Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 185

ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI KEPEMIMPINAN

JEPANG DALAM FILM ONE PIECE SERIES ARC WANO

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh
Mohamad Rizkyarrachman
NIM : 11160510000198

KOMUNAKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M
LEMBAR PEGESAHAN PEMBIMBING

ANALISIS SEMIOTIKA REPRESENTASI


KEPEMIMPINAN JEPANG DALAM FILM ONE PIECE
SERIES ARC WANO

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:
Mohamad Rizkyarrachman
NIM: 11160510000198

Pembimbing

Dr. Nur Hidayat, M.Ag


NIP. 197204262005011006

KOMUNAKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2020 M

i
ii
iii
ABSTRACT

Mohamad Rizkyarrachman. 11160510000198. Semiotic


Analysis of Representation of Japanese Leadership in Film One
PieceSeries Wano Arc
Animated films are often seen as entertainment shows that
are only enjoyed by children, but One Piece is one of the
animated films in which many depict history, figures, legends,
places, races, tribes and even global issues. In the One Piece Arc
Wano film, there is a snippet that represents the leadership that
occurred in Japan, starting from the government system,
leadership traits to the history of leadership that occurred. The
positive and negative traits of leadership can be seen from an
Islamic point of view.
Based on the above background, the question in this
research is how is the semiotic analysis of the representation of
Japanese leadership in the One Piece Series Arc Wano film? And
seen from the analysis representament, object and interpretant?
The method used in this research is descriptive
qualitative. The author gets data from observation activities by
watching and observing every scene and dialogue that occurs in
the film. The writer also separates each scene that contains
Japanese leadership, after which the writer analyzes it. This
study uses Charles Sanders Peirce's theory of semiotic analysis.
Semiotics is the study of signs (sign). Peirce explained his theory
through a semiotic triangle, which is in the form of
reprasentament (marker), object (sign), and interpretant
(correlation of signs and markers).
From the research results, the writer found six scenes that
represented Japanese leadership. Researchers found Japanese
leadership policies and systems contained in the snippets and
dialogues in the scene which constructs that the Japanese state
has a Shogun leadership system, implements closed state policies,
unfair leadership, samurai rebellion against the Shogun, caste
grouping and discrimination and forced labor policies against
prisoners and the people who were colonized.
Keywords: Semiotics, Representation, Leadership, Film, One
Piece

iv
ABSTRAK

Mohamad Rizkyarrachman. 11160510000198. Analisis


Semiotika Representasi Kepemimpinan Jepang Dalam Film
One Piece Series Arc Wano
Film animasi seringkali dianggap sebagai tayangan
hiburan yang hanya dinikmati oleh kalangan anak-anak, akan
tetapi One Piece merupakan salah satu film animasi yang
didalamnya banyak menggambarkan tentang sejarah, tokoh,
legenda, tempat, ras, suku bahkan isu global sekalipun. Pada film
One Piece Arc Wano ini terdapat cuplikan yang
merepresentasikan kepemimpinan yang terjadi di negara Jepang,
mulai dari sistem pemerintahan, sifat kepemimpinan hingga
sejarah kepemimpinan yang terjadi. Sifat positif dan negatif
kepemimpinan tersebut dapat dilihat dari sudut pandang islam.
Bedasarkan latar belakang diatas, maka pertanyaan dalam
penelitian ini adalah bagaimana analisis semiotika representasi
kepemimpinan Jepang dalam film One Piece Series Arc Wano?
Dan dilihat dari analisis representament, object dan interpretant?
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif deskriptif. Penulis mendapatkan data dari kegiatan
observasi dengan menonton dan mengamati setiap adegan
maupun dialog yang terjadi di dalam film. Penulis juga
memisahkan setiap scene yang mengandung kepemimpinan
Jepang, setelah itu penulis analisis. Penelitian ini menggunakan
teori analisis semiotika Charles Sanders Peirce. Semiotika adalah
ilmu yang mempelajari tanda (sign). Peirce menjelaskan teorinya
melalui semiotic triangle, yaitu berupa reprasentament (penanda),
object (tanda), dan interpretant (korelasi tanda dan penanda).
Dari hasil penelitian, penulis menemukan enam scene
yang merepresentasikan kepemimpinan Jepang. Peneliti
menemukan kebijakan dan sistem kepemimpinan Jepang yang
terdapat dalam cuplikan dan dialog dalam scene yang
mengonstruksi bahwa negara Jepang memiliki sistem
kepemimipinan Shogun, menerapkan kebijakan negara tertutup,
kepemimpinan yang tidak adil, pemberontakan samurai terhadap
Shogun, terjadi pengelompokan kasta dan diskriminasi dan
kebijakan kerja paksa terhadap tawanan dan rakyat yang di jajah.
Kata Kunci: Semiotika, Representasi, Kepemimpinan, Film,
One Piece

v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi robbil'alamin. Segala puji bagi Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, serta shalawat
dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang
terang benderang ini. sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul ―Analisis Semiotika Representasi
Kepemimpinan Jepang Dalam Film One Piece Series Arc Wano”.
Adapun pengajuan skripsi ini ditujukan sebagai pemenuhan
beberapa ketentuan kelulusan pada jenjang perkuliahan Strata I di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Meskipun banyak ditemukan kekurangan pada laporan
ini. Akan tetapi penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan
skripsi ini banyak mengalami kesulitan, sehingga rasa putus asa
kerap kali datang dan selalu dirasakan. Namun, berkat bantuan,
motivasi, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dari
berbagai pihak, menjadikan penulis semakin bersemangat untuk
menyelesaikan skripsi i ni dan pada akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu dengan segala ketulusan,
perkenankan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, dengan
bimbingan, arahan, serta semua kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis. Oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A,

vi
selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Suprato, M.Ed, Ph.D, sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, sebagai
Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor,
M.Ag, sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi
Umum, Cecep Castrawijaya, M.A, sebagai Wakil Dekan
III Bidang Kemahasiswaan.
3. Dr. Armawati Arbi, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dr. Edi Amin, M.A,
selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran
Penyiaran Islam.
4. Nur Hidayat, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan
arahan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Kiky Rizky, M.Si, selaku Dosen Penasihat Akademik
penulis yang telah bersedia membimbing dan menuntun
penulis dalam proses perkuliahan dari awal hingga akhir.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Terimakasih telah mengajarkan dan
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada seluruh
mahasiswa khususnya penulis.
7. Seluruh karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, staff Tata Usaha yang telah mengarahkan
terkait administrasi dan regulasi perkuliahan serta seluruh
pengelola Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

vii
Jakarta. Terimakasih atas pelayanannya selama penulis
kuliah dan sampai menyelesaikan Skripsi ini.
8. Kedua orang tua tercinta, ayah dan mamah yang tanpa
lelah memberikan dukungan dan doa, semangat yang tak
kenal lelah mendoakan anaknya menggapai gelar sarjana,
dan materi yang telah begitu banyak mereka berikan, dan
memotivasi penulis agar senantiasa semangat dalam
mencari ilmu dan menyelesaikan skripsi ini. demi
menyelesaikan skripsi ini dan terimakasih kepada seluruh
keluarga saya, ibu Nur, encang-encing, sepupu, adik-adik
saya Mahiera dan Maysa yang memberikan semangat dan
doa tanpa henti kepada penulis
9. Teman-teman KPI 2016, khususnya sahabat seperjuangan
KPI D dan teman-teman COOS yang selalu berusaha
mempererat tali pertemanan dan memberikan semangat,
informasi juga dukungan kepada penulis dari semester 1
sampai saat ini. Serta terimakasih terhadap semua teman-
teman yang telah mengingatkan penulis agar segera
menyelesaikan studi.
10. Eiichiro Oda selaku pecipta cerita One Piece. Terimakasih
telah membangun dan menciptakan suatu maha karya
yang luar biasa yang selama ini menjadi inspirasi dan
motivasi bagi penulis.
11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan
yang telah diberikan.

viii
Demikian pengantar ini penulis sampaikan.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada
para pembaca khususnya mahasiswa program studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Saya juga meminta maaf apabila ada kesalahan
dalam penulisan kata atau kalimat pada skripsi ini.

Jakarta, 2020

Mohamad Rizkyarrachman
NIM 11160510000198

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PEGESAHAN PEMBIMBING .................................................. i

ABSTRAK .................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 9

C. Batasan Masalah .................................................................................. 10

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 10

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................................ 11

F. Tinjauan Kajian Terdahulu .................................................................. 12

G. Metode Penelitian ................................................................................ 15

H. Sistematika Penulisan .......................................................................... 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................. 25

A. Semiotika ............................................................................................. 25

B. Film ..................................................................................................... 35

C. Representasi ......................................................................................... 53

x
D. Kepemimpinan ..................................................................................... 58

E. Kerangka Berpikir ............................................................................... 63

BAB III GAMBARAN UMUM FILM ONE PIECE ARC


WANO ....................................................................................................... 65

A. Sekilas Tentang Film One Piece .......................................................... 65

B. Profil Kreator Anime One Piece .......................................................... 67

C. Tim Produksi Anime One Piece ........................................................... 69

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .................................. 94

A. Temuan Data Penelitian Dan Analisis Semiotika Film One


Piece Arc Wano ........................................................................................... 94

BAB V PEMBAHASAN ....................................................................... 120

A. Representasi Kepemimpinan Jepang Dalam Film One Piece


Series Arc Wano ........................................................................................ 120

B. Sifat Positif dan Negatif Budaya Kepemimpinan Jepang di


Film One Piece Series Arc Wano Dalam Sudut Pandang Islam................. 137

C. Tabel Temuan Penelitian ............................................................ 161

BAB VI PENUTUP ............................................................................... 161

A. Kesimpulan ........................................................................................ 161

B. Saran .................................................................................................. 163

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 165

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Kajian Terdahulu........................................................ 13
Tabel 1.2. Semiotika Menurut Charles Sander Peirce ................ 22
Tabel 2.1. Klarifikasi Tanda........................................................ 32
Tabel 4.1. Scene 1 ...................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.2. Scene 2 ...................................................................... 98
Tabel 4.3. Scene 3 .................................................................... 101
Tabel 4.4. Scene 4 .................................................................... 106
Tabel 4.5. Scene 5 .................................................................... 112
Tabel 4.6. Scene 6 .................................................................... 116
Tabel 5.1. Tabel Temuan Penelitian ......................................... 116

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Semiotika Peirce ..................................................... 31
Gambar 2.2. Representasi Dikaitkan Dengan Makna ................. 55
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Menurut Peneliti ................... 64
Gambar 3.1. Poster Anime Film One Piece ................................ 65
Gambar 3.2. Eiichiro Oda ........................................................... 67
Gambar 3.3. Toei Animation Co. ................................................ 70
Gambar 3.4. One Piece Arc Wano .............................................. 72
Gambar 3.5. Monkey D. Luffy.................................................... 76
Gambar 3.6. Roronoa Zoro ......................................................... 77
Gambar 3.7. Vinsmoke Sanji ...................................................... 79
Gambar 3.8. Nami ....................................................................... 80
Gambar 3.9. Usopp ..................................................................... 81
Gambar 3.10. Tony Tony Chopper ............................................. 82
Gambar 3.11. Nico Robin ........................................................... 84
Gambar 3.12. Franky................................................................... 85
Gambar 3.13. Brook .................................................................... 87
Gambar 3.13. Kozuki Oden ........................................................ 88
Gambar 3.14. Kozuki Momonosuke ........................................... 89
Gambar 3.15. Kinemon ............................................................... 90
Gambar 3.16. Kurozumi Orochi.................................................. 91
Gambar 3.17. Kaido .................................................................... 92

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi Massa merupakan sebuah studi dalam ilmu


komunikasi yang berhubungan dengan banyak khalayak ramai.
Sebagai cabang dari studi komunikasi, komunikasi massa
menjadi salah satu yang paling sering dibicarakan, dikarenakan
perananya yang sangat penting di era modern ini. Komunikasi
massa ialah proses dimana sebuah organisasi media merancang
dan mempublikasikan pesan kepada khalayak melalui banyak
jenis media massa seperti koran, majalah, radio, telivisi, dan
media online (Internet) dengan sajian berbagai peristiwa yang
memiliki nilai berita ringan hingga berita tinggi, mencerminkan
proses komunikasi massa yang selalu ada dalam kehidupan
manusia.
Komunikasi massa adalah sebuah pesan yang
dikomunikasikan lewat media massa kepada banyak orang (mass
communication is massage communicated through a mass
medium a to large number of people). Dari definisi tersebut dapat
kita ketahui bahwa komunikasi massa harus menggunakan media
massa. Jadi, walaupun komunikasi itu disampaikan kepada
khalayak banyak, seperti rapat besar di lapangan luas yang
dihadiri oleh ribuan orang jika tidak menggunakan media massa,
maka itu bukan komunikasi massa.1

1
Elvinaro Erdianto, Komala Lukiati, dan Karlinah Siti, Komunikasi
Massa (Suatu Pengantar edisi revisi). Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2007) h. 3

1
2

Film merupakan salah satu media komunikasi massa yang


bisa memberikan informasi terhadap orang yang
menyaksikannya. Pesan film sebagai media komunikasi massa
dapat berupa apa saja tergantung bagaimana tujuan film tersebut
dirancang oleh sutradara atau pengarangnya. Akan tetapi, pada
umumnya film dapat mencakup bermacam-macam pesan, baik itu
pesan pendidikan, hiburan dan informasi. Pesan dalam film
menggunakan mekanisme berbagai lambang-lambang yang ada
pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan,
percakapan dan sebagainya. Film juga merupakan salah satu
bentuk pernyataan suatu budaya yang melakukan komunikasi
pesan dari pembuat film kepada penonton ke seluruh wilayah
daerah dalam skala nasional maupun dunia.2
Dewasa ini terdapat berbagai macam film, meskipun cara
pendekatannya berbeda-beda, semua film dapat dikatakan
memiliki satu sasaran, yaitu mengundang perhatian orang
terhadap muatan-muatan masalah yang dikandung. Film juga
dapat dirancang untuk melayani kebutuha publik terbatas maupun
publik yang seluas-luasnya. Film saat ini menjadi salah satu
media yang menarik simpati dan perhatian dari masyarakat,
masyarakat lebih suka menyaksikan film anime karena tidak
membosankan dan bisa memberi hiburan. Dengan semakin
berkembangnya dunia teknologi terutama gadget dan internet,
film anime, salah satunya adalah One Piece, sudah banyak yang
tersebar dan beredar di internet sehingga bisa ditonton kapanpun
2
Karl Heider, National Culture On Screen, (Indonesia Cinema:
University Of Hawaii Press, 1991), h.1
3

tanpa perlu menunggu film itu ditampikan di televisi pada waktu


tertentu saja.
One Piece adalaah sebuah film animasi atau manga ( yaitu
kata komik dalam bahasa jepang) dan anime karya Eiichiro Oda.
Bercerita tentang kehidupan tokoh utamanya, Monkey.D.Luffy,
seorang bajak laut remaja yang keras kepala, hiperaktif, ambisius
dalam perjalanannya mewujudkan keinginannya untuk
mendapatkan gelar Raja Bajak laut, terkuat di dunia. Di
Indonesia, komik ini diterbitkan oleh Elex Media Komputindo
berupa komik berseri dan pernah juga ditayangkan oleh Global
TV berupa film animasi berseri.3 One Piece adalah serial manga
dan anime yang bergenre shonen, ditulis dan diilustrasikan oleh
seorang mangaka hebat bernama Eiichiro Oda. Sejak tahun 1997
sampai dengan sekarang, One Piece telah mengeluarkan 95
volume manga, 923 episode anime dan 13 movie . pada
Desember 2014, One Piece resmi menerima penghargaan
Guiness World Record sebagai “The most copies published for
the same comic book Series by a single author” atau komik
dengan penjualan terbanyak oleh satu pengarang di dunia. Hal
tersebut bedasarkan dari komik yang terjual mulai dari tahun
1997 sampai Desember 2014 yang berjumlah 320,866,000 kopi di
seluruh dunia. 4

3
Agus Irianto. Studi Analisis Isi Tentang Adegan Kekerasan Dalam
Serial Televisi Animasi Jepang Naruto Shippunden Yang Ditayangkan Di
Global TV Periode Bulan November 2010, Jurnal Kekerasan Dalam Serial
Televisi. Vol.5 , No.2, 70-30.
4
Setiawan Adiwijaya, Serial Manga One Piece Raih Guinness World
Record, https://m.tempo.co/read/news/2015/06/17/118675768/serial-manga-
one-piece-raih-guinnesworldrecord diakses pada 19 Februari 2020 pukul 17:52
4

Bukti lain dari kepopuleran One Piece ialah adanya fakta


yang menyebutkan jika komik dan anime One Piece telah
diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, dari bahasa asli yakni
Jepang, lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, China,
Inggris, Arab, Korea, Portugis, Spanyol, serta Vietnam.
Berbagai perang dan pertempuran dilalui oleh Luffy dkk
untuk bisa melanjutkan perjalanan mereka mengarungi lautan
demi meraih mimpinya. Berbagai permasalahan yang muncul di
dalam cerita One Piece diselesaikan dengan pertempuran dan
perang yang dipimpin oleh Luffy . Dalam berbagai pertarungan
dan peperangan yang dihadapi oleh Kelompok Topi Jerami,
ternyata di dalamnya secara tidak langsung mengandung nilai-
nilai kepemimpinan. Dalam beberapa kejadian pertempuran
maupun perang yang dilalui dalam film One Piece, kerap didapati
beberapa representasi kepimimpinan yang berkaitan dengan
kepemimpinan yang ada di Negara Jepang.
Dalam alur cerita One Piece, kepemimpinan merupakan
salah satu konflik utama yang diangkat oleh kreatornya, yang
menjadikannya sangat menarik untuk ditonton oleh para
penonton. Cerita perebutan tahta kepemimpinan yang ada dalam
film tersebut dibalut dengan petualangan yang sangat seru oleh
para krunya yang juga ikut ambil bagian bertempur dalam setiap
peperangan yang terjadi.
Dalam One Piece Arc Wano sendiri mengisahkan kru
Topi Jerami dan para bajak laut yang memasuki negri Wano di
mana negri Wano ini negara isolasionis yang kuat di Dunia Baru

WIB.
5

yang tidak berafiliasi dengan Pemerintah Dunia. Saat ini berada


di bawah kekuasaan Shogun, Kurozumi Orochi, serta diduduki
oleh Bajak Laut Beasts di bawah Kaido. 5 Sebelumnya, Wano
diperintah oleh Keluarga Kozuki sampai perampas keluarga,
yaitu Orochi, dengan rencananya berkonspirasi dengan Kaido
untuk menggulingkan Shogun mereka, peristiwa tersebut terjadi
18 tahun sebelum awal cerita. Yang mana ratusan tahun yang
lalu, negeri Wano dikenal sebagai Negara Emas. Bajak lau Topi
jerami dan klan Kozuki berencana untuk menumbangakn
pemimpin jahat yang menguasai negri Wano yaitu Kurozumi
Orochi yang bersekutu dengan bajak laut Kaido. Pemerintahan
negara itu rusak karena kepemimpinan Shogun Kurozumi Orochi,
yang para pejabatnya selalu menindas dan dengan keras
mengendalikan warga. Aturan mereka semakin diperkuat oleh
kesetiaan mereka kepada Yonkou Kaido, yang mendukung
mereka dengan kekuatan militer dari Bajak Laut Beasts, sehingga
hampir mustahil bagi warga untuk menentang Orochi. Sebagian
besar negara telah berubah menjadi tanah gersang akibat
kekejaman Orochi, dan hanya wilayah pribadinya, yakni Ibukota
Bunga, yang tetap makmur.
Orochi menggunakan propaganda manipulatif untuk
mencuci otak warga kaya di Ibukota Bunga untuk memperkuat
rancangan aturan dan kebijakannya, mengidolakan dirinya sendiri
sebagai pahlawan besar sambil menjelek-jelekkan Keluarga
Kozuki, khususnya Oden, mengklaim bahwa mereka berupaya
untuk membawa Wano ke kehancuran dengan melanggar
5
One Piece Manga dan Anime — Chapter 819 (h. 5) dan Episode 771
6

kebijakan negara tertutup atau isolasi dan membuka perbatasan


Wano ke dunia luar. Pemerintah negara itu telah menciptakan
sistem kasta yang menghargai kekayaan di atas segalanya. Warga
Ibukota Bunga harus memiliki uang atau mereka akan
menghadapi pengasingan. Wilayah negara itu terbukti memiliki
dua jenis kota. Ada kota-kota di mana para pejabat tinggi tinggal,
dan para pejabat ini mengendalikan sisa populasi, hanya
membiarkan pedagang dan pedagang penting tetap tinggal. Sisa
populasi dipaksa untuk hidup dalam kemiskinan di kota-kota
yang dikenal sebagai kota sisa-sisa. Di kota-kota ini, orang hanya
memiliki akses ke makanan yang dilewati oleh orang-orang dari
status kasta yang lebih tinggi dan seringkali warga akhirnya
kelaparan. Mereka yang memiliki kasta yang lebih tinggi
memandang rendah orang-orang yang tinggal di kota-kota sisa
dan memperlakukan mereka tidak manusiawi.6
Wano Kuni di sini diambil dan terinspirasi dari Tokugawa
Jepang (1603-1868). Sebuah negara yang terisolasi, yang
dipimpin oleh seorang pejabat yang disebut Shogun, yang telah
berhasil mengalahkan serangan apapun yang berasal dari 'dunia
luar' (di One Piece, ini seperti World Government / Pemerintah
Dunia, di dunia nyatanya menjajah kekuatan Eropa).
Wano adalah nama kuno untuk Jepang, berasal dari Cina.
Wano Kuni berarti Negara Harmoni (damai), nama lama bagi
Jepang. Isolasi Jepang berakhir pada tahun 1853 ketika saling
bermusuhan, memberlakukan "perjanjian tidak adil" (maksudnya
sini adalah memalukan) bagi Shogun, kekuatan 'luar' memaksa
6
One Piece Manga — Chapter 915
7

membuka Jepang. Perang ini melibatkan warga sipil yang diikuti


antara pendukung Shogun dan Kaisar. Perang diakhiri dengan
kemenangan para bangsawan yang setia kepada Kaisar, sehingga
terjadilah Restorasi Meiji. Modernisasi Jepang sangat cepat,
memaksa memberlakukan "perjanjian tidak adil", dan munculnya
Jepang sebagai kekuatan utama.
Negara Wano yang menggambarkan kebudayaan Jepang
pada periode 1633-1639 di mana jepang merupakan Negara
tertutup atau periode sakoku yang mana kebijakan luar negeri
Jepang, yang mengatur bahwa orang asing yang tidak
diperbolehkan memasuki wilayah Jepang maupun warga Jepang
tidak diizinkan meninggalkan Jepang, dengan ancaman yakni
hukuman mati. Kebijakan tersebut ditetapkan ketika KeShogunan
Tokugawa berada di bawah pimpinan Tokugawa Iemitsu, melalui
sejumlah dekret dan kebijakan yang dikeluarkan. sangat berbeda
dengan kepemimpinan jepang saat ini. Kepemimpinan Jepang
saat ini merupakan sebuah monarki konstitusional yang di
dalamnya terdapat kuasa dari seorang Kaisar yang masih dibatasi
dan hanya diturunkan terutama ketika melakukan tugas resmi.
Seperti di Negara yang lain, pemerintahan dibagi menjadi tiga
cabang yakni Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.
Kepemimpinan dalam Islam pada dasarnya merupakan
aktivitas membimbing, memotivasi, menuntun dan mengarahkan
agar manusia beriman kepada Allah SWT. Dengan tidak hanya
mengerjakan perbuatan atau bertingkah laku yang diridhai Allah
8

SWT. 7 Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur‘an Surat Al-


Anbiya‘ ayat 73, Allah SWT berfirman:
ٰ َّ َ َ َ ٰ ْ َ ْ َ ْ ْ ْ َ ٓ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َّ َّ َ ْ ُ ٰ ْ َ َ َ
ِ ‫وجعلنهم ا ًِٕمتً يهدون ِبام ِسها واوحيىا ِالي ِهم ِفعل الخير ِث وِاقام الص‬
‫ىة‬ ‫ل‬
َ َ ُ َ ِۚ ٰ َّ َ ۤ َ ْ َ
ۙ ‫ىة َوكاه ْىا لىا ٰع ِب ِد ْي َن‬
ِ ‫وِايخاء الزك‬
Artinya:
“Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-
pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami
dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat
kebaikan, melaksanakan salat dan menunaikan zakat, dan
hanya kepada Kami mereka menyembah.” (Q.S. Al-
Anbiya‘: 73)

Kepemimpinan dalam Islam tercermin sebagaimana apa


yang diajarkan Islam dapat memberi corak dan arah kepada
pemimpin itu, dengan kepemimpinannya bisa mengubah sikap
mental yang sampai saat ini hinggap menghambat dan mengidap
ke sekelompok orang atau masyarakat.
Salah satu tugas pemimpin Islam yaitu menasihati
kelompok dan membimbingnya apabila memang diperlukan
untuk mencapai sasaran-sasaran bersama. Agar efektif, maka
pemimpin harus melatih pribadi-pribadi dan kelompok-kelompok
yang ada di bawah pimpinannya, sehingga mereka dapat
menolong diri sendiri, masyarakatnya, dan dalam jangka panjang
akan melahirkan manfaat bagi seluruh masyarakat.

7
Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, (Yogyakarta: Gajah
Mada University Press, 1993), h. 27
9

Kepemimpinan juga merupakan faktor penentu bagi efektif dan


efsiennya suatu organisasi. Sehingga, kualitas pemimpin
menentukan keberhasilan lembaga atau organisasinya. Sebab,
seorang pemimpin yang sukses itu dapat mengelola organisasi,
mampu mempengaruhi secara konstruktif orang lain dan
menuntun ke jalan yaag benar yang harus dikerjakan bersama.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka
menjadi alasan utama bagi penulis untuk menganalisis
representasi kepemimpinan yang berhubungan dengan kaidah
budaya kepemimpinan Jepang dan dinilai dengan sudut pandang
Islam. Dijadikannya film animasi One Piece ini sebagai obyek
penelitian karena film ini cenderung mengisahkan tentang
kepemimpinan seseorang untuk mencapai sebuah tujuan, dan
penelitipun tertarik untuk meneliti tentang kepemimpinan di
negara Jepang yang terjadi di anime One Piece dengan sudut
pandang Islam, bagaimana kemudian representasi budaya
kepemimpinan Jepang yang terdapat dalam serial anime One
Piece dengan mengangkat judul “Analisis Semiotika
Representasi Kepemimpinan Jepang Dalam Film One Piece
Series Arc Wano”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat


diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Terjadi perbedaan atau ketidak sesuaian antara budaya
kepemimpinan di Jepang dengan yang digambarkan di
Film One Piece Arc Wano berbanding terbalik dengan
10

nilai-nilai kepemimpinan Islam.


2. Alur cerita One Piece Arc Wano yang cendrung
menggabarkan kondisi Negeri yang buruk dan sedikit
sekali hal positif yang digambarkan pada Arc Wano.

C. Batasan Masalah

Pada penelitian ini difokuskan pada komunikasi massa di


mana sebuah film anime One Piece yang diproduksi di Jepang
menggabarkan kepemimimpinan yang mengandung nilai-nilai
positif dan negatif dengan sudut pandang Islam. Pembatasan ini
dilakukan agar penelitian ini menjadi lebih fokus, terarah, dan
mempermudah dalam proses pencarian data, selain itu
pembatasan masalah ini berguna untuk menghindari perluasan
pembahasan yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang
akan diteliti. Setelah diidentifikasi, penelitian ini memfokuskan
permasalahan pada sesuai atau tidaknya nilai-nilai budaya
kepemimpinan Jepang direpresentasikan dalam film One Piece
Arc Wano pada episode 891 sampai 943 episode dinilai dengan
sudut pandang Islam.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di


atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana representasi kepemimpinan Jepang dalam


sudut pandang kepemimpinan Islam ?
2. Bagaimana representasi kepemimpinan Jepang dalam
11

film One Piece Series Arc Wano dilihat dari hasil


analisis Representamen
3. Bagaimana representasi kepemimpinan Jepang dalam
film One Piece Series Arc Wano dilihat dari hasil
analisis Object?
4. Bagaimana representasi kepemimpinan Jepang dalam
film One Piece Series Arc Wano dilihat dari hasil
analisis Interpretant?
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang
hendak dicapai oleh peneliti adalah :
a. Mengetahui bagaimana analisis semiotika
representasi dari kepemimpinan Jepang dalam film
One Piece Series Arc Wano
b. Mengetahui bagaimana representasi kepemimpinan
Jepang dalam film One Piece Series Arc Wano dilihat
dari hasil analisis Representamen, Object dan
Interpretant teori Charles Sanders Peirce?
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan
manfaat baik dalam ranah akademis maupun praktis sebagai
berikut :
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai
referensi bagi perkembangan ilmu komunikasi,
12

khususnya pada pada kajian film dan semiotika serta


teori-teori yang berkaitan bagi mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Khususnya bagi Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi.
b. Manfaat Praktis
1. Menambahkan pengembangan kajian keilmuan
komunikasi di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam dalam hal penanaman pemahaman
representasi kepemimpinan yang terdapat dalam
film One Piece Arc Wano.
2. Menambah pengetahuan para penonton film
anime One Piece bagaimana representasi
budaya kepemimpinan di negara Jepang yang
tersisipkan dalam film One Piece Arc Wano.
3. Sebagai masukan dan evaluasi kepada tim
produksi film anime One Piece untuk membuat
produksi film selanjutnya.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Tinjauan kajian terdahulu dilakukan dengan tujuan


menghindari terjadinya pengulangan, peniruan, plagiat, termasuk
subplagiat. Dasar pertimbangan perlu disusunnya tinjauan kajian
terdahulu dalam suatu rancangan penelitian didasari oleh
kenyataan bahwa setiap objek kultural merupakan gejala multi
13

dimensi sehingga dapat dianalisis lebih dari satu kali secara


berbeda-beda, baik oleh orang yang sama maupun yang berbeda.8
Tabel 1.1. Kajian Terdahulu

Penulis
Judul
No. dan Persamaan Perbedaan
Skripsi
Tahun

“Analisis Silvy Membahas Perbedaan


Indriani
Nilai Moral tentang penelitian Silvy
Putri.
Dalam Serial 2017. analisis film Indriani Putri
Universit
Animasi One animasi One dengan penelitian
as Syiah
Piece Karya Kuala Piece yang penulis
Darussal
Eiichiro lakukan adalah
am,
Oda” Banda pada objek
Aceh
penelitiannya,
1
peneliti meneliti
tentang
representasi
kepemimpinan
Jepang sedangkan
Silvy Indriani
Putri tentang nilai
moral.

