Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Seminar Nasional II USM 2017

Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia


sebagai Poros Maritim Dunia
Vol. 1, Oktober 2017, 432-436

DAMPAK INDUSTRI KREATIF DAN STRATEGI TERHADAP PENINGKATAN


KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH BESAR
(STUDI PADA SUBSEKTOR INDUSTRI KERAJINAN
DI KABUPATEN ACEH BESAR

Nasir1, Said Muhammad2


1
Fakultas Ekonomi Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala
Email: nasir.ibrahim@serambimekkah.ac.id

ABSTRACT
This study aims to determine the impact of creative industries craft sub-sector in improving people's
welfare in Aceh Besar District; The research method used in this research are: first, qualitative
descriptive analysis; second, to conduct direct interviews and fill out questionnaires by the creative
industries industry subsector craft; The results of the research are expected for the development of
creative economy, to provide information for local government and entrepreneurship, especially in
improving prosperity of the perpetrators in the era of ASEAN regional competition, so that the
creativity in developing entrepreneurship spirit owned by every business in Aceh Besar Regency can be
realized among others : first, encouraging the growth of the creative industrial sector of the economy
that can lift the image of Aceh Besar District; second, provide motivation to encourage job creation;
third, encourage product innovation in the region; fourth, enhancing the competitiveness of products
produced by groups of business units and local revenue; fifth, making local products as icons that can
lift the District of Aceh Besar as a tourist destination to global and domestic markets. The results
showed that investment in the creative industry sub-sector of craft and creativity of creative industry
entrepreneurs sub-sector craft sting has an impact on the welfare of masrakat especially for business
actors as well as the economic growth of District Aceh Great especially.

Keywords: Impact, Creative industry and Prosperity

1. PENDAHULUAN namun juga berkualitas. Kualitas produk


Era Globalisasi yang membuat tersebut dapat diperoleh melalui pencitraan
hubungan antar negara tanpa batas ruang dan ataupun menciptakan produk- produk inovatif
waktu merupakan suatu hal yang tidak yang berbeda dari wilayah lainnya. Diperlukan
dapat dihindari. Berbagai kegiatan dapat kreativitas yang tinggi untuk dapat
dilakukan dalam waktu yang sama. menciptakan produk-produk inovatif.
Demikian juga halnya dengan kegiatan Berangkat dari poin inilah, ekonomi kreatif
perdagangan internasional yang dapat menemukan eksistensinya dan berkembang
dilakukan pada saat yang tepat dan di waktu (Salman, 2010) Ekonomi kreatif telah
yang sama. Semua ini dapat terjadi karena dikembangkan di berbagai negara dan
adanya teknologi informasi dan komunikasi menampilkan hasil positif yang signifikan,
yang berkembang pesat menjadi penghubung antara lain berupa penyerapan tenaga kerja,
antar negara. penambahan pendapatan daerah, hingga
Tantangan globalisasi semakin nyata pencitraan wilayah di tingkat internasional.
setelah berbagai kegiatan yang dilakukan di Pencitraan wilayah muncul ketika suatu
berbagai belahan dunia terhubung dengan wilayah menjadi terkenal karena produk kreatif
mudah. Dalam konteks globalisasi, daya saing yang dihasilkannya. Sebagai contoh, Kota
merupakan kunci utama untuk mampu Bandung yang saat ini terkenal karena distro
bertahan. Daya saing ini muncul tidak hanya dan factory outlet. Dalam konteks yang
dalam bentuk produk dalam jumah banyak lebih luas, pencitraan wilayah dengan

