Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

1 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 28 Special Issue: Forum ASN Internasional

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol 28 Special Issue (45-54)


2021“Building an Agile and Global Minded Public Civil Servant”, Oktober 2021 Hal 45-54

JURNAL ADMINISTRASI PENDIDIKAN


Journal homepage: http://ejournal.upi.edu/index.php/JAPSPs

Studi Evaluatif Pemetaan Kompetensi Manajerial dan


Sosial Kultural Pegawai Negeri Sipil pada BBPOM di
Padang
Meilifa, Bintang Sulastri Aruan, Ikeu Siti Khodijah, Anita Surya Mulyanti
PPSDM POM
Correspondence: E-mail: meilifa@pom.go.id

ABSTRACT ARTICLE INFO


Article History:
To improve the quality of PNS management according to Government Received 12 Maret 2021
Regulation (PP) Number 11 of 2017 concerning Civil Servant Management, Revised 29 Mei 2021
it is emphasized that the merit system is an obligation in PNS Accepted 30 Agustus 2021
management. PNS management through a merit system is focused on Available online 30 Oktober 2021
performance development, competency development, and employee
career development. To support the merit system and talent
management, the government conducts competency assessments for civil
servants, which must be carried out with good quality standards. Since
2015 Indonesian FDA has consistently conducted competency assessments
and the results can be utilized in the preparation and implementation of
competency development. This study aims to evaluate the implementation
of competency development on the assessment and mapping of
managerial and socio-cultural competencies at BBPOM Padang. The data
used are 2020 to August 2021. The study was conducted using descriptive
analysis methods. The percentage of competence development suitability
with competency gap on integrity competence is 10%, cooperation is
3.85%, communication is 3.23%, results orientation is 6.67%, public service
is 20%, self and other people development is 60.61%, manages 52.63%
change, 7.69% decision making, and 4.65% national glue. This shows that
the results of competency mapping have not been utilized in the
preparation of Training Need Analysis (TNA). This research is expected to
be used as an evaluation material for planning and implementing
employee competency development.

Keyword: Civil Servants, Competence, Study Evaluative, Managerial,


Socio-Cultural.

© 2021 Tim Pengembang Jurnal UPI

1. PENDAHULUAN Aparatur Sipil Negara, 2014) (UU ASN)


ditekankan bahwa ASN di Indonesia harus
Dalam (Undang-Undang Republik
memiliki integritas, profesional, netral dan
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
Meilifa. Title - Studi Evaluatif Pemetaan Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural Pegawai
Negeri Sipil pada BBPOM di Padang | 46