Representasi Dicky Menganalisis . Perbedaan


2 Mylano
Ra Sial apa yang penelitian Dicky
Irawan.
2018.
8
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif
Rancangan Penelitian, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 162
14

Dalam Serial Institut direpresentasi Mylano Irawan


Agama
Anime One kan didalam dengan penelitian
Islam
Piece Negeri Film animasi yang penulis
Purwoke
Analisis One Pice lakukan adalah
rto
Hermeutika pada analisisnya
Gadamer” peneliti
mengunakan
analisis Simiotika
Charles Sander
Peirce sedangkan
Dicky Mylano
Irawan
menggunakan
pendekatan
Analisis
Hermeutika
Gadamer.

“Nilai-NilaiDedi Membahas Perbedaan


Arifin.
Etika tentang penelitian Dedi
2019.
Berperang Universit analisis film Arifin Irawan
as Islam
Dalam Film animasi One dengan penelitian
Negeri
3 Anime One Raden Piece yang penulis
Fatah
Piece” lakukan adalah
Palemba
ng pada analisisnya
peneliti
menganalisis
15

Representasi
Kepemimpinan
Jepang Dalam
Film One Piece
Series Arc Wano
sedangkan Dedi
Arifin
menganalisis
Nilai-Nilai Etika
Berperang Dalam
Film One Piece.

G. Metode Penelitian

Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang kita


gunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban. Dengan
ungkapan lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk
mengkaji topik penelitian. Metodologi dipengaruhi atau
berdaasarkan prespektif teoritis yang kita gunakan untuk
melakukan penelitian, sementara prespektif teoritis itu sendiri
adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang
memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan
data yang rumit dengan peristiwa dan situasi lain.9
1. Paradigma Penelitian

9
Dedy Mulyana, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2009), h. 145
16

Bogdan dan Bilken dalam Moleong menerangkan


bahwa paradigma merupakan kumpulan proposisi yang
mengarahkan cara berpikir dalam sebuah penelitian.
Sedangkan menurut Horman paradigma adalah cara
mendasar untuk mempersepsi, berpikir, menilai dan
melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus
tentang realitas. 10 Berdasarkan definisi - definisi tersebut,
dapat disimpulkan bahwa paradigma merupakan seperangkat
konsep, keyakinan, asumsi, nilai, metode, atau aturan yang
membentuk kerangka kerja penelitian. Paradigma yang
digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
konstruktivisme. Paradigma ini memandang bahwa realitas
sosial bukanlah suatu hal yangterbentuk secara alami, akan
tetapi hasil dari sebuah konstruksi. Konstruktivisme
menyatakan bahwa individu menginterpretasikan serta
11
bereaksi sesuai dengan konseptual dan pemikiran .
Selanjutnya Little John memperkuat-argumen ini bahwa
paradigma konstruktivisme berlandaskan pada ide bahwa
realitas bukanlah bentukan dari objektivitas, akan tetapi hasil
dari sebuah konstruksi yang melalui proses interaksi dalam
kelompok, masyarakat dan budaya.12
Paradigma ini menolak pandangan positivisme yang
memisahkan subjek dengan objek komunikasi. Dalam

10
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT
Remaja Rosda Karya, 1997), h. 30
11
Elvaniaro Ardianto & Bambang O-Anees, Filsafat Ilmu
Komunikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), h. 151
12
Stephen W. Little John, Theories of Humman Communication,
(Wadsworth:Belmon, 2002), h. 163
17

pandangan konstruktivisme, bahasa dipandang tidak hanya


sebagai alat untuk memahami realitas objektif dan
dipisahkan dari subjek sebagai penyampai pesan.
Konstrutivisme justru memandang penting subjek
(komunikan) dalam kegiatan komunikasi, sebab penerima
pesan yang harus memaknai pesan itu sesuai dengan
pengalamannya masing - masing. Sehingga realitas sosial
yang dihasilkan adalah perpaduan dari realitas objektif dan
realitas subjektif.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kualitatif. Menurut Dimyati (1990:57)
Penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti peristiwa
sosial, gejala keagamaan, dan proses tanda kualitatif
berdasarkan pendekatan nonpositivis. Selanjutnya Strauss
dan Corbin (1997:1) Menambahkan bahwa hal-hal yang
diteliti dapat berupa kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah
laku, fungsionalisasi organisasi, gerakan sosial, keagamaan
atau hubungan kekerabatan.13Pendekatan kualitatif bertujuan
untuk mendeskripsikan dan menganlisis fenomena, peristiwa,
aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran
manusia secara individu maupun kelompok.14
Adapun jenis penelitian yang digunakan pada

13
Anselm Strauss & Juliet Corbin, Basic of Quaalitative Research :
Grounded Theory Procedures and Technigues (Surabaya: Bina Ilmu, 1997), h.
1.
14
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian
Kualitatif, (Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2016), cet. 3, h. 13
18

penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif


dengan alasan karena peneliti berusaha menuturkan dan
menafsirkan lebih mendalam tentang representasi
kepemimpinan Jepang dalam film One Piece Series Arc
Wano, karena pada dasarnya penelitian deskriptif ini adalah
untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.15
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian menurut Arikunto (2006:129)
bahwa sumber data dalam penelitian adalah subjek yang di
mana data itu diperoleh juga memberi batasan subjek
penelitian sebagai benda, hal, atau orang tempat data untuk
variabel data melekat .16
Adapun subjek penelitian dalam penelitian tersebut
adalah serial film One Piece itu sendiri. Objek penelitian
yaitu masalah apa yang hendak diteliti atau masalah
penelitian yang disajikan obyek penelitian, pembatasan yang
dipertegas dalam penelitian. 17 Dalam penelitian ini yang
menjadi objek penelitiannya adalah tanda yang
merepresesntasikan kepemimpinan Jepang dalam film
tersebut melalui tokoh-tokoh. Dalam penelitian ini yang
diungkap adalah tanda-tanda dan sifat kepemimpinan yang

15
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung:Alfabeta.
2010), h. 21
16
Suharsini Arikunto, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), h. 129.
17
Tatang M.Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta: Raja
Grafika Persada,1995), h. 92-93.
19

ada dalam serial One Piece Arc Wano baik berupa bahasa
verbal yang berupa tulisan maupun bahasa nonverbal yang
berupa gambar atau visual.
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan sekitarnya untuk membantu
referensi dalam mengumpulkan data penclitian. Untuk waktu
penelitian dimulai sejak disetujuinya proposal penclitian ini
oleh pihak jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDIKOM)
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam proses penelitian merupakan hal yang
bersifat substantif. Oleh karenanya penting bagi peneliti
untuk mengumpulkan data yang menunjang penelitian ini.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini, menggunakan
observasi dan dokumentasi.18
a. Observasi

Secara sederhana, observasi adalah perilaku


mengamati dengan panca indra manusia. Observasi
Gitujukan untuk mendapatkan hasil riset yang
komprehensif dan mendalam. Jenis observasi pada
penelitian ini adalah observasi non partisipan. Observasi
jenis ini maksudnya peneliti tidak terlibat secara langsung
dalam aktivitas yang diteliti, hanya sebatas mengamati
18
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKIS,
2008), cet. 2, h. 96
20

tanpa ikut langsung dalam aktivitas tersebut. 19 Obsevasi


akan dilakukan secara langsung dengan mengamati setiap
adegan/scene yang terdapat pada film anime One Piece
episode 891 hingga episode 943.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan tata cara pengumpulan


data dengan menghimpun dokumen- dokumen atau
catatan peristiwa yang sudah berlalu berupa tulisan,
gambar, atau karya monumental dari seseorang.
Dokumentasi merupakan upaya yang melengkapi metode
lainnya. Sebab, hasil penelitian akan lebih terpercaya jika
didukung dengan dokumenter 20 . Dalam hal ini, peneliti
akan melakukan dokumentasi dengan cara capture scene
yang terdapat pada film, mengambil gambar-gambar,
mencatat suara-suara pada film yang memuat rumusan
permasalahan penelitian. Selain itu, peneliti juga
melakukan dokumentasi dengan mencari data melaui
buku, jurnal, artikel-artikel yang berkaitan dengan
penelitian baik di perpustakaan maupun secara daring.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka atau library research menurut


Sugiyono berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi
19
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta.
2010) h. 204
20
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kulitatif, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h. 176
21

lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang


berkembang pada situasi sosial yang diteliti, selain itu
studi kepustakaan sangat penting dalam melakukan
penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak akan lepas
dari literatur-literatur Ilmiah.21
Pengumpulan data melalui studi kepustakaan
dengan mencari dan mengumpulkan literatur yang
memiliki relevansi dengan latar belakang dan
permasalahan penelitian, yang berupa koran, buku- buku,
majalah, naskah, dokumen dan scbagainya.

6. Teknik Analisis Data


Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga teknik
analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Proses ini berlangsung terus menerus
selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-
benar terkumpul.22
Tahap pertama, reduksi data berarti merangkum,
penulis mengunduh film One Piece pada Arc Wano. Ke
mudian penulis menonton film untuk memilih adegan-adegan
yang merepresentasika kepemimpinan Jepang. Penulis
menganalisis tanda ikon, indeks dan simbol yang muncul
dalam setiap adegan yang telah dipilih serta mencari
keterkaitan tanda kepemimpinan di dalam film One Piece

21
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta.
2010) h. 291
22
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta.
2010), h. 243-252
22

Arc Wano.
Tahap kedua, penyajian data dilakukan dengan uraian
singkat mengenai temuan data-data film berupa sinopsis,
banyaknya adegan, durasi, serta menggunakan tabel untuk
menampilkan potongan gambar dari film yang telah dipilih.
Penyajian data juga dilakukan dengan bentuk teks naratif
mengenai tanda ikon, indeks dan simbol yang muncul. Hal
ini dilakukan agar penulis maupun pembaca dapat
memahami hasil penelitian dengan baik.

Tahap ketiga, penarikan kesimpulan dimulai saat data


terkumpul yang akan diklasifikasikan sesuai dengan
pertanyaan dari rumusan masalah yang telah disusun.

Tabel 1.2. Semiotika Menurut Charles Sander Peirce23

Ditandai
Jenis Data Contoh Proses Kerja
Dengan
-Persamaan
Gambar, foto,
Ikon (Kesamaan) - Dilihat
patung
- Kemiripan
-Hubungan - Asap------api
-
Indeks sebab akibat -Gejala------
Diperkirakan
-Keterkaitan penyakit
- Konvensi atau
- Kata-kata
Simbol -Kepekatan - Di Pelajari
- Isyarat
sosisal

23
Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi (Aplikasi
Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta : Penberbit Mitra
Wacana Media, 2013), h. 19
23

Kemudian data dianalisis dengan menggunakan teori


semiotika Charles Sander Peirce. Teknik analisis Charles
Sander Peirce akan dibedah melalui 3 tanda yaitu ikon,
indeks, simbol pada adegan yang dipilih berdasarkan
kriteria yang ditetapkan penulis.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan terarah


maka penulis membagi pembahasannya menjadi 6 bab yang
dibagi menjadi sub-sub bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORISTIS
Merupakan bab yang akan membahas tinjauan teori yang
akan digunakan sebagai pisau analisa dalam penelitian ini.
Didalamnya meliputi tentang semiotika, representasi dan ruang
lingkup film.
BAB III : GAMBARAN UMUM
Di dalam bab ini akan membahas tentang gambaran
umum film animasi One Piece Arc Wano, biografi kreator,
24

sinopsis dan karakter tokoh dalam film One Piece.


BAB IV: TEMUAN DAN DATA PEMENITIAN
Dalam bab ini berisi temuan data mengenai representasi
kepemimpinan Jepang dalam One Piece Arc Wano yang berupa
screenshoot potongan scene gambar dalam video.
BAB V: PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan hasil analisis representasi
budaya kepemimpinan di Negara Jepang dalam film animasi One
Piece Arc Wano yang berupa adegan-adegan atau dialog dengan
metode analisis semiotika Charles Sander Peirce dan dinilai
dengan sudut pandang Islam.
BAB VI: PENUTUP
Bagian penutup yang meliputi kesimpulan dari hasil
penelitian, saran-saran dan penutup.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Semiotika

1. Pengertian Semiotika
Semiotika secara etimologis berasal dari kata Yunani
yakni "Semion" yang berarti "tanda". Tanda telah didefinisikan
sebagai sesuatu atas dasar transformansi sosial yang terbangun
sebelumnya, bisa mewakilkan sesuatu yang lain. Dan secara
terminologis, semiotika dapat artikan sebagai ilmu yang
membahas secara luas objek-objek, peristiwa, dan seluruh
kebudayaan sebagai tanda.1
Semiotika merupakan sebuah ilmu yang mempelajari
tanda (sign), fungsi tanda, dan produksi makna. Tanda
merupakan sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang
lain. Dalam pandangan Zoest, segala sesuatu yang diamati atau
dibuat teramati dapat disebut tanda. Karena itu tanda tidaklah
terbatas pada benda. Adanya peristiwa atau tidak adanya
peristiwa struktur yang ditemukan dalam sesuatu, suatu
kebiasaan, semua itu dapat disebut tanda. Sebuah bendera,
suatu keheningan, kelengahan, suatu kebiasaan makan, sebuah
gejala, suatu gerak syaraf, kesabaran, peristiwa memerahnya
wajah, suatu kesukaan tertentu, letak bintang tertentu, suatu
sikap, setangkai bunga, rambut uban, sikap diam membisu,
gagap, kekhawatiran, berbicara cepat, sebuah isyarat tangan,

1
Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Analisis Untuk Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2004), h.
95

25
26

sebuah tangan, berjalan sempoyongan, menatap, kecepatan,


api, putih, bentuk, bersudut tajam, kegilaan, semua itu
dianggap sebagai tanda.2
Tokoh yang mengembangkan ilmu semiotika yakni
Ferdinand de Saussure (1857-1913) dan Charles Sanders
Peirce (1839-1914). Keduanya memiliki latar belakang yang
berbeda dan mengembangkan semiotika secara terpisah.
Saussure memiliki latar belakang keilmuan linguistik
mengembangkan semiotika di Swiss (Eropa) sedangkan Peirce
memiliki latar belakang sebagai filsafat mengembangkan
semiotika di Amerika. Peirce dan Saussure mencoba
menjelaskan cara-cara yang berbeda dari tanda untuk
memunculkan makna. Peirce meramu tiga kategori tanda
menjadi ikon, indeks dan simbol. Pada sebuah ikon tanda
serupa dengan objek pada aspek-aspek tertentu terlihat atau
terdengar seperti objek. Indeks, ada hubungan langsung antara
sebuah tanda dengan objeknya saling terhubung. Simbol, tidak
mempunyai kemiripan juga hubungan antara tanda dan objek.
Sebuah simbol berkomunikasi hanya karena orang- orang
setuju bahwa simbol tersebut mewakili sesuatu.
Sebagai ahli bahasa Saussure tidak menghubungkan
pengembangan ilmu semiotika dengan indeks. Saussure hanya
terfokus pada simbol karena menurut Saussure dalam kata-
kata merupakan simbol. Inilah yang membuat Saussure
menjadi pakar strukturalis. Pakar strukturalis melihat tanda

2
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta:
Jalasutra, 2013), h.12.
27

sebagai suatu yang menstruktur dan terstuktur.3


Saussure dan Peirce memiliki persamaan pada
generalisasi tanda dalam semiotika meskipun memiliki
perbedaan latar belakang keilmuan. Mereka sepakat bahwa
yang pertama dalam memaknai tanda dengan mengategorikan
berbagai variasi tanda di dalam sebuah formula. Saussure
melihat dengan signifier berhubungan dengan signified dan
Peirce cara tanda terkait dengan objek.4
Manfaat semiotika itu sangatlah besar, semiotika
menjadi sangat penting untuk dipelajari karena sangat
bermanfaat untuk menjelaskan berbagai makna model pakaian,
teks atau suara iklan, genre budaya populer di TV dan film,
wacana politik, tampilan music, hingga segala bentuk tulisan,
dan pidato.
Sistem semiotika inilah yang membentuk dan
membentuk representasi mental, dan dari representasi mental
inilah seseorang membuat klarifikasi atau kategori terhadap
semua yang bersifat artifisial yang ditangkap indera dari
lingkungan dunia atau eksternal. Karena sesungguhnya
semiotika manusia dibuat oleh kata-kata yang berdasarkan
pada ikon yang telah dikategorisasi, karena itu pula
sebenarnya setiap sistem kognitif mewakili ikon dari objek
tertentu.5

3
Benny H. Hoed, Semiotik & Dinamika Sosial Budaya, (Depok:
Komunitas Bambu, 2014), h.15
4
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2012), h. 78
5
Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2011), h. 346.
28

2. Semiotika Charles Sanders Peirce


Charles Sanders Peirce (1839-1914) seorang filsuf dari
Amerika yang paling orisinal dan multidimensioanl. Bagi
teman-teman semasanya, ia terlalu orisinal. Dalam kegiatan
bermasyarakat, teman-temannya membiarkannya dalam
kesusahan dan meninggal dalam kemiskinan. Perhatian untuk
karya-karyanya tidak banyak diberikan oleh teman- temannya.
Peirce banyak menulis, akan tetapi sebagian besar tulisannya
bersifat pendahuluan, sketsa dan sebagian besar tidak
diterbitkan sampai ajalnya. Baru pada tahun 1931-1935
Charles Hartshorne dan Paul Weiss menerbitkan enam jilid
pertama karyanya yang berjudul Collected Papers of Charles
Sanders Peirce. Pada tahun 1957, terbit jilid 7 dan 8 yang
dikerjakan oleh Arthur W Burks. Jilid yang terakhir berisi
bibliografi tulisan Peirce.
Selain seorang seorang filsuf, Peirce juga seorang ahli
logika dan ia memahami bagaimana manusia itu bernalar.
Peirce akhirnya sampai pada keyakinan bahwa manusia
berpikir dalam tanda. Maka diciptakannyalah ilmu tanda yang
ia sebut semiotik. Semiotika baginya sinonim dengan logika.
Secara harafiah ia mengatakan ―Kita hanya berpikir dalam
tanda‖. Di samping itu ia juga melihat tanda sebagai unsur
dalam komunikasi.
Charles Sander Peirce secara mandiri telah
mengerjakan sebuah tipologi tentang tanda-tanda dan sebuah
metabahasa untuk membicarakannya. Tetapi semiotika Peirce
lebih dipahami sebagai perluasan logika dan sebagian kerjanya
29

dalam semiotika memandang linguistik melebihi kecanggihan


logika sebagai model.6
Charles Sanders Peirce menyatakan semiotika
merupakan suatu cabang filsafat.7 Sebab menurut Peirce yang
merupakan ahli filsafat dan logika, penalaran manusia hanya
bisa dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia dapat bernalar
dan berfikir hanya lewat tanda saja. Sehingga menurutnya,
semiotika merupakan sebuah logika8.
Semiotika menurut Charles Sanders Peirce adalah tidak
lain dari pada sebuah nama lain bagi logika, yakni doktrin
9
formal tentang tanda- tanda. Yang menjadi dasar dari
semiotika adalah konsep konsep tentang tanda: tak hanya
bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda- tanda
melainkan dunia itu sendiri terkait dengan pikiran manusia.10
Penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya,
manusia hanya dapat bernalar lewat tanda.
Selanjutnya Peirce mengemukakan pandangan
pansemiotika, yaitu semua gejala alam maupun budaya yang
ada harus dilihat sebagai tanda. Model tanda yang
dikemukakan oleh Peirce adalah trikotomik atau triadik.
Prinsip dasarnya adalah bahwa tanda bersifat representatif,

6
Yasraf Amir Piliang, Serba-Serbi Semiotika, (Jakarta: Gramedia,
1992), h. 96
7
Kris Budiman, Semiotika Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h.3
8
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visua,l (Yogyakarta:
Jalasutra, 2013), h. 12
9
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, (Yogyakarta:
Jalasutra, 2013), h. 1
10
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 2
30

“something that representative something else” sesuatu


mewakili sesuatu yang lain 11 . Menurut Peirce tanda atau
representamen adalah sesuatu bagi seseorang mewakili sesuatu
yang lain atau interpretan dalam beberapa hal. Interpretan dari
tanda yang pertama tadi pada gilirannya mengacu pada objek.
Dengan demikian sebuah tanda atau representamen memiliki
hubungan langsung yang dalam bahasa Peirce adalah relasi
triadik dengan interpretan dan objeknya12.
―Suatu tanda atau representamen merupakan sesuatu yang
menggantikan sesuatu bagi seseorang dalam beberapa hal
atau kapasitas. Ia tertuju kepada seseorang, artinya di
dalam benak orang itu tercipta suatu tanda lain yang
ekuivalen, atau mungkin suatu tanda yang lebih
terkembang‖13

Proses pemaknaan tanda Peirce mengikuti hubungan


tiga titik, yaitu representament (R), object (O), dan
interpretant (1). R merupakan tanda yang dapat dipersepsi
baik secara fisik maupun mental yang merujuk pada sesuatu
yang diwakili yaitu O. Kemudian I merupakan proses yang
menafsirkan korelasi R dan O tersebut. Oleh karena itu, dalam
semiotika Peirce tanda tidak hanya representatif tetapi juga
interpretatif.14
Pemikiran Peirce yang mengungkapkan tentang
triangle meaning dijelaskan melalui gambar berikut:
11
Benny H. Hoed, Semiotika & Dinamika Sosial, (Depok: Komunitas
Bambu, 2014), h. 58
12
Kris Budiman, Semiotika Visual, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h.
17
13
Budiman, Semiotika Visual, h. 73
14
Benny H. Hoed, Semiotika & Dinamika Sosial (Depok: Komunitas
Bambu, 2014), h. 58
31

Gambar 2.1. Semiotika Peirce


Representament

Interpretant Object

Karena proses semiosis seperti tergambarkan pada


skema di atas ini menghasilkan rangkaian hubungan yang tak
berkesudahan, maka pada gilirannya sebuah interpretan akan
menjadi representamen, menjadi interpretan lagi, menjadi
representamen lagi, dan seterusnya. Gerakan yang tak
berujung-pangkal ini oleh Umberto Eco dan Jacques Derrida
kemudian dirumuskan sebagai proses semiosis tanpa batas.15
Menurut Peirce, tanda (sign atau representamen) selalu
terdapat dalam hubungan triadik, yakni Ground, Object, dan
Interpretant. Ground adalah suatu yang digunakan agar tanda
dapat berfungsi. Berdasarkan Ground-nya Peirce membagi
menjadi qualisign (kualitas yang ada pada tanda), sinsign
(eksistensi aktual benda atau peristiwa yang ada pada tanda)
dan legisign (norma yang dikandung oleh tanda). Berdasarkan
objeknya, Peirce membagi tanda menjadi Icon (tanda yang
hubungan antara penanda dan pertandanya bersifat bersamaan
bentuk alamiah), index (tanda yang menunjukan adanya

15
Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, dan Problem
Ikonisitas, (Yogyakarta: Jalasutra, 2011), h.18
32

hubungan alamiah antara tanda dan penandaannya yang


bersifat klausal), dan symbol (tanda yang menunjukan
hubungan arbiter antara penanda dengan petandanya). Dan
berdasarkan Interpretant-nya dibagi atas rheme (tanda yang
memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan),
dicent sign (tanda sesuai kenyataan) dan argument tanda yang
langsung memberikan alasan sesuatu.16
Atas dasar hubungan ini, Peirce menciptakan
klasifikasi tanda. Klasifikasi tanda bagi Peirce dijelaskan pada
tabel berikut :
Tabel 2.1. Klarifikasi Tanda

Ground Object Interpertant

1. Qualisign 1. Icon yaitu 1. Rheme yaitu


(suatu kualitas tanda yang tanda sebuah
yang merupakan memiliki kualitas kemungkinan
suatu tanda) objek yang kualitas yaitu
didenotasikan. bahwa ia
2. Singsign
mewakili suatu
(“sign”: 2. Index
obyek yang
(petunjuk) yaitu
―hanya sekali‖ mungkin ada.
tanda yang
peristiwa yang
mendenotasikan 2. Design yaitu
merupakan tanda
suatu obyek tanda eksistensial
)
melalui suatu objek.

16
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2004),
h. 41-42.
33

3. Legisign terpengaruhnya 3. Argument yaitu


kepada objek itu tanda suatu
(hukum yang
hukum.
berupa tanda. 3. Symbol yaitu
setiap tanda sebuah tanda
konfensional yang
adalah Legisign). konfensional.

Berdasarkan berbagai klasifikasi tersebut, Peirce


membagi tanda menjadi sepuluh jenis:17
a. Oualisign, yakni kualitas sejauh yang dimiliki tanda. kata
keras menunjukkan kualitas tanda. misalnya, suaranya
keras yang menandakan orang itu marah atau ada sesuatu
yang diinginkan.
b. Inconic Sinsign, yakni tanda yang memperlihatkan
kemiripan. Contoh: foto, diagram, peta, dan tanda baca.
c. Rhematic Indexical Sinsign, yakni tanda berdasarkan
pengalaman langsung, yang secara langsung menarik
perhatian karena kehadirannya disebabkan oleh sesuatu.
Contoh: pantai yang sering merenggut nyawa orang yang
mandi di situ akan dipasang bendera bergambar tengkorak
yang bermakna, dilarang mandi di sini.
d. Dicent Sinsign, yakni tanda yang memberikan informasi
tentang sesuatu. Misalnya, tanda larangan yang terdapat di
pintu masuk sebuah kantor.

