Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

(Berat Bayi Lahir Rendah)

DISUSUN OLEH:

SILVIA NUR RIZKI


21122065

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMINA


BINAMEDIKA JAKARTA
2022
A. Pengertian
Berat bayi lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram pada waktu lahir (Sofian Amru, 2012). Berat yang lahir dengan
berat lahir <2500 gram tanpa memandang masa kehamilan. Berat lahir adalah
berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir (Ratna Dewi Pudiastuti,
2015).
BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari
2500 gram. Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang atau sama
dengan 2500 gram disebut premature. Untuk mendapatkan keseragaman, pada
Kongres “European Perinatal Medicine” II di London telah disusun definisi
sebagai berikut:
1. Bayi kurang bulan: bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu
(259 hari).
2. Bayi cukup bulan: bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai
dengan 42 minggu (259 – 293 hari).
3. Bayi lebih bulan: bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih
(294 hari atau lebih).
B. Klasifikasi
1. Klasifikasi BBLR berdasarkan umur kehamilan :
a. Bayi premature/kurang bulan (usia kehamilan < 37 minggu) sebagian
bayi kurang bulan belum siap hidup di luar kandungan dan
mendapatkan kesulitan untuk mulai bernapas, menghisap, melawan
infeksi dan menjaga tubuh tetap hangat.
b. Bayi cukup bulan (usia kehamilan 38-42 minggu)
c. Bayi lebih bulan (usia kehamilan >42 minggu)
Menurut (Ridha, 2014) klasifikasi BBLR berdasarkan kehamilan yaitu:
a. Prematuritas murni kurang dari 37 hari dan BB sesuai dengan masa
kehamilan/ gestasi (neonatus kurang bulan-sesuai masa kehamilan/
NKB-SMK).
b. Dismatur (IUGR), BB kurang dari seharusnya untuk masa
gestasi/kehamilan akibat bayi mengalami retardasi intra uteri dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK). Dismatur
dapat terjadi dalam pre-term, term dan post-term yang terbagi dalam :
1) Neonatus kurang bulan kecil untuk masa kehamilan (NKB- KMK),
dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari)
2) Neonatus cukup bulan kecil untuk masa kehamilan (NCB-KMK),
dengan masa kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu (259-293
hari)
3) Neonatus lebih bulan – kecil untuk masa kehamilan (NLB-KMK),
42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih)
3. Klasifikasi BBLR berdasarkan berat badan
a. Bayi berat badan lahir amat sangat rendah/ekstrim rendah (bayi lahir
berat badan <1000 gram)
b. Bayi berat badan lahir sangat rendah (bayi lahir berat badan <1500
gram
c. Bayi berat badan lahir cukup rendah (bayi berat badan 1501-2500
gram)
C. Etiologi
Menurut (Hidayat, 2012) BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Faktor Ibu
a. Penyakit:
1) Toksemia gravidarum
2) Perdarahan antepartum
3) Truma fisik dan psikologis
4) Nefritis akut
5) Diabetes mellitus
b. Usia Ibu
1) Usia <16 tahun
2) Usia >35 tahun
3) Multigravida yang jarak kelahirannya terlalu dekat
c. Keadaan sosial
1) Golongan sosial ekonomi rendah
2) Perkawinan yang tidak sah
d. Sebab lain
1) Ibu yang perokok
2) Ibu peminum alcohol
3) Ibu pecandu narkotik
2. Faktor janin
a. Hidramnion
b. Kehamilan ganda
c. Kelainan kromosom
3. Faktor lingkungan
a. Tempat tinggal dataran tinggi
b. Radiasi
c. Zat-zat racun.
D. Patofisiologi
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang
dari 2500 gram pada waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat
badan lahir rendah dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain gizi saat
hamil yang kurang dengan umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun,
jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat, faktor
lingkungan, faktor janin, faktor plasenta, serta penyakit menahun ibu :
hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok.
BBLR biasanya disebabkan juga oleh hamil dengan hidramnion, hamil
ganda, perdarahan, cacat bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini akan
menyebabkan bayi lahir dengan berat 2500 gram dengan panjang kurang dari
45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm kepala lebih besar, kulit tipis,
transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang, otot hipotonik lemah,
pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea biasanya terjadi pada umur
kehamilan kurang dari 37 minggu.
Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR terjadinya tanda -
tanda aspirasi meconium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi,
penyakit membrane hialin, dismatur preterm terutama bila masa gestasinya
kurang dari 35 minggu, hiperbilirubinemia, patent duktus arteriosus,
perdarahan ventrikel otak, hipotermia, hipoglikemia, anemia, gangguan
pembekuan darah, infeksi, dysplasia serta malformasi kongenital.
E. Manifestasi Klinis
Menurut tim adaptasi 2009 dalam (Nurarif & Hardhi Kusuma, 2016)
1. Sebelum bayi lahir