432 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
Seminar Nasional II USM 2017
Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia
sebagai Poros Maritim Dunia
Vol. 1, Oktober 2017, 432-436

menggunakan ekonomi kreatif juga sebagai upaya pembangunan ekonomi secara


terkoneksi dengan berbagai sektor, di berkelanjutan melalui kreativitas dengan
antaranya sektor wisata. iklim perekonomian yang berdaya saing dan
Departemen Pedagangan Republik memiliki cadangan sumber daya yang
Indonesia telah menyusun Rencana terbarukan
Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009–2015 Dalam kajian ini hanya dibatasi kajian
dalam rangka meningkatkan daya saing daerah pada industri kreatif subsektor kerajian.
menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN Penerapan strategi pengembangan ekonomi
(MEA). Terdapat 14 (empat belas sektor) yang kreatif melalui sub sektor kerajinan
menjadi fokus utama industri kreatif di memiliki prospek yang baik. Di beberapa
Indonesia. Untuk pengembangan sektor wilayah yang cukup sukses dan populer di
industri kreatif tersebut diperlukan SDM yang antaranya adalah Kanazawa (Jepang), New
handal dengan berbagai keahlian dalam Zealand, dan Singapura. Daerah Kanazawa,
berbagai subsektor industry kreatif. Jepang menawarkan paket wisata ke tempat
Walaupun tidak menghasilkan produk pembuatan kerajinan (handicraft) warga
dalam jumlah banyak, industri kreatifmampu setempat. Produk kerajinan (handicraft)
memberikan kontribusi positif yang cukup Kanazawa merupakan bentuk kerajinan
signifikan terhadap perekonomian nasional. tradisional, seperti keramik dan sutra. Para
Depertemen Perdagangan (2008) mencatat pengrajin bekerja sekaligus menjual serta
bahwa kontribusi industri kreatif terhadap PDB memamerkan hasil produksinya di sekitar
di tahun 2002 hingga 2006 rata-rata mencapai kastil Kanazawa (Kanazawa City Tourism
6,3% atau setara dengan 152,5 trilyun jika Association, 2010).
dirupiahkan. Industri kreatif juga sanggup Yozcu dan Icoz (2010), kreativitas
menyerap tenaga kerja hingga 5,4 juta dengan akan merangsang daerah tujuan wisata untuk
tingkat partisipasi 5,8%. Dari segi ekspor, menciptakan produk-produk inovatif yang akan
industri kreatif telah membukukan total ekspor memberi nilai tambah dan daya saing yang
10,6% antara tahun 2002 hingga 2006 lebih tinggi dibanding dengan daerah tujuan
(Suparwoko, 2010). wisata lainnya. Dari sisi wisatawan, mereka
Pengembangan industri kreatif saat akan merasa lebih tertarik untuk berkunjung ke
merupakan suatu usaha yang harus dipacu daerah wisata yang memiliki produk khas
setelah negara-negara kawasan ASEAN untuk kemudian dibawa pulang sebagai
menandatangani kesepakatan perdagangan souvenir. Di sisi lain, produk-produk kreatif
bebas yang dikenal dengan sebutan Masyarakat tersebut secara tidak langsung akan melibatkan
Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic individual dan pengusaha enterprise
Community). Oleh karena itu, dalam bersentuhan dengan sektor budaya.
mengahadapi tantangan tersebut perlu Persentuhan tersebut akan membawa dampak
mengetahui kekuatan yang kita miliki agar positif pada upaya pelestarian budaya dan
dapat bersaing. Oleh karena itu, sangat menarik sekaligus peningkatan ekonomi serta estetika
untuk mengkaji mengenai daya saing sektor lokasi wisata.
industri kreatif ini. Dalam hal ini, kami ingin
mengkaji lebih lanjut mengenai kehidupan 3. METODE PENELITIAN
industri kreatif di Kabupaten Aceh besar Penelitian akan dilaksanakan di
dengan mengangkat judul “Dampak Industri kawasan yang terdapat industri kreatif
Kreatif dan Strategi Terhadap Peningkatan subsektor kerajinan di Kabupaten Aceh Besar
Kesejahteraan Masyakat di Kabupaten Aceh pada awal tahun 2017. Pemilihan lokasi
Besar (Studi Pada Subsektor Industri Kerajinan Kabupaten Aceh Besar sebagai lokasi
di Kabupaten Aceh Besar). penelitian karena di kabupaten tersebut banyak
2. TINJAUAN PUSTAKA terdapat industri kerajinan yang dilakukan
Departemen Perdagangan Republik baik secara berkelompok maupun secara
Indonesia (2008) merumuskan ekonomi kreatif personal yang memiliki potensi pasar antar