17
Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 42-43.
34

e. Iconic Legisign, yakni tanda yang menginformasikan


norma atau hukum. Misalnya, rambu lalu lintas.
f. Rhematic Indexical Legisign, yakni tanda yang mengacu
kepada objek tertentu, misalnya kata ganti penunjuk.
Seseorang bertanya, ―Mana buku itu?‖ dan dijawab, ―Itu!‖
g. Dicent Indexical Legisign, yakni tanda yang bermakna
informasi dan menunjuk subyek informasi. Tanda berupa
lampu merah yang berputar-putar di atas mobil ambulans
menandakan ada orang sakit atau orang yang celaka yang
tengah dilarikan ke rumah sakit.
h. Rhematic Symbol atau Symbolic Rheme, yakni tanda yang
dihubungkan dengan objeknya melalui asosiasi ide umum.
Misalnya, kita melihat gambar harimau. Lantas kita
katakan, harimau. Mengapa kita katakan demikian, karena
ada asosiasi antara gambar dengan benda atau hewan yang
kita lihat yang namanya harimau.
i. Dicent Symbol atau Proposition (Proposisi) merupakan
tanda yang langsung menghubungkan dcngan objek
melalui asosiasi dalam otak. Kalau seseorang berkata,
―Pergi!‖ penafsiran kita langsung berasosiasi pada otak,
dan sertamerta kita pergi. Padahal proposisi yang kita
dengar hanya kata. Kata-kata yang kita gunakan yang
membentuk kalimat, semuanya adalah proposisi yang
mengandung makna yang berasosiasi di dalam otak. Otak
secara otomatis dan cepat menafsirkan proposisi itu, dan
seseorang secara otomatis dan cepat menafsirkan
35

proposisi itu, dan seseorang segera menetapkan pilihan


atau sikap.
j. Argument, yakni tanda yang merupakan preferensi
seseorang terhadap sesuatu berdasarkan alasan tertentu.
Seseorang berkata, ―Gelap.‖ Orang itu berkata gelap
sebab ia menilai ruang itu cocok dikatakan gelap. Dengan
demikian argumen merupakan tanda yang berisi penilaian
atau alasan, mengapa seseorang berkata begitu. Tentu saja
penilaian tersebut mengandung kebenaran.
B. Film

1. Pengertian Film
Film adalah media komunikasi yang bersifat
audiovisual untuk menyampaikan suatu pesan kepada
sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu.18
Pesan film dalam komunikasi massa dapat berbentuk apa saja
tergantung misi dari film tersebut. Namun, pcsan dalam film
dapat mencakup berbagai pesan, baik pendidikan, hiburan, dan
informasi. Pcsan yang disampaikan dalam film adalah suatu
mekanisme lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia
bcrupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan scbagainya.
Menurut Arifin, film adalah media publik yang bersifat
audiovisual, memiliki kekuatan yang besar dalam
mempengaruhi publik atau khalayak. Gambar hidup yang
disajikan oleh film memiliki kecenderungan yang unik dalam

18
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung:
Alumni, 1986), h. 134
36

keunggulan daya efektifnya terhadap penonton.19


Menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009
tentang perfilman pada Bab 1 Pasal 1 menyebutkan, yang
dimaksud dengan film adalah karya seni budaya yang
merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang
dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan atau tanpa
suara dan dapat dipertunjukkan.20
Definisi film berbeda di setiap negara: di Prancis ada
pembedaan antara film dan sinema. “Filmis” berarti
berhubungan dengan film dan dunia sekitarnya, misalnya
sosial politik dan kebudayaan. Kalau di Yunani, film dikenal
dengan istilah cinema, yang merupakan singkatan
cinematograph (nama kamera dari Lumiere bersaudara).
Cinemathographie secara harfiah berarti cinema (gerak), tho
atau phytos adalah cahaya, sedangkan graphie berarti tulisan
atas gambar. Jadi, yang dimaksud cinemathographie adalah
melukis gerak dengan cahaya. Ada juga istilah lain yang
berasal dari Bahasa Inggris, yaitu movies, berasal dari kata
move, artinya gambar bergerak atau gambar hidup.21
Beberapa kegiatan seperti dakwah, pendidikan dan
lain-lain kini banyak menggunakan film sebagai alat bantu
untuk memberikan penjelasan yang dikemas secara apik. Hal
tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan komunikator dalam

19
Anwar Arifin, Sistem Komunikasi Indonesia, Cet 1 (Bandung:
Sembiosa Rekatama Media, 2011), h. 160
20
Nawiroh Vera, Semiotika Dalam Riset Komunikasi, (Bogor:
Penerbit Ghia Indonesia, 2015), cet ke-2, h. 91
21
Vera, Semiotika Dalam Riset Komunikasi, h.91
37

penyampaian pesan. Film menjadi media yang banyak


digunakan dalam suatu kepentingan tertentu karcna
memudahkan proses komunikasi antara komunikator dan
komunikan.
2. Sejarah Perkembangan Film
Para teoritikus film menyatakan bahwa film merupakan
perkembangan dari fotografi. Fotografi ditemukan oleh Joseph
Nichepore Niepce asal Perancis pada tahun 1826. Pada saat
ituu ia berhasil membuat campuran dengan perak untuk
menciptakan gambar pada sebuah lempeng timah yang tebal
yang telah disinari selama beberapa jam. 22 Penyempumaan
fotografi tersebut terus berlanjut hingga akhirnya mendorong
rintisan penciptaann film.
Pada tahun 1887, ilmuwan Amerika Serikat, Thomas
Alva Edison merancang alat untuk merekam dan memproduksi
gambar. Alat yang dirancang tersebut mirip dengan fungsi
fonograf untuk merekam suara. Thomas Alva Edison berhasil
merancang mekanisme alat tersebut namun belum menemukan
bahan dasar yang tepat untuk membuat gambar. Hingga
Goerge Eastman memberikan bantuan dengan menawarkan
gulungan pita seluloid. Akhirnya terciptalah alat yang
kemudian dinamakan kinetoskop.23
Penemuan tersebut kemudian dikembangkan oleh dua
ilmuwan kakak-beradik asal Perancis, Lumiere bersaudara.
Mereka merancang perkembangan kinetoskop berupa piranti
22
Marseli Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film, (Jakarta:
Gramedia. 1996), h. 2
23
Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film, h. 3
38

yang mengkombinasikan kamera, alat memproses film dan


proyekter menjadi satu. Piranti ini disebut sinematograf.
Pertama kalinya film di perkenalkan kepada publik
pada tanggal 28 Desember 1895 di Perancis. Pada saat itu
Lumiere bersaudara, Lumiere Louis (1864-1948) dan Lumiere
Auguste (1862-1954), inventor terkenal asal Perancis
mendatangkan sekitar 30 orang dan membayar mereka untuk
menyaksikan film-film pendek yang mempertunjukkan
kehidupan warga Perancis. Pemutaran film tersebut dilakukan
di Grand Cafe di Boulevard des Capucines, Perancis.24
Pemutaran film yang dilakukan oleh Lumiere
bersaudara ini menandai lahirnya industri perfilman.
Walaupun Max dan Emil Skladanowsky muncul lebih awal di
Berlin pada 1 November di tahun yang sama, akan tetapi
pertunjukan Lumiere lah yang di akui kalangan internasional.
Oey Hoeng Lee dalam Sobur menyebutkan ―film
sebagai alat komunikasi massa yang kedua muncul di dunia,
mempunyai masa pertumbuhnannya pada akhir abad ke-19,
dengan kata lain pada saat perkembangan surat kabar sudah
mengalamangi banyak rintangan dan hampir lenyap. 25 Film
pada awal kemunculuan dan perkembangannya sebagai media
komunikasi dianggap mulus. Tidak seperti kemunculan surat
kabar, film tidak mengalami hambatan dari unsur-unsur
teknik, politik, ekonomi, sosial dan demografi.

24
Misbach Yusa Biran, Sejarah Film 1900-1950-Bikin Film di Jawa,
(Jakarta: Komunitas Bambu, 2009), h. xv.
25
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya: 2013), h. 126
39

3. Jenis-Jenis Film
Pada dasarnya film dikelompokkan berdasarkan
jenisnya, untuk memberikan pehaman dalam klasifikasi film.
Secara umum film dikelompokkan sebagai berikut:
a. Film Dokumenter
Fillm dokumenter merupakan karya ciptaan
mengenai kenyataan (creative treatment of actuality), dan
jenis film ini adalah hasil interpretasi pembuatnya
mengenai kenyataan tersebut. 26 Tujuan film ini adalah
memberikan fakta dan gambaran sebenarnya akan sebuah
peristiwa atau kenyataan dalam masyarakat.27
b. Film Fiksi (Story Film)
Film fiksi atau film cerita adalah bentuk film yang
mengangkat cerita fiksi atau cerita berdasarkan kisah
nyata yang kemudian dimodifikasi oleh pembuatnya agar
lebih menarik. Oleh karenanya, film jenis ini terikat pada
plot dan memiliki konsen adegan yang sudah dirancang
sejak awal. Struktur cerita dalam film ini pun
mengandung hukum kausalitas dan harus terdapat
karakter protagonist, antagonis, masalah serta konflik.28
c. Film Berita (Newsreel)
Film berita adalah film mengenai fakta, peristiwa
yang benar-benar terjadi. Karena bersifat berita, maka

26
Ardianto Elvinaro, Komunikasi Massa, Suatu Penganiar,
(Bandung: Simbiosa Rekatama, 2009), h. 148
27
Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002), h. 100
28
Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian
Pustaka, 2008), h. 6
40

film yang disajikan harus mengandung nilai berita


(newsvalue). Dengan adanya televisi yang memiliki
kesamaan sifat dengan film, maka berita yang difilmkan
dapat ditayangkan kepada khalayak publik melalui
medium televisi yang dapat dijangkau lebih luas dan cepat
dibandingkan film yang biasanya hanya dipertunjukkan di
bioskop.29
d. Film Animasi
Titik utama pembuatan film kartun adalah pada
seni lukis. Penemuan sinematografi menimbulkan gagasan
dari para pelukis untuk menghidupkan lukisannya.
Lukisan-lukisan tersebut dapat menimbulkan hal yang
lucu dan menarik serta menciptakan fantasi seperti dapat
terbang, menghilang, menjadi besar dan kecil dan lain-
lain. Selanjutnya dengan pesatnya perkembangan
teknologi komputer, film kartun juga mengalami
perkembangan yang signifikan. Film kartun tidak hanya
menayangkan bentuk-bentuk gambar dua dimensi saja,
akan tetapi berkembang menjadi gambar tiga dimensi.
Film animasi seperti yang kebanyakan kita lihat di layar
televisi banyak film-film animasi yang dibuat oleh Walt
Disney dari Amerika, yang diantara karyanya Mickey
Mause ,Donal Duck dan Snow White. Sedangkan, di
benua Asia, Jepang memiliki pengaruh yang kuat dalam
pasar film animasi di dunia. Studio-studio yang terkenal

29
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung:
Alumni, 1986), h. 213
41

memproduksi film-film animasi berkelas antara lain


Ghibli, Madhouse, Shaft, dan masih banyak lagi.30
e. Film Eksperimental
Film jenis ini adalah film yang sangat berbeda
dengan jenis diatas. Film ini tidak memiliki plot namun
tetap memiliki struktur, dan itu pun sangat di pengaruhi
subjektifitas pembuatannya, seperti gagasan, ide, emosi
serta pengalaman batinnya. Film jenis ini sangat susah
dipahami karena pembuatnya menggunakan simbol-
simbol personal yang mereka ciptakan sendiri.31
4. Pengertian Film Anime dan Anime Dalam Kajian Islam
Anime merupakan animasi khas Jepang yang
digambarkan dengan tangan maupun menggunakan teknologi
komputer. Anime berasal dari kata animejyon, biasanya
ditandai dengan gambar-gambar berwarna-warni yang
menampilkan tokoh dalam berbagai lokasi dan cerita yang
ditujukan pada beragam jenis penonton. Selain itu, anime atau
yang kemudian dikenal dengan nama Animasi adalah sebuah
istilah yang digunakan untuk film animasi atau kartun Jepang.
Kata tersebut berasal dari kata animation yang dalam pelafalan
bahasa Jepang menjadi animeshon. Meskipun pada dasarnya
anime tidak dimaksudkan khusus untuk animasi Jepang, tetapi
kebanyakan orang menggunakan kata tersebut untuk
membedakan antara film animasi buatan Jepang dan non-

30
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung:
Alumni, 1986), h. 216
31
Himawan Pratista, Memahami Film, (Yogyakarta: Homerian
Pustaka, 2008), h. 7-8
42

Jepang. Anime dapat diartikan sebagai suatu karya sastra yang


disajikan dalam bentuk lisan, bergerak dan dapat ditonton
yang biasanya ditampilkan melalui gambar-gambar berwarna-
warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam
lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis
penonton.32
Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa anime
berasal dari kata animation menjadi animeshon yang biasa
disebut sebagai film khas Jepang bcrupa karya sastra yang
disajikan dalam bentuk lisan dan bergerak yang dapat ditonton
oleh berbagai usia. Anime juga merupakan bentuk baru dari
orientalisme.
Saat ini anime menjadi sebuah kata yang dikenal di
luar Jepang untuk mendiskripsikan animasi buatan Jepang atau
kartun Jepang. Animasi pertama kali dikenal di Jepang pada
abad 19 yaitu pada era Meiji (1868-1912). Pada masa itu
Jepang menjalin hubungan dengan Amerika Serikat dan
negara-negara di Eropa, sehingga ilmu pengetahuan baru
termasuk di bidang seni dan media masuk ke Jepang.
Tayangan animasi pertama buatan Jepang adalah
sebuah animasi pendek karya Oten Shimokawa yang berjudul
Imokawa Mukuzo Genkanban no Maki (Mukuzo Imokawa, the
Doorman) yang ditayangkan di bioskop sebagai penyeling
film utama pada tahun 1917. Pada tahun 1945, sebuah anime
yang berjudul Momotaro Umi no Shinpei (Momotaro's Divine

32
Ranang, Anime Kartun: Analog sampai digital, (Jakarta: PT Bina
Aksara, 2010), h. 214
43

Sea Warriors) digunakan oleh angkatan laut Jepang untuk


tujuan propaganda untuk membangun semangat anak- anak
masa itu. Anime selanjutnya dirilis pada tahun 1958 yang
berjudul Hakujaden (The Legend of White Serpent, aka Panda
and the Magic Serpeni)33 Sebelum dirilisnya anime ini, satu-
satunya animasi dengan cerita yang utuh (fuIl length
animation) hanya berasal dari luar Jepang, seperti Amcrika
Serikat.
Seiring dengan perkembangan televisi pada tahun
1960-an, anime pun berkembang dengan dibuat serial
televisinya. Serial anime pertama adalah Otogi Manga
Karendaa (Otogi Manga Calendar) yang dirilis pada tahun
1962 sebanyak 312 episode. Tahun 1963, serial anime
Tetsuwan Atomu (Astro Boy), Tetsujin 28- go (Gigantor), dan
8 Man berhasil meraih sukses. Tidak hanya di dalam negeri,
Astro Boy dan Gigantor juga meraih sukses saat
penayangannya di Amerika Serikat, beberapa negara di Eropa
serta Asia. Dalam perkembanganya anime berhasil meraih
kepopuleran dan memiliki banyak penggemar di seluruh dunia.
Bahkan film animasi karya Hayao Miyazaki yang berjudul Sen
to Chihiro no Kamikakushi (Spirited Away) berhasil menjadi
Best Animared Feature Film pada Academy Award pada tahun
2001 dan memenangkan Golden Bear Award dalam Berlin
Film Festival. 34 Karya-karya Miyazaki sensei lainnya seperti
Mononokehime (Princess Mononoke), Nausicaa, Howl's
33
Mark W. MaeWilliams, Japanese Visual Culture (New York: M.E.
Sharpe, 2008), h. 49
34
Williams, Japanese Visual Culture, h. 59
44

Moving Caslte juga mendapat apresiasi yang baik karena


dianggap sebagai anime berkualitas.
Anime merupakan salah satu media yang dapat
memberikan informasi kepada individu melalui film maupun
drama.di dalamnya mengandung berbagai cerita yang mudah
dipahami individu melalui penokohan-penokohan. Cerita-
cerita tersebut merupakan cerminan dari kebudayaan yang ada
dalam masyarakat Jepang pada umumnya. Individu-individu
tersebut mengenal ingkungan dan dunianya melalui cerita,
bahkan di dalam al-quran mengajarkan ilmu kehidupan pada
manusia melalui beragam cerita.
Artinya, cerita juga dapat menimbulkan pengaruh bagi
pendengarnya atau yang membacanya. Sepcrti halnya Al-
qur'an yang juga memiliki berbagai kisah yang bermanfaat
tentang para Nabi, umat-umat terdahulu hingga surga dan
ncraka disampaikan melalui cerita. Namun dengan
perkembangan zaman, cerita- cerita tersebut berevolusi
menjadi menggunakan media film animasi ataupun tokoh
manusia yang memperagakannya agar dapat mempermudah
pemahamannya. Individu yang melihatnya akan mulai
mengikuti pola pikir dan perilakunya. Sama halnya dengan
anime yang merupakan film animasi yang di dalamnya
mengandung berbagai macam cerita yang dikemas semenarik
mungkin untuk meningkatkan daya minat penonton. Apabila
dikonsumsi dengan intensitas tinggi maka ada kemungkinan
bahwa anime berdampak pada penontonnya. Seperti halnya
dalam Al-Our'an surah Al- Maidah ayat 77:
45

ٓ َّ َ َ ْ َ ُ ُْ َ َ ٰ ْ َٓ ُ
‫ق ْل ٰيا ْه َل ال ِكخ ِب َل حغل ْىا ِف ْي ِد ْي ِىك ْم غ ْي َر ال َح ِ ّق َوَل جد ِب ُع ْىا‬
ۤ ُّ َ َّ ْ َ ْ ُّ َ َ َ ُ ْ َ ْ ْ ُّ َ ْ َ ْ َ َ ۤ َ ْ َ
‫ضل ْىا َع ْن َش َىا ِء‬ ‫اهىاء قى ٍم قد ضلىا ِمن قبل واضلىا ك ِثيرا و‬

ً ِ ‫الص ِب ْي‬
‫ل‬ َّ

Artinya:
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab!
Janganlah kamu berlebih-lebihan dengan cara yang tidak
benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti
keinginan orang-orang yang telah tersesat dahulu dan
(telah) menyesatkan banyak (manusia), dan mereka
sendiri tersesat dari jalan yang lurus.” (Q.S. Al-Maidah:
77)
Ayat tersebut menjelaskan seseorang berlebih-lebihan
atau melampaui batas dan mengikuti hawa nafsu seperti orang-
orang sebelumnya dan mereka telah menyesatkan banyak
orang maka mereka tersesat dari jalan lurus. Anime apabila
dikonsumsi secara berlebihan atau dengan intensitas tinggi
serta melibatkan hawa nafsu makan memungkinkan akan
berdampak pada penontonya. Dampak tersebut menyebabkan
perubahan pada kognitif dan behavior.
Seperti tertera dalam Al-Our'an Surah Ar Ra‘d ayat 11:
ّٰ َ َ ُ َ َْ ْۢ ّ َ
ۗ ‫ل ٗه ُم َع ِق ٰب ٌذ ِّم ْن َب ْي ِن َي َد ْي ِه َو ِم ْن خل ِف ٖه َي ْحفظ ْىه ٗه ِم ْن ا ْم ِس الل ِه‬
َ ّٰ َ َٓ ۗ ُ َْ َ َ َ َ ّٰ
‫ِا َّن الل َه َل ُيغ ِّي ُر َما ِبق ْى ٍم َح ّٰتى ُيغ ِّي ُر ْوا َما ِباهف ِص ِه ْم َوِاذا ا َز َاد الل ُه ِبق ْى ٍ ًم‬
َ َ ََ ۤ
ً ٍ ‫ُش ْىءا فَل َم َس َّد ل ٗه َِۚو َما ل ُه ْم ِّم ْن ُد ْو ِه ٖه ِم ْن َّو‬
‫ال‬
46

Artinya:
“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu
menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya.
Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu
kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak
ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (Q.S. Ra‘d: 11)
Perubahan pada diri manusia dimulai dari perubahan
cara pandang atau perubahan pola pikirnya. Manusia tak
mengubah hidupnya, bilamana ia tak mampu mengubah pola
pikirnya. Karena itu, setiap individu harus mengubah
pikirannya agar dapat mengubah hidupnya. Selanjutnya
perubahan paradigma harus juga disertai dengan sebuah
perubahan dalam penguasaan ilmu dan keterampilan.
Perubahan tersebut memerlukan pembelajaran dan pembiasaan
yang perlu terus diasah. Oleh karena itu, setiap individu harus
mampu berpikir terbuka untuk menelaah informasi-informasi
baru yang diterima guna memperbaiki kualitas diri.35
Dalam hal ini, anime jika dikonsumsi berlebihan
dengan intensitas tinggi maka akan menjadi salah satu media
yang akan mempengaruhi pola pikir seseorang dengan
mengembangkan daya khayalan dan imajinasi. Sehingga
anime menjadi sarana media hiburan untuk memperoleh
35
Chusnawati, Analisis Makna Perubahan Diri Pada Pembaca
Manga,Skripsi, (Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang, 2014) h. 98
47

kesenangan diri. Kesenangan tersebut juga memberikan


informasi yang dapat memunculkan berbagai dampak dan
memberikan perubahan pada pola pikir dan perilakunya.
Perubahan tersebut tersebut secara tidak langsung juga
mengubah kehidupan kesehariannya.
5. Film Sebagai Komunikasi Massa
Komunikasi massa yang paling sederhana
dikemukakan oleh Bittner dalam Rakhmat, yakni: mass
communication is messages communicated through a mass
medium to a large number of people. 36 Berdasarkan definisi
tersebut, dapat dilihat komunikasi massa haruslah
menggunakan medium yang yang mencakup khalayak dalam
jumlah besar yaitu media massa. Media komunikasi yang
termasuk dalam media massa adalah: radio siaran dan televisi
yang keduanya dikenal sebagai media elektronik: surat kabar
dan majalah, keduanya dikenal sebagai media cetak: serta
media film.37
Film adalah medium komunikasi massa yang ampuh,
bukan saja untuk hiburan, tetapi juga untuk penerangan dan
pendidikan. Film sebagai salah satu media penyampai pesan
dalam ilmu komunikasi, juga berperan sebagai alat propaganda
atas sebuah tujuan, yang pada akhirnya disadari atau tidak
akan membawa pengaruh yang kuat terhadap pola pikir suatu
masyarakat. Film sebagai media komunikasi merupakan suatu

36
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2003), h. 188
37
Ardianto Elvinaro, Komunikasi Massa, Suatu Penganiar,
(Bandung: Simbiosa Rekatama,2009), h. 148
48

kombinasi antara usaha penyampaian pesan melalui gambar


yang bergerak, pemanfaatan teknologi kamera, wara dan suara.
Unsur-unsur tersebut dilatarbelakangi oleh suatu pesan yang
ingin disampaikan kepada khalayak film.
Sebagai salah satu bentuk media massa, film dinilai
paling berpengaruh terhadap kejiwaan para penontonnya.
Dalam ilmu sosial hal ini disebut sebagai identifikasi
psikologi. 38 Secara sederhana Identifikasi psikologi adalah
proses kognisi khalayak sebagai individu ketika
membayangkan dirinya sama dengan tokoh yang ada di dalam
film, kemudian menirunya dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, gaya berbicara, gaya berpakaian, potongan rambut
sampai dengan mengasosiasikan karakter dari peran yang
dimainkan aktor dalam film. Kendatipun demikian, karena
film sebagai sebuah medium komunikasi massa dipandang
memiliki kapasitas untuk memuat pesan yang sama secara
serempak dan memiliki sasaran serta jangkauan yang luas dan
beragam yang melewati sekat-sekat agama, etnis, ras, status
sosial, umur serta tempat tinggal, maka film dianggap dapat
memainkan peranan sebagai saluran penarik untuk pesan-
pesan tertentu.
Sebagai medium komunikasi massa, film memberikan
informasi dan gambaran tertentu tentang sebuah realitas
tertentu, dalam hal ini realitas yang sudah diseleksi oleh

38
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, (Bandung:
Alumni, 1986) h. 192
49

pembuatnya.39 Film memiliki tujuan transformasion of values,


yakni menyebarluaskan nilai- nilai yang terkandung
didalamnya. Sehingga kemudian pada perkembangannya film
pun dimanfaatkan sebagai alat propaganda dan mengonstruksi
sebuah realita bagi khalayak. Film dikerjakan secara kolektif
oleh banyak orang yang bekerjasama secara terorganisasi dan
terlembagakan. Film juga diproduksi dan didistribusikan serta
dipertunjukan atas kerja sama banyak orang dalam organisasi
dan manajemen yang rasional. Didalam negara demokrasi
liberal ini, terdapat fungsi yang berbeda-beda, contohnya film
di negara otoriter atau negara yang masih belum demokratis.
Laswell menyebutkan tiga fungsi pokok komunikasi massa
termasuk film, yaitu:
a. Fungsi pengawasan lingkungan (surveillance)
b. Fungsi hubungan (correlation)
c. Fungsi transmisi warisan sosial (social heritage)
6. Hukum Film Menurut Pendapat Ulama
Film merupakan sebuah sebuah karya seni atau sarana
hiburan yang sangat di sukai orang-orang. Namun, bagaimana
hukum menonton film dalam islam menurut pendapat ulama,
banyak sekali ulama yang berpendapat tentang hukum
menonton film.
Salah satunya yakni menurut Syekh Yusuf al-
Qaradhawi bahwa film adalah alat yang penting untuk
memberikan hiburan dan pengetahuan. Dan kedudukannya

39
Asep S. Muhtadi & Sri Handyani, Dakwah Kontemporer: Pola
Alternatif Dakwah Melalui TV, (Bandung: Pusdai Press, 2000), h. 95
50

adalah sama dengan alat hiburan yang lain, dapat digunakan


untuk hal-hal yang baik dan tidak baik karenanya film sangat
di perbolehkan dan status hukumnya tergantung pada
penggunanya, karenanya film meupakan hal yang baik dan
halal apabila apabila konten film bersih dan jauh dari ajaran
yang menyimpang akidah, syariat, dan etika dalam Islam dan
tidak melalaikan atau mengabaikan kewajiban dalam ibadah
serta terhindar dari ikhtilat, yaitu percampuran antara laki-laki
dan perempuan yang bukan mahramnya agar terhindar dari
fitnah.40
Sedangkan menurut Ahmad Sarwat dalam bukunya
Seri Fiqih Kehidupan, menyatakan bahwa Film merupakan
media yang bersifat muamalah. Dan secara prinsip dalam
masalah muamalah, tidak ada ketentuan tertentu yang menjadi
aturan didalamnya. Berbeda dengan ibadah yang
mempunyai syarat, rukun, wajib, serta kesunnahan. Film
adalah sebuah media informasi yang bisa sajamenjadi halal
hukumnya, bahkan wajib atau sunnah untuk dibuat. Namun
film juga bisa menjadi haram untuk dibuat atau ditonton.
Tentu saja kita tidak bisa secara langsung
menyatakan bahwa film itu haram . Tidak bisa diterima akal
sehat kalau kita pukul rata bahwa semua film itu haram,
dengan alasan karena Rasulullah SAW dahulu tidak pernah
berdakwah dengan film.
Namun kita pun tidak bisa mengatakan bahwa

40
Syekh M. Yusuf Qardhawi, Hal Haram Dalam Islam (alih bahasa
H. Mu’ammad Hamidy), (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1992), h. 297
51

semua film itu halal dan layak untuk dibuat. Bahkan trend
yang kita rasakan, jauh lebih banyak film yang tidak layak
untuk dibuat dan ditonton, ketimbang yang layak. Semua itu
karena seni pembuatan film masih didominasi insan
perfileman yang tidak terbina keIslamannya dengan kadar
yang cukup. Banyak dari mereka yang beragama hedonisme,
menghalalkan kenikmatan duniawi tanpa batas norma agama.
Itu adalah realitas, meski kita juga tidak bisa sekali menilai
halal dan haramnya sebuah film.41
7. Film Sebagai Media Dakwah
Media dakwah merupakan salah satu komponen
dakwah, sekalipun media dakwah bukan penentu utama bagi
kegiatan dakwah, akan tetapi media ikut memberikan andil
yang besar untuk kesuksesan dakwah. Pesan dakwah yang
penting dan perlu selera diketahui semua lapisan masyarakat,
mutlak memerlukan media radio, koran, majalah maupun
film. Berdakwah memang sudah merata pada semua kalangan.
Termasuk di kalangan para sineas dan seniman muslim, yang
berniat memanfaatkan media film untuk berdakwah. Film
diharapkan tidak hanya sebagai tontonan tetapi sekaligus
sebagai tuntutan. Dakwah juga ada batasan syar‘i yang
mengendalikan proses pembuatan film yang mendorong
kreatifitas para senies muslim.42
Sebagaimana kita ketahui unsur-unsur dakwah

41
Ahamd Sarwat, Seri Fiqih Kehidupan : Seni Olahraga Hiburan,
(Jakarta: DU Publishing, 2011), h. 132
42
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung:
Remaja Rosda Karya,1995), h. 22
52

meliputi; dai (pemberi dakwah), mad‘u (penerima dakwah),


materi (pesan dakwah), metode (cara dakwah), dan media
(sarana dakwah). Masing-masing unsur-unsur dakwah tersebut
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dakwah, sehingga
dalam prakteknya, dakwah harus memperhatikan komponen-
komponen tersebut.
Sedangkan film sebagai salah satu media dakhwah
memiliki beberapa fungsi meliputi; To inform (fungsi
informasi), To educate (fungsi pendidikan), To influence
(fungsi mempengaruhi) To entertaint (fungsi hiburan), Dari
beberapa fungsi film tersebut, dalam kaitannya dengan
aktifitas dakwah, film sebagai media dakwah diharapkan
dapat memerankan dirinya dengan baik dalam kaitannya
menyampaikan dakwah, dengan film dapat digunakan sebagai
media informasi, dengan demikian da‘i akan dapat lebih
banyak menginformasikan hal-hal positif tentang Islam
meliputi beberapa materi, akidah, syari‘ah maupun akhlak,
dapat memberikan pendidikan film sebagai media dakwah
juga digunakan untuk mempengaruhi orang lain, dalam hal ini
dengan pembuatan dan pemutaran lm diharapkan da‘i dapat
mempengaruhi kepada mad‘u agar mad‘u selaku penerima dan
sasaran dakwah dapat terpengaruh pemikiran dan ajaran Islam
sehingga akan menyetujui pendapat mad‘u yang pada akhirnya
akan menyetujui dakwah yang disampaikan lewat film.
Disamping itu dengan film ini kegiatan dakwah tidak
monoton tapi ada variasinya, karena film juga memiliki fungsi
entertaint (hiburan), dengan hiburan ini masyarakat selaku
53

penerima dakwah akan terhibur ketika mengikuti kegiatan


dakwah, sehingga dakwah yang mereka terima menjadi
sesuatu yang menarik dan sayang untuk ditinggalkan. Film
sebagai media dakwah mempunyai kelebihan antara lain dapat
menjangkau berbagai kalangan. Di samping itu juga dapat
diputar ulang di tempat yang membutuhkan sesuai dengan
situasi dan kondisinya. 43 Maka dari itu film dapat dijadikan
media dakwah dengan kelebihannya sebagai audio visual.
C. Representasi

1. Pengertian Representasi
Representasi berasal dari bahasa Inggris,
representation, yang berarti perwakilan, gambaran atau
penggambaran. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Kata representasi, diartikan sebagai perbuatan yang
mewakili, keadaan yang diwakili, apa yang mewakili,
perwakilan.44
Manusia tak akan bisa lepas dengan komunikasi dalam
kesehariannya. Maka, bukan tak mungkin didalamnya terdapat
representasi. Terlebih jika kegiatan komunikasi tersebut
berkenaan dengan mencari makna dari pembacaan tanda-
tanda. Kita menggunakan representasi untuk memahami tanda
tersebut, memproduksinya dan kemudian menyampaikannya
ke otak kita. Hasil dari representasi tersebut nantinya kita

43
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Amzah, 2009), h.
121
44
KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), [Online] Available
at: http://kbbi.web.id/pusat, (Diakses 20 Juli 2020)
54

gunakan untuk memperkuat gagasan kita.