1) Pada anamesa sering dijumpai adanya riyawat abortus, partus
premature dan lahir mati
2) Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin
lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
3) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya sering dijumpai kehamilan oligradmnion gravidarum atau
pendarahan antrepretum
4) Pembesaran uterus tidak sesuai tuannya kehamilan
2. Setelah bayi lahir
1) Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin
2) Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
3) Bayi small for date dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan
intrauterine
4) Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam
tubuhnya .
c. Prematuritas murni
1) Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,
lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada krang dari 30 cm
2) Masa gestasi kurang dari 37 minggu
3) Kulit tipis dan transparan, tampak mengkilat dan licin
4) Kepala lebih besar dari badan
5) Lanugo banyak terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan
6) Lemak subkutan kurang
7) Ubun- ubun dan satura lebar
8) Rambut tipis dan halus
9) Tulang rawan dan daun telinga immature
10) Putting susu belum berbentuk dengan baik
11) Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltic usus dapat terlihat
12) Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia
mayora (pada wanita), testis belum turun (pada laki-laki)
13) Bayi masih posisi fetal
14) Pergerakan kurang dan lemah
15) Otot masih hipotonik
16) Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering
mengalami serangan apnoe
17) Reflex tonic neck lemah
18) Reflex menghisap dan menelan belum sempurna
d. Dismatur (IUGR)
1) Pre-term: sama dengan bayi prematuritas murni
2) Post-term:
- kulit pucat/bernod, mekonium kering keriput, tipis
- vernix caseosa tipis/ tidak ada
- jaringanlemak dibawah kulit tipis
- bayi tampak gesit, aktif dan kuat
- tali pusat berwarna kuning kehijauan
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan skor ballard
Penilaian usia kehamilan yang tepat penting dalam pemeriksaan bayi baru
lahir untuk menentukan penatalaksanaan selanjutnya. Salah satu metode
untuk menilai masa gestasi yang dipakai adalah New Ballard Score (NBS).
2. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
3. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa
kadar elektrolit dan analisa gas darah
4. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/
diperkirakan akan terjadi sindrom gawat napas
5. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.
G. Penatalaksanaan
Cara ibu post partum menangani berat bayi lahir rendah diantaranya
(MTBS, 2015) :
1. Mempertahankan suhu tubuh
Cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi, setiap kali bayi
basah keringkan tubuhnya dan ganti pakaian atau kainnya dengan yang
kering, baringkan di tempat yang hangat dan jauh dari jendela atau pintu,
beri alas kain yang bersih dan kering di tempat untuk pemeriksaan bayi
termasuk timbangan bayi.
Jika tidak ada tanda tanda hipotermia, mandikan bayi 2 kalisehari,
selesai memandikan segera keringkan tubuh bayi, kenakan pakaian bersih
dan kering, topi, kaus tangan, kaus kaki, dan selimut jika perlu, minta ibu
untuk meletakkan bayi di dadanya sesering mungkin dan tidur bersama
ibu, pada BBLR atau suhu 35,5°C, hangat kan bayi dengan metoda
kanguru atau dengan lampu 60 watt berjarak minimal 60 cm dari bayi.
2. Cara metoda kanguru
Bayi hanya memakai popok, topi, kaus tangan dan kaus kaki, beri
bayi posisi telungkup di dada ibu dengan posisi tegak dan menempel
kedada ibu serta atur posisi kepala, leher dan badan untuk menghindari
terhalangnya jalan napas. Tangan dan kaki dalam keadaan fleksi seperti
posisi katak kemudian fiksasi dengan selendang.
Kemudian ibu mengenakan pakaian longgar, sehingga bayi dapat
berada dalam 1 pakaian dengan ibu. Jika perlu, gunakan selimut. Selain
ibu, ayah dan anggota keluarga lain bisa melakukan metoda kanguru.
3. Mencegah infeksi dengan ketat
Cara mencegah infeksi yaitu cuci tangan sebelum atau sesudah
memegang bayi, bersihkan tali pusat jika basah atau kotor dengan air
matang, kemudian keringkan dengan kain yang bersih dan kering.
Ingatkan ibu untuk selalu menjaga tali pusat selalu bersih dan kering, jaga
kebersihan tubuh bayi dengan memandikannya setelah suhu stabil.
Gunakan sabun dan air hangat, bersihkan seluruh tubuh dengan hati-hati.
Hindarkan bayi baru lahir kontak dengan orang sakit, karena sangat
rentan tertular penyakit, minta ibu untuk memberikan kolostrum karena
mengandung zat kekebalan tubuh, anjurkan ibu untuk menyusui sesering
mungkin hanya ASI saja sampai 6 bulan. Bila bayi tidak menyusu, beri
ASI perah dengan menggunakan cangkir, sendok atau sonde. Hindari
pemakaian botol dan dot karena dapat meningkatkan risiko terjadinya
infeksi saluran cerna.
4. Pengawasan nutrisi (ASI)
Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian
nutrisi dilakukan dengan cermat. Penimbangan berat badan mencerminkan
kondisi gizi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab
itu penimbangan dilakukan dengan ketat.
5. Lakukan imunisasi segera
Berikan imunisasi HB0 sebelum bayi berumur 7 hari, beri imunisasi BCG
dan Polio 1 ketika bayi berumur 1 bulan kecuali bayi yang lahir di Rumah
Sakit, imunisai diberikan sebelum di pulangkan, tunda pemberian
imunisasi pada bayi yang mempunyai klasifikasi merah serta tali pusat
dalam keadaan bersih.
H. Komplikasi
1. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres
respirasi, penyakit membran hialin
2. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu
3. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak
4. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan
darah
5. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)
6. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal
I. Pengkajian Keperawatan
1. Data Subyektif
Data subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah
kesehatan Data subyektif terdiri dari :
a. Biodata atau identitas pasien :
1) Bayi meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin
2) Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau
kebangsaan, pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari
riwayatantenatal pada kasus BBLR yaitu:
a) Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi
buruk, merokok ketergantungan obat-obatan atau dengan
penyakit seperti diabetes mellitus, kardiovaskuler dan
paru.
b) Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya
kelahiran multiple, kelainan kongenital, riwayat
persalinan preterm.
c) Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau
periksa tetapi tidak teratur dan periksa kehamilan tidak
pada petugas kesehatan.
d) Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia
kehamilan (kehamilan postdate atau preterm).
2) Riwayat natal komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan
yang sangat erat dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang
perlu dikaji :
a) Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta
maupun plasenta previa.
b) Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena
pemakaian obat penenang (narkose) yang dapat menekan
sistem pusat pernafasan.
3) Riwayat post natal
Yang perlu dikaji antara lain :
a) Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua
AS (0-3) asfiksia berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10)
asfiksia ringan.
b) Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm 
2500 gram lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-
36 cm).
c) Adanya kelainan kongenital : Anencephal, hirocephalus
anetrecial aesofagal.
4) Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan absorbsi
gastrointentinal, muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga
perlu diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan
kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori
dan juga untuk mengkoreksi dehidrasi, asidosis metabolik,
hipoglikemi disamping untuk pemberian obat intravena.
a) Kebutuhan parenteral
Bayi BBLR < 1500 gram menggunakan D5%
Bayi BBLR > 1500 gram menggunakan D10%
b) Kebutuhan nutrisi enteral
BB < 1250 gram = 24 kali per 24 jam
BB 1250-< 2000 gram = 12 kali per 24 jam
BB > 2000 gram = 8 kali per 24 jam
c) Kebutuhan minum pada neonatus :
Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari
Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari
Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari
Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari
Untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg
BB/hari
5) Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah
a) BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi.
b) BAK : frekwensi, jumlah
6) Latar belakang sosial budaya
a) Kebudayaan yang berpengaruh terhadap BBLR kebiasaan ibu
merokok, ketergantungan obat-obatan tertentu terutama jenis
psikotropika
b) Kebiasaan ibu mengkonsumsi minuman beralkohol,
kebiasaan ibu melakukan diet ketat atau pantang makanan
tertentu.
7) Hubungan psikologis
Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung
dengan ibu jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna
sekali dimana bayi akan mendapatkan kasih sayang dan perhatian
serta dapat mempererat hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
Lain halnya dengan BBLR karena memerlukan perawatan yang
intensif
2. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu
pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui
atau berlaku
a. Keadaan umum
Pada neonatus dengan BBLR, keadaannya lemah dan hanya
merintih. Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang
aktif dan menangis keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari
responnya terhadap rangsangan. Adanya BB yang stabil, panjang
badan sesuai dengan usianya tidak ada pembesaran lingkar kepala
dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.
