka panjang karena ia membuat 'output'
dari pemerintah selaras dengan 'input' atau tekanan atau tuntutan yang dikenakan kepadanya.
Legitimasi non-demokrasi
Tiga bentuk utama dari Legitimasi non -demokrasi pernah digunakan. Pertama, pemilihan, meskipun
hanya satu partai, terkadang merupakan pemilihan yang non- kompetitif atau curang yang digunakan
untuk memberikan topeng demokrasi pada sebuah rezim, yang membantu untuk menciptakan kesan
dan dukungan masyarakat dan untuk mendorong masyarakat kepada penerimaan terhadap rezim
tersebut. Kedua, rezim-rezim non demokratis berusaha membangun Legitimasi melalui kemampuan
mereka untuk meningkatkan standar standar kehidupan, ketertiban masyarakat, layanan pendidikan
dan kesehatan dan sebagainya. Ketiga, Legitimasi ideologi juga digunakan untuk menegakkan hak
atau keabsahan dari kekuasaan sang pemimpin, militer atau partai atau untuk menetapkan tujuan dan
prinsip yang lebih luas yang akan memberi rezim tersebut sebuah kesan keabsahan.

You might also like