Secara sederhana, representasi dapat diartikan sebagai
gambaran mengenai suatu hal yang terdapat dalam kehidupan
yang digambarkan melalui suatu media. Representasi
menunjukkan dunia sebagai pertunjukkan bagi subjek
penglihat atau subjek yang mengetahui. Dengan demikian
segala yang ada, baik rasa, cahaya, audio, visual, ruang, dan
waktu tidak memiliki eksistensi terhadap dirinya sendiri.
Representasi muncul karena adanya keterbatasan, representasi
merupakan ilusi yang ditangkap dan menjebak dalam ilusi
tersebut untuk percaya seolah-olah representasi yang
ditampilkan sebagai inti dari dunia.45
Secara sederhana, sistem representasi bisa dipahami
sebagai seperangkat cara untuk menyampaikan pesan dari
bawah sadar kepada dunia luar. Sehingga semua informasi
yang berupa internal diolah dengan pola tertentu, kemudian
disampaikan dengan pola yang tertentu pula. Berkaitan dengan
apa yang dirujuk oleh kata representasi, terdapat definisi yang
sederhana dan menyeluruh, berbagai representasi di media
adalah sisi yang tampak dari teknologi, tetapi terdapat sesuatu
yang lebih dari pada itu. Kata representasi jelas merujuk pada
deskripsi orang-orang yang membantu mendefinisikan
kekhasan kelompok-kelompok tertentu, misalnya guru. Kata
tersebut juga merujuk pada penggambaran, misalnya sekolah.
Kata tersebut tidak hanya tentang penampilan di permukaan.
45
Setyo A. Wibowo, Gaya Filsafat Nizstche, (Yogyakarta: Galang
Press, 2004), h. 215
55

Kata tersebut juga menyangkut makna-makna yang dikaitkan


dengan penampilan yang dikonstruksi, misalnya makna
tentang guru dan sekolah.
Burton berpendapat bahwa representasi merujuk pada
deskripsi terhadap orang-orang yang membantu
mendefinisikan kekhasan kelompok-kelompok tertentu. Kata
tersebut tidak hanya tentang penampilan di permukaan. Kata
tersebut juga menyangkut makna-makna yang dikaitkan
dengan penampilan yang dikonstruksi.46 Dari pendapat Burton
tersebut, representasi biasa dikaitkan dengan proses
pengkategorian dari apa yang kita saksikan dan dari berbagai
macam bentuk kegiatan yang ada. Pendapat Burton tentang
representasi digambarkan dengan skema sebagai berikut:

Gambar 2.2. Representasi Dikaitkan Dengan Makna

Dari skema Burton tentang representasi tersebut


ditampilkan bagaimana representasi membentuk suatu makna
dipengaruhi oeh beberapa aspek lainnya. Makna pada skema
tersebut terbentuk oleh representasi dari penampilan dan

46
Graeme Burton, Yang Tersembunyi Di Balik Media (Pengantar
Kepada Kajian Media), (Yogyakarta : Jalasutra, 2008) h. 133
56

perilaku yang ada pada subjek yang kita teliti. Selain itu,
makna terbentuk juga dipengaruhi oleh mitos-mitos dan
kekuasaan yang berlaku. Selain itu ideologi merupakan sistem-
sistem representasi. Tindakan representasi menjadi
perwujudan hubungan-hubungan kekuasaan dalam
masyarakat. Karena itu, representasi menjadi ungkapan
ideologi dan ungkapan wacana dan hal tersebut terutama
menyangkut kekuasaan. Representasi, terutama yang ada pada
media visual seperti film dan TV, representasi dikonstruksi
dari sudut pandang tertentu.
2. Representasi Stuart Hall
Teori Representasi (Theory of Representation) yang
dikemukakan oleh Stuart Hall menjadi teori utama yang
melandasi penelitian ini. Pemahaman utama dari teori
representasi adalah penggunaan bahasa (language) untuk
menyampaikan sesuatu yang berarti (meaningful) kepada
orang lain. Representasi adalah bagian terpenting dari proses
dimana arti (meaning) diproduksi dan dipertukarkan antara
anggota kelompok dalam sebuah kebudayaan (culture).
Representasi adalah mengartikan konsep (concept) yang ada di
pikiran kita dengan menggunakan bahasa. Stuart Hall secara
tegas mengartikan representasi sebagai proses produksi arti
dengan menggunakan bahasa.47
Menurut Stuart Hall , representasi adalah salah satu
praktek penting yang memproduksi kebudayaan. Kebudayaan
47
Stuart Hall. “The Work of Representation.” Representation:
Cultural Representalion and Signifying Practices. Ed. Stuart Hl. (London:
Sage Publication, 2003), h. 13.
57

merupakan konsep yang sangat luas, kebudayaan menyangkut


pengalaman berbagi. Seseorang dikatakan berasal dari
kebudayaan yang sama jika manusia-manusia yang ada disitu
membagi pengalaman yang sama, membagi kode-kode
kebudayaan yang sama, berbicara dalam bahasa yang sama,
dan saling berbagi konsep-konsep yang sama.48
Hall memetakan penjelasan produksi makna menjadi
tiga teori represcntasi. 49 Pertama pendekatan reflektif yang
mengfungsikan bahasa scbagai cermin. Artinya, sebuah makna
tergantung pada sebuah objek, manusia, ide, atau peristiwa di
dalam dunia nyata. Bahasa yang ibaratkan sebagai cermin
memiliki makna pantulan arti sebenarnya yang ada di dunia.
Namun tanda yang ditampikan memiliki hubungan bentuk dari
objek yang direpresentasikan.
Kedua, pendekatan intensional yang menggunakan
bahasa sebagai komunikasi sesuai dengan cara pandang
terhadap sesuatu. Artinya, pendekatan ini berlawanan dengan
sebelumnya. Pendekatan ini siapapun yang mengungkapkan
pengertiannya ke dalam dunia melalui bahasa.
Ketiga, pendekatan konstruksi. Jika pendekatan
reflektif mengfungsikan bahasa scbagai cermin, maka dalam
pendekatan ini makna dikontruksi lewat bahasa yang
digunakan. Pendekatan ketiga ini bertujuan untuk mengenali

48
Nuraini Juliastuti, Representasi, Newsletter KUNCI No. 4, Maret
2000. Dalam (http://kunci.or.id/esai/nws/04/representasi.htm) Diakses pada 19
februari 2020 pukul 18.40 WIB
49
The Messenger, Kajian Media Massa: Representasi Girl Power
Wanita Modern Dalam Media Online, Gita Aprinta, Vol. II No.2 Junal Kajian
Media Massa, Universitas Pendidikan Indonesia, Edisi Januari 2011
58

publik, karakter sosial, dan bahasa. Konsep dalam pikiran dan


tanda (bahasa) menjadi bagian penting yang digunakan dalam
proses kontruksi atau produksi makna.
Menurut Stuart Hall ada dua proses representasi.
Pertama, representasi mental, yaitu konsep tentang sesuatu
yang ada dikepala kita masing-masing (peta konseptual),
representasi mental masih merupakan sesuatu yang abstrak.
Kedua, bahasa yang berperan penting dalam proses konstruksi
makna. Konsep abstrak yang ada dalam kepala kita harus
diterjemahkan dalam bahasa yang lazim, supaya kita dapat
menghubungkan konsep dan ide-ide kita tentang sesuatu
dengan tanda dari simbol-simbol tertentu.50
D. Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan proses hubungan antara
pemimpin dan pengikut yang saling mempengaruhi serta
menginginkan perubahan dan kemajuan yang mencerminkan
tujuan bersamanya (Joseph C. Rost, 1993).
Sedangkan kepemimpinan sendiri menurut Bernadine R
Wirjana dan Susilo Supardo adalah suatu proses yang
kompleks dimana seseorang mempengaruhi orang lain untuk
mencapai suatu tujuan, tugas, atau sasaran dan mengarahkan
anggota dengan cara berbagai yang membuatnya lebih

50
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi
Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2013), Edisi Kedua, h. 148.
59

kohensif dan lebih masuk akal.51


Dari pendapat-pendapat dari ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa pada dasarnya kepemimpinan adalah suatu
proses mempengaruhi dan saling pengaruh dimana
mempengaruhi mengandung kesan searah, sedangkan saling
pengaruh mengandung kesan timbal balik.
Kepemimpinan adalah salah satu dimensi yang
sangat menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi. Yang
menjadi poin dari kepemimpinan adalah cara untuk
mempengaruhi orang lain agar memiliki satu misi yang sama
sesuai dengan kesepakatan tujuan dari didirikannya suatu
organisasi atau kelompok mengingat setiap orang memiliki
pemikiran yang berbeda-beda. Secara sederhana,
kepemimpinan adalah setiap usaha untuk memengaruhi,
sementara itu kekuasaan dapat diartikan sebagai suatu potensi
pengaruh dari seorang pemimpin. Jadi kekuasaan merupakan
salah satu sumber seorang pemimpin untuk mendapatkan hak
untuk mengajak atau memengaruhi orang lain.52
2. Kepemimpinan Dalam Sudut Pandang Islam

Islam sebagai Ad-din (agama) memiliki banyak


pandangan atau pendapat mengenai kepemimpinan. Hal
tersebut dapat ditelusuri dalam sejarah Islam, dimana setelah
wafatnya Rasulullan SAW. berdasarkan fakta sejarah , umat

51
Bernadine R Wirjana dan Susilo Supardo, Kepemimpinan : Dasar-
dasar dan Pengembangannya, (Jakarta : Andi Offset, 2006), h.3
52
Fridiyana Yudiatmaja, ―Kepemimpinan : Konsep, Teori, dan
Karakternya‖, Jurnal Undiksha Vol. 12 No. 2, 2013, h. 31.
60

Islam terpecah belah akibat perbedaan mengenai


kepemimpinan dalam Islam, khususnya mengenai proses
pemilihan pemimpin dalam Islam dan siapa yang berhak atas
kepemimpinan Islam.
Sejarah mencatat dengan tinta emas, bahwa
kepemimpinan Islam setelah Nabi Muhammad SAW. wafat
dipimpin oleh Abu Bakar As-sidiq, Umar bin Khattab Al-
faruq, Utsman bin Affan Dinurain, Ali bin Abi Thalib
Karomallahu wajhah, Dinasti Umayyah yang didirikan oleh
Muawiyyah bin Abi Sufyan, Dinasti Abbasiyyah yang
didirikan olen Abdullah bin Abbas As-saffah. Setelah itu,
kepemimpinan Islam terpecah-pecah ke dalam kesultanan-
kesultanan kecil.
Menurut Ali As-salus (1997: 16) Syekh Abu Zahra dari
kelompok Ahlu Sunnah Wal-jama‘ah (Sunni) menyamakan
arti Khilafah dan Imamah. Ia mengemukakan bahwa ―Imamah
itu disebut juga sebagai Khilafah‖. Sebab orang yang menjadi
khalifah adalah penguasa tertinggi bagi umat Islam yang
menggantikan Rasulullah SAW. Khalifah itu juga disebut
sebagai Imam (pemimpin) yang wajib dita‘ati. Akan tetapi
kelompok Syiah dalam hal kepemimpinan membedakan
pengertian antara Khilafah dan Imamah. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan fakta sejarah kepemimpinan dalam islam setelah
Rasulullah SAW.53
Abu Hatim berkata bahwa Sunah Rasulullah secara

53
Ali As‐Salus, Imamh dan Khilafah dalam Tinjauan Syar’i, (Gema
Insani Press, Jakarta. 1997 ) h.16
61

eksplisit menegaskan setiap pemimpin yang bertanggung


jawab atas kepemimpinannya. Jadi setiap orang menjadi
pemimpin wajib mengontrol bawahannya secara
konsisten.Pemimpin umat adalah para ulama. Pemimpin para
raja (pejabat) adalah akal sehat. Pemimpin orang-orang shalih
adalah ketaqwaan mereka. Pemimpin pelajar adalah
pengajarnya. Dan pemimpin anak adalah orang tuanya.
Sebagaimana penjaga wanita adalah suaminya dan penjaga
budak adalah tuannya. Maka setiap manusia yang menjadi
pemimpin bertanggung jawab atas kepemimpinanya.54
Beberapa ciri penting yang menggambarkan
kepemimpinan dalam islam adalah sebagai berikut:
a. Setia, pemimpin dan yang dipimpin terikat kesetiaan
kepada Allah
b. Terikat pada tujuan, seorang pemimpin ketika diberi
amanah sebagai pemimpin meliputi tujuan organisasi
bukan saja berdasarkan kepentingan kelompok, tetapi
juga ruang lingkup tujuan islam yang lebih luas.
c. Menjunjung tinggi syariah dan akhlaq islam, seorang
pemimpin yang baik bilamana ia merasa terikat dengan
peraturan islam, dan boleh menjadi pemimpin selama
ia tidak menyimpang dari syariah. Waktu ia
melaksanakan tugasnya ia harus patuh pada adab-adab
islam, khususnya ketika berhadapan dengan orang yang
dipimpinnya

54
Sarbini MA, Konsep Kepemimpinan Dalam Perspektif Islam,
Jurnal TAPIs Vol.9 No.2 Juli-Desember 2013
62

d. Memegang teguh amanah, seorang pemimpin ketika


menerima kekuasaan menganggapnya amanah dari
Allah SWT, yang disertai dengan tanggung jawab. Al
Qur‘an memerintahkan pemimpin melaksanakan
tugasnya untuk Allah dan selalu menunjukan sikap
baik kepada orang yang dipimpinnya.
e. Tidak sombong, menyadari bahwa diri kita ini adalah
kecil, karana yang yang besar dan maha besar hanyalah
Allah, sehingga hanya Allah lah yang boleh sombong.
Sehingga kerendahan hati dalam memimpin merupakan
salah stu cirri yang patut dikembangkan.
f. Dislipin, konsisten dan konsekwen, merupakan ciri
kepemimpinan dalam islam dalam segala tindakan dan
perbuatan seorang pemimpin. Sebagai perwujudan
seorang pemimpin yang professional akan memegang
teguh terhadap janji, ucapan dan perbuatan yang
dilakukan,karena ia menyadari bahwa Allah
mengetahui semua yang ia lakukan bagaimanapun ia
berusaha untuk menyembunyikannya. 55
g. Cerdas (Fathanah), pemimpin yang cerdas akan dapat
mengambil inisiatif secara tepat, cermat, dan cepat
ketika menghadapi problem-problem yang ada dalam
kepemimpinannya h. Terbuka (bersedia dikritik dan
mau menerima saran dari orang lain), sikap terbuka ini
mencerminkan sikap tawadlu‘ (rendah hati)

55
Veithzal Rivai, Kiat Memimpin Abad ke-21, (Jakarta: Raja
Grafindo. 2004), h.16.
63

h. Keikhlasan, tanpa keikhlasan amal perbuatan akan sia-


sia dalam pandangan Allah. 56
E. Kerangka Berpikir

Penelitian ini diawali dengan menganalisis adegan film


One Piece Arc Wano yang dipilih menggunakan teknik purposive
sampling. Penulis memilih adegan berdasarkan kriteria adegan
yang mengandung budaya kepimimpinan Jepang. Adegan-adegan
dipilih kemudian dianalisis menggunakan model utama semiotika
Charles Sanders Peirce, yaitu ikon, indeks dan simbol. Agar
penelitian ini memiliki arah yang pasti dan terstruktur sesuai
dengan apa yang ingin dicapai berikut gambaran kerangka
berpikir penelitian.

56
Muhadi Zainuddin dan Abd. Mustaqim, Studi Kepemimpinan
Islam. Telaah Normatif dan Historis, (Semarang: Putra Mediatama press.
2005), h.28-29
64

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Menurut Peneliti

Representasi Kepemimpinan Jepang Dalam


Film One Piece Series Arc Wano

Teori Representasi
(Stuart Hall)

Analisis Semiotika
(Charles Sanders Peirce)

Representamen Interpretant Object

Kesesuaian budaya kepemimpinan di Negara Jepang yang


Direpresentasikan ke dalam Film One Piece Arc Wano dan
menilai dengan sudut pandang kepemimpinan dalam islam
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM ONE PIECE ARC WANO
A. Sekilas Tentang Film One Piece

One Piece (bahasa Jepang: ワンピース Hepburn: Wan Pīsu)


merupakan sebuah serial manga Jepang yang ditulis dan
diilustrasikan oleh Eiichiro Oda. Manga atau Anime ini telah
dimuat di majalah Weekly Shōnen Jump milik Shueisha sejak
tanggal 22 Juli 1997, dan telah dibundel menjadi 96 volume
tankōbon, 923 episode anime dan 13 movie.
Gambar 4 3.1. Poster Anime Film One Piece

Cerita One Piece ini menceritakan tentang petualangan


Monkey D. Luffy, seorang anak laki-laki yang memiliki
kemampuan tubuh elastis seperti karet setelah secara tidak
disengaja memakan Buah Iblis Gomu-Gomu No Mi. Dengan kru

65
66

bajak lautnya, yang dinamakan Bajak Laut Topi Jerami, Luffy


mengarungi lautan Grand Line untuk menemukan harta karun
terbesar di dunia yang dikenal sebagai "One Piece" dalam rangka
untuk bertujuan untuk menjadi Raja Bajak Laut yang berikutnya.1
Anime One Piece diproduksi oleh Toei Animation, yang
pertama kali ditayangkan di Jepang pada tahun 1999. Sebagai
tambahan, Toei juga telah memproduksi tiga belas film animasi,
satu OVA dan sebelas episode khusus televisi. Banyak
perusahaan yang mengembangkan berbagai jenis pernak-pernik
seperti permainan kartu dagang, action figure dan beberapa
permainan video.
Pada Desember 2014, One Piece resmi mendapatkan
penghargaan dari Guiness World Record sebagai “The most
copies published for the same comic book series by a single
author” atau komik dengan penjualan terbanyak oleh satu
pengarang di dunia. Hal tersebut didasari dari komik yang telah
terjual mulai dari tahun 1997 sampai Desember 2014 yang
berjumlah 320,866,000 kopi di seluruh dunia. 2 Bukti lain dari
kepopuleran One Piece adalah adanya fakta yang menyebutkan
jika komik maupun anime One Piece telah diterjemahkan ke
banyak bahasa, dari bahasa asli yakni Jepang, diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia, China, Inggris, Arab, Korea, Portugis,
Spanyol, serta Vietnam. Hingga April 2020, sudah ada 96

1
“One Piece” diakses pada 1 Agustus 2020 dari
https://en.wikipedia.org/wiki/One_Piece
2
Setiawan Adiwijaya, Serial Manga One Piece Raih Guinness World
Record, https://m.tempo.co/read/news/2015/06/17/118675768/serial-manga-
one-piece-raih-guinnesworldrecord diakses pada 2 Agustus 2020 WIB.
67

tankobon (volume) manga ini. Total penjualan One Piece per


April 2020 adalah 470 juta kopi, dengan 390 juta kopi di Jepang
dan 70 juta lain di luar Jepang.
B. Profil Kreator Anime One Piece

Eiichiro Oda lahir 1 Januari 1975 di Kota Kumamoto,


Prefektur Kumamoto di Jepang, ia adalah seorang mangaka
profesional, yang paling dikenal sebagai pencipta manga One
Piece.3
Gambar 3.2. Eiichiro Oda

Seorang penulis yang berdedikasi dan seniman sejak masa


remaja, Oda mulai bekerja untuk Shueisha 's Shonen Jump pada
17 dan saat ini berdiri sebagai salah satu mangaka yang paling
menonjol di dunia, mendapatkan sekitar ¥ 3,1 miliar (US Rp 372
miliar) per tahun. Terlepas dari jadwal kerjanya yang ketat, ia

3
Eiichiro Oda, SBS One Piece Manga, Vol. 55, (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2009) h. 106
68

tetap mempertahankan korespondensi dengan penggemar (dan


masyarakat luas) melalui wawancara formal dan saluran informal
seperti kolom SBS- nya . Ia menikah dengan Chiaki Inaba,
dengan siapa ia memiliki dua anak perempuan.
Pada tahun 1992, Oda pada usia 17 memulai karir manga
berawal sebagai asisten tiga mangaka yang berbeda untuk
mingguan majalah manga Shonen Shonen Jump. Pada tahun yang
sama ia menyerahkan karya pertamanya yang disebut Wanted!
Yang ia memenangkan tempat kedua di Penghargaan Tezuka.
Pada awalnya ia bekerja dengan Masaya Tokuhiro pada Jungle
King Ta-Chan pada tahun 1992. Pada tahun 1994, ia sempat
bekerja dengan Shinobu Kaitani dengan Suizan Polisi Gang
sebelum kembali ke Tokuhiro. Pada tahun yang sama ia
meninggalkan kuliah sebagai mahasiswa baru. Setelah selesai
menjalankan Jungle King pada tahun 1995, ia dan Tokuhiro
melanjutkan untuk menciptakan Mizu No Tomodachi Kappaman,
itu berjalan dari tahun 1995-1996. Dan juga di tahun yang sama
ia pindah untuk bekerja dengan Nobuhiro Watsuki pada Rurouni
Kenshin pada tahun 1996. Selama perjalanan ini Oda bertemu
Hiroyuki Takei. Oda menggambar adegan di manga bahwa
dengan gaya seninya sendiri.4
Akhirnya pada bulan Agustus 1997, ia menciptakan karya
tanda tangannya, One Piece. Setelah terinspirasi oleh bajak laut,
ia membuat One Piece seri bajak laut. Pada bulan Juli 1997,
Weekly Shonen Jump menayangkan perdana bagian pertama dari

4
―Eiichiro Oda‖ diakses pada 1 Agustus 2020 dari
https://onepiece.fandom.com/id/wiki/Eiichiro_Oda
69

bab ini, sekali lagi berjudul Romance Dawn . Yang mengejutkan -


dan menyenangkan - Oda mendapat peringkat yang lebih tinggi
dalam tanggapan penggemar daripada fitur pendampingnya, yang
menunjukkan kesuksesan seri yang tak terkendali. Pada tahun-
tahun berikutnya, One Piece akan berkembang menjadi franchise
yang cukup besar, menerima adaptasi animasi pertamanya pada
tahun 1998, serial anime berdurasi penuh pada tahun 1999, dan
video game pertamanya pada tahun 2000.
Pada 2002, Oda bertemu Chiaki Inaba, yang memerankan
Nami selama Shonen Jump Festa , dan keduanya mulai pacaran,
dan pada 2004, mereka menikah. Pada tahun 2006, dia dan
istrinya memiliki seorang putri. Pada April 2006, Oda tiba-tiba
jatuh sakit dan One Piece tidak dirilis minggu itu. Namun dia
pulih dan melanjutkan One Piece minggu depan. Karena
penyakitnya baru-baru ini, Oda merasa para penggemar perlu
mengejar ketinggalan sehingga ia menciptakan Grand Line
Times.
Pada tahun 2007, di JUMP Fiesta 2008 , dengan absennya
Shūichi Ikeda, ketika pengisi suara memerankan Red-Hair of
Class 3 - Sea Time pendek, dia mengenakan wig hot pink untuk
bagian itu dan menjelaskan bahwa dia hanya akan melakukan ini.
karena One Piece berada di tahun kesepuluh. Dia juga terlibat
dalam penulisan dan penyutradaraan film One Piece yang
kesepuluh , film pertama yang naskahnya benar-benar dia tulis,
untuk menghormati ulang tahun kesepuluh One Piece.
C. Tim Produksi Anime One Piece
70

Gambar 3.2. Toei Animation Co.

Production House : Toei Animation Co.


Pengisi Suara : Monkey D. Luffy - Mayumi Tanaka
Roronoa Zoro - Kazuya Nakai
Nami - Akemi Okamura
Usopp - Kappei Yamaguchi
Vinsmoke Sanji - Hiroaki Hirata
Tony Tony Chopper - Ikue Ōtani
Nico Robin - Yuriko Yamaguchi
Franky - Kazuki Yao
Brook - Chō
Sutradara : Kōnosuke Uda (#1–278)
Junji Shimizu (#131–159)
Munehisa Sakai (#244–372)
Hiroaki Miyamoto (#352–679)
Toshinori Fukazawa (#663–)
Satoshi Itō (#780–782)
Tatsuya Nagamine (#780–782)
71

Produser : Hiroaki Shibata


Tetsuo Daitoku
Hidekazu Terakawa
Penulis Cerita : Eiichiro Oda
Skenario : Junki Takegami (#1–195)
Hirohiko Uesaka (#196–798)
Shōji Yonemura (#799–)
Musik : Kohei Tanaka
Shirō Hamaguchi 5
D. Sinopsis Anime One Piece Arc Wano
The Wano Country Arc (Wano Kuni) Adalah arc cerita
ketiga puluh satu dalam seri dan yang keempat dalam Four
Emperors Saga of One Piece , melanjutkan dari Arc Reverie.

5
“One Piece (TV Series)” diakses pada 1 Agustus 2020 dari
https://en.wikipedia.org/wiki/One_Piece_(TV_series)
72

Gambar 3.4. One Piece Arc Wano

Aliansi Ninja, Bajak Laut, Suku Mink dan Samurai


merencanakan pergerakan untuk merekrut sekutu di dalam negara
Wano untuk membebaskan negara Wano dari kendali shogun
Kurozumi Orochi dan sekutunya , Kaido dari Empat Kaisar dan
krunya, yang disebut Beasts Pirates. Bajak laut Big Mom
mengikuti bajak laut Topi Jerami ke negeri Wano untuk
membalas dendam akibat peristiwa sebelumnya yang terjadi di
Whole Cake Island, dan Big Mom memutuskan untuk
membentuk aliansi dengan Kaido untuk menaklukkan dunia.
Sebelumnya, Wano diperintah oleh Keluarga Kozuki,
sampai perampas kekuasaan keluarga, Orochi, bersekongkol
untuk menggulingkan dan menggantikan keshogunan mereka 26
tahun sebelum dimulainya cerita.6 Ratusan tahun yang lalu, Wano

6
One Piece Manga dan Anime - Vol. 91 Chapter 914 (h. 8-10) dan
73

dikenal sebagai Negeri Emas Bajak lau Topi jerami dan klan
Kozuki berencana untuk menumbangakn pemimpin jahat yang
menguasai negri wano yaitu Kurozumi Orochi yang bersekutu
dengan bajak laut Kaido. Sistem pemerintahan negara itu rusak
karena Orochi, yang para pejabatnya menindas dan dengan kasar
mengendalikan warganya. Aturan mereka diperkuat dengan
kesetiaan mereka kepada Kaisar Kaido, yang mendukung mereka
dengan kekuatan militer Bajak Laut Beasts, sehingga hampir
tidak mungkin bagi warga untuk menentang Orochi. Sebagian
besar negara telah didubah menjadi gurun karena kekejaman
Orochi, dengan hanya wilayah pribadinya, Ibu Kota Bunga , yang
tetap makmur.
Orochi menggunakan propaganda manipulatif untuk
mencuci otak warga kaya di Ibukota Bunga untuk lebih
memperkuat aturan dan kebijakannya, mengidolakan dirinya
sendiri sebagai pahlawan hebat sambil menjelek-jelekkan
Keluarga Kozuki, terutama Oden , membuat opini publik bahwa
keluarga Kozuki berusaha untuk membawa Wano ke kehancuran
dengan melanggar kebijakan isolasi dan membuka perbatasan
Wano ke dunia luar. 7
Pemerintah negara itu telah menciptakan sistem kasta
yang menghargai kekayaan di atas segalanya. Warga Ibukota
Bunga harus memiliki uang atau mereka akan menghadapi
pengasingan. Wilayah negara itu terbukti mengandung dua jenis
kota. Ada kota-kota di mana para pejabat tinggi tinggal, dan para

Episode 900.
7
One Piece Manga dan Anime - Vol. 91 Chapter 919 (h. 8-10) dan
Episode 909.
74

pejabat ini mengendalikan sisa populasi, hanya membiarkan


pedagang dan pedagang penting tetap tinggal. Sisa populasi
dipaksa untuk hidup dalam kemiskinan di kota-kota yang dikenal
sebagai kota sisa-sisa. 8 Di kota-kota ini, orang hanya memiliki
akses ke makanan yang dilewati oleh orang-orang dari status
yang lebih tinggi, kata makanan sering najis, dan seringkali
warga akhirnya kelaparan. Mereka yang berstatus lebih tinggi
memandang rendah orang-orang yang tinggal di kota-kota sisa
dan memperlakukan mereka tidak manusiawi. Saat ini, di bawah
aturan
Negara Wano memiliki prajuritnya sendiri yaitu samurai,
yang merupakan pendekar pedang yang begitu kuat bahkan
Marinir pun tidak mendekati mereka. Siapa pun dari kelas
samurai tampaknya memiliki status sosial yang tinggi. Sejak
Orochi mengambil alih, samurai menjadi satu-satunya yang
diizinkan secara hukum untuk membawa pedang katana. Bajak
Laut Beasts, beberapa wilayah di Negara Wano dikuasai oleh
anggota berpangkat tinggi dan rekan kru. Akibatnya, bawahan
masyarakat tersebut memiliki kewenangan atas sebagian wilayah
dan memiliki kewenangan untuk menilai warga. 9
Menurut penulis, pesan yang disampaikan pada film ini
sangatlah kontras diamana sang kreator Eiichiro Oda ingin
memperlihatkan budaya Jepang dengan sangat kental di arc Wano
sehingga cara menceritakan One Piece pun Oda adaptasi dari

8
One Piece Manga dan Anime - Vol. 91 Chapter 914 (h. 4-9) dan
Episode 900.
9
One Piece Manga dan Anime - Vol. 91 Chapter 917 (h. 8) dan
Episode 905.
75

beberapa kisah kepemimpinan di negara Jepang. Salah satunya


yakni sistem kepemimpinan shogun yang menjadi sistem
kepemerintahan di negara Wano ini, selain itu masih banyak lagi
pesan yang disampaikan mengenai budaya dan sifat
kepemimpinan Jepang di Arc Wano ini.
Tanggapan dari kritikus film asal Jerman yakni Stefan
Hohenwarter ia menagatkan:

―Ketika saya melihat trailer pertama One Piece Arc Wano


ini, saya tidak tahu persis apa yang harus saya pikirkan,
karena terlepas dari ulasan emosional tentang apa yang
telah kita lihat (anime) One Piece sejauh ini dalam 20
tahun, tidak ada yang bisa dilihat - hanya itu sampai
diputar di bagian akhir. Ketika trailer pertama muncul, itu
berubah tiba-tiba sejumlah besar karakter dari besar yang
berbeda harus muncul dalam film dan musuh yang sangat
kuat jelas harus dapat melawan semua orang bersama-
sama. Saya telah merasakan darah dan sangat ingin
melihatnya, jadi saya tidak melewatkan debut film sebagai
bagian dari Kazé Anime Nights. Dan itu hal yang
bagus!‖.10

Ceritanya sebagian besar dapat diprediksi, tetapi adegan


perkelahian dan gabungan dari berbagai kelompok dan karakter
yang berbeda adalah impian bagi semua penggemar. Selain itu,
ada pementasan yang secara visual megah, beberapa di antaranya
menggarisbawahi ekspresi wajah secara sempurna dengan garis-
garis yang mencolok - mirip dengan manga. Humor klasik One
Piece diabaikan kali ini, tetapi pertempurannya semakin intens.
Singkatnya: Bagi penggemar One Piece tidak ada jalan lain untuk

10
“One Piece Stampede Kritik: Der Stärkste Der Welt” diakses pada
29 agustus 2020 dari https://www.beyondpixels.at/one-piece-arc-wano-kritik-
der-staerkste-der-welt/
76

One Piece Arc Wano.