b. Tanda-tanda vital
Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan
asfiksia benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko
terjadinya hipothermi bila suhu tubuh <36 C dan beresiko terjadi
hipertermi bila suhu tubuh <37 C. Sedangkan suhu normal tubuh
antara 36,5C – 37,5C, nadi normal antara 120-140 kali per menit
respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi post
asfiksia berat pernafasan belum teratur
c. Pemeriksaan fisik
1) Kulit
Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru,
pada bayi preterm terdapat lanugo dan verniks.
2) Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal
haematom, ubun-ubun besar cekung atau cembung
kemungkinan adanya peningkatan tekanan intrakranial.
3) Mata
Warna konjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada
bleeding conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil
menunjukkan refleksi terhadap cahaya.
4) Hidung
Terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat penumpukan
lendir.
5) Mulut
Bibir berwarna pucat ataupun merah, ada lendir atau tidak.
6) Telinga
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan
7) Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek
8) Thorax
Bentuk simetris, terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara
wheezing dan ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100
kali per menit.
9) Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus
costaae pada garis papila mamae, lien tidak teraba, perut
buncit berarti adanya asites atau tumor, perut cekung adanya
hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam setelah
masa kelahiran bayi, sering terdapat retensi karena GI Tract
belum sempurna.
10) Umbilikus
Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya
tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
11) Genitalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan
letak muara uretra pada neonatus laki-laki, neonatus
perempuan lihat labia mayor dan labia minor, adanya sekresi
mucus keputihan, kadang perdarahan.
12) Anus
Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air
besar serta warna dari faeses.
13) Ekstremitas
Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya
patah tulang atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-
jari tangan serta jumlahnya.
14) Refleks
Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan
sucking lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan
mengenai keadaan susunan syaraf pusat atau adanya patah
tulang
3. Data Penunjang
Data penunjang pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam
menegakkan diagnosa atau kausal yang tepat sehingga kita dapat
memberikan obat yang tepat pula. Pemeriksaan yang diperlukan
adalah:
1) Darah : GDA > 20 mg/dl
2) Test kematangan paru
3) CRP
4) Hb dan Bilirubin : > 10 mg/dl
J. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada bayi dengan
BBLR yaitu:
1. Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas neurologi
2. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorbsi makanan
3. Hipotermia b.d kekurangan lemak subkutan
K. Intervensi Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pola
nafas menurun dengan
Kriteria hasil:
a. Dispneu menurun
b. Penggunaan otot bantu nafas menurun
c. Frekuensi nafas membaik
d. Kedalaman nafas meningkat
Intervensi :
Manajemen Jalan Nafas (L 1.01011)
Observasi :
1. Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
2. Monitor bunyi nafas tambahan (mis. gurgling,mengi, wheezing, ronkhi
kering)
Terapeutik :
1. Posisikan fowler
2. Berikan oksigen
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian brokodilator, ekspektoran
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam status nutrisi bayi
menurun dengan
Kriteria hasil :
a. Berat badan membaik
b. Panjang badan meningkat
c. Pucat menurun
d. Lapisan lemak meningkat
Intervensi :
Manajemen Nutrisi (L 1.03119)
Observasi :
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
3. Identifikasi perlunya pengunaan selang nasogastric
4. Monitor berat badan
5. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik :
1. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein

3. Hipotermia berhubungan dengan kekurangan lemak subkutan


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam termoregulasi
neonates menurun dengan
Kriteria hasil :
a. Suhu tubuh meningkat
b. Frekuensi nadi membaik
c. Suhu kulit meningkat
d. Konsumsi oksigen meningkat
Daftar Pustaka

Eko, dkk. 2007. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC
Hidayat, Aziz Alimul. 2012. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta:
Salemba Medika
Kristiyanasari, Weni.2011. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak.
Yogyakarta : Nuha Medika
NANDA International. 2014. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta:EGC
Ridha, Nabiel. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak.Yogyakarta : Pustaka Pelajar

You might also like