bebas dari intervensi politik, bersih dari tentang Pengembangan Kompetensi bagi
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). setiap PNS, yang dilakukan paling sedikit 20
Selain itu, ASN juga dituntut untuk mampu (dua puluh) jam pelajaran dalam 1(satu)
menyelenggarakan pelayanan publik dengan tahun. Kebijakan ini telah mulai dilakukan
baik dan dapat menjalankan peran sebagai oleh seluruh PNS yang wajib dicantumkan
unsur perekat persatuan dan kesatuan dalam perjanjian kinerja pegawai.
bangsa. Melalui UU ASN, dilakukan
Menurut (Komara, 2019), kompetensi
transformasi dalam implementasi
pegawai dapat dipahami sebagai sebuah
manajemen ASN, yaitu melalui kewajiban
kombinasi antara keterampilan, atribut
melaksanakan sistem merit dalam
personal, dan pengetahuan yang tercermin
manajemen ASN yang menekankan
melalui perilaku kinerja yang dapat diamati,
kualifikasi, kompetensi ( teknis, manajerial
diukur, dan dievaluasi. Ada dua tipe hasil
dan sosial kultural), dan kinerja pegawai
kajian kompetensi yaitu kompetensi
sebagai dasar pembinaan ASN di Indonesia.
“lembut” dan kompetensi “keras”.
Hasil penelitian yang dilakukan (Chariah Kompetensi “lembut”, adalah jenis
et al., 2020) menyatakan bahwa penerapan kompetensi yang berkaitan erat dengan
sistem merit di Indonesia masih belum kemampuan untuk mengelola proses
sepenuhnya dilakukan sesuai prosedur dan pekerjaan, hubungan antar manusia, serta
pelaksanaannya ditentukan oleh kesadaran membangun interaksi dengan orang lain.
penuh pemangku kepentingan serta Contoh kompetensi “lembut” bagi para
peningkatan pengawasan oleh KASN agar pegawai ASN adalah kepemimpinan,
implementasi aturan ini terlaksana optimal. komunikasi, hubungan antar pribadi, dan
(Meyrina, 2016) mengharapkan agar lain-lain. (Febrisoni et al., 2018)
implementasi sistem merit dapat menyampaikan bahwa model alternatif
dilaksanakan secara profesional sesuai terbaik dalam pemenuhan 20 JP per tahun
dengan keahlian dan kompetensi pegawai bagi setiap PNS BPSDM Provinsi Kalimantan
dengan mengedepankan penilaian objektif Barat secara efisien adalah memperbanyak
dan netral, maka pelaksanaan sistem merit kegiatan yang dapat dilakukan secara massal
dilakukan melalui uji kompetensi pegawai yaitu On The Job Training (OJT), di samping
dan selanjutnya akan membawa masih ada kegiatan pelatihan full e-learning,
perkembangan profesional dalam pelatihan blended learning,
peningkatan kinerja yang lebih baik. workshop/seminar, bimbingan teknis,
coaching sedangkan menurut (Sukarmen,
Dalam rangka meningkatkan kualitas
2020) dalam penelitiannya disampaikan
manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS),
kemampuan menggunakan teknologi
transformasi terus dilakukan pemerintah.
multimedia dalam proses belajar mengajar
Dalam (Peraturan Pemerintah Republik
oleh Widyaiswara BPSDM Riau turut
Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang
menentukan efektifitas pembelajaran daring,
Manajemen Pegawai Negeri Sipil, 2017)
terutama pada pelatihan kompetensi PNS
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
minimal 20 jam pembelajaran.
ditekankan bahwa sistem merit merupakan
kewajiban dalam manajemen PNS. Berdasarkan Peraturan Menteri
Manajemen PNS melalui sistem merit Pendayagunaan Aparatur Negara dan
difokuskan pada pembinaan kinerja, Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2017
pembinaan kompetensi, dan pembinaan tentang Standar Kompetensi Jabatan
karier pegawai. Sesuai PP Nomor 11 Tahun Aparatur Sipil Negara (Kementerian
2017 pada pasal 203 ayat 4 mengatur Pendayagunaan Aparatur Negara dan
DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
47 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 28 Special Issue: Forum ASN Internasional
2021“Building an Agile and Global Minded Public Civil Servant”, Oktober 2021 Hal 45-54

Reformasi Birokrasi RI, 2017) kompetensi Setiap hasil penilaian dan pemetaan
manajerial adalah pengetahuan, kompetensi manajerial dan sosial kultural
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat akan disampaikan ke pimpinan UPT dan
diamati, diukur, dikembangkan untuk masing-masing pegawai dapat melihat hasil
memimpin dan/atau mengelola unit penilaian tersebut dalam sistem siasn
organisasi, sedangkan kompetensi sosial .pom.go.id. Jumlah PNS yang tidak sesuai
kultural adalah pengetahuan, ketrampilan, dengan dana pengembangan kompetensi,
dan sikap/perilaku yang dapat diamati, maka perlu dilakukan perencanaan
diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengembangan kompetensi yang tepat.
pengalaman berinteraksi dengan masyarakat Berdasarkan permasalahan di atas BBPOM di
majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, Padang sebagai salah satu Unit Pelaksana
perilaku,wawasan kebangsaan, etika, nilai - Teknis Badan POM yang ada di daerah telah
nilai, moral, emosi dan prinsip yang harus melakukan perencanaan pengembangan
dipenuhi oleh setiap pemegang jabatan kompetensi untuk pegawai yang akan
untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan dilaksanakan baik mengikuti program
peran, fungsi dan jabatan. Kompetensi yang pembelajaran yang diadakan oleh PPSDM
dinilai dalam kompetensi manajerial yaitu POM atau secara mandiri dengan pendanaan
integritas, kerjasama, komunikasi, orientasi BBPOM Padang. Perencanaan
pada hasil, pelayanan publik, pengembangan pengembangan kompetensi yang tepat
diri dan orang lain, mengelola perubahan, sangat diperlukan agar dapat diminimalkan
pengambilan keputusan, dan kompetensi gap kompetensi yang ada serta secara
sosial kultural yaitu kompetensi perekat otomatis akan meningkatkan kinerja dan
bangsa. mencapai tujuan organisasi.
Untuk mendukung sistem merit dan Penelitian yang dilakukan (Masfifah,
manajemen talenta dilakukan dengan 2019) terhadap 35 orang kepala Tata Usaha
optimal, sejak tahun 2015 BPOM konsisten Madrasah di Balai Diklat Keagamaan
melakukan penilaian kompetensi pegawai. Semarang yang diberikan Diklat Tata Usaha
Pada tahun 2020 dilakukan penilaian dengan metode kuantitatif dan deskriptif,
kompetensi teknis, manajerial dan sosial didapatkan hasil tidak ada perbedaan secara
kultural untuk PNS BBPOM Padang. Penilaian statistik dari variabel pre test dan post test
dan pemetaan kompetensi pegawai di BPOM yang dihasilkan selama pembelajaran dan
dilakukan sesuai dengan Keputusan Kepala memerlukan pelatihan ulang tahun berikut.
BPOM Nomor HK.04.01.1.22.04.19.1407
Hasil penelitian (Handayani, 2016) yang
(Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2019)
dilakukan di Biak Numfor menyatakan bahwa
dan dilaksanakan secara berkala setiap 3
inovasi pelayanan publik menunjukkan
tahun di seluruh unit pusat dan Unit
peningkatan kompetensi ASN dalam
Pelaksana Teknis (UPT) di daerah. Karena
meningkatkan pelayanan terhadap
kondisi pandemi covid-19, maka kegiatan ini
masyarakat, sedangkan menurut (Rifai et al.,
dilaksanakan secara luring, daring atau
2018), Pengaruh Diklat Terhadap
kombinasi keduanya, (PPSDM POM,
Peningkatan Kompetensi Aparatur Sipil
2021).Tahun 2021 ini PPSDM POM sebagai
Negara di Sekretariat Daerah Kota Samarinda
unit kerja yang menyelenggarakan kegiatan
didapatkan hasil bahwa Diklat berpengaruh
penilaian kompetensi mendapat pengakuan
kuat terhadap kompetensi. Saat ini belum
kelayakan penyelenggara penilaian
ditemukan penelitian yang memanfaatkan
kompetensi dengan Akreditasi A melalui
hasil penilaian dan pemetaan kompetensi
Keputusan Kepala Badan Kepegawaian
manajerial dan sosial kultural sebagai dasar
Negara Nomor 08/BKN/IX/2021.