E. Profil Karakter Dalam Anime One Piece Arc Wano
1. Monkey D. Luffy
Gambar 3.4. One Piece Arc Wano

Nama : Monkey D. Luffy


Umur : 17; 19
Tanggal lahir : 5 Mei, Taurus
Tinggi : 172 cm; 174 cm
Golongan darah :F
Afiliasi : Bajak Laut Topi Jerami
Posisi : Kapten
Buah Iblis : Gomu Gomu no Mi (Buah Karet)
Jenis : Paramecia
Bounty : 1.500.000.000 (sebelumnya;
30.000.000, 100.000.000, 300.000.000, 400.000.000, dan
500.000.000).11
Luffy adalah kapten dari Bajak Laut Topi Jerami

11
“Monkey Luffy D.” diakses pada 10 Agustus 2020 dari
https://myanimelist.net/character/40/Luffy_Monkey_D?q=luffy
77

dan berteman baik dengan mereka semua dan menghargai


mereka di atas segalanya. Pada awalnya, Luffy tampaknya
tidak terlalu cerdas, sering melihat sesuatu dengan cara
yang kekanak-kanakan dan dapat dengan mudah dibuat
kagum oleh hal-hal yang paling sederhana. Namun,
karena dia memandang dunia secara langsung dan
sederhana, terkadang dia satu-satunya orang yang dapat
melihat masa lalu peristiwa dan melihat apa yang harus
dilakukan.
Meskipun Luffy cukup periang dan karakter yang
lucu, dia memiliki tekad, optimisme, dan komitmen yang
tak terbendung dan akan melakukan apa saja untuk
membela teman dan rekannya. Bersamaan dengan itu, dia
memiliki keberanian besar untuk mendukungnya serta
kekuatan yang luar biasa.

2. Roronoa Zoro
Gambar 3.6 Roronoa Zoro

Nama : Roronoa Zoro


78

Umur : 19; 21
Tanggal Lahir : 11 November, Scorpio
Tinggi : 178 cm ;181 cm (setelah timeskip)
Afiliasi : Bajak Laut Topi Jerami
Posisi : Pendekar Pedang/Wakil Kapten
Buah Iblis : Tidak Ada
Bounty : 320.000.000 (sebelumnya:
60.000.000 dan 120.000.000).12
Zoro adalah anggota kru pertama yang direkrut
oleh Luffy. Zoro adalah pendekar pedang terampil yang
bertarung dengan gaya pedang uniknya sendiri yang dikenal
sebagai santoryu (gaya bertarung tiga katana). Itu dilakukan
dengan menggunakan satu katana di masing-masing tangan
dan satu lagi di mulutnya. Dia juga terlihat bertarung hanya
dengan satu atau dua pedang. Dalam perkelahian yang
serius dia mengikat bandana, biasanya diikat di lengan, di
kepalanya.
3. Vinsmoke Sanji

12
“Zoro Roronoa” diakses pada 10 Agustus 2020 dari
https://myanimelist.net/character/62/Zoro_Roronoa?q=zoro
79

Gambar 3.7. Vinsmoke Sanji

Nama : Vinsmoke Sanji


Umur : 19; 21
Tanggal Lahir : 2 Maret, Pisces
Tinggi : 177 cm;180 cm, (setelah timeskip)
Golongan darah : RH-
Afiliasi : Bajak Laut Topi Jerami
Posisi : Juru Masak
Iblis Buah : tidak ada
Bounty : 330.000.000 (sebelumnya:
177.000.000 dan 77.000.000).13
Sanji adalah koki di Bajak Laut Topi Jerami. Ia
memiliki kemampuan bertarung hebat yang hanya
memanfaatkan kakinya, dalam upaya meminimalisir
kerusakan pada tangannya yang akan mengganggu
keterampilan memasaknya.
Sanji menggunakan serangkaian gerakan

13
“Sanji” diakses pada 10 Agustus 2020 dari
https://myanimelist.net/character/305/Sanji
80

menendang yang kuat dan bervariasi saat dia bertarung.


Keterampilan memasaknya adalah kelas dunia, dan dia
dibimbing dalam memasak dan bertarung oleh Chef "Kaki
Merah" Zeff dari Baratie. Dia lahir di North Blue, tapi
dibesarkan di East Blue.
4. Nami
Gambar 3.8. Nami

Umur : 18; 20
Tanggal Lahir : 3 Juli, Cancer
Tinggi : 169 cm (5 '6½ ")
Ukuran : 95-55-85
Afiliasi : Bajak Laut Topi Jerami
Posisi : Navigator
Buah iblis : tidak ada
Bounty : 66.000.000 (sebelumnya:
16.000.000)14
Dia adalah anggota ketiga Bajak Laut Topi Jerami.

14
“Nami” diakses pada 10 Agustus 2020 dari
https://myanimelist.net/character/723/Nami?q=nami
81

Mungkin salah satu navigator terbaik yang saat ini berlayar


di Grand Line, dia memiliki kemampuan untuk mengenali
dan bahkan menganalisis perubahan cuaca sekecil apa pun
melalui intuisi semata, sehingga menyelamatkan kapal dan
kru dari cuaca di Grand Line yang sangat tidak stabil.
5. Ussop
Gambar 3.9. Usopp

Nama : Usopp
Umur : 17, 19
Tanggal Lahir : 1 April, Aries
Tinggi : 174 cm;175 cm(Setelah Timeskip)
Afiliasi : Bajak Laut Topi Jerami
Posisi : Penembak Jitu
Buah Iblis : tidak ada
Bounty : 200.000.000 (sebelumnya:
30.000.000).15
Usopp adalah seorang penembak jitu di Bajak Laut

15
“Usopp” diakses pada 10 Agustus 2020 dari
https://myanimelist.net/search/all?q=Ussop
82

Topi Jerami, selain itu ia juga pandai memeperbaiki jika da


kerusakan alat atau kapal. Ia memiliki sifat penakut dan
sangat pemalu,walaupun begitu jia berada di situasi yang
sangat menegangkan, usopp telah terbukti jauh lebih berani
daripada yang dia yakini. Dia menunjukkan tekad yang
besar ketika teman-temannya diancam atau diejek oleh
orang lawan. Meskipun dia benar-benar pengecut dalam
pertempuran, dia adalah bagian yang sangat berguna bagi
Bajak Laut Topi Jerami. Dia sangat berguna dan dapat
memperbaiki hampir semua hal. Dia terkadang melihat
panutan di sosok Zoro yang tidak pernah terlihat takut
tetapi selalu bangga.
6. Tony Tony Chopper
Gambar 3.10. Tony Tony Chopper

Nama : Tony Tony Chopper


Umur : 15, 17 Tanggal
Lahir : 24 Desember, Capricorn
Afiliasi : Bajak Laut Topi Jerami
Posisi : Dokter
83

Buah Iblis : Hito Hito no Mi (Buah Manusia)


Jenis : Zoan
Bounty :100 (sebelumnya: 50).16
Meskipun Chopper seekor rusa, akan tetapi dia
adalah dokter umum kelompok topi jerami. Setelah berada
dalam keadaan yang tidak lazim, ia memakan buah Hito
Hito no Mi (buah manusia), yang memungkinkan bisa
mengubah dirinya memiliki sifat manusia seperti berbicara,
berpikir, dan, hingga taraf tertentu ia bisa berubah menjadi
manusia.
Chopper sering bertindak seperti anak kecil, tetapi
dia adalah teman dan rekan yang baik yang akan mencoba
apa pun untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
timnya. Dia juga masih tidak percaya pada ras manusia
karena peristiwa di masa mudanya, di mana dia
diperlakukan sebagai monster brutal. Ia sering kali secara
terang-terangan menghina ras manusia yang memujinya
sambil tersenyum, menari, dan yang jelas-jelas senang. Dia
juga menunjukkan minat tertentu pada buku, tapi
kebanyakan yang berhubungan dengan obat-obatan.

16
“Chopper Tony Tony” diakses pada 10 Agustus 2020 dari
https://myanimelist.net/character/309/Chopper_Tony_Tony?q=Chopp
84

7. Nico Robin
Gambar 3.11. Nico Robin

Nama : Nico Robin


Umur : 28; 30
Tanggal Lahir : 6 Februari, Aquarius
Tinggi : 188cm
Afiliasi : Bajak Laut Topi Jerami
Posisi : Arkeolog
Buah Iblis : Hana Hana no Mi (Buah Bunga)
Jenis : Paramecia
Bonty : 130.000.000 (sebelumnya:
79.000.000; 80.000.000).17
Robin adalah anggota ketujuh Kru Topi Jerami. Dia
memiliki harga buronan 79 juta beri (mata uang One Piece)
sejak dia berusia delapan tahun, selama insiden di mana dia
diduga menghancurkan enam kapal Buster Call dengan
menggunakan kekuatan yang dia peroleh dengan memakan

17
“Robin Nico” diakses pada 10 Agustus 2020 dari
https://myanimelist.net/character/61/Robin_Nico?q=Nico%20rob
85

Hana Hana no Mi (Buah Mekar). Kekuatan buah itu


memungkinkannya untuk memunculkan banyak replika dari
bagian tubuhnya (paling sering lengannya) di atas
permukaan apa pun yang dapat dilihatnya, menjadikannya
sangat kuat dan cekatan sebagai hasilnya.
Robin juga merupakan seorang arkeolog berbakat,
dan membenci siapa pun yang tanpa berpikir merusak
bagaian dari sejarah. Pemerintah Dunia membuatnya takut
karena dia dapat membaca Poneglyphs (batu yang ditandai
dengan mesin terbang dari bahasa kuno), yang berisi detail
tentang cara menghidupkan kembali senjata kuno yang
memiliki kekuatan untuk menghancurkan dunia. Pada
kenyataannya, Robin telah menyatakan bahwa dia tidak
peduli dengan senjata kuno, dan bahwa mimpinya adalah
menemukan Sejarah Sejati yang tertulis di RoadPoneglyp
8. Faranky
Gambar 3.12. Franky

Nama : Franky
Umur : 34; 36
86

Tanggal Lahir : 9 Maret, Pisces


Tinggi : 225 cm
Afiliasi : Bajak Laut Topi Jerami
Posisi : Pembuat Kapal
Buah Iblis : tidak ada
Bounty : 94.000.000 (sebelumnya:
44.000.000).18
Franky adalah cyborg berusia 34 tahun yang
merupakan pembuat kapal di Bajak Laut Topi Jerami, ia
pertama kali muncul di arc Water 7. Franky adalah salah
satu "Pekerja Tom", dengan nama asli "Cutty Flam."

Impian Franky adalah membangun sebuah kapal


yang akan melakukan perjalanan ke ujung Grand Line. Ini
adalah kapal yang saat ini dinaiki Topi Jerami, tetapi
mimpinya belum tercapai sampai mereka berhasil mencapai
akhir ke pulau raftel.

18
“Franky” diakses pada 10 Agustus 2020 dari
https://myanimelist.net/character/64/Franky?q=frank
87

9. Brook
Gambar 3.13. Brook

Nama : Brook
Umur : 88; 90
Tanggal lahir : 3 April; Aries
Tinggi : 266cm
Afiliasi : Bajak Laut Topi Jerami
Posisi : Musisi, Pendekar Pedang
Buah Iblis : Yomi Yomi no Mi (Buah Bangkit)
Jenis : Paramecia
Bounty : 83.000.000 (sebelumnya:
33.000.000).19
Brook adalah seorang musisi dan pengguna pedang di
Bajak Laut Topi Jerami, ia juga dijuluki sebagai "Soul King‖
sebelumnya Brook adalah bajak laut yang mendiami wilayah
Segitiga Florian di Grand Line. Brook memakan buah iblis
Yomi Yomi no Mi (Buah Bangkit) yang menyebabkan ia

19
“Brook” diakses pada 10 Agustus 2020 dari
https://myanimelist.net/character/5627/Brook
88

bangkit dari kematian, selain itu ia adalah musisi yang


terampil (sesuatu yang selalu diinginkan Luffy di krunya sejak
awal), suka bermain biola. Karena bobotnya yang ringan, dia
tidak hanya bisa melompat ke ketinggian yang luar biasa tetapi
juga bisa berlari di atas air dengan menggerakkan kakinya
dengan cepat. Dia menggunakan shikomizue sebagai senjata
utamanya; dengan itu, dia mampu membuat serangan iaidō
cepat yang tidak bisa disadari oleh musuh.
10. Kozuki Oden
Gambar 3.13. Kozuki Oden

Kozuki Oden adalah daimyo Kuri di Negara Wano


dan anak dari mantan shogun Kozuki Sukiyaki, menjadi
anggota Keluarga Kozuki. Dia adalah suami dari Kozuki
Toki dan ayah dari Momonosuke dan Hiyori . Selain itu,
dia adalah pemimpin dari sekelompok samurai legendaris
dan kuat yang dikenal sebagai Sembilan Sarung Merah,
dengan semuanya melayani sebagai pengikut dan sekutu
89

paling tepercaya.20
Oden yang bertujuan untuk membuka perbatasan
Wano dengan dunia luar akhirnya menggantikan ayahnya
sebagai Shogun. Namun, ia mendapat tentangan dari
perampas kekuasaannya yakni Kurozumi Orochi dan
bajak laut Kaido, yang mengeksekusinya 20 tahun lalu
sebelum saat ini.21
11. Kozuki Momonosuke
Gambar 3.14. Kozuki Momonosuke

Kozuki Momonosuke adalah seorang penduduk


Negeri Wano dan anak dari mendiang daimyo dari
wilayah Kuri dan kepala keluarga dari Keluarga Kozuki,
Kozuki Oden . Ia lahir 28 tahun sebelum saat ini, tetapi
melakukan perjalanan 20 tahun ke masa depan saat ia
berusia 8 tahun.22

20
One Piece Manga dan Anime, Vol. 82, Chapter 817, (h. 6-10), eps.
768
21
One Piece Manga dan Anime, Vol. 82, Chapter 818, (h. 12-17), eps.
770
22
One Piece Manga dan Anime, Vol. 91, Chapter 919, (h. 5-8), eps.
90

12. Kinemon
Gambar 3.15. Kinemon

Kinemon adalah seorang samurai dari Negeri


Wano, punggawa Keluarga Kozuki, pemimpin Sembilan
Sarung Merah, suami Tsuru , dan mantan preman. Dia
menyamar sebagai ayah Momonosuke selama perjalanan
ke pulau Zou. Dia lahir 56 tahun sebelum hari ini, tetapi
melakukan perjalanan 20 tahun ke depan saat dia berusia
36 tahun. Dia adalah salah satu sekutu utama Bajak Laut
Topi Jerami selama perangDressrosa dan Four Emperors
Saga.23

13. Kurozumi Oriochi

909
23
One Piece Manga dan Anime, Vol. 70, Chapter 696, (h. 7), eps. 622
91

Gambar 3.16. Kurozumi Orochi

Kurozumi Orochi adalah shogun dari Negeri


Wano saat ini, ia adalah sekutu Kaido. Karena tindakan
dan perannya, dia adalah antagonis sekunder dari Arc
Negeri Wano dan salah satu antagonis utama dari Four
Emperors Saga .24
Kekejaman Orochi terhadap warga bermula dari
kebenciannya yang luar biasa terhadap beberapa dari
mereka yang secara tidak adil menganiaya keluarganya
karena kejahatan kakeknya, meskipun tidak semua dari
mereka terlibat dalam eksekusi dan perburuan
keluarganya. Dia harus bertahan diburu oleh beberapa
penjaga kejam hanya karena terkait dengan kakeknya dan
dia harus hidup dalam ketakutan sejak kecil. Orochi
bahkan mengklaim bahwa warganya semua bisa mati
tanpa sedikit pun perawatan. Dia tidak ragu untuk
menculik ratusan warga yang tidak bersalah dan

24
One Piece Manga dan Anime, Vol. 92, Chapter 929, (h.15), eps.
921
92

mengancam akan mengirim mereka ke Kaido sebagai


penghargaan untuk memaksa Oden menyerah dan
menanggung penghinaan hanya untuk menyelamatkan
nasib mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kekejaman
Orochi benar-benar tidak pandang bulu karena dia
membenarkan kezalimannya untuk membalas dendam
kepada orang-orang Wano atas apa yang terjadi pada
keluarganya dan dirinya.

14. Kaido
Gambar 3.17. Kaido

Kaido terkenal sebagai "Makhluk Terkuat", adalah


pemimpin dari Bajak Laut Beast dan salah satu dari
25
Empat Kaisar yang berkuasa di dunia baru. Dari
markasnya di pulau Onigashima, Kaido telah menduduki
Negara Wano bersama dengan krunya dan pernah
bersekutu dengan shogun Wano, Kurozumi Orochi

25
One Piece Manga dan Anime - Vol. 70, Chapter 697, (h. 2), eps.
623
93

sampai Kaido memutuskan untuk membuangnya untuk


rencana barunya menjadikan Onigashima markas besar
bajak laut Beast.26

26
One Piece Manga - Vol. 91 Chapter 920, h.17
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Temuan Data Penelitian Dan Analisis Semiotika Film One
Piece Arc Wano

Dari banyak scene yang penulis temukan di dalam film


One Piece Arc Wano. Penulis hanya mengategorikan scene yang
mengandung budaya dan sifat kepemimpinan Jepang saja.
Seperti Pesan moral dapat ditemukan dari bcrbagai sisi
seperti melalui dialog karakter, sikap karakter atau pola pikir
karakter. Pesan yang disampaikan melalui cerita berusaha sedekat
mungkin dengan realitas yang ada dalam kepemimpinan Jepang.
Untuk memperinci proses penelitian, penulis membuat
tabel yang menjelaskan representamen, (ikon, indeks, simbol),
objek, dan interpretan yang merupakan konsep semiotika Charles
Sanders Peirce. Potongan gambar dan dialog pada setiap scene
yang diteliti juga ditambahkan sebagai bahan analisa dari film ini.
Berikut terdapat scene yang penulis temukan di dalam
film One Piece Arc Wano yang megandung pesan budaya dan
sifat kepemimpinan Jepang.

1. Scene 1 (Sistem Kepemimpinan Shogun)

94
95

Tabel 4.1. Scene 1: Kepemimpinan Shogun

Visual
96

Audio/ Yasuie:
Dialog ―Mau sampai kapan kau tinggal disini?, kau
itu putra sang Shogun!‖
Oden:
―Aku diusir dari kastel, entah aku masih
dianggap anak atau tidak.‖
―Semua orang bilang begini, lo‖
―Yang menjadi penerus Kozuki Sukiyaki
bukanlah Oden!‖
―Yang akan menjadi Shogun adalah Yasuie‖
Yasuie:
―Jangan kau anggap serius kabar burung
sperti itu!‖
―Kau adalah penerus sebenarnya Klan
Kozuki!"
Type Of Long Shoot
Shoot Close-up

a. Representamen
1. Qualism: Kualitas yang di tunjukan pada tanda ini
bersifat serius dan tegas, yang ditunjukan melalui
ekspresi serius Yasuie.
2. Sinsign: Eksistensi yang ditunjukan pada scene ini
adalah pada gambar Yasuie yang sedang memarahi
Oden karena menyebut Yasuie yang akan menjadi
penerus Shogun. Karena menurut Yasuie, Oden lah
97

yang pantas menjadi Shogun selanjutnya karena


berasal dari keturunan Klan Kozuki.
3. Legisign: Norma yang terdapat pada tanda adalah
bahwa penerus Shogun selanjutnya harus keturunan
atau berasal dari Klan Kozuki.
b. Object
1. Ikon: Terlihat Yasuie dan oden sedang duduk
berdua, berbincang sambil menikmati makanan.
2. Indeks: Keadaan yang ditampilkan adalah dimana
Yasuie sedang berbicara serius tentang penerus
Shogun yang selanjutnya, tetapi Oden
menanggapinya dengan santai seakan akan ia tidak
peduli dan tidak mau menjadi penerus Shogun di
Negeri Wano selanjutnya.
3. Simbol: Pentingnya kepemimpinan Shogun di
negeri Wano.
c. Interpretant
Cuplikan-cuplikan gambar dan dialog yang
terdapat pada scene ini merepresentasikan bahwa
menentukan Shogun di Negeri Wano tidak boleh
sembarangan, melainkan calon Shogun selanjutnya harus
berasal dari Klan atau keturunan dari Shogun yang
sebelumnya. Shogun juga harus baik, adil, dan dicintai
oleh masyarakat Wano itu sendiri. Karena Shogun lah
yang akan menetukan baik buruknya masadepan dan
kehidupan di Negeri Wano.
2. Scene 2 (Kebijakan Negara Tertutup – Sakoku)
98

Tabel 4.2. Scene 2: Kebijakan Negara Tertutup


(Sakoku)

Visual

Audio/ Kinemon:
99

Dialog ―Ucapan yang ditinggalkan tuan Oden


hanyalah satu kalimat.‖
Akazaya Nine:
―Bukalah Negeri Wano!‖
Chopper:
―Apa maksudnya membuka?‖
Brook:
―Negeri Wano adalah negeri yang tertutup‖
―Dengan kata lain, tak ada yang boleh pergi
atau masuk kedalam negeri‖
―Jika mereka membukanya, itu berarti mereka
akan berhubungan negeri lain.‖
Type Of Long Shot
Shot Close-up
a. Representamen
1. Qualism: Kualitas yang di tunjukan pada tanda ini
bersifat serius dan tegas. Hal ini ditunjukan melalui
ekspresi serius Akzaya Nine.
2. Sinsign: Keadaan yang ditunjukan pada scene ini
adalah pada gambar dan dialog ketika para Akazaya
Nine menunjukan keseriusan, dan akan mewujudkan
keinginan Oden yakni membuka Negeri Wano yang
selama ini tertutup dari dunia luar.
3. Legisign: Norma yang terdapat pada tanda adalah
bahwa Negeri Wano adalah negeri yang tertutup dari
dunia luar dan tidak berhubungan dengan negeri
lain.
100

b. Object
1. Ikon: Terlihat pada gambar cuplikan para kru Topi
Jerama, Law dan Akazaya Nine sedang berkumpul
ditempat rahasia suku Mink.
2. Indeks: Keadaan yang ditampilkan adalah dimana
aliansi Bajak Laut, Samurai dan suku Mink sedang
berkumpul untuk membicarakan rencana
pembebasan Negeri Wano dari Shogun Orochi yang
jahat dan dapat membuka Negeri Wano yang selama
ini menjadi negeri tertutup agar dapat berhubungan
langsung dengan negeri lain.
3. Simbol: Wano negeri yang tertutup.
c. Interpretant
Pada gambar dan dialog yang terdapat pada scene
ini merepresentasikan bahwa aliansi Bajak Laut, Samurai
dan suku Mink sedang membangun rencana untuk
mengalahkan pemimpin yang Zalim yakni Shogun Orochi
dan Kaido lalu membuka Negeri Wano yang selama ini
menjadi negeri tertutup agar dapat berhubungan langsung
dengan negeri lain dan menjadi negeri yang makmur.

3. Scene 3 (Kepemimpinan Yang Tidak Adil)


Tabel 4.3
101

Tabel 4.3. Scene 3: Kepemimpinan Yang Tidak Adil

Visual
102

Audio/ Tsuru:
Dialog ―Lahan pertanian yang membentang sampai
bawah gunung, dibuat oleh kepala keluarga
103

Oden sebemumnya, agar bisa memberi


makanan lezat pada seluruh penduduk kuri.‖
―Bukan dibuat agar dikuasai Orochi dan para
Pengikutnya.‖
Luffy:
―Apa diladang tersebut ada makan tak
beracun?‖
Tsuru:
―Ada, makanan lezat yang aman, air dan
pakaian yang bersih.‖
― Tapi semuanya dikuasai oleh, Shogun
Orochi.‖
―Di balik gerbang kuil itu, ada kota yang
ditinggali banyak pejabatnya.‖
―Kami memohon kepada mereka untuk
menjual barang yang tak lagi mereka
gunakan.‖
―Dan makanan yang hampir busuk agar bisa
terus hidup.‖
Zoro:
―Karena itulah kota ini disebut Okobore‖
Gifter Batman:
―(Batman menembakan panah ke arah tsuru
dan dihalau oleh Zoro)‖
―Apa yang kau lakukan? jangan
menghalangiku.‖
104

―Aku mendengar ucapanmu, nona.‖


―Kau mengatakan hal yang buruk tentang
Shogun.‖
―Pendengaranku enam kali lebih baik
daripada manusia biasa.‖
―Semua kata-kata bruk kepada Shogun tak
akan lepas dari pendengaran ku‖
Zoro:
―Aku paham kau mendengarnya, tapi apakah
alasan itu cukup untuk merenggut nyawa
seseorang?‖
―Kalau panah mu mengenainya, dia bisa
mati‖
Gifter Batman:
―Selama dia hidup menurut, kami tidak akan
melukainya.‖
―Tapi tuan Orochi, tidak akan memaafkan
setiap tindakan pemberontakan!‖
Type Of Long Shot
Shoot Medium Shot
Close-up
a. Representamen
1. Qualism: Kualitas yang di tunjukan pada tanda ini
bersifat gusar dan sedih. Hal ini ditunjukan melalui
dialog yang disampaikan oleh Tsuru mengenai
kondisi kota Okobore dan kepemimpinan di Wano.
105

2. Sinsign: Eksistensi yang ditunjukan pada scene ini


adalah pada gambar dan dialog yang disampaikan
oleh Tsuru tentang masyarakat di kota Okobore
yang sengsara, kelaparan dan miskin akibat
kekejaman dan keserakahan seorang Shogun Orochi
yang tidak segan-segan mencelakai masyarakat yang
berkata buruk atau memberontak kepada
kepemimpinannya.
3. Legisign: Norma yang terdapat pada tanda adalah
bahwa Kota Okobore adalah salah satu kota yang
kehidupannya hanya mengharapkan sisa-sisa
makanan dan pakaian dari pusat ibukota akibat
keserakahan dan kekejaman Shogun.
b. Object
1. Ikon: Terlihat pada cuplikan scene kota Okobore
yang sedang beraktifitas dengan pakaian yang lusuh
dan sumberdaya seadanya dari sisa-sisa pusat
ibukota, dan seorang Gifter anak buah Shogun
Orochi yang mencoba menyelakai Tsuru.
2. Indeks: Situasi yang ditampilkan adalah dimana
masyarakat kota Okobore yang miskin, kelaparan
dan sengsara akibat kezaliman dan keserakahan
seorang Shogun. Bahkan Shogun Orochi
menggunakan kekuasaannya untuk mencelakakan
masyarakat yang membicarakan hal buruk dan
memberontak kepada kepemimpinannya.
106

3. Simbol: Kezaliman, keserakahan dan kekejaman


seorang pemimpin.
c. Interpretant
Pada gambar dan dialog yang terdapat pada scene
ini merepresentasikan bahwa seorang pemimpin yang
zalim, kejam dan serakah dapat membuat rakyatnya
sengsara. Jika pemimpin hanya mementingkan atau
mensejahterakan satu wilayah tanpa memperdulikan
wilayah maka tidak terjadi pemerataan pada rakyat
akibatnya dapat menimbulkan masyarakat yang berada di
wilayah miskin hanya bergantung ke wilayah yang
sejahtera. Dan pemimpin yang zalim adalah pemimpin
yang menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan
dirinya sendiri tanpa memperdulikan rakyatnya.
4. Scene 4 (Pemberontakan Samurai)
Tabel 4.4. Scene 4: Pemberontakan Samurai

Visual
107
108

Audio/ Jibuemon:
Dialog ―Tuan Kozuki Momonosuke‖
―(Sekumpulan samurai menagis)‖
Kinemon:
―Siapa kau? Apa kau bawahan Kurozumi
Orochi.‖
―(Menurunkan pedang dan tidak percaya
sekumpulan samurai bersujud menundukan
badan)‖
―Tidak mungkin
Jibuemon:
―Anda Tuan Kozuki Momonosuke, kan?‖
―Anda terlihat sama seperti dua puluh tahun
lalu, kata-kata terakhir Nyonya Toki memang
benar!‖
― Saya adalah mantan pelayan dari Kibi,
Jibuemon!‖
―Selama dua puluh tahun saya selalu
memantikan anda.‖
―Saya percaya ucapan ibu anda, yaitu Nyonya
Toki dan menantikan hari ini!‖
Momonusuke:
―Kata-kata terakhir ibuku? Beritahu aku.‖
Jibuemon:
―Kata-kata terakhir Nyonya toki,
mengeisyaratkan akan ada pembalasan Klan
109

Kozuki dua puluh tahun kemudian.‖


―Saya mengira itu tidak mungkin, tapi yang
memperkuat kemungkinannya, tak satu pun
tubuh dari Sembilan Sarung Pedang berasil
ditemukan.‖
―Meski kemungkinannya kecil, semisal kalian
muncul dua puluh tahun kemudian dan kalian
memerintahkan kamu untuk mengalahkan
Orochi, kami siap untuk bertarung bersama
kalian‖
―Jadi mereka yang siap untuk bertarung tak
peduli mereka dimana dan sedang apa,
mereka sedang menunggu dengan tanda bulan
di pergelangan kakinya.‖
Kinemon:
―Bahkan setelah dua puluh tahun kami masih
punya sekutu‖
Momonosuke:
―Berapa jumlah mereka?
Jibuemon:
―Lebih jelasnya, saya tak tahu berapa, tapi ada
banyak yang menantikan ini di seluruh
penjuru Negeri Wano!‖
Kinemon:
―Untuk mengalahkan Kaido, tentunya kita
juga perlu mengumpulkan kekuatan sebanyak
110

mungkin.‖
―Bisakah kau mengumpulkan orang-orang
yang memiliki tekad di Negeri Wano?‖
―Tapi, kau harus mengumpulkan tanpa
sepengetahuan orang lain.‖
Jibuemon:
―Baik, kami akan berusaha sekeras mungkin!