433 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
Seminar Nasional II USM 2017
Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia
sebagai Poros Maritim Dunia
Vol. 1, Oktober 2017, 432-436

daerah, dengan pendekatan purposive ada sekarang berdasarkan data-data yang ada.
sampling, Kegiatan penelitian ini Jadi ia juga menyajikan data, menganalisis, dan
menggunakan pendekatan kualitatif dengan menginterpretasi. Dengan menggunakan teknil
tipe penelitian deskriptif. Menurut Bogdan dan pengumpulan data dengan cara, wawancara,
Taylor (dalam Moleong, 2002:3), metode observasi serta pemanfaatan dokumentasi yang
penelitian kualitatif sebagai suatu tersedia
prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif, yaitu kata-kata tertulis atau 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
lisan dari orang-orang dan prilaku yang Dalam Penelitian ini kecamatan yang
diamati. Penelitian kualitatif memandang masuk kriteria dalam penilaian dan keakuratan
obyek yang diteliti secara holistik. Jadi dalam data dimana data yang diperoleh harus
hal ini tidak mengisolasi individu atau memenuhi kriteri tertentu (purposive sampling)
organisasi ke dalam variabel atau hipotesis yaitu kecamatan yang mempunyai industri
tetapi memandangnya sebagai bagian dari kreatif melebihi 2 (dua) unit usaha industri
suatu keutuhan. Sedangkan jenis penelitian kreatif sub sektor kerajinan yaitu dapat dilihat
deskriptif, menurut Nawawi (2001:44) dapat pada gambar berikut ini:
diartikan sebagai penelitian yang berusaha
untuk menuturkan pemecahan masalah yang

Gambar 2. Presentase Industri kreatif subsektor


kerajinan di Aceh Besar

Dari gambar di atas dapat dijelaskan kecamatan lhoknga adalah 25 unit usaha sub
bahwa ada dua kecamatan yang mendominasi sektor kerajinan (16%) dari total, sedangkan
jumlah industri kreatif di kabupaten Aceh kecamatan Kuta Malaka dengan jumlah unit
Besar yaitu kecamatan Montasik dan usaha 21 unit (14%), kemudian kecamatan
Kecamatan Ingin Jaya dimana kecamatan Darussalam dan Lhong dengan prosentase yang
Montasik yang dominan usaha di bidang sama yaitu masing-masing 8 unit usaha(5%)
border dan sulaman jumlah industri/usahanya dari keseluruhan indusrtri kreatif dan
adalah 31 unit usaha (20%) dari total industri kecamatan leupueng mempunyai 3 unit usaha
kreatif di Aceh Besar sedangkan di Kecamatan (2 %) dari keseluhan unit usaha industri kreatif
Ingin Jaya 32 (20%) unit usaha, pada dasarnya yang tersebar di Kabupaten Aceh Besar. Selain
kecamatan ingin jaya mempunyai 42 unit usaha dampak pertumbuhan jumlah usaha penelitian
industri kreatif namun 10 usaha tidak ini juga dapat mengetahui jumlah Investasi,
memenuhi kriteria penelitian ini, selanjutnya kapasitas produksi dan nilai produksi industri
diikuti oleh kecamatan Mesjid Raya yaitu dimaksud, untuk menbgetahui ketiga variabel
sejumlah 30 unit usaha (19%) disusul oleh

434 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
Seminar Nasional II USM 2017
Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia
sebagai Poros Maritim Dunia
Vol. 1, Oktober 2017, 432-436

tersebut kondisinya dapat dilihat pada grafik/gambar 3 dibawah ini:

Gambar: 3 Kondisi industri kreatif sub sektor kerajinan di Aceh Besar

Investasi merupakan tolok ukur dari jumlah produksi lebih didominasi oleh
input dalam proses produksi, dimana jumlah kecamatan Monasik Aceh besar, dari hasil
investasi akan dapat mempengaruhi penelitian terjadinya value added yang tinggi
produktivitas sebuah usaha, pada gambar di dari nilai produksi industri kreatif dikecamatan
atas dapat di jelaskan bahwa jumlah investasi Montasik adalah akibat dari kualitas produksi
pada uusaha subsektor kerajinan yang ada di 8 dan pasar sasaran yang di tuju saat ini, selain
kecamatan yang diteliti adalah senilai mengandalkan pasar lokal produksi tas
Rp.1,347,595,000,-. Nilai ini tentunya relative sulaman bordir dikecamatan montasik saat ini
memenuhi kriteria ussaha kecil menengah, sudah menembus pasar maca negara, walaupu
capaian ini merupakan nilai total dari masih berhubungan dengan satu penampung
keseluhan industri yang jika dipisahkan input produk yaitu dari Amerika serikat namun
nilainya beragam dan sangat tergantungh jenis mempunyai efek yang besar terhadap harga
usaha, umunya nilai investasi besar digunakan barang yang diproduksi. Lebih detil gambar di
untuk industri yang menggunakan mesin/alat atas dapat dijelaskan sebagai berikut;
teknologi pengolahan. Dari hasil penelitian Kecamatan Montasik dapat mencapai
nilai investasi yang tinggi digunakan pada unit produktivitas nilai akhir produksi yang
usaha sulaman dan border. capaiannya mencapai Rp 6,004,400. Diikuti
Kapasitas jumlah produksi industri kecamatan Lhong dengan nilai produksinya
kerajian di Aceh besar mencapai 353,278 unit Rp. 1,263,800, selanjutnya produktifitas nilai
dengan produksi yang beragam dengan nilai produksi kecamatan Lhoknga yaitu Rp.
produksinya mencapai Rp. 10,216,645,000, . 883,145, kecamatan Mesjid Raya berkontribusi
Produktifitas yang tinggi akan menghasilakan sebesar Rp 846,000, sedangkan kecamatan
jumlah nilai pruduksi yang tinggi pula, namun Ingin Jaya Nilai produksinya sebesar Rp.
demikian dikarenakan produksi industri kreatif 697000, kecamatan Kuta Malaka, Leupung dan
ini berbeda jenis yang diproduksi selain itu Darussalam masing-masing berkontribusi Rp.
juga tergantung kepada proses pemasaran 327,300,- , Rp. 108,000, dan Rp. 87,000,.
produksi sehingga mesing-masing mempunyai Dengan terpetakan kondisi Industri
value added yang beda. Dari gambar di atas kreatif sub sector kerajinan yang telah dibahas
jelas terlihat bahwa walaupu kecamatan ingin diatas dapat diketahui bahwa indusrtri
Jaya Aceh Besar mempunyai prosentase kerajinan sangat mempunnya dampak terhadap
jumlah unit usaha yang lebih tinggi dari kesajahteraan masyarakat, khusunya
kecamatan Montasik, namun nilai Investasi dan masyarakat setempat di lokasi terjadinya proses
produksi kerajianan terutama para pelaku usaha

435 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
Seminar Nasional II USM 2017
Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia
sebagai Poros Maritim Dunia
Vol. 1, Oktober 2017, 432-436