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
Meilifa. Title - Studi Evaluatif Pemetaan Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural Pegawai
Negeri Sipil pada BBPOM di Padang | 48

dalam pemenuhan 20 Jam Pelajaran wajib hipotesis. Penelitian deskriptif adalah studi
bagi PNS. untuk menemukan fakta dengan interpretasi
yang tepat. Dalam desain studi deskriptif
Hasil penilaian BPOM atas pemetaan
yang diinginkan hanya untuk mengenal
kompetensi manajerial dan sosial kultural
fenomena-fenomena untuk keperluan studi
masih perlu ditelaah secara mendalam untuk
selanjutnya.
kemudahan dalam penetapan tindak
lanjutnya. Perlu tergambarkan, apakah Penilaian dan pemetaan manajerial dan
perencanaan pengembangan kompetensi sosial kultural dilakukan dengan
telah dibuat sesuai dengan hasil pemetaan berpedoman pada peraturan BKN Nomor 26
kompetensi manajerial sosial kultural yang Tahun 2019 (Badan Kepegawaian Negara,
telah dilakukan? serta berapa persentase 2019) tentang Pembinaan Penyelenggaraan
kesesuaian realisasi pelaksanaan Penilaian Kompetensi Pegawai Negeri Sipil, di
pengembangan kompetensi dengan mana BPOM menggunakan metode penilaian
perencanaan yang dibuat?. yaitu penilaian kompetensi kompleks
(Assessment Center), penilaian kompetensi
Tujuan penelitian ini sebagai evaluasi
sedang dan penilaian kompetensi sederhana
perencanaan pengembangan kompetensi
yang dilaksanakan oleh Asesor internal
sebagai tindak lanjut hasil pemetaan
maupun Asesor eksternal dari K/L lain yang
kompetensi manajerial dan sosial kultural
mempunyai kompetensi sesuai jenjang
yang dilakukan terhadap PNS di BBPOM
jabatan yang akan dinilai dan dipetakan
Padang pada tahun 2020-2021. Dengan
kompetensinya. Alat ukur yang digunakan
evaluasi ini akan ada peningkatan kinerja
saat penilaian dan pemetaan kompetensi
BBPOM Padang melalui kesesuaian
manajerial dan sosial kultural adalah
Pengembangan Kompetensi ASN
wawancara, kuisioner, psikotest, penugasan
berdasarkan gap kompetensi.
dan simulasi.
Data yang diambil dalam penelitian ini
2. METODE PENELITIAN adalah 100 PNS BBPOM Padang yang telah
dilakukan penilaian dan pemetaan
Metodologi penelitian menurut kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural
(Syahrum & Salim, 2019) adalah cara yang tahun 2019 - 2020 dan dilakukan studi
digunakan untuk mengumpulkan dan evaluatif terhadap kesesuaian jenis
menganalisa data yang dikembangkan untuk kompetensi yang diambil masing-masing PNS
memperoleh pengetahuan dengan BBPOM Padang tahun 2020-2021 terhadap
menggunakan prosedur reliabel dan gap kompetensi yang ada yang dapat diakses
terpercaya. Prosedur ini direncanakan secara lewat siasn.pom.go.id. Data tersebut juga
sistematis sebagai suatu rencana untuk dapat diakses oleh pengelola kepegawaian
menghasilkan data tentang masalah sebagai bahan evaluasi.
penelitian tersebut. Uraian ringkas mengenai
metodologi, jenis penelitian dan Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli
rancangannya, variabel penelitian, s.d September 2021, dimulai dari
parameter yang diamati, lokasi dan waktu pengumpulan data hasil penilaian dan
penelitian. Desain penelitian secara pemetaan kompetensi manajerial dan sosial
deskriptif analisis (penelitian non kultural dan data pelaksanaan
experimental) menurut (Nurdin,I. et al, 2019) pengembangan kompetensi yang telah
adalah desain yang tidak dilakukan dilaksanakan tahun 2020 s.d 2021 sampai
generalisasi data serta tidak membutuhkan analisis data. Instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini diolah
DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
49 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 28 Special Issue: Forum ASN Internasional
2021“Building an Agile and Global Minded Public Civil Servant”, Oktober 2021 Hal 45-54