Type Of Long Shot


Shoot Close-Up
a. Representamen
1. Qualism: Tanda yang ditunjukan dimaknai sebagai
tanda yang bersifat ini kesedihan dan harapan. Hal
ini ditunjukan melalui dialog dan ekspresi para
samurai yang berkumpul.
2. Sinsign: Eksistensi yang ditunjukan pada scene ini
adalah pada gambar dan dialog yang disampaikan
bahwa para samurai yang telah menunggu
datangnya harapan untuk merebut kembali negeri
Wano dari kekuasaan Shogun yang kejam akhirnya
akan segera terwujud.
3. Legisign: Norma yang terdapat pada tanda adalah
kekuasaan Shogun yang telah menindas para
samurai dan masyarakat Wano harus digulingkan.
b. Object
111

1. Ikon: Terlihat pada scene para samurai yang sedang


berkumpul untuk membicarakan rencana balas
dendam dan mengumpulkan orang yang memiliki
lambang bulan sabit terbalik di pergelangan
kakinya.
2. Indeks: Situasi yang ditampilkan adalah dimana
para samurai pengikut Kozuki Oden yang dahulu
dihabisi oleh Shogun Orochi mulai menemukan
harapan untuk membalas dendam, lalu berkumpul
untuk merencanakan pemberontakan dan
mengumpulkan samurai-samurai yang memiliki
tanda bulan sabit terbalik di pergelangan kakinya
yang dahulu ditindas oleh Shogun Orochi.
3. Simbol: Harapan para samurai korban kekejaman
pemimpin.
c. Interpretant
Pada gambar dan dialog yang terdapat pada scene
ini merepresentasikan bahwa para samurai yang dahulu
pernah menerima perlakuan yang kejam dari Shogun
Orochi menimbulkan rasa marah, dendam dan geram
sehingga membuat para samurai yang menjadi korban
berkumpul untuk membalaskan dendam mereka atas apa
yang dilakukan oleh Shogun Orochi dimasa lalu.

5. Scene 5 (Wilayah Yang Diasingkan dan Diskriminasi


Rakyat Miskin)
112

Tabel 4.5. Scene 5: Wilayah Yang Diasingkan dan


Diskriminasi Rakyat Miskin

Visual
113

Audio/ Tonoyasu:
Dialog ―Haii, aku sudah pulang.‖
Zoro:
―Sisa-sisa dari ibukota bunga seperti kota
Okobore, ya.‖
Tonoyasu:
Masyarakat Kota Ebisu:
―Tuan Yasu!‖
―Kau sudah pulang ya, tuan Tonoyasu!‖
―Tuan Yasu, meski kau pulang kami tidak
punya makanan, lo!‖
―(Masyarakat kota Ebisu kelaparan sambil
tertawa)‖
―Lapar sekali‖
―Aku bisa mati, nii‖
―(Seluruh masyarakat Ebisu tertawa)‖
Zoro:
―Apa-apaan keceriaan mereka ini?‖
Tonoyasu:
―Tuan, matamu jeli juga.‖
―Mereka semua ceria, kan?‖
114

Zoro‖
―Sedikit berbeda dengan kota Okobore di
kuri, ya‖
Tonoyasu:
―Karena satu-satunya makhluk yang bisa
tertawa adalah manusia.‖
―Kalau begitu kenapa tidak tertawa saja?‖
Anak-anak kota Ebisu:
―Ibu, aku lapar‖
―Aku juga nih‖
―(Memagang perut yang berbunyi sambil
terus tertawa)‖
Orang Tua Renta Kota Ebisu:
―Gigi ku ompong karena kekurangabn gizi!‖
―Tidak ompong pun tetap saha tidak ada yang
dimakan!‖
―(Memagang gigi sambil terus tertawa)‖
Type Of Long Shot
Shoot Medium Close-Up
Close-up
a. Representamen
a. Qualism: Kualitas yang di tampilkan pada tanda ini
bersifat riang dan sedih . Hal ini ditunjukan melalui
dialog dan ekspresi yang di perlihatkan oleh warga
kota Ebisu.
b. Sinsign: Eksistensi yang ditunjukan pada scene ini
adalah pada gambar dan dialog yang dibicarakan
115

oleh masyarakat kota Ebisu yang memperlihatkan


kebahagiaan dan keceriaan warga kota Ebisu
walaupun mereka sedang menderita kelaparan dan
kemiskinan karena wilayah mereka yang di
asingkan dari pusat ibu kota seperti kota Okobore.
c. Legisign: Norma yang terdapat pada tanda adalah
bahwa masyarakat kota Ebisu yang tetap bahagia
dan ceria walaupun mereka diasingkan dan
menderita.
b. Object
a. Ikon: Terlihat pada cuplikan scene kota Ebisu yang
sedang menyambut kedatangan Zoro dan Tonoyasu
dengan bahagian juga ceria sambil merasakan
kelaparan.
b. Indeks: Situasi yang ditampilkan adalah dimana
masyarakat kota Ebisu yang miskin, kelaparan dan
sengsara karena diasingkan dari pusat ibukota akan
tetapi mereka masih bisa merasakan kebahagianaan
dan keceriaan.
c. Simbol: Penderitaan warga kota Ebisu yang
diasingkan.
c. Interpretant
Pada cuplikan dan dialog yang terdapat pada scene
ini merepresentasikan bahwa masyarakat kota Ebisu
walaupun mereka menjadi korban kekejaman pemimpin
mereka, tinggal di wilayah yang diasingkan dan
mengalami kemiskinan serta kelaparan yang luar biasa,
116

mereka tetap bisa merasakan kebahagian dan keceriaan.


Karena mereka mengaggap kesedihan dan tangisan tidak
bisa membuat mereka merasa kenyang, daripada terus
bersedih lebih baik tetap bahagia.
6. Scene 6 (Pekerja Paksa)
Tabel 4.6. Scene 6: Pekerja Paksa

Visual
117

Audio/ Penjaga Penjara Udon:


Dialog ―Pukul,pukul. Pukul terus besinya!‖
―Semakin kokoh dan kuat senjata yang kalian
hasilkan, ibukota pun akan semakin
makmur!‖
―Nyawa kalian adalah milik tuan Orochi!‖
―Jika ingin tetap hidup, pukulah besi!‖
―Kalau mau istirahat, kalian akan dibunuh‖
―Lebih cepat jalannya!‖
Narator:
―Negeri Wano, Udon‖
―Tempat ini adalah tempat dimana para
tahanan dipaksa untuk bekerja, yang bisa
dibilang tambang atau pabrik senjata‖
Type Of Close-up
Shoot Long Shoot
a. Representamen
1. Qualism: Kualitas yang di tampilkan pada tanda ini
bersifat keras dan kejam. Hal ini ditunjukan melalui
dialog dan ekspresi yang di perlihatkan oleh para
tahanan dan penjaga penjara udon.
118

2. Sinsign: Eksistensi yang ditunjukan pada scene ini


adalah pada dialog dan gambar yang menunjukan
kondisi yang mencekam baik dalam bentuk visual
dan verbal yang ditunjukan melalui narasi yang di
ungkapkan oleh penjaga penjara udon bahwa tidak
ada waktu istirahat untuk para pekerja paksa dan
jika ingin beristirahat mereka akan dibunuh.
3. Legisign: Norma yang terdapat pada tanda adalah
bahwa para tahanan udon menjadi pekerja paksa.
b. Object
1. Ikon: Terlihat pada scene di penjara udon para
tahanan sedang bekerja mengangkut dan memukul
besi secara paksa oleh para penjaga penjara udon.
2. Indeks: Situasi yang ditampilkan adalah dimana
para tahanan penjara udon yang kebanyakan
ditangkap adalah warga yang memberontak kepada
Shogun Orochi dipekerjakan secara paksa tanpa
henti sampai ada yang pingsan, yang mana jika
mereka ingin istirahat mereka diancam akan
dibunuh oleh para penjaga.
3. Simbol: Semua tahanan menjadi pekerja paksa di
penjara udon.
c. Interpretant
Pada adegan dan dialog yang terdapat pada scene
ini merepresentasikan bahwa para tahanan yang selama
ini menjadi pekerja paksa di penjara udon merupakan
akibat dari kepemimpinan yang zalim, karena para
119

tahanan di penjara tersebut sebagian besar merupakan


masyarakat negri Wano yang tidak suka dan memberontak
terhadap kepemimpinan Shogun Orochi.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Representasi Kepemimpinan Jepang Dalam Film One
Piece Series Arc Wano

1. Scene 1 (Sistem Kepemimpinan Shogun)


Bedasarkan analisis penulis, scene ini
merepresentasikan data visual dan audio berupa negeri Wano
merupakan negeri yang bersistem kepemimpinan Shogun, hal
ini ditunjukan melalu dialog antara Yasuie yang saat itu
menjadi Daimyo wilayah Hakumai dan Oden yang merupakan
anak dari Shogun Kozuki Sukiyaki, sedang membicarakan
tentang siapa yang akan menjadi Shogun di negeri Wano
selanjutnya.
Peneliti menemukan bahwa adegan ini menyajikan
gambaran Jepang yang juga menganut kepemimpinan atau
pemerintahan shogun, yang berada di pra-modemisasi di era
feodal (1185-1603) Jepang di era feodal (1185-1603) dari
Pemerintah Jepang mengadopsi sistem pemerintahan yang
memposisikan shogun sebagai pemimpin tertinggi dengan
kekuasaan penuh atas negara, sedangkan kaisar hanya sebagai
lambang kepemimpinan Amerika Serikat. Periode ini diwali
dengan minamoto no yoritomo yang mendirikan sistem
pemerintahan yang dikenal sebagai bakufu atau pemerintahan
shogun. Shogun pertama dikenal sebagai kamakura bakufu di
kamakura pada tahun 1192. Bentuk pemerintahan shogun
sendiri terdiri dari dua divisi utama, yakni divisi samurai dan

120
121

divisi yudisial atau hukum. Keshogunan mendapatkan


kekuatan militer dari kaisar dan juga dibantu oleh daimyo,
yang merupakan pemilik tanah dari abad ke-10 hingga awal
abad ke-19. Daimyo memegang hak milik turun-temurun dan
bahkan tentara untuk melindungi tanah dan pekerjanya.
Daimyo zaman kamakura disebut gokenin dan pada zaman
muromachi (1336-1573), golongan gokenin dihapuskan dan
diganti dengan golongan daimyo.
Berakhirnya pemerintahan Keshogunan Jepang pada
masa bakumatsu, yang dalam sejarah Jepang mengacu pada
tahun-tahun terakhir jaman edo (jaman tokugawa) saat
Keshogunan tokugawa runtuh. Periode ini dimulai dari
kedatangan kapal hitam (1853) hingga pertempuran boshin
(1869). Pada periode bakumatsu terdapat akhir sejarah dari
kebijakan isolasi yang disebut sakoku dan transisi dari
pemerintahan feodal Keshogunan ke Pemerintahan Meiji.1
Shogun tokugawa memegang teguh tradisi kuno yang
menyatakan bahwa mereka adalah keturunan dari amaterasu
yang omoomous dan diperintah oleh besi. tangan. Aturan
shogun selalu menantang aktivitas dan inisiatif setiap individu.
Semua aktivitas dikendalikan oleh pemerintah bakufu. Pada
pertengahan abad ke-19, tokugawa pemerintahan shogun
menghadapi kejatuhannya.
Selain itu, adegan tersebut menggambarkan bagaimana
sistem pemilihan shogun, di kerajaan wano, terdiri dari

1
I Ketut Suradjaja. Pergerakan Demokrasi Jepang. (Jakarta: PT. Karya
Unipress. 1984) h. 17
122

beberapa wilayah, seperti di provinsi Jepang. Setiap daerah


diperintah oleh daimyo atau sama dengan gubernur. Semua
daimyo memiliki satu bos yaitu shogun. Shogun adalah
pemimpin kerajaan wano dan shogun dipilih dari daimyo yang
sudah mapan.
Serupa dengan sejarah kepemimpinan Jepang pada
abad ke-16 M, Jepang mengalami masa perang yang disebut
sengoku jidai. Semua penguasa feodal yang disebut daimyo
mencoba menjadi penguasa militer mutlak kekaisaran yang
disebut shogun. Meskipun secara de jure jabatan ini lebih
rendah dari posisi kaisar Jepang, namun secara de facto
seorang Shogun menguasai kekuatan militer Jepang
membawahi seluruh daimyo dan samurai seantero Jepang. Di
antara para daimyo yang bekerja keras untuk mempersatukan
Jepang pada saat itu, muncul tiga orang yang paling menonjol
atas pencapaiannya dalam penyatuan negara.
Setelah perang berakhir, sistem pemilihan shogun di
Jepang diubah, di mana shogun ditetapkan sebagai garis
shogun sebelum dia adalah tokugawa yoshinobu lahir di mito,
provinsi Hitachi sebagai anak ketujuh dari daimyo mito,
bernama tokugawa nariaki. Mito adalah salah satu dari
Gosanke, istilah untuk tiga percabangan keluarga dari klan
Tokugawa yang anggota keluarganya berhak dipilih sebagai
shogun.
Sama seperti negara Jepang, negeri wano juga
menggunakan sistem ini ketika Kozuki Sukiyaki ingin
mengundurkan diri sebagai Shogun dan kandidat terkuat yang
123

akan menjadi Shogun selanjutnya di negeri Wano adalah


Kozuku Oden yang merupakan anak kandung dari Kozuki
Sukiyaki.
2. Scene 2 (Kebijakan Negara Tertutup – Sakoku)
Berdasarkan hasil pengamatan dari penulis, scene ini
merepresentasikan data visual dan audio berupa negeri Wano
merupakan negeri yang tertutup hal ini diperlihatkan pada
potongan scene ketika Sembilan Sarung Pedang mempunyai
tujuan untuk membuka negeri Wano lalu dijelaskan oleh
Brook bahwa Wano merupakan negeri yang tertutup dan sama
sekali tidak berhubungan langsung dengan negeri luar.
Wano merupakan wilayah yang tertutup dari negara
atau wilayah-wilayah lainnya di New World. Wano juga
memiliki aturan sendiri, dimana mereka tidak terikat dengan
aturan Pemerintah Dunia. Selain itu, Pemerintah Dunia juga
sepertinya tidak ambil pusing (atau memang tidak peduli)
dengan apa yang terjadi di Wano, dan membiarkan negara
tersebut berjalan sesuai keinginannya.
Penulis menganalisa bahwa scene ini menggambarkan
negeri Jepang yang dalam sejarahnya juga pernah menjadi
negara yang tertutup yakni pada zaman Edo (1603-1867)
dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut
jaman Edo karena pemerintahan Keshogunan Tokugawa saat
itu berpusat di wilayah Edo (Tokyo). Lembaga shogun ini juga
dikenal dengan nama bakufu.2

2
Hamzon Situmorang, Perubahan Kesetiaan Bushi dari Tuan kepada
Keshogunan dalam Feodalisme Zaman Edo di Jepang (1603-1868), (Medan :
124

Selama masa pemerintahannya, Tokugawa mencoba


menciptakan stabilitas dan keamanan di Jepang. Salah satunya
adalah memaksakan isolasi politik (sakoku) pada tahun 1639.
Sakoku berasal dari kata 'kusari' yang berarti rantai atau
belenggu, dan 'kuni' : yaitu negara. Dapat disimpulkan bahwa
sakoku adalah masa membelenggu atau merantai negara
Jepang dari pengaruh bangsa lain yang diberlakukan pada
masa pemerintahan Keshogunan Tokugawa karena
kekhawatirannya bahwa masuknya ajaran Kristen dan
Katholik dapat mempengaruhi rakyat dengan doktrin-doktrin
yang mengatasnamakan dalil-dalil agama, seperti hak asasi
manusia, demokrasi, dan sebagainya yang dibawa oleh para
pedagang, yang dinilai sebagai ancaman terhadap persatuan
negeri.
Isi dari politik sakoku ini yaitu melarang orang Jepang
melakukan perjalanan ke luar negeri dan melarang kapal asing
memasuki wilayah Jepang. Kebijaksanaan ini diberlakukan
selama kira-kira 215 tahun sejak tahun 1639 hingga tahun
1854. Selama penerapan kebijakan Sakoku hanya kapal dari
Belanda dan Cina yang dapat memasuki pelabuhan
perdagangan Jepang di Nagasaki dan Dezima. Kedua negara
ini dinilai belum menyebarkan ideologi dan agama seperti
yang dilakukan negara lain seperti Spanyol.
Kondisi keamanan pada periode Edo yang relatif stabil
menyebabkan para samurai memiliki kesempatan yang luas
untuk memantapkan ilmu beladiri diiringi dengan

USU Press, 1995) h. 41


125

pengembangan seni-seni klasi seperti seni lukis,seni sastra,


puisi, kaligrafi, dan sebagainya. Paada periode ini kedudukan
samurai semakin kuat. Politik isolasi membuat Jepang menjadi
bangsa yang solid dan cenderung homogen3
Politisasi Isolasi (sakoku) adalah cara suatu negara
untuk menutup diri dan berusaha untuk tidak menarik
perhatian dari luar untuk melindungi kepentingan negaranya.
Politik luar negeri dengan cara isolasi merupakan cara
bertahan hidup Jepang untuk membentuk masyarakat Jepang
sehingga memiliki loyalitas yang tinggi kepada pemerintah
Jepang khususnya Kaisar Jepang dan sebagai upaya
pemerintah Jepang untuk menjauhi pengaruh masyarakat
Jepang. dari dunia luar, sehingga membentuk Jepang menjadi
negara feodal yang kuat. 4
Sama halnya dengan negeri Jepang, aturan tertutup
yang ditetapkan oleh Klan Kozuki di negeri Wano pun
dijalankan dengan sangat amat ketat. Karena tidak hanya
informasi yang tidak bisa diakses oleh rakyat di negara Wano,
tetapi juga orang - orang dari negara Wano dilarang untuk
meninggalkan negara wano begitu juga sebaliknya. Bahkan
melanggar aturan ini saja sudah dianggap sebagai sesuatu hal
yang tabu.
Maka tidak heran jika ada yang berani melanggar
aturan ini akan mendapat hukuman yang sangat berat. Tradisi

3
Robert N Bellah, Religi Tokugawa Akar-akar Budaya Jepang,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1992)
4
K.J Holsti, International Politics: A Framework for Aanalysis, (New
Jersey: Prentice Hall Inc, 1992), h. 86
126

ini sudah berjalan dari generasi ke generasi. Hanya ketika


Kouzuki Oden menjabat sebagai pemimpin Negeri Wano
Kuni, peraturan tertutup di negara Wano ingin diubah. Karena
Kouzuki Oden memiliki pola pikir yang sangat berbeda
dengan para pendahulunya. Dia memiliki cara berpikir yang
terbuka dan kebiasaan mengatakan "Itu terlalu sempit di sini"
3. Scene 3 (Kepemimpinan Yang Tidak Adil)
Bedasarkan analisis penulis, scene ini
merepresentasikan data visual dan audio berupa kondisi di
sebagian wilayah negeri Wano yang tidak merasakan keadilan
dari pemimipin mereka yakni Shogun Orochi dan Kaido, itu
ditunjukan melalui dialog yang di bicarakan oleh Trsuru,
Luffy dan Zoro bahwa wilayah Okobore adalah wilayah yang
kumuh, miskin dan hanya mengharapkan sisa-sisa dari pusat
wilayah yang sejahtera, ini akibat dari ketidak adilan
pemimpin di negeri Wano.
Peneliti mengamati bahwa scene ini menggambarkan
beberapa wilayah di negeri Jepang yang juga pernah
merasakan ketika adilan dari pemimpin dan penguasa yang
memegang kendali masyarakat Jepang di era Taisho. Kaisar
Taisho naik tahta menggantikan Kaisar Meiji yang meninggal
pada 1912, sekaligus menandakan bermulanya zaman Taisho
yang terjadi hingga 1926.
Kelas atas yang berkuasa sebelum perang secara garis
besar terdiri dari golongan kapitalis kaya, para pemilik tanah
yang luas, serta politikus-politikus dan pejabat-pejabat tinggi.
Posisi mereka stabil karena didukung oleh sistem kekaisaran.
127

Masyarakat Jepang saat ini diatur sesuai dengan keinginan


kelas atas, didukung di belakangnya oleh aturan kaisar.
Serikat-serikat petani dan buruh tidak mampu menunjukan diri
karena terus di hambat dan dilarang oleh para penguasa. Sulit
bagi kelas-kelas bawah untuk dapat mengadakan perlawanan
terhadap kebijakan-kebijakan tidak adil yang dirasakan mereka
sehingga kelas-kelas bawah yang besar jumlahnya hidup
dalam kemiskinan yang tak kunjung berubah. Menjelang
Perang Dunia I, penguasa merancang program-program
indoktrinasi masa sebelum perang dengan maksud
membangun pemerintahan imperialis dalam sistem kekaisaran.
Hal ini membuat kehidupan kelas bawah menjadi lebih
menderita.5
Didalam scene ini juga terdapat cuplikan dan dialog
diamana para rakyat miskin mengeluhkan ketidak adilan yang
dilakukan Shogun seperti pembagian kelas atau kasta yang
mampu membayar pajak akan hidup makmur dan yang tidak
mampu membayar pajak atau miskin akan di buang ke wilayah
sisa-sisa, sering kali masyarakat okobore melakukan
pemberontakan akan tetapi mereka sama sekali tidak bisa
berbuat apapun karena siapapun yang memberontak terhadap
kebijakan atau perintah Shogun Orochi dan Kaido maka akan
mendapat hukuman bahkan sampai dibunuh.
Mirip dengan kondisi Jepang pada masa Keshogunan
Tokugawa, orang-orang Jepang dibagi menurut sistem kelas

5
Eman Suherman, Dinamika masyarakat jepang dari masa edo
hingga pasca perang dunia II,( Vol.16, No.2 Jurnal Humaniora, 2004) h. 206
128

berdasarkan pembagian kelas yang dibuat oleh Toyotomi


Hideyoshi. Kelas samurai berada di puncak hierarki, diikuti
oleh petani, pengrajin, dan pedagang. Pemberontakan sering
terjadi sebagai akibat dari sistem kelas yang kaku sehingga
tidak memungkinkan orang untuk berpindah kelas. Pajak yang
dikenakan kepada petani selalu berjumlah sama dengan tidak
memperhitungkan inflasi.
Para samurai pemilik tanah harus menanggung
akibatnya, karena jumlah pajak yang dapat dipungut semakin
berkurang dari hari ke hari. Sengketa pajak sering kali memicu
pertengkaran antara petani kaya dan samurai terhormat tapi
miskin. Pertikaian sering mengakibatkan kerusuhan lokal
hingga pemberontakan bersekala besar yang umumnya dapat
dihentikan. Kelompok yang menentang Keshogunan
Tokugawa semakin kuat setelah Keshogunan Tokugawa
menetapkan kebijakan bersekutu dengan kekuatan asing. Akan
tetapi perlawanan desersi kolektif dan petani menurunkan tarif
pajak dan menghambat pertumbuhan negara di Keshogunan
Tokugawa.6
4. Scene 4 (Pemberontakan Samurai)
Dari hasil pengamatan dari penulis, scene ini
merepresentasikan data visual dan audio dimana sembilan
sarung pedang melakukan perjalanan waktu melalui Wano
yang awalnya putus asa, tetapi mereka dapat menemukan
orang-orang yang masih setia kepada Keluarga Kozuki, dan

6
Christopher Paik, "Membatasi Samurai: Pemberontakan dan Perpajakan di
Jepang Modern Awal", (Studi Internasional Triwulanan 2017) h. 352–370.
129

berencana untuk mencari lebih banyak sekutu untuk melawan


Orochi dan Kaido, selanjutnya terlihat pada cuplikan scene ini
para samurai pengikut setia Kozuki Oden sedang berkumpul
untuk merencanakan pemberontakan terhadap Shogun Orochi
dan Kaido yang 20 tahaun lalu telah melakukan pembantaian
terhadap keluarga Kozuki dan semua samurai pengikut Setia
Kozuki Oden.
Peneliti mengamati bahwa scene ini merepresentasikan
pemberontakan para samurai Satsuma yang terjadi di negeri
Jepang. Pemberontakan Satsuma juga dikenal sebagai Perang
Seinan (Jepang: 西南戦争, Hepburn: Seinan senso, menyala
"Perang Barat") adalah pemberontakan samurai yang tidak
puas terhadap pemerintah kekaisaran baru, sembilan tahun ke
Era Meiji. Namanya berasal dari Domain Satsuma, yang
berpengaruh dalam pemulihan dan menjadi rumah bagi
samurai pengangguran setelah reformasi militer membuat
status mereka usang.
Penyebab pemberontakan Satsuma in terjadi karena
adanya perubahan sistem pada pemerintahan yang
menyebabkan para samurai merasa kecewa. Modernisasi
Jepang telah mengakibatkan hilangnya kekuasaan samurai dan
penghancuran sistem tradisional. Modernisasi negara berarti
penghapusan status sosial kelas samurai yang istimewa, dan
telah merusak posisi keuangan mereka. Perubahan yang sangat
pesat dan masif pada budaya, bahasa, pakaian, dan masyarakat
Jepang bagi sebagian besar samurai tampaknya merupakan
pengkhianatan dari bagian jōi ("mengusir orang barbar") dari
130

sonnō jōi ("dukung kaisar, usir orang barbar") pembenaran


yang digunakan untuk menggulingkan bekas Keshogunan
Tokugawa.7 Peraturan Penghapusan Pedang (廃刀令 Haitō-rei)
yang melarang samurai membawa pedang katana juga
marupakan salah satu penyebab terjadinya pemberontakan ini.
Pemberontakan satsuma dipimpin oleh Saigō
Takamori, dimana pada sepuluh tahun lalu ia memimpin
pasukan Jepang untuk mengalahkan samurai klan Tokugawa.
Awalnya, Saigō setuju dengan konsep Restorasi Meiji. Tapi,
lama kelamaan ia jadi ikut menentang, karena Restorasi Meiji
menghapus semua yang bentuk samurai dan atributnya. Slogan
yang di gaungkan para pemberontak adalah "Pemerintah Baru,
Moralitas Tinggi" (Shinsei Kōtoku). Mereka tidak membuang
atribut Barat begitu saja, seperti menggunakan meriam dan
senjata api. Saigō yang menjadi pemimpin perang juga
memakai baju militer ala barat. Barulah di saat mereka
kehabisan persediaan sejata, memakai katana dan panah.
Dikubu pemerintah pusat Jepang pada awal
pemberontakan Satsuma, Tentara Kekaisaran Jepang
(termasuk Pengawal Istana) berjumlah sekitar 34.000 orang.
Pasukan infanteri dibagi menjadi 14 resimen yang masing-
masing terdiri dari tiga batalyon .pemerintah pusat yang
menggunakan pasukan tentara, marinir dan polisi Tokyo dalam
perjuangannya melawan Satsuma. Polisi, dalam unit mulai dari