tersebut, serta diharapkan hal ini akan Departemen Perdagangan Republik Indonesia
berpengaruh terhadap pertumbunan ekonomi (2008). Pengembangan Ekonomi
kabupaten Aceh Besar Kreatif Indonesia 2025: Rencana
Pengem-bangan Ekonomi Kreatif
5. KESIMPULAN Indonesia 2009-2025. Jakarta:
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat Departemen Perdagangan Republik
disimpulkan sebagai berikut: Indonesia.
1. Perkembangan industri kreatif subsektor Departemen Perdagangan Republik Indonesi
kerajinan di setiap kecamatan di Kabupaten (2007). Pengembangan Ekonomi
Aceh Besar terdiri dari jenis kerajinan yang Kreatif Indonesia. Jakarta: Departemen
beragam. Beberapa jenis produk kerajinan Perdagangan Republik Indonesia.
yang dibuat pengrajin terdiri dari sulam Disperindagkop dan UKM (2017) Database
bordir, tikar, sange, keranjang ikan, keset Industri Kecil Menegah Aceh Besar
kaki, bordir, sulaman, songket Aceh, kain 2016, sekretariat Disperindagkop dan
tenun, kasab Aceh, kotak tisu, bros, pita UKM, Jantho Aceh Besar
rambut, dan lampion. Fitriana, Aisyah Nurul, dkk (2014).
2. Subsektor industri kerajinan di Kabupaten Pengembangan Industri Kreatif di Kota
Aceh Besar memiliki peran strategis dalam Batu (Studi tentang Industri Kreatif
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sektor Kerajinan di Kota Batu).
dan mengurangi pengangguran. jumlah Jurnal Administrasi Publik, Vol. 2 No.
industri kreatif di kabupaten Aceh Besar 2, Hal. 281-286
mencapai 158 unit usaha yang produktif Kanazawa City Tourism Association (2010).
yaitu kecamatan Montasik adalah 31 unit Trip to Kanazawa, City of Crafts
usaha, Kecamatan Ingin Jaya 32 (20%) unit 2010.Diakses pada 14 Maret
usaha, kecamatan Mesjid Raya yaitu 2015: http://www.kanazawa-
sejumlah 30 unit usaha (19%), kecamatan tourism.com/eng/campaign/images/
lhoknga adalah 25 (16%) unit usaha, VJY_winter.pdf
kecamatan Kuta Malaka dengan jumlah unit Moleong, L. 2002. Metodologi Penelitian
usaha 21 unit (14%), kecamatan Kualitatif. Bandung: Penerbit Rosda
Darussalam 8 unit (5%) Kecamatan Lhong Karya. Nawawi, H. 2001. Metode
8 unit usaha(5%) dan kecamatan leupueng Penelitian Bidang Sosial.
mempunyai 3 (2%) unit usaha Yogyakarta: Gadjah Mada
3. Indusrtri kerajinan kelompok Industri kratif University Press.
mempunyai dampak terhadap kesajahteraan Ooi, Can-Seng (2006). ”Tourism and the
masyarakat, khusunya pelaku usaha serta Creative Economy in Singapore”. In
masyarakat setempat di lokasi terjadinya Greg Richards and Julie Wilson (eds.)
proses produksi usaha kerajianan dimaksud, Tourism, Creativity and Development.
London: Routledge. Hal: 240-251.
DAFTAR PUSTAKA Pangestu, Mari Elka (2008). “Pengembangan
Agustina, Fitri, dkk. (2013). Pemetaan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025”,
Industri Kreatif dan Penentuan disampaikan dalam Konvensi
Kompetensi Inti Pengembangan Ekonomi Kreatif 2009-
Bangkalan. Jurnal Teknik Industri, Vol. 2015 yang diselenggarakan pada
14, No. 2, hal: 131–138 Pekan Produk Budaya Indonesia
Artiningsih, dkk (2010). Analisis Potensi 2008, JCC, 4-8 Juni
Sosial Ekonomi dan Budaya 2008
Masyarakat di Wilayah Kota
Semarang dalam Pengembangan
Industri Kreatif. Jurnal Riptek, Vol.4,
No.I1, Hal: 11 – 19

436 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)
Seminar Nasional II USM 2017
Eksplorasi Kekayaan Maritim Aceh di Era Globalisasi dalam Mewujudkan Indonesia
sebagai Poros Maritim Dunia
Vol. 1, Oktober 2017, 432-436

437 SEMINAR NASIONAL KEMARITIMAN ACEH (UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH, 24 AGUSTUS 2017)

You might also like