menggunakan excel, dengan mengolah data Optimal 6 23 3 15


primer, berupa hasil penilaian dan pemetaan Cukup 3 14 3 5
kompetensi manajerial dan sosial kultural Optimal
pada tahun 2019-2020 dan data
pengembangan kompetensi ASN, pada tahun Kurang 2 25 0 1
2020-2021. Optimal

Sesuai (Peraturan Lembaga Administrasi


3. HASIL DAN PEMBAHASAN Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2018 Tentang Pengembangan Kompetensi PNS,
3.1 Hasil
2018) Pengembangan Kompetensi PNS
Hasil penelitian kompetensi manajerial dan dilakukan untuk pemenuhan kompetensi PNS
sosial kultural di BBPOM Padang, nilai tertinggi dengan standar kompetensi Jabatan dan
adalah kategori optimal (47%) dan bila diuraikan rencana pengembangan karier. Dengan
lebih lanjut komposisi optimal terbanyak pada penilaian kompetensi akan diperoleh gap
kelompok pelaksana 71,43 % dan secara kompetensi yang dapat dimanfaatkan dalam
berurutan kelompok struktural, Jabatan perencanaan Pengembangan Kompetensi
Fungsional Tertentu (JFT), Pengawas Farmasi pegawai. Gap kompetensi ini dapat dikurangi
Makanan (PFM) adalah 54,55%; 50,0 %; 37,10 % oleh PNS dengan kewajiban pemenuhan
(Gambar 1 dan Tabel 1). Kategori hasil penilaian pengembangan kompetensi 20 JP per tahun.
optimal, cukup optimal, dan kurang optimal Dalam pasal 3 PerLAN ini mengatur
didasarkan pada Peraturan Badan Kepegawaian pengembangan kompetensi dapat dilakukan
Negara Nomor 26 tahun 2019 (Badan beberapa tahap antara lain penyusunan dan
Kepegawaian Negara, 2019), untuk hasil rencana pengembangan kompetensi,
penilaian kompetensi dengan tujuan pemetaan pelaksanaan pengembangan kompetensi serta
dalam jabatan, yaitu >90% untuk kategori evaluasi pengembangan kompetensi. Setiap
optimal, >78% s/d <90% cukup optimal, dan PNS memiliki hak dan kesempatan yang sama
<78% kurang optimal untuk mengikuti pengembangan kompetensi
dengan memperhatikan hasil penilaian kinerja
dan penilaian kompetensi PNS yang
bersangkutan (pasal 4).
Pelaksanaan pengembangan kompetensi
di BBPOM Padang pada tahun 2020-2021 dapat
dilihat pada tabel 2. Pelatihan teknis memegang
porsi yang paling tinggi sebanyak 87,42% dan
paling rendah pelatihan fungsional 0,98%. Dari
hasil ini terlihat bahwa minat PNS untuk
pengembangan kompetensi lebih besar ke unit
Gambar 1. Hasil Penilaian Kompetensi kompetensi teknis dan ini berbeda dengan
Manajerial dan Sosial Kultural BBPOM Padang penelitian yang dilakukan oleh Munandar
Tahun 2020 (2006) dalam (Manara, 2014) dimana pelatihan
Tabel 1. Hasil dari penilaian kompetensi dan pengembangan kompetensi hard skill
Manajerial dan Sosial Kultural berada pada urutan ketiga yaitu 12,98 %.