7
James H Buck, "The Satsuma Rebellion of 1877. From Kagoshima
Through the Siege of Kumamoto Castle", (Monumenta Nipponica, 1973), hlm.
427-446
131

300 hingga 600 orang, sebagian besar adalah mantan samurai


(ironisnya, banyak dari mereka berasal dari Satsuma) dan
hanya dipersenjatai dengan tongkat kayu dan pedang (polisi
Jepang tidak membawa senjata api Pemberontakan
berlangsung dari 29 Januari 1877, sampai september tahun itu.
Secara finansial, pemberontakan Satsuma merugikan
pemerintah, memaksa Jepang keluar dari standar emas dan
menyebabkan pemerintah mencetak mata uang kertas.
Pemberontakan juga secara efektif mengakhiri kelas samurai,
karena Tentara Kekaisaran Jepang baru membangun dinas
militer terlepas dari kelas sosial telah membuktikan dirinya
Dalam pertempuran, Saigō Takamori dicap sebagai pahlawan
tragis oleh rakyat dan pada tanggal 22 Februari 1889, Kaisar
Meiji mengampuni Saigō secara anumerta.
Beberapa hal yang terjadi pada cuplikan dan dialog di
scene ini cukup menggambarkan bagaimana pemberontakan
yang dilakukan para samurai kepada seorang pemimpin negeri,
hal yang berbeda yang dapat penulis amati yaitu dari penyebab
pemberontakan yang dilakukan oleh para samurai.
5. Scene 5 (Wilayah Yang Diasingkan dan Diskriminasi
Rakyat Miskin)
Bedasarkan hasil analisis penulis, scene ini
merepresentasikan data visual dan audio yang menunjukan
bahwa wilayah Ebisu dan Okobore merupakan wilayah yang
diasingkan dan menjadi wilayah sisa-sisa di negeri Wano,
terlihar dari cuplikan dan dialog yang dibicarakan oleh Zoro
dan Masyarakat di wilayah Ebisu. Ini juga menandakan bahwa
132

telah terjadi pengelompokan golongan atau diskriminasi dari


pemimpin negeri Wano terhadap rakyat yang kaya dan rakyat
yang miskin.
Pengasingan dan diskriminasi yang dialami oleh
masyarakat di wilayah Okobore dan Ebisu serupa dengan apa
yang dialami oleh masyarakat Jepang yakni kelompok
masyarakat Bukuramin. Burakumin yang secara harfiah
artinya orang dusun/desa, mereka yang tinggal di dusun/desa,
adalah kelompok yang tidak tersentuh di Jepang di bagian
bawah hierarki sosial tradisional. Burakumin awalnya etnis
Jepang orang dengan pekerjaan dilihat sebagai kegare
(kekotoran) selama zaman feodal Jepang, seperti algojo,
pengurus jagal, pekerja, tukang daging , atau penyamak kulit.
Meskipun kedudukan mereka setara dengan masyarakat
Jepang lainnya, akan tetapi mereka masih sering menerima
perlakuan yang tidak menyenangkan dari masyarakat Jepang
pada umumnya, khususnya dalam bidang perkawinan,
pekerjaan dan kehidupan masa sekolah. Pada jaman Edo
mereka menempati posisi yang paling rendah dalam struktur
masyarakat Jepang yang berlaku pada saat itu.
Banyak burakumin imigran akhirnya mengumpulkan
cukup uang untuk membeli tanah tempat mereka bertani,
sejauh hukum kadang-kadang disahkan untuk merampas tanah
mereka. 8 Karena berbagai jenis pengikut kamp dianggap
miskin dan tunawisma, mereka dianggap sebagai Hinin atau

8
J. Mark Ramseyer, On the Invention of Identity Politics: The Buraku
Outcastes in Japan, (Harvard Public Law Working Paper 2018),No. 18-45.
133

bukan warga negara oleh samurai abad pertengahan, dan tabu


polusi muncul di sekitar mereka. Pada periode Tokugawa,
status tercemar ini kadang-kadang menjadi turun-temurun,
karena konstruksi sistem keluarga yaitu Konfusianisme. Di
waktu dan tempat lain, status termaran tidak turun-temurun
tetapi dikaitkan dengan pekerjaan yang melibatkan darah
seperti berburu, memancing, dan menyamakan kulit.
Kepercayaan pada status tercemar berlangsung dan mengalir
sepanjang periode Tokugawa, paling ketat pada abad ke-19
ketika masyarakat Tokugawa berada di bawah tekanan yang
meningkat.9
Selain kelompok Burakumin yang mendapatkan
diskriminasi perlakuan yang tidak menyenangkan, saat ini pun
di Jepang terdapat Kota yang di asingkan dan tidak di akui
oleh pemimpin Negara Jepang sama halnya dengan wilayah
Ebisu dan Okobore yang masyarakatnya sama sekali tidak
tersentuh atau tidak dipedulikan oleh pemimpin Wano.
Kamagasaki berasal dari Kota Nago (Kota Naga) yang
dikenal sebagai yoseba dari awal Era Edo [abad ke-17] dan
daerah kumuh dari zaman pra-modern, Kota Nago pindah ke
Kamagasaki dalam rangka Pameran Industri Domestik ke-5
pada tahun 1903. Pada tahun 1950-an, Kamagasaki adalah
permukiman kumuh yang khas, dihuni oleh banyak korban
Perang Dunia II. Jalan utama dipagari dengan doya
(penginapan murah), di belakangnya orang-orang membangun
9
Maren Ehlers, Give and take : poverty and the status order in early
modern Japan. (Harvard University Press. 2018), h. 83–85
134

gubuk kayu kumuh yang sering meluas ke jalan, itu seperti


labirin. Deretan lapak di bawah jembatan penyeberangan jalur
kereta Nankai dijuluki "Hotel Nankai". Orang-orang dengan
panik melakukan apa saja untuk mencari nafkah: mereka
mengirim paket, membeli potongan-potongan pakaian,
memungut sampah, menyemir sepatu, menjual rokok, atau
menjalankan pemandian terbuka. Tempat minum murah
kemungkinan besar sering dikunjungi oleh pekerja lokal serta
pekerja dari dermaga.10
Sampai saat ini kota ini terlihat sangat kumuh seperti
tak terurus. Selain itu penghuni di daerah kamagasaki
sebagian besar merupakan orang tua dan pengangguran.
Saking kumuhnya, kota ini sampai dihapus dari peta resmi
Jepang. Pemerintah beranggapan Kamagasaki merupakan kota
yang memalukan negara. Selain dihilangkan dari peta resmi,
pemerintah juga memblokir info-info tentang kota ini. Yang
bertujuan agar banyak orang yang tidak tahu bahwa di Jepang
yang dikenal kebersihannya ini juga memiliki kota kumuh.
6. Scene 6 (Pekerja Paksa)
Dari hasil pengamatan dari penulis, scene ini
merepresentasikan data visual dan audio dimana para pekerja
atau tahanan penjara Udon di negeri Wano dipaksa untuk
bekerja dengan keras sampai ada salah satu tahanan yang
pingsan, jika mereka melawan kepada penjaga maka mereka
mendapat ancaman siksaan bahkan di bunuh selain itu penjara
10
Sen Arimura, "The History of Kamagasaki: After 1945,"
Kamagasaki Community Regeneration Forum, diakses pada 10 Oktober 2020
pukul 17:17 WIB dari (www.kamagasaki-forum.com/en/index.html.)
135

Udon adalah wilayah yang diubah menjadi serangkaian pabrik


senjata yang berfungsi sebagai kamp kerja paksa dan
perbudakan, di mana semua pembangkang Shogun Orochi
yang secara terbuka memberontak terhadapnya dipenjara dan
dijatuhi hukuman kerja paksa seumur hidup . Penjara Udon
memiliki aturan yang berisi:
―Aturan # di Tambang Tahanan Negeri Wano adalah
sebagai berikut: Jika kau berbicara kembali dengan
penjaga kau akan dihukum. Hukuman untuk pelanggaran
pertama: memotong kedua lenganmu. Hukuman untuk
pelanggaran kedua: memotongkedua kakimu. Dan
hukuman untuk pelanggaran ketiga: eksekusi!!‖
Selanjutnya, jika seseorang meletakkan satu tangan pada
salah satu penjaga, mereka akan segera dieksekusi―

Peneliti menganalisi bahwa scene ini menggambarkan


apa yang dilakukan oleh pemimpin dan para tentara Jepang
terhadap masyarakat Indonesia dan Korea. Pekerja paksa atau
Romusha sebagai panggilan bagi orang-orang indonesia pada
masa penjajahan Jepang yang terjadi dari tahun 1942 hingga
1945. Kebanyakan pekerja romusha adalah seorang petani, dan
sejak Oktober 1943 Jepang mewajibkan para petani dijadikan
romusha.
Jepang melakukan memobilisasi masa di pedesaan
untuk diarahkan kedalam tenaga kerja romusha, perekrutan
masyarakat desa dan para pemuda dalam latihan-latihan
kemiliteran serta juga melibatkan masyarakat dalam
kepentingan politik penduduk yang eksploitatif. Perubahan-
perubahan sosial tersebut telah menandai bentuk pendudukan
Jepang yang berorientasi ekonomi dengan 5 kebijakan yang
136

11
sangat menekan dan memeras rakyat. Akibat adanta
perekrutan romusha tersebut jumlah pria di kampung-
kampung semakin berkurang, banyak pekerjaan didesa yang
terbengkelai, ribuan warga tidak kembali lagi ke desanya,
karena mati atau dibunuh oleh tetara Jepang.
Romusha direkrut baik dengan cara halus ataupun
kasar. Pada masa pendudukan Jepang setiap kepala keluarga
diwajibkan menyerahkan anak lelakinya yang berusia dibawah
30 tahun untuk berangkat menjadi romusha. Tenaga-tenaga
tersebut didapat dari desa-desa Pulau Jawa sebagai pulau yang
paling padat penduduknya. Para pekerja romusha yang masih
berusia muda dan produktif dikirim keproyek-proyek tentara
Jepang di pulau Jawa dan dipulau-pulau lain.12
Pada 1944, Jepang memerintahkan para romusha
bekerja dari arah Sumatera Barat. Menghubungkan rel dari
Stasiun Muaro, menyusuri dan menyeberangi Sungai Kuantan
ke arah timur. Di Lubuk Ambacang, banyak korban berjatuhan
saat membuka jalan. Penjaga memerintahkan kongsi romusha
pertama untuk memasang dinamit di bukit batu di tepian
sungai dan meledakkannya saat mereka masih berada di
lokasi. Kongsi berikutnya bertugas membersihkan lokasi dari
batu dan mayat para pekerja yang mati. Begitu seterusnya.
Para penjaga, yang kebanyakan orang Korea, melarang

11
Cahyo Budi Utomo, Dinamika Pergerakan Kebangsaan Indonesia
“Dari Kebangkitan Hingga Kemerdekaan”, (Semarang: IKIP Semarang
Press,1995), h. 176.
12
Hendri f. Isnaeni & Apid, Romusha “Sejarah yang terlupakan
1942- 1945”, (Yogyakarta: Ombak, 2008), h. 49
137

penguburan romusha. Mereka dibiarkan membusuk di


pinggiran rel dan sungai.13
Hal yang serupa juga di alami oleh negara Korea,
dimana pada saat negara Jepang menjajah Korea banyak sekali
warganya yang menjadi pekerja paksa. Banyak sekali warga
Korea yang dipekerjakan secara paksa dan harus bekerja untuk
menggali lapisan batu bara di sebuah terowongan besar.
Kehidupan yang dialami para pekerja paksa sangat
mengenaskan, setiap saat mereka rela hidup di bawah tekanan,
jika menolak untuk bekerja keras maka mereka akan mendapat
siksaan bahkan nyawa mereka menjadi taruhannya.
Tidak sedikit datri mereka yang bekerja di dalam
terowongan batu bara, meregang nyawa karena kecelakaan
yang terjadi akibat terowongan yang sengaja dihancurkan
menggunakan bom. Perilaku yang tidak manusiawi ini sangat
menyakitkan bagi masyarakat Korea yang menjadi pekerja
paksa, ini jelas menujukkan kekejaman Jepang terhadap warga
Korea. Hingga pada akhirnya para pekerja paksa
menyelamatkan diri dengan merencanakan kabur dari pulau
Hashima.
B. Sifat Positif dan Negatif Budaya Kepemimpinan Jepang di
Film One Piece Series Arc Wano Dalam Sudut Pandang
Islam

Didalam film One Piece Arc Wano sangat banyak sekali


cuplikan-cuplikan dan dialog yang merepresentasikan budaya
13
Tempo, Cerita Pilu Korban Kerja Paksa Romusha Jepang,
(Jakarta: Tempo Publishing, 2019) h.92
138

kepemimpinan seorang pemimpin terutama yang terjadi dalam


kepemimpinan di negara Jepang baik budaya maupun sifat
kepemimpinan itu sendiri. Dalam persoalan kepemimpinan dan
kehidupan sosial, Jepang merupakan negara yang menjalankan
kehidupan bernegaranya dengan kepercayaan beragam.
Secara umum dikatakan bahwa agama resmi di Jepang
ada dua yaitu agama Shinto dan agama Budha. Namun demikian
pada saat Tahun Baru orang-orang Jepang pergi ke kuil Shinto
yang disebut dengan Jinja dan pada saat perayaan Obon mereka
pergi kuil Budha yang disebut dengan Otera, lalu di rumah
mereka terdapat tempat pemujaan agama Shinto yang disebut
dengan kamidana dan tempat pemujaan agama Budha yang
disebut dengan butsudan, hal itu menunjukkan bahwa kehidupan
bersosial dan berkepemimpinan tidak terlepas dari aturan
kepercayaan atau agama mereka masing-masing.14
Untuk melihat budaya dan sifat kepemimipinan yang
positif dan negatif di negara Jepang, penulis akan menilai sifat
kepemimpinan Jepang memelalui sudut pandang keislaman, yang
mana dinilai dengan hadist atau dalil tentang kepemimpimpinan
atau tentang hal lain yang terdapat dalam sifat kepemimpinan di
Negara Jepang yang sebelumnya sudah di analisis oleh penulis.
Berikut budaya dan sifat Positif dan Negatif yang terdapat di
dalam kepemimpinan Jepang di Film One Piece Series Arc Wano
Dalam Sudut Pandang Islam:
1. Scene 1 (Sistem Kepemimpinan Shogun)
Sistem kepemimpinan Shogun diterapkan di negara
14
Mizue Sasaki, View of Today’s Japan, (Tokyo: Aruku, 1995), h. 71
139

Jepang pada tahun 1185 hingga 1868. Tugas seorang Shogun


sebagai pemimpin yakni sebagai kepala tentara yang juga
mengatur otoritas sipil, militer, diplomatik, dan yudisial di
negara Jepang. Secara teoritis shogun menerima kekuasaan
kaisar, jadi ini adalah simbol otoritasnya. Dengan kata lain
Shogun bertanggung jawab atas nasib manyarakat sipil
maupun militer.
Dalam konsep Islam sendiri, kepemimpinan dapat
diartikan sebagai sebuah konsep interaksi, relasi, proses
otoritas, kegiatan mempengaruhi, mengarahkan dan
mengkoordinasi baik secara horizontal dan vertikal. Sebagai
mana dijelaskan dalam al-Qur‘an Surat Shad: 26 Allah SWT
berfirman:
َ ْ َّ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ ٰ ْ َ َ َّ ُ ٗ َ ٰ
‫اس ِبال َح ِ ّق َوَل‬
ِ ‫الى‬ ‫ن‬ ‫ي‬‫ب‬ ‫م‬ ‫ك‬‫اح‬ ‫ف‬ ‫ض‬ ِ ‫ز‬‫ْلا‬ ‫ى‬‫ف‬ِ ‫يداود ِاها جعلىك خ ِلي‬
‫ت‬ ‫ف‬
َ ُّ َّ ّٰ َّ َ ْ َّ َ
‫جد ِب ِع ال َه ٰىي ف ُي ِضل َك َع ْن َش ِب ْي ِل الل ِه ِۗا َّن ال ِر ْي َن َي ِضل ْىن َع ْن َش ِب ْي ِل‬
ْ َ َ ٌ َ َ ْ ُ َ ّٰ
‫اب ش ِد ْي ٌد ِْۢب َما و ُص ْىا َي ْى َم ال ِح َصاب‬ ‫الل ِه لهم عر‬
Artinya:
“(Allah berfirman), “Wahai Dawud! Sesungguhnya
engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi, maka
berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan
adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena
akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh,
orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat
azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan.” (Q.S. Sad:26)
140

Ayat diatas menjeaskan bahwa tugas pemimpin yakni


untuk mengambil keputusan dengan adil dan larangan untuk
para pemimpin mementingkan kepentingan diri sendiri.
Menurut pengamatan penulis, sistem kepemimpinan Shogun
yang di terapkan oleh negara Jepang ini bisa menjadi suatu
sistem kepemimpinan yang positif ataupun negatif, tergantung
bagaimana sifat pemimpin yang mengenedalikan, mengatur
dan menjalankan sitem kepemerintahan Shogun di negara
Jepang ini.
2. Scene 2 (Kebijakan Negara Tertutup – Sakoku)
Kebijakan Sukoku atau bisa juga disebut politik isolasi
di Jepang sebenarnya bertujuan untuk menstabilkan keadaan
untuk mencegah kemungkinan terjadinya revolusi dari dalam
dan juga untuk mencegah masuknya ide-ide baru. dari luar,
terutama dari Barat yang dapat menggoyahkan stabilitas
negara. Oleh karena itu, setiap kemungkinan yang akan
menimbulkan destabilitas negara selalu dicegah oleh Shogunat
Tokugawa.
Selain itu sakoku juga bertujuan membelenggu atau
merantai negara Jepang dari pengaruh bangsa lain yang
diberlakukan pada masa pemerintahan Shogun Tokugawa
karena kekhawatirannya terhadap masuknya ajaran agama-
agama di luar Jepang yang dapat mempengaruhi rakyat dengan
doktrin-doktrin yang mengatasnamakan dalil-dalil agama.
Dalam sudut pandang Islam sendiri kebabasan
bermasyarakat dan bersosial dengan orang asing sekalipun
sangat di anjurkan, sebagai mana yang dijelaskan dalam al-
141

Qur‘an Surat Al-Hujurat ayat 13, Allah SWT berfirman:


ۤ َ ُ ُ ْٰ ٰ ُْ َ َ ُ ٰ ْ َ َ َّ ُ َّ َ ُّ َ ٰٓ
‫اس ِاها خلقىك ْم ِّم ْن ذك ٍس َّواهثى َو َج َعلىك ْم ش ُع ْىبا َّوق َبا ًِٕ َل‬ ‫يايها الى‬
َ ّٰ َّ ْ ُ ٰ ْ َ ّٰ َ ْ ْ ُ َ َ ْ َ َّ ْ ُ َ َ َ
‫ن الل َه َع ِل ْي ٌم خ ِب ْي ًٌر‬
ً ‫ِلخعازفىا ِۚ ِان اكسمكم ِعىد الل ِه اجقىكم ِۗا‬
Artinya:
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan,
kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha
Mengetahui, Mahateliti.” (Q.S. Al-Hujurat: 13)

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah telah


menciptakan manusia dengan suku-suku dan negara-negara
yang bebeda yang bertujuan agar bisa saling mengenal satu
sama lain tanpa ada batas apapun dengan perbedaan masing-
masing. Dari analisis penulis, kebijakan Sukoku yang dianggap
oleh pemimpin negeri Jepang pada saat itu untuk pencegahan
terhadap pengaruh-pengaruh agama lain dari luar Jepang demi
menjaga stabilitas negara, yang mana kebijakan Sukoku ini
jika dipandang dari sudut pandang Islam sama saja dengan
melanggar hak-hak masyarakat Jepang untuk kebabasan
bersosial dengan orang dari negara-negara diluar Jepang serta
melanggar hak kebebasan beragama dan berkeyakinan. Ini
sama saja masyarakat Jepang seperti dipenjara di dalam
negerinnya sendiri.
142

3. Scene 3 (Kepemimpinan Yang Tidak Adil)


Kepemimpinan di negara Jepang yang dinilai dipimpin
oleh pemimpin yang tidak adil salah satunya dalam sejarah
terjadi pada zaman Taisho pada tahun 1912, dimana
masyarakat Jepang pada waktu itu diorganisir sesuai dengan
keinginan kelas atas yang sebagian besar terdiri dari kapitalis
kaya, pemilik tanah besar, serta politisi dan pejabat tinggi yang
didukung dibelakangnya oleh kekuatan Kaisar, yang mana
sulit bagi kelas-kelas bawah untuk dapat mengadakan
perlawanan terhadap kebijakan-kebijakan tidak adil yang
dirasakan mereka sehingga kelas-kelas bawah yang besar
jumlahnya hidup dalam kemiskinan dan tak kunjung berubah.
Menurut pandangan Islam sendiri tentang pemimpin
yang tidak adil berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu
‗alaihi wasallam:
ْ َْ
‫ فل َيك َس ْه َما‬،‫هللا‬ ‫ت‬ َ ‫ َف َس ُآه َي ْأحي َش ْيئا م ْن َم ْعص‬،‫َأ ََل َم ْن َول َي ًَع َل ْيه َوال‬
‫ي‬
ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ
َ ‫َي ْأحي م ْن َم ْعص َيت هللا َوََل َي ْنز َع َّن َيدا م ْن َط‬
‫اع ًٍت‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ

Artinya:
“Ingatlah, barang siapa mempunyai seorang penguasa
lalu melihatnya berbuat kemaksiatan, hendaknya ia
membenci perbuatan maksiat yang dilakukannya itu,
namun jangan sekali-kali melepaskan ketaatan (secara
total) kepadanya.” (HR Muslim)15

15
HR. Muslim no. 1855, Ahmad 4/24, dan ad-Darimi no. 2797, dari
Auf bin Malik al-Asyja‘i radhiyallahu ‗anhu, dari
143

Hadits di atas menjelaskan bahwa pemimpin adalah


orang biasa yang terkadang jatuh dalam dosa. Ketika mereka
melakukan maksiat, bahkan memerintahkannya, setiap Muslim
pasti membenci perbuatan asusila itu dan tidak boleh
mematuhinya dalam hal itu. Namun demikian, ia tetap wajib
mendengar dan mematuhinya dalam hal rahmat (kebajikan),
dan tidak boleh memberontak karenanya.
Menurut pandangan penulis sifat pemimpin negeri
Jepang pada zama Taisho ini merupakan sifat negatif dari
seorang pemimpin yang mana dapat menimbulkan
kesengsaraan bagi para masyarakat yang dipimpinnya. Di
dalam sudut pandang Islam sendiri sifat pemimpin yang
seperti ini jelas di larang, karena sifat pemimpin yang
menzalimi dan menyengsarakan masyarakatnya demi
kepentingan diri sendiri merupakan perbuatan maksiat.
4. Scene 4 (Pemberontakan Samurai)
Pemberontakan samurai terhadap Shogun terjadi pada
tahun 29 Jan 1877 sampai 24 Sep 1877 di Satsuma, Jepang.
Dimana penyebab pemberontakan ini akibat dari para samurai
yang tidak puas terhadap pemerintah kekaisaran baru,
sembilan tahun ke Era Meiji. Pemberontakan Satsuma in
terjadi karena adanya perubahan sistem pada pemerintahan
yang menyebabkan para samurai merasa kecewa. Modernisasi
Jepang telah mengakibatkan hilangnya kekuasaan samurai dan

(https://asysyariah.com/hubungan-antara-rakyat-dan-pemerintah-dalam-
pandangan-islam/), di akses pada 1 November 2020.
144

penghancuran sistem tradisional. Modernisasi negara berarti


penghapusan status sosial kelas samurai yang istimewa, dan
telah merusak posisi keuangan mereka.
Pemberontakan dalam sudut pandang Islam, salah
satunya dikemukakan oleh Ulama Malikiyah yang
mendefinisikan pemberontakan merupakan penolakan untuk
taat kepada orang yang kepemimpinannya sudah tetap dalam
hal yang bukan maksiat dengan cara mengadakan perlawanan
walaupun menggunakan takwil. Mereka mendefinisikan
pemberontak (bugāt) sebagai kelompok Muslim yang
menentang pemimpin tertinggi (al-Imām al-a'aẓam) atau
wakilnya dengan menolak hak-hak yang wajib bagi mereka
atau tidak mematuhinya.16
Walaupun demikian pemberontakan disini bisa juga
berarti menuntut secara benar, sebagaimana tertulis dalam
firman Allah SWT:
ْ ْ ْ ْ َ َ َ َ ْ ّ َ َ َ َّ ُ
‫ش َما ظ َه َس ِم ْن َها َو َما َبط َن َو ِْلاث َم َوال َبغ َي‬
َ ‫اح‬ِ ‫ق ْل ِاهما ح َّسم َزِب َي الفى‬
َ ُ َُ َْ ٰ ْ َّ َ ّٰ ُ ْ ُ َْ ْ َ
‫ِبغ ْي ِر ال َح ِ ّق َوان حش ِسك ْىا ِبالل ِه َما ل ْم ُين ِز ْل ِب ٖه ُشلطىا َّوان جق ْىل ْىا َعلى‬
َ َ َ َ ّٰ
ً ‫الل ِه َما َل ح ْعل ُم ْى‬
‫ن‬

Artinya:
“Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku hanya
mengharamkan segala perbuatan keji yang terlihat dan
yang tersembunyi, perbuatan dosa, perbuatan zalim tanpa

16
Abdul Qadir Audah, al-Tasyrī’ al-Jinā’ī al-Islāmī Muqāran bi al-
Qānūn al-Waḍ’ī, diterjemahkan: Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, Jilid V,
(terj: Tim Tsalisah), (Bogor: PT. Kharisma Ilmu, tt), hlm. 233.
145

alasan yang benar, dan (mengharamkan) kamu


mempersekutukan Allah dengan sesuatu, sedangkan Dia
tidak menurunkan alasan untuk itu, dan (mengharamkan)
kamu membicarakan tentang Allah apa yang tidak kamu
ketahui.” (Q.S. Al-A‘raf: 33)

Dari ayat diatas dijelaskan bahwa Allah sangat


melarang perbuatan anarkis atau merusak tanpa ada alasan
yang benar, salah satunya melawan pemimpin dengan cara
memberontak, itu sangat dilarang jika tidak di dasari dengan
alasan yang benar.
Menurut pandangan penulis pemberontakan sendiri
merupakan suatu perbuatan negatif yang merugikan semua
pihak karena dapat mengakibatkan perpecahan, kerusakan
bahkan pertumpahan darah, dalam hukum islam pun
pemberontakan adalah suatu hal yang dilarang. Akan tetapi
dalam hal ini jika ada satu pihak atau kelompok yang merasa
hak nya tidak terpenuhi atau dilanggar oleh seorang pemimpin
lalu tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah maka
perlwanan dan pemberontakan adalah salah satu jalan untuk
menutut hak-hak yang dilanggar seorang pempimpin.
5. Scene 5 (Wilayah Yang Diasingkan dan Diskriminasi
Rakyat Miskin)
Diskriminasi yang terjadi di negara Jepang salah
satunya terjadi pada abad ke-19, dimana diskriminasi tersebut
dialami oleh etnis Burakumin. Burakumin merupakan etnis
Jepang dengan pekerjaan dilihat sebagai kegare (kekotoran)
146

selama zaman feodal Jepang, seperti algojo, pengurus jagal,


pekerja, tukang daging , atau penyamak kulit. Meskipun
kedudukan mereka setara dengan masyarakat Jepang lainnya,
akan tetapi mereka masih sering menerima perlakuan yang
tidak menyenangkan dari masyarakat Jepang pada umumnya,
khususnya dalam bidang perkawinan, pekerjaan dan
kehidupan masa sekolah. Pada jaman Edo mereka menempati
posisi yang paling rendah dalam struktur masyarakat Jepang
yang berlaku pada saat itu.
Diskriminasi menurut sudut pandag islam sendiri yang
mana sangat melarang umatnya untuk berlaku diskriminasi
terhadap orang lain hanya karena perbedaan status ekonomi,
etnis dan suku karena hal ini bertentangan dengan fitrah
manusia itu sendiri. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur‘an
Surat Al-Hujurat ayat 11, Allah SWT berfirman:
َ ُ ُ َْ ٓ َ َ َ َ ُ ٰ َّ َ ٓ
‫ٰيا ُّي َها ال ِر ْي َن ا َمى ْىا َل َي ْسخ ْس ق ْى ٌم ِّم ْن ق ْى ٍم َع ٰس ى ان َّيك ْىه ْىا خ ْيرا ِّم ْن ُه ْم‬
َ ُ ُ ْ َ ٓ ْ َ َ ِۚ َ ُ َْ ٓ ۤ ّ ۤ َ
‫َوَل ِو َصا ٌء ِّم ْن ِو َصا ٍء َع ٰس ى ان َّيك َّن خ ْيرا ِّم ْن ُه َّن َوَل جل ِم ُز ْوا اهف َصك ْم َوَل‬
ُ َّ
‫ان َو َم ْن ل ْم َيد ْب‬ِۚ ‫ض ْلا ْش ُم ًْال ُف ُص ْى ُق َب ْع َد ْْلا ْي َم‬ ْ ۗ َ َْ ْ ُْ َ ََ
ِ ِ ِ َ ‫اب ِبئ‬ ِ ‫جىابزوا ِباَللق‬
َ ّٰ ٰۤ ُ َ
ً ‫فاول ِٕى َك ُه ُم الظ ِل ُم ْى‬
‫ن‬

Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu
kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi
mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka
(yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-
perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena)
147

boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik


dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu
saling mencela satu sama lain dan janganlah saling
memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-
buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik)
setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-
Hujurat: 11)

Dalam ayat ini sangat jelas bahwa perbuatan


diskriminasi atau mengolok-olok terhadap sesama manusia
sangat dilarang, karena akan banyak sekali dampak negatif
yang ditimbulkan dari perbuatan diskriminasi, seperti
perpecahan, menyakiti hati seseorang, menimbulkan rasa
dendam dan lain-lain.
Penulis mendapati bahwa diskriminasi merupakan hal
negatif yang sangat dilarang oleh agama Islam maupun agama
lain. Karena jika sikap diskriminatif ini sangat dominan maka
apa yang mungkin terjadi keadilan akan sulit ditegakkan,
karena suatu kelompok dalam pengambilan keputusan hanya
berdasarkan pertimbangan subjektif. Diskriminasi juga dapat
menghancurkan fondasi kehidupan sosial yang dapat
menimbulkan perpecahan.
Dengan adanya diskriminasi masalah akan menjadi
berlarut-larut sertra tidak menutup kemungkinan akan
memunculkan masalah baru di dalam satu kelompok
masyarakat, negara bahkan dunia.
148

6. Scene 6 (Pekerja Paksa)


Pekerja paksa yang salah satunya di lakukan oleh
tentara Jepang terhadap Indonesia dimulai pada tahun 1942
hingga 1945. Tentara Jepang yang pada saat itu di pimpin
oleh Letjen Hitoshi Imamura, merekrut masyarakat desa yang
sebagian besar seorang petani untuk dijadikan pekerja paksa
(Romusha). Perlakuan sangat kejam dilakukan oleh tentara
Jepang terhadap pekerja di Indonesia, mereka tidak segan-
segan untuk menganiaya, menyiksa bahkan membunuh para
pekerja yang tidak menuruti perintah atau melawan.
Dalam perpektif Islam sendiri kekerasan merupakan
perbuatan yang dilarang, baik kepada sesama Muslim atau
sesama manusia yang berbeda agama dan keyakinan. Sebagai
mana dijelaskan dalam al-Qur‘an Surat Hud: 18 Allah SWT
berfirman:
َ ّٰ َ ّٰ ُ َ َ َ َ
ًۙ ‫ْلا ل ْعىت الل ِه َعلى الظ ِل ِم ْين‬
Artinya:
“Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang
yang zalim.” (QenghanS. Hud: 18).