Hasil Struktural JF-PFM JFT Pelaksana Tabel 2. Persentase Pengembangan


Penilaian Kompetensi di BBPOM Padang tahun 2020 –
2021

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
Meilifa. Title - Studi Evaluatif Pemetaan Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural Pegawai
Negeri Sipil pada BBPOM di Padang | 50

Pelatihan Jumlah JP Persentase(%) Timur secara umum masih rendah, jabatan


Teknis 8950 87,42
struktural perempuan lebih banyak di
perkotaan daripada kabupaten dan semakin
Manajerial dan 1188 11,60 tinggi eselon maka semakin rendah
Sosial Kultural representasi gender, sedangkan di BBPOM
Fungsional 100 0,98 Padang representasi perempuan pada jabatan
struktural 72,73%. Pengembangan kompetensi
sosial kultural berbasis nilai pendidikan Islam
Hasil penilaian kompetensi manajerial dan untuk Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama
sosial kultural yang dilakukan terhadap PNS eselon IIb dirumuskan pada level mumpuni
BBPOM Padang tahun 2020, secara keseluruhan (advance) yang dilakukan dilingkungan
gap kompetensi terbesar PNS BBPOM Padang pemerintah Aceh (Munawar, 2019)
adalah kompetensi perekat bangsa sebesar
48,31% dan gap terkecil adalah kompetensi Menurut (Linda Aryani et al., 2013) dari
kerja sama sebesar 29,21%. Gap kompetensi penelitian yang dilakukan bahwa integritas
terbesar tersebut diperoleh dari gap seorang pemimpin memiliki skor tertinggi
kompetensi pada kelompok struktural sebesar dibandingkan lainnya, dimana sosok pemimpin
27,27% pada unit kompetensi perekat bangsa yang diinginkan selain kompeten harus
dan pengambilan keputusan; kelompok jabatan memiliki integritas yang akan menjadi dimensi
Pengawas Farmasi dan Makanan sebesar utama dan menjadikan pemimpin layak untuk
59,68% pada unit kompetensi perekat bangsa; dipercaya. Gap kompetensi integritas untuk
kelompok Jabatan Fungsional Tertentu sebesar BBPOM Padang secara umum 33,71% dengan
33,33% pada kompetensi mengelola perubahan gap untuk kelompok struktural sebesar 9,09%.
serta dari kelompok pelaksana sebesar 14,29%
Tabel 3. Gap kompetensi manajerial dan sosial
dari unit kompetensi perekat bangsa,
kultural berdasarkan jabatan tahun 2020
pengembangan diri dan orang lain serta
mengelola perubahan. Hasil gap kompetensi Gap Struk JF- JFT Pelak Jum
pada tabel 3 dapat dimanfaatkan sebagai dasar kompetensi tural PFM sana lah
dalam menetapkan Training Need Analysis Integritas 1 28 1 0 30
(TNA) di BBPOM Padang.
Kerjasama 1 22 1 2 26
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
(Sartika, 2017) rata-rata unit kompetensi Komunikasi 1 28 0 2 31
pengambilan keputusan lemah pada eselon II Orientasi 2 25 1 2 30
Provinsi Kalimantan Timur, hasil ini mirip Pada Hasil
dengan kelompok struktural pada BBPOM
Pelayanan 2 30 1 2 35
Padang dengan gap kompetensi pengambilan
Publik
keputusan terbesar 27,27%. Selanjutnya
perbandingan kompetensi dalam penguasaan Pengemban 2 28 0 3 33
IT dan komunikasi untuk eselon III di Provinsi gan Diri dan
Kalimantan Timur (Sartika & Kusumaningrum, Orang Lain
2018) sekitar 30% sedangkan pada BBPOM Mengelola 1 32 2 3 38
Padang dengan nilai 9,09%. Perubahan

Penelitian oleh (Sartika, 2017) terhadap Pengambilan 3 35 1 0 39


unit kompetensi sosial kultural dilakukan Keputusan
menunjukan bahwa representasi perempuan
pada jabatan struktural di provinsi Kalimantan

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
51 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 28 Special Issue: Forum ASN Internasional
2021“Building an Agile and Global Minded Public Civil Servant”, Oktober 2021 Hal 45-54

Perekat 3 37 0 3 43 kompetensi manajerial dan sosial kultural di


Bangsa BBPOM Padang dapat dilihat pada gambar 3.
Persentase kesesuaian pengembangan
Jika dianalisa berdasarkan usia, kelompok
kompetensi dengan gap kompetensi terbesar
usia 51 - 60 tahun memiliki gap kompetensi
dicapai oleh unit kompetensi pengembangan
tertinggi dalam 8 unit kompetensi manajerial
diri dan orang lain sebesar 60,61% dan yang
dan 1 unit kompetensi sosial kultural sebesar
terkecil dicapai oleh unit kompetensi
44,26%, sedangkan gap kompetensi terendah
komunikasi sebesar 3,23%.
dimiliki kelompok usia kurang dari 31 tahun
sebesar 5,57% (Gambar 2). Hasil ini sejalan
Persentase Kesesuaian Pengembangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Kompetensi dengan Gap Kompetensi
Tharenou (1997) dalam (Nastiti R, 2018) yang

Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural


Manajerial dan Sosial Kultural
menunjukkan bahwa usia berpengaruh
terhadap keikutsertaan pegawai dalam Perekat Bangsa
4,65%
mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan. 7,69%
Menurut (Sukarmen, 2020), faktor umur 52,63% Pengambilan
widyaiswara akan berpengaruh pada 60,61% keputusan
1 20,00%
kemampuan menggunakan teknologi 6,67% Mengelola
multimedia pada widyaiswara yang berumur 3,23% perubahan
48-60 tahun, ternyata yang berumur lebih 50 3,85%
tahun sebesar 78,26 % masih menggunakan 10,00% Pengembangan
fitur-fitur standar dan widyaiswara yang diri dan orang
0,00% 50,00% 100,00% lain
berumur di bawah 50 tahun sebesar 21,74 %
Pelayananan
Kesesuaian Pengembangan Kompetensi
sudah paham dengan multimedia dan Publik
menggunakan fitur-fitur dengan aplikasi yang
bervariasi sehingga pembelajaran bervariatif Gambar 3. Persentase kesesuaian
dan inovatif dan hal ini disenangi peserta diklat. pengembangan kompetensi dengan gap
kompetensi
Gap Kompetensi berdasarkan usia
3.2 Pembahasan
25
20 Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
tindak lanjut hasil pemetaan kompetensi
15
manajerial dan sosial kultural belum menjadi
10
aspek penting untuk ditingkatkan
5 kompetensinya, PNS di BBPOM Padang
0 cenderung memilih pelatihan teknis yang akan
berakibat langsung pada tugas kegiatan rutin
yang dikerjakan. Namun dengan review
pedoman manajemen talenta BPOM sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
<31 31-40 41-50 51-60 Nomor 3 Tahun 2020 tentang Manajemen
Talenta Aparatur Sipil Negara (Kementerian
Gambar 2. Gap kompetensi manajerial Pendayagunaan Aparatur Negara dan
dan sosial kultural berdasarkan usia Reformasi Birokrasi RI, 2020) yang sudah
dilaksanakan adalah: a. menentukan komponen
Studi evaluatif kesesuaian antara
sumbu x dan sumbu y pada nine talent box serta
pengembangan kompetensi terhadap gap
pemenuhannya, b. memetakan pegawai di

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
Meilifa. Title - Studi Evaluatif Pemetaan Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural Pegawai
Negeri Sipil pada BBPOM di Padang | 52