Dan sebagaimana yang dijelaskan dalam hadist dari


Jabir radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu
alaihi wasalam bersabda:
َ ‫اث ْيى َم الق‬ ُّ َّ َ َ ْ ُّ
ٌ ‫الظ ْل َم ُظ َلم‬ ُ َّ
‫يامت‬ ِ ‫ ف ِإن‬، ‫اجقىا الظلم‬
Artinya:
149

“Takutlah engkau semua -yakni jauhkanlah dirimu semua


dari perbuatan penganiayaan (zhalim), sebab
sesungguhnya menganiaya itu akan merupakan berbagai
kegelapan pada hari kiamat.” (HR.Muslim).17

Ayat dan hadist diatas sangat jelas melarang perbuatan


aniaya. Dan dalil-dalil yang melarang perbuatan aniaya dan
zalim datang dalam bentuk muthlaq, sehingga perbuatan
aniaya dalam bentuk apapun dan kepada siapa pun terlarang
hukumnya. Bahkan kepada orang kafir dan kepada binatang
sekalipun, tidak diperkenankan berbuat zalim.
Menurut pandangan penulis bahwa pekerja paksa atau
Romusha merupaka perbuatan negatif yang dilakukan oleh
tentara Jepang terhadap masyarakat Indonesia. Romusha
memberikan dampak yang sangat mendalam bagi bangsa
Indonesia walapun Jepang hanya sebentar menjajah. Banyak
pekerja Indonesia yang sangat menderita, kelelahan, kelaparan,
kurus, miskin, terserang penyakit hingga meninggal. Karena
adanya pengawasan dan siksaan yang kejam tidak
berperikemanusiaan.
C. Temuan Penelitian

Analisis Semiotika Representasi Kepemimpinan Jepang Dalam


Film One Piece Series Arc Wano
5.1 Tabel Temuan Penelitian

17
Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al Imam Abu Zakaria, Terjemahan
Riyadhus Shalihin, (Jakarta: Pustaka Amani, 1999) h. 430
150

No. Representasi Kepemimpinan Kepemimpinan


Jepang Jepang Dari Sudut
Pandang Islam
1 Sistem Peneliti Dalam Al-Qur‘an
Kepemimpinan menemukan surah Sad ayat 26
Shogun bahwa adegan ini menjeaskan bahwa
menyajikan tugas pemimpin
gambaran Jepang yakni untuk
yang juga mengambil
menganut keputusan dengan
kepemimpinan adil dan larangan
atau pemerintahan untuk para
shogun, yang pemimpin
berada di pra- mementingkan
modemisasi di era kepentingan diri
feodal (1185- sendiri. Menurut
1603) Jepang di pengamatan penulis,
era feodal (1185- sistem
1603) dari kepemimpinan
Pemerintah Jepang Shogun yang di
mengadopsi terapkan oleh
sistem negara Jepang ini
pemerintahan bisa menjadi suatu
yang sistem
memposisikan kepemimpinan yang
shogun sebagai positif ataupun
pemimpin negatif, tergantung
151

tertinggi dengan bagaimana sifat


kekuasaan penuh pemimpin yang
atas negara, mengenedalikan,
sedangkan kaisar mengatur dan
hanya sebagai menjalankan sitem
lambang kepemerintahan
kepemimpinan Shogun di negara
Amerika Serikat. Jepang ini.

2 Kebijakan Penulis Dalam Al-Qur‘an


Negara menganalisa surah Al-Hujurat
Tertutup bahwa scene ini ayat 13 dijelaskan
(isolasi) – menggambarkan bahwa Allah telah
Sakoku negeri Jepang menciptakan
yang dalam manusia dengan
sejarahnya juga suku-suku dan
pernah menjadi negara-negara yang
negara yang bebeda yang
tertutup yakni bertujuan agar bisa
pada zaman Edo saling mengenal
(1603-1867) satu sama lain tanpa
dimana Jepang ada batas apapun
diperintah oleh dengan perbedaan
keluarga masing-masing.
Tokugawa. Dari analisis
Disebut jaman penulis, kebijakan
152

Edo karena Sukoku yang


pemerintahan dianggap oleh
Keshogunan pemimpin negeri
Tokugawa saat itu Jepang pada saat itu
berpusat di untuk pencegahan
wilayah Edo terhadap pengaruh-
(Tokyo). Lembaga pengaruh agama
shogun ini juga lain dari luar Jepang
dikenal dengan demi menjaga
nama bakufu stabilitas negara,
yang mana
kebijakan Sukoku
ini jika dipandang
dari sudut pandang
Islam sama saja
dengan melanggar
hak-hak masyarakat
Jepang untuk
kebabasan bersosial
dengan orang dari
negara-negara diluar
Jepang serta
melanggar hak
kebebsan beragama
dan berkeyakinan.
Ini sama saja
153

masyarakat Jepang
seperti dipenjara di
dalam negerinnya
sendiri.
3 Kepemimpinan Peneliti Bersumber dari
Yang Tidak mengamati bahwa Hadits yang
Adil scene ini menjelaskan bahwa
menggambarkan pemimpin adalah
beberapa wilayah orang biasa yang
di negeri Jepang terkadang jatuh
yang juga pernah dalam dosa. Ketika
merasakan ketika mereka melakukan
adilan dari maksiat, bahkan
pemimpin dan memerintahkannya,
penguasa yang setiap Muslim pasti
memegang kendali membenci
masyarakat Jepang perbuatan asusila itu
di era Taisho. dan tidak boleh
Kaisar Taisho naik mematuhinya dalam
tahta hal itu. Namun
menggantikan demikian, ia tetap
Kaisar Meiji yang wajib mendengar
meninggal pada dan mematuhinya
1912, sekaligus dalam hal rahmat
menandakan (kebajikan), dan
bermulanya zaman tidak boleh
154

Taisho yang memberontak


terjadi hingga karenanya.
1926. Menurut pandangan
penulis sifat
pemimpin negeri
Jepang pada zama
Taisho ini
merupakan sifat
negatif dari seorang
pemimpin yang
mana dapat
menimbulkan
kesengsaraan bagi
para masyarakat
yang dipimpinnya.
Di dalam sudut
pandang Islam
sendiri sifat
pemimpin yang
seperti ini jelas di
larang, karena sifat
pemimpin yang
menzalimi dan
menyengsarakan
masyarakatnya demi
kepentingan diri
155

sendiri merupakan
perbuatan maksiat.

4 Pemberontakan Peneliti Dari Al-Qur‘an


Samurai mengamati bahwa surah Al-A‘raf ayat
scene ini 33 dijelaskan bahwa
merepresentasikan Allah sangat
pemberontakan melarang perbuatan
para samurai anarkis atau
Satsuma yang merusak tanpa ada
terjadi di negeri alasan yang benar,
Jepang pada tahun salah satunya
1877. melawan pemimpin
Pemberontakan dengan cara
Satsuma juga memberontak, itu
dikenal sebagai sangat dilarang jika
Perang Seinan tidak di dasari
(Jepang: 西 南 戦 dengan alasan yang
争 , Hepburn: benar.
Seinan senso, Menurut pandangan
menyala "Perang penulis
Barat") adalah pemberontakan
pemberontakan sendiri merupakan

samurai yang suatu perbuatan

tidak puas negatif yang

terhadap merugikan semua


156

pemerintah pihak karena dapat


kekaisaran baru, mengakibatkan
sembilan tahun ke perpecahan,
Era Meiji. kerusakan bahkan
pertumpahan darah,
dalam hukum islam
pun pemberontakan
adalah suatu hal
yang dilarang. Akan
tetapi dalam hal ini
jika ada satu pihak
atau kelompok yang
merasa hak nya
tidak terpenuhi atau
dilanggar oleh
seorang pemimpin
lalu tidak dapat
diselesaikan dengan
musyawarah maka
perlwanan dan
pemberontakan
adalah salah satu
jalan untuk menutut
hak-hak yang
dilanggar seorang
pempimpin.
157

5 Wilayah Yang Pengasingan dan Dalam surah Al-


Diasingkan dan diskriminasi yang Hujarat ayat 11
Diskriminasi dialami oleh sangat jelas bahwa
Rakyat Miskin masyarakat di perbuatan
wilayah Okobore diskriminasi atau
dan Ebisu serupa mengolok-olok
dengan apa yang terhadap sesama
dialami oleh manusia sangat
masyarakat Jepang dilarang, karena
yakni kelompok akan banyak sekali
masyarakat dampak negatif
Bukuramin. yang ditimbulkan
Burakumin yang dari perbuatan
secara harfiah diskriminasi, seperti
artinya orang perpecahan,
dusun/desa, menyakiti hati
mereka yang seseorang,
tinggal di menimbulkan rasa
dusun/desa, adalah dendam dan lain-
kelompok yang lain.
tidak tersentuh di Penulis mendapati
Jepang di bagian bahwa diskriminasi
bawah hierarki merupakan hal
sosial tradisional. negatif yang sangat
Burakumin dilarang oleh agama
awalnya etnis Islam maupun
158

Jepang orang agama lain. Karena


dengan pekerjaan jika sikap
dilihat sebagai diskriminatif ini
kegare (kekotoran) sangat dominan
selama zaman maka apa yang
feodal Jepang, mungkin terjadi
seperti algojo, keadilan akan sulit
pengurus jagal, ditegakkan, karena
pekerja, tukang suatu kelompok
daging , atau dalam pengambilan
penyamak kulit. keputusan hanya
berdasarkan
pertimbangan
subjektif.
Diskriminasi juga
dapat
menghancurkan
fondasi kehidupan
sosial yang dapat
menimbulkan
perpecahan.
6 Pekerja Paksa Peneliti Bersumber dari
menganalisi Ayat dan hadist,
bahwa scene ini sangat jelas
menggambarkan melarang perbuatan
apa yang aniaya. Dan dalil-
159

dilakukan oleh dalil yang melarang


pemimpin dan perbuatan aniaya
para tentara dan zalim datang
Jepang terhadap dalam bentuk
masyarakat muthlaq, sehingga
Indonesia dan perbuatan aniaya
Korea. Pekerja dalam bentuk
paksa atau apapun dan kepada
Romusha sebagai siapa pun terlarang
panggilan bagi hukumnya. Bahkan
orang-orang kepada orang kafir
indonesia pada dan kepada binatang
masa penjajahan sekalipun, tidak
Jepang yang diperkenankan
terjadi dari tahun berbuat zalim.
1942 hingga 1945. Menurut pandangan
Kebanyakan penulis bahwa
pekerja romusha pekerja paksa atau
adalah seorang Romusha merupaka
petani, dan sejak perbuatan negatif
Oktober 1943 yang dilakukan oleh
Jepang tentara Jepang
mewajibkan para terhadap masyarakat
petani dijadikan Indonesia. Romusha
romusha. memberikan
dampak yang sangat
160

mendalam bagi
bangsa Indonesia
walapun Jepang
hanya sebentar
menjajah. Banyak
pekerja Indonesia
yang sangat
menderita,
kelelahan,
kelaparan, kurus,
miskin, terserang
penyakit hingga
meninggal. Karena
adanya pengawasan
dan siksaan yang
kejam tidak
berperikemanusiaan.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan

Bedasarkan analisis yang dilakukan peneliti, kesimpulan


ini dibuat sesuai dengan fokus pada rumusan masalah yang
diajukan serta mengacu pada pendekatan teori dan metode
analisis semiotika yang digunakan. Dalam penelitian ini terdapat
enam scene atau cuplikan adegan yang dianalisis menggunakan
presfektif teoritis analisis semiotika Charles Sanders Peirce, yang
menganalisis teks'pesan media film dalam rangkaian yakni
representament, object dan interpretant, dimana ketiga dari
struktur tanda tersebut merupakan rangkaian yang tidak
terpisahkan dalam upaya untuk menganalisa dan menemukan
bagaimana film One Piece Arc Wano ini merepresentasikan
kepemimpinan Jepang. Maka dapat ditarik kesimpulan atas
permasalahan tersebut sebagaimana uraian berikut:
1. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat beberapa
scene atau adegan yang dianggap penulis terlihat jelas
merepresentasikan kepemimpinan Jepang yang ditunjukkan
melalui dialog dan gambar, karakter, perilaku serta budaya
yang ada didalam cuplikan atau film tersebut. Dimulai dari
sistem kepemimpinan atau pemerintahan negeri Wano yang
menganut sistem kepemimpinan Shogun, sifat
kepemimpinan yang positif dan negatif sampai kebijakan-
kebijakan dan keputusan pemimpin yang merepresentasikan
kepemimpinan yang pernah di alami negeri Jepang.

161
162

2. Hasil analisis penulis menyimpulkan bahwa film One Piece


Arc Wano yang dikaji tanda-tanda didalam film melalui
analisis semiotika Charles Sander Peirce yang akan
dijelaskan sebagai berikut:
a. Representament
Representamen yang mana dimunculkan dalam
bentuk tanda. Tanda yang dimaksud disiniyaitu berupa
tanda yang diartikan dengan panca indera maupun dengan
pikiran ataupun perasaan. Didalam film One Piece Arc
Wano tanda yang dimuncuklan mengenai kepemimpinan
Jepang secara umum berupa sistem kepemimpinannya yang
menganut sistem kekaisaran dan keshogunan. Selain itu
terdapat juga tanda yang merujuk kearah kebudayaan
Jepang itu sendiri, seperti pakaian, senjata dan lain
sebagainya.
b. Object
Object merupakan sesuatu yang dirujuk oleh tanda.
Hal ini mengacu kepada apa yang dilakukan oleh tokoh
yang terdapat didalam setiap scene didalam film One Piece
Arc Wano. Contohnya seperti, kebijakan negara tertutp
yang dilakukan oleh Shogun, pemberontakan para samurai
serta, diskriminasi yang dilakukan petinggi negara atau
masyarakat elit terhadap rakyat miskin dan golongan yang
berbeda.
c. Interpretant
Interpretant merupakan tanda yang ada dalam
163

benak tentang objek yang ditunjuk sebuah tanda. Hal yang


mengacu kepada apa yang terjadi setelah objek yang
dirujuk oleh sebuah tanda. Interpretant yang terdapat pada
film One Piece Arc Wano contohnya kebijakan negara
tertutup yang dilakukan oleh Shogun membuat masyarakat
negeri Wano tidak bisa berinteraksi dengan orang dari
negara lain dan tidak tau menau tentang apa yang sedang
terjadi di dunia, pemberontakan yang dilakukan para
samurai diakibatkan karena sang pemimpin tidak adil dan
kejam terhadap golongan samurai sehingga mereka merasa
keberadaannya terancam didalam negerinya
sendiri,diskriminasi yang terjadi di negeri Wano akibat
pemimpin yang membagi golongan-golongan bedasarkan
klaster ekonomi masyarakat sehingga mereka yang berada
di kasta teringgi merasa berhak menghina orang-orang yang
berbeda golongan dengan mereka.

B. Saran

Sesudah melalui proses analisis serta menciptakan hasil


penetitian mengenai representasi kepemimpinan Jepang dalam
Film One piece arc Wano, peneliti memberikan sebagian saran
buat untuk berbagai pihak. Saran yang penulis berikan yakni
sebagai berikut:
1. Kepada pihak perfilman Jepang dan kreator cerita One
Piece, hendaknya bisa membuat cerita yang mengadaptasi
sejarah, isu dan tokoh-tokoh besar yang ada di dunia agar
para penonton bisa lebih teredukasi dengan film-film anime
164

Jepang serta bisa terus menghasilkan karya yang lebih baik


sehingga bisa menginspirasi banyak penonton dan
masyarakat melalui film-film berkualitasnya.
2. Bagi akademisi, diharapkan ada penelitian lebih lanjut dan
mendalam tentang analisis semiotika yang bertujuan untuk
menggali dan mencari makna sesungguhnya terhadap suatu
tanda atau simbol. Karena pastinya, akan ada perbedaan-
perbedaan pendapat yang muncul, hingga takutnya akan
menciptakan kekacauan, untuk itu penelitian ini diharapkan
dapat menjadi acuan dalam menginformasikan hal-hal yang
tidak diketahui masyarakat, yakni melalui bidang akademisi
dan penelitian model ini.
3. Bagi penonton, diharapkan untuk lebih teliti melihat makna
sebuah tayangan jangan hanya menonton untuk hiburan
semata. Karena banyak pesan-pesan yang bisa diambil
untuk membuat kita lebih baik lagi. Carilah tontonan yang
bisa memberikan perubahan yang lebih baik untuk kita.
Baik untuk pengembangan karakter, cara berpikir, dan yang
tidak kalah penting adalah akhlak. Jauhi tontonan yang
tidak bermanfaat apalagi banyak mudharatnya.
.
DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta : Amzah.

Amir Piliang, Yasraf. 1992. Serba-Serbi Semiotika. Jakarta:


Gramedia.

Arifin, Anwar. 2011. Sistem Komunikasi Indonesia, Cet 1


Bandung: Sembiosa Rekatama Media.

Arikunto, Suharsini. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta:


Bumi Aksara.

Asnawir & Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran.


Jakarta: Ciputat Pers.

Audah, Abdul Qadir. al-Tasyrī’ al-Jinā’ī al-Islāmī Muqāran bi


al-Qānūn alWaḍ’ī, diterjemahkan: Ensiklopedi Hukum
Pidana Islam, Jilid V. (terj: Tim Tsalisah), Bogor: PT.
Kharisma Ilmu.

Bellah, Robert N. 1992. Religi Tokugawa Akar-akar Budaya


Jepang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Buck, James H. 1973. "The Satsuma Rebellion of 1877. From


Kagoshima Through the Siege of Kumamoto Castle".
Monumenta Nipponica.

Budiman, Kris . 2011. Semiotika Visual. Yogyakarta: Jalasutra

Burton, Graeme. 2008 Yang Tersembunyi Di Balik Media


(Pengantar Kepada Kajian Media). Yogyakarta :
Jalasutra.

Depdiknas. 2015. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka.

Effendy , Onong Uchjana. 1986. Dimensi-Dimensi Komunikasi.

165
166

Bandung: Alumni.

Elvinaro, Erdianto. 2007. Komunikasi Massa (Suatu Pengantar


edisi revisi). Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.

Ghony, M Djunaidi dan Fauzan Almanshur. 2016. Metode


Penelitian Kualitatif. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kulitatif. Jakarta:


Bumi Aksara.

Hall, Stuart. 2003. “The Work of Representation.”


Representation: Cultural Representalion and Signifying
Practices. Ed. Stuart Hall. London: Sage Publication.

Heider, Karl. 1991. National Culture On Screen, Indonesia


Cinema: University Of Hawaii Press.

H. Hoed, Benny. 2014. Semiotik & Dinamika Sosial Budaya,


Depok: Komunitas Bambu.

Holsti, K.J. 1992. International Politics: A Framework for


Aanalysis. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Ishii, Ryosuke. 1988. Sejarah Institusi Politik Jepang. Jakarta:


PT. Kinta.

Isnaeni, Hendri. f & Apid. 2008. Romusha “Sejarah yang


terlupakan 1942- 1945”. Yogyakarta: Ombak.

Lexy J. Moloeng. 1997. Metodologi Penelitian Kualitatif.


Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna.


Jakarta: Prenada Media Group.

MaeWilliams, Mark W. 2008. Japanese Visual Culture. New


167

York: M.E. Sharpe.

Muhtadi, Asep S dan Sri Handayani. 2000. Dakwah


Kontemporer: Pola Alternatif Dakwah Melalui TV.
Bandung: Pusdai Press.

Mulyana, Dedy. 2006. Metode Penelitian Komunikas. Bandung:


Remaja Rosda Karya.

Nawawi, Hadari. 1993. Kepemimpinan Menurut Islam.


Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Oda, Eiichiro. 2009. One Piece. Jakarta: Elex Media


Komputindo.

Paik, Christopher. 2017. Membatasi Samurai: Pemberontakan


dan Perpajakan di Jepang Modern Awal. Studi
Internasional Triwulanan.

Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta:


LKiS.

Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif


Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Pratista, Himawan. 2008. Memahami Film. Yogyakarta:


Homerian Pustaka.

Rakhmat, Jalaluddin. 1995. Metode Penelitian Komunikasi,


Bandung: Remaja Rosda Karya.

Ranang. 2010. Anime Kartun: Analog sampai digital. Jakarta: PT


Bina Aksara.

Sarwat, Ahamd. 2011. Seri Fiqih Kehidupan : Seni Olahraga


Hiburan. Jakarta: DU Publishing.

Sasaki, Mizue. 1995. View of Today’s Japan. Tokyo: Aruku.

Seto Wahyu Wibowo, Indiwan. 2013. Semiotika Komunikasi:


168

Aplikasi Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi.


Edisi Kedua. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Situmorang, Hamzon. 1995. Perubahan Kesetiaan Bushi dari


Tuan kepada Keshogunan dalam Feodalisme Zaman Edo
di Jepang (1603-1868). Medan : USU Press.

Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media Suatu Analisis Untuk


Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing,.
Bandung: PT. Rosdakarya.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D. Bandung : Alfabeta.

Suherman, Eman. 2004. Dinamika masyarakat jepang dari masa


edo hingga pasca perang dunia II. Vol.16, No.2 Jurnal
Humaniora.

Sumarno, Marseli. 1996. Dasar-Dasar Apresiasi Film. Jakarta:


Gramedia.

Suradjaja. I Ketut. 1984. Pergerakan Demokrasi Jepang. Jakarta:


PT. Karya Unipress.

Syekh M. Yusuf Qardhawi. 1992. Halal Haram Dalam Islam


(alih bahasa H. Mu‘ammad Hamidy) Surabaya : PT. Bina
Ilmu.

Tatang, Amirin M. 1995. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta:


Raja Grafika Persada.

Tempo, 2019. Cerita Pilu Korban Kerja Paksa Romusha Jepang.


Jakarta: Tempo Publishing.

Tinarbuko, Sumbo. 2013. Semiotika Komunikasi Visual.


Yogyakarta: Jalasutra.

Utomo, Cahyo Budi. 1995. Dinamika Pergerakan Kebangsaan


Indonesia “Dari Kebangkitan Hingga Kemerdekaan”. Semarang:
IKIP Semarang Press.
169

Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al Imam Abu Zakaria. 1999.


Terjemahan Riyadhus Shalihin. Jakarta: Pustaka Amani.

Yusa Biran, Misbach. 2009. Sejarah Film 1900-1950 Bikin Film


di Jawa. Jakarta: Komunitas Bambu.

Vera, Nawiroh. 2015 Semiotika Dalam Riset Komunikasi. Bogor:


Penerbit Ghalia Indonesia.

LAINNYA
Chusnawati, Erly Hanif. 2014. Analisis Makna Perubahan Diri
Pada Pembaca Manga. Skripsi. Fakultas Psikologi,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Irianto, Agus. 2010. Studi Analisis Isi Tentang Adegan Kekerasan


Dalam Serial Televisi Animasi Jepang Naruto Shippunden
Yang Ditayangkan Di Global TV Periode Bulan November
2010, Jurnal Kekerasan Dalam Serial Televisi. Vol.5 ,
No.2, 70-30

The Messenger. 2011. Kajian Media Massa: Representasi Girl


Power Wanita Modern Dalam Media Online. Gita
Aprinta, Vol. II No.2 Junal Kajian Media Massa,
Universitas Pendidikan Indonesia, Edisi Januari.

Yudiatmaja, Fridiyana. 2013. “Kepemimpinan : Konsep, Teori,


dan Karakternya”, Jurnal Undiksha Vol. 12 No. 2.
INTERNET
Adiwijaya, Setiawan. 2015. Serial Manga One Piece Raih
Guinness World Record, diakses pada 19 Februari 2010.
Dari
(https://m.tempo.co/read/news/2015/06/17/118675768/seria
l-manga-one-piece-raih-guinnesworldrecord)

Arimura, Sen. "The History of Kamagasaki: After 1945,"


Kamagasaki Community Regeneration Forum, diakses pada
170

10 Oktober 2020 dari (www.kamagasaki-


forum.com/en/index.html)

Hadist Riwayat Muslim no. 1855, Ahmad 4/24, dan ad-Darimi


no. 2797, dari Auf bin Malik al-Asyja‘i radhiyallahu ‗anhu,
di akses pada 1 November 2020 dari
(https://asysyariah.com/hubungan-antara-rakyat-dan-
pemerintah-dalam-pandangan-islam/)

https://en.wikipedia.org/wiki/One_Piece_(TV_series) One Piece


(TV Series) diakses pada 1 Agustus 2020.

https://myanimelist.net/character/305/Sanji “Sanji” diakses pada


10 Agustus 2020.

https://myanimelist.net/character/309/Chopper_Tony_Tony?q=C
hopp “Chopper Tony Tony” diakses pada 10 Agustus
2020.

https://myanimelist.net/character/40/Luffy_Monkey_D?q=luffy
“Monkey Luffy D.” diakses pada 10 Agustus 2020.

https://myanimelist.net/character/5627/Brook “Brook” diakses


pada 10 Agustus 2020.

https://myanimelist.net/character/61/Robin_Nico?q=Nico
“Robin Nico” diakses pada 10 Agustus 2020.

https://myanimelist.net/character/62/Zoro_Roronoa?q=zoro
“Zoro Roronoa” diakses pada 10 Agustus 2020.

https://myanimelist.net/character/64/Franky?q=frank “Franky”
diakses pada 10 Agustus 2020.

https://myanimelist.net/character/723/Nami?q=nami “Nami”
diakses pada 10 Agustus 2020.

https://myanimelist.net/search/all?q=Ussop “Usopp” diakses


pada 10 Agustus 2020.
171

Hohenwarter, Stefan. “One Piece Stampede Kritik: Der Stärkste


Der Welt” dalam (https://www.beyondpixels.at/one-piece-
arc-wano-kritik-der-staerkste-der-welt/) diakses pada 29
Agustus 2020.

Juliastuti, Nuraini. Representasi, Newsletter KUNCI No. 4, Maret


2000. Dalam
(http://kunci.or.id/esai/nws/04/representasi.htm) Diakses
pada 19 Februari 2020.

You might also like