dalam nine talent box sesuai dengan kriteria dilakukan oleh BBPOM Padang jika materi
sumbu x (kompetensi) dan sumbu y (kinerja), c. pelatihan belum dapat difasilitasi oleh PPSDM
telah melakukan pilot project pengisian jabatan POM, pelatihan dapat dilaksanakan melalui
melalui manajemen talenta. PNS yang berada di pihak ke tiga yang mempunyai kompetensi
pool 7 (promotable), pool 8 (promotable) dan untuk menyelenggarakan pelatihan ataupun
pool 9 (rising star) yang akan menjadi pilihan dikoordinasikan ke Badan POM. Selain itu
kader pimpinan Badan POM masa mendatang. monitoring dan evaluasi perlu dilakukan secara
Untuk itu PNS harus dapat memilih dan berkala untuk melihat kesesuaian
mempersiapkan diri dalam pengembangan pengembangan kompetensi yang diambil PNS
kompetensi untuk mencapai posisi talent pool dengan gap kompetensi personal yang ada.
yang diinginkan. Pengembangan kompetensi Monitoring serta evaluasi yang dilakukan
yang ada di Badan POM sudah bervariasi dan berkala ini perlu difeedback ke pegawai
digunakan secara masif dengan memanfaatkan sehingga mereka tahu kondisi pengembangan
media pembelajaran online dengan melalui kompetensi yang dilakukan, perlu kerjasama
aplikasi IDEAS (kompetensi manajerial, sosial yang baik antara analis kepegawaian,
kultural dan umum), dan aplikasi SiPandai perencana serta pegawai dalam hal ini.
(kompetensi teknis). PNS dapat memilih materi Feedback yang teratur akan menyelesaikan
dan waktu yang tepat untuk melakukan masalah gap kompetensi yang ada dan otomatis
pembelajaran dan pada setiap akhir capaian output organisasi yang akan lebih
pembelajaran ada post test dan setiap peserta mudah dilakukan.
yang lulus akan diterbitkan sertifikat kelulusan.
Gap kompetensi terbesar yang dimiliki
Penyusunan rencana pengembangan BBPOM Padang adalah kompetensi sosial
kompetensi manajerial dan sosial kultural untuk kultural perekat bangsa di mana kemampuan
tingkat Unit pelaksana teknis (UPT) BBPOM dalam mempromosikan sikap toleransi,
Padang sangat diperlukan untuk mencapai keterbukaan, peka terhadap perbedaan
kompetensi maksimal PNS sehingga diharapkan individu/kelompok masyarakat; mampu
tujuan organisasi baik dari segi visi atau misi nya menjadi perpanjangan tangan pemerintah
dapat dicapai secara optimal. Hal ini tidak akan dalam mempersatukan masyarakat dan
lepas dari peran serta seluruh lapisan PNS yang membangun hubungan sosial psikologis dengan
ada di unit tersebut dengan segala atribut masyarakat ditengah kemajemukan Indonesia
kompetensi yang dimiliki baik kompetensi sehingga menciptakan kelekatan yang kuat
manajerial, sosial kultural maupun teknis serta anatara ASN dan para pemangku kepentingan
kompetensi lainnya yang tidak dilakukan serta diantara para pemangku kepentingan itu
pemetaan secara berkala. Pemetaan perlu sendiri; menjaga, mengembangkan dan
dilakukan secara berkala untuk mengetahui mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan
kompetensi PNS apakah terpelihara atau ada dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa
mengalami peningkatan / improvement. dan bernegara Indonesia belum memiliki nilai
Rencana pengembangan kompetensi yang yang sesuai standar kompetensi. (anak
dibuat harus disosialisasikan ke seluruh Lampiran 1.b. Keputusan kepala Badan
pegawai, sehingga mereka dapat mengetahui Pengawas Obat dan makanan Republik Indonesi
dengan jelas kompetensi apa yang harus nomor HK.04.01.1.22.04.19.1407 Tahun 2019
diambil oleh masing-masing pegawai. tentang Pedoman Penilaian Kompetensi
Komitmen yang tinggi mulai dari pimpinan Manajerial dan Sosial Kultural Pegawai Negeri
tertinggi serta seluruh pegawai sangat Sipil Badan Pengawas Obat dan Makanan
diharapkan untuk mensukseskan capaian (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2019).
rencana pengembangan kompetensi yang Untuk itu diharapkan agar pengembangan
dibuat. Langkah-langkah strategis perlu kompetensi ini menjadi perhatian di masa yang
DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
53 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 28 Special Issue: Forum ASN Internasional
2021“Building an Agile and Global Minded Public Civil Servant”, Oktober 2021 Hal 45-54

akan datang baik secara teori maupun PNS BBPOM Padang lebih banyak mengikuti
implementasi di lapangan. pengembangan kompetensi teknis.
Pemilihan materi pengembangan
kompetensi yang diambil minimal 20 JP per
4. KESIMPULAN tahun oleh PNS belum menggambarkan
pengambilan JP yang merata dari gap
Berdasarkan hasil penelitian yang kompetensi yang ada dan hal ini akan
dilakukan, perencanaan pengembangan mempengaruhi kesempatan pengembangan
kompetensi yang dibuat BBPOM Padang karir PNS bila gap kompetensi tidak
belum sesuai pelaksanaannya dengan gap diperbaiki. Studi evaluatif yang telah
hasil penilaian dan pemetaan kompetensi dilakukan ini diharapkan dapat menjadi
manajerial dan sosial kultural yang telah masukan bagi BBPOM Padang untuk menata
dilakukan pada tahun 2020. Realisasi manajemen SDM yang lebih baik, selain itu
kesesuaian pelaksanaan pengembangan dapat dijadikan masukan untuk penyusunan
kompetensi dengan perencanaan yang Training Need Analysis tahun 2022.
dibuat sebagai tindak lanjut gap kompetensi
manajerial dan sosial kultural dengan
rentang kesesuaian terendah 3,23% dan
tertinggi 60,61%, dan sesuai hasil penelitian

5. DAFTAR PUSTAKA
Badan Kepegawaian Negara. (2019). Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 26 Tahun
2019 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Penilaian Kompetensi Pegawai Negeri
Sipil.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2019). Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Nomor HK.04.01.1.22.04.19.1407 tahun 2019 tentang Pedoman Penilaian
Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural Pegawai Aparatur Sipil Negara Badan
Pengawas Obat dan Makanan.
Chariah, A., Ariski, S., Nugroho, A., Suhariyanto, A., Gadjah, U., Bulaksumur, M., & Yogyakarta,
D. I. (2020). Implementasi Sistem Merit Pada Aparatur Sipil Negara Di Indonesia The
Implementation Of Merit-Based System On State Civil Apparatus In Indonesia. Jurnal
Borneo Administrator, 16(3), 383–400.
Febrisoni, F., Provinsi, P., Barat, K., Sumber, B. P., Provinsi, D. M., & Barat, K. (2018).
Pengembangan Model Strategi Pemenuhan Jam Wajib Pengembangan Kompetensi
Bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. 11,
20–32.
Handayani, S. (2016). Faktor Determinan Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara
Di Kabupaten Biak Numfor. Gema Kampus IISIP YAPIS Biak, 11(2), 32–39.
https://doi.org/10.52049/gemakampus.v11i2.26
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI. (2017). Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun
2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI. (2020). Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang Manajemen Talenta Aparatur Sipil Negara.

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
Meilifa. Title - Studi Evaluatif Pemetaan Kompetensi Manajerial dan Sosial Kultural Pegawai
Negeri Sipil pada BBPOM di Padang | 54

Komara, E. (2019). Kompetensi Profesional Pegawai ASN (Aparatur Sipil Negara) di Indonesia.
Kompetensi Profesional Pegawai ASN (Aparatur Sipil Negara) Di Indonesia, 4(1), 73–
84. https://doi.org/10.17509/mimbardik.v4i1.16971
Linda Aryani, Anggia Kargenti Evanurul Marettih, Hijriyati Cucuani, Rita Susanti, & Yuliana
Intan Lestari. (2013). Kompetensi Tidak Sempurna Tanpa Integritas Pada Pemimpin.
Jurnal Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 9(Juni), 31–39.
Manara, M. U. (2014). Hard Skills Dan Soft Skills Pada Bagian Sumber Daya Manusia Di
Organisasi Industri. Jurnal Psikologi Tabularasa, 9(1), 37–47.
Masfifah. (2019). JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains) Tata Usaha Madrasah di Balai
Diklat. 9(1), 1740–1744.
Meyrina, R. S. A. (2016). Implementasi Peningkatan Kinerja Melalui Merit Sistem Guna
Melakanakan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara No. 5 Tahun 2014 Di
Kementerian Hukum Dan HAM. Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum, 10(2), 175–185.
Munawar. (2019). Kompetensi Sosio Kultural Untuk Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Eselon
II.B di Lingkungan Pemerintah Aceh. 148(c), 148–162.
Nastiti R. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Dalam Mengikuti Pendidikan
dan Pelatihan Pada Pegawai Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Kalimantan
Selatan. 8(April), 41–51.
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 Tentang
Pengembangan Kompetensi PNS. (2018). 1–6.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil. (2017). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
PPSDM POM. (2021). Laporan Kinerja Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengawasan Obat dan Makanan tahun 2020. 19.
Rifai, A., Idris, A., & Surya, I. (2018). Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap
Peningkatan Kompetensi Aparatur Sipil Negara di Sekretariat Daerah Kota
Samarinda. 6(2), 1001–1012.
Sartika, D. (2017). Pengembangan Kompetensi Sosio-Kultural ASN Dalam Perspektif Kepekaan
Gender Pada Pemerintah Daerah di Kalimantan Timur. Civil Service, 11(1), 1–14.
Sartika, D., & Kusumaningrum, M. (2018). Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara
di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Borneo Administrator,
13(2), 131–150. https://doi.org/10.24258/jba.v13i2.310
Sukarmen, H. A. (2020). Efektifitas Pembelajaran Daring di BPSDM Provinsi Riau Era New
Normal. Jurnal Karya Aparatur, 4(2), 15–26.
Syahrum, & Salim. (2019). Metodologi penelitian Kuantitatif. Cita Pustaka Media.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.
(2014). 1–105.

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |

You might also like